Naruto & Highschool DxD: bukan punya saya.

Warn: Typo, Semi-AU, OOC, Incest, Fem!Issei, HalfGodlike!Issei, Human!Issei, HalfGodlike!Naruto, Strong!Naruko, Etc.

Pair: Naruto x Fem!Issei x Naruko.

Genre: Adventure, Romance, Humor.

Rate: M for Adult Theme.

.

Kitsune to Sekiryuutei.

.

.

.

Inspirasi: Naruto, The King of Game by readficlover,

..

Chapter 3: Save Asia Argento.

.

Night's at the Grigori.

Naruto masih terbayang dengan latihannya bersama Elis. Apa ia terlalu kasar pada gadis itu saat melatihnya? Semua itu masih menjadi pertanyaan yang mengitari otak Naruto. Meski ia berusaha untuk menghilangkannya dari otak rubah miliknya, namun wajah Elis selalu keluar dihadapannya.

"Enngghh….niichan, kenapa masih bangun? Apa kau tidak bisa tidur?"

Naruto melihat kembarannya itu bangun dari tidurnya. Sepertinya Naruko mendapatkan dampak dari Naruto yang selalu melamun, insting seorang kembaran. Pemuda pirang itu tersenyum lembut, kemudian mengelus puncak kepala Naruko. "Kau tidurlah. Aku akan tidur, segera..." ucapan Naruto terasa Ambigu. Namun, Naruko tidak menyadarinya sama sekali. Ia pun kembali melanjutkan tidurnya dengan beralaskan lengan kekar milik Naruto.

Naruto ingin hidupnya tenang seperti sekarang. Bukan memikirkan orang yang baru dikenalnya beberapa bulan ini, otaknya selalu dipenuhi oleh gadis berambut coklat itu. Frustasi? Memang, dan itu membuat Naruto sangat pusing. "Ck, lebih baik aku jalan-jalan ke dunia manusia." Dengan perlahan, Naruto mengangkat sedikit kepala adik kembarnya itu, lalu meletakkannya kembali di atas bantal empuk. "Selamat malam. Semoga mimpi indah, Naruko-chan. Aku sangat menyayangimu." Pemuda itu sedikit membungkukkan badannya, lalu mencium kening Naruko dengan mesra.

Naruto mengganti piyamanya dengan pakaian kasual yang setiap hari dia pakai. Sebuah jaket berwarna hitam dengan hoodie dibelakangnya, lalu celana hitam panjang, serta sepatu kats berwarna hitam. Ia pun keluar dari kamar tidurnya, tidak lupa untuk menulis surat kepada Naruko bahwa dia akan ke dunia manusia untuk sementara.

Keluar dari pintu kamarnya, pemuda itu berpapasan dengan Elis. Gadis yang selama ini selalu mengganggu pikirannya. Ia sedikit terkejut kalau Elis menggunakan pakaian kasual yang sama sepertinya. "Elis? Kenapa kau ada disini? Apa kau tidak tidur?" tanya Naruto basa-basi.

Elis nampak gelisah kala ditanya oleh Naruto. Wajahnya mulai memerah akibat tatapan Naruto, dia tidak berani menatap mata Shappire milik pemuda itu. "E-eh, a-aku—"

"Baiklah kalau kau tidak mau menjawab. Aku akan pergi ke dunia manusia."

Elis langsung menatap Naruto dengan tatapan terkejut. "Ka-kau mau apa kesana?" tanya Elis dengan nada gugupnya.

Naruto menatap datar Elis. "Apa urusanmu? Kau bukan siapa-siapaku?" entah kenapa Naruto mengucapkan pertanyaan yang seharusnya tidak diucapkan olehnya.

Elis mengernyitkan dahinya. Kenapa nada bicaranya Naruto begitu dingin? Apa aku berbuat kesalahan? "Aku kan hanya ingin bertanya saja. Apa tidak boleh? Lagipula, aku ingin ikut ke dunia manusia juga. Aku sudah dua bulan berada di Grigori, dan itu membuatku bosan karena latihan yang kita lakukan selama ini," jelas Elis panjang lebar.

"Kau mau ikut? Kenapa tidak menggunakan sihir teleport yang baru saja kau pelajari dari Vali?"

Dahi Elis kembali bertaut. Ia tidak mengerti apa yang membuat Naruto bisa menjadi sedingin ini, padahal dulu Naruto sangat hangat terhadapnya. "Kau kenapa sih Naruto? Kenapa nada bicaramu seperti itu sih? Apa aku ada salah? Atau…"

"Cukup! Ayo kita ke dunia manusia, dan jangan banyak bicara lagi!" Naruto menggandeng lengan putih milik Elis, membuat gadis itu merona seketika.

.

Scene Break

.

