Disclaimer!
This is a work of fan fiction using characters from the Naruto world, which is trademarked by Masashi Kishimoto. All of characters created and owned by Masashi Kishimoto and I do not claim any ownership over them or the world of Naruto.
This story is for entertainment only and is not part of the official story line.
Happy reading! :)
Shower by Osaki Luna
Warning: Lemon, explicit content, typo, dll.
Ctak!
Sakura masih saja ngambek. Lihat saja caranya memotong tomat, memberikan bunyi keras pada tatakannya. Ia menahan diri untuk tidak mengata- ngatai suaminya yang seenaknya saja mengubah rencana berlibur mereka karena pekerjaannya. Pekerjaan ya? Heh. Jadi kau lebih memilih pekerjaanmu daripada aku, ya Sasuke? Ugh. Menyebalkan. Dahinya langsung berkerut memikirkan soal itu. Ia jengkel sekali, ingin sekali rasanya memotong- motong Sasuke sekarang juga. Omong- omong soal Sasuke... sekarang dia sedang asyik menonton TV. Masih memakai baju kerjanya dengan kaus kaki dan sepatu tergeletak rapi disebelah kakinya. Biasanya Sakura akan meletakkannya dirak sepatu, tapi karena kekesalannya itu, dia membiarkan saja sepatu itu berada disana.
Sakura menoleh kebelakang. Dilihatnya Sasuke menekan remote TV, mengganti channel TV. Tanpa dosa baru pulang kerja langsung menyuruhnya membuatkan makan malam. Dia bilang dia lapar. Lalu seenaknya saja memberitahukan berita cutinya dibatalkan itu. Ugh.
Ctak! Ctak! Ctak!
Sakura mengangkat sup misonya yang sudah matang. Ia meletakkan irisan tomat itu dipiring lain. Kemudian meletakkan makan malam itu diatas meja. Sakura membanting piring- piring dengan marah, lalu berkacak pinggang. "Sasuke-kun! Makan malammu sudah siap."
"Hn."
Menoleh saja tidak, apalagi mengucapkan terima kasih. Rasanya hari ini apapun sikap Sasuke selalu saja ia cela karena kekesalannya itu. Ugh. Sakura melepaskan celemeknya, menggantungnya didinding. Sasuke melewatinya lalu duduk dimeja makan.
"Kau tidak makan?"
"Sudah,"jawab Sakura dingin. "Makanlah, Sasuke-kun. Aku mau mandi duluan."
Sakura tengah membilas tubuhnya dari sabun yang sudah merata terbalur diseluruh tubuhnya yang berkulit putih itu. Ia meraih shower yang menghujani kepalanya dari atas itu, mengarahkan shower itu kekepalanya seraya memejamkan mata. Ia merasa sedikit mendingan, ketika air itu mengguyur tubuhnya sendiri. Mandi memang bisa memperbaiki mood.
Dipikir- pikir, sepertinya ia sudah keterlaluan bersikap ketus pada suaminya itu. Bukankah ia sudah menerima Sasuke apa adanya? Seharusnya sebagai istri dia selalu mendukung apapun yang dilakukan Sasuke untuk pekerjaannya kan?
Cklek.
"Sasuke-kun!"
Sakura memekik kaget saat Sasuke masuk kedalam kamar mandi. Sakura segera membelakangi Sasuke yang masuk dengan pinggangnya dililit handuk itu. Pipinya memerah, masih saja merasa malu melihat tubuh topless Sasuke itu. "Aku belum selesai mandi. Tidak bisakah kau bersabar?"
Sasuke tidak menjawab. Ia mendekati Sakura yang menutupi dadanya dengan kedua tangan, membelakanginya. "Sakura."
Sakura merengut. "Apa?"Katanya ketus.
Sasuke mengerutkan dahinya. "Kau marah padaku?"
"Entahlah,"kata Sakura, masih dengan nada yang sama. Sakura masih saja membelakangi Sasuke. Sasuke menghela napas.
"Kau mulai bertingkah seperti anak-anak."
"Oh, ya? Apakah itu mengganggumu?"Sakura langsung berbalik, menatap Sasuke marah. Air shower masih saja mengucur diantara mereka berdua, membuat handuk Sasuke ikutan basah. Mata emerald Sakura menatap tajam Sasuke, membuat Sasuke memilih untuk tidak membalasnya. Percuma. Perempuan itu sulit kalau dilawan dengan kata-kata. Ibarat kau melemparkan sebuah pedang, dia sudah menebasmu dengan puluhan pedang. Sasuke mengingat kata-kata Shikamaru soal perempuan saat ia bertengkar dengan istrinya saat itu, Temari. Terima kasih pesanmu, Shika.
