[A/N]: Sedikit informasi jika di bawah nanti ada balasan riview dari chap 1 dan 2. Silahkan yang punya waktu untuk dibaca...

.

.

.

...The Genius Magic Student...

Summary: Naruto Namikaze, seorang remaja yang tidak memiliki sihir bawaan sejak lahir. Karena itulah, dia harus memelajari sendiri, sihir yang ada di dunia untuk menjadi yang terkuat.

Disclaimer: [Naruto] by Masashi Kishimoto | [High School DxD] by Ichie Ishibumi | [FateSeries] by Type-Moon | [Fairy Tail] by Hiro Mashima.

This Story by Me

Genre: Fantasy, School Life, Action, Adventure, Friendship, dan mencoba menyelipkan sedikit Humor(yang garing).

Pair: ...x...

Rated:T+

Warning: Alternative Universe, Magic World, Harem(maybe), OOC(s), OC(s)(mungkin), GaJe, PUEBI Salah, Penggunaan Kata Tidak Tepat, Typo(s), Miss-Typo(s), Alur Berantakan, And Many More.

Happy Reading, Minna-san!

Enjoy it~


Arc I:MPLS


Chapter 3: Dungeon Hutan Kematian


.

.

.

.

.

Pagi Hari, Dungeon Death Forest.

Di kedalaman Dungeon Death Forest, muncul sebuah cahaya terang berwarna putih. Setelah beberapa saat, cahaya itu mulai meredup dan menampak 'kan tiga remaja dengan berbeda jenis kelamin. Satu laki-laki dan dua perempuan. Di bawah kaki mereka terdapat bekas lingkaran sihir berwarna putih, yang sesaat kemudian mulai menghilang tanpa sisa. Ketiganya saling berpandangan untuk beberapa saat, setelah itu mulai memerhatikan daerah di sekiar mereka.

"Sekarang, berada dimana kita?" Seorang gadis dengan rambut hitam keabu-abuan mengeluarkan suaranya, memecah keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu. Semuanya terdiam tidak ada yang berbicara hingga membuat orang yang bersuara tadi merasa jengkel, dia pun bergumam dengan kesal, "Hiiih. Jawab apa kek."

Satu-satunya pemuda disana melirik gadis tadi sebentar, lalu kembali melihat ke depannya. "Dungeon Death Forest," jawab si pemuda pirang ngasal. Dan hal itu pun sukses membuatnya mendapat lirikan tajam dari orang yang bertanya tadi.

Si pemuda pirang yang bernama lengkap Naruto Namikaze langsung mengangkat sebelah alisnya saat menyadari lirikan tajam dari gadis yang ia ketahui bernama Rin Tohsaka itu. "Apa? Memang benar kan yang tadi aku katakan?," tanya remaja laki-laki itu dengan wajah tanpa dosa.

"Aku tahu itu!"

"Kalau kau tahu ya tidak usah bertanya 'kan?"

Gadis bernama Rin tadi langsung menggertak 'kan giginya saat mendengar balasan perkataan dari pemuda itu. "Yang aku maksud itu letak kita di dalam Dungeon ini!," katanya dengan kesal.

"Ooh ..."

Dan entah mengapa, saat mendengar itu, Rin rasanya ingin sekali mencekik leher dari laki-laki yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu.

Sementara seorang remaja terakhir yang merupakan gadis berambut pirang panjang bernama lengkap Asia Argento, hanya tertawa kikuk saat melihat percakapan dari dua remaja berbeda kelamin di depannya. "U-umm, lalu ... sekarang kita berada di lokasi mana?," tanyanya. Mata hijau terang miliknya memandang daerah sekitarnya yang hanya di penuhi oleh pepohonan besar.

Naruto melirik sekelilingnya, lalu mendongak 'kan kepalanya keatas. Dia nampak terlihat berpikir. Matanya memandang kearah langit di atasnya yang terlihat sangat cerah, kemudian dia berucap, "Kalau menurutku, kita sekarang berada di tengah-tengah jalan antara menara dan bagian tepi dungeon."

"Giliran Asia-chan yang bertanya kau langsung menjawabnya. Sedangkan tadi, aku ...?" Rin berkata dengan mata tertutup dan alis yang bergerak-gerak tidak tenang. Dia masih kesal karena mengingat jawaban tadi dari pemuda itu.

Naruto menatap bingung pada gadis bermarga Tohsaka itu, lalu berkata, "Bukannya tadi aku sudah menjawabnya?"

Rin membuka matanya yang tertutup. Kemudian ia menatap tajam mata yang memiliki warna sama dengan mata miliknya. "Tapi jawabanmu tadi itu aneh!" Dia berkata masih dengan raut wajah yang tetap terlihat kesal.

Si pemuda pirang mengangkat kedua bahunya. "Masih mending kujawab 'kan?!," ucapnya sambil menguap pelan. Setetes air muncul dari matanya saat mulutnya sedikit terbuka. Dia masih merasa ngantuk karena sudah terjaga pagi-pagi sekali tadi.

