Disclaimer : Naruto© Masashi Kishimoto

Summary : Summary apaan njir?, kapan-kapan aelah.

Genre : Super Power, Adventure, General(?)

Rate : M

Setting : Errr . . . ?, AU ajalah.

Warning : AU, typo (s), Miss typo (s), OOC, OC, Gaje, Not EBI/EYD and Etc.

Happy Reading….

The Problem Maker

Daratan sejauh mata memandang hanya terdapat butiran pasir, daerah yang tidak akan pernah bisa di tumbuhi oleh pohon berdaun hijau seperti di daerah tanah subur. Bebatuan menjulang tinggi menjadi sebuah pandangan unik di tengah padang pasir, tidak hanya dengan jumlah yang tidak dapat dihitung dengan kedua jari tangan bebatuan itu menjadi penghias di setiap netra memandang. Bunyi gemerisik butiran pasir yang tertiup angin menjadi simfoni menenangkan di suhu udara di atas rata-rata.

Langkah kaki terdengar di antara angin berhembus, di atas pasir halus terdapat jejak kaki yang setiap tapakannya membuat cap telapak kaki. Deru angin dengan pelan terus berhembus diiringi dengan tapakan langkah kaki yang berhenti, dari kaki terus menuju ke atas kepala menampakkan sosok manusia mirip Mumi dengan perban yang membalut seluruh tubuhnya kecuali bagian hidung dan mata tentu saja. Mata dengan pupil putih bersklera hitam mengelilingi, netra unik itu terus memandang daerah sekitar dengan tatapan menelisik. Kedua tangan terbalut perban merangkai beberapa segel tangan lalu menghentakkan ke tanah berpasir di bawah kakinya sembari bergumam nama Jutsu yang akan di eksekusi.

"Kuchiose no Jutsu"

Getaran pelan berasal dari dalam tanah, gerakan kecil memunculkan dua peti mati berwarna abu-abu berjejer rapi.

Bbblllarrr. . .

Ledakan Chakra berwarna biru menghancurkan peti sebelah kanan dan mementalkan peti mati yang ada di sebelah kiri beberapa meter lalu terbelah rapi di udara, siluet berwarna hitam melesat dari peti mati sebelah kiri dan mendarat di atas salah satu bebatuan tinggi di dekatnya.

Chakra berwarna biru berkobar pelan hingga membuat cekungan di tempat peti mati yang hancur, akibat tekanan Chakra membuat ledakan yang menerbangkan butiran-butiran pasir tipis membumbung tertiup angin.

Pelaku pemanggilan sedikit mengambil jarak agar tidak terkena ledakan Chakra biru yang menghancurkan peti mati tanpa kesulitan yang berarti. Kepala berbalut perban itu menoleh ke arah salah satu sosok yang berdiri angkuh di atas batu dengan mata menyipit, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah satu sosok yang masih mengobarkan chakra berwarna biru. Setelah asap menghilang tertiup angin, mata dengan pupil putih itu bergetar. Sosok yang baru saja ia lihat di depan sana adalah seorang yang memiliki pengaruh besar karena kekuatannya, bahkan hanya mendengar nama dari sosok yang berdiri angkuh dengan aura intimidasi kuat menguar dirinya merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Ya itu saat dirinya masih hidup. Sekarang mungkin berbeda kasus karena dia telah mati dan di bangkitkan kembali dengan jurus ciptaan Hokage Konoha ini.

Muu menghiraukan aura intimidasi dari makhluk yang dirinya summon, beberapa debu menghilang tertiup angin. Pria itu-wajah yang di hiasi retakan, rambut hitam mengembang yang mencapai punggung dengan rambut bagian depan hampir menutupi setengah wajahnya dan armor ala samurai berwarna merah melekat di badannya juga jangan lupakan mata merah dengan tiga tomoe menatap tangan kanannya sendiri yang terbalut kaos tangan berwarna hitam.

Uchiha Madara.

"Akhirnya terjadi juga, tidak kusangka Nagato benar-benar mencapai tingkat ini." Suara datar dari mulut pria berarmor memecah kesunyian di Padang pasir yang di hiasi batu.

Sedikit ekspresi heran di mimik wajah pria yang menyandang gelar Tsuchikage ke-dua, tidak bertahan lama ekspresi berubah kembali menjadi datar.

"Jadi, Edo Tensei terakhir ini adalah..."

Muu memasang tampang miris lalu bermonolog akan beberapa point penting yang terfikir di otaknya dan menyadari sesuatu.

"... Ternyata pengguna Edo Tensei ini benar-benar tahu dan sangat faham tentang situasi pertempuran yang berlangsung sampai-sampai membangkitkanmu."

