.

.

.

Kyoura

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

Highschool DxD by Ichiei Ishibumi

Fate / Stay Night by Type-Moon

Pair :

… x …

Rate : T

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, dan Romance

Warning : Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Bashing Chara, Mini Harem, Original & Other Character, dan Out of Character.

Senin, 23 Desember 2020

Kanda Heisei St, Tokyo

Namikaze Mansion

19.00 PM

.

Di suatu rumah besar yang dihuni oleh satu keluarga beserta para pembantu yang bekerja di rumah tersebut, terdapat seorang laki-laki yang memiliki rambut berwarna kuning dan memiliki gaya rambut acak-acakan sedang berada di dalam kamarnya. Ia sedang berbaring di kasur sembari memegang handphone kesayangannya, dan memandang langit-langit kamarnya. Setelah itu, ia pun mengambil airpods miliknya dan menggunakan airpods itu sembari menyetel lagu milik Unknown Brain yang berjudul Why Do I yang sudah berada di penyimpanan handphonenya.

.

PoV on.

Perkenalkan namaku adalah Uzumaki Naruto, umurku 17 tahun. Aku adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayahku adalah CEO perusahaan dari Namikaze Coorporation yang bernama Namikaze Minato, sementara Ibuku adalah aktris yang bernama Uzumaki Kushina yang sekarang berubah nama menjadi Namikaze Kushina setelah pernikahannya dengan ayahku, Saudara-saudaraku? Yang pertama adalah Kakakku Namikaze Karin yang berumur 18 tahun, kemudian Adikku Namikaze Menma yang berumur 16 tahun, dan Adikku yang terakhir Namikaze Naruko yang juga berumur 16 tahun. Jika kalian ingin tau, Menma dan Naruko hanya berbeda 5 menit dalam proses melahirkan nya. Dan mengapa diriku memperkenalkan diri dengan nama Uzumaki bukan Namikaze? Itu dikarenakan diriku selalu di abaikan oleh kedua orang tuaku, mereka selalu memprioritaskan saudaraku yang lain kecuali diriku. Ini bukan semata-mata diriku egois untuk menyita semua perhatian mereka pada saudara-saudaraku, pada kenyataannya mereka selalu saja memprioritaskan saudaraku yang lain. Mulai dari perhatian, pembelian benda favorit saudara-saudaraku, bahkan sampai liburan pun diriku selalu tidak pernah diajak ataupun ulang tahun diriku yang selalu tidak pernah dirayakan. Bahkan untuk sekaliber membeli handphone milikku ini, aku harus menabung penuh selama 3 sampai 6 bulan dibandingkan mereka yang hanya tinggal meminta kepada orang tuaku, kemudian barang nya akan datang dan diterima oleh mereka secara langsung. Sungguh miris kan kehidupanku? Bahkan diriku yakin, tidak ada anak lain yang ingin menjadi seperti diriku, yang hidup sebagai keluarga kasta atas tapi tidak mendapat perhatian dari orang tuaku sendiri. Tapi yang pasti, kalian akan dapat mengetahui kisahku ini nantinya.

Naruto PoV end.

.

Selasa, 24 Desember 2020

07.00 AM

.

Di pagi hari yang cerah di Konoha, dimana pada hari ini para pelajar sedang menikmati liburan akhir semester setelah ujian berlangsung. Terlihat di rumah milik keluarga Namikaze yang sedang berbenah-benah untuk mempersiapkan liburan mereka ke suatu tempat. Naruto yang baru bangun dari tidurnya segera membersihkan diri, berpakaian rapi, kemudian turun ke lantai dasar dengan mengantongi handphone dan airpods kesayangan miliknya.

Setelah sampai di lantai bawah, tak lama kemudian kedua mata birunya melihat sosok ayahnya yang sedang memasukkan tas besar berisi pakaian keluarganya, beberapa kotak makanan, dan beberapa kursi panjang lipat ke bagasi mobil.

"Tou-san! Kalian terlihat sedang mempersiapkan sesuatu, kalian ingin pergi ke mana? " ucap Naruto.

Seketika Minato pun menoleh kepadanya sembari tersenyum sinis, dan menjawab "Kami ingin pergi berlibur," lanjutnya secara singkat.

Kemudian Naruto berkata, "Bolehkah aku ikut?"

Sementara Minato tidak menjawab, melainkan pergi ke lantai atas. Beberapa menit kemudian, ia pun turun ke lantai dasar dengan membawa tas milik Naruto yang berisi barang-barang, pakaian, dan buku-buku pelajaran milik Naruto. Tetapi Minato tidak memasukkan tas tersebut ke dalam bagasi mobil, melainkan ia meletakkan tas tersebut di depan pintu rumah.

Kemudian Minato berkata, "Kau tidak ikut. Hanya kami yang akan pergi berlibur, sementara kau pergilah dari rumah ini! Aku merasa muak melihatmu setiap hari disini."

"Tapi, mengapa?" ucap Naruto.

"Sudah kubilang, Tou-san sudah muak dengan kehadiranmu di rumah ini. Entah kenapa aku paling membencimu dibandingkan anak-anakku yang lain." ucap Minato.

Tiba-tiba Kushina datang dengan senyuman sinis yang terpatri di wajah cantiknya dan menimpali ucapan Minato, "Itu benar Naruto, Kaa-san pun juga merasakan hal yang sama dengan Tou-sanmu itu."

Di belakang Kushina tampak terlihat saudara-saudara Naruto yang hanya bisa melihat pengusiran Naruto dengan berbagai ekspresi. Mulai dari Karin yang terlihat cuek, Menma yang terlihat senang, dan Naruko yang terlihat sedih namun dirinya masih bisa menutupi ekspresinya dengan baik.

'Naruto-nii …,' pikir Naruko sedih. Kemudian ia langsung pergi menuju ke kamarnya untuk melepaskan kesedihannya.

