Disclaimer : Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi.


"Talking"

'Thinking'

"Monster Talking"

'Monster Thinking'

"Technique"


Chapter 2.

Uzumaki Naruto, hidup tanpa bimbingan orang tua bahkan hanya mengetahui dari sebuah cerita mulut. Tumbuh dan besar tanpa dukungan moral membuat nya berpikir lebih jauh dari anak berusia 7 tahun, untuk apa ia hidup? Melihat anak anak sebayanya tertawa bahagia membuatnya merasakan apa itu iri, sebuah perasaan tidak pernah Naruto mengerti.

Terbesit di pikiran Naruto untuk melakukan suatu hal yang benar benar mengubah drastis kehidupan nya. Dia berpura pura bodoh, menjadi pecundang, sikap tidak peduli lingkungan sekitar dalam sehari tergantikan oleh keonaran Uzumaki Naruto untuk menarik pandangan orang orang bahwa di sini, Konohagakure no Sato, Naruto hidup, ia hanya ingin di akui meskipun caranya justru membuat nya semakin di benci.

Naruto kecil tidak mengerti, apa yang salah dari nya? Otak jenius Naruto beroperasi lambat memikirkan itu semua, Naruto tidak pernah melakukan kesalahan yang membuatnya di benci oleh semua orang, melakukan onar pengecualian untuk di kategorikan nakal. Naruto bahkan tidak pernah merasa merugikan orang lain, kenapa kenapa kenapa, satu kata berputar di pikiranya saat itu.

Iblis! Kyuubi! Sampah!

Bertahun tahun hidup di atas penghinaan, tidak membawa Naruto ke dalam kebencian. Justru sebaliknya, Naruto berusaha mencari sebuah jawaban, jawaban tidak seorang pun mengetahuinya, kenapa penduduk desa menganggap Naruto sampah? Iblis? Naruto pikir itu semua tidak benar, Naruto yakin terlahir sebagai manusia. Naruto tidak membenci apalagi menyalahkan takdirnya, Naruto juga menghormati kedua orang tua yang entah berasa di mana, Naruto adalah anak yang cerdas, Naruto paham di dunia ini ada unsur sebab dan akibat. Dia tidak akan menyerah karena itulah jalan ninjanya.

Bagi Naruto yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, untuk pertama kalinya ia bertemu secara langsung dengan ibu dan ayahnya, muncul perasaan aneh di hati. Semua yang ia percaya berlahan runtuh, ia ingin menghormati ayah dan ibunya namun rasa jengkel atas kesengsaraan selama ini berawal dari mereka.

Naruto mencoba mengerti, bagi orang tua, kebaikan anak merupakan hal terpenting. Mereka tidak akan melakukan ini tanpa adanya alasan. Kekesalan itu tergantikan oleh rasa bangga mengetahui kedua orang tua yang sangat Naruto hormati merupakan pahlawan desa, itulah pertemuan Naruto dengan Yondaime Hokage, ayahnya sendiri.

Perasaan aneh ketika kulit lembut Grayfia menyentuh pipinya sama ketika Naruto bertemu Kushina, ia sangat menyayangi ibunya meskipun hanya beberapa menit mereka menghabiskan waktu, tidak pernah ada lagi kesempatan bagi Naruto melakukan ini dan perasaan itu muncul, dimana seorang ibu menangisi Naruto dan berterima kasih karena telah menjadi anaknya.

Grayfia pun begitu, Naruto tidak tahu kenapa tiba tiba perasaan itu timbul kembali. Naruto tidak pernah bertemu dengan Grayfia atau bahkan berinteraksi meskipun hanya sekedar memberikan satu atau dua kata patah kecuali yang Naruto ingat kejadian tadi, membawa Naruto ke dalam situasi sekarang ini.

Entah kenapa, Naruto tidak rela jika Grayfia membuang air mata untuk dirinya. Ini salah, Naruto tahu itu meskipun hatinya memberontak jika pancaran hangat dari Grayfia memang tertuju kepadanya, mungkin Kurama bisa membantu? Sangat di sayang kan, sang rubah sama sekali tidak terdengar suaranya.

Sirzechs pun sama, ia terkejut hingga melupakan kejadian di mana ia hampir saja melenyapkan Naruto. Sang Maou Lucifer telah berdiri di belakang Grayfia, pandangannya meneliti seluruh struktur wajah Naruto, tidak ada yang berbeda dari terakhir kali Sirzechs ingat, bahkan Aura iblis yang ia rasakan kecil dari tubuh Naruto benar benar sama persis.

Kadang takdir memang selalu bermain dengan caranya sendiri, hal itu lah satu satunya alasan kenapa Naruto selalu menentang takdir meskipun ia tidak menyalahkan nya.

Tersadar oleh suasana, Naruto berlahan menyingkirkan tangan Grayfia secara halus meskipun ada pemberontakan kecil dari Grayfia, Naruto menggenggam tangan wanita itu. "Gomen, aku pikir kalian salah orang, namaku Uzumaki Naruto, bukan Naruto Gremory seperti katamu barusan." Informasi baru yang ia dapat kan di tangisan rendah Grayfia adalah mengenai seseorang bernama Naruto Gremory.

Naruto melompat mundur. Asap kecil menyelimuti seluruh tubuhnya dan mengubah penampilan Naruto seutuhnya. Pakaian modern lenyap di gantikan pakaian Jounin Uzushiogakure dan jubah Sandaime Uzukage, penampilan Naruto saat ini bagaikan cermin Yondaime Hokage dan Sirzechs Lucifer sekaligus, rambut merah sedikit menentang gravitasi miring ke kiri, tidak berbeda jauh dari rambut Sirzechs namun yang membedakan, rambut Lucifer itu lebih kalem dan panjang.

Sirzechs semakin tidak karuan, bibirnya tertutup rapat, tenggorokan nya terasa hancur hingga tidak bisa lagi mengeluarkan suara. Benar benar mirip, hanya marga yang membedakannya, Uzumaki dan Gremory. Aura Gremory dan Lucifuge menyatu pada diri Naruto. Sirzechs yakin ini bukan sekedar kebetulan, Anak nya tewas 1 tahun yang lalu karena sebuah insiden, namun sosok mirip sekali 'Naruto Gremory' memukul wajah nya dengan keras hingga Sirzechs sadar akan sesuatu, sebuah delusi yang semakin meyakinkan dirinya bahwa sosok itu memang Naruto Gremory.

Meskipun Naruto sudah tenang, namun perasaan wajar ketika seorang anak melihat ibunya menangis masih ada. Sekeras apapun Naruto mencoba menghilangkan, semakin kuat pula perasaan itu. Otak jenius Naruto berjalan lebih lambat dari yang seharusnya, bahkan Kurama sosok rubah satu satunya tempat Naruto meminta jawaban hilang bagaikan koneksi link antara Naruto dan Kurama terputus oleh sesuatu.

"Aku sungguh tidak mengerti apa maksud mu menyamakan ku dengan Naruto Gremory itu, Aku—" Naruto tidak melanjutkan ucapan nya. Sesuatu keanehan lagi, tunggu sebentar. Ini bukan lagi aneh, tapi absurd. Bagaimana mungkin keelima makhluk berkekuatan gila seperti mereka tidak menyadari nya sebagai seorang Manusia? Seharusnya seberapa besarpun Naruto menyamakan auranya, Iblis kelas atas masih mampu merasakan. Naruto akan menyelidiki ini.

Sirzechs menahan bahu Grayfia, ia tahu istrinya pasti terganggu mentalnya, namun Sirzechs tidak. Ia berusaha bersikap netral kali ini. "Aku tahu itu, Uzumaki-san, mungkin kau mirip mendiang anak kami. Tapi mengingat apa yang kau lakukan ini mencurigakan, maka aku tidak bisa membiarkan mu pergi." Ini hanya alibi Sirzechs. Dirinya harus memastikan sendiri dengan tidak membiarkan Naruto pergi, licik namun begitulah Akuma.

