Setelah memberikan bunga kertas pada makam Jiraiya, Konan tak pergi begitu saja. Gadis itu melepas jubah Akatsuki miliknya, serta membuangnya ke sembarang tempat. Naruto yang melihat itu sedikit terkejut, dia merasa heran kenapa tiba-tiba gadis yang menjadi teman Nagato itu melepas jubah kebanggaan miliknya.

Tapi ada satu hal yang membuat Naruto meneguk ludahnya dengan kasar. Lekuk tubuh Konan yang membuat penisnya tegang, sebisa mungkin dia berusaha untuk menutupi gundukan yang menyesakkan celana panjangnya, serta menahan nafsunya untuk tak menyerang Konan dari belakang. Kedua mata biru Naruto dengan intens terus menatap Konan yang sedang memunggunginya.

Punggung putih milik Konan membuat dia tak tahan untuk menyentuhnya, dengan keberanian yang ada, Naruto mencoba untuk menyentuh punggung putih Konan. Naruto mengangkat tangannya, jari telunjuk miliknya pun juga terangkat, perlahan tapi pasti dia akan menyentuh punggung putih tersebut.

Dan di saat Naruto sudah menyentuhnya, Konan berjengit terkejut. Tubuhnya merinding saat jari telunjuk Naruto menyentuh punggung telanjangnya, dengan cepat ia berbalik, dan menatap tajam Naruto. Wajah cantiknya sudah merah merona saat Naruto menyentuh bagian belakangnya.

Naruto terkejut melihat wajah merona dari Konan, dia mundur beberapa langkah saat Konan menatapnya tajam, kedua mata birunya itu bergerak dari atas kebawah, dia melihat pakaian seksi Konan yang menggugah selera. Konan menyilangkan kedua tangannya tepat di depan dada miliknya, tatapan tajam itu terus diberikan pada pahlawan Konoha itu.

"Kau mesum!"

"A-apa?! Ti-tidak, aku tidak mesum!"

"Guru Jiraiya pasti menularkan sifat mesumnya padamu, lalu dengan mesumnya kau menyentuh punggungku!"

Wajah Naruto berubah ungu, dia seolah tertangkap basah karena mencuri sesuatu. "Ta-tapi, a-aku hanya penasaran saja." Dia mencoba untuk berargumen, dan memikirkan balasan yang pas pada Konan. "La-lagipula, punggungmu itu halus! A-aku jadi ingin menyentuhnya tadi!"

"Ka-kau..." Dia langsung berbalik memunggungi Naruto. "Kau mesum sialan!"

Tak terima dengan ejekan tersebut, Naruto langsung mendorong Konan hingga gadis itu menabrak pohon di depannya, Naruto mengapit tubuh Konan dari belakang, dia juga menempelkan gundukan celananya tepat di celah pantat Konan.

"Le-lepaskan! Uhhh, ka-kau sialan, lepas!"

Naruto tak mendengarkan seruan dari Konan, dia terus dalam posisinya. Kedua tangan pemuda itu memeluk perut datar Konan, ia merasakan permukaan kulit yang ada di sana, Konan kembali berjengit terkejut saat Naruto menyentuh perut datarnya. Sentuhan Naruto mulai naik, hingga ke kedua payudara Konan.

"Ahh..." Sebuah desahan lolos dari mulut gadis itu. Dia langsung menutup mulutnya, untuk meredam desahan itu. Kedua tangan Naruto mulai bermain dengan buah dada Konan, meremasnya dengan lembut, puting susu Konan tercetak jelas di pakaian ketatnya. Dia telah dirangsang oleh sosok murid dari gurunya. "Ka-kau mesum sialan! Unggh!"

Naruto tak mengindahkan perkataan Konan barusan, dia terus merangsang Konan. Pemuda itu lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Konan. "Kau yang sialan, aku berusaha untuk menahan semua nafsu yang akan meledak, salahkan tubuh seksimu itu, Konan!" bisik Naruto. Dia pun menggigit kecil telinga Konan.

"Kyah!"

Jeritan kecil dari Konan membuat Naruto bersemangat, dia terus mendesak Konan, menggesek gundukan penisnya pada pantat Konan. Gigitan Naruto mulai turun, dia menjilati leher putih Konan, sembari menggigit leher gadis itu. Dia memberikan sebuah bercak merah pada leher Konan, kedua tangannya masih terus meremas buah dada Konan, dia juga mencubit puting susu Konan.

"Me-mesum ahh, sialan..."

"Kau yang membuatku menjadi mesum, wanita sialan!"

..

.

..