"Kembalikan Asia, gagak sialan!" Seorang pemuda dengan rambut hitam kelam berseru dari luar gereja yang tidak terpakai. Dia berteriak kepada orang yang berada didalamnya untuk mengembalikan orang yang dimaksud pemuda itu. "Keluarlah kau gagak sialan!" dia kembali berseru.

"Hoho, siapa yang datang? Seorang iblis lemah yang dengan gagah beraninnya ingin menyelamatkan gadis penyihir itu? Menyedihkan," ujar seorang pria yang bisa disebut Exorist. "Lebih baik aku membunuhmu, Iblis kecil." Ia mengeluarkan sebuah pedang cahaya dari balik bajunya, lalu dengan cepat pendeta itu melesat menuju pemuda raven.

Trankk

Adu senjata dari keduanya tidak bisa di elakkan. Pemuda berambut raven itu menggunakan sebuah kunai sebagai senjatanya. "Ck, aku akan mengalahkanmu Freed Sellzen!" ia mengarahkan pukulannya kepada orang yang bernama Freed.

Pendeta itu melompat mundur untuk menghindari serangan dari pemuda raven itu. "Coba saja kalau kau bisa, iblis kecil."

Dari kejauhan, Naruto dan Elis muncul disertai sebuah kilatan kuning. Naruto tidak sengaja meneleport dirinya serta Elis dipinggiran kota Kuoh. "Kita dimana? Apa masih di Kuoh?" tanya Elis yang sedikit bingung dengan tempat yang dituju oleh Naruto.

"Kelihatannya aku salah teleport lagi. Tapi, kita masih berada di Kuoh, lebih tepatnya dipinggiran kota," ujar Naruto yang masih melihat sekelilingnya. "Aku merasakan ada Iblis serta seorang manusia disekitar sini."

Trankk

"Sialan!?" dengan cepat Naruto menoleh dan melihat seorang pemuda dengan rambut raven jabrik yang mirip sekali dengannya sedang bertarung melawan seorang pria berpakaian pendeta. "Kau akan mati, Freed!"

"Kelihatannya iblis itu perlu bantuan. Elis, kau melihatnya, bukan?" Elis mengangguk, lalu ia mengeluarkan Boosted Gear di tangan kirinya. "Kita bantu dia." Naruto dan Elis melesat menuju pemuda itu.

Ditempat pemuda itu. Pemuda raven itu masih beradu senjata dengan Freed, ia tidak menyadari kalau Naruto dan Elis mendekatinya. "Ck, aku benar-benar akan mengalahkanmu—Ugghh!" Pemuda itu tersungkur karena bahu kanannya terkena sabetan dari Freed.

"Sekarang terima ajalmu, iblis kecil." Freed bersiap menebas kepala dari pemuda itu dengan pedangnya. "Selamat—"

Fire Punch!

"Heeyaaahhh!"

Freed menghentikan serangannya karena dua buah pukulan hampir saja mengenainya. Pendeta gila itu mundur beberapa langkah untuk menjauh kedua orang yang datang itu. "Hooo, datang bantuan ternyata? Apa sebegitu lemahnya dirimu hingga ada yang menolongmu?"

Pemuda raven itu hanya mendecih tidak suka akan ejekan dari Freed, ia kemudian memandangi Elis serta Naruto secara bergantian. "Siapa kalian? Kenapa kalian datang kemari?" tanya Pemuda itu basa-basi.

Naruto sedikit menoleh ke arah pemuda itu. "Aku hanya sedang melintas saja, dan menemukan seorang pendeta gila bertarung melawan salah satu budak Gremory." Pemuda raven itu terkejut saat Naruto mengatakan kalau dia berasal dari keluarga Gremory. "Aku melihat sekilas telapakmu yang menunjukkan kalau kau adalah seorang iblis dari Gremory."

"Bisa dihentikan percakapannya, dan ayo dilanjutkan pertarungan kita yan—Aargghh!" Freed terpenal jauh, karena pukulan yang dikeluarkan oleh Elis. Pemuda raven itu serta Naruto hanya bisa diam melihat tenaga monster yang dikeluarkan oleh Elis.

"Apa? Salahkan Ddraig!" Naruto sedikit Sweatdrop melihat Elis yang dengan seenak jidatnya menyalahkan hal itu kepada Ddraig, sang Partner naganya.

"Lupakan. Jadi, kenapa kau bertarung dengan pendeta gila itu?" tanya Naruto serius. "Ah, lebih baik kita memperkenalkan diri kita terlebih dahulu. Namaku Naruto, dan ini Elis Hyoudou."

"Salam kenal." Ujar Elis dengan senyum menawannya, membuat Naruto serta pemuda itu merona seketika.

"A-aku Menma Uzumaki. Pion dari Gremory."