Madara mengernyit bingung mendengar kalimat dari manusia beperban tidak jauh di depannya.

"Apa maksudmu?!..., Edo Tensei?!.., bukankah ini Jutsu yang menggabungkan kehidupan dan kematian Rinne Tensei?!" Madara kembali menatap tangan kanannya lalu mengalihkan direksi pengelihatannya menatap sosok didepannya.

"Aku tidak tau apa jurus Rinne Tensei. Tapi teknik yang membangkitkan mu adalah Edo Tensei, teknik yang diciptakan oleh Nidaime Hokage. Dan sepertinya ini di salah gunakan." Komentar Muu.

"Hn... Aku merasakan banyak jenis Chakra berkumpul dalam satu titik. Apa yang terjadi ?!" Kata Madara dengan memandang arah jam 3, ekspresinya sulit terbaca karena nada suara yang digunakan tetap berada di oktaf yang sama.

"Seperti yang kau rasakan kita di bangkitkan dalam keadaan perang besar." Sahut Muu yang juga sama menatap kearah tempat dimana sumber berbagai jenis Chakra berkumpul.

"Hn..."

"Sepertinya rencana yang telah disusun melenceng dari perkiraan. Apa yang kau lakukan Obito..."

Sedangkan sosok yang berada di atas batu yang menjulang tinggi hanya menyimak apa yang sedang di bicarakan oleh dua makhluk di dibawahnya. Melangkahkan kakinya sedikit lalu melompat kebawah, kakinya mendarat mulus beberapa meter di samping dua manusia yang sama sepertinya.

"Uchiha Madara.." kata sosok baru yang sejak tadi diam. "...tidak kusangka aku bertemu denganmu disini. Uchiha pertama yang mendapatkan Ein Mangekyou Sharingan." Membuka kedua matanya yang terpejam menampakkan sepasang iris yang berpola unik dengan bentuk berbeda.

Mata bagian kanan adalah Mangekyou asli milik Naruto yang memiliki pola spiral seperti clan Uzumaki dan ditransplantasikan dengan Mangekyou milik ibunya Naori Uchiha.

Mata bagian kiri adalah Mangekyou Sharingan dengan pola Vortex yang di transplantasikan dengan Mangekyou Uchiha Fugaku.

Tidak ada yang tahu darimana Naruto mendapatkan mata itu.

Madara mendengus angkuh, dan sedikit memandang tertarik kedua mata berbeda pola milik bocah di depannya yang ia yakini sebagai Uchiha sama sepertinya. Bukan pola unik yang berbeda di kedua mata bocah itu yang membuatnya tertarik tetapi warna iris yang berbeda dari Uchiha lainnya yang biasanya berwarna merah. Sepertinya mata itu memiliki kemampuan unik, itulah yang terfikir di benaknya.

Pemuda yang di panggil bocah oleh Uchiha Madara memejamkan matanya lalu membuka kembali kelopak matanya, kini hanya terlihat mata merah dengan tiga Tomoe di kedua matanya.

Ciri-ciri pemuda itu, berpakaian armor yang sama dengan Uchiha Madara tetapi dengan warna hitam yang mengkilat jika terkena sinar matahari. Sarung tangan mencapai siku dengan bahan seperti logam berwarna hitam pekat melindungi tulang bagian antara pergelangan dan siku, dan celana standard Jounin dengan bagian betis terlilit perban dan sendal Shinobi dengan tinggi mencapai pertengahan tulang kering. Rambut berwarna merah tumbuh lebat dan beberapa yang memanjang melewati lengan. Namanya adalah, Uchiha Uzumaki Naruto. Seorang Anomali dari klan Uchiha yang satu-satunya manusia memiliki 4 Mangekyou Sharingan berbeda di matanya.

.

.

.

Rompi hijau dengan bagian lengan terdapat lambang pusaran air, kulit putih pemilik rompi memucat. Usianya mungkin menginjak umur 25 tahun, tapi kemampuan yang dimilikinya merupakan sesuatu yang unik. Chakra berbaur di alam dapat ia rasakan, begitu pula dengan tiga Chakra-yang dua diantaranya memiliki kapasitas Chakra layaknya Bijuu dan satu Chakra familiar yang beberapa jam lalu telah di segel oleh pasukan aliansi. Benar, dia adalah ninja tipe sensor. Dua Chakra yang sengaja di lepaskan mencemari udara, bagi Shinobi yang tidak memiliki kemampuan tipe sensor tidak akan bisa merasakan Chakra gila yang terus mengamuk di udara karena Chakra ini ternetralisir oleh energi alam pengecualian untuk dirinya yang notabene merupakan Shinobi tipe sensor, dua Chakra besar ini benar-benar telah membuatnya gelisah apalagi sensasi teror yang secara tidak langsung membuatnya gemetar, apalagi dengan keringat dingin yang mengalir mengikuti jejak tulang belakangnya.

