Prolog
.
.
"MWAHAHAHA! Akhirnya aku berhasil menangkap Ochobot!"
"Aaaaaaahhh! Tolong aku, BoBoiBoy!"
"Adu Du! Lepaskan Ochobot!"
"Huh! Jangan harap!"
Kejadiannya begitu cepat. Padahal awalnya semua baik-baik saja. BoBoiBoy kebetulan sedang meninggalkan Ochobot sejenak di kamar seperti biasa, mengingat keamanan TAPOPS yang ketat menjamin keselamatannya.
Namun, siapa sangka Adu Du dan Probe berhasil menyusup. Dan sekali lagi, mereka menangkap Ochobot. Saat BoBoiBoy menyadarinya, dia hampir terlambat. Ochobot sudah ada di tangan Adu Du, Probe berubah wujud menjadi pesawat mini—Probey Jet—dan kini mereka ada di hanggar pesawat.
"Hwahahaha! Selamat tinggal, BoBoiBoy!" Adu Du berseru puas. "Dengan kuasa sedutan Ochobot, aku bisa mengambil kuasa siapa saja yang aku mau!"
Adu Du naik ke dalam Probey Jet dengan Ochobot di dalam genggamannya. Mereka pun langsung memelesat ke luar, menuju angkasa lepas.
"BoBoiBoy!" Komandan Koko Ci tiba-tiba muncul bersama Motobot. "Kita tak punya waktu untuk mengejarnya dengan kapal angkasa! Gunakan kuasa Motobot! Aku akan menyuruh Gopal, Yaya, dan Ying menyusulmu nanti!"
"Baik!"
Tanpa basa-basi, Motobot segera mengaktifkan kuasanya. Sebuah sepeda motor berwarna jingga muncul. BoBoiBoy bergegas menggunakan helm, lantas memacu motor itu keluar dari Stasiun TAPOPS.
Dengan cepat, pemandangan yang dilihat BoBoiBoy berubah menjadi angkasa gelap bertabur bintang. Matanya segera menangkap sosok Probey Jet yang bergerak cepat menuju kapal angkasa yang terparkir di tengah-tengah luar angkasa.
Kapal angkasa Adu Du!
"BoBoiBoy! Hati-hati!"
Sosok hologram Komandan Koko Ci mendadak muncul di alat komunikasi motor BoBoiBoy.
"Ada bacaan energi misterius di area yang kamu tuju! Kemungkinan itu adalah lubang cacing!"
"Apa—?!"
Kekagetan BoBoiBoy harus terinterupsi karena motornya hampir saja menabrak debris berupa batuan angkasa berukuran sedang. Untung saja, dia masih cukup sigap untuk menghindar di waktu yang tepat.
Benar. Dia harus fokus. Di depan sana masih ada Adu Du dan Probey Jet-nya yang membawa lari Ochobot.
"Uh... BoBoiBoy Halilintar!"
Motor yang dinaikinya berubah warna menjadi hitam diselingi merah. Dengan kecepatan setara petir, dengan cepat dia memperpendek jarak di antara dirinya dan Probey Jet.
Setelah jaraknya dia rasakan cukup dekat, BoBoiBoy segera berganti kuasa. Motornya berubah warna menjadi hijau dengan sedikit warna hitam.
"BoBoiBoy Duri! Akar Pengikat!"
Sulur-sulur hijau berduri muncul dan langsung mengikat Probey Jet. BoBoiBoy segera menarik Probey Jet ke arahnya, sehingga dia bertatapan muka dengan Adu Du meski masih terhalang kaca helmnya serta kaca pelindung Probey Jet.
"Hwaaa!" Adu Du berteriak kaget. "Uh, aku harus segera mengaktifkan kuasa teleportasi—"
"Jangan coba-coba aktifkan kuasa Ochobot! BoBoiBoy Gempa!"
Tangan BoBoiBoy kini dilapisi sarung tangan tanah khas Gempa. Dia mengepalkan tangannya, lalu seketika tangannya membesar. Dengan tinju raksasa itu, dia memukul kaca pelindung hingga pecah. BoBoiBoy langsung mengambil Ochobot dari tangan Adu Du, lalu bergegas memutar motornya dan melaju menjauh.
Pada saat itulah, BoBoiBoy melihat dari kejauhan Yaya, Ying, dan Gopal mendekat ke arahnya menggunakan motor dan mobil dari kuasa Motobot. Dia menghela napas lega. Semua telah selesai—
"TEMBAK DIA, PROBE!"
BoBoiBoy tersentak. Ia menengok ke belakang dan melihat misil dari Probey Jet mengarah tepat padanya. Dia takkan sempat menghindar. Dalam detik-detik terakhir, BoBoiBoy memutuskan setidaknya Ochobot harus selamat.
"Gopal! Tangkap Ochobot!" teriaknya sambil melempar Ochobot.
DHUARRR!
"AAAAAAAAARRGGHH!"
BoBoiBoy merasakan guncangan keras, disusul rasa sakit di tubuhnya, segera setelah ledakan terjadi. Motornya kehilangan kendali. Dia terpental jauh, hanya mampu berpegangan erat pada setang motornya yang pasti mengalami kerusakan akibat tembakan tadi. Pandangan matanya berputar-putar.
