-Return-

Story © TaySky1998

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

Chapter Satu

*Finally Meet*

.

.

.

Uchiha Sasuke. Seorang pemuda tampan keturunan keluarga Uchiha yang kaya nya minta ampun. Mahasiswa tingkat dua Universitas Tokyo yang duduk diam memandang mahasiswa baru berlalu-lalang didepan tenda putih yang tertuliskan 'Jurusan Manajemen dan Bisnis'.

Duduk diam di bawah tenda ini memang benar-benar membuat Sasuke jengkel. Bagaimana tidak, hari ini Jepang cukup panas dengan suhu 27 derajat celcius. Dan ia berakhir duduk menunggu mahasiswa baru jurusan nya melakukan registrasi ulang. Sangat-sangat bukan Sasuke.

"Jangan memasang wajah seperti itu, kau membuat mereka takut teme."

Alis Sasuke bertaut, menatap Naruto dengan tatapan tajam seperti biasa. Takut? Alih-alih takut, justru mahasiswi disini tersenyum sumringah padanya.

"Ini kertas nya."

"Terima kasih, Senpai."

Sasuke mendengus, "Hn, senyum bodoh mu mengganggu dobe." Ia tak habis pikir, kenapa Naruto dengan mudah nya tersenyum kepada setiap mahasiswi yang ada.

Naruto berdecak kesal, "Ck, jangan mengomentari senyuman ku, tatapan datar mu itu lebih menganggu teme."

Naruto kembali mengambil formulir dengan menyerahkan nya pada mahasiswa baru dengan senyuman lagi.

"Lagipula, mungkin saja senyuman ku dapat menarik bidadari kampus tahun ini." Ujar Naruto lagi dengan nada bangga.

Bidadari kampus, salah satu julukan yang diberikan kepada mahasiswi cantik di suatu angkatan. Julukan yang sangat tidak membuat Sasuke tertarik sedikit pun.

Memang, tidak ada satupun perempuan yang dapat menarik perhatian Sasuke, kecuali satu. Masa lalu nya. Seseorang yang tak dapat Sasuke lupakan, walau dengan usaha sekeras apapun. Sebab itu juga lah bidadari kampus Sasuke abaikan. Tak ada yang sebanding dengan dia.

Menghela napas, Sasuke bangkit dari duduknya. "Hn, aku pergi dobe."

"Hei, Sasuke! Kau mau kemana?"

Naruto hanya dapat melihat lambaian Sasuke sekilas setelah pemuda itu menghilang di ujung jalan. Ia berdecak kesal, bisa-bisa nya ia harus mendapat bagian register ulang bersama Sasuke. Yang sangat tidak membantu dirinya sama sekali.


Pintu itu dibuka sedikit keras, membuat bunyi yang menarik perhatian orang-orang didalam nya. Sasuke segera menuju sofa kecil, disudut ruangan. Beruntung nya, hanya ada Sai, Shikamaru, dan Tenten di sekretariat fakultas mereka.

Sai sedikit menyergit menatap wajah Sasuke yang tampak kesal. "Kau disini? Lalu, yang menemani Naruto siapa?"

"Berisik."

Sasuke segera menutup matanya, mencoba tidur barang sebentar. Membuat mereka yang ada disana menggeleng.

"Sebaiknya kau cepat kembali Sasuke, jangan sampai para senior menemukan mu tidur disini." Ucap Tenten yang berselonjor di karpet tebal ditengah ruangan, ia sedang merapikan beberapa kertas formulir yang harus mereka bagikan.

Tapi bukanya Sasuke, malah Shikamaru yang berbicara dengan sedikit menguap. "Sudahlah Tenten, biarkan Sasuke. Lagipula, mengapa kita harus repot sedangkan mereka bersantai di kafetaria, menyebalkan."

Tenten mengangguk paham, dan kembali mengerjakan tugas nya. Ia melihat Sai yang berjalan mendekat dari rak buku, dan duduk di sofa samping Sasuke.

"Kalian tahu fakultas mana yang mendapat bidadari kampus tahun ini?" Ucap Sai mencoba mengajak mereka berbicara.

"Kedokteran?" Sahut Tenten mencoba menerka.

"Aha! Kau benar, aku dengar ada dua bidadari kampus disana."

Gelengan kepala Shikamaru pada Sai membuat ia tak habis pikir. Dimata nya, Sai terlihat seperti para penggosip. Persis dengan pacarnya sendiri, Yamanaka Ino mahasiswa Fakultas Desainer, jurusan Fashion Design.

"Hahh... Entahlah, aku tidak mengerti mengapa fakultas kedokteran setiap tahun selalu menghasilkan penduduk rupawan. Membuat ku ingin memacari salah satu diantara mereka." Tenten berucap sembari menghela napas, namun matanya tetap pada tumpukan kertas itu.

"Jangan bercanda, kau sudah memacari satu diantara mereka."

"Yayaya, kau benar Sai."

'Cih!'

Sasuke tentu tidak sepenuhnya tidur, ia mendengar seluruh cengkrama teman-teman nya. Dan topik yang sama, bidadari lagi. Istilah itu membuat dirinya benar-benar bosan.

Dering ponsel Tenten berbunyi memecahkan keheningan di antara mereka setelah pembahasan itu. Membuat Tenten berdecak kesal karena dering itu menganggu pekerjaan nya.

"Ino, jika kau ingin menceritakan gosip sampah pada ku saat ini, aku sedang sibuk." Ucap Tenten langsung setelah mengangkat panggilan dari Ino.