"Ayo mandi bersama."
"Aku sudah selesai,"kata Sakura. Sasuke meraih shower yang ada ditangan Sakura seraya mendelik tajam pada Sakura. Seketika Sakura sedikit gentar akan tatapan tajam itu, tapi ia masih tidak mau mengalah juga. Egonya tiba- tiba meninggi tidak mau dikalahkan oleh perintah suaminya.
"Kalau—ah! Sasuke! Apa yang kau—Ahhhh!"
Sakura menggelinjang hebat ketika shower itu diarahkan Sasuke tepat ke puting kirinya yang langsung menegang. Geli. Rasanya geli dan ngilu, membuat Sakura kaget sekaligus merasakan rasa nikmat yang aneh. Sungguh memalukan, didepan suaminya ia menggeliat aneh. Sakura hendak menutup dadanya, saat kedua tangannya entah bagaimana sudah berada dalam cengkraman Sasuke diatas kepalanya. Kapan Sasuke memegangnya?
Kepanikan Sakura menjadi- jadi ketika menyadari bahwa ia sudah masuk perangkap singa. Tak akan ada lagi jalan keluar, apalagi ampun. Ia bisa melihatnya dari tatapan dominasi sang suami. Ugh.
"Aaahhh~ Sasukehhh...Nghhh...nnn~ Hentikan! Aku sedang marah padamu! Assshhh~"
Sasuke menatap Sakura, mengangkat sebelah alisnya. Sasuke menekan tombol pengeras aliran air shower itu, membuat Sakura membusungkan dadanya memekik. Perasaan aneh sekaligus geli itu melandanya, membuatnya lemas. Ia tak pernah merasakan sensasi aneh- aneh ini sebelumnya, kecuali saat Sasuke mulai melibatkan vibrator- vibrator aneh dalam permainan seks mereka. Ah, sialan. Bukankah kalian sudah lama tidak berhubungan seks?
Sepertinya malam ini akan menjadi eksekusi panjang bagimu, Sakura.
Sasuke memandangi Sakura yang menggeliat dalam rengkuhannya. Tubuhnya membusung, puting kanannya yang memerah ikut mengeras seiring hujaman air itu pada puting kiri Sakura. Wajah Sakura sudah memerah bukan main, membuatnya bergetar dan terus mendesah karena perbuatannya. Sasuke ingin sekali menghabisi istrinya yang sudah lama tak ia sentuh ini. Sekarang, malam ini juga.
"Ahhhh~ Mmpphhh~"
Sasuke mencium kasar Sakura. Melumat bibirnya keras- keras, lalu melesakkan lidahnya dengan paksa mengabsen gigi- gigi Sakura dan membelit lidah Sakura. Sakura tersedak saliva mereka akibat mendongak, kakinya semakin lemas. Sasuke terus menghisap bibirnya, membuatnya kehilangan pasokan udara. Sakura meronta- ronta, namun Sasuke seakan- akan tak mengindahkannya. Sasuke semakin mengencangkan cengkeramannya, memberikan rasa sakit pada pergelangan tangan Sakura. Bahkan Sasuke malah menempelkan shower itu keputing Sakura, membuat getaran keras yang menyakitkan.
"Mmmmmhhh~ Mghhhhhh~ Sa-mmmmhhpp~"
Tidak bisa. Sakura bergetar, menggelinjang meronta- ronta dalam pose menggairahkan. Air matanya bahkan bercucuran seiring saliva didagunya menetes akibat menahan rasa sakit itu. Sasuke menatap Sakura, masih tanpa ampun ia menggigit payudaranya yang bebas siksaan itu dengan keras. Sakura memekik. "Sasu-aaah! Tidak! Sakit! Sakit aaahhhh~ Nggghhhh!"
Sakura terduduk langsung, menghantam lantai kamar mandi dengan keras ketika siksaan kenikmatan itu semua membutakan dirinya. Ia sedikit lega karena akhirnya shower itu jauh dari payudaranya. Putingnya memerah bengkak, menyisakan rasa pedih akibat hantaman shower barusan. Rasanya sedikit pedih setiap berdenyut. Apakah putingnya terluka?
