Rate : M
Pair : Naruto x …
Theme : milf,incest
FOR 18+ ONLY.
Perkenalkan aku namikaze Naruto, saat ini aku berada di sebuah café dikota luas California sambil merenung apa yang sudah terjadi, kesedihan memenuhi pikiranku, andai bisa waktu berputar kembali,aku tidak akan menyia-yiakanya.
Wafatnya Tousan menyusul Kaasan yang sudah meninggal setahun sebelumnya, membuatku jadi sebatangkara di california ini.
Meski aku sangat sedih, tapi aku berusaha untuk bersikap tenang. Karena aku ini seorang lelaki, yang pantang mengobral air mata dalam keadaan bagaimana pun.
Dan yang sangat mengejutkan adalah keterangan , notaris kepercayaan Tousan.
lahir dan besar di Tokyo. Karena itu beliau fasih berbahasa Tokyo ketika memberikan surat wasiat dari Tousan almarhum.
Naruto anakku tersayang, Surat wasiat ini sengaja tousan titipkan pada , untuk diserahkan padamu sdeandainya tousan sudah meninggalkan dunia ini. Ada 2 (dua) perkara penting yang harus kamu ketahui, anakku. 1. Bahwa kamu sebenarnya bukan anak tousan dan kaasan. Kami mengadopsimu pada waktu umurmu baru 6 (enam) bulan dari Tokyo, ketika kami sedang berada di Tokyo. Tousan dan kaasan memang asli orang jepang. Itulah sebabnya dalam keseharian kami membiasakan berbicara bahasa jepang, supaya tidak lupa kepada tanah air kita. Di Tokyo, tousan punya sahabat karib bernama Lucius gremory. Alamat lengkapnya ada di . Jadi nanti, setelah tousan tiada, kamu boleh mendatangi kedua orang tua kandungmu, kalau mereka masih hidup. Kamu boleh menetap di Tokyo atau pun di California. Itu semua terserah padamu. Karena kamu sudah mulai dewasa, sehingga tentu saja kamu bisa memilih sendiri mana yang terbaik bagi dirimu dan masa depanmu. 2. Meski pun kamu bukan anak kandung tousan dan kaasan, kami menyayangi dirimu seperti anak kandung kami sendiri. Tentu kamu pun bisa merasakannya selama ini, betapa besarnya rasa kasih sayang kami kepadamu, Nak. Sebagai tanda sayangnya tousan padamu, segala harta benda milik tousan, akan menjadi milikmu. Termasuk perusahaan tousan di California dan di Singapore, juga simpanan tousan di bank, semuanya tousan wariskan padamu, anakku. Mintalah bantuan untuk mengurus semuanya nanti. Semoga kamu jadi orang sukses, ya anakku.
Minato namikaze & kushina namikaze
Semua itu membuatku bingung sendiri. Soalnya sejak masih bayi aku dirawat oleh Tousan dan Kaasan yang begitu sayangnya padaku. Lalu seperti apa orang tua kandungku di Tokyo ? Orang tua yang belum pernah kuingat wajahnya itu ?
Berdasarkan surat wasiat dari Tousan almarhum (yang ternyata ayah angkatku), aku pun terbang ke Tokyo yang sejak ingat belum pernah kuinjak itu.
Setibanya di Tokyo, kusewa taksi untuk mengantarkanku ke alamat yang diberikan oleh , di sebuah kota di Kyoto.
Ternyata tidak sulit menemukan alamat rumah orang tua kandungku itu. Tanpa bertanya kepada siapa - siapa, sopir taksi berhasil mencapai alamat rumah yang diberikan oleh itu. Sebuah rumah sederhana, tapi letaknya di pinggir jalan besar.
Dengan jantung berdebar - debar aku turun dari taksi, lalu melangkah ke pintu depan rumah itu. Sementara sopir taksi kusuruh menunggu dulu, siapa tahu aku salah alamat atau orang tuaku sudah pindah ke rumah lain.
