30 Days OTP Challenge

Day 3 : Getting lost somewhere

Touken Ranbu adalah milik DMM dan Nitroplus.

Pairing : Future!Tsurumaru Kuninaga x Prince!Ichigo Hitofuri

Don't like? Don't read!

Enjoy~


Ichigo tersesat.

Pangeran bersurai cyan itu memandang sekelilingnya dengan bingung. Hanya ada pepohonan dan beberapa hewan yang tengah memandanginya. Ia bahkan tidak tahu bagaimana ia tiba-tiba sudah berada di sini. Seingatnya, ia sedang memetik strawberry liar yang tumbuh di sekitar hutan istananya. Tapi entah kenapa ia tiba-tiba berada di tengah hutan belantara seperti ini.

Apa dia sudah berjalan terlalu jauh? Dia memetik strawberry hanya dari satu pohon, jadi tidak mungkin ia sudah berjalan terlalu jauh.

Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, ia dikejutkan dengan seorang laki-laki bersurai putih berdiri di belakangnya. Laki-laki itu memakai baju yang nampak asing baginya. Apa ia orang dari kerajaan lain? Ia tidak pernah menemukan seseorang berpakaian seperti laki-laki itu di kerajaannya. Jadi ia pikir, orang ini pasti berasal dari kerajaan lain.

Ia menatap laki-laki itu bingung. Apa yang dia lakukan di tengah hutan seperti ini? Apa dia juga tersesat?

"Apa kau sedang bercosplay?" Ah! Laki-laki asing itu berbicara. Ichigo menatapnya bingung. Apa arti dari cosplay? Berjelajah ya? Atau tersesat?

"Apa itu bercosplay?" Tanya Ichigo bingung.

"Hah? Kau tidak tahu apa itu cosplay? Kau saja sedang bercosplay, kenapa jadi tidak tahu artinya?" Sekarang Ichigo semakin bingung. Ia sama sekali tidak pernah mendengar kata itu seumur hidupnya. Apakah itu bahasa asing yang belum ia pelajari?

"Maksudnya aku sedang tersesat? Ah iya aku sedang tersesat. Tadi aku sedang memetik beberapa strawberry liar segar, tapi ku malah tiba-tiba berada di hutan seperti ini."

"Sebentar— , kata kau tadi kau sedang mencari strawberry?" Ichigo mengangguk. Sedangkan laki-laki itu menatapnya dengan aneh. Ichigo berpikir, apakah ada yang salah dengan perkataannya?

"Tapi disini tidak ada strawberry yang tumbuh."

"Eh? Ada kok disi—," Ia menunjuk ke arah semak-semak bunga. Bukannya tadi disana ada banyak strawberry yang tumbuh? Sekarang kenapa berganti menjadi bunga?

"Eh?! Tadi beneran ada disana! Kok sekarang jadi semak bunga?!" Ichigo panik. Sebenarnya dia ini ada dimana? Kenapa ia tiba-tiba ada disini? Apakah ada seseorang yang telah menyihirnya?

"Hey apa kau baik-baik saja? Sepertinya kau berhalusinasi tadi, ayo mampir ke tendaku." Tawar laki-laki itu pada Ichigo yang panik. Ichigo mengangguk, ia membiarkan laki-laki itu membawanya ke tempatnya. Lagipula ia perlu beristirahat sebentar untuk menenangkan dirinya.

Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah tenda kecil dengan api unggun di depan tenda tersebut. Laki-laki itu menyuruh Ichigo duduk di salah satu kursi lipat yang ia bawa. Ia lalu masuk ke tendanya. Setelah beberapa saat, ia keluar dari tendanya dengan membawa dua gelas berisi teh hangat.

"Ini, minumlah dulu. Lalu kau bisa ceritakan lebih jelas bagaimana kau bisa sampai disini." Ucap laki-laki itu sambil menyerahkan segelas teh hangat padanya. Ia berterimakasih dan meminumnya dengan perlahan.

Kemudian ia menceritakan darimana ia berasal dan bagaimana ia bisa sampai ke tempat seperti ini. Ya walaupun laki-laki itu nampak tidak percaya, namun mengiyakan saja ketika melihat raut Ichigo yang menunjukkan aku-tidak-berbohong.

"Ah. Kalau begitu perkenalkan namaku Tsurumaru Kuninaga. Aku adalah mahasiswa tahun kedua jurusan sastra jepang. Aku kesini karena aku ingin camping, tapi malah tidak sengaja bertemu denganmu disini." Jelas laki-laki yang bernama Tsurumaru itu. Ichigo hanya mengangguk-angguk paham. Sekarang ia tahu bahwa dia sedang berada di zaman lain. Tapi ia masih tidak tahu apa yang menyebabkannya bisa berpindah zaman.

"Lalu sekarang apa yang ingin kau lakukan, Ichigo?" Ichigo berpikir keras. Itulah yang selama ini ia tanyakan. Apa yang harus ia lakukan untuk kembali ke istana?

"A-aku tidak tahu. Aku saja tidak tahu apa yang membuatku bisa sampai kesini, jadi bagaimana aku pulang?" Suaranya lirih. Tsurumaru tahu bahwa Ichigo sedang gelisah, takut, dan bingung dengan semua kejadian ini. Rasanya ia ingin memeluk Ichigo untuk menenangkannya, tapi itu pasti tidak sopan melakukannya pada seseorang yang menyandang gelar pangeran kerajaan.

Tsurumaru menghela napasnya pelan. Ia juga merasa bahwa kejadian ini membuatnya syok. Bayangkan saja ketika kau tiba-tiba bertemu dengan seseorang di tengah hutan lalu orang itu mengaku bahwa dia adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan. Pasti syok bukan? Nah begitu juga Tsurumaru saat ini.