"Tapi jawablah dengan sedikit masuk akal, Namikaze-kun!" Rin berkata dengan nada membentak yang sangat keras.

"Hmm, begitu ya? Kalau menurutku sih, itu tadi sudah masuk akal ...," jawab Naruto dengan wajah polos.

Dan seperti kembali ke awal, Rin kali ini benar-benar ingin sekali menerjang wajah berkumis kucing itu yang terlihat (sok) polos. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang bisa membuatnya menjadi "sangat kesal". Saat di sekolahnya dulu, Rin itu terkenal akan kepintarannya dan juga sifat kalemnya. Dia tidak terlalu sering menunjukkan ekspresi yang berlebihan seperti gadis pada umumnya. Contohnya saja jika ada gadis-gadis yang sedang jatuh cinta, mereka pasti akan selalu bertingkah norak. Tidak ... Rin bukanlah gadis yang seperti itu!

"E-ettoo ... " Asia sendiri bingung harus menaggapi seperti apa akan pertengkaran yang terjadi di depannya. Jujur saja, dia tidak terlalu bisa untuk menengahi orang yang sedang bertengkar.

"Hem!" Si gadis berambut hitam keabu-abuan itu langsung memalingkan wajahnya kesamping kanan dengan raut muka jengkel yang masih menempel pada wajah cantiknya.

Memandang bingung kearah Rin, Naruto pun langsung mengangkat kedua bahunya mencoba untuk tidak memedulikannya. Dia memandang secara bergantian kearah dua gadis itu. "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Si pirang itu bergumam pelan.

"Pikir saja sendiri!" jawab gadis bermarga Tohsaka itu sedikit ketus. Naruto hanya menghela nafas saat mendengar perkataan Rin. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada gadis itu.

Sementara Asia yang mendengar itu langsung tertawa tidak enak. Mata hijau terangnya memandang sekitar, lalu berhenti pada pemuda yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu. "U-umm ... Naruto-san. Tadi kau bilang kan kalau kita kira-kira berada tepat di pertengahan jalan antara menara dan tepi dungeon, bagaimana kau bisa tahu? Dan bagaimana dengan kelompok murid yang lainnya? Aku tidak melihat mereka disekitar sini ...," tanyanya dengan heran.

Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Asia. Sementara si gadis pirang masih menatap kearah satu-satunya pemuda di kelompok mereka dengan pandangan ingin tahu. Sang Namikaze muda berpikir sejenak.

Setelah beberapa saat, pemuda itu mengeluarkan suaranya, "Untuk lokasi kita ... sebenarnya aku cuma mengira-ngira saja. Kau lihat bangunan tinggi itu?" Naruto menunjuk kearah barat, pada sebuah bangunan yang terlihat sangat kecil, karena efek dari jarak yang sangat jauh. Bahkan Asia harus memicingkan matanya karena bangunan itu tertutupi oleh lebatnya pepohonan yang ada di dalam Dungeon Death Forest. Setelah gadis itu melihatnya, ia mengangguk singkat.

"Yaah, mungkin ... itulah menara yang dimak-suud? ... " pemuda itu berucap dengan nada yang tidak yakin. Asia mengangguk. Naruto pun melanjutkan " ... Kalau untuk kelompok yang lain, sepertinya berada di lokasi yang berbeda dari kita."

Si gadis Argento tampak berpikir. Kemudian ia bergumam, "Itu memang benar sih ... " dia memandang Naruto dengan tatapan bertanya " ... tapi apa jaraknya berjauhan dari kita?"

Si remaja Namikaze mengangguk singkat. Lalu berucap, "Begitulah. Seperti kata guru tadi, kita semua di teleportasikan ke tempat yang berbeda. Ada yang berada di tepi dungeon, ada yang seperti kita, mungkin bahkan ada juga yang berdekatan dengan menara."

"Waah, beruntung sekali yang dekat dengan menara dong, mereka bisa sampai lebih cepat. Kalau begitu, bagaimana kalau kita langsung bergerak saja menuju menara itu?," usul gadis berambut pirang itu. Dia tampak bersemangat sekali.

Si pemuda pirang terkekeh pelan saat melihat sifat yang dimiliki oleh gadis itu. Naruto berpikir sejenak, kemudian mengangguk. "Ya ... itu bisa saja sih. Tapi kita 'kan memiliki tugas juga untuk mencari pasangan Orb buatan yang sudah disembunyikan di dungeon ini ..., " katanya sambil mengeluarkan sebuah Orb buatan berwarna ungu, dengan terdapat tulisan kanji "Bumi". " ... jadi meskipun ada yang sudah sampai menara, tapi tidak memiliki Orb yang lengkap, maka mereka juga tidak akan dizinkan pengawas untuk masuk menara juga kan?!"

Asia menatap Orb di tangan Naruto cukup lama. "Lalu bagaimana sekarang?," tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Orb di depannya.

