"Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage." Lao Tzu

.

.

.

Eyes On Him

Yaoi, Boys Love

Chanbaek first

Chanyeol

Baekhyun

EXO Member on next chapter

and Other


Baekhyun POV

Aku membuka mataku, semuanya terlalu biru. Aku berdiri, telanjang kaki, di atas tebing di ujung tepi menuju laut lepas. Angin mengantarkan ombak memecah batu karang, bahkan batu karang yang terkikis air laut saja masih kokoh berada pada tempatnya dengan tegar. Sedangkan aku?

Ya aku memilih menenggalamkan diri di laut dengan segala beban masalah di pundakku, maaf jika kalian kira aku akan bangkit menjalani dunia yang kejam ini. Tidak semudah itu untuk orang yang bahkan dibenci sejak saat menginjakkan kaki di dunia ini, atau bahkan saat baru lahir? nasibku memang malang.

Dengan menutup mata dan meletakan kedua tangan di dada aku melangkah maju ke lebih dekat di ujung.

Ya Baekhyun, mungkin akan sedikit sakit tapi kau akan segera hilang dari dunia ini seperti yang kau inginkan.

Lalu aku memejamkan mata, menjatuhkan diri menyatu dengan lautan. Dengan mata tertutup, aku jatuh ke lautan bebas dimana tidak ada seorang pun bisa menolongku. Lautan menyambut tubuhku dingin. Lalu aku membuka mata. Perih. Karena air laut asin, buram dan gelap, aku mulai menangis tapi air laut yang dingin ini menyapu tangisanku, mengingat semua rasa sakit yang menimpaku.

Bagaimana keluargaku tidak pernah menganggapku, bagaimana teman-teman ku menjadi penghianat, bagaimana orang yang kusayangi pergi pada akhirnya dan melihatku sebagai pengganggu. Apa aku seburuk itu?

Tuhan, apa kau juga membenci ku seperti mereka? Tuhan, aku tidak menemukan seorang pun yang peduli denganku di duniamu, tolong temukan aku di surga saja. Aku mulai menangis lebih parah di dalam ingatan perih dan aku mulai tidak bisa bernafas lebih lama. Aku tau, aku sudah mati. Atau belum?

* * *

Apa-apaan? Aku sudah berada di surga? Tidak mungkin surga seperti di dasar laut. Aku tidak bisa melihat apapun selain kegelapan dan tidak bisa bernafas, lalu aku mulai panik dan hanya bisa menggerakkan-gerakan tangan dan kaki ku, berusaha mencapai permukaan untuk bernafas.

Untung saja aku tidak bisa berenang, kalau tidak berhasil sudah memang akan mati seperti keinginanku. Aku menutup mata, melepaskan rasa sakit di dadaku. Aku harus mati, jasad ku tidak boleh ada yang menemukan agar aku tak bertemu lagi dengan keluargaku termasuk mereka semua. Mereka akan terus membenci ku jika itu terjadi bahkan saat aku sudah mati. Aku rasa malaikat pencabut nyawa sedang bermain-main dengan kematianku.

Di keadaan sekarat, aku merasakan sentuhan seseorang datang memeluk pinggangku erat dan membawaku pergi. Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi karena aku pikir aku sudah tidak ada di dunia.

Aku merasa mati.


Author POV

Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Baekhyun terkapar di atas pasir laut dengan seorang pria memeluk pinggangnya erat dan nafas yang terdengar cepat. Pria itu mencoba bangkit dan menekan dada Baekhyun berkali-kali untuk mengeluarkan air dalam perut pria mungil yang ia lihat terjun dari atas tebing beberapa waktu lalu. Memang cari mati batinnya. Baekhyun terbangun dengan mengeluarkan air laut dalam perutnya sambil terbatuk.

"Kau baik-baik saja?" Baekhyun menatap pria berambut hitam kelam didepannya itu disela ketidak berdayaannya, pria dengan celana renang itu terus menatap mata Baekhyun dalam sambil mengusap punggung Baekhyun, lalu mengambil duduk disampingnya. Baekhyun sejenak terpukau pada iris mata pria di hadapannya. Hazel. Sama seperti iris miliknya.