Sementara itu, Naruto yang terdiam setelah mendengar perkataan ayah dan ibunya, kemudian mengacak-acak rambutnya secara pelan sehingga membuat poni rambutnya menutupi matanya, selanjutnya ia pun berkata, "Baiklah Tou-san, Kaa-san, sesuai perintahmu. Aku akan meninggalkan rumah dan keluarga busuk ini," lanjutnya dengan nada yang sangat dingin.

Setelah itu, Naruto pun mengambil tas miliknya yang sebelumnya sudah diletakkan di depan pintu rumah oleh Minato, kemudian ia berjalan menuju gerbang depan rumahnya. Sebelum berjalan menuju gerbang depan rumahnya, ia sempat menoleh ke arah belakang sebentar dengan tatapan mematikan yang seolah-olah akan menghancurkan apapun yang mengganggunya nanti. Kemudian ia mulai berjalan untuk keluar dari kediamannya itu.

'Apapun itu bentuknya, aku akan menghancurkan kalian. Jika kalian mengganggu diriku lagi,' pikir Naruto dengan penuh dendam dan ambisi.

.

.

Daimon St, Tokyo

07.15 AM

.

Setelah di usir dari rumah, kini Naruto berjalan sembari membawa tas besar berisi barang-barang miliknya. Ia hanya membawa sedikit uang dari rumahnya, bahkan tadi pagi ia tidak sempat sarapan setelah membersihkan diri. Naruto pun bingung bagaimana ia akan tinggal nantinya. Sebenarnya ia bisa saja menelepon sahabat-sahabatnya, tetapi ia tidak ingin mengacaukan hari liburan mereka. Ia masih menghormati para sahabatnya, begitu pun dengan waktu liburan mereka. Naruto tidak ingin mengganggunya sama sekali, kecuali jika dirinya bertemu dengan teman dekat ataupun sahabatnya di suatu tempat.

'Aku harus tinggal dimana? Aku tidak ingin mengganggu waktu liburan sahabat dan teman-temanku. Tetapi justru sekarang nasibku seperti ini,' pikir Naruto.

Teringat ia hanya membawa sedikit uang dari rumah, maka ia pun memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang. Karena masih pelajar, sulit untuk dirinya mencari pekerjaan. Maka dari itu, ia pun menjual buku-buku tulis, pakaian dan barang-barang lain miliknya kecuali seragam sekolah, handphone, dan airpods miliknya.

Selagi Naruto berpikir untuk menjual barang-barang miliknya, dan bingung ingin menemukan tujuan ia pergi setelah pengusirannya, secara tidak sengaja ia menabrak seseorang sampai terjatuh. Setelah meletakkan tasnya, Naruto pun langsung membantu orang tersebut.

"Ojii-san, kau tidak apa apa?" ucap Naruto sembari mengulurkan tangan untuk membantu orang tersebut.

Orang tersebut kemudian menerima uluran tangan Naruto yang hendak berniat untuk membantu dirinya sembari berkata, "Aku tidak apa-apa," kemudian ia bangun dari jatuhnya dan melanjutkan perkataannya, "Dan jangan panggil aku Ojii-san anak muda, umurku masih 22 tahun, namaku Umino Iruka," setelah itu ia memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangan kepada Naruto untuk bersalaman secara formal.

Setelah membantu orang tersebut, Naruto pun melontarkan ucapan permintaan maaf sembari memperkenalkan dirinya juga, "Maafkan aku karena telah menabrakmu tadi Umino-san, aku tengah melamun tadi. Dan perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto. Jangan terlalu formal dalam memanggilku, aku benci keformalan," balas Naruto yang kemudian berjabat tangan dengan Iruka.

"Baiklah Naruto," jawab Iruka. Kemudian ia pun melihat tas milik Naruto yang diletakkan tidak jauh dari posisi ia jatuh tadi dan berkata, "Kau membawa apa Naruto? Barang bawaan yang berada didalam tas milikmu terlihat banyak sekali," tanya Iruka.

"Aku hanya membawa pakaian dan barang-barang milikku yang ingin kujual nantinya. Tetapi aku bingung, di mana aku harus menjual barang-barang milikku ini. Aku tidak mengetahui tata cara penjualan yang benar," kilah Naruto. Karena pada kenyataannya, dirinya hanyalah seorang pelajar yang belum diperkenankan untuk bekerja.

"Begitu ternyata … bagaimana jika kau ikut aku ke pasar? Kebetulan aku memiliki toko penjualan baju disana. Dan aku bisa membantu mengatasi kekuranganmu dalam menjual pakaian dan barang-barangmu itu," tawar Iruka.

Naruto yang mendengar itu pun tersenyum kemudian berkata, "Baiklah Umino-san, aku ikut."

"Panggil saja Iruka, aku juga membenci keformalan sama seperti dirimu itu Naruto,"

"Baiklah Iruka-san," ucap Naruto.

Setelah itu, Naruto mengikuti Iruka yang mengambil mobilnya yang terparkir di suatu parkiran yang berada di sekitar Daimon St. Beberapa saat kemudian, Iruka pun masuk ke dalam mobil BMW X1 miliknya. Kemudian ia pun menyuruh Naruto yang masih berada di luar untuk meletakkan tas miliknya di bagasi mobil.

"Hoi Naruto, taruh saja tas milikmu di bagasi mobil!" ucap Iruka sedikit keras dari dalam mobil.

"Baik Iruka-san!" ucap Naruto. Selanjutnya, Naruto pun membuka bagasi mobil dan meletakkan tas nya disana. Selagi Naruto meletakkan tas miliknya di bagasi, ia pun berpikir untuk menyembunyikan seragam sekolah dan buku-buku pelajaran miliknya. 'Hmm aku harus menyembunyikan seragam sekolah dan buku-buku pelajaran milikku. Tapi dimana?' batin Naruto.

'Berpikir Naruto, berpikir …,' pikir Naruto, kemudian ia tersenyum senang setelah menemukan sebuah plastik besar yang dapat digunakan untuk memasukkan seragam sekolah dan buku-buku pelajaran miliknya. Dan ia pun menyembunyikan seragam sekolah dan buku-buku pelajaran miliknya yang sudah dimasukkan kedalam plastik besar tersebut di bawah kursi belakang mobil. Setelah menyembunyikannya, Naruto pun menutup pintu bagasi mobil, kemudian ia pun masuk ke dalam mobil.