Setelah aku mengetuk pintu depan rumah itu, seorang wanita 40 tahunan ,rambut cokat tergerai,mata ungu,tubuh proposional membuka pintu itu. Spontan aku bertanya kepada wanita yang belum kukenal itu. "Apakah ini rumah Mr. Lucius ?"
"Hai, " wanita setengah baya yang masih tampak cantik itu mengangguk,
"anda siapa ya ?"
"Aku Naruto namikaze yang diadopsi oleh Minato namikaze dari California. Tapi menurut surat wasiat almarhum Minato namikaze, aku ini anak kandung Mrs. gremory, yang alamatnya kudapatkan dari notaris di California, " sahutku dengan hati bertanya - tanya, siapa wanita cantik ini ?
Tiba - tiba wanita itu memelukku sambil vaginaik, "kami samaaa….! Ini Naruto ? Aku ini ibumu, narutooo ... !"
Wanita yang mengaku sebagai okaasan itu menangis terisak - isak sambil memelukku di ambang pintu depan, kemudian membawaku masuk ke dalam rumah sederhana itu.
Sebelum masuk ke dalam rumah itu, aku masih sempat menggapaikan tanganku pada sopir taksi yang menunggu di mobilnya. Sopir itu pun bergegas menghampiriku.
"Tolong angkut semua barangku yang di bagasi dan di jok belakang Pak, " ucapku.
"Siap Boss, " sahut sopir taksi yang lalu balik lagi ke mobilnya untuk mengerjakan perintahku.
Sementara aku diajak duduk berdampingan dengan wanita yang mengaku sebagai ibu kandungku itu. Dengan sikap canggung aku bertanya, "Aku harus manggil apa sama Ibu ?"
"Saudara -saudaramu memanggil okaasan semua. Jadi kamu juga manggil Okaasan aja. "
"Iya Okaasan. Eh ... ayah dan saudara - saudaraku semua pada ke mana ? Kok rumah ini terasa sepi sekali ?"
"Otousanmu sudah meninggal enam bulan yang lalu. Kakakmu ada tiga termasuk saudara kembarmu. Yang sulung bernama Grayfia, yang nomor dua bernama dan saudara kembarmu bernama Rias. "
"Haaa ?! Aku punya saudara kembar ?"
"Iya. Saudara kembarmu itu Rias namanya. "
Sopir taksi meletakkan barang - barangku di ruang depan. Setelah mendapatkan bayaran dariku, dia pun berlalu.
"Terus pada ke mana saudara - saudaraku sekarang ?" tanyaku.
"Grayfia dan Lilith sudah pada punya suami. Jadi mereka tinggal di rumahnya masing - masing. Kalau Rias sedang bekerja, " sahut Okaasan.
"Rias bekerja sebagai apa ?"
"asisten manajer. "
"Besar gajinya kaachan ?" tanyaku. Entah kenapa aku tiba-tiba saja merasa perlu memikirkan nasib saudara kembarku yang aku belum tahu seperti apa bentuknya itu.
"Ah ... namanya juga asisten. Gajinya hanya sesuai dengan UMR saja. Ohya ... bagaimana kabar Bapak dan Ibu Namikaze ? Sehat - sehat aja ?"
"Dua - duanya sudah meninggal. Kaasan meninggal setahun yang lalu, Tousan meninggal belum lama ini. Aku juga bisa ke sini setelah masa berkabung sudah lewat. "
"gomen'nasai ... gak nyangka mereka bakal pendek umur ya. Tapi mereka menyayangimu kan ?"
"Sangat menyayangiku Okaasan. Bahkan semua harta peninggalan Tousan, seratus persen diwariskan padaku. "
"Syukurlah. Kalau begitu kamu harus pandai - pandai mengatur harta warisan itu. Jangan dihambur - hamburkan gak keruan. "
"Aku takkan mengganggu harta warisan itu. Bahkan ingin mengembangkan perusahaan peninggalan Tousan itu. Ohya, bagaimana ceritanya sehingga aku bisa jadi anak angkat mendiang Tousan dan Kaasan ?"