Tanpa terasa kakinya lumpuh, lututnya menyentuh pasir halus di bawah. Dirinya tidak dapat lagi menahan terus menerus lecutan energi aneh yang telah melolosi setiap sendi di seluruh tubuhnya, bibir pucatnya bergetar bahkan untuk mengucapkan beberapa patah kata rasanya suara yang ia miliki tercekat di tenggorokan. Menelan ludah beberapa kali, saat tiga Chakra mendekat ke arah pasukan aliansi.

" Ti-tiga Chakra abnormal mendekat. " Beberapa patah kata akhirnya dapat ia lontarkan, dan bertepatan saat dirinya melontarkan kata terakhir dua Chakra yang meneror sensor miliknya hilang tanpa bekas, seolah semua energi aneh yang mencemari udara beberapa saat lalu merupakan sebuah angin yang menerbangkan hawa panas di gurun pasir.

" Bu-bukankah itu Tsuchikage Muu- sama ?!."

"Ti-tidak mungkin..."

"Be-liau telah kita segel sebelumnya, ta-tapi..."

Kakek tua yang memiliki bentuk fisik seperti bocah berumur 10 tahun mendecih menatap Senseinya yang telah mengajarinya teknik yang legendaris di Iwagakure. Sandaime Tsuchikage adalah gelar yang ia miliki, walaupun umurnya yang benar-benar tidak cocok untuk memimpin dan seharusnya diserahkan kepada generasi muda tetapi karena kekeras kepalaan yang dimilikinya ia masih tetap memegang posisi sebagai Kage di desa Iwa. Ryōtenbin no Ōnoki adalah julukan dimiliki pria tua dari klan Kamizuru, Onoki Kamizuru adalah namanya.

Entah karena umur atau faktor lainnya, dirinya baru mengingat salah satu teknik unik yang hanya dimiliki oleh Muu- sama.

Bunretsu no Jutsu

Teknik unik tingkat tinggi yang memungkinkan penggunanya membelah tubuh menjadi dua bagian utuh. Tidak seperti Kage Bunshin yang terkena pukulan keras akan menghilang, teknik ini dapat bergerak dan memiliki pemikiran sendiri terlebih jika terkena serangan Jutsu kelas B+ tidak akan hilang karena merupakan kloningan asli dari pengguna jurus. Dan parahnya teknik ini hanya dimiliki oleh Muu- sama sebagai pencipta. Yah, walaupun kelemahan teknik ini sangat besar karena Chakra juga terbagi menjadi dua jadi saat ingin mengeluarkan teknik sekelas Jinton tidak akan bisa.

"Bu-bukan itu yang ku-kumaksud, tapi dua Chakra besar di belakang Nidaime- sama..."

Bertepatan setelah kalimat dari ninja sensor terselesaikan, seorang pria dengan surai hitam sepunggung juga beberapa helai rambut yang hampir menutupi sisi wajah yang di hiasi sedikit retakan. Mata merah dengan tiga Tomoe berputar pelan dengan sorot bak elang yang telah menemukan mangsa. Armor pundak, badan-depan dan belakang, armor paha, dan armor yang melingkar di pinggang semuanya berwarna merah. Armor yang terlihat kuat dengan bentuk hampir menyerupai Samurai zaman Edo. Sudut bibirnya melengkung, dengan disertai dengan pandangan merendahkan terukir di wajah pria itu.

Sebuah nama yang menjadi teror di masa lalu bahkan sampai sekarang, sosok yang bahkan seekor Bijuu terkuat dapat di taklukan hanya dengan mata terkutuknya, bahkan mendengar nama pria itu seorang veteran pun akan gemetaran..

Uchiha Madara

Nama yang menciptakan momok menakutkan di seluruh Elemental Nation.

Satu pria dengan umur yang terlihat masih muda juga memperlihatkan eksistensi, mata merah dengan tiga Tomoe memandang datar seluruh ninja di bawahnya. Rambut merah gelap yang acak-acakan bergerak tertiup angin yang beberapa helai berbeda dari lainnya memanjang melewati bahu dan lengan. Armor berwarna hitam mengkilat menutupi tubuhnya yang terbalut kaos hitam. Uchiha setengah Uzumaki yang menjadi anomali karena kemampuan matanya merupakan keganjilan yang tidak sepatutnya ada.