"Haaahhhh~ Haaah~"
Karena Sakura melorot kelantai akibat siksaannya barusan, Sasuke melepaskan pegangannya pada tangan Sakura. Tangan Sakura sekarang terkulai lemah disisi tubuhnya yang bergetar basah diatas lantai. Sasuke segera berjalan dan jongkok dibelakang Sakura. Memeluk Sakura dari belakang, mendekatkan bibirnya pada telinga Sakura yang sudah memerah bukan main. "Siapa yang mengizinkanmu untuk duduk, Sa-ku-ra?"
Mata Sakura membelalak ketika suara desing air shower kembali terdengar. "NNNGHHHH~ Sasukeee! Ah! Ah! Ah! Hentikannnhhh...Ahhh, Sasu~"
Sakura menggeliat, ketika semprotan shower itu sudah mengarah dengan derasnya tepat ke klitorisnya yang menegang. Kaki Sakura menegang, tanpa sadar semakin melebar seiring hujaman air shower itu masuk kedaerah pribadinya. Tangan Sasuke yang satunya lagi sibuk memuntir- muntir puting Sakura, satunya lagi mengarahkan dengan tepat shower itu ke klitorisnya yang membengkak memerah. Sakura mendongakkan kepalanya ke bahu Sasuke.
Tubuh Sasuke memanas dipunggungnya. Sasuke bisa melihat bagaimana dada berukuran sedang itu bergerak naik turun seiring desahan yang menggema dikamar mandi itu terdengar. Sasuke menyeringai. "Kau bilang kau marah padaku, Sakura?"
"Nnnghhhh~"
"Kalau kau marah, seharusnya kau tidak mau disentuh seperti ini."
"Ah! Ah! Ah! Aaaasshhhh, hentikan!"
"Tapi..."
Sasuke mengulum telinga kiri Sakura. Tangan kanannya yang sibuk meremas payudara yang muat ditangannya itu, sekarang mengelus- elus perut rata Sakura. Sakura menggelinjang, bergetar kenikmatan merasakan air shower keras itu menohok klitorisnya. Putingnya yang sakit itu sekarang sudah Sasuke pilin-pilin dengan jemarinya, membuatnya bingung harus fokus pada kenikmatan yang mana.
Ssssshhhhhh...
Air shower keras itu terus- terusan menimpa klitoris Sakura yang sudah memerah dan bengkak bukan main itu. Bahkan Sasuke bisa melihatnya dari atas, betapa menggodanya benda sebesar kacang yang menjadi titik sensitif istirinya itu. Sakura hanya bisa meronta- ronta lemah, memohon untuk dilepaskan seiring pinggulnya bergerak menikmati siksaan ini. Rasanya sakit dan perih, tapi ada kenikmatan yang tersembunyi dibalik rasa sakit itu. Rasanya berbeda dari vibrator- vibrator yang Sasuke masukkan pada dirinya selama mereka bermain. Ini rasanya...
"Sasu~ Hentikan! Ahhhhhh~ Anghhhh~ Aaahnnnn...Tidak, Ah! Assshhhh!"
...nikmat.
"Sepertinya bagian bawahmu merindukan sentuhanku, ya kan, Sakura?"
Sakura berjengit ketika tangan kanan Sasuke sudah merayap turun membuka bibir vaginanya. Memberikan akses lebih luas kucuran shower itu menyentuh titik kenikmatan Sakura. Kepala Sakura semakin mendongak, kakinya semakin ia lebarkan tanpa sadar meminta lebih. Lidahnya sudah terjulur keluar, pinggulnya terangkat. "Sasu! Aaaaaahhhh!"
"Apakah rasanya nikmat?"Bisik Sasuke seduktif. "Apakah sebegitu inginnya kau disentuh?"
Sakura menggeleng- geleng, membantah kata-kata Sasuke. Tubuhnya semakin panas mendengar kata- kata erotis itu keluar dari mulut pria dingin itu. Sakura menggelinjang ketika shower itu diturunkan Sasuke kearah vaginanya. "Sasuke! Uwaaaahhh~"
"Lubang ini sudah lama tidak dimasuki apapun, ya kan?"Goda Sasuke. "Atau kau sering bermaturbasi memasukkan jari-jarimu disini, Sakura? Berimajinasi liar tentang milikku?"