Naruto melirik sebentar pada satu gadis lagi yang juga merupakan bagian dari kelompoknya. Sepertinya Rin masih kesal, dan pemuda itu masih belum mengerti apa permasalahan-nya. Menghela nafas sekali, dia kembali menatap kearah Asia yang saat ini juga sedang menatapnya. "Hmm, yaah. Kita menuju menara saja, tapi tidak perlu terburu-buru. Jarak kita dengan menara sepertinya juga tidak terlalu jauh, mungkin dengan berjalan santai ... dua hari kita sudah sampai disana," ucapnya.

Asia mengangguk mengerti. Senyuman terukir jelas di wajah polosnya. Naruto yang melihat itu hanya terkekeh pelan. "Baiklah, mari kita berangkat!," kata si pemuda pirang dengan semangat.

"Ha'i!"

Naruto dan Asia pun mulai berjalan kearah barat, tempat Menara Dungeon Death Forest berada. Yah, karena memang menara itu cukup tinggi dan tepat berada di tengah-tengah dungeon, jadi tidak terlalu sulit untuk mengetahuinya.

Kedua remaja pirang itu terus berjalan. Si Namikaze muda yang sepertinya menyadari sesuatu, langsung berhenti dan membalik 'kan tubuhnya. Gadis pirang yang melihat Naruto berhenti pun, langsung melakukan hal sama dengan yang dilakukan si pemuda pirang.

"Hooii Tohsaka! Kenapa kau masih diam disitu?! Ayo cepat kita berangkat!," teriak si pemuda Namikaze sangat keras.

Ya, dapat Naruto maupun Asia lihat, jika satu teman kelompok mereka yaitu Rin, masih saja berdiri ditempat mereka muncul tadi. Walaupun sudah mendengar teriakan dari temannya, gadis berambut hitam keabu-abuan itu masih diam dengan wajah yang berpaling kearah kanan. Matanya tertutup, sementara kedua tangannya terlipat di depan dada. Sepertinya dia masih kesal dengan kejadian yang terjadi tadi.

Naruto menatap bingung keasrah Rin, kemudian menghela nafasnya. Setelah itu, dia pun berbalik arah dan kembali berjalan kearah barat, tempat menara berada. "Ya sudah kalau kau ingin menenangkan diri, aku paham itu. Nanti cepatlah kau menyusul kami ya!," teriaknya sambil melambaikan tangan kanannya tanpa berbalik sedikitpun. "Ayo, Asia!"

Sedangkan si gadis pirang memandang kaget kearah Naruto. "Kau yakin, Naruto-san?!," tanyanya. Dan Naruto hanya mengangguk sebagai jawaban. Menghela nafas pelan, Asia hanya melirik sebentar pada perempuan yang juga baru dikenalnya tadi, dan dengan ragu mulai berjalan mengikuti Naruto.

Sementara Rin sendiri langsung membuka kelopak matanya dengan cepat dan memandang terkejut kearah kelompoknya pergi. Wajahnya berubah merah karena menahan kesalnya yang sudah mencapai batasnya. "Dasar laki-laki itu! Dia seharusnya kan minta maaf, kenapa malah pergi begitu saja?!," ucapnya sedikit menggeram. Dia menghentak-hentak 'kan kakinya dengan kesal beberapa kali.

Setelah itu, gadis Tohsaka itu pun berlari mengejar kelompoknya yang sudah berjalan sangat jauh sambil berteriak, "Tunggu aku!"

Haah ... perempuan memang selalu tidak bisa di tebak jalan pikirannya.

.

.

...«T~G~M~S»...

.

.

Dungeon. Salah satu kata yang sudah sangat populer di dunia sihir. Dungeon sendiri merupakan suatu tempat magis yang muncul secara tidak terduga di mana saja. Ada banyak sekali dungeon yang tersebar di seluruh daratan Benua Etruria, salah satunya adalah Dungeon Death Forest.

Dungeon Death Forest, adalah salah satu dari banyaknya dungeon yang sangat terkenal di dunia. Dungeon ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Kemunculan dungeon ini sendiri memang masih rahasia dan banyak orang yang belum tahu akan kebenarannya, bahkan oleh pihak kerajaan itu sendiri. Banyak sejarah yang mengatakan kalau dungeon ini sudah ada sejak awal dunia ini tercipta, ada juga sejarah yang mengatakan kalau dungeon ini muncul karena di buka oleh Sang Raja Sihir Dunia, Solomon. Tetapi belum ada bukti pasti bahwa catatan sejarah itu benar adanya.

Tidak hanya Dungeon Death Forest, di ketiga Kerajaan besar lainnya juga ada dungeon yang dikatakan sejarah, dibuka oleh Sang Raja Sihir. Sebut saja Dungeon Sword Birth dari Kekaisaran Britania yang ada di Benua Magvel, Dungeon Heaven's Feel dari Kerajaan Grado yang ada di Benua Alvarez, dan Dungeon Dragons Eater dari Kerajaan Fiore yang ada di Benua Elibe. Keempat dungeon tersebut masih menjadi misteri. Belum ada yang mengetahui bagaimana empat dungeon itu muncul.