"Jadi itu masalahnya?" ucap Naruto, pemuda itu tidak mau menjelaskan bagaimana ia berada di sini. Ia akan mengikuti alur, mungkin dengan ini ia bisa mendapatkan informasi lebih. "Jadi apa aku di tahan?"

"Aku tidak menahanmu, aku hanya memerlukan bukti bahwa kau tidak melakukan spionase mengingat pergerakan Old Satan mulai terlihat akhir akhir ini." jelas Sirzechs, dia berusaha meyakinkan.

Old Satan? Ini pasti bisa informasi berguna untuk Naruto mencari jalan pulang. Baiklah, "Apa kau bisa menjamin keselamatan ku?"

"Selama kau tidak mencurigakan, maka kau bebas."

Seringai setipis serat karbon melintang di bibirnya, tidak ada yang menyadari bahkan seorang Maou seperti Sirzechs sekalipun meski jarak mereka cuman terpaut 20 meter. Di situ ada rencana, maka masa depan Naruto dapat di pastikan. Ia bukanlah sosok yang menerima orang lain dengan tangan terbuka, tidak ada satupun dapat Naruto percayai mengingat kekuatan hal terpenting di dalam kehidupan. Mereka Akuma, meskipun kenyataan tidak selalu tepat dengan realita, Naruto akan selalu waspada dengan mereka, terserah seberapa baik perlakukan mereka kepada dirinya nanti. Naruto menyakini satu hal, di mana ada kebaikan, pasti setitik keburukan selalu ada.

Akhirnya Naruto memberikan keputusannya, aura yang menandakan Naruto ingin menggunakan Bijuu Mode berlahan berangsur hilang. Udara sebelumnya yang di tekan secara paksa kembali normal. Naruto benar benar menyerapnya ke titik nol.

"Baiklah, aku mengerti."

Dan begitulah hasil keputusannya. Bukan Naruto tidak ingin melawan, apapun pasti butuh pengorbanan dan Naruto mencari tujuannya di kandang para Akuma, sekaligus memastikan sekali lagi bagaimana perasaan ini muncul, perasaan hanya ingin dia berikan kepada Kushina seorang.

.

-Castle Lucifer-

"Apapun itu, aku tidak bisa menyalahkan Grayfia atas tindakannya." jeda sejenak, Naruto masih mau melanjutkan ucapanya, "Naruto Gremory kah? Aku tidak menyangka bisa menemukan hal absurd seperti ini. Oy Rubah tua, berikan tanggapan mu mengenai ini dan alasan yang bagus untuk aku tidak memotong salah satu ekormu setelah meninggalkan ku di situasi menyulitkan."

Link antara Kurama dengan dirinya telah pulih. Masing masing Jinchuuriki Bijuu memiliki kemampuan untuk memotong dan menyambungkan link komunikasi antar para Bijuu dan Kurama memiliki kemampuan yang tak seharusnya di dia miliki. Kurama berterima kasih karena kemampuan Naruto lah, kekurangan nya sebagai Bijuu bisa di hilangkan, dia bisa memutus komunikasi kapan pun dia mau, sungguh bumerang sekali untuk Naruto.

"Tidak aneh, kau bahkan pernah mengalaminya." Dunia Genjutsu Obito yang Kurama maksud, "Untuk pertanyaan mu kedua, aku tidak bisa menjelaskan apa apa, Naruto. Ini urusan pribadi para Bijuu."

"Kau dan alibimu."

"Hahaha, cuman bercanda. Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, kau akan mengerti nanti, Naruto." ucap Kurama misterius. Naruto mengabaikan itu karena kebiasaan Kurama selalu berbicara di luar pengetahuan Naruto.

Naruto berdiri, ia menatap setiap bingkai foto Naruto Gremory dari bayi hingga remaja. Tidak hanya satu figur menjadi objek pandangan Uzukage muda tersebut, ada rasa iri melihat dirinya yang lain terlihat bahagia dalam satu keluarga utuh, sama sekali tanpa beban, berbeda darinya yang sejak kecil bertentangan dengan takdir Naruto Gremory.

"Iri hanya akan melemahkan mu, Naruto. Sifat itu hanya akan menghambat mu untuk melangkah maju, lagipula kau tidak perlu iri pada sesuatu yang tidak terikat oleh dunia, sama sekali tidak berguna." Naruto mengeluarkan kekehan lucu, sejak kapan Kurama bisa berbicara sebijak ini? Tanpa Kurama katakan pun Naruto sudah tau. "Dan jangan lupa tujuanmu, kau meninggalkan Uzushiogakure tanpa pemimpin. Kelima desa besar memang sudah dalam masa masa damai, kau bisa berbangga diri dengan itu tapi tidak menutup kemungkinan datang nya sebuah konflik baru, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin."

"Maafkan aku, Kurama." balas Naruto, "Aku tidak pernah melupakan tujuanku. Butuh proses untuk mendapat sesuatu dan aku sedang mencari prosesnya. Informasi yang telah kita kumpulkan sangat sedikit kau tahu, bahkan anak anak Akuma pun memiliki pengetahuan jauh lebih banyak dari ku."

"Itu baru Naruto yang ku kenal." Naruto menepuk beberapa kali kepala Kurama. Hanya Kurama, satu satunya makhluk paling mengenal dirinya, Kurama tidak akan berkhianat, lagipula Naruto mempercayai Kurama sebagai mana Naruto mempercayai dirinya sendiri. Mereka tumbuh dalam satu tubuh, Kurama yang ingin selalu memberontak dan Naruto menganggap Kurama temannya meskipun untuk meresmikan pertemanan mereka membutuhkan waktu tidak singkat.

"Maaf membuat mu menunggu, Uzumaki-san. Butuh waktu untuk menenangkan Grayfia." Naruto mengalihkan tatapannya ke seseorang baru saja memasuki ruangan. Sirzechs duduk di sofanya, begitupun Naruto. Bisa ia lihat wajah lelah Sirzechs, Naruto yakin Sirzechs telah berusaha keras.

"Tak apa, Sirzechs-san, aku mengerti." Sebenarnya tidak. Naruto tidak terlalu tahu menahu mengenai perasaan seorang ibu mengingat ia hidup sendiri sejak kecil. Namun Naruto lebih ingat bagaimana perasaan Grayfia sebagai seorang perempuan kepadanya, bukan dalam arti romantis tapi lebih menjurus ke kasih sayang untuk laki laki yang ia anggap spesial, dalam arti lebih kekeluargaan tentu saja.

Naruto membuka mulutnya memulai sesi negosiasi bagaimana urusan Naruto kedepan nya. "Jadi bagaimana dengan ku sekarang? Kau sedang tidak memperlakukan ku sebagaimana perasaan mu sebagai ayah bukan? Aku tahanan mu, Sirzechs bukan anakmu." Tidak baik, niat Naruto mendekati mereka adalah karena informasi. Terlalu dekat akan berbahaya untuk nya mengingat kejadian yang sudah sudah selalu berakhir buruk di saat Naruto mencoba menjalin hubungan. Warga Uzushiogakure sebagai pengecualian, mereka adalah keluarganya, ia akan melindungi mereka dengan segenap kekuatannya.

Terlalu dekat dengan keluarga Gremory pasti berakibat pada tujuannya untuk pulang. Perasaan, satu kata sama sekali tidak Naruto mengerti, apa memang setiap manusia memilikinya? Aneh namun teringat di dunianya satu organisasi kelam tanpa perasaan, nyatanya salah satu dari mereka berperilaku seperti kayaknya manusia normal yang lemah.

