Disclaimer : All Characters belong to Masashi Kishimoto
Author's Note. : Karena ada yang request lemon GaaIno. Ini saya kabulkan permintaan nya. Cuma saya gak jamin ini bakal hot atau jatuhnya malah tengil. Silahkan di nikmati bacaan mesum ini. Kritik dan saran akan membuat author bahagia.
Warning : This is pure porn without plot story. using bad and vulgar language. If you less then 18 years old and not wish to read graphic mature scene please go back.
One Time Mistake.
Sabaku Gaara terkenal keji di masa lalu, tapi kini lebih dikenal sebagai pria terhormat. Pria termuda yang pernah menduduki jabatan seorang Kage. Para wanita mencoba meraih hatinya tapi pria itu sedingin gurun pasir di malam hari. Tak tersentuh, tak tertaklukan.
Hari ini pria itu bersulang untuk kebahagiaan kakak perempuanya. Wajah-wajah familiar memenuhi aula resepsi pernikahan. Termasuk Yamanaka Ino yang datang dari Konoha. Wanita itu tersenyum sumringah dan sibuk menggoda pengantin pria. Guyonan nakal yang dilontarkan sang Kunoichi tak hanya menbuat Shikamaru merona. Dia yang tanpa sengaja mendengar telinganya ikut memerah juga. Lelucon malam pengantin di hari pernikahan. Sepertinya Yamanaka Ino wanita yang cukup vulgar. Ia hanya mengamati kehebohan yang dibuat para tamunya. Di mana ada Naruto dan Sakura pasti akan ada keributan. Belum lagi Lee yang sudah mabuk dan mempermalukan diri sendiri dengan menari-nari tak jelas. Berkat mereka desa Suna yang biasanya sepi menjadi ramai.
Matsuri mendekat dan menuangkan sake dalam gelas Gaara. Ia memperkerjakan gadis itu di kantornya sebagai assisten dan satu-satunya wanita selain Temari yang cukup dekat dengannya.
" Ayo minum lagi, Gaara-sama. Malam ini pestanya sangat meriah." Sudah lama Matsuri memendam rasa untuk atasannya, tapi Gaara tak pernah memperhatikan. Malam ini dia nekad ingin membuat sang Kazekage masuk perangkap.
Setelah minum beberapa botol, Gaara merasa tubuhnya menjadi panas. Begitu Matsuri menghilang dari pandangan Gaara segera keluar mencari angin. Perhatian Matsuri amat sangat menggangunya, tapi Gaara tak sampai hati bicara dan membuat gadis itu sedih.
Udara malam di gurun pasir amatlah dingin, tapi Gaara masih merasa tubuhnya terbakar api. Ia berjalan ke taman dan menemukan Yamanaka Ino berjongkok menatap rumput bunga yang tumbuh di atas pasir. Wajahnya terlihat sedih.
Ino mendesah pelan. Dia bahagia Shikamaru menikah, tapi dia juga merasa agak kesepian. Choji pergi ke Kumogakure, Sakura bertunangan dengan Sasuke. Hinata dan Naruto akan menikah. Hek, bahkan Kiba pun punya pacar. Kalau Shino masih Jomblo ya wajar lah. Tapi seorang Ino Yamanaka, Gadis cantik dan Kunoichi hebat tidak laku. Ini sebuah petaka. Mungkin setelah pulang ke Konoha nanti dia bisa mencoba peruntuangannya dengan Sai. Pria itu lumayan oke meski agak sedikit bebal. Sibuk dengan pikirannya Ino tak melihat Kazekage mendekat.
Pria itu melangkah tanpa suara dan Ino terkejut menemukan sang Kazekage sudah berdiri di sampingnya.
"Yamanaka, Aku pikir kau masih bersenang-senang di dalam bersama teman-temanmu."
"Ah Kazekage-sama, Di dalam cukup sumpek. Jadi aku mencari angin. Ada apa dengan anda? Wajah anda terlihat memerah."
"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja aku merasa panas."
"Boleh aku periksa. Aku juga seorang ninja medis."
Ino berdiri dan memusatkan cakranya untuk mendeteksi gangguan dalam tubuh sang Kazekage. Ino berdeham. Gejala ini dia tak pernah lihat sebelumnya, tapi ia tahu apa.
"Apa yang anda konsumsi tadi?" tanya Ino pada Gaara.
"Hanya makanan yang dihidangkan dan beberapa botol sake. Apa aku terkena racun."
"Bukan racun. Seseorang membuat anda menelan obat perangsang."
"Apa? Lalu bagaimana cara menghilangkan efek obat ini?"
Ino bersemu merah. "Anda harus bercinta."