Pada dasar nya, dungeon merupakan medan energi yang muncul secara alami. Karena itulah, banyak orang yang menentang teori kalau ada seseorang yang bahkan bisa memunculkan suatu dungeon, meskipun itu adalah Solomon, Sang Raja Sihir Dunia.

Secara teori, bumi ini di kelilingi oleh semacam energi alam yang tak terbatas, dan tidak mudah juga untuk di kendalikan. Energi itu sering disebut sebagai Senjutsu. Mungkin hanya beberapa ras saja yang bisa mengendalikan energi alam tersebut, salah satunya adalah ras Youkai.

Meskipun di beberapa kasus ada juga ras lain yang dapat mengendalikan energi Senjutsu dan menggabungkan nya dengan Mana yang ada didalam tubuh mereka. Dan mereka sering disebut sebagai Sage.

Mari kembali ke awal. Dungeon Death Forest berada di wilayah Kota Konoha. Dan karena itu juga, dungeon ini sering di jadikan murid Akademi Konoha sebagai tempat latihan. Meskipun, ada juga beberapa warga atau pendatang baru, yang masuk kedalam dungeon ini karena memang itu adalah tempat umum, jadi siapa saja boleh memasukinya.

Dungeon Death Forest sampai saat ini baru diketahui memiliki 52 lantai. Masih belum diketahui, sampai mana lantai itu akan berakhir. Di Dungeon Death Forest juga memiliki banyak monster yang sangat abnormal, tidak sama seperti kebanyakan monster di dungeon lain ataupun di luar dungeon. Dan semakin tinggi lantai yang di naiki, maka monster itu juga semakin berbahaya. Entah itu dari segi ukuran tubuh, kekuatan, ataupun akal pikiran dan masih banyak lagi.

.

.

.

Naruto menghentikan sejenak kegiatan penjelasan yang dia lakukan tentang sejarah dungeon. Mata safir miliknya menatap secara bergantian pada kedua gadis di depannya yang masih dengan setia mendengarkan.

"Yaah ... karena kita saat ini hanya berada dilantai satu, kemungkinan monster disini tidak terlalu berbahaya," ucap Naruto. Dia menatap api unggun di depannya dengan tenang. Saat ini hari sudah malam. Dan selama perjalanan sampai kesini, mereka bertiga belum menemui satu monster pun sama sekali. Entah itu suatu keberuntungan atau apa.

"Meskipun begitu, kita juga harus tetap waspada kan?," tanya gadis yang bernama Rin.

Naruto memandang gadis itu sebentar kemudian mengagguk sekali. "Ya, itu benar. Kita masih belum tahu ... monster jenis apa saja yang ada di lantai pertama ini," ucapnya sambil sesekali melirik daerah pepohonan disekitarnya.

"Waah! Aku tidak menyangka jika Naruto-san bisa mengetahui sejarah sebanyak itu!" Gadis bernama Asia langsung berkata dengan rasa kekaguman yang sangat tinggi. Jangan lupakan dengan semacam efek-efek mata berbinar di kedua mata hijau terang miliknya.

Naruto yang mendengar itu hanya tertawa pelan sambil memandang geli kearah gadis yang baru dia kenal tadi pagi. "Hmm, kalau kau sering membaca buku, kau juga akan menjadi orang yang pintar, Asia," ucapnya sambil terkekeh pelan saat melihat raut antusias dari gadis bermarga Argento itu.

"Ya ya, aku paham karena kau seorang Namikaze. Jadi wajar kalau kau memang pintar." Rin berkata dengan nada yang jelas-jelas tidak berminat sama sekali. Dia mengibas-ngibas 'kan tangan kanannya dengan malas.

Si pemuda pirang hanya tertawa grogi. "Eh? Begitu ya?," tanyanya. Sedangkan gadis Tohsaka itu hanya memutar matanya bosan.

Untuk beberapa saat, ketiganya hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Naruto yang melihat hal ini pun mencoba untuk mencari topik yang lain. "Err ... ngomong-ngomong, kalian punya keahlian dan sihir apa?," tanyanya pada kedua gadis itu, yang langsung di tanggapi keduanya dengan memandang satu-satunya pemuda di kelompok mereka.

"Hmm ... kalau aku sih, bisa melakukan serangan jarak jauh. Lalu untuk sihir, Natural Magic 'ku adalah Blood Magic, sementara Learning Magic 'ku adalah Element Magic tipe api."

Naruto menatap dengan tertarik pada Rin yang tadi berkata tentang jenis sihirnya. Pemuda itu memegang dagunya sambil memandang kearah bawah. Ya, dia tahu apa itu Blood Magic. Blood Magic adalah salah satu sihir yang termasuk pada lima kategori sihir, yaitu Special Magic.

