Eh.. kakak..?
Exorcist itu adalah kakaknya?
Issei mencoba mengingat kembali bagaimana hidup Asia yang diceritakan kepadanya, tidak ada sekalipun bahwa Asia mengatakan sesuatu tentang Naruto yang ia panggil sebagai kakaknya.
Tidak mungkin hubungan mereka hanya sekedar Senpai-Kouhai, karena Asia akan memanggilnya Senpai, bukan kakak.
"Asia Argento... aku yang memberi nama itu kepadamu sebagai perlindungan daripada iblis dan malaikat jatuh, tapi tak kusangka kau akan menjadi iblis. Nama yang kuberikan padamu tidak ada artinya, sebaiknya kau mengganti namamu... Penyihir!"
...Sialan!
"Hoi! Apa maksudmu berkata seperti itu pada adikmu?!" Issei tidak bisa menahan emosinya, tentu setelah mengetahui apa yang terjadi pada kehidupan Asia, yang hanya terlalu baik berakhir menjadi seperti ini.
"Aku tidak punya adik yang mau terlahir kembali menjadi seorang iblis."
Issei sangat marah hingga ia maju dan menarik kerah Naruto, menatap wajahnya dengan keras seperti predator yang sudah menargetkan mangsanya.
"Bukankah kau kakaknya, seharusnya kau mengetahui apa yang terjadi padanya selama di gereja besar! Hanya karena terlalu baik, kalian semua mengusirnya dan memberinya julukan penyihir. Jika kau ingin menyalahkan Asia yang berubah menjad iblis, seharusnya kau menyalahkan gereja dan orang-orang bodoh yang mengusirnya."
Banyak orang terlihat menghentikannya, Rias Gremory juga Asia memanggilnya dengan khawatir tapi tidak ia pedulikan.
"Kau... siapanya Asia?" Naruto bertanya.
"Temannya, Rekannya.., juga keluarganya yang melebihi hubunganmu dengan Asia. Jika ada yang menjelek-jelekkan Asia aku akan menghajarnya siapapun itu."
Semuanya terdiam, bahkan Naruto meskipun hanya sesaat. Berbagai ekspresi mulai terlihat di wajahnya yang datar.
"Huff... akan kuakui kalau aku salah, seharusnya aku tidak mengatakan hal buruk pada Asia.."
Greb!
"Karena Asia tidak mungkin mau berubah menjadi iblis karena keinginannya sendiri!" Naruto mencengkeram tangan Issei yang masing memegang kerah bajunya. Cengkeramannya sangat kuat hingga Issei tak bisa menarik tangannya kembali.
[Excalibur Mimic]
Sebuah sinar emas menyelimuti tangannya, membuat sarung tangan besi emas yang ia arahkan menuju perut Issei.
Bugh!
"Issei-san!"
"Issei!"
Bruk!
Dengan satu pukulan Issei tumbang, ia kehilangan tenaganya untuk berdiri bahkan untuk memegang perutnya yang terluka.
"Aaah! benar juga, jika bukan karena kau Asia pasti tidak akan menjadi iblis!" Naruto mengangkat tangannya lagi, bersiap untuk memukul kepala Issei, kali ini di arahkan ke kepalanya.
Saat ia hendak memukulnya, sebuah tangan menghentikan tinju dari Naruto.
Itu dari Koneko, dia terlihat siap memukul namun belum melakukan apa-apa selain menunggu perintah dari Rias.
"Sudah cukup!"
"Haaah?!"
"Jika kau menyerang Issei lebih dari ini, maka kau menyatakan perang pada pihak iblis, ditambah malaikat jatuh yang kau incar, maka semuanya akan berakhir menjadi Great War yang kedua." Pernyataan Rias ada benarnya juga, misi awalnya bukanlah mencari keributan dengan iblis melainkan mengambil kembali pedang Excalibur yang dicuri malaikat jatuh.
Setelah diam beberapa saat, Naruto melepaskan tinjunya lalu mengubah Excalibur Mimic menjadi cincin yang terpasang di jarinya.
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang, maaf sudah berbuat kekacauan."
Naruto akhirnya pergi, tak lupa menutup pintu ruang klub dari luar. Suara langkahnya perlahan semakin kecil dan akhirnya menghilang.
[Insert Text Here]
Disclaimer: Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi
Catatan: Menurutku cerita ini terlalu detail dan kurang detail di saat yang bersamaan, menyisakan rasa aneh di hati dimana aku sendiri tidak kuat membacanya.
Dengan Twilight Healing milik Asia, akupun sudah sembuh meskipun kehilangan banyak tenaga. Buchou menyuruhku bersama Asia untuk pulang ke rumah memakai teleportasi dan akhirnya kami tiba di kamarku..
Kenapa Buchou tidak memindahkan kami satu-satu, mungkin karena ia tidak bisa memindahkanku sendirian.
Tapi, sejak tadi Asia tidak kelihatan ingin bergerak dari posisinya. Meskipun aku ingin bertanya kenapa, aku tidak punya tenaga untuk itu.
Hingga pada akhirnya aku tertidur di lantai.
...
"Issei-san"
Aku bangun!
"Aku bangun~"
Aku memperhatikan wajah Asia di yang penuh kekhawatiran berubah menjadi senyuman. Sepertinya dia sudah tidak apa-apa, Asia memang orang yang kuat.
"Apakah masih ada bagian yang sakit, Issei-san?" tanyanya.