Naruto mulai berpikir, ia merasa mengetahui sesuatu tentang pemuda yang berad didepannya. "Menma? Kau seorang Shinobi?" tebak Naruto sambil menunjuk Menma.

Pemuda raven itu sedikit terkejut karena Naruto mengetahui jati dirinya. "E-eh, ya. Aku seorang Shinobi, lebih tepatnya Shinobi dari desa Konoha. Sebuah desa tersembunyi dipedalaman hutan Kyoto."

"Begitukah? Aku pernah mendengar kalau ada sebuah desa Shinobi terakhir di muka bumi ini, dan itu ada di Kyoto. Aku kira para ninja sudah punah," ujar Naruto dengan nada sedih karena beberapa teman Naruto ada juga yang berasal dari desa tersebut. "Kalau boleh aku tanya. Mengapa kau datang kemari, Menma?"

"Aku ingin menyelamatkan seseorang. Dia seorang biarawati yang kesepian, aku ingin menjadi teman pertamanya, namun aku sadar kalau kekuatanku sendiri masih dibawah mereka, para malaikat jatuh."

Naruto yang mendengar kata malaikat jatuh hanya bisa menatap Elis yang sekarang ini menundukkan kepalanya. Rambut coklat gadis itu menutupi mata coklat yang dimiliki olehnya. Naruto sedikit menghela nafas akan hal ini, ia tahu kalau Elis sekarang ini menyimpan dendam terhadap salah satu bawahan Azazel.

"Baiklah. Kami akan membantumu, benarkan Elis?" Naruto menepuk kepala coklat gadis Sekiryuutei itu dengan halus. Elis sendiri hanya bisa merona menerima perlakuan dari Naruto, gadis itu mendongak dan menatap Naruto. "Kau jangan terlalu larut dalam dendam yang kau punya. Aku akan selalu mengawasimu, Elis-chan." Elis kembali dibuat merona dengan kata-kata yang keluar dari mulut Naruto.

Menma hanya bisa diam sembari menatap Naruto dan Elis yang saling tatap satu sama lain. "Ehem! Kalian mau berpacaran atau membantuku?" Menma berjalan melewati kedua orang yang sekarang ini masih memalingkan wajahnya satu sama lain. "Ayo. Kita masuk ke dalam!" keduanya mengangguk lalu mengikuti Menma yang sekarang ini masuk ke dalam gereja yang sudah tidak terpakai itu.

.

.

Disisi gereja, terlihat dua orang gadis dengan warna rambut yang berbeda. Rias Gremory dan Akeno Himejima, mereka berdua adalah iblis yang menguasai wilayah Kuoh, serta King dari Menma Uzumaki. "Rias, apa tak masalah kita biarkan Menma-kun sendirian disana?" tanya Akeno yang mulai mengkhawatirkan keadaan Menma yang bertarung sendirian melawan Freed.

"Itu sudah menjadi keputusannya. Aku sendiri juga khawatir kepada Menma, tapi aku yakin kalau dia akan berhasil mengalahkan Freed," balas Rias.

"Wah, wah. Apa yang kita dapatkan? Iblis dari clan Gremory?" ujar seorang pria dengan dua sayap yang berada dipunggungnya. "Kita akan menjadi terkenal karena membunuh adik dari seorang Maou."

"Kau benar Dohnaseek. Kita akan mendapatkan pengakuan dari Azazel-sama, kalau kita membunuh adik dari Maou," tambah seorang Wanita yang berada di samping Dohnaseek.

"Keluarlah pasukanku. Kita bunuh adik dari Maou itu!" seru Dohnaseek kepada para pasukannya.

Rias dan Akeno terkejut saat mendengar Dohnaseek memanggil pasukannya. Puluhan malaikat jatuh keluar dari lingkarang sihir. Mereka semua membawa tombak cahaya sebagai senjata yang dimiliki.

"Yare-yare, padahal aku hanya ingin mengantar Naruko untuk ikut bersama Kakaknya, dan sekarang bawahanku yang membangkang ini ingin membunuh Adik dari Sirzech? Menyedihkan." Rias dan Akeno kembali dibuat terkejut saat seorang pria paruh baya keluar dari pepohonan yang berada di belakang mereka. "Aku Azazel, Gubernur malaikat jatuh. Tenanglah kalian berdua. Aku datang dengan damai, bukan seperti mereka yang haus kekuasaan."

"A-Azazel-sama! Kenapa anda berada disini?" tanya Dohnaseek yang sekarang ini sangat terkejut akan kedatangan pemimpin mereka.

"Aku? Ah, aku hanya mengantar seseorang saja. Yah, mungkin aku akan memusnahkan kalian juga. Rias-hime, anda boleh membunuh semua bawahanku yang tidak berguna ini."