Ngomong-ngomong soal kategori sihir, di dunia ini sihirnya dikelompok 'kan menjadi lima kategori, yaitu General, Special, Ancient, Forbidden, dan Lost. Blood Magic adalah sebutan bagi sihir yang hanya bisa di kuasai oleh keluarga tertentu saja, Karena itulah Blood Magic sering disebut sebagai sihir garis keturunan.

Saat masih berpikir, Naruto dengan pelan bergumam, "Marga nya adalah Tohsaka, Kalo tidak salah ... Blood Magic nya pasti Gandr dan Crystal Formation 'kan?"

Rin yang mendengar itu langsung menatap tajam si pemuda pirang. Dia bangkit dari tempat duduknya yang berupa batang pohon yang sudah rubuh, kemudian berjalan mendekat kearah si Namikaze yang sedang duduk sambil bersandar pada batang pohon di belakangnya. Dia masih belum menghilangkan tatapan tajam miliknya. Sementara Asia yang melihat itu hanya memerlihatkan raut wajah bingung. Naruto yang sepertinya sadar ada yang mendekatinya, langsung mendongakkan kepalanya.

Srriiing ...

"Wooaah! Apa yang kau lakukan?! Jauhkan itu dariku!" Naruto langsung berteriak panik saat Rin mengeluarkan sebuah pisau yang entah dia dapat dari mana, dan mendekatkannya pada leher si Namikaze. Si pirang bahkan bisa merasakan hawa dingin saat bagian ujung pisau itu menyentuh kulit lehernya.

"Katakan padaku, darimana kau mengetahuinya? Aku tahu keluargaku bukanlah keluarga yang terkenal. Jadi jangan membohongiku, dan katakan darimana kau tahu tentang sihir keluargaku." Rin berkata dengan nada yang sangat dingin, hingga kau bahkan bisa merasakan hawa dingin melalui kulitmu. Di sekitar gadis itu muncul semacam efek-efek aura hitam mencekam yang keluar dari tubuhnya.

Glek. Naruto hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah, saat melihat sisi menyeramkan dari gadis ini. Tubuhnya bergetar dengan keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya. Matanya bergerak tidak tenang mencoba mencari bantuan, hingga pandangannya terkunci pada gadis lain dalam kelompoknya.

"A-Asia! Bi-Bisa kau katakan sesuatu pada gadis gila ini?!"

Sriiing..

"Hiii~ gomennsai, Rin-san!" Asia langsung berjengit takut saat mendapat lirikan tajam dari gadis berambut hitam keabu-abuan itu, yang seolah-olah pandangan nya mengatakan "Jangan ikut campur".

'Kau pasti bercanda!,' teriak batin Naruto saat melihat Asia yang malah bersembunyi di balik batang pohon.

"Cepat katakan."

"Hiii~" Naruto berjengit takut saat melihat kilatan berbahaya dari mata gadis di depannya. Mata safirnya melirik kearah lain dengan tidak tenang. "U-umm, y-yaah kau tahu ... aku punya p-perpustakaan pribadi di tempatku tinggal. J-Jadi, t-tentu saja aku punya ba-banyak buku tentang sihir." ucapnya dengan gugup.

Rin menatap Naruto dengan wajah menggelap. Tatapannya masih tajam. Sementara Namikaze itu hanya berdo'a dalam hati, semoga dirinya masih bisa menghirup udara segar besok pagi. Selama beberapa saat keduanya saling terdiam.

Seketika juga, aura hitam di sekeliling gadis Tohsaka itu menghilang. Dia kembali menjauhkan dirinya dari Naruto dengan raut wajah cerah, seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi sama sekali. "Baiklah, aku percaya padamu." ucapnya tersenyum manis. Kemudian berjalan kembali ke batang pohon, tempat duduknya tadi.

Sementara Naruto yang melihat itu, sudut bibirnya berkedut-kedut menandakan kalau dia saat ini sedang kesal. 'APA-APAAN GADIS ITU! DIA BERKATA SEOLAH TIDAK MERASA BERSALAH SAAT HAMPIR MEMBUNUHKU!' teriak batinnya marah. Entah mengapa, Naruto merasa jika semua gadis yang di temuinya selalu aneh. Kemarin Raphtalia dan sekarang Rin, entah siapa selanjutnya.

Asia yang melihat itu langsung keluar dari tempat "persembunyian" nya sambil bernafas lega. 'Syukurlah ... Naruto-san tidak kenapa-napa,' batinnya.

Naruto menegakkan kembali tubuhnya yang sedikit merosot karena kejadian tadi. Dia memicingkan matanya, menatap kesal kearah gadis yang tadi hampir membunuhnya, kemudian berkata, "Kau tahu, itu tadi sangat berbahaya, Tohsaka!"

"Hoo, benarkah?" tanyanya dengan raut wajah polos.