"Minato namikaze itu teman karib tousanmu Naru. Tapi dia termasuk paling sukses di antara tousanmu dan teman - teman lainnya. Sejak masih muda sekali Minato namikaze sudah tinggal di California. Kabarnya dia punya perusahaan di California. Nah ... pada saat okaasan baru melahirkanmu dan Rias, kebetulan Minato namikaze dan istrinya sedang berlibur di kota ini. Kebetulan pula beliau tidak punya anak, karena istrinya mandul. Karena itu mereka bersikeras ingin mengadopsimu dan akan dibawa ke California. Tousanmu menawarkan Rias, tapi mereka berkeras ingin mengadopsi anak laki - laki. "
"Terus ?"
"Okaasan minta agar menunggu dulu sampai kamu berusia enam bulan, supaya aman dibawa naik pesawat terbang. Ya begitulah ... setelah kamu genap berumur enam bulan, Minato namikaze dan istrinya datang lagi. Untuk membawamu ke California. "
"Tapi Otousan atau Okaasan sama sekali tak pernah mengunjungiku ke California. Apakah Okaasan sudah melupakanku sebagai anak kandung Okaasan ?"
"Bukan begitu Naru. Ayah dan Okaasan hanya ingin menjaga perasaan Minato namikaze dan istrinya. Lagian mereka berjanji untuk menyayangimu seperti anak kandung mereka sendiri. Tapi Okaasan yakin, pada suatu saat kamu akan mengetahui rahasia sisilahmu. Dan akan berjumpa lagi dengan okaasan. Terbukti sekarang kamu datang juga kan ?"
Okaasan lalu memelukku erat - erat. Mencium pipi kanan dan pipi kiriku, seperti biasanya seorang ibu kepada anaknya.
Tapi entah kenapa, perasaanku masih mengambang. Mungkin juga batinku masih kaget, karena tiba - tiba saja aku berhadapan dengan wanita yang cantik itu sebagai ibu kandungku. Perasaanku yang masih floating inilah yang menyebabkanku masih jengah ketika Okaasan mencium pipi kanan dan pipi kiriku.
Walau pun begitu, aku tidak mau bersikap canggung. Lalu kubongkar isi kotak besar berisi oleh - oleh itu. "Ini oleh - oleh dari California buat Okaasan dan saudara - saudaraku semua. Nanti Okaasan aja yang mengatur untuk siapa - siapanya. "
"Waaaah ... ini semua Naru. Saudara - saudaramu pasti pada senang melihat dan memiliki hiasan dinding yang beraneka ragam ini"
"Iya "
Tiba - tiba terdengar suara wanita di ambang pintu depan, "Ada tamu dari mana Okaasan ?"
"Rias ! Lihat ini siapa ?" sahut Okaasan sambil menggandeng pinggangku.
"Siapa kaachan ?" tanya wanita berparas cantik,rambut merah sepunggung tergerai bebas,mata hijau besar dan berperawakan tinggi bohai itu sambil memandangku.
"Nah ... selama ini okaasan merahasiakan hal ini. Sebenarnya kamu punya saudara kembar bernama Naruto ini, Sayang. "
"Haaa ?! Saudara kembar ? Serius Kaachan ?" wanita yang katanya saudara kembarku itu menatapku dengan sorot heran.
"Sangat serius," sahut Okaasan, "Kalau Grayfia dan Lilith sudah tau rahasia ini. Tapi kamu baru sekarang okaasan kasih tau, Rias. Ayo peluk saudara kembarmu ini. "
Rias menghampiriku dengan sikap canggung. Lalu memeluk pinggangku. Sementara aku pun memegang sepasang bahunya, untuk mencium pipi kanan dan pipi kirinya. Juga dengan sikap canggung.
Kemudian Okaasan menjelaskan riwayatku yang sejak kecil diadopsi oleh sahabat ayahku yaitu lelaki yang kupanggil Tousan dan istrinya yang tadinya kukira ibu kandungku itu. Okaasan juga bercerita bahwa keadaan Minato namikaze tidak seperti ayah kami. Minato namikaze itu seorang pengusaha kaya raya dan berdomisili di California. Tapi Minato namikaze itu tidak punya anak, karena istrinya mandul. Karena itu Minato namikaze dan istrinya mendesak agar aku diadopsi oleh mereka dan dibawa ke California. Di ibu kota California itulah aku dibesarkan oleh Minato namikaze dan istrinya.
