000000

"Byun Baekhyun, kencanlah denganku,"

Baekhyun yang sebelumnya sedang serius membagi jadwal patroli Prefek untuk bulan depan langsung memejamkan matanya dan menarik napas panjang. Entah sudah berapa kali ia mendengar kalimat itu hari ini.

"Not now, Park," sahut Baekhyun pelan sambil melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak ingin suaranya mengganggu penghuni perpustakaan lainnya.

Laki-laki tinggi yang tadi berdiri di belakangnya kini menarik kursi di sebelah Baekhyun untuk duduk. Ia menyandarkan lengan kekarnya sambil bertopang dagu ke arah Baekhyun dan melanjutkan, "Ayolah Byun, sekali saja dan itu akan menjadi kencan terbaik dalam hidupmu,"

"Jangan berisik, Park. Aku tidak mau Madam Pince mengusirku untuk kedua kalinya minggu ini," desis Baekhyun sambil melirik ke sekeliling, berharap tidak menemukan wanita tua penjaga perpustakaan di sekitar mereka.

Chanyeol tertawa kecil, "Hey, jangan salahkan aku untuk kemarin lusa. Bukan aku yang memiliki suara keras,"

Dua hari yang lalu Byun Baekhyun tanpa sadar tertidur di atas buku Transfigurasi saat mengerjakan tugas esai dari Profesor McGonagall, Chanyeol yang menemukan dambaan hatinya dalam keadaan seperti itu iba dan mencoba membopong laki-laki mungil itu ke sofa panjang agar tidurnya lebih nyaman. Tapi siapa sangka Head Boy itu akan terbangun tiba-tiba dalam pelukan Chanyeol lalu refleks mengambil tongkat sihir di saku jubahnya dan mengutuk Chanyeol dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil?

"Kau memancingku, bodoh,"

Chanyeol mengangkat bahu acuh, seakan hal tersebut bukan masalah besar, "Pergilah denganku ke Hogsmead sabtu besok. Aku dengar ada bubble gum rasa baru di Honeydukes,"

Baekhyun mengernyit bingung. Sabtu? Bukankah ada pertandingan antara Slytherin dan Gryffindor sabtu besok?

"Bukankah kau ada pertandingan Quidditch hari itu?" Tanya Baekhyun bingung.

Park Chanyeol menyeringai lebar seperti serigala yang berhasil menangkap mangsanya, "Ah, kau memerhatikan juga ternyata,"

Wajah Byun Baekhyun berubah merah padam, bukan karena malu tapi karena ia mulai merasa kesal. "Diamlah. Head Boy macam apa aku jika tidak tahu jadwal quidditch sekolahnya sendiri?"

Chanyeol mengangkat bahu lebarnya, "Entahlah, mungkin kau tahu hanya karena hafal jadwal Quidditch-ku,"

"Jangan buat aku tertawa!" Baekhyun yang kesal memukul meja dengan tangannya, suaranya menggema di perpustakaan yang sepi itu.

"Byun Baekhyun, peringatan untuk tenang!"

Baekhyun spontan menunduk malu, ia benar-benar sedang tidak ingin menguji keberuntungannya hari ini dengan Madam Pince. Selain membuat jadwal patroli Prefek, ia masih harus mengerjakan tugas Transfigurasi dan Charms untuk minggu ini.

Di sampingnya, Chanyeol terlihat terkekeh bahagia melihat wajah Byun Baekhyun yang memerah

"Byun, bagaimana kalau kita bertaruh?"

"Tidak,"

"Dengarkan aku dulu,"

Chanyeol menarik sedikit kursi Baekhyun. Membuat laki-laki yang lebih kecil itu semakin kesal.

"Aku akan berhenti mengajakmu berkencan,"

Mendengar itu, Baekhyun merasa tertarik dengan apa yang diucapkan si jangkung ini. Ia pun menaikkan satu alisnya seakan menyuruh Chanyeol untuk melanjutkan.

"Aku akan berhenti jika hari sabtu nanti Slytherin menang,"

Baekhyun mulai menyukai usulan ini.

"Bagaimana kalau Gryffindor yang menang?"

Senyum laki-laki di hadapan Baekhyun begitu lebar sebelum mengatakan dengan ringannya, "Well, tentu saja kau harus berkencan denganku."

000000

"Jangan katakan apapun,"

Oh Sehun menyeringai geli melihat temannya memasuki aula besar dengan langkah geram kemudian menjatuhkan diri di bangku panjang di sebelahnya. Panji-panji hijau dan perak berkibar di atas meja, warna kebanggan asrama mereka, Slytherin.