Naruto menghela nafas lelah. "Sudahlah, lupakan saja." Dia mengalihkan pandangannya kearah si gadis pirang, kemudian berucap, "Lalu ... bagaimana denganmu, Asia?"

"Eh? O-oh iya. Aku hanya punya Natural Magic yaitu Healing Magic, jadi ... aku tidak terlalu bisa bertarung. Maaf jika tidak terlalu membantu nanti." Asia berkata dengan nada menyesal.

Rin yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Asia, langsung mengelus punggung gadis itu mencoba untuk menenangkan nya. "Tidak apa-apa, Asia. Lagipula, itu bukanlah kesalahanmu." ucapnya sambil tersenyum lembut. Si gadis pirang menatap kearah remaja perempuan di sampingnya, kemudian tersenyum senang.

"Terima kasih, Rin-san." ucap Asia. Sedangkan Rin hanya mengangguk pelan.

Si pewaris selanjutnya dari keluarga Tohsaka itu memandang aneh pada Naruto yang tampak sedang memikirkan sesuatu. "Ada apa, Namikaze-kun?" Gadis itu bertanya dengan heran.

Naruto tersentak. "Eh? Bukan apa-apa. Hanya saja ... " dia menatap Asia cukup lama " ... bukankah cukup aneh, jika Akademi Sihir terkenal seperti Konoha, mau menerima murid yang hanya memiliki sihir support tanpa skill bertarung sama sekali. Err, maaf Asia, bukan maksudku untuk ... "

"Tidak apa-apa, Naruto-san." Asia menggeleng pelan, kemudian tersenyum kecil kearah Naruto. "Aku paham kau tidak bermaksud untuk mengatakan itu, kok." Remaja laki-laki itu pun ikut tersenyum.

"Memang benar sih." Seketika perhatian kedua remaja pirang itu teralihkan, saat mendengar Rin yang menggumamkan sesuatu. "Kurasa kau benar, Namikaze-kun. Itu memang terasa aneh." Mata biru laut miliknya menatap secara bergantian pada Naruto dan Asia.

"Ettoo, apa mungkin karena aku memiliki Harta Mulia?"

Untuk beberapa saat, Naruto dan Rin hanya terdiam saat mendengar pernyataan dari Asia. Mereka berdua masih memproses arti dari setiap kata yang keluar dari mulut mungil itu, hingga ...

"HEEEEEHHH?!"

.

.

.

Setelah beberapa menit dua remaja itu memberikan pertanyaan berturut-turut pada Asia, yang bahkan sampai membuat gadis itu merasa kerepotan. Akhirnya ketiganya pun mulai bisa tenang.

Naruto dan Rin paham sekarang, tentang alasan Asia bisa di terima oleh Akademi Konoha. Ya, semua itu berkat si gadis itu yang memiliki sebuah Harta Mulia.

Harta Mulia adalah sebuah benda yang memiliki kekuatan magis sangat besar dan tersimpan di dalam benda tersebut. Terdapat berbagai macam Harta mulia, entah itu tipe penyerang, bertahan, pendukung dan masih banyak lagi.

Asia sendiri memiliki yang bertipe pendukung atau support. Harta Mulia nya bernama Twilight Healing yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan segala jenis penyakit dan luka, entah itu ringan ataupun berat. Gadis itu bilang kalau benda itu merupakan pemberian dari ibunya.

"Waah, aku masih tidak menyangka kalau kau memiliki Harta Mulia, Asia-chan." Rin menatap Asia dengan mulut yang masih terbuka. Dia masih terkejut dengan fakta yang baru saja dia ketahui.

Naruto mengangguk menyetujui. "Bahkan kalau tidak salah, Twilight Healing itu termasuk dalam kategori Harta Mulia langka 'kan?"

Gadis pirang itu hanya malu saat mendengar perkataan dari kedua temannya. "E-Ettoo, sebenarnya aku masih belum terlalu pandai menggunakannya," katanya sambil tersenyum kikuk. Naruto dan Rin tersenyum kecil, menanggapi ucapan dari gadis bermarga Argento itu.

Naruto mendongak 'kan kepalanya melihat langit malam yang semakin menggelap, kemudian berjalan mendekat kearah api unggun kecil yang mereka buat. Dia melemparkan beberapa ranting kering kearah api, saat melihat api itu semakin kecil. "Kalian tidurlah, aku akan berjaga duluan," katanya. Mata safirnya tetap memandang api di depannya, hingga membuat pantulan cahaya orange di kedua matanya.

Ya, Naruto sudah membagi tugas untuk berjaga. Dia akan berjaga lebih dulu, baru kemudian akan digantikan oleh Rin dan Asia.

Rin menatap Naruto dengan tajam. "Tunggu dulu. Kau belum memberi tahu kami, sihir dan juga keahlianmu."

Si remaja Namikaze hanya tersenyum gugup sambil menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya, saat mendengar perkataan dari gadis berambut hitam keabu-abuan itu. "Emm, besok saja lah. Lagipula, ini sudah malam 'kan?!"