Rias mendengarkan penuturan Okaasan dengan sikap serius.
Setelah Okaasan selesai menuturkan riwayatku, Rias menggenggam tanganku sambil ketawa - ketiwi, "Hihihihhiiiii ... asyiiiik ... ternyata aku punya saudara kembar yang tampan dan imut - imut ini ... ! Berarti kapan - kapan aku bisa diajak ke California naru, " Rias mengguncang - guncang tanganku.
Aku cuma mengangguk sambil tersenyum. Kemudian kutepuk bahu Rias sambil berkata, "Sekarang pilih dulu tuh oleh - oleh dari California. Mana yang kamu suka, ambillah. Tapi sisakan buat Grayfia nee dan Lilith neesan. "
"Haaa ?! Ada oleh - oleh dari California ? Hihihihiii ... !" melompat ke arah kotak besar berisi oleh - oleh dari California itu.
"Oleh - olehnya gak ada parfum ?" tanya Okaasan.
"Ada Okaasan, " sahutku, "Itu yang dikotak kecil ada beberapa botol parfum dari Eropa, " sahutku sambil menunjuk ke kotak kecil yang diletakkan di atas meja kecil dekat kotak besar itu. Kotak berisi 10 botol parfum yang beraneka merk, tapi semuanya buatan Eropa.
Rias mengambil patung singa yang terbuat dari perak, mengambil kalung emas dengan liontin berbentuk naga dan sebotol parfum.
"Cuma itu ? Kan masih banyak yang lain, " kataku sambil menghampiri Rias yang baru mengambil sebotol parfum pilihannya.
"Nanti aja setelah saudara - saudara punya pilihan masing - masing, aku sih sisanya aja. Yang penting nanti traktir aku nonton bioskop ya. "
"Boleh. Aku memang ingin mengenal jalan - jalan di kota ini. Soalnya sejak bayi sampai sekarang, aku baru sekarang menginjak kota ini. Tapi aku harus mandi dulu. Keringat California masih melekat di badanku. "
"Ya udah ... kamu mandi duluan gih. Setelah kamu mandi, aku giliran berikutnya. "
"Giliran ? Kamar mandinya cuma satu ?" tanyaku setengah berbisik.
"Iya, " Rias mengangguk, "Mudah - mudahan Boss dari California mau merenovasi rumah yang sudah sangat ketinggalan zaman ini"
Lalu aku menghampiri Okaasan. "Kaachan ... kamarku di mana nih ?" tanyaku.
Okaasan menyahut, "Kamar tidur di rumah ini hanya ada dua. Kamu pilih aja sendiri, mau tidur sama okaasan apa sama Rias ?"
"Di kamar Okaasan aja ya. Aku kan sejak kecil sampai dewasa belum pernah merasakan tidur dalam pelukan ibu kandungku. "
"Iya. Bawalah kopermu ke kamar okaasan, yang itu tuh kamarnya, " sahut Okaasan sambil menunjuk ke pintu kamar yang tertutup.
Setelah berada di dalam kamar Okaasan, aku mengernyitkan keningku. Karena kulihat ada lemari kaca yang isinya botol - botol minuman keras yang isinya sudah kosong semua. Apakah Okaasan sengaja mengumpulkan botol - botol itu untuk koleksi ataukah Okaasan seorang peminum ? Atau mungkinkah almarhum ayahku yang peminum dan botol - botolnya dikumpulkan oleh Okaasan sebagai koleksi pribadinya ?
Entahlah. Mendingan aku mandi dulu, karena sebentar lagi mau diajak Rias nonton bioskop.