Mata hijau Gaara terbelalak mendengar jawaban Ino. "Lebih baik aku berendam air dingin."
"Di tengah udara seperti ini? Anda malah bisa kena hipotermia. Sekarang anda masih sadar, Bila efek obatnya sudah menyebar anda tak akan bisa berpikir lagi."
Gaara menggeram. Apa ini ulah Matsuri? Karena hanya gadis itu yang menyentuh makanannya tadi. Demi Tuhan, dia akan berusaha melawan efek obat ini. "Yamanaka, Tolong bantu aku. Aku tak bisa terlihat memalukan seperti ini." Gaara merasa sempoyongan. Darahnya mengalir cepat dah sepertinya berkumpul di bawah sana. Ia merasakan ketegangan luar biasa di area selangkangan. Gaara paling benci tak bisa mengontrolnya sendiri.
Ino berhasil membawa Gaara ke kamarnya tanpa terlihat oleh siapa-siapa. Gaara terduduk di ranjang dan tiba-tiba merasa pakaiannya menjadi gangguan. Mungkin jika ia melepas bajunya, tubuhnya akan sedikit terasa lebih baik. Ino hanya melongo menyaksikan Gaara menanggalkan jubah Kage-nya kemudian lanjut melepas yang lain hingga pria itu berdiri telanjang bulat di hadapannya.
'Uh, Besar sekali.' Pikir Ino dalam hati ketika tanpa sengaja melihat penisnya yang tegak dan kaku. Ino tahu pasti pria itu mengernyit kesakitan. Hatinya bercabang, Dia takut dan Ingin kabur, tapi juga ingin membantu. Tapi bagaimana. Masa dia harus mengorbankan tubuhnya yang masih suci ini.
Gaara merasa bagaikan dikuasai oleh Shukaku lagi, tubuhnya bereaksi sendiri menentang semua kendali otaknya. Kesadarannya seakan tergerus dan terpinggirkan digantikan oleh sesuatu yang asing. Ia merasakan desakan yang hebat untuk memuaskan diri. Matanya bertemu dengan sepasang mata aqua yang terlihat takut, takjub dan penasaran.
Gaara tak pernah memperhatikan wanita, tapi kali ini dalam pengaruh obat sialan ini ia tak bisa berpaling dari bibir pink yang terlihat penuh dan sepasang payudara bulat yang tercetak jelas di balik pakaian yang Ino kenakan. Seketika Yamanaka Ino tampak indah dan menyilaukan dalam pandangan Gaara.
Gaara mengulurkan tangan untuk meraih Ino dengan wajah menahan Sakit. Sepertinya gadis itu sudah membuat keputusan untuk menolong Kazekage.
Ino mendesah, kalau dipikir-pikir keperawanannya tak berarti banyak. Sebagai seorang Kunoichi dia seharusnya bersyukur pengalaman pertamanya tak hilang dalam misi. Sebagai Ninja dia selalu menggunakan tubuh dan pikirannya untuk menolong orang lalu apa bedanya ini dengan sebuah pertarungan. Ino mencoba berpikir postif. Paling tidak ia akan bercinta dengan pria tampan dan berkuasa.
Ino pasrah saja dipeluk oleh Gaara.
"Maafkan aku Nona Yamanaka. Ini semua diluar kendaliku."
"Aku bersedia menolongmu Kazekage-sama."
"Gaara, Panggil aku Gaara."
Setelah itu tak ada kata-kata lagi yang tertukar. Gaara melumat bibir Ino dengan ganas.
Di luar sana Matsuri panik tidak menemukan Gaara. dan sekelompok orang pun dikerahkan untuk mencari sang Kazekage yang mendadak hilang.
Gaara tampak takjub dengan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia mencium wanita dengan begini ahli? Dia ini perjaka yang tak pernah menyentuh wanita sekalipun. Pengetahuannya tentang wanita hanya sebatas petualangan kencan Kankuro yang selalu diceritakan dengan detail oleh kakanya yang eksentrik itu.
Gaara memagut bibir Ino dan memadukan lidah mereka tanpa kecanggungan. Mungkin ini insting pikir sang Kazekage.
Ino terbawa oleh ciuman yang mencengangkan itu. Kakinya menjadi sedikit lemas.
"Kya…" Ino memekik terkejut menyaksikan pakaiannya koyak. Gaunnya tergeletak di lantai. Ino tak mengenakan bra. Jadilah dia berdiri hanya dengan mengenakan high heels, g-string dan fish-net stokingnya. Sebuah Kunai masih menempel di pahanya. Sebagai Kunoichi dia selalu menyimpan senjata.