"Sudah kau masukkan tas milikmu ke bagasi Naruto?" tanya Iruka.

"Sudah Iruka-san," balas Naruto

Iruka yang mendengar itu pun mengangguk, ia pun menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarai mobilnya untuk keluar dari areal parkiran yang berada di Daimon St. Iruka pun mulai mengendarai mobilnya menuju Hibiya Central Market yang letak nya tidak terlalu jauh dari Daimon St.

.

.

Skip Time

Hibiya Central Market, Tokyo

07.45 AM

.

Setelah sampai di pasar, Iruka kemudian memarkirkan mobilnya di parkiran basement yang berada di pasar tersebut. Setelah itu, Naruto pun keluar dari mobil dan menuju ke arah bagasi mobil untuk mengambil tas miliknya. Sementara Iruka keluar dari mobil, kemudian menunggu Naruto yang sedang mengambil tas miliknya.

Tidak lama kemudian, Naruto pun menghampiri Iruka dengan menggendong tas miliknya, "Sudah Iruka-san."

Iruka yang mendengar itu pun kemudian mengunci mobilnya, dan berkata, "Ok Naruto, ikuti aku," ucap Iruka. Dan ia pun mulai berjalan menuju Lift yang berada di parkiran basement tersebut dengan Naruto yang mengikutinya dari belakang.

Beberapa menit kemudian. Naruto dan Iruka pun sudah tiba di toko milik Iruka yang berada di dalam pasar itu. Kemudian Iruka memperkenalkan toko miliknya tersebut, "Ini adalah toko milikku, namanya adalah Iruka Store. Mari masuk Naruto," ajak Iruka, kemudian ia memasuki toko miliknya itu.

'Toko milik Iruka-san besar sekali …," pikir Naruto sembari mengikuti Iruka ke dalam toko milik Iruka tersebut.

Setelah Iruka dan Naruto masuk ke dalam toko tersebut, kemudian salah satu pegawai perempuan pun memberikan salam kepada mereka, "Selamat datang Danchou-sama dan pemuda-san. Ada yang bisa saya bantu?"

"Shizune-chan … sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu. Geez, aku benci keformalan," keluh Iruka.

"Tidak bisa Danchou-sama, karena kau merupakan pimpinan kami dalam mengerjakan pekerjaan disini,"

"Hahh … terserah kau saja lah Shizune-chan. Berbicara soal penawaranmu tadi untuk membantu, bisakah kau bantu dia? Ia ingin menjual pakaian miliknya, tetapi ia tidak mengetahui tata cara penjualan yang benar. Jadi, aku meminta tolong padamu untuk menjualkan pakaian yang dibawa oleh pemuda ini," jelas Iruka sambil menunjuk Naruto yang ada di sebelahnya.

"Baik Danchou-sama. Sebelum itu, siapa dia? Aku baru melihatnya pertama kali disini," beo Shizune.

Kemudian Iruka memperkenalkan Naruto dan Shizune secara bergantian sembari menjelaskan ulang untuk saling mengenal masing-masing lebih rinci lagi, "Shizune-chan, pemuda ini bernama Uzumaki Naruto. Aku mengenalnya di jalan tadi setelah ia tidak sengaja menabrakku. Dan ia membawa tas penuh pakaian miliknya, dan menjelaskan bahwa ia ingin menjual pakaian miliknya. Tetapi ia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tata cara penjualan yang benar," jelas Iruka. Kemudian ia melanjutkan, "Dan Naruto, wanita ini bernama Shizune. Ia adalah asisten dan karyawan pertamaku di toko ini sekaligus istriku. Ia sudah bekerja di toko ini selama satu tahun setelah toko ini dibuka, dan ia selalu membantuku jika sangat diperlukan," jelas Iruka lagi.

Naruto dan Shizune yang mendengarkan penjelasan dari Iruka pun mengangguk, kemudian saling bersalaman secara formal untuk memperkenalkan diri masing-masing.

"Uzumaki Naruto, panggil saja Naruto. Dan jangan panggil aku dengan terlalu formal, aku benci keformalan,"

"Namaku Shizune. Baiklah Naruto, hihihi," jawab Shizune disertai dengan sebuah tawa kecil dikarenakan ia merasa Naruto sama seperti suaminya, sama-sama membenci keformalan.

Iruka yang melihat itu pun tersenyum, dan berkata, "Baiklah karena tugasku sudah selesai. Naruto, aku ingin pergi ke ruanganku. Kau mau ikut denganku atau ingin menunggu di ruang tunggu saja?" tawar Iruka.

"Aku akan menunggu di ruang tunggu saja Iruka-san. Aku baru pertama kali disini, mana mungkin aku lancang untuk masuk ke ruang pimpinan toko ini hehehe," jawab Naruto sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah Naruto. Dan Shizune-chan, urusan Naruto kuserahkan padamu. Setelah urusan Naruto selesai, kau boleh istirahat, kemudian kau bisa melanjutkan pekerjaanmu lagi," ucap Iruka.

"Baik Danchou."

Setelah itu, Iruka pun mulai berjalan dan masuk ke ruangan miliknya, dan meninggalkan Naruto dan Shizune di belakang. Selanjutnya, Shizune pun mengajak Naruto ke tempat yang masih belum terdapat pakaian yang digantung untuk dijual kepada pelanggan.

Setelah sampai, Naruto memberikan tas berisi pakaian miliknya tersebut kepada Shizune, kemudian ia berkata, "Bolehkah aku membantumu Shizune-san?"

"Boleh saja Naruto."

Dengan sedikit Intruksi kepada Naruto, Shizune yang dibantu oleh Naruto mulai menempelkan label yang berisikan jenis dan harga yang cocok untuk pakaian-pakaian Naruto, kemudian mereka berdua menggantung baju yang sudah dilabeli dengan baik di tempat yang tersedia.