Ternyata kamar mandi pun hanya satu - satunya, terletak di bagian paling belakang rumah ini. Kamar mandi yang sangat ketinggalan zaman. Dengan bak mandi dan gayung plastik. Mungkin di zaman kolonial Belanda kamar mandi seperti ini sudah termasuk "maju". Tapi untuk abad milenial ini ... aaaah ... kasian Okaasan dan saudara kembarku. Masih harus mandi di kamar mandi jadul begini.
Lalu diam - diam ada tekad di dalam hatiku, untuk merenovasi rumah ini sampai benar - benar layak dan tidak ketinggalan zaman.
Kemudian aku mandi sebersih mungkin.
Ketika aku keluar dari kamar mandi, ternyata Rias sudah menungguku di luar.
Ketika berpapasan denganku, Rias berkata, "Senang aku punya saudara kembar tampan gini, " diasusul dengan kecupannya di pipiku.
"Aku juga senang punya saudara kembar cantik gini, " sahutku sambil balas mengecup pipinya juga.
Kemudian Rias masuk ke dalam kamar mandi, sementara aku balik ke kamar Okaasan.
Ketika aku sedang berdandan, terdengar suara Okaasan di ambang pintu, "Mau nonton bioskop sama Rias ?"
"Iya, " sahutku, "Okaasan mau ikut ?"
"Nggak ah. Okaasan sih cukup dengan nonton tivi aja hiburannya. "
"Ohya Kaachan ... bagaimana kalau rumah ini direnovasi ?"
"Kamu mau nyediain biayanya ?"
"Iya. Soal biayanya biar aku sendiri yang menanggungnya. "
"Kalau ada sih mendingan beli tanah kosong di sebelah itu. Kebetulan pemiliknya meninggal, lalu mau dijual murah oleh anaknya. "
"Memang sih mendingan bangun rumah baru. Di sini harga tanah murah Kaachan ?"
"Ya nggak semahal di pusat kota lah. Di sini kan sudah dekat ke batas kota. "
"Okaasan sudah tau harga dan luas tanah di sebelah itu ?"
"Lumayan luas. Setengah hektar lah. Soal harganya besok okaasan mau tanyain ke orangnya. "
"Iya, " sahutku singkat, karena mendengar langkah Rias mendekati pintu kamar Okaasan ini.
"Naruto ... udah siap ?" tanya Rias di ambang pintu.
"Udah, " sahutku, lalu menghampiri Okaasan, "Aku mau pergi dulu Kaachan, " kataku yang lalu mencium tangan Okaasan disusul dengan cipika - cipiki dengan beliau. Seperti yang biasa kulakukan kepada Kaasan almarhumah di California dahulu.
"Pulangnya beliin oleh - oleh ya, " kata Okaasan di ambang pintu depan.
"Mau dibeliin apa ?" tanya Rias.
"Apa aja. Pizza boleh " sahut Okaasan.
Lalu aku dan Rias melangkah ke pinggir jalan. Kebetulan ada taksi mau lewat, dicegat oleh Rias. Kami pun masuk ke dalam taksi itu. Duduk berdampingan di seat belakang.
Rias menyebut tujuan kami kepada sopir taksi. Maka taksi itu pun mulai meluncur di kegelapan malam.
"Bagaimana perasaanmu setelah berjumpa dengan Okaasan dan aku ?" tanya Rias sambil menyandarkan kepalanya di bahuku dan memegang tangan kiriku yang tersimpan di atas lutut.
"Aku masih canggung, karena tidak menyangka kalau ibu kandungku itu Okaasan. Tadinya kukira diriku ini anak tunggal papa dan mama Namikaze di California," sahutku.
"Aku juga kaget, karena baru tau tadi, bahwa aku punya saudara kembar, cowok pula. "
"Iya Rias. Semoga kita bisa akrab sampai tua ya. "
"Iya. Umurku dan umurmu berarti sama - sama duapuluh tahun ya ?"
"Iya ... hehehee ... namanya juga anak kembar, pasti dilahirkan di hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama. "
"Terus ... kamu sudah bisa adaptasi dengan suasana baru ini ? Bahwa Okaasan itu ibu kandungmu dan aku ini saudara kembarmu ?"