Gaara tertarik melihat gundukan gunung kembar di dada Ino. Untuk memuaskan keingintahuannya ia menangkup, meremas-remas dan memijat payudara itu. Teksturnya kenyal dan lembut. Dengan iseng dia juga meremas puncaknya yang berwarna merah muda.
"Ahn…" Ino mendesah pelan. Ino baru tahu payudaranya ternyata cukup sensitif. Ino tak menduga Gaara akan membungkuk dan mengulum putingnya. Ino langsung merasakan sesuatu yang aneh diperutnya. Rasanya geli, tapi menyenangkan. Dia mendengar rumor Kazekage tak pernah berkencan dan asexual, tapi sepertinya tidak benar.
Ino enggan terbawa suasana. Dia di sini untuk membantu Gaara mengenyahkan efek obat perangsang. Bukan untuk menikmati hal-hal mesum. Jika ingin cepat selesai makan ia juga harus cepat bertindak. Ino mengingat Ilmu yang diajarkan oleh Shizune.
Gadis itu meludahi tangannya kemudian mengelus penis yang sudah seperti kayu itu. Dia harus cepat-cepat membuat Gaara keluar. Dengan perlahan ia menggulirkan telapak tangannya ke atas dan kebawah. Sesekali Ino membuat gerakan melingkar. Mendengar suara tercekat yang dibuat Gaara sepertinya ia berhasil mempraktekan teorinya dengan sempurna.
Gaara menyandarkan tangannya di meja. Membiarkan sang Kunoichi bekerja. Ini jauh lebih enak ketimbang saat ia melakukannya sendiri.
Ino mengingat tehnik selanjutnya, tapi ia merasa agak tak yakin. Apa benda sebesar ini cukup masuk ke mulutnya. Gadis itu pun berlutut dan mencoba dengan susah payah hingga nyaris muntah. Akhirnya dia berhasil membuat sang Kazekage muncrat di bibirnya. Ino buru-buru meludahkan cairan putih kental yang rasanya tak enak dari mulutnya. Seharusnya segini sudah cukup. Ino mulai bernafas lega, tapi ternyata benda itu masih berdiri kokoh.
"Ah.. gagal." Ino memekik kesal. Wanita itu tak menyadari ada hal yang tengah mengancamnya. Mata hijau pupus Gaara tampak berkabut, dipenuhi hasrat dan sesuatu yang berbahaya. Gaara benar-benar kehilangan kesadaran dan sepenuhnya dikontrol oleh insting untuk berkopulasi.
Pria itu menarik kunai yang Ino sembunyikan dan menggunakannya untuk menyingkirkan celana dalam yang merusak pemandangan. Ino merasa takut dengan kebuasan yang pancarkan Gaara. Ia didorong hingga punggungnya rebah di atas meja. Gaara meraih kaki Ino. Mengangkatnya ke atas dan merentangkan keduanya lebar-lebar. Kali ini ia mendapatkan gambaran jelas tentang vagina. Bentuknya mirip seperti yang dibuku. Tapi yang ini berwarna pink pucat. Gaara meraba permukaannya yang basah dan licin.
Ino sangat malu. Ia merona hingga ke akar rambutnya. Rasanya aneh melihat seseorang menatap bagian tubuhnya yang paling tersembunyi. Ino menanti dengan tegang apa yang Gaara akan lakukan.
Merasa penasaran, Gaara menggunakan jarinya untuk menjelajah. Telunjuknya menemukan buntalan kecil agak tersembunyi ketika ia mengusapnya Ino mengeluarkan erangan kecil. Suka mendengar suara wanita itu Gaara kembali membuat percobaan.Dia menggosok, menekan bahkan mengkombinasikannya dengan sedikit cubitan. Hasilnya Yamanaka Ino mengeliat bak cacing kepanasan.
Ino tak tahu mengapa tubuhnya bereaksi dengan aneh. Entah bagaimana, tiba-tiba dia merasakan kekosongan di perutnya. Rasanya ada sesuatu yang hendak mengalir tapi ia tidak tahu. Apa ini yang namanya terangsang?
Gaara semakin penasaran. Ia menemukan sebuah lubang keci. Sedikit cairan menetes dari sana. Dia agak bingung bagaimana mungkin lubang sekecil ini muat untuk dirinya. Pria itu mencoba memasukan jari telunjuknya. Di dalam terasa lembut, basah dan hangat. Lantas ia menggerakan jemarinya keluar masuk.
Ino tersentak. Sepertinya otot-ototnya beraksi dengan kemunculan benda asing memasuki tubuhnya. Vaginanya berdenyut dan dia medesah nikmat.