Ia menyelipkan ponsel di antara telinga dan bahunya, "Kau bilang apa?! Sakura disini? Kau bercanda!"

DEG!

Mata Sasuke yang tadinya tertutup rapat, kini terbuka dengan lebar. Ia menatap Tenten dengan tajam.

"Baiklah, aku akan kesana. Tunggu aku."

Tampa memperdulikan tugas nya lagi, dengan segera Tenten mengambil dompet dan ponsel ditangan langsung berlari keluar ruangan. Meninggalkan mereka yang terdiam sepeninggal nya.

"Sa-Sasuke, bukankah Tenten menyebut Sakura?" Ucap Sai segera berpaling menghadap Sasuke.

Namun, setelah menatap wajah Sasuke. Sai mengerti apa yang ada dipikiran pria itu.

Wajah yang pucat pasi, mata menatap tajam dan berubah kelam. Sasuke seperti mendengar berita yang paling mengejutkan hidupnya.


Sasuke memandang ujung sepatunya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tenten yang sudah meninggalkan sekretariat dua puluh menit yang lalu masih menyisakan berbagai macam perasaan campur aduk pada Sasuke.

Sakura.

Satu nama yang bisa membuat dunia Sasuke runtuh seketika. Nama yang bisa membuat Sasuke merasakan beribu penyesalan.

Dan kini nama itu muncul dengan tiba-tiba setelah ia meninggalkan nya dengan kerinduan yang teramat sangat.

Sasuke tidak mengerti, mengapa ia begitu merasakan perasaan besar pada Sakura. Di satu sisi, ini mungkin karma. Karena ia terlalu menyia-nyiakan gadis sebaik Sakura kala itu.

Ia sudah mencoba untuk menebus kesalahan nya, merealisasikan rasa cinta nya dengan mencari gadis itu kemana-mana. Namun, hanya tempat kosong yang Sasuke temukan. Gadisnya, menghilang begitu saja.

Lalu, tiba-tiba datang seperti ini? Sasuke benar-benar harus membuktikan bahwa itu nyata. Dengan segera, Sasuke bangkit dari duduk lalu berjalan cepat keluar dari sekretariat.

Ia sudah hampir setengah berjalan ketika menyadari bahwa kebodohan nya kembali. Tenten tidak menyebutkan tempat mereka tadi, lalu bagaimana dia dapat menemukan Sakura?

'Sial!'

Langkah Sasuke terhenti, ketika ia merasa apa yang dilakukan nya adalah sia-sia. Sasuke akan kembali ke sekretariat, namun langkah nya terhenti saat mendengar teriakan Naruto yang begitu kencang.

"TEME!"

Napas Naruto begitu kacau, ngos-ngosan seperti orang yang lari maraton tujuh keliling.

"A-aku... hosh... A-aku melihat Sakura-chan, ditaman dengan Tenten dan Ino!"

Good, di saat sepeti ini. Ternyata Naruto begitu berguna.

Sasuke memperlihatkan seringaian nya, berjalan mantap tampa memperdulikan Naruto yang mengikuti di belakang.

Sekarang, ia tahu bagaimana cara membuktikan itu.


'Ini benar-benar nyata.'

Sepasang Onyx kelam Sasuke tak henti-henti nya memandang tepat pada satu arah. Disana, di kursi beton yang melingkar dengan meja yang berdasar sama. Tepat di tengah antara Ino dan Tenten. Dia melihat gadis-nya. Haruno Sakura.

Hati Sasuke berdesir, ribuan kupu-kupu yang telah tertanam selama dua tahun kembali mengembang di perut nya. Rasa gejolak yang begitu besar melanda Sasuke ketika pria itu menatap senyum Sakura yang luar biasa.

Sakura nya masih sama, senyum yang masih sama, tawa yang manis seperti sebelumnya. Itu benar Sakura-nya.

Dengan rasa rindu menggebu itu, tampa memperdulikan setetes air mata yang melewati pipi. Sasuke berjalan pasti, mendekat kerah di mana Sakura berada. Ia bahkan tak segan untuk sedikit berlari agar sampai disana.

"Sakura."

"Ya?"

Sasuke melihat Sakura bangkit berdiri, berbalik dan menatap dirinya.

Ahh... mata itu. Mata emerald yang mampu memenjarakan Sasuke. Pemilik sang mata indah nyata, tepat berdiri di hadapan pria tersebut.

GREP!

"Aku merindukan mu." Peluk Sasuke semakin mengerat ketika Sakura dalam kukungan nya.

"Tolong, lepaskan aku Uchiha-san."

DEG!

Tubuh Sasuke menegang. Kata-kata itu. Kata yang membuat apa yang ia harapkan kembali, tak lagi sama.

.

.

.

.

.

Hello from the other side
I must've called a thousand times
To tell you I'm sorry
For everything that I've done
But when I call you never
Seem to be home

-Hello : Adele-

*TBC*


A/N:

Its Up Again!


Balasan review:

Beautifullcreature: siappp, aku pasti bikin sasuke nyesel mampus tapi moga2 aja saku gak oleng yaa, pesona nya sasu kuat sihh XD boleh review again?


Akhirnya bisa up ch 1 jugaa yeay! Semoga kalian suka sama story nyaa, oiya jangan lupa juga klik fav& follow serta ketik review nya juga tentang story ini apakah pantas lanjut atau enggak dan biar saya makin semangat juga guys^^ sampai jumpa chapter depan^^

Sign, Sky1998