Sakura hanya bisa menggelinjang, tubuhnya merosot dari pangkuan Sasuke. Tangannya tanpa sadar mencengkeram betis Sasuke yang memagarinya itu. Sakura menggeleng- gelengkan kepalanya tidak mampu menahan kenikmatan itu lebih jauh. Sasuke menggigit kuduknya dari belakang, melampiaskan rasa gemasnya pada istri berambut merah mudanya itu. Ia ingin sekali menghabiskan Sakura sekarang juga. Sudah lama sekali ia tidak memasuki istrinya itu, pasti Sakura juga merindukannya. Tak heran ia ngambek karena liburan mereka batal. Sasuke menyeringai tipis dalam ciuman dileher Sakura.
"Sakura,"bisik Sasuke dengan suara berat.
"Aaaaaaahhhh~"
Sepertinya Sakura semakin terangsang hanya mendengar suara suaminya saja. Apakah dia sehaus itu pada suaminya? Apakah dia memang sudah lama ingin disentuh seperti ini?
"Kau ingin keluar? Katakan Sakura. Klitoris atau vagina?"
Sakura menggeleng. "Aaaaahh~"
Sasuke iseng menekan klitorisnya dengan jari- jarinya. Menggosoknya naik-turun. Desahan Sakura kembali bergema dikamar mandi itu. Mengalahkan suara aliran air yang berpusat pada vaginanya itu. Sakura mengerang, pantatnya terus terangkat tak mampu menahannya lebih lama.
"Kau perempuan nakal,"bisik Sasuke.
"Sasukeeee~ Tidaaak! Aahhh~"
Sakura sudah akan mencapai pelepasannya. Sedikit lagi akan sampai, ya beberapa gesekan dari jari- jari Sasuke akan membuatnya sampai ke titik sana ditambah air shower yang keras menohok dinding vaginanya. Mata Sakura membeliak. Ia mulai mengangkat pinggulnya meminta lebih, melebarkan kakinya agar segera mencapai pelepasan. "Aah! Ah! Aku...Ahhh!"
Sasuke menjauhkan shower itu. Menjauhkan jari-jarinya. Sakura terbelalak. "Ah! Kenapa berhenti? Sasuke~"
Sakura hendak menyentuh kemaluannya sendiri namun tangan Sasuke lebih sigap memegang kedua tangannya. Suara shower yang menimpa lantai itu begitu menggoda Sakura. Sakura meneteskan liurnya menginginkan getaran nikmat dari shower itu pada dirinya lagi. Sakura bahkan mengarahkan kemaluannya pada lantai basah hendak menggeseknya agar segera mendapat pelepasan. Kepalanya pusing, vaginanya sakit membutuhkan pelepasan segera.
"Sasuke~"
"Klitoris atau vagina?"
"Jangan bermain-main denganku."
"Klitoris atau vagina, Sakura?"Sasuke meremas kedua payudara Sakura keras- keras.
"AAAAHHH! SASUKEE! MILIKKU! AH! APAPUN ASALKAN MILIKKU!"
"Baiklah. Kalau begitu dua- duanya,"kata Sasuke. Sasuke mendekatkan shower itu pada klitoris Sakura seraya tangannya yang bebas memasukki vaginanya. Sakura semakin tak karuan, mengangkang lebar memohon pelepasan dari suaminya itu. "Aaahhh! Sssshh~ Nghhhh~"
Sasuke menahan seringainya ketika Sakura merosot nyaris berbaring didepannya, rambutnya kusut bukan main. Kaki Sakura mengejang, mengangkang lalu menutup kemudian membuka lagi seiring kocokan keras dalam vaginanya yang sudah basah bukan main itu. Dua jari Sasuke sudah ada didalam sana, membawa cairan vagina itu keluar menyaingi lantai kamar mandi yang tergenang air.
CLEP! CLEP! CLEP! CLEPAK!
"Ngaaahhh~ Aahh~ Sasukee~ Ah ah...Sssshhh...Sssshhh...Sasukee~"
Bahkan suara kecipak vaginanya itu memberikan gema keras yang menambah erotis suasana panas ini. Suara kocokan itu bersaing dengan kucuran shower diklitorisnya dan juga suara desahannya meracaukan nama Sasuke. "Aahh~ Sasuke.. Sasuke..Ah~"
Sakura sudah semakin tidak tahan. Keinginannya untuk segera orgasme semakin melambung tinggi. Ia ingin segera menggapainya, melepaskan hasratnya yang membumbung tinggi itu. Kali ini tiga jari Sasuke sudah lancar keluar masuk vaginanya yang basah dan banjir itu. Sasuke menjilat telinganya lagi. "Kau basah sekali, lihat sejauh mana cairanmu ini mengalir."