"Terima kasih, anda sudah memberi izin kepada kami untuk memusnahkan bawahan anda. Akeno, kita lakukan!" perintah Rias yang sekarang ini sudah mengeluarkan sebuah lingkaran sihir dengan lambang Gremory.

"Ha'I Buchou." Akeno juga sudah mengubah pakaiannya menjadi pakaian khas seorang Miko.

Azazel hanya bisa menyeringai saat kedua iblis muda itu bertarung dengan semangatnya. "Aku bisa memancing dengan damai sekarang." Pria itu pergi meninggalkan Rias dan Akeno yang masih membasmi para malaikat jatuh yang membangkan kepada Azazel.

Beberapa saat setelah Azazel pergi, Koneko dan Kiba datang dengan wajah kelelahan karena bertarung melawan salah satu bawahan Dohnaseek yang berada dibagian lain gereja. Mereka berdua kagum dengan kedua wanita kuat yang berada didepan mereka.

"Buchou, dan Akeno-san memang hebat, benarkan Koneko-chan?"

Koneko hanya mengangguk setuju dengan perkataan Kiba.

.

.

"Asia!" seru Menma yang melihat tubuh sekarat milik Asia. Butirang bening keluar dari iris Violet yang dipunyai oleh Menma. "Keparat kau Raynere! Akan aku bunuh kau!" Menma melesat menggunakan kunai miliknya.

Sementara itu orang yang bernama Raynere hanya bisa menyeringai kejam saat melihat 'mantan' pacarnya akan membalaskan dendam dari Asia. "Percuma kau menyerangku, dasar iblis lemah! Touji!" Raynere menyuruh seorang pemuda yang dulunya adalah kekasih dari Elis.

Deg

Elis sendiri hanya bisa terkejut saat orang yang bernama Touji keluar dari lingkarang sihir. Ia tidak bisa menahan amarahnya, giginya bergemelatuk kesal terhadap orang yang telah membuatnya sekarat. "Bangsat!?"

[Boost]

"Kau akan mati, malaikat sialan!"

[Boost]

"Aku tidak akan memaafkanmu!"

[Boost]

"Aku benar—"

Grep

Naruto memeluk tubuh mungil Elis yang sekarang ini sedang bergetar hebat. "Tenanglah. Kau akan mati jika kau mengeluarkan amarahmu seperti itu." Ujar Naruto menenangkan Elis. Pemuda itu bisa merasakan air mata yang mengalir diwajah Elis. "Kali ini biarkan aku yang membalaskannya. Kau tenanglah, aku akan menyiksa dirinya tanpa ampun." Naruto melepaskan pelukannya, kemudian dia berjalan menuju Menma yang sekarang ini tengah kelelahan. "Menma, kau selamatkan gadismu itu. Aku akan membunuh kedua orang itu." Ujar Naruto dengan nada sangat dingin.

Pemuda raven itu hanya bisa mengangguk lalu mundur beberapa langkah. Mata Violet miliknya menatap Naruto yang sekarang ini sudah berubah menjadi seorang pria dewasa dengan telinga rubah dikepalanya, serta Sembilan ekor yang muncul dibelakang Naruto. "Na-naruto, kau itu…"

"Ya, aku Youkai, lebih tepatnya Kitsune yang berteman dengan para shinobi," ujar Naruto yang kemudian menghilang dari pandangan Menma. Dengan kecepatan tinggi, Naruto mengeluarkan katana miliknya. Kemudian…

Dimensional Slash!

Jraass, Jrasss, Jrasss!

Kilatan berwarna merah melukai malaikat jatuh yang membunuh Elis. Naruto dengan sadisnya menebas Touji, pemuda itu sangat marah sekarang. Sementara itu Menma berlari menuju Asia yang berada dipuncak salib.

"Asiaa!? Dasar malaikat sialan!" Menma menyiapkan pukulannya yang dilapisi oleh Touki miliknya. "Aku bunuh kau!?"

Raynere hanya menyeringai, lalu memasangkan kedua cincin yang sebelumnya dipakai oleh Asia. "Aku akan diakui oleh Azazel-sama, jika aku mempunyai sebuah Sacred Gear."

"Kau tidak akan diakui oleh Azazel! Dia malah menyuruh kita untuk membunuh para bawahannya." Celetuk Elis yang sekarang ini mulai berdiri dari keterpurukannya. "Aku mengenal Azazel. Jadi, kalian tidak akan bisa membantah apapun yang akan kami lakukan! Menma-san, terima ini! Booster Gear Gift!" Elis berlari menuju Menma berada. Sementara Naruto yang berdiri disamping mayat Touji hanya bisa tersenyum penuh arti melihat Elis berlari dengan semangatnya.

[Transfer!]

