Title: Although Only One Eye

Summary: Sepucuk surat dari Solar mengenai pandangannya. [No pairings. #eduficentry #survivor]

Author: Sylvia Limmanto

Disclaimer: BoBoiBoy milik Animonsta Studios. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari sini.

.

.

.

Namaku BoBoiBoy Solar. Anak bungsu dari 7 bersaudara. Kami adalah cucu dari atok penjual minuman coklat. Sosok atok yang penyabar dan penyayang juga murah senyum.

Aku ingin menceritakan tentang pengalaman serta rahasia yang kumiliki.

Semua orang termasuk keluargaku menilaiku sebagai anak yang memiliki kepintaran di atas rata-rata bak ilmuwan jenius. Sampai-sampai salah satu kakakku, Thorn, menganggapku sebagai kakak karena aku memiliki sikap yang lebih dewasa darinya.

Kalian pikir aku tidak memiliki hambatan dalam menjalani kesulitan hidup, bagaikan mengerjakan rumus matematika, fisika dan kimia yang tampak mudah untuk orang jenius dan sulit untuk orang yang kurang mampu? Tidak, tentunya. Setiap orang bila memiliki kelebihan pasti memiliki kekurangan. Begitu juga dengan sebaliknya.

Contohnya ada pada diriku sekarang. Saat di depan mereka, aku tampak hidup bahagia dan selalu menampilkan ekspresi tenang. Tapi semua itu agar orang-orang tidak mengkhawatirkan diriku, tidak menganggapku lemah dan meremehkanku. Hanya sedikit orang saja yang tahu mengenai ini karena jika aku menceritakannya, tentu ekspresi simpati yang kuterima. Keluargaku tidak ingin menyinggung tentang keadaanku karena mereka tidak ingin aku terus-menerus mengingatnya dan akhirnya sulit merelakan.

Di usiaku yang baru saja menginjak remaja, aku hanya mampu melihat dengan satu mata saja. Kedua mataku terkena katarak secara bergantian. Mata kananku terjangkit saat aku berumur dua tahun, sedangkan mata kiriku terkena saat menginjak masa SMP. Karena ini aku harus absen sekolah selama 6 bulan demi menjalani masa pengobatan dan penyembuhan.

Untuk sekarang hanya mata kiriku yang selamat. Mata kananku tidak bisa lagi berfungsi normal, hanya 0,5 persen penglihatan. Aku tak tahu pasti apa penyebabnya, kata orang karena faktor keturunan atau bisa jadi kekurangan vitamin A akut. Memang dahulu ketika aku masih kecil, aku jarang memakan sayuran (terutama wortel) dan selalu menonton televisi dengan jarak terlalu dekat. Aku sudah disuruh menggunakan kacamata, tapi selalu aku lepas saat pulang sekolah. Itu kebiasaan buruk yang membuatku sering menerima teguran dari Kak Gempa dan Tok Aba.

Walaupun begitu, segala sesuatu bisa terjadi lebih buruk. Aku beruntung masih bisa melihat walaupun hanya satu mata... meski masih ada kendala. Jika aku terlampau lama menatap layar LCD, mataku akan mengalami benjolan kecil akibat radiasinya. Biasanya aku segera mengompres dengan air hangat secara rutin.

Pandangan yang buram lalu menghitam adalah mimpi burukku. Sempat aku menangis ketakutan jika takkan bisa lagi memandang dengan jelas. Khawatir itu terulang, aku belajar memakan semua jenis sayur. Ini seperti anekdot pada cerita namun memang benar adanya. Vitamin dapat mencegah banyak penyakit, yang akan menyelamatkanmu dari banyak penyesalan di masa depan. Hal yang sering diremehkan namun dampaknya sangat besar.

Gara-gara itu pula aku berhenti menonton televisi, aku takkan ambil resiko. Sebagai gantinya, aku mengisi waktu dengan membaca buku dan membantu atok di kedai, agar aku tidak kebiasaan memainkan handphone. Alasan lain untuk mengalihkan pikiranku agar tidak berkubang dalam depresi karena ini.

Terkadang aku teringat mengenai mata kananku meski aku tidak ingin berlarut dalam kesedihan. Aku berandai-andai bagaimana rasanya melihat dengan dua mata sempurna. Karena kehilangan itu terjadi saat aku masih sangat kecil, aku tidak ingat bagaimana rasanya memiliki dua mata yang sehat dan normal.

Aku miris melihat anak-anak kecil zaman sekarang yang diizinkan main handphone oleh orang tua mereka. Balita yang berumur dua tahun pun sudah bisa bermain handphone. Anak TK sudah mengenakan kacamata karena dari pagi sampai malam kecanduan menatap handphone. Bahkan tak jarang ada anak yang mengamuk saat handphone-nya dirampas. Itu gejala kecanduan berat dan bila dibiarkan akan sangat berbahaya. Kecanduannya akan membuat mata yang masih sehat mengalami gangguan penglihatan di usia sangat muda. Bukan hanya mata, tapi juga memupuk kebiasaan buruk memukul orang yang menasehatinya.

Aku mendapat pelajaran berharga saat diriku terjangkit katarak untuk kedua kalinya. Sebuah peringatan aku harus lebih menjaga penglihatanku dan merawatnya.

Mata adalah satu-satunya organ tubuh yang berada di luar tubuh, karenanya harus ada perawatan ekstra. Syukurilah kalian yang masih memiliki mata sehat. Begitu juga bagi yang matanya sudah minus maupun silinder untuk selalu merawatnya dengan telaten. Jangan membuat mata menjadi buta permanen akibat kebiasaan buruk terpapar radiasi TV dan ponsel. Istirahatlah bila matamu lelah dan segera obati bila terasa sakit.

"Solar, jangan terlalu bersedih. Walaupun tinggal satu mata, kamu tetap menjalani hidupmu. Jangan minder ataupun malu dengan kekuranganmu. Berterima kasihlah dan bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan kedua untuk kembali bisa melihat keindahan dunia," pesan Tok Aba.

Aku tersenyum kecil mendengar kalimatnya, ditambah dukungan hangat dari semua saudara kembarku dan juga teman-temanku yang dengan tulus membantu menutupi biaya pengobatan rumah sakit yang tidak akan bisa kami bayar sampai lunas. Aku senang dan terharu atas kepedulian kalian semua.

Terima kasih telah menyayangiku!

.

.

Fin.