"Ah! Sasuke!"
Sakura berjengit saat jari telunjuk Sasuke menggesek anusnya yang bergelimang menerima cairan pelumas vaginanya itu. "Sudah sebasah ini?"
"Ah! Ah!"
Sasuke kembali fokus pada kegiatannya mengocok vagina istrinya itu. Kederasan shower itu semakin ia tambahkan, membuat Sakura semakin keras memekik dan mendesah. Dadanya naik turun. Sasuke suka menyaksikan istrinya tak berdaya seperti ini. Tak mampu melawan, apalagi membalas perbuatannya ini. Sasuke menyeringai. Ia bisa merasakan dinding-dinding vagina Sakura menyempit menghisap jari-jarinya dan cairan itu sudah semakin banjir. Sebentar lagi. Sakura juga sudah menjerit. Memekik keras menyebut namanya. Sasuke menggigit telinga Sakura.
"Kalau kau keluar, penisku akan menghujammu sampai tak bersisa,"bisik Sasuke seduktif.
"AAAAAAAHHHH! SASUKEEEEHHH~ AAARGGGHHHH! AAAAHHHH SSHHHHHHH SSSHSHH!"
Sakura akhirnya meledakkan pertahanannya. Cairan squirtingnya barusan menyemprot melawan arus shower pada kemaluannya itu. Sakura mengerang, bergetar keenakan selama orgasmenya datang. Sasuke melepaskan jari-jarinya yang basah bukan main akibat cairan pelumas itu. Sasuke memasukannya kemulut Sakura yang terengah- engah. Sakura menurut, membiarkan jari-jari basah dan lengket itu memainkan lidahnya.
"Mmmmhhh! MMMMMGH! NGHHH!"
Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya saat jari-jari Sasuke menjepit dan menarik lidahnya. Mengajaknya bertarung. Mulut Sakura kembali terbuka, mengucurkan cairan mulut dan juga pelumasnya sendiri itu. Sasuke bahkan masih mengarahkan shower itu pada klitoris Sakura yang masih berdenyut melepaskan orgasme pertamanya tadi. Sakura mengerang dalam jepitan lidah itu.
"Tsatsukheeeh!"
Sasuke membelit lidah Sakura kasar, lalu menjauhkan shower dari klitorisnya. "Kau keluar hanya karena shower?"
Apakah Sakura bisa menangkap nada sinis bercampur cemburu Sasuke barusan? Bukankah lucu sekali, Sasuke cemburu pada benda mati yang memuaskan Sakura barusan? Bukankah Sakura bisa demikian karena ulahnya juga?
"Akan kutunjukkan pada siapa kau hanya boleh puas, Nyonya Uchiha."
Sakura menjerit dalam jepitan kasar dimulutnya itu seiring jemari Sasuke yang lainnya mulai mengocok vaginanya kasar sekali. Begitu kasar, memberikan rasa sakit dan ngilu akibat orgasme pertamanya. "Aah! Sakit! Tsatsu! Aaahhhnghhh! Aaaaanghhh!"
Sasuke tidak mendengarkan permohonan apalagi air mata Sakura yang kesakitan. Ia geram sekali. Ia terus- terusan memainkan kedua lubang itu kasar bukan main, bahkan Sakura sempat tersedak karena kerongkongannya tersodok jari-jari Sasuke. Tiga jari Sasuke dibawah sana juga sudah semakin mengamuk, membuat Sakura kehilangan kewarasannya. "Aaaanghhh! Nghhhh! Nghhh!"
Sasuke mencubit keras- keras klitoris Sakura, membuat Sakura berjengit kaget dan tubuhnya langsung mengejang. "Aaaaaaaaaaahhhhhhhhh~"
Orgasme kedua. Akhirnya datang menerpa Sakura dengan lebih hebat, membuatnya melihat dunia sekitarnya berwarna putih seketika. Apakah ia akan pingsan? Atau ia sudah sampai kelangit ketujuh karena Sasuke? Sakura terus bergetar kenikmatan, orgasmenya tak kunjung berhenti.