"Masih agak sulit adaptasinya. Waktu cium pipi Kaasan tadi aja terasa rikuh. Seolah - olah bukan mencium pipi ibu kandungku sendiri. "
Rias menanggapi dengan bisikan, "Sama aku juga ... waktu cium pipi kamu di depan pintu kamar mandi, rasanya seperti nyium pipi pacar ... hihihi ... "
"Ogitu ya ?"
"Kamu pernah dengar cerita tentang anak kembar yang berbeda jenis kelaminnya, lalu dipisahkan waktu kecil dan dijodohkan setelah mereka dewasa ?"
"Ohya ? "
"Iya. Pokoknya tradisi itu pernah ada di salah satu daerah di negara kita. Mereka menganggap kalau anak kembar itu berbeda jenis kelaminnya, berarti jodoh mereka sudah dibawa dari perut kaachanya. Karena itu pada waktu masih kecil mereka dipisahkan, setelah dewasa dinikahkan. "
"Oh, begitu ya ? Aku malah baru dengar kalau di negara kita pernah ada tradisi seperti itu. "
Tiba - tiba Rias membisiki telingaku, "Kalau kita dijodohkan, kamu mau ?"
Aku menatap wajah saudara kembarku di keremangan malam. Tapi sebelum sempat kujawab, taksi sudah berhenti di parkiran sebuah mall yang ada gedung bioskopnya.
Aku yang baru menginjak kota ini masih kebingungan. Karena itu kuberikan uang kepada Rias untuk membeli tiket bioskop.
Tak lama kemudian, Rias kembali lagi dengan wajah masam. "Kehabisan tiket. Cuma bisa yang midnight. Gak apa - apa ?"
"Berarti masih lama menunggunya. "
"Sekarang baru jam delapan. Berarti tiga jam setengah lagi baru bisa nonton, " sahut Rias.
"Ya udah, beli aja tiketnya. Sambil menunggu, kita kan bisa ngobrol di café atau resto "
Rias kembali lagi ke loket penjualan tiket. Beberapa saat kemudian dia sudah menghampiriku lagi.
"Dapat ?"
"Dapat tapi maksa dulu. Karena seharusnya untuk yang midnight dijual sejam sebelum film diputar. "
Lalu kami menuju sebuah resto di dalam kompleks mall itu, yang kata Rias enak - enak masakannya.
Di dalam resto itu kami memilih bagian sudut yang terlihat sepi, agar bisa ngobrol leluasa. Walau pun begitu, kami bicara perlahan - lahan, agar tidak terdengar oleh orang lain.
Aku dan Rias duduk berdampingan. Rias duduk di samping kiriku, sehingga ia bisa memegang tangan kiriku sambil berkata perlahan, "Tadi pertanyaan di dalam mobil belum kamu jawab. "
"Pertanyaan tentang apa ?" tanyaku pura - pura lupa. Padahal aku sedang memikirkan jawabannya.
"Kalau kita dijodohkan, kamu mau ?"
"Kenapa tidak ? Kamu cantik dan seksi, Rias. "
Rias menghela nafas. Lalu membisiki telingaku, "Sayangnya aku tidak perawan lagi Naruto. "
"owh…. Jadi kita bisa ML tanpa harus memikirkan perkawinan aneh itu? "
"Gila ... !" Rias menepuk punggung tangan kiriku.
"Soalnya kalau ketahuan oleh penghulu bahwa kita ini saudara kembar, belum tentu penghulu mau menikahkan kita. "
Tiba - tiba Rias mengalihkan topik pembicaraan, "Tadi kamu memilih untuk tidur bersama Okaasan. Kenapa gak milih tidur sama aku saudara kembarmu ini ?"
"Soalnya sejak kecil sampai dewasa, aku selalu tidur bersama ibu angkatku di California. Makanya aku ingin merasakan tidur dalam pelukan ibu kandungku sekarang. "
"Tapi Okaasan itu peminum lho. "
"Haaa ? Maksudmu minum minuman beralkohol ?"
"Iya, " Rias mengangguk, "Sejak Otousan meninggal, Okaasan jadi peminum sake.