Rin menatap curiga pada Naruto, tapi tidak lama kemudian, dia menghela nafas. "Baiklah."

Setelah itu, gadis itu pun mencari posisi nyaman untuk dirinya tidur, mengikuti Asia yang sepertinya sudah menyelam ke alam mimpinya.

Naruto hanya melirik sesaat pada dua tubuh gadis di kelompoknya yang sepertinya sudah tidur, kemudian kembali memandang api unggun di depannya. Udara dingin malam harus membuatnya beberapa kali menggosok kedua telapak tangannya, untuk menghangatkan tubuhnya ...

.

.

...«T~G~M~S»...

.

.

Pagi hari, Dungeon Death Forest.

Saat ini sudah hari kedua dari kegiatan MPLS Akademi Konoha. Tiga remaja itu sudah berjalan kembali menuju menara. Ya, mereka memang lebih memilih jalan daripada lari, karena bagaimana pun, mereka juga harus memasang mata mereka untuk mencari sebuah Orb buatan yang disembunyikan pihak sekolah di dalam dungeon ini. Semakin ketiganya memasuki dungeon hutan kematian lebih dalam, mereka sering bertemu dengan hewan buas yang sangat berbeda dari kebanyakan hewan buas yang pernah mereka lihat.

Contohnya saja sekarang ini, mereka sedang melawan ular yang bisa di bilang memiliki ukuran tidak normal.

Blaaarr...!

Naruto baru saja melompat kebelakang, menghindari serangan ekor ular besar yang hampir saja meremukkan tubuhnya.

Rin sendiri berdiri di belakang, memberikan support dengan serangan sihir miliknya dari jarak jauh sambil melindungi Asia yang sedang berdiri di belakangnya. Ya, karena gadis itu hanya memiliki Healing Magic, jadi tidak bisa membantu dalam pertempuran langsung.

"Ssssssttt~" Ular raksasa itu mendesis tidak suka saat melihat mangsanya berhasil kembali menghindari serangannya untuk kesekian kalinya.

Naruto kembali berlari kearah bagian belakang ular didepannya saat melihat ular itu melesat dengan cepat kearah Rin dan juga Asia. Gadis Tohsaka itu langsung menyiapkan satu permata berwarna merah yang dia selipkan diantara jari telunjuk dan tengahnya. Seketika, muncul lingkaran sihir besar berwarna merah di depan gadis itu, yang langsung di ikuti Rin dengan melemparkan permata nya sampai melewati Magic Circle yang telah dia buat.

"[Blood Magic, Crystal Formation: Red Crystal]"

Permata merah itu melesat kearah ukar itu hingga ...

Duaaarr!

Ya, permata tadi langsung meledak dengan suara keras saat menyentuh kulit ular itu, membuatnya menghentikan pergerakannya sambil mendesis kesakitan.

Belum selesai, Rin mengarahkan jari telunjuk tangan kanannya kearah ular itu. Sesaat kemudian, muncul lingkaran sihir kecil berwarna merah di depan telunjuknya, yang kemudian tercipta sebuah bola berwarna hitam padat di depannya.

"[Blood Magic, Gandr: Normal Shoot]"

Bola hitam itu melesat dengan cepat kearah ular besar itu setelah Rin melepaskan tembakannya.

Ular itu kembali merasakan kesakitan saat serangan Rin berhasil mengenai mata kanannya, hingga membuatnya buta.

Naruto yang melihat itu pun tersenyum senang. "Kerja bagus, Tohsaka!"

"Sekarang giliranmu! Akhiri monster itu, Namikaze-kun!"

"Yosh!" Naruto semakin memercepat larinya, kemudian melompat keatas tubuh si ular raksasa. Saat masih di udara, dia menciptakan sebuah pedang panjang berwarna silver menggunakan [Magic Maker] miliknya. Terdengar bunyi "Jleeb!" saat pedang itu menancap cukup dalam pada tubuh si ular. Remaja Namikaze itu berlari di atas tubuh ular yang memiliki ukuran seperti batang pohon besar, meninggalkan bekas sayatan memanjang pada tubuh itu, membuat ular itu kembali mendesis kesakitan.

Naruto langsung melompat tinggi saat sudah mencapai bagian kepala ular. Dia menciptakan sebuah busur berwarna hitam menggunakan sihirnya. Setelah itu, dia memasang pedang silver yang tadi dia gunakan untuk "menyayat" tubuh musuhnya kearah busur di tangan kirinya. Pedang itu langsung menyusut berubah menjadi sebuah anak panah saat pemuda itu menarik tali busurnya.

Di bagian ujung dari anak panah itu, muncul kumpulan Mana dengan tingkat konsentrasi cukup tinggi. Naruto langsung melepaskan anak panah itu, membuatnya melesat dengan cepat kearah kepala si ular raksasa.

Blaaaarrr!