"Masih ingin membantu lagi Naruto?"

"Sudah jelas aku masih ingin membantu," ucap Naruto dengan penuh semangat.

Shizune yang mendengar itu pun berpikir, 'Pemuda ini cukup bersemangat untuk mempelajari hal-hal yang tidak ia ketahui …,'

"Baiklah Naruto, tunggu disini sebentar. Aku akan mengambil pakaian karyawan untuk kau belajar secara langsung mengenai tata cara penjualan yang baik dan benar," ucap Shizune.

Naruto pun hanya mengangguk, kemudian Shizune pergi ke ruang karyawan untuk mengambil satu pasang pakaian khusus karyawan Iruka Store yang akan digunakan Naruto untuk belajar nantinya. Tak lama kemudian, Shizune pun kembali dengan satu pasang pakaian yang ia bawa dari ruang karyawan dan memberikannya kepada Naruto.

"Gantilah pakaianmu dengan seragam ini Naruto, anggap saja ini adalah sebuah awal dalam latihan dirimu bekerja."

"Baiklah Shizune-san," jawab Naruto. Setelah itu Naruto pun pergi ke toilet untuk mengganti pakaian miliknya. Tidak lama kemudian, Naruto sudah kembali dengan membawa pakaian awalnya yang sudah dilipat rapi, dan dirinya menggunakan seragam karyawan yang Shizune berikan. Sebelum menghampiri Shizune, ia menaruh handphone dan airpods miliknya di dalam tas yang ia bawa dari rumah. Setelah itu, ia pun menghampiri Shizune.

"Kau sudah siap Naruto?"

"Sudah Shizune-san."

"Baiklah, mari bekerja," ucap Shizune.

"Ok Shizune-san, mohon bantuannya," balas Naruto.

Sementara Shizune pun hanya mengangguk. Dengan berbagai intruksi kepada Naruto, Shizune bersama Naruto mulai melayani pelanggan yang datang ke toko dengan baik. Dan Naruto pun mulai menemukan pengalaman pertama dirinya dalam melakukan suatu pekerjaan. Mereka pun bekerja hingga waktu sore hari bersama karyawan-karyawan lainnya.

.

.

Skip Time

Yuigahama Beach, Kanagawa Prefecture

09.00 AM

.

Setelah sampai di pantai, Minato kemudian memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang berada disekitar pantai tersebut. Setelah mobil diparkirkan, Kushina, Karin, Menma, dan Naruko bertugas memindahkan dan menata barang bawaan yang mereka bawa dari rumah. Namun, ada hal yang janggal dibalik itu semua. Yakni ekspresi Naruko yang tidak terlihat ceria, dan terkesan memasang wajah datar yang bisa ia tutupi dengan baik. Berbeda dengan keluarganya yang antusias dan ceria untuk menikmati hari liburan mereka.

Setelah selesai menyiapkan barang yang dibawa. Minato dan Kushina pun pergi untuk berenang, begitu pun Menma. Yang tersisa di kursi panjang lipat hanyalah Karin dan Naruko saja.

"Kau tidak berenang Imouto?" tanya Karin.

"Tidak Karin-nee. Aku sedang malas," jawab Naruko.

"Daritadi kau terlihat sedang memikirkan sesuatu, dan ekspresimu tampak tidak menikmati liburan ini," duga Karin.

'Bagaimana ia bisa tahu?' pikir Naruko. Kemudian ia berkata, "Tidak kok Nee-san, aku memang sedang malas saja hehehe," kilah Naruko sembari menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Aku kira kau masih memikirkan soal pengusiran Naruto tadi pagi."

"Tidak kok Karin-nee …," kilah Naruko lagi.

Setelah itu keheningan tercipta diantara Karin dan Naruko, mereka tidak berbicara sama sekali, melainkan mereka sibuk melakukan kesibukan masing-masing. Karin yang sibuk memainkan Handphone miliknya, sementara Naruko sibuk melamun memikirkan Naruto. Ia masih sangat sedih soal pengusiran Naruto tadi pagi. Namun ia tidak bisa membantah perintah mutlak Minato yang sudah mengusir Naruto dari rumah, dan ia tidak dapat berbuat apa-apa. Dirinya hanya bisa memikirkan dan mendoakan yang terbaik untuk Naruto.

'Kuharap kau baik-baik saja Nii-chan …, dan kuharap, aku bisa kembali bertemu kembali denganmu…,' pikir sedih Naruko.

.

.

Skip Time

Hibiya Central Market, Tokyo

Iruka Store

20.00 PM

.

Sementara di sisi lain, toko milik Iruka akan ditutup. Karyawan lainnya pun sudah izin untuk pulang ke kediamannya masing-masing, yang tersisa di dalam toko hanyalah Naruto, Shizune, dan Iruka. Naruto dan Shizune yang telah selesai bekerja sedang beristirahat sejenak setelah melakukan pekerjaan mereka. Pekerjaan ini tergolong berat untuk sekaliber pelajar seperti Naruto, karena ini adalah kali pertamanya ia mencoba mencari sebuah pengalaman bekerja walau ia belum bekerja secara tetap.

"Sudah lelah Naruto?" tanya Shizune.

"Aku cukup lelah Shizune-san. Jujur saja, bagiku ini adalah sebuah pengalaman pertama bekerja yang aku rasakan. Aku cukup senang pakaianku terjual dengan laris dengan bantuan Shizune-san. Terima kasih Shizune-san atas bantuannya …," jawab Naruto yang disertai ucapan terima kasihnya kepada Shizune. Karena Shizune lah yang menjadi tutor Naruto dalam melakukan pekerjaan yang menjadi awal pengalaman miliknya.

"Sama-sama, dan kau cukup bagus dalam bekerja walaupun ini hanyalah sebagai pengalaman pertamamu Naruto. Aku akui semangatmu sangat terlihat dalam mempelajari sesuatu yang baru. Mungkin saja Iruka-kun akan bangga jika aku menceritakan ini kepadanya," ucap Shizune sambil tersenyum.