"Pantesan tadi di dalam kamarnya banyak botol minuman. Kenapa kamu gak berusaha nyadarkan Okaasan ?"
"Wah, udah sering nyadarin Okaasan. Tapi kata - kataku gak pernah digubris. Barangkali nanti kamu bisa ngasih saran sedikit - sedikit setelah dekat dengan Okaasan. Soalnya alkohol itu kan berbahaya bagi Okaasan sendiri. "
"Iya ... nanti aku akan berusaha menyadarkannya. Tapi biasanya seorang alcoholic itu sulit disadarkan. Mungkin harus sering dibawa ke tempat yang tidak ada penjual minuman keras ... "
Makanan yang kami pesan sudah dihidangkan. Lalu kami makan bersama.
"Kamu kok bisa kehilangan virginitasmu, sama siapa ?" tanyaku perlahan.
"Sama pacar brengsek. Setelah mendapatkan semuanya, dia menghilang entah ke mana. Kamu sendiri di California gimana ? Punya pacar ?"
"Malas nyari wanita di California. Hampir separuhnya wanita di sana mata duitan. Jadi kalau kurang cermat malah bisa dapatin wanita yang sudah ada pacarnya Hihihihi... "
"Tapi kamu tentu udah punya pengalaman sama wanita kan ?"
"Pengalaman apa ?"
Rias menjawabnya dengan bisikan di telingaku, "Pengalaman bersetubuh dengan perempuan. "
"Pernah, tapi belum sering. "
"Sama orang sana ?"
"Bukan, " aku menggeleng, "sama turis dari Tokyo. "
"Cantik ?"
"Mmm ... cantikan kamu. Mudaan kamu juga. "
"Ohya ?!"
"Punya suami. Tapi waktu tour ke sana gak sama suaminya. "
"Owh ... ceritanya main sama milf. "
"Apa itu milf ?"
"istri orang. "
"Hihihiiii ... iya ... " aku hampir tersedak, karena ketawa waktu makan.
Namun diam - diam aku teringat kembali segala yang pernah terjadi di California. Sesuatu yang takkan pernah kulupakan di seumur hidupku. Cerita tentang turis barusan sebenarnya cuma bullshit. Sebenarnya pengalamanku dengan perempuan bukan dengan turis.
Ya ... aku masih ingat semuanya itu. Bahwa aku sejak kecil sampai besar aku sangat dimanjakan oleh Minato namikaze dan istrinya, yang saat itu kusangka orang tua kandungku. Dan sejak ingat aku memanggil mereka Tousan dan Kaasan. Sejak ingat pula aku selalu tidur bersama mereka. Terutama dengan Kaasan, karena Tousan sering berada di Singapore, untuk mengurus perusahaannya yang ada di sana.
Kaasan bahkan selalu memandikanku sejak aku mulai ingat semuanya sampai sekarang. Setelah aku berusia 15 tahun, barulah aku mandi sendiri, tidak dimandikan oleh Kaasan lagi. Tapi kalau tidur selalu dengan Kaasan. Kalau Tousan sedang berada di California, barulah aku tidur di kamarku sendiri.
Aku sangat dimanjakan oleh Tousan dan Kaasan. Apa pun permintaanku pasti dikabulkan. Mungkin itulah yang menyebabkanku lambat dewasa.
Buktinya, pada saat usiaku sudah 18 tahun, ketika kampusku sedang liburan dan ketika Tousan sedang berada di Singapore, aku masih minta dimandikan oleh Kaasan.
Flasback
"Kaasan ... pengen dimandiin sama Kaasan, " ucapku dengan nada manja.
"Kok tumben, udah tiga tahun bisa mandi sendiri, sekarang kok tiba - tiba mau dimandiin sama kaasan ?" tanya Kaasan sambil tersenyum.
"Kangen aja sama kasih sayang Kaasan waktu ngemandiin aku. "
"Ya udah. Kebetulan kaasan juga belum mandi. "
Lalu aku dan Kaasan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar Kaasan.