"Uzumaki Naruto, kau memang mesum sialan!" Konan saat ini sedang berjongkok tepat di depan penis tegang Naruto, kedua buah dadanya bergerak naik turun mengurut batang kejantanan Naruto. "Sialnya lagi, benda ini kenapa ukurannya besar?!"

Naruto memenjamkan matanya menikmati gesekan antara penisnya dengan belahan dada Konan. Pinggulnya juga ikut bergerak saat kedua dada Konan mengurut penisnya. "Ahh, dadamu empuk sekali Konan."

Decihan kesal keluar dari bibir Konan, dia terus menggerakkan dada besarnya itu. Gadis itu kemudian membuka mulutnya, ia melahap penis itu, lidahnya bergerak di dalam mulutnya.

"Sial," umpat Naruto. Dia menikmati bagaimana mulut Konan melahap penis miliknya. Kedua tangannya meremas kepala biru Konan, memaksanya untuk melahap semua batang miliknya. "A-aku!"

"!"

Konan terkejut saat sebuah cairan putih kental memnuhi mulutnya, mau tak mau dia menelan semua cairan tersebut. Setelah tertelan semua, Konan menarik mulutnya, dia menatap Naruto dengan pandangan kesalnya, sperma putih Naruto juga berceceran di mulut serta payudara Konan.

"Sialan, Uzumaki Naruto." Tatapan gadis itu begitu kesal terhadap Naruto. Dia mengusap sperma yang berceceran di mulutnya, dan membersihkan cairan putih itu dari buah dadanya. "Kenapa kau tak bilang hah?!"

"Mu-mulutmu nikmat, ja-jadi aku tak sengaja mengeluarkannya."

Decihan kembali keluar dari bibir Konan, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tetapi Naruto malah mengarahkan wajah cantik itu pada dirinya, bibir Naruto mencium bibir Konan, dia mulai menghisap bibir seksi Konan, lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Konan.

Gadis itu sendiri sedikit terkejut dengan ciuman yang diberikan pemuda itu, tapi lama-kelamaan dia menikmat ciuman itu, lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher pemuda itu. Ciuman Naruto pun menjalar ke leher putih Konan, lalu turun hingga ke dua buah payudara seksi Konan yang masij terbungkus pakaian ketatnya. Naruto menyibak pakaian ketat itu untuk melihat puting susu Konan yang sudah mengeras, Naruto kemudian menghisap puting susu Konan.

"Ahh," desah Konan.

Naruto terus menghisapnya sembari meremas gumpalan daging lezat itu, penisnya yang kembali tegang pun mulai menyentuh bagian intim dari Konan, dia mendorong penis itu masuk di antara kedua paha seksi Konan.

"Sialan, Naruto!"

Naruto terus menggerakkan pinggulnya, sekaligus menghisap puting susu Konan, membuat tubuh gadis itu menegang, dia memeluk kepala pirang pemuda itu, ringisan nampak dari wajah cantiknya.

"Ahh!"

Tubuh Konan menegang, dia merasakan sebuah cairan yang keluar dari area kewanitaannya, dan membasahi penis Naruto. Kedua puting susunya pun mengeluarkan cairan putih dari sana, menyembur memenuhi mulut Naruto, sementara itu payudara kirinya juga mengeluarkan cairan putih.

"Ohhh, sial, a-aku..., tak tahan..."

Konan langsung ambruk, terduduk di atas tanah. Dia melepaskan pelukannya terhadap Naruto, napasnya begitu memburu setelah klimaks pertamanya.

"Naruto sialan..." Tatapan tajam itu masih ia tujukan pada si pirang. "Mau apa kau?!"

Naruto tak menjawab, dia menyeringai melihat Konan yang sudah lelah akibat klimaksnya itu. Dia pun membuat sebuah segel tangan, dan menciptakan bayangan dirinya sendiri. Bayangan Naruto berdiri dibelakang Konan, dia mengangkat tubuh gadis itu, lalu Naruto yang asli mulai membuka pakaian Konan satu persatu.

"O-oi, Naruto! Le-lepaskan!"

"Tidak, sebelum kita memuaskanmu."

Saat ini Konan sudah telanjang bulat, dibelakangnya bayangan Naruto mengunci pergerakan Konan, sementara Naruto yang asli mengarahkan penisnya ke liang senggama gadis itu.

"Ja-jangan!"

"Terlambat, sayang." Setelah mengucapkannya, Naruto mencium bibir Konan, lalu penisnya mulai merangsek masuk ke dalam liang senggama Konan, dan dari belakang Konan. Bayangan Naruto juga memasukkan penisnya ke liang anal gadis itu, keduanya menggerakkan pinggulnya maju mundur.