"Shizune-san bisa saja, aku tidaklah seperti apa yang Shizune-san katakan."

"Tidak, tidak. Pekerjaan kita tadi itu cukup melebihi ekspektasiku terhadapmu Naruto. Aku kira kau akan lamban dalam memahami apa yang kuintruksikan, ternyata tidak. Justru pola pikirmu yang cepat dan tanggap dalam melakukan sesuatu itulah yang membantu pekerjaan kita."

"Terima kasih Shizune-san. Sebenarnya aku mengerti karena intruksi yang Shizune-san berikan, aku yakin tanpa intruksi yang kau berikan tadi. Aku bukanlah apa-apa," tutur Naruto merendah.

"Sama-sama Naruto. Dan jangan merendahkan dirimu seperti itu, yang jelas kau sudah berusaha dengan kemampuanmu sendiri. Suatu saat, siapa tahu Iruka-kun akan merekrutmu menjadi karyawan disini, jika kau konsisten dalam pengembangan dirimu itu."

"Kau terlalu memujiku Shizune-san. Aku kan masih di bawahmu soal pengalaman, masih menjadi suatu awal bagiku untuk menemukan jati diriku yang sebenarnya,"

"Benar juga. Hmm, baiklah. Mari kita beristirahat selagi menunggu Iruka-kun menutup toko miliknya …,"

Sementara Naruto hanya mengangguk mengiyakan. Tak lama kemudian, Iruka pun keluar dari ruangannya, dan datang menghampiri mereka berdua. Ia membawa plastik berisi beberapa minuman dingin dan beberapa minuman isotonik untuk mereka berdua.

"Yo Shizune-chan, bagaimana pakaian milik Naruto? Sudah terjual semua atau masih ada beberapa yang belum terjual?" tanya Iruka, kemudian ia meletakkan plastik berisi minuman yang ia bawa di antara Naruto dan Shizune.

"Pakaian milik Naruto sudah hampir semua terjual Iruka-kun. Hanya tersisa sedikit saja yang belum terjual."

Iruka yang mendengar itu hanya mengangguk, kemudian ia bertanya kepada Naruto, "Dan kau Naruto, kau tadi menunggu di ruang tunggu atau bagaimana?"

"Aku tidak menunggu di ruang tunggu Iruka-san, aku memilih untuk membantu Shizune-san saja, daripada aku terlalu bergantung pada Shizune-san untuk membantuku. Aku juga ingin mendapatkan suatu pengalaman bekerja, walaupun belum resmi ataupun tetap. Kini aku mendapatkannya," jawab senang Naruto.

"Itu benar Iruka-kun, ia justru menawarkan diri untuk membantuku. Dan ia selalu cepat dan tanggap dalam mempelajari suatu hal, walaupun itu hanya berawal dari sebuah intruksi kecil dariku. Aku cukup senang dengan perkembangannya yang begitu cepat, walaupun ini adalah pengalaman pertamanya. Aku cukup mengapresiasi itu Naruto," tambah Shizune menimpali jawaban Naruto.

"Hoo … begitu ternyata … baguslah kalau begitu. Aku cukup bangga padamu Naruto, kau masih muda tapi cepat tanggap dalam mempelajari suatu hal. Dan Shizune, terima kasih untukmu juga karena sudah membantu Naruto."

"Sama-sama Iruka-kun."

"Sama-sama Iruka-san," ucap Naruto.

"Baiklah, karena toko akan ditutup. Bagaimana jika kalian menunggu di depan toko dan menungguku selagi aku menutup tokoku ini?" tawar Iruka.

"Baik Iruka-kun," jawab Shizune.

"Baiklah Iruka-san."

Setelah itu mereka berdua menunggu di depan toko sambil meminum minuman yang Iruka berikan, sementara Iruka menutup tokonya. Mulai dari mengunci brankas, mengunci pintu, menyalakan sistem keamanan toko miliknya sendiri, kemudian menutupi pintu dengan penutup besi khusus toko dari luar. Dan tak lama kemudian, Iruka menghampiri Shizune dan Naruto yang tidak jauh dari depan toko.

"Aku sudah selesai, mari kita pulang."

Shizune hanya mengangguk mengiyakan, sementara Naruto berkata, "Ano Iruka-san, bolehkah aku mengambil sesuatu di mobilmu? Sepertinya ada barangku yang tertinggal di bagasi," tanya Naruto sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Boleh saja Naruto, ayo kita ke parkiran basement terlebih dahulu."

Kemudian mereka bertiga pun pergi menuju parkiran basement yang terdapat di pasar tersebut, dan saat mereka sampai dan sudah mendekati mobil milik Iruka. Setelah itu pun Iruka membuka pengunci mobil otomatis miliknya, dan Naruto pun segera membuka bagasi untuk mengambil barang yang sengaja ia tinggalkan di bagasi mobil milik Iruka. Setelah ia mengambil barang miliknya, kemudian ia pun menutup bagasi mobil Iruka.

"Sudah kuambil Iruka-san," ucap Naruto sambil menenteng sebuah plastik besar.

Iruka yang melihat Naruto membawa sebuah plastik besar pun bingung dan curiga, kemudian ia bertanya, "Kau membawa apalagi itu Naruto? Apakah itu baju-bajumu juga yang tertinggal di bagasi mobilku?"

"Ini bukanlah baju-bajuku yang akan kujual Iruka-san," kilah Naruto.

Jawaban Naruto membuat Iruka semakin curiga, ia tahu Naruto sedang menutupi suatu hal yang ia tidak ketahui. Tanpa berpikir panjang, Iruka menghampiri Naruto kemudian mengambil plastik yang Naruto ambil dari bagasi mobil miliknya. Dan ia pun terkejut saat membukanya, ia melihat seragam sekolah dan beberapa buku pelajaran milik Naruto. Dan saat ia melihat tag nama siswa di seragam Naruto ia pun terkejut untuk kedua kalinya, saat melihat nama Namikaze Naruto tertulis jelas di tag nama seragam tersebut.