Sebenarnya kamar Tousan dan kamar Kaasan itu terpisah. Karena kamar Tousan ada ruang kerjanya, sementara kamar kaasan ada ruang tata rias dan lemari pakaian yang berderet di dinding. Kamar mandi Tousan pun terpisah dengan kamar mandi Kaasan. Maklum kalau wanita suka berlama - lama di kamar mandi, jadi di kamar Tousan pun disediakan kamar mandi sendiri.
Setelah berada di dalam kamar mandi Kaasan, aku langsung menelanjangi diriku sendiri. Sementara Kaasan pun melepaskan gaun rumah, beha dan celana dalamnya. Ini adalah pertama kalinya Kaasan telanjang bulat pada waktu mau memandikanku. Mungkin karena beliau pun mau mandi juga.
Memang ada desir aneh di dada dan benakku melihat Kaasan dalam keadaan telanjang bulat begitu. Namun ternyata Kaasan pun tampak heran memandang ke arah penisku.
"Naruto ... dalam tiga tahun ini penismu jadi segede dan sepanjang ini ?" ucap Kushin sambil memegang penisku.
"Kan sekarang aku sudah besar kaasan. "
"Sudah besar tapi masih mau disuapin dan dimandiin sama kaasan ya ?"
"Kan aku ingin tau apakah Kaasan masih sayang sama aku nggak ?"
Kaasan menciumi pipiku, lalu berkata, "Sampai kapan pun rasa sayang kaasan takkan pernah pudar, Sayang. "
Lalu Kaasan mengambil shower manual dan memancarkan air hangatnya ke tubuhku. Dan mulai menyabuniku dari kepala sampai ke kakiku. Tapi entah kenapa, ketika Kaasan menyabunni batang kemaluanku, begitu lama Kaasan menyabuninya. Sehingga diam - diam batang kemaluanku jadi ngaceng.
"Wow ... dalam keadaan ngaceng gini penismu jadi lebih gede dan lebih panjang, Naru, " kata Kaasan sambil mengocok penisku dibantu oleh .
"Iya kaasan. Kata teman - teman, kalau penis sedang ngaceng gini lalu dimasukin ke dalam vagina, rasanya enak sekali. Betul kaasan ?"
"Iya, betul. Memangnya kamu belum pernah menyetubuhi wanita ?"
"Belum, " aku menggeleng, "Kan kata Kaasan perempuan di California ini hampir setengahnya terjerumus pergaulan bebas. Lagian kata Kaasan juga di sini banyak sekali perempuan yang menderita HIV. "
"Iya…Makanya harus hati - hati, jangan sembarangan main perempuan di sini. "
"Iya kaasan. Main perempuan sih nanti aja kalau kebetulan kita pulang ke Tokyo. "
"Di mana pun kamu berada, jangan pernah menyentuh pelacur ya. Kalau pacaran dengan wanita baik - baik sih nggak apa - apa. "
"Iya Kaasan. Aku takkan sembarangan bergaul di California ini. Tapi nanti Kaasan ajarin bagaimana cara untuk menyetubuhi perempuan ya okaa... "
"Haaa ?! Mmm ... ya udah, sekarang selesaikan dulu mandinya. Setelah mandi, kita malam ya Sayang. "
Setelah mandi, Kaasan menemaniku makan malam di ruang makan. Dua orang maid menghidangkan makanan di meja makan dan menunggu kami makan untuk menyediakan yang kurang.
Semua wanita yang bekerja di rumah ini berasal dari Tokyo. Karena hanya orang Tokyo yang paling mengerti apa yang diinginkan oleh aku dan kedua orang tuaku.
Pekerjaan mereka dibagi - bagi sesuai dengan bakat mereka sendiri. Ada tukang masak, tukang bersih - bersih rumah, tukang cuci pakaian, tukang merapikan taman kecil di pekarangan rumah dan sebagainya. Semuanya berasal dari tanah air kami.
Tousan, Kaasan dan aku masih berkewarganegaraan Tokyo. Tapi kami punya izin stay permanent di California dan di Singapore. Mungkin izin itu diberikan karena Tousan tergolong pengusaha besar.