Elis melompat tinggi untuk mencapai tubuh Menma. Menma yang melihat Elis, tersenyum dengan penuh keyakinan. Dia berbalik menatap Reynare yang kini masih tersenyum angkuh di atas altar. Dia kemudian memasang kuda-kudanya dengan kunai di kedua tangannya. Sementara Elis yang berada di belakangnya langsung menyentuh punggung Menma dengan tangan Kiri yang sudah tertutup oleh Sacred Gear miliknya.

Tap

Menma kini bisa merasakan tenaganya bertambah setelah Elis mentransferkan kekuatan padanya. Senyum penuh determinasi mengembang di wajahnya menatap Reynare yang masih terus membanggakan diri di atas altar, "Kau akan benar-benar merasakan apa itu Neraka, Reynare." Dia kemudian sedikit menengokkan kepalanya pada Elis dan memberinya sebuah senyum ramah "Arigatou..."

"Doita."

Menma langsung berlari dengan cepat, memompa chakra pada kakinya membuat kecepatannya semakin bertambah. Reynare yang melihatnya langsung mengembangkan sepasang sayapnya dan langsung terbang menghindar saat Menma melemparkan kunai di tangannya.

Tatapan meremehkan diberikan Reynare yang kini tengah melayang di udara pada Menma yang tengah menatap tajam padanya di permukaan "Hehh... Serangan seperti itu tidak akan dapat melukaiku, Iblis rendahan."

"Benarkah... Bagaimana jika begini?" Menma langsung mengangkat tangannya sambil menyilangkan jarinya.

Kagebunshin no Jutsu

Poff, Poff

Kepulan asap tercipta di kedua sisi samping tubuh Menma. Saat asap menghilang Raynare langsung membulatkan matanya dengan sempurna saat dikedua sisi tubuh Menma sudah ada dua klon yang sangat identik dengannya. Begitupula dengan Elis yang menatap kagum, melihat Menma bisa membuat klon, sementara Naruto yang melihatnya tersenyum dengan simpul.

"Ini baru di mulai..."

Menma langsung kembali mengeluarkan kunai, dan langsung melemparkannya pada Reynare yang masih berada di udara. Reynare tersadar, dan langsung menghindari lemparan kunai Menma dengan sedikit merendahkan terbangnya. Namun, Reynare dikejutkan kembali dengan munculnya klon Menma yang tiba-tiba berada disampingnya.

"Rasakan ini bangsat..."

Klon Menma memompa chakra pada tangan yang terkepal, dan langsung melayangkan pukulan kuat pada pipi Reynare membuatnya terpental dan menabrak tembok, menciptakan cekungan dengan retakan jaring laba-laba disana. Reynare meringis dengan memuntahkan darah.

"Ini belum selesai..." Menma berujar. Dia kini tengah bersiap dengan sebuah bola energi berwarna biru yang mengeluarkan sebuah suara bising, dibantu dengan bunshinnya. Menma langsung berlari dengan cepat saat energinya sudah terkumpul.

"Mati kau..."

Rasengan

Boooommm, Brak

"Arrrggghhhhh..."

Dinding dibelakang tubuhnya langsung jebol, membuat Reyanare terpental jauh, terseret beberapa meter dan berhenti saat tubuhnya mengantam tembok. Menma melihat Reynare dengan tatapan datar, dari ujung lubang dinding yang jebol.

Sementara Reynare, dia kini tengah meringis kesakitan. Aura hijau perlahan mulai melingkupi seluruh tubuhnya, membuat luka-luka yang ada pada tubuhnya perlahan sembuh. Dia langsung bangkit kembali, dan menatap Menma dengan tatapan angkuh.

"Hehhhh... Dengan kekuatan ini, serangan seperti apapun tidak akan dapat membuatku terluka."

Menma langsung mendecih dengan kesal melihat malaikat jatuh di depannya masih bisa berdiri dengan keadaan yang baik-baik saja. Menma langsung melompat turun, dan mendarat dengan sempurna di tanah, manatap tajam pada Reynare dia kembali memasang kuda-kudanya.

Elis mencoba untuk membantu, namun Naruto langsung mencegahnya. Elis menatap dengan heran dan sedikit kesal pada Naruto, dia baru saja akan melontarkan protes namun Naruto langsung memotongnya, "Biarkan dia menyelesaikan urusannya, Elis..." Ujar Naruto dengan serius tanpa sedikitpun mengalihkan tatapannya dari Menma dan juga Reynare. "... Jika kau ingin sedikit berguna, sebaiknya kau periksa keadaan biarawati itu, Elis-chan." Lanjut Naruto lagi sambil memberinya senyum lembut.

Melihat itu, Elis tidak bisa lagi membantah apalagi dihadapkan dengan senyum itu tak ayal membuat pipinya sedikit merona. "H-Ha'I..." Dia berucap tergagap, dan dengan cepat berbalik untuk memastikan keadaan dari perempuan biarawati yang masih terikat di salib. Sementara Naruto kembali memperhatikan pertarungan Menma dan juga Reynare.