Uchiha Uzumaki Naruto..

Adalah nama yang di berikan ibunya.

Satu Uchiha yang melegenda, satu Kage yang sebelumnya di perkirakan telah di segel, dan satu Uchiha muda yang belum diketahui kemampuannya.

Entah takdir apa yang di berikan oleh Kami- sama kepada pasukan aliansi yang di komandoi Kazekage Gaara sampai bertemu dengan Edo Tensei duo Uchiha gila.

.

.

.

" Uchiha Uzumaki Naruto, putra Naori Uchiha dan Uzumaki yang tidak tahu asal-usul nya. Seorang jenius dengan 4 Mangekyou Sharingan berbeda di Ke-dua matanya, aku tidak tahu dimana dia mendapatkan sekaligus 4 mata evolusi Sharingan. Dia kartu Truff yang benar-benar sempurna bersanding dengan Madara..."

Tempat gelap, yang di huni oleh dua sosok. Satu memiliki jubah berwarna coklat dan ular putih dengan ukuran sebesar tubuh bocah 3 bulan di belakangnya menatap waspada sekitar.

Di belakang terdapat sosok perempuan yang tengah pingsan dengam tubuh yang di selimuti jaket berwarna putih dengan dalaman Fishnet membentuk tonjolan aset bagian depan.

Si sosok berjubah tengah menatap sebuah papan yang tergambar di atas tanah dengan garis dari atas ke bawah, dan samping kiri ke kanan sehingga membentuk sebuah papan permainan catur. Terdapat benda berbentuk lonjong kecil berwarna putih di tempatkan di titik tertentu, wajah dengan sedikit dihiasi sisik memandang datar benda kecil didepannya. Mata yang tertutupi kacamata bulat sedikit berkilat karena emosi yang telah bermain di kepalanya, jangan lupakan bibirnya yang menyunggingkan senyuman miring.

.

.

.

Angin kembali berhembus kencang membawa awan hitam mendekat ke arah pasukan Divisi 4, sebuah pembantaian massal akan di lakukan mengingat dua Uchiha dan satu Kage yang tidak bisa mati tapi jangan remehkan pasukan Divisi 4 yang di komandoi oleh Kazekage Gaara dan merangkap menjabat sebagai panglima perang saat ini, Tsuchikage Sandaime, dan lebih dari 250 Shinobi gabungan dari kelima negara besar di Elemental Nation yang rata-rata berpangkat Chunin dan Jounin.

"Ikat kepala mereka semua sama. Tapi, perlengkapan yang di pakai merupakan milik dari kelima negara besar. Apalah ini pasukan revolusi yang baru ?!".

" Sepertinya begitu..."

"Hn... Siapa pengguna Edo Tensei ini, sampai dapat membangkitkan ku dalam bentuk seperti ini ?!" Madara melirik manusia di sampingnya dengan mata merah tiga Tomoe yang masih setia berkibar aktif. Yang ditanya hanya memandang ke arah ratusan pasukan dengan berbagai pakaian yang berbeda, Muu tidak tahu siapa pengguna Edo Tensei ini tapi mengingat para Kage sebelumnya yang di segel membuat dirinya paham bahwa pengguna dari teknik terlarang sangat hebat. Bayangkan saja tiga manusia bergelar Kage dapat di kendalikan dengan sempurna dengan catatan semua orang yang bergelar Kage tidak dapat di anggap enteng kemampuannya.

"Entahlah..."

Zinkkk. . . .

Getaran Chakra tidak stabil mempengaruhi tubuh Edo Tensei Muu, mata dengan iris putih yang tadinya redup sekarang lebih kental-putih asli tanpa noda.

"Aku Kabuto, asisten 'dia' yang mengaku sebagai dirimu." Nada suara berbeda dari sebelumnya terucap dari mulut Muu.

"Che. . . Berbicara melalui Edo Tensei?!, Sungguh tidak sopan." Hardik Madara dengan ekspresi seolah menemukan persembunyian seorang pengecut kelas kakap.

"Edo Tensei milikmu adalah yang paling sempurna di antara Edo Tensei lain. Aku telah membangkitkanmu melebihi masa kejayaanmu." Kabuto menghiraukan ucapan Madara, dirinya tidak ingin membuang-buang waktu. Kabuto juga tahu, seorang Uchiha memiliki kepercayaan diri tinggi pada kekuatan yang dimilikinya.

"Masa kejayaan huhh ?!, Kau tahu tentang masa kejayaan ku?!" Madara memandang penuh minat kepada sosok pengguna Edo Tensei yang berbicara melalui Nidaime Tsuchikage.

