[Insert Text Here]

Disclaimer: Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi

Catatan: Crossover tak berasa Crossover, lebih buruk dari yang kalian pikirkan, tidak konsisten dan tidak terlalu panjang, minim penjelasan dan terlalu banyak dialog ampas yang tidak ada hubungannya.


Mengingat pedang itu membuat Kiba mengingat untuk apa selama ini ia bertarung, bukan karena kebanggannya sebagai Kuda dari Gremory tapi rasa dendamnya terhadap Pedang Excalibur dan orang-orang gereja.

Tapi dendam itu hanya ada pada dirinya, ia tidak perlu membawa orang-orang yang menganggapnya keluarga untuk itu. Dengan itu ia pergi untuk sementara waktu, berharap mereka tidak mencoba mengikutinya.

Tapi ia tidak punya petunjuk apapun untuk mencari pedang itu.

Splash!

Di tengah hujan deras ini, ia kira hanya dirinya saja yang sedang di luar. Ia menoleh, mendapati seseorang yang sangat familiar-

"Yo... Uke-san..."

'Freed Zelzan!'

Dengan [Sword Birth] ia membuat pedang Holy Eraser. Sebuah pedang yang cocok untuk melawan pedang suci yang exorcist miliki seperti dia.

"Kenapa kau bisa disini Sampah?!" teriaknya.

"Oya... aku tinggal selama setengah season, development character-mu sudah berubah drastis.. apakah kau sudah menjadi Seme.."

"Berisik!" ia maju, melancarkan serangan pertamanya.

"Zeaaaah!"

Trank!

Kedua pedang beradu, pedang yang awalnya berada di balik jubah exorcist itu kini terlihat. Tidak seperti Lightsaber yang ia pakai, pedang itu memiliki wujud fisik dan memancarkan aura suci yang lebih hebat dari pedang lamanya.

Tapi itu masihlah pedang suci.

"Holy Eraser!"

Gumpalan bayangan hitam muncul dari pedang milik Kiba, memakan pedang milik Freed. Dengan begitu Freed akan kehilangan pedangnya, ia tidak perlu mengkhawatirkan jika Freed menembakkan peluru emas dengan pistolnya karena dengan kecepatannya sebagai Knight ia bisa menghindarinya.

Wuush!

Gumpalan itu menghilang, tapi tidak menghancurkan pedangnya.

"Tidak berpengaruh! Itu berarti..."

"Ya.. ini pedang Excalibur, pedang yang dikhususkan untuk membunuh iblis sepertimu." Freed menjawab diikuti dengan tawanya yang menjijikkan.

Meskipun itu pedang yang sanggup membunuhnya hanya dengan luka kecil, Kiba tidak bisa menutup kesenangannya, karena bisa memiliki kesempatan untuk menghancurkan Excalibur disini sekarang juga, ditambah Freed yang memegangnya.

"Oh... kau terlihat senang, kenapa? Apa kau senang akan disiksa oleh energi suci yang menyelimuti pedang ini? Uwaa, masokis~"

Kiba tidak perlu merespon ucapan itu.

"Kalau begitu, aku akan memberi siksaan yang bisa membuatmu muncraaa-"

Bonk!

"Aduh..!"

Sebuah pukulan mengarah ke kepala Freed Zelzan membuatnya jatuh menabrak pagar rumah.

Pandangan Kiba teralih pada siapapun yang memukulnya juga memasang kewaspadaannya ke tingkat tinggi.

"Jadi kau memilih untuk bermain-main daripada mengerjakan tugasmu Freed Zelzan?!" orang itu mengeluarkan suaranya.

Dengan jubah itu, Kiba tidak bisa melihat wajah dari orang di hadapannya ini. Meskipun begitu, Kiba mengenali jubah yang dipakainya.

Seperti Freed, jubah itu memiliki pola yang sama dengan yang para exorcist miliki, meskipun begitu warnanya sangat putih hingga sedikit kotoran akan mudah terlihat jika menempel di jubah itu.

"T..tapi, Naruto-senpai..!"

"Kenapa aku belum mendapatkan laporan tentang Balba Galilei beberapa hari ini?!"

'Dia mengetahui Balba!' kewaspadaannya berubah menjadi ketertarikan. Ia harus mendapatkan informasi dari orang yang dipanggil Naruto ini, dengan begitu ia bisa menemukan Balba dan membalaskan dendamnya.

"Bukankah aku sudah memberikannya kepadamu kemarin?!"

"Kemarin itu kemarin, hari ini beda lagi... sekarang cepat pergi atau kau tidak kuberi izin untuk melakukan misi seperti ini lagi!"

"Baik!"

Freed Zelzan berlari, dan menghilang di belokan. Meninggalkan Kiba bersama Naruto yang kini berhadapan dengannya.