"Sejujurnya iya, Uzumaki-san. Dari sudut pandang manapun aku menilai tentang mu, kau tidak ada bedanya dengan anak kami, hanya marga yang membedakan." Hanya marga? Naruto mengerutkan dahinya. Aneh sekali, bukan hanya karena Sirzechs tidak merasakan aura manusia dari Naruto, tapi aura anaknya telah meninggal pun sama. Untuk saat ini biarlah Naruto menelan ucapan Sirzechs sebelum berkonsultasi kepada Kurama.

"Sangat di sayangkan, aku bukanlah anakmu. Aku mempunyai satu ibu dan satu ayah. Aku tidak berniat mencari orang tua pengganti." Setidaknya untuk saat ini. Firasat Naruto mengatakan jika kata kata itu hanya bersifat sementara. Entahlah, Naruto pun tidak yakin.

Sirzechs membalas dengan senyuman. "Ahh begitu, maaf kan aku." ucap Sirzechs. Ia kembali melanjutkan nya, "Sebelum membahas ini lebih lanjut, silahkan di nikmati teh mu dulu, Naruto-kun. Boleh aku memanggilmu begitu?" Sirzechs berniat basa basi.

Naruto memutar matanya bosan. Dia type orang to the point, berbasa basi bukan lah gayanya apa lagi jika sudah menyangkut dirinya sendiri. Contoh saja pertemuan ke-enam Kage di Tetsu no Kuni, awal mula pertama Naruto menjabat sebagai Uzukage, banyak sekali basa basi omong kosong hanya karena di usia 16 tahun ia mendapatkan gelar itu, begitupun sahabat nya, Sabaku no Gaara. Terlalu muda bukan berarti nol pengalaman, bukankah mereka yang mengaku bau tanah seharusnya mengajari apapun yang mereka ketahui pada generasi muda? Sungguh basa basi orang orang berumur tua tidak masuk ke jalur pikiranya.

"Sepertinya kau bukan type orang mau berbasa basi ya? Baiklah baiklah, aku mengerti, Naruto-kun."

"Aku tidak ingat pernah menyetujui untukmu memanggil nama kecil ku, Sirzechs." terang Naruto. Wajahnya tidak menunjukan ekspresi apa apa.

Sirzechs memaklumi. Selain Marga yang berbeda, sifat mereka berdua pun bertolak belakang. "Aku sudah memikirkan semuanya. Kau tidak di tahan namun aku sendiri yang mengawasimu, Uzumaki-san." jelas Sirzechs.

Naruto menarik dahinya bingung. Setahu Naruto, Sirzechs merupakan seorang Maou, hampir sama seperti layaknya Kage namun memimpin suatu Ras. Tentu sebagai seorang pemimpin, pekerjaan Sirzechs terlalu banyak hanya untuk mengawasi Naruto, apalagi kejahatan yang Naruto lakukan tidak membuatnya terdaftar di buku hitam manapun, begitu pula orang yang terlibat masih bisa di hitung menggunakan satu tangan.

Naruto memincingkan matanya curiga, "Kau sedang tidak merencanakan sesuatu bukan?"

"Rencana selalu ada, Uzumaki-san. Aku melakukan ini dengan rencana yang telah ku susun sedemikian rupa." Sirzechs berucap. Apa yang ia rencana telah mendapatkan restu dari Grayfia, inilah kenapa Sirzechs bisa menenangkan Grayfia dengan bermodalkan rencana.

"Langsung saja tanpa basa basi lagi. Apa mau mu? Maksud ku, apa yang kau rencana kan, Sirzechs?" desis pelan Naruto.

"Aku mempunyai pekerjaan bagus untukmu, Uzumaki-san." Sirzechs memotong kata katanya di sini. Ia menunggu respon selanjutnya dari Naruto, jika rencananya berhasil maka mengetahui asal usul Naruto bukan lagi hal yang sulit.

"Apa aku mempunyai alasan untuk menolak?"

"Tentu, setelah kau mendengarkan tawaran dariku." balas Sirzechs, tidak terlalu takut jika tawarannya akan mendapatkan penolakan dari Naruto. Sirzechs percaya ini akan berhasil.

Naruto menyenderkan kepalanya di sofa, "Kalau begitu, jelaskan." ujar Naruto menuntut. Ia tidak bisa langsung menolak begitu saja mengingat kebutuhan Naruto setelah apa yang dia lalui tidak sedikit. Naruto pikir dia membutuh kan pekerjaan selama tidak menggangu rencana ke depan nya.

"Ada sedikit masalah yang tidak bisa ku selesaikan, permasalahan mengenai salah satu keluargaku, lebih tepatnya adik ku sendiri. Aturan utama 34 Pillar adalah memperkembang— maksud ku menambah populasi Iblis murni setelah langkanya iblis berdarah murni, tentu saja kau sebagai Akuma tahu mengenai ini bukan?" Naruto tidak langsung menjawab, dia hanya menatap nalar Sirzechs. Ia tidak menjawab karena informasi ini baru saja ia dengar. Namun dari kata 'masalah' yang Sirzechs selipkan pasti ada yang tidak beres pada aturan itu. Naruto kembali berpikir, otak jenius nya memilah milih fakta fakta yang ada dan sering terjadi berdasarkan kata 'menambah'. Untuk membuat dugaan yang lebih benar, satu satunya jalan bagi Naruto adalah dengan mendengarkan lagi.

"Lalu apa masalahnya?"

"Untuk di beri label 'masalah', aku pikir tidak juga karena aturan tetap aturan, hanya berbeda pendapat yang menimbulkan masalah itu sendiri." Naruto tidak menambah kan ini sebagai clue atas opininya sendiri. Kata kata itu terlalu di putar putar hingga membuatnya sulit mencari mana yang bisa dia kumpulkan lagi.

"Ini mengenai adiku, calon yang harus di korban untuk menambahkan populasi ras Akuma. Perbedaan pendapat berasal dari adiku, dan—" Sirzechs tidak melanjutkan karena Naruto sudah lebih dahulu memotong.

"Aku mengerti garis besarnya, Sirzechs. Jadi langsung saja jelaskan dan akan ku berikan keputusanku."

"Aku ingin, kau membatalkan pertunangan adik ku, Uzumaki-san." Dan semua jelas. Masalah yang Sirzechs sebutkan untuk ritual wajib Akuma berdarah murni karena dua kesepakatan yang berbeda, tentu saja Naruto langsung memilih menjawab perjodohan. Itu hal umum di dunianya, darah bangsawan harus dengan darah bangsawan, Akuma tidak berbeda, hanya saja ini melibatkan suatu ras.

Naruto tidak langsung memberikan kesepakatan, ia memiliki satu pertanyaan sebelum memberikannya. "Ini aneh, Sirzechs. Kau kan pemimpin, sangat mudah hanya untuk membatalkan sebuah pertunangan, bukan begitu?"

"Membatalkan pertunangan Pillar utama tidak semudah menandatangani berkas, Uzumaki-san. Aku akan di cap sebagai pemimpin tidak profesional jika melakukan itu." Tidak ada nada yang menggambarkan Sirzechs frustasi. Ia masih bersikap tenang, sikap wajib dalam situasi negosiasi. Di sini Sirzechs melenyapkan sifat lembutnya dan menganggap Naruto sama, setidaknya untuk saat ini demi menarik Naruto dan menyelidiki masa lalu pemuda itu.

"Ah bagaimana bisa aku melupakan itu." Naruto berucap seperti menyadari sesuatu, "Seorang Maou tidak berhak menyentuh tangan mereka ke urusan Pillar utama, bukan?"

"Itu salah satu alasanku." balas senyum Sirzechs. Tidak ada bedanya, namun di Element National, setiap Kage atau bahkan tetua desa pun tidak memiliki hak atas keputusan Clan penopang desa, kecuali jika keputusan itu melibatkan masa depan desa Shinobi. Naruto yang telah menjabat sebagai Kage selama 2 tahun jelas paham apa yang di jelaskan oleh Sirzechs.

"Jadi, apa benar benar selain melibatkan ku ke dalam masalah kalian, tidak ada jalan keluar selain ini?"