" Tidak... Maka tunjukan kepada kami bagaimana kekuatan legendaris Uchiha Madara." Ucap Muu sambil memejamkan matanya. Naruto tersenyum miring mendengarnya, menarik. Insting sebagai Shinobi berteriak memperingati, dengan cepat mereka melompat ke bawah saat pasir bergerak dengan cepat menerjang dari samping.

"Tck, ini akan sulit menangkap mereka." rambut merah batanya sedikit bergoyang terkena hembusan angin, di punggung terdapat gentong yang berisi pasir terbukti dengan adanya butiran-butiran pasir menari-nari seolah hidup di lubang bagian atas gentong.

Sedangkan di hadapan para aliansi Shinobi, Madara mendarat mulus dengan Naruto di sampingnya. Entah alam sedang berpihak kepada siapa, tapi gumpalan awan hitam mulai bergerak menutupi langit biru bergerak terus diikuti oleh arah angin yang berhembus.

Berbagai macam senjata telah di pegang oleh Shinobi aliansi, keringat dingin mengalir dari punggung mereka semua berbarengan dengan matahari yang telah tertutup oleh awan mendung. Tidak ada yang tidak gemetar, nyawa mereka telah ada di tangan malaikat maut. Mereka semua merasakan hembusan nafas dingin dari Shinigami, saat langkah demi langkah tereliminasi oleh Madara yang mulai berjalan pelan ke arah mereka. Kata-kata yang mengatakan kualitas melawan kuantitas akan terbukti disini. Bagi para Shinobi yang telah berumur dan telah mengetahui bagaimana teror dari kekuatan Uchiha Madara mereka benar benar telah kehilangan mental. Walaupun suara keras dari Tsuchikage Sandaime menyeru yang terdengar di kepala hanya seperti gumaman, karena di kepala mereka hanya suara desingan dari sabit sang Shinigami.

" Saaa, mari berdansa..." Seringai lebar dengan satu pukulan tiga ninja terhempas berbarengan dengan tulang leher yang patah. Terus bergerak ke depan, pukul, tendang, mengambil salah satu katana Shinobi lalu menebas, menusuk, dan menyayat. Tidak ada yang tidak mati saat berdekatan dengan Madara, karena setiap manusia yang dekat dengan Madara pasti tertebas dan nyawa telah lepas dari raganya.

Naruto hanya memandang datar pembantaian masal yang dilakukan oleh Madara, mata merah tiga Tomoe miliknya berputar pelan menatap atas ke arah Tsuchikage yang mirip Mumi. Merapal handseal lalu mencakup kan kedua tangan, tercipta partikel berbentuk seperti tetesan air dengan panjang 10 Cm. Tapi tidak bertahan lama karena dengan segera partikel tersebut hilang. Naruto memandang remeh hal tersebut, satu segel tangan Ram dirinya lakukan dan merentangkan kedua tangannya ke samping dan bergumam lirih.

Katon : Chakura Kasai Akuseru Rūmu no Jutsu

Chakra memadat membentuk Cakram api yang mengobarkan suhu ratusan derajat Celcius, di masing masing tangan hanya terdapat satu cakram yang berputar dengan ganas, api berwarna merah membara semakin besar dan mencapai diameter lingkar 50 cm. Di saat yang sama mata merah dengan tiga Tomoe milik Naruto berputar pelan mengakumulasikan chakra yang menyuplai cakram hasil ciptaannya.

"Saa,…. bakar mereka menjadi abu." Desingan gesekan antara cakram api yang terbuat dari Chakra yang di padatkan dengan udara di sekitar, melesat meninggalkan jejak api di udara yang beberapa detik kemudian hilang. Melesat ke arah seluruh aliansi Shinobi lalu membakar mereka dengan garis api berwarna orange, melaju hingga bagian belakang pasukan aliansi lalu berputar kembali ke arah kumpulan ninja devisi ke empat.

Sesuai dengan nama teknik api tingkat tinggi yang Naruto keluarkan, cakram api pelahap Chakra merupakan teknik yang mirip peluru kendali yang menjadi objek sasaran adalah chakra di tubuh manusia terdekat dari cakram itu sendiri. Cakram tidak akan berhenti sampai target yang memiliki Chakra hilang dalam kobaran api, jadi dengan kata lain sumber energi dari cakram itu adalah Chakra di tubuh manusia.

Suara patah tulang, benturan daging tebasan katana menjadi background betapa mengerikan hantu Uchiha rival dari Hokage pertama. Tidak ada yang hidup setelah membenturkan senjatanya dengan senjata Uchiha madara karena keakuratan pemanfaatan senjata beberapa Shinobi yang mati menjadi nilai positif bagi Madara. Tapi tidak bertahan lama karena hembusan angin dahsyat menerbangkan Madara dari acara pembantaiannya.