"Kita lihat sejauh mana kekuatanmu, Menma." Ujarnya dalam hati tanpa sekalipun mengalihkan fokusnya.

Sementara itu dengan pertarungan Menma, Reynare menciptakan Light Spear di kedua tangannya. Menma langsung maju menyerang dengan kunai sudah tersiap di kedua tangannya. Reynare juga maju menyerang dengan terbang menggunakan sayapnya.

"Matilah kau iblis rendahan."

Reynare langsung menusukkan salah satu Light Spear miliknya saat jaranknya dengan Menma sudah dalam jangkauan. Namun, Kemampuan Menma sebagai Shinobi yang sepertinya sudah dapat terbukti, karena dia dapat menghindari serangan itu dengan melompat dengan memutar tubuhnya. Memanfaatkan posisi dia langsung melakukan Axe Kick mencoba menendang Reynare dengan tumit kakinya. Namun, Reynare tidak kalah sigap, dia menghindari tendangan itu dengan menyampingkan tubuhnya.

Dia juga melakukan counter dengan menyabetkan light spear milinya mencoba melukai bagian samping tubuh Menma. Namun, Menma masih bisa mengantisipasinya dengan menangkis serangan itu dengan kunai ditangannya. Namun, kekuatan Light Spear yang terbuat dari cahaya padat, masih terlalu kuat untuk ditangkis. Kunai ditangannya patah, membuat Serangan Reynare tidak berhenti.

Menma, sedikit terkejut, namun dia sama sekali tidak menurunkan kesiagaannya. Dia mencoba menghindarinya, sayang jarak dan kecepatan dari serangan Reynare membuat Menma sedikit mengalami luka, dia menjauh dari Reynare dan meringis saat dia bisa merasakan panas dari luka yang diberikan Reynare pada perut bagian sampingnya.

"Bagaimana rasanya hmmm... Menma-kun~?"

Menma semakin kesal saat mendengar nada meremehan dari Reynare. Dia kembali memasang posisi siaga tempurnya, mengacuhkan rasa sakit pada luka di perutnya. "Diam kau... Luka seperti ini tidak akan menghentikanku untuk memusnahkanmu... Sialan."

Menma kemabali maju menyerang, raut emosinya kini terlihat dari wajahnya. Dia kemudian melemparan dikedua tangannya, Namun kedua Kunai itu masih bisa ditangkis oleh Reynare dengan light spearnya. Namun, Menma tidak berhenti disitu. Dia kembali membuat handsel seperti di awal pertempuran.

Kagebunshin no Jutsu

Lima bunshin tercipta di depan Menma, kelima bunshin itu langsung menyerang Reynare secara bersamaan. Salah satu bunshin langsung melakukan tackle namun bisa dihindari Reynare dengan membuatnya terbang. Namun, Reynare dikejutkan dengan sosok Menma di kedua sisi tubuhnya yang sudah bersiap melayangkan pukulan.

Reynare bergerak cepat, dia menggunakan kedua Light spear di kedua tangannya dengan menusukkannya pada tubuh bunshin Menma membuat kedua bunshin itu menghilang menjadi kepulan asap.

"Ini belum selesai..."

Rasengan

Reynare kembali merasakan sakit pada punggungnya saat bunshin Menma melayangkan jutsu Rasengan miliknya. Membuat tubuhnya menuking tajam dan siap menghantam permukaan. Sementara di bawahnya, satu bunshin Menma sudah menunggunya. Dan saat dia sudah hampir menghantam permukaan, Bunshin Menma yang sudah menunggunya langsung melakukan sebuah tendangan pada wajahnya. Membuatnya terpental ke depan, dan terseret kembali.

Dia berhenti saat jaraknya sudah 10 meter dari bunshin Menma, membuatnya kini kembali telentang di tanah sambil meringis kesakitan. Aura hijau kembali melingkupi tubuhnya, namun sebelum dia bisa luka-lukanya dapat sembuh. Menma sudah kembali melancarkan serangan, dia melompat tinggi di atas tubuh terlentang Reynare.

"Jangan harap kau bisa sembuh kali ini..."

Rasengan kembali tercipta di tangannya, dan tanpa ragu, Menma langsung menghantamkannya pada tubuh Reynare yang tidak bisa bergerak untuk menghindar.

Boooommmmm

Ledakan besar tercipta. Membuat kepulan asap tebal mengepul dari tempat dimana Reynare dan Menma berada, dan menghalangi pemandangan. Naruto terus menunggu, menunggu hasil akhir pertarungan ini. Dan Senyum simpul langsung mengembang, saat asap dan debu menghilang dia bisa melihat Menma yang kini sudah mengangkat tangan kanannya ke atas. Tangannya kini mengeluarkan sebuah cahaya berwarna hijau pertanda bahwa Sacred Gear dari biarawati itu sudah berhasil diambil. Sementara Reynare, dadanya kini sudah berlubang, dan tubuhnya perlahan-lahan mulai berubah dan langsung menghilang menjadi debu, menyisakan bulu-bulu berwarna hitam berserakan.