"Ada satu cara, dan itu jelas tidak akan berhasil."

Naruto menautkan alisnya. Suatu pencegahan seharusnya benar benar di persiapkan sematang mungkin untuk persentase keberhasilan tinggi. Prinsip Naruto, jika kesempatan itu memiliki resiko terlalu tinggi, maka ia akan mencari kesempatan lain bukan justru mengambil keputusan bisa saja menjatuhkan mu lebih dalam. Bahkan meskipun hanya satu kesempatan, Naruto akan menambah persentase kesempatan itu, tidak peduli sekecil angka pun yang ia tambahkan. Jika itu tidak berhasil, maka melarikan diri menjadi satu satunya jalan.

Melihat raut wajah Naruto, Sirzechs berniat menambahkan, "Dengan tradisi lama, Rating Game antara adik ku dan calon tunanganya."

"Apa itu Rating Game?"

"Sebuah pertarungan mengambil dari sistem permainan catur untuk mengukur kekuatan iblis yang akan mencerminkan kedudukan sosial mereka. Pertarungan adil antara dua Akuma bergelar kebangsawanan setelah memperkenalkan Evil Pieces dulu. Kau sebagai Akuma, seharusnya tau akan hal ini bukan?" tanya Sirzechs heran, bahkan jika itu dari ras lain seperti Tensi dan Da-tenshi, mereka mengenal betul pertandingan super bergengsi itu, kecuali jika Naruto lahir dan besar di luar wilayah Akuma. Ah itu dia, Sirzechs langsung mencatat itu baik baik di otaknya.

Naruto mengangguk, sebuah informasi baru. "Jadi, apa ada yang salah jika adikmu bertanding di arena itu? Bukankah itu pilihannya? Atau jangan jangan kau merasa jika adikmu tidak mampu?" Kesimpulan Naruto menarik senyum simpul Sirzechs. Sudah Sirzechs duga sosok Naruto bisa di kategorikan cerdas, dia langsung bisa membaca suasana bahkan sebelum Sirzechs berniat memberikan jawaban.

"Pertandingan ini sangat tidak adil kau tahu. Adik ku sama sekali belum pernah menyentuh arena Rating game sedangkan lawan nya bisa di katakan sebagai peerage profesional. Selain karena pengalaman, dari segi kekuatan pun bisa aku katakan, cukup jauh."

"Kau sedang tidak mempercayai adikmu, bukan?"

"Aku ingin percaya, tetapi kepercayaan itu telah terbantahkan oleh fakta. Hanya dengan percaya tidak membuat adiku menang, kau tahu itukan, Uzumaki-san."

Tanpa Sirzechs menanyakan itupun Naruto sudah paham. Tapi entah kenapa jalan berpikir Maou di depanya terlalu dangkal, entah atau memang mencoba berpikir secara realistis? Naruto tidak tahu karena dia bukan Tuhan yang tahu segalanya. Padahal bagi Naruto, tingkat kekuatan bukan segalanya, memanfaatkan potensi cara berpikir otaknya jauh lebih efisien di banding mengeluarkan kekuatan berdaya hancur besar jika ia mampu mengalahkan musuh dengan satu pukulan.

"Baiklah, katakan di mana aku harus memulainya?".

Sirzechs mengerjapkan matanya bingung, aneh bukanya tadi anak ini terus menerus seperti membuat sebuah penyangkalan? Untuk memastikan sesuatu, Sirzechs berniat bertanya, " kau tidak mungkin langsung mempercayaiku bukan?"

"Mempercayai mu? Aku tidak pernah mengutarakan pendapat itu, Sirzechs. Tapi sebisa mungkin sebagai patner kerja, aku mencoba berpikir profesional. Setidaknya untuk saat ini, aku tidak tahu apa tujuanmu tetapi jika kemungkinan besar merugikan ku, hal paling mudah untuk langkah berikutnya adalah dengan menghancurkan pekerjaan ini."

Sirzechs tersenyum senang yang tertahan oleh ukuran tipis di bibirnya. "Tenang saja, aku tidak akan pernah melakukan itu."

"Aku senang mendengarnya Sirzechs, dan apa yang ku dapat?" Oh benar, mereka belum membahas mengenai hadiah yang Naruto dapatkan dari pekerjaan ini. Tentu saja Naruto tidak ingin bekerja secara cuma cuma, Naruto bukan seorang mata duitan, tapi ia juga tau diri jika apapun yang ingin ia dapat kan memerlukan barang tukar berupa uang walaupun seperti hal sekecil makanan ringan. Naruto mampu beradaptasi dengan lingkungan hanya memerlukan waktu beberapa jam saja, hal umum untuk ukuran seorang Shinobi.

"Aku tidak akan menyebutkan seluruh nominal nya, tetapi akan ku jamin seluruh kebutuhan mu, setidaknya jika itu masih di batas kemampuan ku." Kesepakatan telah terbuat, tanpa persyaratan seperti tanda tangan di atas materai pun Sirzechs setuju tetapi Naruto tidak, mau sebaik apapun Sirzechs kepadanya, Maou merah itu tetap lah iblis dan tidak menutup kemungkinan sifat alami mereka masih tetap ada. Naruto akan bermain dengan keluarga Gremory sebelum pergi ke dunia atas setelah mendapatkan informasi untuk dirinya sendiri.

.

-Unknown Location-

Naruto mengerjapkan matanya lucu. Terakhir kali Naruto ingat, ia berdiam diri di kamar kastil Lucifer sebelum tertidur dan berakhir di sini. Tidak ada apa apa, hanya ruangan penuh warna kuning tanpa ujung, bahkan ketika Naruto menggerakan kakinya dengan melangkah maju, tidak terdengar langkah kaki seperti layaknya berdiri di ruang hampa.

Keputusan antara kontrak kerja Naruto dan Sirzechs telah di bentuk dan Naruto mengharuskan untuk tinggal sementara di sini. Naruto mengerti, Sirzechs tidak ingin dengan adanya Naruto menggemparkan Gremory manor untuk saat ini mengingat hanya Grayfia dampak nya hingga separah ini.

Lagipula Naruto tidak ingin ambil pusing bagaimana kedepanya nanti. Naruto menyerahkan segalanya kepada Sirzechs, mau orang lain melihat pun Naruto tidak peduli karena memang itu bukan urusanya. Tugas Naruto membatalkan bukan membuat repot dirinya sendiri.

Naruto berhenti melangkah kakinya setelah terpaut jarak 50 meter sejak awal Naruto datang. Naruto berhenti bukan tanpa sebab, energi berwarna crimson muncul dari bawah kemudian berlahan membentuk siluet tidak terlalu jelas, beberapa detik berlalu dan Naruto terpaksa melebarkan sedikit matanya.

"Senang melihat mu baik baik saja, diriku yang lain." Sosok itu tersenyum. Bagaikan sebuah cermin, Naruto menurunkan matanya hingga netral seperti semula. Orang ini benar benar bagaikan bagian Naruto yang lain. Tidak ada yang membedakan kecuali pakaian mereka dan ekspresi keduanya.

"Naruto Gremory kah?"

"Yups, itu aku." Gremory itu memberikan senyuman lebar. Naruto tidak menanggapi senyuman itu. Naruto berkutat dengan pikiran nya. Aneh, di luar perkiraan Naruto bahwa sosok yang Naruto ketahui hanya dari selembar foto memang benar benar nyata. Belum lagi dengan Kurama, seharusnya rubah itu menyingkirkan energi asing yang masuk ke tubuhnya, dan di mana pula Kurama?

Seakan mengetahui pikiran Naruto, si Gremory langsung memberikan penjelasan bagaimana itu bisa terjadi, "Apa yang kau maksud rubah besar berekor sepuluh? Kau benar, dia mampu merasakan benda asing masuk ke tubuhmu dan ini sungguh di luar prediksi, dia makhluk luar biasa kau tahu."