"Aku ingin bertanya sesuatu..."

"Kebetulan sekali, aku juga punya pertanyaan untukmu."

Meskipun di tengah hujan, Kiba tidak yakin ia bisa memanfaatkan jalan licin dan suara berisik hujan untuk melawan Naruto, tapi ia juga tidak ingin melewati kesempatan ini.

"Kalau begitu kau dulu..."

Sebuah kesopanan yang tidak ia duga.

Tidak, seharusnya ia menduganya jika datang dari orang gereja.

"Kau tahu tentang Balba Galilei!"

"Um... ya, aku sedang mencari tahu kenapa dia datang di kota ini." Dia dengan enteng menjawab seolah itu bukan informasi rahasia, apa Naruto berencana untuk membunuhnya setelah ini?

Dia, Balba Galilei ada di kota ini, itu adalah informasi yang bagus, tidak sulit untuk mencari seseorang di kota seperti Kuoh, terlebih lagi dia iblis yang memiliki kekuatan fisik di atas manusia pada umumnya.

"Sekarang pertanyaanku, apakah kau bagian dari Gremory..?"

Ia ingin menjawab tidak lagi, tapi sepertinya bukan itu jawaban yang orang itu inginkan, jika ia mati hanya karena menjawab kalau dia bukan lagi bidak dari Gremory, maka orang ini akan menganggapnya sebagai iblis liar dan membunuhnya.

Jika ia mati sebelum mencapai tujuannya yang sudah sangat dekat, ia tidak tahu bagaimana perasaannya juga mereka yang menyerahkan hidup mereka untuknya.

"Ya, aku adalah Kuda dari Rias Gremory," jawabnya keras.

"Ah begitukah, kalau begitu lebih baik..." Apa maksudnya dengan lebih baik? "Bisakah aku menemuinya? Ada yang ingin kubicarakan dengannya."

"Yang ingin kau bicarakan?"

"Benar, dia adalah penguasa kota ini kan? Aku tidak terlalu suka mengulang ucapanku, tapi itu berhubungan dengan Balba Galilei, dan Excalibur yang dicuri.."


"Excalibur Vanishing, Nightmate, Destruction dan Rapidly dicuri oleh mereka..."

Mereka para malaikat jatuh seharusnya tidak punya alasan untuk mencuri pedang Excalibur, meskipun mereka membenci malaikat sebagaimana iblis membenci mereka, pedang Excalibur tidak terlalu ampuh untuk dipakai melawan malaikat jatuh.

"Jadi kenapa mereka mencurinya...?"

"Mungkin mereka memakainya untuk membunuh kalian dan menguasai kota ini." Balas Naruto, sambil menikmati teh dan snack yang ruang klub sediakan.

"Tapi itu akan memicu perang tiga fraksi, seharusnya mereka tahu tentang itu."

"Menurutku itu tujuan mereka, Rias Gremory."

Berbagai ekspresi terlihat di dalam ruang klub semenjak Kiba kembali dan membawa exorcist bernama Naruto ini. Beberapa dari mereka bertanya-tanya apa hubungan exorcist ini dengan Asia yang menundukkan kepalanya sejak tadi.

"Jadi, apa yang kau inginkan dari kami?" tanya Rias.

Seorang exorcist tidaklah mungkin bekerja sama dengan iblis, menurut tebakannya dia mungkin hanya meminta Gremory untuk tidak ikut campur dalam hal ini.

"Aku ingin kalian tidak membunuh orang ini."

Naruto melemparkan foto dari orang yang sangat mereka ketahui.

"Freed Zelzan, salah satu exorcist liar, kenapa?"

"Dia adalah informanku, aku berharap dia tidak mengalami luka fatal hingga menyebabkan kematian."

"Lalu bagaimana jika dia menyerang kami, bukankah kau tahu bagaimana mereka akan menggunakan pedang Excalibur?"

"Aku hanya bilang tidak boleh dibunuh, kau boleh menyerangnya, mematahkan kakinya, menghancurkan mentalnya, hingga membuatnya mundur. Dengan itu penyamarannya takkan terbongkar dan kalian selamat."

Untuk beberapa saat mereka tidak mengucapkan apapun, hanya saling menatap dengan intens.

"Baiklah kalau begitu, kami akan berusaha untuk tidak membunuh Freed Zelzan."

"Itu sudah cukup, sekarang sudah waktunya untuk pergi."

Naruto meminum tehnya yang tersisa lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Ano... Naruto nii-san!"

Langkah Naruto terhenti saat mendengar namanya dipanggil oleh Asia. Tidak hanya itu semua orang terkejut saat mendengar Asia memanggilnya dengan sebutan 'Kakak'

[To Be Continued]


Author Note:

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW

REVIEW