"Jangan remehkan kami !" suara Seorang Kunoichi dengan kipas besar berada di tangannya berseru dengan keras, berbanding terbaalik dengan keringat dingin yang mengalir di pelipisnya. Teknik tadi termasuk kategori Rank-A dan tidak berdampak apapun bagi Edo Tensei Uchiha itu.

"Rendahan…" tangan kiri bergerak menepuk lengan kanannya yang sedikit berdebu, hembusan Chakra menguar dari tubuh Madara dengan kedua tangan yang membentuk segel Uma/Horse dilanjutkan dengan menarik nafas panjang hingga paru-paru penuh dengan udara lalu melepaskan gumpalan Chakra yang telah di bakar ke arah depan membentuk dinding api besar bahkan hambir menutupi barisan Shinobi aliansi.

Katon : Gouka Mekkyaku

Kepanikan melanda Shinobi aliansi, tapi tak berselang lama beberapa Shinobi yang memiliki elemen air maju menciptakan penghalang dengan merangkai berbagai handseal lalu terbentuklah dinding air yang lebar karena gabungan beberapa Shinobi.

Suiton : Suijinheki

Alhasil kabut tercipta karena benturan dua elemen yang berbeda, tidak ada yang tidak gemetar sekarang setelah pembantaian secara sepihak oleh Madara beberapa saat lalu. Elemen api tingkat tinggi dikeluarkan yang bahkan membutuh banyak pengguna elemen air untuk membendung ganasnya kobaran api yang diciptakan oleh Madara.

"saatnya berdansa…" suara serak bagaikan terror di gendang telinga makhluk hidup di devisi 4, suara berat itu kembali menggumamkan tekhnik yang pasti tingkat A keatas. Sampai pengelihatan beberapa Shinobi menangkap sebuah objek berwarna orange yang melesat cukup cepat hingga menghantam kerumunan Shinobi yang tengah mengistirahatkan mental yang telah turun sejak kedatangan hantu Uchiha ini.

Gouka Messhitsu

Layaknya meteor yang telah di Nerf ukurannya, puluhan bola api yang hanya berdiameter 2 meter itu jatuh dengan kecepatan tinggi ke kumpulan shinobi yang hanya dapat pasrah menerima tubuh mereka hangus terbakar. Tak jauh dari posisi Madara yang tengah menikmati acara dansa nya, Naruto berdiri dengan tenang di atas batu menyaksikan dua cakram api yang terus melubangi Shinobi yang menjadi bagiannya sampai sebuah desingan yang memekakan telinga dengan bentuk shuriken besar melesat dengan kecepatan suara ke arahnya.

Dengan kedua mata yang masih aktif membentuk tiga tomoe yang berputar pelan, menggeser tubuhnya dengan perlahan membiarkan shuriken dengan chakra angin padat itu melewatinya. Bibir itu melengkung membentuk seringai yang menyeramkan, tidak akan ada serangan tunggal yang dapat melukainya walaupun kecepatannya melebihi kecepatan cahaya sekalipun karena setiap putaran sharingannya memberikan dirinya peluang untuk merespon serangan tunggal, berbeda dengan serangan tipe area yang butuh usaha lebih untuk menghindarinya.

Tapi…

Beberapa meter melewati tubuh Naruto, shuriken itu meledakkan chakra angin yang membentuk bulatan besar dengan hembusan angin dahsat menghancurkan apapun yang berada dalam jangkauannya, tidak ada debu setelah ledakan chakra angin itu semuanya seolah-olah benar-benar di bersihkan tanpa sisa.

"Jadi, itu Jenis Ninjutsu yang bersub serangan tunggal dengan kehancuran tipe pemusnah massal. Dengan pemicu gelombang chakra yang sangat sensitif maka keseimbangan chakra yang telah terkompres secara padat akan meledak. Hoo. . . tidak kusangka ada seorang jenius di tempat ini."

Suara itu berasal dari sebuah batu dengan jarak yang cukup jauh dari tempat kehancuran tadi, pemilik jutsu shuriken angin itu tersentak, tidak dapat dia rasakan chakranya walaupun telah dalam mode itu. Dia berbahaya, lebih berbahaya dari dugaannya sebelumnya saat melihat cakram api yang melubangi pasukan aliansi. Juga mata Sharingan yang terus berputar dengan tiga tomoe itu benar-benar membuatnya merasakan sensasi aneh saat menatapnya, seperti sesuatu yang benar-benar familiar yang enah kenapa tidak dapat ia mengerti rasa familiar seperti apa itu.