"Artinya kau sudah bertemu dengan Kurama, bukan?" Naruto tidak menunjukan bahwa dirinya terkejut. Wajahnya masih datar seperti biasa, Naruto menunggu Gremory itu menjelaskan bagaimana bisa dia tertarik ke alam bawah sadar.

"Benar, Naruto. Ada sedikit pembicaraan mengerikan di antara kami, aku tidak akan menjelaskan bagaimana makhluk berkekuatan gila itu mengizinkanku tinggal, setidaknya untuk sementara." ucap Naruto Gremory.

"Aku pikir tidak perlu." Memberikan jeda singkat, Naruto melanjutkan, "Jadi, apa kau memiliki urusan denganku? Dan oh, aku bisa mengusirmu secara paksa kapanpun aku mau, jika kau memang menggangu ku."

"Tega sekali berbicara seperti itu, Naruto." ucap Putra Mahkota Gremory dengan senyum tidak lepas dari bibirnya. Naruto tidak beraksi berlebihan. "Dan lagi, aku hanya sepenggal energi, aku tidak bisa melakukan apa apa bahkan hanya dengan gerakan ringan seperti menyentuh benda mati tanpa terkecuali."

"Ya, karena bagaimanapun juga, kau sama sekali tidak terikat oleh Dunia. Kau tidak bisa mencampuri apa yang hidup. Dengan kata lain, apa kau berusaha menjadikanku wadah mu?" Naruto mengambil prinsip dari Edo Tensei. Sederhana nya, menggunakan mereka yang hidup untuk di jadikan wadah, namun Naruto tidak tahu maksud dari Gremory di depannya. Semua asing dan Naruto harus berusaha sebisa mungkin beradaptasi dengan sistem kekuatan dunia ini.

"Tidak ada yang seperti itu di dunia ini, Naruto. Aku seperti ini karena permainan takdir di antara kita, mungkin kau tidak mengerti, tapi aku tau apa yang tidak kau ketahui, diriku yang lain."

"Jangan membuatku memikirkan hal gila darimu. Kau membuatku semakin tidak mengerti, yang benar saja." Tentu saja ini di luar pengetahuan Naruto. Takdir dan apapun itu sejenisnya di luar wilayah organisme hidup yang di ciptakan oleh Tuhan, jadi wajar saja ketika Naruto meragukan seseorang mengetahui takdir orang lain melebihi orang itu sendiri.

"Naruto, pernah kah kau berpikir bagaimana mungkin ada dua entitas sama di ciptakan?" Naruto Gremory memasang wajah serius, tatapan hanya lurus ke wajah Uzumaki Naruto tengah memperkerjakan otaknya dengan keras. Intinya dia mencoba membiarkan Uzumaki Naruto mencoba mengerti maksud dari kata katanya.

"Reinkernasi? Tidak tidak, itu mustahil." Uzumaki itu tidak yakin dengan satu satunya jawaban. Pada umumnya, reinkernasi atau kelahiran kembali tidak seperti itu, karena yang di lahirkan bukan wujud fisik melainkan jiwa seseorang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan apa yang di lakukan nya dulu. Contoh nyata adalah peristiwa reinkarnasi Ashura dan Indra yang terus turun temurun hingga berhenti ke masa dirinya hidup.

"Kau benar, ini bukan peristiwa reinkernasi, tapi lebih tepatnya peristiwa Paradox ruang dan waktu dan takdir telah memilih mu sebagai pencegahan." Penjelasan itu semakin membuatnya bingung, mengetahui pengetahuan Naruto mengenai teori Paradox nol besar, Gremory itu melanjutkanya, "Lebih jelasnya, Paradox adalah sebuah teori terlarang yang menyatakan jika dua entitas yang sama tidak dapat di pertemukan dalam ruang dan waktu berbeda. Aku dan kau adalah entitas itu, untuk mencegah terjadi Paradox, terjadi sebuah 2 pilihan yang memaksa takdir untuk memilih salah satu di antara kita berdua."

Uzumaki Naruto sedikit mengerti, dalam waktu kurang dari satu menit, Naruto langsung menjawab meskipun ada rasa kaget di hatinya. "Penjelasanmu sudah lebih dari cukup dan sepertinya kau mencoba melawan takdir."

"A-ah itu, lupakan saja... " Si Gremory menggaruk pipinya nervous, sial sekali Uzumaki Naruto bukan orang bodoh yang bisa dia bohongi.

"Ya jadi ... Sebenarnya kau ini apa?"

"Aku hanya entetitas yang tidak terikat oleh hukum ruang dunia, atau lebih sederhana nya, aku entetitas tidak seharusnya ada di dunia ini, Naruto. Aku tidak bisa melakukan apa apa hingga waktu ku di dunia ini habis dan lenyap menjadi kenangan. Aku tidak peduli dengan takdir yang memilihku mati untuk dirimu menggantikan peran ku di dunia ini. Jujur saja, aku pun terkejut mengetahui kau ini nyata."

"Jangan katakan, kau hanya sebuah energi sisa sisa kehidupan yang memiliki batas waktu? Aku pernah merasakan peristiwa ini dua kali." Peristiwa yang sama ketika Minato dan Kushina menanamkan cakra mereka ke segel Shiki dari Hakke Fuin untuk membantu dirinya suatu saat ini. Naruto penasaran bagaimana Gremory ini memiliki prediksi masa depan bahkan sama persis seperti prediksi Minato.

"Benar, aku melepaskan seluruh energi kehidupan dan membentuk tubuh baru yang sama sekali tidak terikat oleh ruang dan siapa yang menyangka jika takdir lah dalang dari semua ini. Aku memasuki tubuh mu meskipun ada pengusiran kejam dari rubah yang kau sebut Kurama itu, aku menceritakan segalanya dan Kurama menyetujui itu asal mendapatkan izin langsung dari mu."

Untuk kali ini Naruto mengutuk Kurama dan umpatan itu dia simpan untuk nanti. Lalu sebuah pertanyaan muncul, "Apa pengaruh di tubuh mu bisa menyamarkan aura manusia ku?"

"Satu juta untuk mu, diriku yang lain." tawa lebar sang putra mahkota meniru gaya host dari acara TV. "Aku memang menyamarkan aura mu hingga ke titik di mana orang lain merasakan mu selayaknya kau memiliki darah Gremory dan Lucifuge. Ya tidak mengherankan jika Ayah dan ibu menganggap mu sebagai anak mereka." Dan inilah jawabanya, pantas saja, Naruto pun tidak mengira jika di balik itu semua berasal dari dalam tubuhnya.

"Tch ... Apa kau bermaksud mendekatkan ku ke mereka?" Melihat Gremory di hadapan ya tercekat, sudah menjadi bukti kuat jika ucapanya memang benar benar sudah di rencanakan. Naruto menunggu, ia akan mengambil kesimpulan nanti.

"Aku aku boleh menipu dirimu?"

"Lakukan itu, dan akan ku pastikan ini terakhir kalinya kau mengucapkan kata kata." Naruto mengucapkan itu tanpa emosi yang berarti. Si Gremory menghela nafas pasrah, nyatanya Uzumaki Naruto bukanlah orang dengan mudah di di tipu, sama seperti ketika ia masih hidup. Naruto Gremory berpikir, apa jika setiap Alam semesta memiliki orang bernama Naruto akan selalu memiliki sifat dan kepribadian sama? Itu hanya angan angan aneh dan Naruto Gremory lekas menghapus pikiran gila itu dari kepalanya.

Ia melangkah mundur dan Sandaime Uzukage tidak memberikan reaksi. Baru ketika Putra Mahkota membungkukan badannya, reaksi terkejut dari Naruto terpampang jelas, ia terkejut melihat itu. "Naruto, aku tahu Ini permintaan tidak masuk akal untuk mu. Tapi ku mohon, aku benar benar memohon untuk terakhir kali nya pada mu. Tolong jadilah peran penggantiku, menjadi putra kebanggan Okaa-sama, atau setidaknya membuat ia kembali tersenyum, ku mohon, Naruto."