"Bagaimana kalau kau tinggal di tendaku dulu sampai kau menemukan cara kembali pulang? Lagipula aku hanya sendirian disini. Jadi masih ada ruang untukmu tidur di tendaku. Ya kalaupun itu tidak keberatan untukmu sebagai pangeran terhormat." Tawar Tsurumaru lagi. Ia menyeringai kecil ketika mengatakan kalimat terakhirnya.

"A-aku bukan pangeran lagi kalau di tempat ini. Jadi perlakukan aku seperti orang biasa pada umumnya, Tsurumaru-dono." Pipi Ichigo sedikit merona. Entah kenapa ia merasa malu ketika dipanggil pangeran oleh Tsurumaru. Padahal ia memang benar-benar seorang pangeran.

"Jadi kau mau tidak tinggal bersamaku?" Tanya Tsurumaru sekali lagi. Pertanyaannya agak sedikit membuat orang salah paham.

"Kalau Tsurumaru-dono tidak apa-apa akan hal itu, aku menerimanya dengan senang hati." Jawab Ichigo dengan senyuman terpampang di bibirnya.

=-=-=

Hari demi hari berlalu semenjak pertemuan mereka berdua. Tetap tidak ada tanda-tanda Ichigo bisa kembali ke kerajaannya. Ichigo malah mulai semakin terbiasa tinggal bersama Tsurumaru. Ia bahkan ikut Tsurumaru pulang ke apartemennya dan berjalan-jalan di kota. Lagipula Tsurumaru juga merasa senang ketika mendapat teman sekamar baru, ya walaupun Ichigo hanya menumpang saja.

Ichigo juga sudah bertemu dengan beberapa teman dekat Tsurumaru seperti Ookurikara dan Mitsutada yang ia ketahui bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih. Ia juga mengetahui bahwa hubungan sesama jenis legal disini, berbeda di kerajaannya yang sangat menentang keras akan hal itu.

Ia seakan sudah semakin terlena tinggal disini sampai-sampai melupakan bahwa dirinya adalah seorang pangeran terhormat yang tersesat disini. Ia sudah sangat nyaman tinggal disini bersama Tsurumaru. Lagipula sepertinya Tsurumaru tidak keberatan jika Ichigo tinggal bersamanya untuk selamanya.

Ia juga mulai menyadari bahwa ketika ia berada di dekat Tsurumaru, jantungnya berdegup dengan kencang. Pipinya juga sering merona ketika mendapat pujian ataupun tatapan dari Tsurumaru. Ia bertanya-tanya apakah ia sedang jatuh cinta pada Tsurumaru sekarang?

Ia tidak tahu, tapi itulah yang ia rasakan ketika bersama dengan Tsurumaru. Kalaupun yang ia rasakan ini adalah cinta, ia ingin mengungkapkannya pada Tsurumaru di saat yang tepat.

"Ichigo? Apa kau baik-baik saja?" Suara Tsurumaru membuyarkan lamunannya. Ichigo menatap Tsurumaru. Keduanya menatap mata satu sama lain. Suara kembang api yang ada di sekitar mereka seakan hilang. Dunia seakan milik mereka berdua, dimana mereka sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi selain satu sama lain.

Wajah Tsurumaru bergerak mendekati wajah Ichigo. Bibir mereka hanya berjarak beberapa senti lagi sebelum bertabrakan satu sama lain. Ichigo memejamkan matanya, bersiap menerima ciuman dari Tsurumaru.

Inilah yang ia tunggu-tunggu selama ini, yaitu bisa mengatakan perasaannya pada Tsurumaru.

Tetapi bukan ciuman yang ia dapat, melainkan suara dari jentikan jari dan semuanya seakan hening begitu saja, maksudnya benar-benar hening, tanpa adanya suara kembang api maupun teriakan orang-orang ketika kembang api diledakkan.

Apa yang telah terjadi?

Ichigo membuka matanya kembali. Permen apel yang ia pegang jatuh. Mulutnya ternganga kecil. Pemandangan yang ada di depannya sekarang adalah semak-semak strawberry liar lengkap dengan keranjang penuh dengan strawberry yang ia petik pada hari itu.

Ia telah kembali ke kerajaannya tanpa sempat mengucapkan kata-kata perpisahan pada Tsurumaru.

Seharusnya ia merasa senang, tapi kenapa dadanya terasa sangat sakit seperti ini? Kenapa ia malah merasa kesal? Kenapa ia tidak merasa senang?

Sedikit lagi. Seandainya ia diberi waktu sedikit lagi, ia pasti bisa menyerahkan ciuman pertamanya pada Tsurumaru. Dengan hal itu tentu saja ia merasa sangat bahagia, Ia bisa merasakan ciuman lembut dari Tsurumaru—orang yang ia cintai.

Air matanya menetes dari ujung matanya. Ia jatuh terduduk sambil menutup wajahnya yang berantakan akibat air matanya. Ia terisak. Bukannya merasa senang akhirnya bisa pulang, tapi ia malah menangis karena sedih, tidak sempat berpisah dari Tsurumaru.

Seandainya ia bisa mengucapkan kata-kata perpisahan pada Tsurumaru. Ia hanya ingin mengatakan,

"Aku mencintaimu, Tsurumaru-dono. "

Tapi sayangnya, kata-kata itu tak akan pernah bisa didengar oleh Tsurumaru sampai kapanpun.


A/N:

Yeay!

Aku suka angst! ûwû)a

Kelihatan bat ih klo aku maksain ceritanya :"((. Tapi apa daya otak tak bisa diajak kompromi~

Dah ah ga punya tenaga buat ngebacot lagi :"))

Semoga suka! :D

Airyn out! Byebye!

Airyn~