Sasuke tersenyum puas. Ia mengecup dahi Sakura, melepaskan tangan dari mulut mungil Sakura. Sakura segera terengah- engah, lega akhirnya bisa bernafas normal. Sakura merasa tubuhnya sudah lemas bukan kepalang. Ia akan pingsan, kenikmatan gila ini sudah membuatnya berada diambang batas.
Sakura terkejut ketika tiba-tiba ia sudah dalam keadaan menungging dilantai basah itu. Ia bahkan tidak punya tenaga untuk melihat apa yang akan Sasuke lakukan—
"Ah!"
tapi ia sadar benda tumpul keras apa yang menyentuh labianya barusan. Sudah lama sekali ia tidak dimasuki milik suaminya itu. Ah...Seandainya saja Sasuke bukanlah orang yang sibuk dengan dinasnya pastilah ia akan selalu merasakan ini setiap harinya. Hei, Sakura kenapa kau begitu mesum sekarang?
"Aku mulai,"bisik Sasuke.
Slep!
"Ngh!"
Sakura melenguh saat Sasuke menghentakkannya sekali dan langsung masuk kedalam vaginanya yang berkontraksi menerima benda asing. Sasuke menggeram ketika dinding-dinding vagina itu mencengkeram keras penisnya. Sialan, rasanya seperti menyetubuhi Sakura saat masih perawan dimalam pertama. Padahal Sakura sudah dua kali orgasme dan jari-jarinya sudah meregangkannya dengan baik tapi tetap saja ototnya sekencang ini.
Sasuke menarik pinggulnya lalu mendorongnya lagi dengan keras. Sakura mendesah lagi. Sasuke terus melakukannya, menarik lalu mendorong penisnya menggesek vagina Sakura yang licin bukan kepalang itu. Sasuke menggerakkannya dengan tempo sedang, sesekali mengarahkan kepala penisnya membentur g-spot Sakura didalam sana. Sakura semakin mengangkangkan kakinya selama ia ditunggangi dari belakang seperti itu. Sasuke menangkup payudara Sakura yang pas ditangannya itu seraya menghentakkan pinggulnya.
Sasuke mencium punggung Sakura, mengecup lalu menghisapnya memberikan tanda kepemilikan pada kulit putih bersih Sakura. Sakura hanya bisa mendesah dan mendesah dilantai itu, merasakan kenikmatan selama suaminya sibuk menggagahinya dari belakang. Posisi ini semakin membuat penis suaminya masuk lebih dalam, lebih intens menggeseknya membuatnya gila bukan main.
"Kkkhhhh..."
Sasuke meremas payudara Sakura merasakan jepitan bawah disana itu. Kecepatannya menghujam semakin cepat, tak memberikan waktu istirahat bagi istrinya itu. "Sasuke! Ah! Ah! Nghh! Argh! Angah! Ngah! Ssssh! Sssh!"
Bahan bakar pergerakan Sasuke hanyalah desahan insentif yang diberikan Sakura. Semakin lantang Sakura mendesah, semakin cepat pula penisnya mengobrak-abrik habis-habisan vagina panas Sakura itu.
Sasuke menyentuh leher Sakura yang terkulai menempel dilantai kamar mandi yang basah itu. Ditariknya leher Sakura untuk mendongak. Sasuke menekan tangannya dikerongkongannya lalu mencekiknya pelan.
"Ngggghhhh!"
Sakura kehabisan nafas. Ia harusnya panik, takut suaminya akan membunuhnya. Tapi serangan dibelakang sana membuatnya gila, tak mampu untuk takut. Ia bahkan merasa seluruhnya terasa semakin nikmat seiring cekikan itu mengencang. Ia bahkan merasa vaginanya semakin panas, basah, dan gatal untuk segera disetubuhi tanpa henti oleh penis kekar suaminya itu.
"Sasukee~ Ah! Ah! Ssssshhh! Nghhh!"
"Keluarkan, Sakura."
Sasuke mencekik keras Sakura. Seketika kedua tungkai Sakura terangkat, pantatnya mengejang ketika gelombang orgasme berikutnya muncul lagi. Sasuke membiarkan Sakura bergetar menggelinjang, bahkan penis Sasuke sampai tercabut sendiri saking kuatnya Sakura bergerak kenikmatan merasakan gelombang orgasmenya.