"Hasil yang tidak terlalu buruk..." Ujar Naruto pelan dengan sedikit senyum simpul diwajahnya. "... OI, SAMPAI KAPAN KAU AKAN BERDIAM DISITU?" Naruto berteriak, saat melihat Menma yang masih terduduk di tempat dimana dia berhasil membunuh Reynare.

Tersadar oleh teriakan Naruto, Menma terlonjak dan langsung berdiri. Meski luka yang dia terima membuatnya kesusahan untuk segera bangkit. "Naruto-san… lihatlah… aku… sudah… membawa… ugh!" dengan cepat Naruto membopong tubuh Menma yang penuh dengan luka.

"Kau terlalu bersemangat hingga menjadi seperti ini, beristirahatlah." Ujar Naruto yang masih membopong tubuh Menma, mereka berdua berjalan menuju tempat Asia yang masih dirawat oleh Elis. "Bagaimana keadaannya Elis-chan?"

Elis menggelengkan kepalanya sambil menatap tubuh Asia dengan tatapan sedih. "Dia tidak bisa diselamatkan…" Menma menatap nanar tubuh Asia yang sudah tidak bernyawa. "Tapi, kalau dia direinkarnasi pasti akan hidup kembali."

Sebuah lingkaran sihir dengan lambang Gremory muncul didepan mereka. Lingkaran tersebut menampilkan Rias Gremory serta Peerage miliknya. "Menma, kau baik-baik saja?" tanya Rias.

Menma tersenyum lemah karena dia mendapatkan beberapa luka dibagian tubuhnya. "Seperti yang kau lihat, Buchou." balas Menma yang masih dibopong oleh Naruto. "Buchou, aku mempunyai permintaan. Tolong hidupkan kembali Asia." Pinta Menma kepada Rias.

Rias kemudian melihat gadis pirang yang masih dipangku oleh Elis. Iblis berambut merah itu mengernyit heran, kenapa ada Kouhai yang hilang selama 2 bulan ini? Dan kenapa dia masih hidup? Apa dia menjadi iblis atau, "Rias-senpai¸ kenapa kau melihatku seperti itu? Apa ada yang salah diwajahku?"

Rias menggelengkan kepalanya. "Ah, tidak kok. Aku hanya ingin melihat salah satu Kouhai-ku saja." Elis hanya ber-oh-ria saja mendengar balasan dari Rias. "Menma, letakkan Sacred Gear miliknya serta siapkan ritualnya." Menma mengangguk paham lalu berjalan dengan tertatih untuk menyiapkan ritualnya, Kiba dan Koneko juga membantu Menma untuk menyiapkan ritualnya.

.

.

Beberapa jam setelah Ritual reinkarnasi Asia. Naruto, Naruko, dan Elis sedang berjalan bersama disekitar kota Kuoh. Naruto sendiri terkejut saat melihat Naruko dengan riangnya berlari menabrak dirinya, gadis itu terlihat kesal karena Naruto meninggalkan sang adik sendirian di kamar.

"Nee, apa kita akan pulang ke apartemen? Atau pergi jalan-jalan?" tanya Naruko yang sekarang ini bergelayut manja di lengan kakaknya.

"Iya. Elis, kau juga ikut ke apartemen kita. Aku lihat kau tinggal sendirian?"

"A-aku? Tinggal di apartemen kalian?" Naruto mengangguk, sementara Naruko tersenyum dengan wajah cerahnya. Ia akan dapat teman bicara. "Baiklah. Lagipula, aku tidak punya siapa-siapa sekarang. Aku akan mengambil barangku terlebih dahulu." Naruto mengangguk kembali, setelah itu Elis berlari menuju rumahnya untuk mengambil beberapa barang berharga miliknya yang masih tertinggal disana.

Naruto menatap punggung Elis yang mulai menghilang ditelan kegelapan malam. "Nah, imouto. Apa kita akan tenang dengan kehidupan baru kita?"

"Hm? Memang kenapa? Apa kita akan mendapat masalah?" tanya Naruko dengan wajah bingungnya.

"Aku merasakan firasat kalau kita akan masuk kedalam masalah yang sangat besar, kita juga telah bertemu dengan gubernur malaikat jatuh." Naruto menghentikan langkahnya dan menerawan ke atas langit. "Aku akan mendapatkan masalah yang sangat merepotkan kali ini."

"Masalah antara ketiga fraksi? Kalau itu jangan difikirkan. Kita tidak terlibat dalam masalah itu kok, kita hanya akan menghindari masalah-masalah yang terjadi diantara ketiga fraksi, mudahkan?"