Merasa belum cukup, Naruto Gremory mengubah posisi nya menjadi bersujud, ia tidak peduli dengan apa yang dia lakukan sekarang, ia hanya ingin Ibu sangat ia sayangi kembali tersenyum, ia tahu Ibunya selalu menangis merenungi kepergiannya. Sang ayah bertambah kurus meski dia seorang Maou sekalipun, Naruto Gremory tidak akan tenang di atas setiap tetes air mata orang tuanya. Naruto hanya ingin tenang, melihat sang ibu nya bersikap normal tanpa memikirkan dirinya yang sudah tidak terikat oleh dunia. Sungguh, Grayfia dan Sirzechs adalah dua orang paling ia sayangi bahkan melebihi dirinya sendiri. Naruto Gremory melihat semua, dan ketidak tenang Naruto pun berasal dari sini seakan akan mencegahnya untuk pergi. Namun harapan muncul, harapan baru dari Uzumaki Naruto. Ia tidak meragukan seluruh yang ia punya untuk sosok mirip dengan dirinya itu. Jika bukan Uzumaki Naruto, lalu siapa lagi?

"Aku tahu ini permintaan egois, Naruto. Kau mempunyai tujuan, aku tahu itu. Tapi aku mohon, gantikan peran ku sementara sebelum kau benar benar pergi. Aku mohon, aku mohon."

Naruto tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Naruto hanya ingin pulang tanpa memberikan dampak apapun ke dunia ini, namun pilihan mendekati keluarga Gremory justru membuat nya semakin tidak mengerti. Bagi Naruto, ia hanya mempunyai dua orang tua dan tidak memiliki keinginan untuk mencari nya lagi.

Lalu perasaan yang memungkinkan Naruto ingin lebih dekat dengan dua orang tua itu semakin menjadi jadi. Naruto yakin itu hanya perasaan Naruto Gremory, bukan perasaanya, dan apa apaan rasa iri ketika menatap foto foto itu? Namun itu tidak bisa, Naruto tidak bisa egois, ia adalah harapan warga Uzushiogakure, kehidupan rakyatnya tergantung pada dirinya meskipun aliansi 6 desa telah terbentuk, masing masing desa memiliki pekerjaan mereka masing masing dan Naruto tidak bisa berharap banyak pada kelima desa lainya.

Naruto bingung, dia menatap prihatin sosok masih setia bersujud itu, ekspresi datar beberapa saat lalu benar benar lenyap tak tahu kemana perginya. Kemudian Naruto menepuk pelan pundak si Gremory dan memaksanya untuk medongkakan wajah, "Jika kau sudah bertemu dengan Kurama, setidaknya kau sudah mengetahui tentang ku, Naruto. Aku tidak bisa, terserah seberapa besar kau memaksaku." ujar lirih Naruto.

Posisi mereka kali ini benar benar sejajar, "Aku tidak tau pereasaanmu dan itu mutlak. Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua, berbeda dengan mu. Kau meminta ku menggantikan dirimu karena kau merasa bersalah bagaimana keadaan orang tua mu saat ini, tapi bagaimna perasaan ku? Aku tidak bisa menerima mereka begitu saja, aku tidak bisa."

Naruto Gremory tidak membalas apa apa. Beberapa menit berlalu dan ruangan itu tidak terdengar suara hingga bangkitnya Uzumaki Naruto mengalihkan perhatian si putra mahkota. Uzukage itu membalikan badan, tubuhnya mulai bersinar bertanda kesadaran nya akan tertarik keluar, ia melirik si Gremory dari atas bahunya.

"Akun harap kau mengerti, Naruto. Maaf, aku tidak bisa mengabulkan permintaan mu dan sampai jumpa, semoga kita bisa bertemu lagi, setidaknya aku berharap ini bukan terakhir kalinya." Lalu tubuhnya pecah menjadi partikel partikel cahaya yang terbang menuju ke setiap sudut ruang hampa.

Naruto Gremory menatap itu dengan pandangan sulit di artikan, ini memang bukan pertemuan terakhir, Naruto masih memiliki sedikit energi setidaknya bisa membuatnya bertahan selama beberapa hari ke depan. Ia memiliki janji dengan Kurama, dan Naruto tidak ingin melanggar janji itu.

"Kau akan mengerti suatu saat nanti, Naruto. Perasaan mu bukanlah dariku, itu murni karena mau bagaimanapun rupa ayah dan ibu kita, mereka tetap sama telah di takdir kan menjadi orang tua kita, mau sekeras apapun kau menyangkalnya, kau tidak akan mengerti satu hal, Naruto ... " Naruto Gremory memotong ucapanya, tubuh itu bercahaya dan pecah sama hal nya seperti Naruto. Ruang hampa itu benar benar kosong, tidak ada satu penghuni pun namun satu kalimat kembali terdengar, " ... Kebahagian mu, ada di dunia ini, dan itulah takdir, kau bisa sedikit menggeser dari jalurnya namun tidak dapat mengubah apapun jika takdir telah menentukan nya, kau akan mengerti suatu saat nanti."

Kalimat lain menyusul, "Prediksi detik detik terakhir kematian seseorang di ibaratkan penglihatan masa depan, aku berharap banyak padamu, Naruto."

.

.

.

-Library Castle Lucifer-

"Sialan, apa apaan buku buku ini, hanya beberapa yang dapat ku mengerti." Naruto membuang buku yang ke puluhan kali nya. Tumpukan buku buku di sekitarnya sudah seperti tower book hingga menyisahkan celah kecil Naruto untuk memandang ke depan. Naruto mengumpat kesal pun ada alasanya, Naruto mampu mempelajari satu buku tanpa harus mengulang, tapi setidaknya 80% buku yang Naruto pilih selalu saja menggunakan bahasa asing di otaknya kecuali kanji hiragana yang tidak terlalu memiliki perbedaan dari bahasa dari dunianya berasal.

"Ghaha dari pada kau berkutat dengan hal membosankan itu, lebih baik kita mencari keringat, Naruto."

"Diam, Kurama. Aku benar benar harus berkonsentrasi memahami bahasa asing ini. Jika tidak, peluang kita memahami semua informasi informasi ini sangat kecil." ujar Naruto, tatapan nya benar benar tidak lepas dari buku berjudul [ Mari Belajar Bahasa Inggris ]. Otaknya bekerja sangat keras, delusi asap asap mendominasi pelipis nya, menurut Naruto buku ini adalah kunci untuk mempelajari semua buku yang Naruto tidak tahu bahasanya.

"Bahh lupakan kertas bodoh itu. Kita bisa mencuci otak Akuma lain dan menyalin seluruh informasi dari ingatannya. Kau membuat segalanya di persulit, Naruto."

"Aku lebih jenius dari mu, Kurama. Aku akan membuat Bunshin untuk mencari apa saja keperluan kita termasuk informasi dunia. Kita tidak tau apa saja yang berniat menghalangi kita pulang." Naruto menutup bukunya. Hela nafas lelah keluar begitu saja, Naruto sudah menghabiskan 12 jam di perpustakaan kastil Lucifer dan baru sedikit informasi yang ia dapatkan, itu hanya informasi dasar mengenai tata letak dunia, pengetahuan dasar iblis seperti kelemahan nya terhadap kekuatan suci, 7 bulan yang mengelilingi Underworld merupakan salah satu penemuan terbesar dari Maou Beelzebub, Evil Pieces sedikit untuk ia pahami karena keterbatasan pengetahuan Naruto dalam bahasa Inggris.