"Aaaaahhhh~ Sasukeeeehhhhh~ Huekkhhhh~"
Sasuke pelan- pelan melepaskan cekikannya. Sakura menunduk lemas, kakinya terbuka menampakkan vaginanya yang berkedut berkilau. Lendir cintanya semakin banyak menetes dipahanya bahkan beraninya ke penis Sasuke yang ada dibawahnya. Sasuke menyeringai ketika kepala Sakura langsung terkulai lemah dilantai basah itu.
Sasuke menusuk Sakura lagi, lalu menarik Sakura untuk duduk bersamanya. Sakura membelakanginya. Sakura masih terus mendesah, tubuhnya yang tadinya basah karena air dari mandi, sekarang basah mengkilat karena cairannnya sendiri juga keringatnya. Sasuke memegang pinggul Sakura. Lalu ia mulai menghentakkan lagi penisnya.
"Sasukee! Aahh~ Ngilu...Berhenti sebentar! Ah!"
Sasuke meremas kuat-kuat ujung payudara Sakura hingga membusung. Sakura berjengit, menggelinjang liar diatas tubuhnya menerima rasa sakit sekaligus nikmat ini. "Sasu! Ah! Sakit! Sakit!"
Sasuke bisa melihat Sakura langsung menungging lemas, membuat penisnya tercabut ketika ia menariknya keras. Cairan orgasme Sakura ikut keluar melumuri penis Sasuke yang berkedut membutuhkan vagina itu membungkusnya lagi. Sakura masih bergetar. "Ah~ Sakit...Sasu~"
Sasuke sedikit merasa iba melihat istrinya sampai tak berdaya begitu akibat perbuatannya. Ia sebenarnya merasa bersalah sudah melakukan hal- hal kasar sedari tadi, ditambah fakta istrinya sedang kecewa karena ia membatalkan janjinya tiba- tiba demi pekerjaan yang mendesak di kantornya. Sasuke meraih tubuh Sakura yang sudah dipenuhi banyak tanda merah diseluruh punggung dan bekas remasan keras dipayudaranya itu. Sasuke mendudukkan Sakura dipangkuannya, berhadapan. Sakura langsung menyender dibahu Sasuke. Nafasnya masih memburu namun tidak separah tadi.
Sasuke mengecup kepala Sakura lembut. Aroma shampoo masih tajam tercium karena Sakura memang sekalian keramas. Sial. Mencium aromanya saja sudah membuat penisnya ngilu karena bergairah. Seharusnya ia sering- sering pulang dan memuaskan istrinya. Pasti selama ini Sakura kesepian tanpanya.
"Sakura,"bisik Sasuke seraya mengelus pantat Sakura yang sekal itu. "Kita sudahi saja. Istirahatlah."
Sakura membuka matanya. Ia terkejut ketika Sasuke mengatakan itu tanpa disangka- sangka. Ia mendongakkan kepalanya, langsung bertemu dengan wajah tampan suaminya itu. Ia menatap sayu Sasuke. "Sasuke..."
Jangan. Sakura. Sasuke sedang mati- matian menahan diri untuk tidak menyakiti dirimu lebih jauh. Jangan menatap dan memanggilnya seperti itu.
"Kau belum keluar, Sasuke-kun,"bisik Sakura lemah.
"Kita lanjutkan saja lain kali. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."
Ne, Sasuke. Apakah kau berniat onani sendirian sebagai gantinya?
Sakura menatap Sasuke. Ia terkejut. Lalu mengecup bibir Sasuke. "Arigatou, Sasuke."
Ah, selesai sudah. Sasuke mengangguk, lalu Sakura menegakkan punggungnya. Dadanya sekarang ada didepannya.
"Tapi...aku tidak mau puas sendirian."
Sakura meraih penis Sasuke yang masih mengacung tegak didepan perutnya. Sakura menyentuhnya, menggeseknya. Wajahnya memerah bukan main, merasa malu karena ditatap intens oleh suaminya. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Biasanya ia akan menerima seluruh alur permainan yang dilakukan Sasuke.
"Sakura,"bisik Sasuke seduktif. "Masih belum terlambat."
"Ah!" Sakura seakan- akan tidak mendengarkan ketika ia mengangkat pinggulnya dan menyentuhkan kepala penis Sasuke ke klitorisnya yang licin. Sasuke memandangi Sakura yang terengah- engah, pelan- pelan memasukkan penis besar itu ke vaginanya yang meneteskan cairannya. Pelan- pelan, penis itu masuk kedalam vagina basah itu.
Sasuke menjilat bibirnya. Blesh!
"Ah!"