Baekhyun masih terbatuk, dan mengalihkan tatapan ke sisi lain.

"Orang asing ini mengusap punggungku selama aku terbatuk, kenapa aku masih hidup? Apa tuhan juga membenciku lalu tidak menerima arwahku?" Batin Baekhyun.

"Siapa kau?" Tanya Baekhyun mencoba mengintimidasi. Tapi pria ber-iris hazel itu tertawa kecil, dan tersenyum mengejek.

"Dimana keluargamu? Apa yang terjadi padamu? Aku melihatmu jatuh dari tebing itu." Kata pria itu sambil menunjuk tebing yang Baekhyun jadikan tempat mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan diri ke laut.

Baekhyun tidak menjawab. "Kau perenang ya? Melompat dari tebing 10 meter!" Tanya pria itu dengan nada sedikit menyulut, Baekhyun kembali menatap mata pria itu.

"Tinggalkan aku sendiri, kau hanya akan membenciku pada akhirnya." Jawab Baekhyun acuh.

Mereka diam sejenak.

"Aku Chanyeol." Ia mengulurkan tangannya mengajak Baekhyun bersalaman. "Park Chanyeol." Pria yang mengaku bernama Chanyeol itu tetap mengulurkan tangannya.

"Dan aku tidak punya nama." Balas Baekhyun cepat lalu berdiri menolak uluran tangan Chanyeol. "Aku butuh untuk sendirian."

"Tentu tidak." Chanyeol ikut berdiri di belakang Baekhyun dengan menatap punggung sempit pria yang diselamatkannya tadi.

"Kau membutuhkan seseorang untuk berbicara, menemanimu, dan mempercayaimu." Lanjut Chanyeol. Ia kira pria mungil itu terlihat sangat membutuhkan pertolongan, rambut coklat madu dengan mata puppy yang meredup. Tubuh kecil seperti tidak pernah diberi asupan gizi. Hanya dengan melihat kondisi fisiknya saja Chanyeol tau ia punya masalah dan meminta untuk mati.

"Kau tidak tau aku, berhenti bicara. Aku saja tidak tau kau." Kata Baekhyun tanpa berpaling ke arah pria di belakangnya.

"Ya, tentu saja kau tidak tau aku. Dan aku tau kau bukan perenang karena kau tidak punya otot." Chanyeol tertawa kecil. Baekhyun tetap berjalan lemah di pinggir pantai.

"Oke." kata Chanyeol setelah Baekhyun agak jauh dari tempatnya berdiri. "Kalau kau butuh, aku ada di bar itu jam 7 malam." Chanyeol menunjuk sebuah bar di seberang, cukup jauh namun terlihat dari tempat mereka berdiri karena bangunannya tidak terlalu kecil.

Hening.

Baehkyun berhenti sejenak untuk menelaah kata pria itu, setelah beberapa saat merenung tapi ia tetap melanjutkan langkahnya dengan lemah.

Setelah berjalan sekiranya menjauh dari pria itu, Baekhyun memandang tebing yang tadi. Jaraknya terjatuh itu lumayan jauh dari daratan, mengapa orang itu bisa menemukannya? Dan untuk apa pria yang sempat mengenalkan dirinya sebagai Park Chanyeol tadi peduli?

"Andai dia tidak datang, pasti aku sudah damai di alam baka sekarang." Gumam Baekhyun dalam hati.

Sedangkan Chanyeol hanya berdiri meletakan kedua tangannya di pinggang, menatap pria mungil itu pergi. Ia khawatir dengan pria yang ditolongnya tadi walaupun orang asing. Chanyeol yakin pria berambut coklat madu itu sedang putus asa. Mungkin? Pria itu tidak boleh bunuh diri lagi.

Chanyeol merasa ia tak boleh melepaskannya, jadi ia akan terus-

Mengawasinya.


Haloo! Monmaap kalau ketikannya masih berantakan, semoga kalian suka yaa! Tunggu chap selanjutnya dan jangan lupa tinggalkan jejak dam beri komentar biar aku terus semangat ngetik yaa! See you

love u chanbaekist. xxx

with love -author