"Apa maksud dari semua ini Namikaze Naruto? Apa dari awal kau memang berniat membohongiku dan Shizune-chan?" ucap geram Iruka.

"Tunggu Iruka-kun, Naruto pasti memiliki alasan tersendiri mengapa ia melakukan ini. Biarkan ia menjelaskan terlebih dahulu Iruka-kun, kita tidak bisa menghakimi dirinya semudah itu. Lebih baik kita pakai kepala dingin dalam menyelesaikan hal ini," bela Shizune sambil menahan Iruka yang sedang terbawa emosi.

Iruka pun tersadar dari emosinya, kemudian dengan tenang ia berkata, "Maafkan aku karena terbawa emosi Shizune-chan, dan Naruto. Kuharap kau jujur dari sekarang, ceritakan dari awal sampai akhir secara rinci."

Naruto yang mendengar itu pun bisa bernafas lega, sementara Shizune yang mendengarnya pun tersenyum karena ia tidak sia-sia menahan suaminya untuk berbuat hal yang lebih jauh lagi. Kemudian Naruto mulai bercerita mengapa ia melakukan hal itu, soal identitasnya, awal dari dirinya lahir, sampai berujung pengusiran yang ia alami hari ini. Semua ia ceritakan kepada Iruka dan Shizune tanpa terkecuali. Sementara Iruka dan Shizune yang mendengar cerita Naruto hanya bisa prihatin akan nasib Naruto.

"Sebelumnya maafkan aku Iruka-san, Shizune-san. Aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali hal ini, yang bisa kulakukan untuk saat ini. Aku hanya bisa melakukan ini demi mencari uang untukku hidup di luar sana, dan jika diriku tidak memiliki tempat tinggal, aku rela menjual apapun yang kumiliki. Kalian memanglah orang yang baik Iruka-san, Shizune-san, tetapi aku tidak bisa bercerita kepada kalian karena aku tidak ingin merepotkan kalian. Dan aku bukanlah seseorang yang akan meminta bantuan kepada orang lain, jika aku bisa berusaha dengan caraku sendiri. Lagipula aku juga belum terlalu mengenal kalian, bahkan belum ada satu hari diriku mengenal kalian," jelas Naruto disertai senyuman miris.

Kemudian Naruto mengambil plastik yang berisi buku pelajaran, beserta seragam sekolah miliknya yang masih dipegang oleh Iruka, dan memindahkannya kembali ke dalam tas yang ia bawa dari rumah. Sementara Iruka dan Shizune yang melihat itu hanya bisa terdiam sampai Naruto mulai menggendong tas miliknya, dan mulai melangkah pergi dari sana. Baru dua langkah ia berjalan, langkahnya terhenti karena sebuah tangan menahan dirinya untuk melangkah lebih jauh lagi. Seketika ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menahan langkahnya untuk pergi, ternyata Shizune yang menghentikan langkahnya.

"Mengapa kau menghentikan langkahku untuk pergi Shizune-san? Padahal diriku sudah membohongi kalian berdua," ujar lirih Naruto.

"Tidak Naruto, walaupun kau sudah membohongi kami. Aku tidak bisa membiarkanmu bebas begitu saja untuk pergi tanpa tujuan yang pasti, dan juga aku tidak bisa membayangkan dirimu untuk bertahan sendirian di luar sana dengan usiamu sekarang ini. Lebih baik kau tinggal bersama kami saja, boleh kan Iruka-kun?" ucap Shizune.

"Tentu saja boleh Shizune-chan, aku juga setuju soal pendapatmu itu. Dan Naruto, kau masihlah seorang pelajar. Dan waktu pengusiranmu ini adalah di mana kau sedang melakukan liburan akhir semestermu, yang jelas kau masih memiliki banyak waktu sebelum masuk kembali ke sekolah. Lebih baik kau ikut bersama kami Naruto, aku dan Shizune-chan juga sudah setuju untukmu bergabung bersama dalam kediaman kami, kami tidak keberatan dengan adanya kehadiranmu," ungkap Iruka.

Sementara Naruto yang mendengar itu pun menangis dalam diam, ia tidak percaya jika orang yang ia bohongi ternyata justru berbaik hati untuk memberikan tempat tinggal untuknya. Padahal dirinya baru mengenal mereka, bahkan belum melebihi satu hari. Melihat Naruto yang menangis, Shizune pun memeluk Naruto untuk menenangkannya, sementara Iruka hanya tersenyum melihat itu. Lima menit kemudian, Naruto sudah tenang dari kesedihan sesaat yang dialaminya.

"Sudah tenang Naruto?" tanya Shizune.

"Sudah Shizune-san …," balas Naruto.

"Karena kau akan tinggal di rumah kami, mulai sekarang panggil aku dengan Shizune-nee dan Iruka-kun kau bisa panggil dengan Iruka-nii."

"Hee … tapi kan diriku bukan siapa siapa kalian."

"Tidak apa, lagipula kami juga belum memiliki keturunan walaupun sudah menikah. Dan juga suasana rumah terlalu sepi bagiku dan Iruka-kun, jadi kami berpikir ingin mempunyai seorang adik walaupun sudah sebesar dirimu Naruto," jelas Shizune.

"Itu benar Naruto, terkadang kami bisa menutupi kesepian itu dengan canda tawa kami … tetapi rasanya masih ada yang kurang bagiku dan Shizune-chan. Jadi Naruto, kau mau kan tinggal bersama kami?" tawar Iruka

Naruto yang mendengar itu pun terdiam, ia memikirkan apakah dirinya akan merepotkan mereka nanti? Ada perasaan tidak enak jika ia menolaknya, apalagi kepada orang yang sudah membantunya walaupun sudah ia bohongi karena keterpaksaan situasi yang ia alami.

"Tapi …."

"Jika kau ingin membalaskan kebaikan kami, kau hanya perlu tinggal bersama kami," potong Iruka yang membuat Naruto terdiam dan mulai berpikir.

Jika dirinya menolak, tentu saja mereka pasti akan tetap meminta dirinya untuk tinggal bersama mereka. Kemudian ia berkata, "Baiklah, aku akan ikut dengan kalian."