"Ya, aku tahu itu mudah. Tapi, aku khawatir dengan Elis yang kemungkinan besar akan terlibat didalamnya. Aku takut kalau dia tewas karena masalah ketiga fraksi."

"Tidak. Aku yakin kalau dia tidak akan tewas selama kita bersama dengan Elis." Ujar Naruko yang saat ini mulai merangkul leher kakaknya. "Dan kita akan bersama selalu." Naruko mengecup sekilas bibir Naruto.

Naruto sendiri tersenyum dengan sentuhan yang diberikan oleh adik kembarnya itu. Naruko selalu bisa menghiburnya disaat dia dirundung masalah. "Yah, kau dengan sifat mesummu itu." Ejek Naruto yang kemudian memeluk pinggang ramping adiknya.

"Hm~ siapa yang mesum? Kau, aku, atau Elis? Atau—Hmmmpphh!" Dengan tiba-tiba, Naruto mencium Naruko dengan cepat. Gadis pirang itu menikmati setiap inchi bibir yang ditorehkan oleh sang kakak. Saling melumat, saling menjilat. Mereka berdua melakukannya dengan penuh gairah.

Naruto menarik kembali wajahnya, membuat Nauko mendesah kecewa karena Naruto mengakhiri ciuman mereka. "Aku kehabisa nafas, dasar mesum." Ujar Naruto sambil mencubit hidung Naruko dengan gemas. "Kau imut sekali."

"Kalau imut. Kenapa tidak kau makan saja tubuhku ini?"

"Terlalu imut untuk dimakan, Naruko-chan." Mereka berdua tertawa karena aksi yang mereka lakukan tadi. "Satu kali lagi, Naruko-chan." Naruto mulai mendekatkan lagi bibirnya ke bibir tipis Naruko. Namun sayang…

"Ehem! Kalian akan pulang atau bermesraan disini?" duo Naru itu melepaskan pelukan mereka dan melihat siapa yang mengintrupsi. "Kita ke apartemen atau tidur disini?"

"Elis-chan, maaf kami khilaf. Kita akan ke Apartemen, apa nanti rumahmu akan dijual?" tanya Naruko.

Elis terlihat berpikir sejenak karena rumah itu adalah peninggalan orang tuanya yang telah tiada. "Aku tidak tahu. Mungkin akan aku jual saja rumah itu, aku juga akan mulai bersekolah besok."

"Sekolah? Niichan, apa aku boleh bersekolah?" Naruto menatap adiknya dengan tatapan bingung. "Aku bisa mempunyai teman disana."

"Kau lupa kalau Kuoh ini adalah daerah kekuasaan Gremory serta Sitri? Aku tidak mau kau dan Elis masuk keperangkap mereka. Aku hanya takut kalau kalian akan masuk ke dalam masalah tiga fraksi." Ujar Naruto memperingati Elis dan adiknya. Keduanya hanya mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh Naruto. "Oke, biar aku bawa semua barangmu, Elis. Kita akan menggunakan tehnik teleport milikku."

"Aku tidak mau kalau kau salah meneleport kembali."

"Kali ini tidak akan, Elis." Kemudian Naruto memegang tangan para gadis. Ia pun berkonsentrasi untuk meneleport dirinya. "Baik, kita mulai." Aura berwarna orange muncul disekitar mereka. Detik kemudian, mereka menghilang.

Fuut!

Brukk Brakk

"Apa yang aku katakan? Kita akan salah teleport, bukan?" gerutu Elis yang sekarang ini ditindih oleh Naruto. "Dan, menyingkir dari tubuhku, dasar rubah mesum!"

"Woi, Naruko ada dipunggungku. Mana bisa aku menyingkir dari tubuhmu, hm!?" ujar Naruto tidak kalah sengit.

"Sudah jangan bertengkar lagi, yang terpenting kita ada di apartemen kita." Ujar Naruko dengan santainya. Ia sekarang berada di atas punggung Naruto.

"Kau enak. Kita yang sakit tahu!"

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N:

Nah, sekarang saya akan bertanya kepada kalian para Readers. Nanti akan ada Arc pertunangan Rias dengan Raiser. Kalian pilih mana, Naruto, Elis, Naruko, Vali, atau Menma yang jadi penghalang dari pertunangan Rias dengan Raiser? Tapi, masih satu chapter lagi.

Untuk konflik, tidak akan berat. Saya akan usahakan konflik antara NarutoxElisxVali. Dan kalau soal Pair, saya tidak akan menggantinya, karena ini sudah keputusan saya, serta Pair hanya akan menjadi pemanis dalam sebuah Fict.

Oke, itu saja yang saya sampaikan.

Shinn Out! Ciao!