Konan sendiri seolah menahan sesuatu, kedua liangnya saat ini dimasuki oleh benda yang berukuran besar, dan dirinya sedang dicium oleh Naruto. Pikirannya sudah hilang entah kemana, digantikan dengan nafsu seks yang menggebu-gebu, senyuman mesum terpampang di wajah cantik Konan. Dia menikmati bagaimana penis Naruto menerobos tubuhnya.

"Ahh, ahh, ahh..."

Dia mendesah saat kedua penis itu terus bergerak di dalam tubuhnya, puting susunya pun kembali mengeluarkan cairan putih yang membasahi dada bidang Naruto.

"Naruto... Buat aku puas... Ahhh..." Payudaranya pun kembali dihisap oleh Naruto, tubuhnya kembali mengejang setelah mulut Naruto melahap puting susunya. "Hisap terus Naruto... Ahh... Ahhh... Kau yang terbaik... Ahh."

Pinggul Naruto terus bergerak, dan gerakan pinggul Naruto dipercepat, keduanya ingin cepat-cepat menyelesaikan pertarungan ini.

"Naruto aku keluar! Ahhkk!"

"Keh!"

Kedua Naruto itu menancapkan penisnya dalam-dalam, mereka mengeluarkan sperma yang banyak dan memenuhi kedua liang tersebut. Konan sendiri juga mengeluarkan cairan cintanya, tubuhnya melengkung saat mengeluarkan cairan tersebut. Ketiganya klimaks secara bersamaan.

...

..

...

Naruto dan Konan duduk di bawah pohon, tak jauh darinya terdapat makam dari Jiraiya. Keduanya tersenyum menatap makam tersebut, jemari mereka saling bertautan satu sama lain.

"Apa ini akan menjadi sebuah perpisahan?" tanya Konan. Dia agak sedih karena akan meninggalkan Juniornya itu. "Apa mungkin kita akan bertemu kembali di lain hari?"

"Bisa saja kita bertemu kembali, Konan. Tapi tidak tahu kapan kita akan kembali bertemu." Naruto mengeratkan genggaman tangannya terhadap Konan. "Jika kau pergi, aku mohon untuk berhati-hati di jalan. Bersembunyilah saat ada bahaya mengancam."

"Aku janji, aku akan melondungi diriku sendiri."

Naruto tersenyum, lalu menangkup kedua pipi Konan. Keduanya saling mendekatkan diri, sampai kedua bibir mereka menyatu, tak ada nafsu yang menyelimuti mata mereka, itu hanyalah ciuman biasa.

Sebuah ciuman perpisahan.

...

..

.

Empat tahun kemudian.

Semua teman-teman Naruto telah menikah kecuali dirinya. Dia menunggu Konan datang pada dirinya, dan di saat wanita itu datang. Naruto akan menikahinya.

"Menunggu seorang wanita datang? Aku lihat, kau terus saja duduk di atas pahatan patung Ayahmu?"

"Guru Kakashi? Yah, ini sudah menjadi rutinitas yang tiap hari aku jalani setiap aku menyelesaikan sebuah misi," ujar Naruto. Pandangannya masih lurus ke depan, dia menghiraukan Kakashi yang berdiri dibelakangnya. "Guru Kakashi, aku pergi dulu! Sampai nanti!" Dia lalu menghilang dalam sekejap meninggalkan Kakashi yang tersenyum dalam diam.

Naruto segera bergegas pergi menuju gerbang besar Konoha, dia keluar dari gerbang tersebut untuk menyambut seseorang yang terdeteksi oleh sensornya, dia tersenyum saat merasakan dua buah Chakra yang mendekati gerbang Konoha.

"Selamat datang di Konoha, Konan...chan."

"Kita bertemu lagi, Naruto...kun."

"Ya, setelah sekian lama, dan kau datang berdua dengan seseorang."

Konan berjalan mendekati Naruto, dia mencium sekilas bibir pemuda itu, lalu menunjukkan sosok yang sedang ia gandeng disebelahnya. Sosok bocah pirang dengan kedua mata berwarna abu-abu. Bocah itu tersenyum sekilas, lalu memeluk sang Ayah.

"Dia benar-benar anakku."

"Ya, dia anakmu, bodoh." Konan tersenyum saat sang Anak memeluk sang Ayah. "Namanya Nagato, Uzumaki Nagato." Naruto tersenyum, dan mengangkat bocah itu ke angkasa.

"Dia akan mewarisi tekad kita berdua, Konan-chan."

"Kau benar Naruto-kun."

...

..

.

Naruto By Masashi Kishimoto