Menma Uzumaki putra Yondaime Hokage dan Kushina Uzumaki, merupakan pelaku serangan barusan. Tubuh yang terselimuti Chakra kuning keemasan itu menyala terang, dengan rambut kuning keemasan yang berkibar terselimuti Chaka dari pemilik Chakra besar yang berada didalam tubuhnya.

Dua iris berbeda itu bertemu, Naruto menyeringai tipis sesaat setelah dirinya merasakan chakra familiar yang tercampur didalam tubuh bocah berambut pirang itu. Tidak salah lagi, chakra familiar yang dia rasakan merupakan chakra seorang Uzumaki. Tapi rambut kuning dan chakra besar yang menutupi chakra yang menurutnya familiar itu membuatnya sedikit menyeringai, makhluk yang diciptakan dari chakra itu alasannya. Tapi setelah mempertajam kembali indra pengelihatannya, Naruto harus menelan pil pahit bahwa lawannya sekarang hanyalah Bunshin.

Menggerakkan jarinya membentuk handseal mainstream untuk sebuah teknik yang menjadi kesukaannya, kepulan asap putih menandakan sebuah benda telah ter-summon tergenggam erat di tangan kanan Naruto.

Menma bersiaga menatap pria dengan sharingan yang masih menyala mengeluarkan sebuah benda yang membuat dirinya gelisah, dia tidak tau nama pedang yang sedang digenggam paman Uchiha yang tengah berdiri angkuh di atas batu dengan ketinggian melebihi 25 meter itu, seketika alarm bahaya berteriak memperingati.

Tubuh Menma menegang saat merasakan sebuah kehadiran yang mengancam jiwanya berada dibelakang, berbalik pun tidak akan sempat sebab telinga super sensitif miliknya merasakan desingan gesekan logam dengan kualitas terbaik bergesekan dengan udara. Tidak ada kesempatan lagi kecuali Menma mengeluarkan salah satu Kartu As miliknya.

Naruto menyeringai lebar dengan pedang hitam beraksen api merah dan gagang yang memiliki simbol pusaran air itu terhunus siap memisahkan kepala Menma secara horizontal, menanggapi benda yang beberapa senti lagi menggores lehernya, Menma hilang di telan kilatan kuning dan berada di atas Naruto dengan tangan kanan yang telah memegang bulatan energi yang berputar ganas tetapi tetap konstan dengan kedua pupilnya telah berubah menjadi pupil yang mirip dengan hewan Amfibi tidak lupa sklera orange di kelopak mata.

Rasengan

Mata merah dengan pola tiga tomoe milik Naruto melotot ganas saat sosok korban yang akan dirinya tebas tiba-tiba berada di belakangnya dan menghantamkan bola energi berwarna biru muda itu ke arah punggungnya, tanpa melakukan teknik menghindar apapun Naruto terkena telak serangan bola energi yang dipenuhi Chakra alam itu dan terpental meluncur di atas pasir seperti gasing dan menabrak batu besar hingga menyebabkan gelombang kejut yang mengangkat debu hingga mencemari udara.

"Regu penyegel sekarang waktunya… !" menanggapi respon pemuda bermarga Uzumaki dari Konoha tersebut, regu penyegel segera melilitkan gulungan kertas Chakra yang dipegangnya dan dengan cepat melilit tubuh Naruto yang beregenerasi dengan lambat.

"Anjing Kampung….. !"

Suara berat dengan ledakan Chakra gelap menghempaskan apapun yang berdekatan dengan gulungan kertas yang telah diberi segel sampai sebuah lengan tanpa kulit mengancurkan segel tersebut sampai tak bersisa, rangka berwarna hitam tersebut mulai membentuk tulang rusuk lalu kepala yang masih berbentuk tengkorak tanpa kulit. Aura kematian merembes hingga membuat langit di gurun yang tadinya cerah kini menggelap ditutupi awan hitam dengan petir yang menggelegar. Dari kejahuan terlihat sosok tulang rangka manusia setengah badan yang memiliki anggota gerak tangan dan kepala memasang posisi malas.

"Ti-tidak mungkin…."

"Mu-mustahil…."

"M-m-monster…"

"S-shinigami…."

Berbagai gumaman putus asa mengalun bak simfoni kematian, aura Chakra yang menyesakkan pernafasan begitu pekat mencemari udara bahkan banyak para Shinobi jatuh berlutut dengan keringat dingin mengalir di tulang punggung mereka. Semangat bertarung atas dasar kemenangan semu menguap entah kemana saat dengan mudahnya Edo Tensei yang telah disegel menghancurkan segelnya tanpa usaha yang berarti.