Dengan mengirim bunshin ke seluruh penjuru Mekkai ataupun Grigori, menjadi alternatif termudah untuk memperoleh informasi yang ada sembari Naruto beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Naruto merenggangkan otot otot nya, ia butuh sesuatu untuk menjernihkan pikiran dan ia telah menemukan itu. Lebih tepatnya memang ini salah satu rencana kegiatan Naruto hari ini.

Layar monitor besar berdiri tegap di hadapan Naruto lengkap dengan berbagai macam cemilan dan minuman sebagai teman menonton. Satu buku di tanganya adalah profil lengkap dari dua peerage yang akan bertanding malam ini, peerage Rias Gremory dan Riser Phenex. Naruto membalik cepat halaman hingga melewati halaman yang mencakup seluruh profil peerage Rias.

"Riser Phenex, kemampuan pengendali api luar biasa di usia muda. Memiliki regenerasi yang membuatnya hampir abadi adalah kemampuan utama dari klan Phenex yang sangat di takuti, kah?" Naruto tersenyum mengejek, mau sekuat apapun Riser, dia masih lah iblis. "Aku ingin mencoba air suci di pertandingan berikutnya, namun aku yakin jika benda semacam itu tidak di jual di sini." Logika nya, bangsa manapun tidak akan pernah menyimpan apapun yang membahayakan mereka, termasuk juga iblis.

Naruto memegang dagunya berpikir. Jelas ia sudah mencoret ide gila melawan Riser menggunakan kemapuan air suci, tapi tidak apa apa. Naruto masih mempunyai trick lain, "Abadi kah?." ujar Naruto, kemudian tatapanya beralih ke layar yang tengah menunjukan pertadingan dua peerage muda itu. Momen ketika serangan Rias mengenai sebelah pipi Riser, luka yang di hasilkan Power of Destruction di selimuti api lalu tak lama kemudian menutup seakan tidak terjadi apa apa.

"Naruhodo, berbeda dengan Hidan tanpa kemampuan regenerasi, Riser memiliki kemampuan jauh lebih sempurna, mungkin setara dengan regenerasi milik ku, hm." Untuk mengalahkan makhluk merepotkan kan seperti ini, butuh serangan berdamage besar setidaknya untuk menghabiskan energi musuh. Naruto tahu, Riser masih memerlukan energinya untuk memulihkan luka dan Naruto tidak mau mengeluarkan banyak jutsu mengingat banyaknya penonton besok, sudah dapat di pastikan.

"Kenapa kau harus memikirkan taktik rumit jika bisa mengalahkan nya dengan satu teknik, Naruto?"

"Terlalu beresiko, Kurama. Aku tidak mau menonjol, setidaknya untuk saat ini. Dan seluruh teknik kita pasti bisa membunuh nya dengan mudah sebelum sempat Riser memulihkan energinya."

"Tch ... Kau menjadi lembek setelah menginjakan kaki di dunia ini, gaki."

"Bukankah sudah ku bilang, setidaknya untuk saat ini. Aku bisa menyelesaikan pertandingan dengan kematian Riser, lagipula Sirzechs tidak mengatakan apa yang harus ku lakukan besok jadi aku tidak salah. Ibaratnya kau membunuh anak seorang Hokage." Riser merupakan bangsawan, mereka pasti akan mempertaruhkan segalanya untuk membunuhnya nanti meskipun Naruto bisa saja membalikan tanah Underworld kapan pun dia mau. Tapi sebelum Naruto memiliki kebebasan, dia akan bermain aman lalu bar bar jika mendapatkan momen yang tepat.

"Ah pertandingan sudah berakhir dan seperti nya memang hari ini adalah hari terburuk sepanjang kehidupan Rias Gremory ya." kekeh pelan Naruto dan jujur saja, itu tadi pertadingan yang membosankan. Hanya karena satu kesalahan membuat pertadingan berakhir bahkan belum menyentuh 30 menit. Hyodou Issei mengalami down ketika Koneko berhasil di tumbangkan oleh Yubelluna, Riser menghajar habis habisan tanpa membiarkan Issei bernafas lega dan berakhir Rias Gremory menyerah. Naif dan Naruto tidak suka dengan Riser, terlalu menyombongkan dunia.

"Besok, akan ku ajari bagaimana untuk bersikap sombong yang seharusnya." ujar Naruto menyeringai tipis, ia memiliki sedikit rencana kecil untuk mempermalukan Riser di depan para bangsawan nanti. Sungguh, dia benar benar tidak sabar untuk itu.

.

.

.

.

Hyodo Issei. Ia adalah mantan manusia, lebih tepatnya sebelum dirinya mati dan berakhir terikat oleh sistem Evil Pieces. Jiwa nya sebagai manusia telah meninggal namun hatinya tetaplah manusia. Issei bukanlah iblis berkekuatan super seperti yang sering di ceritakan Bochou nya, ia hanya iblis mengonsumsi Pawn yang kebetulan memiliki senjata mampu membunuh dewa namun tidak tahu cara menggunakan nya.

Issei lemah, dirinya tahu itu. Ia bahkan tidak berguna bagi King nya, ia selalu merepotkan bahkan sekali mempertaruhkan nyawa teman teman hanya untuk keegoisan belaka. Standar orang bodoh adalah hajar dulu mikir belakangan, setiap kali ia melakukan itu maka setiap kali itu pula ia tersadar jika untuk mencapai sesuatu tidak hanya bermodal nekat.

Namun kali ini berbeda. Issei mengatur nafasnya, pintu marmer menjadi satu satunya objek di matanya. Ia sudah bertekad, ia selalu kalah jika mempertaruhkan nekat, tapi kali ini bukan dirinya yang di pertaruhkan melainkan masa depan dari salah satu harem— ralat maksud nya dari Bochou tercinta.

Bochou sudah menunggu di dalam sana, harapan klub penelitian ilmu ghaib ada di tangannya. Ia tidak peduli jika ia di anggap pengacau acara orang, ia datang untuk menyelamatkan kan Bochou. Gadis sebaik Rias tidak pantas menjadi salah satu harem yokitori sialan, deretan para gadis peerage Riser itu haremnya, dirinya iri, kenapa bangsawan berwajah om om harus beruntung? bahkan Issei yakin dia lebih tampan dari nya, apa perempuan perempuan malang itu rabun jika Riser adalah salah satu dari kategori bangsawan arogan yang beruntung?

Jika Rias jatuh ke tangan Riser, maka hak Rias untuk mempertahankan klub penelitian ilmu ghaib lenyap begitu saja. Rias harus mengikuti Riser, bahkan kemungkinan paling tidak Issei inginkan, Rias menjadi Queen yokitori itu dan menjadi mesin penghasil anak anak Phenex, mana mungkin Issei membiarkan itu terjadi.

Dengan sekali tarikan nafas, Issei ingin berteriak, cahaya menyilaukan berpusat dari tangan kanan Issei berubah menjadi semacam tangan naga, pintu ruangan hancur hanya dengan sekali pukul padahal ia tidak perlu melakukan itu, ia cukup mendorong nya saja maka pintu terbuka.

"Bochou!"

Berbagai macam ekspresi antara bingung, marah, lega dari teman teman nya, dan tidak suka dari para dewan council atas kedatangan Issei menghancurkan acara sakral ini. Rias terkejut, hal dalam waktu 5 detik di hitung dari sekarang ia telah terikat oleh pertunangan tidak ia inginkan bersama Riser.

"Iblis kelas rendah, apa kau tidak tahu etika mengacau di pertunangan orang?" Riser melepaskan pipi dagu rias. Dia menatap Issei nyalang, hampir saja pertunangan sah tapi serangga penggangu kemarin ia hancurkan datang dan merusak segalanya.

"Aku tidak peduli apa katamu, Riser. Aku hanya ingin Bochou, aku ingin rematch." Issei maju selangkah, beberapa bisikan tidak mengenakan hati ia abaikan karena tujuanya ke sini bukan untuk meladeni mereka, tapi menyelamatkan salah satu calon haremnya.