Sebelum cahaya bintang-bintang padam dalam pandangannya, BoBoiBoy merasa ada sesuatu yang menariknya dengan kuat. Seolah ada suatu kekuatan besar tak kasatmata yang menyedot tubuhnya. Serta-merta, ucapan Komandan Koko Ci terlintas di benaknya.
Mungkinkah ini lubang cacing itu—
BoBoiBoy tak sempat berpikir lebih jauh lagi. Kesadarannya memudar. Hal terakhir yang diingatnya hanyalah sensasi seakan dirinya terbawa arus deras ...
.
.
KOKOTiME mempersembahkan:
"B.I.M. (BoBoiBoy In Multiverse)"
Ditulis oleh kurOrange (kolaborasi antara kurohimeNoir dan Shaby-chan).
Disclaimer: "BoBoiBoy" dan segenap karakter di dalamnya adalah milik Monsta©. Tidak ada keuntungan material apa pun yang diambil dari fanfiksi ini.
Timeline: Setelah BoBoiBoy The Movie 2.
.
.
Di mana ini...?
Apa yang terjadi...?
BoBoiBoy membuka mata perlahan. Dia merasa dirinya masih berada di angkasa lepas. Tangannya masih mencengkeram setang motornya walau lemah.
Pemandangan pertama yang dilihat BoBoiBoy adalah langit hitam di atasnya, dan sebuah dataran melengkung di bawahnya. Dari warnanya yang biru diselingi kapas-kapas putih, BoBoiBoy memperkirakan dia sedang berada di dekat Planet Bumi.
Kenapa aku ... bisa ada di dekat Bumi...?
BoBoiBoy tiba-tiba merasakan dirinya dan motornya perlahan bergerak turun menuju Bumi. Anehnya, motor itu mulai terasa panas.
BoBoiBoy tersentak. Teringat fakta sains bahwa benda yang masuk ke afmosfer Bumi akan terbakar.
Apa yang harus dia lakukan? Motornya rusak, tidak bisa dikendalikan.
Kalau tidak segera melakukan sesuatu, dia akan jatuh dan terbakar. Lalu ...
... mati.
DEG!
Detak jantung BoBoiBoy menguat setingkat. Dadanya berdesir tajam. Anak muda itu harus mati-matian mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap tenang.
Tidak ...
Aku tidak boleh mati!
"BoBoiBoy Solar! Lompatan Cahaya!"
Dengan kuasa Solar, BoBoiBoy membuat dirinya berteleportasi dengan jarak pendek, sehingga menghindari gesekan dengan partikel atmosfer. Karena keterbatasan tenaga, BoBoiBoy hanya bisa menggunakan kuasa itu dua hingga tiga kali. Sisanya, dia hanya bisa menggunakan motornya—yang sepertinya masih berfungsi—untuk melindungi diri.
Panas ... Sakit ...
Sakit ...
BoBoiBoy memejamkan matanya rapat-rapat. Hanya rasa sakit dan panas yang dirasakannya, sebelum kendaraannya berakhir menabrak tanah dengan kecepatan tinggi. BoBoiBoy merasa kepalanya terbentur disertai guncangan keras sebelum semuanya menjadi gelap.
.
xXx]-•-•-•-x-•-•-•-[xXx
.
Kesadaran BoBoiBoy perlahan kembali. Hal pertama yang dia ketahui adalah motor yang dia kendarai tadi kini rusak cukup parah, dan dirinya terbaring di tanah. Sepertinya dia terlempar beberapa meter dari titik jatuhnya.
BoBoiBoy berusaha bangkit. Antara sadar dan tidak, dia merasakan kepalanya berdenyut sakit. Diputuskannya melepas helm yang sudah rusak, lalu membuangnya begitu saja. Kepala dan tubuhnya terasa sangat sakit, pandangan matanya pun buram. Namun, BoBoiBoy memaksakan dirinya untuk terus berjalan.
Dengan langkah terhuyung, BoBoiBoy menyusuri tempat itu. Dia hanya bisa melihat samar-samar di hadapannya pasir putih membentang di tengah kegelapan malam. Kemudian ada pepohonan, dan jalan berbatu dengan semak-semak.
Ini ... di mana?
Pemuda itu merasa tidak asing dengan tempatnya berada sekarang. Namun, pandangannya makin kabur. Sebagaimana kepalanya yang makin sakit.
Aku ...
Segalanya makin samar.
Aku ... siapa?
Kaki BoBoiBoy menyerah. Tubuhnya limbung ke pinggir jalan berbatu. Dia sempat merasakan tubuhnya bergesekan dengan semak-semak, sebelum wajahnya mencium tanah.
Lagi-lagi, kegelapan berhasil merenggutnya.
.
.
.
Bersambung ...
.
.
.
Pojok KOKOTiME
.
Yo, Shaby-chan di sini.
Jadi deg-degan ... Ini pertama kalinya bikin fic collab sama author lain. Sama kurohimeNoir lagi. Ternyata emang gak gampang ya. Harus menyinkronkan plot sama ide rekan satu collab. Tapi asyik rasanya diskusi buat cerita ini sama kurohimeNoir. XD
Yah, karena kesibukan di dunia nyata, mungkin update-nya akan agak terhambat. So, kuharap pembaca yang budiman bisa maklum. /bow
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
REVIEW! REVIEW! REVIEW!
.
Salam hangat,
Shaby-chan from kurOrange
17 Juli 2020