Sasuke menghentakkan tidak sabar penisnya masuk. Sakura langsung memegang bahu Sasuke, mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Memijat dan memuaskan penis perkasa itu. Sakura mendesah dileher Sasuke, menerima kenikmatan dari penis suami tercinta. Ia menggoyangkan seperti memuntir penisnya, mencoba sensasi baru. "Ahhh~ Nghhh~ Sasu~ Sasuke~ Ah! Ah! Sasuke! Asshhh~ Sssh~ Ngggh~ Uh! Ah! Ah!"
Hilang sudah pertahanan Sasuke.
"Jangan harap ada kata berhenti, Sakura."
Sakura bisa merasa seluruh tubuhnya merinding ketika Sasuke berbisik demikian dengan suara seduktif. Lalu, tak lama kemudian Sasuke mencengkeram pantatnya, lalu mulai membantu pergerakan liar Sakura. Membuat Sakura mendongakkan kepalanya, menyebut terus nama Sasuke didepan wajahnya. Gemas, Sasuke langsung melumat kasar lidah Sakura yang sudah terjulur sejak tadi mengundang untuk dimainkan.
"Nggghhhh! Uh! Ah! Ah! Mmmmphhh! Mmmmph!"
Sasuke bisa merasakan gesekan dada Sakura didada bidangnya yang berkeringat akibat kegiatan panas ini sejak tadi. Sasuke meraih shower yang tergeletak nganggur sejak tadi, lalu mengarahkannya dibelakang Sakura. Membuat aliran shower itu menerpa peraduan kelamin mereka. Mengenai dengan tepat titik- titik kenikmatan itu.
"Kkkhh.."
"Sasuke! Ah! Aah! Sasuke!"
Semakin ramai pula Sakura memanggil namanya. Ia menyeringai, lalu menghisap bibir Sakura. Sakura menggoyangkan pinggulnya seiring hentakan kasar dan cepat dari Sasuke itu. Vaginanya sudah semakin panas akibat gesekan itu, rasanya seperti terbakar gairah cinta mereka. "Sasuke! Aku~ ahhhh~ Aku mau keluar~ Sasuuu~ keh~"
"Tahan,"bisik Sasuke. "Tunggu aku, Sakura."
Sasuke semakin mempercepat temponya. Hentakan- hentakan tidak teratur itu membuat bunyi kecipak peraduan kelamin mereka semakin lantang bergema dikamar mandi, mengalahkan pekikan erotis gadis berambut merah muda itu. Sasuke melempar shower itu, fokus menyentakkan pinggul bawahnya mengenai titik-titik kenikmatan Sakura. Ia bisa merasakan penisnya semakin menegang, berkedut. Zakarnya terasa penuh, mulai bergerak memompa spermanya untuk dimuntahkan. Sasuke menggigit bahu putih Sakura yang sudah dipenuhi kissmark itu. Ia sudah dekat seiring kedutan vagina Sakura yang semakin menjepit penisnya itu.
"Sasukeee! Aaaah! Aaaaaaanghhhhhhhh~"
"Sssshhh~"
Tepat saat Sasuke memuntahkan lahar panasnya, Sakura juga membanjiri penis Sasuke dengan cairan orgasmenya. Sakura menggeliat, selama Sasuke mendorong penisnya dalam- dalam menyirami rahim Sakura. Sakura bergetar seiring tembakan hangat itu memenuhinya. Sasuke menggigit payudara Sakura, menyalurkan perasaan nikmatnya itu. Ia tidak akan membiarkan setetespun spermanya keluar dari vagina istrinya.
Mereka masih diposisi itu selama beberapa menit. Sakura terkulai lemah dipundak tegap Sasuke. Sasuke mengecup puncak kepalanya. "Akan kuusahakan kita tetap liburan."
"Tidak usah, Sasuke-kun."Kata Sakura pelan. "Aku mengerti kok."
Sasuke tersenyum kecil. "Hn. Lihat saja nanti."
"Sasuke,"bisik Sakura pelan. "Aishiteru."
Nyuuuut.
Sakura membelalak ketika ia merasakan penis Sasuke didalamnya berdenyut dan mulai membesar lagi. "Sasu..."
"Hn, salahmu."
Ah, sepertinya ini memang malam eksekusi bagimu Sakura. Tidak mungkin ada kata selesai kan jika Sasuke baru keluar sekali? Kita masih jauh dari kata- kata itu.
Benar kan, Sasuke?
The End.