Melihat Ino baik-baik saja. Ia menambahkan jari tengahnya dan mengocok semakin keras. Ia biasa mendengar bunyi air di dalam sana. Ino mengelepar. Rasanya seperti ada yang mau tumpah. Mengapa rasanya enak diobok-obok seperti ini?
"Argh…." Cairan bening menyemprot dari dalam vagina. Tubuh Ino gemetar tampak kejang sesaat. Kakinya terasa lemas. Ini yang namanya orgasme. Pantas orang-orang pada suka bercinta.
Gaara kembali merasakan sakit. Buru-buru ia mengarahkan penisnya pada liang yang merah basah dan merekah. Dia hanya berhasil memasukan ujungnya, tapi rasanya sudah sangat luar biasa. Ia kembali mendorong ingin mengubur dirinya lebih dalam tapi ia menemukan penghalang. Dengan kesal ia mengerahkan cukup banyak tenaga untuk menjebol dinding pertahanan Ino. Gadis itu menjerit sakit. Gaara tak menyadari ada darah merembes menodai taplak meja.
Ino menggigit bibirnya, Sakit tapi ia pernah merasakan hal yang lebih sakit dari ini.
Tubuh Ino beguncang karena ia disodok dengan kencang. Pelan-pelan rasa sakitnya menjadi nikmat. Ino pun tak kuasa menahan suaranya. Ia melengguh dan mendesah hingga suaranya serak. Tubuhnya kembali bergetar, kali ini sang Kazekage menebar benih di rahimnya.
Pencarian Kazekage masih dilakukan dan Kankuro melihat beberapa orang berdiri di depan kamar adiknya.
"Ada apa?"
"Anu tuan Kankuro, kami mendengar teriakan dari kamar Gaara-sama. Apa sebaiknya kami dobrak pintunya?"
"Tunggu dulu." Kankuro menempelkan telinganya di daun pintu
"Ah..ah…Gaara hentikan. Aku sudah tak sanggup.. ahk.."
Mereka yang berdiri di lorong mendengar suara desahan wanita.
"Beritahu orang-orang, Kita sudah menemukan Kazekage. Dan tinggalkan tempat ini sekarang." Kankuro tersenyum girang akhirnya si bungsu menjadi pria sejati. Ketika yang lain sudah pergi Kankuro masih berdiri di sana menguping.
Ino sudah tak tahu apa yang terjadi. Mungkin dia sempat pingsan karena tak ingat apa-apa. Yang jelas ototnya sakit, apa lagi selangkangannya nyeri sekali. Ino merasa tubuhnya remuk, suaranya juga habis. Gadis itu tak yakin dia sanggup berjalan. Ino mengutuki siapapun yang menaruh obat perangsang di makanan Gaara.
Gaara tampak tertidur pulas dan nyaman. Buru-buru Ino mengintip ke balik selimut. Syukurlah juniornya juga ikut bobok karena jujur saja setelah berolahraga semalam suntuk ia tak sanggup lagi. Ino hanya ingat sekelebat apa yang terjadi. Ia ingat sempat terlentang, menungging, dipangku, digendong. Entah gaya apa lagi. Gaara tahu banyak variasi. Mengingat semua itu membuatnya bergidik. Gaara menyetubuhinya bak binatang buas.
Pria itu terbangun dan langsung menatap Ino dengan sorot mata menyesal. Ia melihat bekas ciuman kemerahan di setiap jengkal kulitnya yang putih. Penampilan gadis itu acak-acakan. Matanya tampak sayu dan kelelahan.
"Ini perbuatanku?"
"Yap siapa lagi? Kau benar-benar parah."
"Aku minta maaf."
"BRRRAAAK…"
Ino terlonjak kaget melihat pintu kamar Gaara tiba-tiba terlontar. Gadis pirang itu buru-buru menarik selimut menutupi tubuhnya yang telanjang.
Temari berdiri dengan kipas terbuka dan wajah marah. Begitu pula Shikamaru yang mendampinginya.
"Sudah aku duga Ino bersamamu."
"Apa yang kau lakukan pada temanku?" Tanya Shikamaru dengan nada marah. Ia tak segan-segan bertarung melawan Kazekage bila pria itu macam-macam dengan sahabatnya.
Ino berusaha menjelaskan "Semalam Gaara…" Belum sempat Ino selesai bicara sang Kazekage sudah memotong.
"Aku akan bertanggung jawab."
Mata Ino terbelalak. "Apa?"
"Sudah aku bilang aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku."
"Tapi…tapi. "
"Yamanaka Ino menikahlah denganku."
Ino tak pernah mengharapkan proposal pernikahan yang seperti ini.