Aku memutuskan untuk bangun energiku masih belum penuh. "Aku nggak apa-apa kok, terima kasih telah menyembuhkanku Asia."
Asia membalasnya dengan senyuman hangat. Dari senyuman itu aku bisa merasakan semua energiku kembali pulih, sungguh Asia memanglah healer yang berbakat.
Mungkin ini hanya placeboo effect.
"Ngomong-ngomong Asia, dia itu siapa?" Meskipun aku sudah mengetahui kalau dia adalah kakaknya, tentu Asia bisa menjelaskan lebih dalam tentang-
Ah tunggu, dasar bodoh! Seharusnya aku tidak bertanya tentang itu sekarang.
"Ah, Asia maafkan aku, kau tidak perlu menjawabnya.."
"Tidak apa apa kok, aku juga ingin meminta maaf karena tidak menceritakannya kepada kalian semua."
"Eh, kau tidak perlu minta maaf Asia, kalau kau tidak menceritakannya berarti dia tidak terlalu penting."
"Naruto nii-san... adalah orang yang paling penting dalam hidupku."
Asia berhenti berhenti untuk mengambil nafas, "Dia adalah pelindungku, sejak dari desa hingga ke gereja besar. Karena aku memiliki Twilight Healing, dia harus berjuang keras menjadi exorcist supaya bisa bersamaku, bahkan dia masih melindungiku meskipun tahu kalau aku sudah menyembuhkan iblis dengan kekuatanku."
Ekspresi Asia berubah, kini menjadi datar bahkan Issei melihat matanya yang sedikit basah.
"Karena nii-san adalah seorang exorcist, orang-orang tidak bisa berbuat apapun kepadaku. Tapi cepat atau lambat kami tahu kalau aku akan di usir, karena itu nii-san menjanjikan sesuatu kepada mereka untuk membunuh iblis itu."
"Lalu apakah dia berhasil?" aku bertanya, diikuti dengan gelengan kepala dari Asia.
"Aku tidak tahu, aku diusir beberapi hari setelah nii-san pergi. Freed-san menggantikan nii-san untuk melindungiku di Kuoh meskipun dia juga harus melakukan hal kasar kepadaku supaya misinya tidak ketahuan."
Meski pertemuan awalku dengan Freed sangat buruk, aku jadi sedikit menghormatinya karena harus melakukan dua hal yang sulit bersamaan terutama melindungi Asia meskipun dengan caranya sendiri.
Walaupun aku sedikit bingung sifatnya yang aneh itu hanya kamuflase atau dia benar-benar aneh.
Mengingat tentang Freed membuatku mengingat tentang kejadian di gereja tua itu, dimana Asia mati karena Sacred Gear-nya diambil oleh Raynare. Meskipun aku berhasil mengalahkannya dan merebut kembali Sacred Gear Asia, dia tidak bisa kembali hidup jika tidak karena kekuatan dari Evil Piece milik Buchou.
Saat itu pula aku mengingat ucapan dari Naruto.
"Asia... maaf.."
"Eh?" ia terlihat bingung. "Kenapa Issei-san meminta maaf?"
"Karena aku meminta Buchou untuk membangkitkanmu, jika tidak karena itu... kau pasti tidak akan dibenci kakakmu seperti ini..."
Sialan, karena permintaanku yang sangat egois aku harus merusak hubungan seseorang yang sangat penting bahkan mengatakan kepadanya kalau kami ini adalah keluarga.
Tapi Asia memegang kepalaku dengan kedua tangannya, menatap mataku dengan sangat dekat.
"Issei-san... aku tidak membencimu karena membangkitkanku kembali. Aku sangat senang karena bisa mendapatkan teman seperti Issei-san yang selama ini aku inginkan. Karena itu Issei-san tidak perlu meminta maaf."
"Asia..."
"Meskipun begitu.., aku ingin sekali meminta maaf kepadanya karena berubah menjadi iblis."
Jika itu keinginan Asia.. berarti yang bisa kulakukan hanyalah satu.
"Kalau begitu kita akan buat dia mengerti, kalau dia masih keras kepala maka aku akan menghajarnya! Seharusnya seorang kakak juga ikut senang kalau adiknya senang bersama teman-temannya."
Asia tersenyum, tidak- dia tertawa.
Sebuah pemandangan yang unik untuk melihat Asia tertawa, tidak aku pikir aku belum pernah melihatnya tertawa sama sekali. Biasanya aku melihatnya bingung karena Kiryu menjelaskan hal aneh-aneh kepadanya atau kesal karena melihat Buchou tidur bersamaku.
"..Terima kasih, Issei-san.."
[To Be Continued]
Author Note:
Kau kira ini adalah ucapan terima kasih kepada kalian yang membaca cerita ini, tapi ini aku Permintaan Review!
Ahahaha, bercanda.. tapi terima kasih banyak karena menghabiskan waktu luang membaca fic tak berjudul dan tak bersummary ini bahkan meninggalkan banyak Review sehingga membuatku semangat untuk melanjutkan ceritanya.
Oh ya, kalau ada pertanyaan silahakan tanya aja di kolom review, di chapter selanjutnya semua pertanyaan akan di balas. Dan aku juga ingin tanya ke kalian nih, gimana sih pertarungan antara Kiba dan Freed di Chapter 1? apakah kalian setuju kalau Freed jadi karakter yang baik?