"Aku tak tahu kenapa Madam Pince masih membiarkan kalian berdua memasuki perpustakaan. Sudah berapa kali dalam bulan ini kalian membuat kegaduhan?" Ujar Sehun jahil.

Byun Baekhyun memutar bola matanya sambil menghela napas. Tangan kanannya secara insting langsung meraih beberapa buah stroberi dari piring buah di dekatnya.

"Oh, diamlah,"

Saat itu waktu makan malam dan kejadian siang tadi sudah menyebar luas ke telinga seluruh murid di Hogwarts: Park Chanyeol dan Byun Baekhyun hampir saja dikeluarkan dari perpustakaan lagi.

"Park Chanyeol adalah manusia paling bodoh," ujar Baekhyun geram sambil mengacak-acak rambutnya sendiri, beberapa orang di meja hanya melirik Baekhyun sesaat, mereka sudah terbiasa dengan tingkah Baekhyun dan suaranya yang lantang.

Oh Sehun kembali terkekeh melihat temannya frustrasi.

"Meskipun begitu, Park Chanyeol sangat fit menurutku. Kau pernah lihat badannya dalam balutan seragam Quidditch?" Ujar Sehun polos, mengharapkan reaksi dari sahabatnya itu.

"Fit? Kau bilang dia fit?" Baekhyun mendengus keras, "Bahkan cumi-cumi raksasa di Danau Hitam jauh lebih fit dari pada Park Chanyeol! Kau benar-benar sudah gila Oh Sehun!"

Seluruh orang di meja Slytherin dan beberapa di meja Gryffindor kini menoleh pada Baekhyun yang sedang menunjuk-nunjuk sahabatnya dengan penuh emosi sedangkan yang ditunjuk hanya terkekeh geli, berhasil mendapatkan reaksi yang ia inginkan. Untung saja saat itu yang disebut-sebut belum hadir di meja Gryffindor.

Sesaat kemudian Baekhyun baru menyadari semua pasang mata tertuju padanya. Ia berdeham pelan merubah posturnya lebih tenang dan memicingkan matanya pada Oh Sehun, "Aku rasa Luhan tidak akan senang jika tahu kau mengatakan hal seperti itu tentang Park Chanyeol,"

Giliran Sehun sekarang yang terlihat panik, matanya terbelalak dan wajahnya memerah, "Hey, apa hubungannya ini dengan Luhan?"

"Entahlah," Byun Baekhyun mengangkat bahu acuh, ia melanjutkan dengan suaranya yang cukup keras, "Kukira kau sedang mengejarnya. Bukankah kemarin kau yang mengirim Luhan cokelat dengan pos burung hantu?"

"Ap-- Aku-- Jangan bicara omong kosong, Byun Baekhyun!" Sehun terbata, tatapannya menyapu aula besar berharap tidak ada yang mendengar ocehan sahabatnya itu. Tapi dengan suara lantang Byun Baekhyun, apa yang bisa diharapkan Sehun?

Kenyataannya memang Sehun-lah yang mengirimkan Luhan sang Prefek Ravenclaw itu cokelat pada pos pagi hari. Namun bukan berarti ia ingin semua orang mengetahuinya.

Baekhyun yang berada di sampingnya kini tersenyum lebar, merasa puas. Menikmati penderitaan temannya tersebut membuat Baekhyun melupakan sejenak penderitannya sendiri yang berwujud sosok tinggi dari Gryffindor bernama Park Chanyeol.

"Anyway, memangnya Park Chanyeol berulah apalagi?" Tanya Sehun berusaha mengalihkan pembicaraan tentang Luhan.

Baekhyun tersenyum lebar, "Kau tidak akan percaya ini. Setelah pertandingan Quidditch sabtu besok, Park Chanyeol akan berhenti menggangguku!"

"Oh ya?"

"Iya! Kita bertaruh jika Slytherin menang dia tidak akan menggangguku lagi,"

"Kalau Gryffindor menang?"

"Well, itu.." Baekhyun ragu-ragu sebelum akhirnya menjawab cepat, "Akuharuskencandengannya,"

"Apa?"

"Tidak masalah, Slytherin punya Kim Minseok. Dia adalah seeker terbaik dalam satu dekade terakhir ini. Kita tidak mungkin kalah,"

Oh Sehun terdiam menatap Byun Baekhyun lama. Sedikit demi sedikit bibirnya menyunggingkan senyuman jahil, "Meskipun begitu, kau tahu kalau tahun ini adalah tahun terbaik Gryffindor 'kan?"

"Hey!" Baekhyun memukul belakang kepala Sehun, "Kau ini Slytherin atau bukan sih?"

000000

please leave some love and review if you find this quite entertaining