"Kalau begitu, selamat bergabung di keluarga kecil kami Naruto …," ucap Shizune.

"Arigatou Shizune-nee, Iruka-nii …."

"Douita Naruto."

"Karena masalah disini sudah selesai, bagaimana jika kita pulang? Sekalian memperkenalkan Naruto kepada rumah kita, iya kan Shizune-chan?" tawar Iruka.

"Tentu saja Iruka-kun, mari kita pulang. Dan Naruto, taruh saja tas milikmu itu di bagasi mobil lagi. Aku masuk ke mobil duluan, dan kau bisa menyusul setelah meletakkan tas milikmu itu Naruto."

"Baik Shizune-nee …," balas Naruto.

Setelah itu Naruto pun membuka bagasi mobil Iruka, dan memasukkan tas miliknya. Kemudian, ia menutup pintu bagasi dan masuk ke mobil.

"Sudah kau masukkan tas milikmu di bagasi Naruto?" tanya Iruka memastikan.

"Sudah Iruka-nii."

Iruka yang mendengar itu pun mengangguk, ia pun menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarai mobilnya untuk keluar dari areal parkiran basement yang berada di pasar tersebut. Iruka pun mulai mengendarai mobilnya menuju kediaman miliknya yang letak nya cukup jauh dari Hibiya Central Market.

.

.

Time Skip

Misaki-kaido, Yokosuka

20.20 PM

.

Di suatu rumah yang berada di kompleks perumahan yang terletak di daerah Misaki-kaido, Yokosuka. Terdapat seorang kakak beradik yang tinggal bersama. Dan di salah satu kamar yang berada di rumah tersebut, terdapat seorang perempuan cantik berambut kuning, dan memiliki gaya rambut pirang. Ia sedang berbaring dengan posisi tengkurap di kasurnya, dan sedang fokus menatap laptopnya yang menyala sedang memperlihatkan sebuah wallpaper foto dirinya yang sedang tersenyum bersama seorang lelaki yang memiliki rambut berwarna kuning dengan gaya rambut yang acak-acakan.

'Naruto-kun … entah mengapa dari tadi siang aku merasa sesuatu terjadi dengannya. Kuharap kau baik-baik saja Naruto-kun … aku rindu denganmu … tidak, tidak. Aku mencintaimu Naruto-kun …,' pikir perempuan tersebut.

.

.

Time Skip

Nimitz Blvd, Yokosuka

20.40 PM

.

Sementara itu, di suatu rumah besar yang dihuni oleh satu keluarga beserta para pembantu yang bekerja di rumah tersebut. Terdapat seorang perempuan cantik yang memiliki rambut berwarna kuning, dan memiliki gaya rambut pirang yang sedikit mencuat ke atas. Perempuan tersebut sedang berada di dalam kamarnya, dan ditemani oleh adiknya. Ia sedang berbaring di tempat tidurnya sembari memainkan handphone miliknya walaupun dari tadi hanya melihat sebuah foto dirinya yang sedang tersenyum bersama seorang lelaki yang memiliki rambut berwarna kuning dengan gaya rambut yang acak-acakan.

"Nee-chan, itu foto Nee-chan bersama siapa?"

"Foto ini? Ini adalah fotoku bersama seseorang yang aku cintai, Imouto …," jawab perempuan tersebut.

"Cinta? Apa itu cinta Nee-chan?" tanya sang adik.

"Kamu masih kecil, Imouto … masih belum sewajarnya untuk dirimu mengerti itu …."

"Aku jadi penasaran dengan orang yang Nee-chan cintai itu. Apa ia memiliki sikap yang baik, dan mau bermain denganku ya?"

Lalu perempuan tersebut hanya tersenyum mendengar perkataan adiknya, kemudian ia menjawab, "Tentu saja, Imouto … ia baik kok, dan ia pasti mau bermain denganmu nanti."

Sementara adiknya yang mendengar itu pun senang. Kemudian perempuan tersebut berpikir, 'Adikku saja antusias sekali untuk bertemu denganmu Naruto-kun, apalagi diriku ini …," kemudian ia memasang ekspresi sedih tanpa diketahui sang adik, dan melanjutkan apa yang ia pikirkan, 'Entahlah perasaan apa ini, tadi siang aku merasakan sesuatu terjadi dengan Naruto-kun. Aku harap kau baik-baik saja Naruto-kun … aku mencintaimu Naruto-kun …."

.

.

Time Skip

Dobuita-dori, Yokosuka

Iruka Mansion

21.00 PM

.

Setelah melakukan perjalanan dari Tokyo sampai Yokosuka selama satu jam, akhirnya mereka sampai di kediaman Iruka. Iruka yang menghentikan laju mobil di depan rumahnya kemudian turun dari mobil, dan memencet sebuah bel yang berada di bagian luar pagar rumahnya, sebagai tanda ia sudah kembali dari rumah. Kemudian ia kembali masuk ke dalam mobil, setelah itu pagar rumah dibukakan oleh bagian keamanan.

Setelah pagar rumah terbuka, Iruka pun memasukkan mobil miliknya ke dalam kediamannya. Sebelum memarkirkan mobilnya di garasi, tampak seorang lelaki dari bagian keamanan menghampiri Iruka yang masih berada di dalam mobil, dan kemudian memberikan salam kepada Iruka dan Shizune walaupun hanya melalui kaca jendela mobil yang di buka oleh Iruka.

"Selamat datang kembali Iruka-sama, Shizune-sama … dan siapakah seseorang yang berada di mobil anda Iruka-sama?" tanya pria tersebut.

"Terima kasih Izumo," ucap Iruka dan Shizune bersamaan.

"Dia adalah tamuku, dan dia akan tinggal disini mulai hari ini," jawab Iruka.

"Baiklah Iruka-sama, silahkan masuk dan selamat beristirahat. Aku akan melanjutkan tugasku dulu," ucap Izumo.

