Seorang pemuda pirang terlihat melompati dahan pohon ke dahan yang lainnya. Dia melesat cepat menuju ke suatu tempat yang diyakini sebagai tujuan dari misinya kali ini. Misi yang diembannya kali ini adalah sebuah misi individu. Bukan tim. Jadi, dia pergi sendirian.

Namanya adalah Uzumaki Naruto. Sang pahlawan Perang Dunia Shinobi ke 4 yang terjadi dua tahun yang lalu. Bisa dilihat bahwa Naruto menggunakan pakaian berwarna hitam yang dilapisi dengan rompi Jounin. Rambutnya masih sama seperti ketika Perang. Hanya ekspresinya berbeda setelah dua tahun. Terlihat lebih dewasa dan serius.

Dia mengingat-ingat bagaimana dia bisa diberikan misi ini oleh Tsunade, Sang Godaime Hokage.

"Ada sebuah lonjakan energi tak dikenal jauh di luar desa, Naruto."

Naruto mengernyit ketika mendengar Tsunade berkata. Apa lagi kali ini? Sudah cukup dia berurusan dengan energi misterius yang berujung pada orang-orang mengerikan yang berencana menguasai dunia.

"Misi tingkat A. Cari sumbernya dan selidiki sampai tuntas!"

Hela nafas lelah dikeluarkan Naruto ketika dia berhasil mengingatnya. Dalam hatinya sebenarnya dia cukup merasa terhormat karena ditugasi untuk melaksanakan sebuah misi tingkat tinggi. Di masa sekarang, sudah jarang sekali ada misi dengan tingkatan di atas tingkat B. Salah satunya adalah yang sedang dilaksanakan oleh Naruto sekarang ini.

Lompatan-lompatan manuver dilakukan oleh Naruto. Sekarang, seluruh pikirannya terfokus kepada misinya. Netra safirnya menangkap cahaya terang beberapa ratus meter dari tempatnya sekarang. Tanda dari ujung atau setidaknya ada sebuah tempat yang tidak ditutupi pepohonan.

Pemuda itu menambah kecepatan lesatannya sehingga dia keluar dari gelapnya hutan.

Cahaya menyilaukan menyambutnya sekarang.

Di depan sana, ada sebuah kuil besar yang membentuk seperti sebuah gugusan bangunan kuno. Naruto merasa dia pernah berada di sini sebelumnya. Ah! Benar sekali. Ini adalah markas Obito ketika operasi Gentei Tsukuyomi yang dicoba kepada Naruto beberapa tahun yang lalu. Kuil Tsuchiyama.

Naruto merasakan bahwa ada energi asing yang begitu kental di sekitar tempat ini. Bangunan utama kuil itu adalah pusat dari energi asing ini.

Tanpa menunggu apapun, Naruto langsung bergegas menuju ke sana.

Pendaratan sempurna dilakukan oleh Naruto setelah melompat dari tempatnya berdiri tadi. Dia berjalan mendekat ke gerbang masuk bangunan utama kuil ini. Energi asing itu semakin kental. Terasa hangat dan terang, tapi tidak membuat Naruto menurunkan kewaspadaannya.

Sriingg!

Refleks, Naruto menutup kedua matanya ketika cahaya yang sangat terang secara tiba-tiba muncul dari dalam sana. Rasa penasaran terbesit di dalam hatinya. Tapi sebelum melanjutkan langkahnya untuk memeriksa tempat itu, dia harus melakukan sebuah hal dulu.

'Kurama, tolong lapisi kedua mataku dengan chakramu.'

'Tentu.'

Mata Naruto dilapisi oleh chakra kuning. Chakra itu berfungsi untuk menghalangi cahaya yang terlampau terang itu. Selain itu, chakra itu berfungsi sebagai proteksi supaya kedua matanya juga tidak mengalami kebutaan.

Ketika dia merasa kedua matanya sudah terbiasa, dilangkahkan kedua kakinya untuk masuk ke dalam. Sesampainya di dalam, dia melihat interior kuil ini terlihat sama dengan ketika dia datang beberapa tahun yang lalu. Tapi, ada sebuah hal yang menarik perhatiannya sekarang.

Ada sebuah bola cahaya berwarna putih berukuran cukup besar di tengah ruangan ini.

Bola cahaya berwarna putih itu sepertinya yang menjadi sumber cahaya terang dan energi asing ini. Naruto berniat untuk mendekatinya sebelum sebuah peringatan diberikan oleh partnernya kepadanya, 'Hati-hati, Naruto. Kita masih belum tau apa itu.'

Naruto menganggukkan kepalanya paham. Dia kemudian semakin mendekat, sampai akhirnya berhenti satu meter dari bola cahaya itu.

Tangan kanannya terulur untuk menggapai bola itu.

Ajaib, bola itu merespon sentuhan tangan Naruto. Bola cahaya itu seperti mengenali Naruto dan chakra yang mengalir deras di tubuhnya. Respon pertama yang diberikan adalah cahaya terang itu memudar sampai akhirnya menghilang secara perlahan.

Naruto mengernyit heran.

'Aneh bukan, Kurama?'

'Benar. Ini cukup aneh. Menurut spekulasi awalku, bola itu akan memberikan perlawanan kepadamu. Tapi yang terjadi benar-benar di luar dugaan.'

Tatkala cahaya itu memudar, warna putih dari bola itu juga ikut menghilang. Menjadi transparan. Memperlihatkan sesuatu yang terlindungi bola transparan.

Ada seseorang meringkuk di dalam sana.

Tubuh Naruto menegang ketika menyadari hal itu. Dia menarik tangannya menjauh dari bola itu dan melompat menjauh dari sana.

Pyaarrr!

Bola cahaya itu seketika pecah sesaat setelah Naruto menjauh dari sana. Tubuh seseorang yang ada di dalam bola itu jatuh ke tanah. Naruto menyipitkan matanya melihat kejadian di depannya. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya siapa yang ada di dalam sana.

'Aura yang menguar dari tubuhnya terasa hangat. Apakah menurutmu aku harus mendekat ke sana, Kurama?'

'Jangan. Setidaknya tunggu dulu beberapa saat dulu,' cegah Kurama.

"Uhh…"

Pikiran Naruto yang sebelumnya fokus untuk berbicara dengan Kurama mengalihkan fokusnya kembali ke dunia nyata saat mendengar lenguhan feminim. Orang yang ada di depannya—yang tersungkur di lantai itu—bangkit. Merubah posisinya menjadi duduk sebentar, lalu berdiri.

Rambutnya sewarna dengan milik Naruto, begitu pula dengan iris matanya. Hanya saja, ada sebuah perbedaan mendasar dengan Naruto. Orang itu menatapnya bingung.

Yang di depannya… adalah seorang gadis.

.

.

.


Memento

Disclaimer: Naruto dan DxD bukan punya saya.

Rated: T+

Genre: Adventure, (Fail) Comedy, Friendship, Mystery, and a lil bit of Romance (gonna work rly hard for this one).

Warning: Alternate Fact, Alternate Timeline, Out of Character, dan yang paling penting… Elemental Nations Universe!


Prolog—End

.

.

.