Kedua mata Naruto tertutupi poni merahnya dengan bibir membentuk seringai keji, dirinya sedikit ceroboh membiarkan bola energi yang berlapiskan Senjutsu mengenai dirinya dan alhasil bekas luka yang seharusnya dapat terregenerasi berkat kemampuan spesial Edo Tensei menjadi tidak berguna sama sekali.

Terpaksa menggunakan kemampuan Mangekyou miliknya,

Jikan

Gumam Naruto pelan di saat bersamaan luka berlubang yang tercipta di punggungnya menutup perlahan. Dia tidak pernah untuk tidak berhenti kagum dengan mata pemberian ibunya yang berada disebelah kanan yang juga digabung dengan Mangekyou original miliknya.

Mangekyou langka yang dapat mengendalikan waktu disaat berfokus pada suatu objek bahkan tanpa melihat sedikitpun, dan juga pengguna Izanami sempurna di mata bagian kiri yang buta permanen karena penggunaannya dahulu. Maka dari itu mata ini merupakan titipan berharga dari ibunya.

Susanoo berwarna hitam transparan itu menebarkan aura teror terus menerus tanpa henti, bahkan hanya dengan tulang belulang setengah yang membentuknya sudah membuat para aliansi shinobi bergetar. Naruto mengalirkan Chakra berlimpah miliknya kembali hingga membentuk sebuah kulit di tulang Susanoo hingga membentuk sebuah makhluk yang dikatakan sebagai makhluk neraka pencabut nyawa. Sabit besar dengan gagang seperti kulit naga dan bilah yang menguarkan api hitam Amaterasu terus berkecamuk haus akan darah para pendosa itu di sampirkan di pundak dengan tangan kanan yang seperti tulang telapak tangan dengan kuku panjang memegang sabit besar itu. Tangan kiri memegang sebuah buku yang terantai duri merah menyala, jubah besar menutup seluruh badan bahkan wajah pun tidak terlihat karena saking besarnya. Mengambang di udara tanpa kaki itulah yang terlihat, di belakang tubuh bungkuk Susanoo Avatar dari Shinigami itu terdapat magatama yang saling terhubung dengan jumlah 10 buah dengan batang-batang berwarna hitam diantara satu Magatama dengan Magatama lainnya.

Tinggi yang mencapai 75 Meter dengan Naruto sebagai pusat kontrol yang masih berpijak di atas padang pasir dengan tangan bersidekap dada memandang angkuh seorang pemuda berambut kuning yang menjadi dalang penyerangannya.

" Uzu No Ken… " gumam Naruto dengan pelan, seketika lesatan pedang panjang mengarah ke Naruto dan di tangkap dengan tangan kanannya lalu menyimpannya dalam Fuin miliknya. Tidak ada gunanya mengeluarkan Uzu No Ken disaat seperti ini, apalagi melawan pengguna Ninjutsu Pure yang dapat mevariasikan satu jenis teknik menjadi beragam teknik baru yang merepotkan.

Armor hitam miliknya telah hancur terkena dua serangan bocah dengan Chakra Kyuubi yang berdiri paling depan di antara anjing kampung tersebut, entah kenapa sensasi yang Naruto rasakan melihat begitu banyak nyawa melayang di gambaran Mangekyou milik ibunya membuat tubuhnya gemetar sampai-sampai seringai lebar ia ukirkan di bibirnya.

Hahh…

Tenang, tenangkan pikiranmu Naruto. Pertama-tama berikan teror yang menakutkan untuk menurunkan mental mereka. Kedua bunuh pemimpin yang membangkitkan mental bertarung mereka, lalu eksekusi sambil tertawa, ya… ya…. Itu benar, eksekusi sambil tertawa.

Pembantaian baru akan dimulai….

Bersabar….

Dan…

Nikmati…

To Be Continued

A/N : Mungkin ada yang penasaran kenapa kok story ini tiba-tiba ada notifikasi di E-Mail kalian ?. Yep, dulu akun FFN ini milik Author Gatsooga (err,, bener ngga sih?, lupa udah lama), dia ngga lagi mau ikut campur urusan FFN, alasan Pribadi dan hanya dia yang tahu. Makanya saya menawarkan diri untuk mengambil alih akunnya, dengan catatan tidak mempersalahgunakan atau mengisi akunnya dengan hal yang aneh-aneh. Kalian tahu maksudku .

Oke mungkin itu aja perkenalannya, salam saya member baru.. jadi kalo ada kesalahan mohon di maafkan dan tentu koreksinya.

Thanks, izin pamit…

#StayAtHome

#StayCalm