Riser melirik ke arah sang Maou Lucifer berada untuk memastikan sesuatu, "Lucifer-sama, aku tidak peduli anda menyetujui atas usulan ku atau tidak, tapi dia... " Menunjuk ke arah Issei, "Berusaha menghentikan acara sakral bangsawan pure blood Devil, apa anda akan membiarkan begitu saja meskipun nyamuk penggangu yang satu ini salah satu peerage adik anda?"

Sirzechs membalas dengan senyum formal. Ini di luar rencana meskipun ada hikmah di baliknya. Seharusnya Naruto sudah datang dari 20 menit yang lalu dan karena keterlambatan itu, hampir saja Rias resmi menjadi bagian dari Phenex, beruntung salah satu bidak peerage adiknya mengacau pertunangan ini.

Sirzechs ingin menjawab, namun suara benturan antara sepatu dan marmer menjadi hal pertama membingungkan orang, Sirzechs dan Grayfia sebagai pengecualian. Sirzechs menyeringai kecil sedangkan Grayfia menunjukan ekspresi tidak terbaca. Suara itu berasal dari luar ruangan, Riser dan Issei juga menghentikan perdebatan hanya karena suara itu, semakin dekat dan terus memangkas jarak.

Di ruangan ini tidak hanya seluruh keluarga Gremory ataupun Phenex, para dewan council, Yondaime Maou, berbagai pillar iblis seperti Bael, Sitri, Agres, bahkan hampir seluruh iblis muda seangkatan Rias Gremory hadir. Acara luar biasa tamu pun juga memiliki level. Hening sejenak, hingga wujud fisik dari pemiliki langkah kaki berlahan menunjukan dirinya, orang itu memandang sekitarnya lalu berhenti tepat di samping Issei.

"Apa aku terlambat?"

.

.

.

Next or Stop?

Nama : Uzumaki Naruto

Usia : 18 tahun.

Kepribadian : Tergantung keadaan, Naruto bisa bersikap ceria di situasi yang tertentu, tapi kepribadian lebih dominan ke sisi tenang nya, Gen Namikaze Minato.

Klasifikasi : Shinobi, Sandaime Uzukage, Jinchuuriki no Kyuubi, Rinkernation Ashura, Jinchuuriki no Juubi.

Kekuatan : Mountain-Level [ Cho Odama Rasentarengan, Rasenshuriken Dll ], Island-Level [ Cho Odama Rasenshuriken Dll ], Continent-Level [ Pengendalian Cakra Bijuu Sempurna, Bijuudama, Cho Biju Rasenshuriken Dll ], Multi Continent-Level [ Ashura Bijuu Rasenshuriken Dll ], Moon-Level [ Rikudou Chibaku Tensei ], Multi Planet-Level [ Daisan Rikudou Sannin setelah Madara, Jinchuuriki no Juubi ]

Kecepatan : Transonic [ Base Mode ], High-Hypersonic [ Sage Mode ], Relativistik+ [ Chakra Bijuu Mode ], Speed of Light [ Hiraishin no Jutsu ], FTL + [ Rikudou Mode ]

Kekuatan mengangkat : Ordinary people [ Base Mode ], Kelas K [ Sage Mode ], Kelas T [ Memanfaatkan kekuatan Kurama ]

Level : Tier 5 : Celestial [ 5-B : Planet Level ]

Keterangan :

Kekuatan : Mountain-Level : [ 100 Megaton hingga 1 Gigaton ]

Island-Level : [ 4.3 Gigaton hingga 100 Gigaton ]

Continent-Level : [ 760 Teraton ke 4.435 Petatons ]

Multi Continent-Level : [ 4.435 Petatons ke 29.6 Exatons ]

Moon-Level : [ 29.6 Eksat ke 433 Exatons ]

Multi Planet-Level : [ 2,7 Yottaton ke 53.2 Ninaton ]

Kecepatan :

Transonic [ Mach 0.9-1.1 atau 308 M/s ]

High-Hypersonic [ Mach 25 - 50 atau 29.800 - 59.600 Km/jam ]

Relativistik + [ 50% - 100% SOL ]

Speed of Light [ masa 100% ]

FTL + [ x10 - x100 SOL ]

Kekuatan mengangkat :

Ordinary people [ 50 - 80 kg ]

Class K [ 10 ^ 5 hingga 10 ^ 6 kg atau masa Paus biru, Kurama (Kyuubi) masuk ke dalamnya ]

Class T [ 10 ^ 12 hingga 10 ^ 15 kg atau masa Gunung terberat ].

Tier : Celestial 5-B : Planet Level [ Karakter yang dapat membuat / menghancurkan sebuah planet. ] = seperti kata Kurama, Juubi mempunyai kekuatan besar, mampu membalikan gunung, membelah bumi, dan meminum lautan.

Note : Statistik berdasarkan Wikibattle dan beberapa hasil karangan ku sendiri, apa berlebihan? Tolong tanggapan nya, senpai.

Dengan alur seperti ini, kecepatan gak?

Untuk pairing, aku benar benar belum memikirkan sampai kesitu. Setidaknya jika perkenalan karakter dan Plot sudah tersusun. Aku tidak akan membuat voting pair, selain kemampuan menulisku masih agak payah, aku pun tidak bisa membuat sebuah plot yang benar benar masuk untuk pair itu sendiri.

Dan lagi, aku tidak akan menciptakan sebuah konflik yang banyak menguras otak. Sebisa mungkin akan ku buat konflik yang benar benar ringan.

Balasan Review :

Sapun : Aku tidak merendah. Tulisanku memang bener bener rada kaku wkwk, tapi sebisa mungkin akan ku perbaiki apa yang salah di chapter sebelumnya, tolong Kritik dan masuknya, senpai. Apapun itu pasti berguna nantinya.

nelaA q : Masalah pairing Issei x Rias memang sama sekali belom terfikir kan sampai detik ini aku mengupdate cerita. Issei x Rias di kebanyakan Fanfic mungkin saja untuk menghargai Master Ichie Ishibumi, lagian aku pikir mereka cocok tapi seperti katamu, senpai, terlalu Mainstream jadi akan ku pertimbangan kan. Tapi untuk saat ini, aku tidak akan mengutamakan ini, untuk chapter kedepanya, Naruto masih mengambil alih cerita setidaknya jika pillar utama sebuah cerita telah di rencanakan, yaitu Ending.

Sona-chan DxD : Naruto memang dua orang yang berbeda wkwk.

Arifrahman 223 : Aku tidak bisa membuat respon yang terlalu berlebihan, senpai. Aku buat apa adanya dan sesimpel mungkin, setidaknya bisa mengambarkan sedikit perasaan Sirzechs waktu itu. Untuk Power, Naruto pure Cakra dan itu sudah ada jawabanya di chapter ini.

aryasatyazero117 : Terima kasih koreksi nya. Semoga aja Typo di chapter ini bisa setidaknya berkurang.

FI. BijiBapakKauPecah : Butuh waktu buat mempelajari alur nya, tapi seenggak nya aku sudah punya banyak gambaran untuk nanti.

Guest : Sedekat apa pertarungan Sirzechs dan kenapa Grayfia bisa membuka hoodie, hm aku tidak terlalu memikirkan ini, aku membuat langsung ke intinya saja, maaf kalau memang kurang sreg di baca, terima kasih kritikan nya, aku terima baik baik darimu, Senpai.

FI. Sylvhatein : Umu Saran darimu sudah ku perbaiki beberapa, senpai. Sisanya aku sudah membalasnya di Grub wkwk.

Grab4251 : Seventh akan update, tapi entah kapan tahu. Nikmati saja fanfic ini dulu, terima kasih.

FI. InfiniteGate : Sudah aku jawab semua di WA ya.

Untuk Review Lanjut dan lain sebagainya, ini sudah lanjut, senpai. Saya Newbie, mohon kritik dan saran nya, terima kasih.