Sementara Iruka hanya mengangguk saja, kemudian ia pun memarkirkan mobilnya di garasi. Setelah itu, mereka semua turun dari mobil. Sementara itu, Naruto pergi ke bagasi mobil untuk mengambil tas miliknya, dan bersiap untuk memindahkannya. Di lain sisi, Iruka dan Shizune menunggu Naruto di depan rumah.

Tak lama kemudian, Naruto menghampiri Iruka dan Shizune di depan rumah dengan membawa tas miliknya. Kemudian Iruka mengunci mobilnya, dan menyuruh Naruto untuk mengikutinya ke dalam rumah.

"Sudah selesai Naruto?" tanya Iruka.

"Sudah Iruka-nii …."

"Baiklah, ayo masuk Naruto," ajak Shizune.

Sementara Naruto hanya mengangguk saja, dan mulai mengikuti Iruka dan Shizune ke dalam rumah. Begitu sampai di ruang tengah, Naruto yang melihat sekelilingnya pun terkesima. Dikarenakan kediaman milik Iruka yang besarnya melebihi kediaman Namikaze, rumah lama yang ia tinggalkan sejak pengusiran itu.

"Selamat datang di rumah kami Naruto, maaf jika rumah kami terlihat sederhana seperti ini …," ucap Iruka, sementara Shizune hanya mengangguk untuk menimpali perkataan Iruka.

"Terima kasih Iruka-nii, Shizune-nee. Jujur saja, rumah seperti ini sudah lebih dari cukup bagiku. Bahkan aku yakin, rumah ini sudah lebih dari cukup bagi kalian juga," balas Naruto.

"Sama-sama Naruto," ucap mereka bersamaan.

"Naruto … kau dapat memanggil pelayan yang ada, jika dirimu memerlukan bantuan. Gunakanlah bel yang berada di kamarmu nanti untuk memanggilnya, dan kamarmu berada di lantai tiga, cocok untukmu belajar dengan suasana yang tidak terlalu berisik. Ah … satu lagi, pakailah semua yang tersedia di dalammya, dan anggap saja ini keluarga barumu," tambah Iruka.

"Baiklah Iruka-nii, Shizune-nee …," jawab Naruto.

Kemudian, Iruka memanggil salah satu pelayan untuk mengantarkan Naruto ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Naruto yang melihat sekelilingnya pun terkesima, 'Lengkap sekali perlengkapan kamar ini … tidak seperti kamarku di rumah keluarga sial itu,' pikir Naruto.

Di kamar itu terdapat sebuah kasur berukuran king size, sebuah lemari besar, meja belajar, rak buku, AC, dan PC yang dilengkapi dengan CPU MSI Nightblade MI3-059ID. Kamar miliknya di kediaman Iruka itu memiliki perlengkapan yang lengkap, tidak seperti kamar miliknya di kediaman Namikaze. Bahkan alat pembantu pelajaran seperti komputer ataupun laptop pun ia tidak punya pada awalnya, dan sekarang ia mendapatkannya. Walaupun sebenarnya ia tidak terlalu mengharapkannya. Bagi Naruto, ini sudah sangat lebih dari cukup baginya. Ia bersyukur bisa bertemu orang-orang baik yang mau menampung dirinya setelah pengusiran itu, walaupun ia sudah membohonginya. Yang tersisa di pikirannya hanyalah sebuah balas budi kepada Iruka dan Shizune yang sudah berbaik hati menerima dirinya di kediamannya, dan mengakui dirinya sebagai keluarga mereka.

Setelah itu, Naruto mengeluarkan semua pakaian miliknya yang berada di dalam tas, merapikannya, dan selanjutnya ia masukkan ke lemari yang tersedia di kamarnya. Kemudian meletakkan handphone, dan airpods kesayangannya di meja belajar. Lalu ia pun membersihkan dirinya, karena badannya terlalu lengket dan apek. Tak lama kemudian, Naruto yang selesai mandi dan berpakaian pun mulai berbaring di tempat tidurnya.

"Lelah sekali hari ini …," keluh Naruto.

"Sepertinya aku kelelahan dikarenakan aku melakukan pekerjaan berat yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk pertama kalinya …" ucap Naruto pada dirinya sendiri.

Kemudian ia teringat kembali tentang apa yang terjadi hari ini, apalagi saat pengusiran dirinya oleh keluarganya sendiri. Ia bersumpah akan menghancurkan mereka, jika mereka mengganggu dirinya lagi apapun itu bentuknya.

"Namikaze … aku akan menghancurkan kalian …."

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Hoahm, seperti yang tertera di atas. Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan tema slice of life.

Huft … akhirnya kelar juga. Fic pertama yang gue buat, dengan dukungan (baca : paksaan) dari teman-teman gue. Yah gue rasa setelah menjadi silent reader selama 7 tahun itu cukup lama bung, dan baru sekarang ini gue membuat fic milik gue sendiri.

Gue gak tau kalian bakalan menyukai fic ini atau tidak. Yang jelas, ini hanyalah sebuah fic kegabutan semata aowkoawkoakowk. Dan tolong di review dengan bijak soal kesalahan untuk diperbaiki kembali ke depannya. Kritik dan saran yang lu berikan akan gue pertimbangkan sebagai perubahan ke depannya, selama tidak meminta sesuatu yang akan menabrak alur yang sudah ditetapkan.

Soal chapter? Yah kalian akan mengetahui itu dengan sendirinya, dan tak perlu gue berikan sebuah spoiler sekecil apapun itu. Soal Plagiat? Hanya orang bodoh yang tidak bisa menulis atau membuat cerita, lalu mencuri karya orang lain tanpa izin. Dan hanya orang bodoh yang tidak bisa membedakan fic asli dengan fic model CTRL+C & CTRL+V. Jika kalian pintar, liat saja tanggal publishnya. Yang tanggalnya lebih lama / lebih tua, adalah fic yang asli. Jika kalian menemukan fic ini di platform apapun, tetapi kalian percaya dengan publisher disana. Itulah tanda bahwa kalian bodoh secara Natural.

Ngomong-ngomong, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out