Tap. Pemuda pirang itu mendarat dengan mulus di tanah dekat dengan kedua teman kelompoknya. Setelah debu di sekitar tempat serangan Naruto jatuh tadi menghilang, dapat ketiga remaja itu lihat, ular raksasa itu sudah mati dengan kepala dan sedikit tubuh bagian kiri yang sudah hancur.

"Waah, sepertinya aku meleset sedikit tadi," ucap Naruto sambil tertawa. Tangan kanannya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Walaupun sudah melihatnya beberapa kali tadi, tetap saja aku masih tidak percaya kalau sihir ciptaanmu sehebat itu, Namikaze-kun." Rin berkata dengan rasa kekaguman yang besar.

Ya, Rin dan Asia sudah tahu tentang sihir dari Naruto, setelah pemuda itu menceritakannya saat di perjalanan tadi. Awalnya mereka berdua pikir kalau Naruto sedang membohongi mereka. Tetapi setelah melihat sendiri bagaimana si pirang itu menggunakan sihirnya, barulah mereka percaya. Hei! Tentu saja, mana ada orang yang akan percaya jika seorang remaja yang baru berumur 18 tahun bisa menciptakan sihir sendiri!

Naruto mengalihkan pandangannya saat mendengar perkataan dari gadis bernama Rin. "Ah, tidak juga, Tohsaka. Tanpa kau yang membuat monster itu menjadi diam, saat ini aku pasti masih kesusahan melawannya." Naruto tersenyum tipis. Gadis Tohsaka itu juga ikut tersenyum.

"Ettoo ... maaf karena tidak terlalu membantu tadi." Asia langsung menundukkan kepalanya. Dia benar-benar merasa tidak berguna bagi kelompoknya. Naruto yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

"Tidak perlu khawatir, Asia. Kau juga memiliki peran sendiri, kau tahu." Naruto menyemangati gadis pirang itu, agar tidak terlalu menyalahkan dirinya terus. Lagipula, itu bukanlah kesalahanya jika tidak bisa bertarung.

Asia mengangkat kepalanya, menatap kearah Naruto dan Rin yang tersenyum. Melihat itu, si gadis Argento pun ikut tersenyum senang. Dia bersyukur karena bisa satu kelompok dengan orang seperti mereka, entah bagaimana nasibnya jika bersama kelompok yang lain. "Terima kasih, Naruto-san, Rin-san."

"Baiklah, mari kita lanjutkan perjalanan!"

Duaaarhh!

Ketiganya memandang terkejut pada sesuatu yang baru saja merobohkan sebuah pohon besar di belakang mereka.

"Ya ampun ... kita berada dalam masalah besar."

.

.

.

.

.

To Be Continued


[A/N]:

Wahahaha!*tertawa keras* Aku kembali, teman-teman! Ini adalah pertama kalinya aku meng-update cerita di bulan puasa ini...

Jadiiii, apa ya? Bingung mau bahas apa ane. Baiklah, aku akan sedikit membahas fic ini.

Di sini aku sedikit membahas tentang nama benua di fic ini dan juga kerajaan yang berkuasa. Lalu juga ada aku sebutkan tentang Solomon, hmm apa dia cuma numpang lewat? Mungkin saja! *wkwkwkwkw XD* Oh iya lupa, kan di chap satu aku sebutin di awal cuma satu benua besar, itu udah di ganti ya..mungkin bisa di cek lagi.

Lalu tentang Harta Mulia, disini semua benda dan senjata yang mengandung Kekuatan magis akan dinamakan Harta Mulia, begitu pula untuk Sacred Gear. Jadi, yaaa gitu deh...

Udah bingung mau bahas apa lagi. Kalo begitu, kita langsung ke pojok Q & A aja dah. Question & Answer disini merupakan balasan dari para riviewer, entah itu pertanyaan, saran, kritik dan lain-lain. So..check it out!

Chapter 1

Q: mantap thor ceritanya saat membaca juga enjoy karena asik gaya penulisannya lanjutkan ya thor jangan sampai macet ditengah jalan atau berhenti disini

A: Siap, Bro. Kalo cerita semacem gini, gua emang lebih suka buatnya menggunakan bahasa yang simpel sih. Tapi kalo udah menjurus ke cerita yang berbobot, ya bahasanya beda lagi ntar. Oke, sankyu atas riview nya.

Q: Lanjuttt, gw penasarann... Ntar yg jadi pair Naruto siapa? Apakah yg rambut orange tadii atau yang lain? Ntah lah, cuma tuhan dan author-senpai yang tau:')

A: Yup, gua suka kata-kata lu, Bro. Hanya gua dan Tuhan saja yang tahu wkwkwkw. Sip, thanks riview nya.

Q: Wkwk lanjut lah thor cerita bagus kyak gini jngaj di siasiakan, bgi sya pnulisanya udh bagus tinggal kerapihanya aja di tambahin #ramaikan ffn 2020

A: Oke, terima kasih atas sarannya. Akan ane usahakan, Bro. Thanks sekali lagi.

Q: Lanjut thor,kalau bisa kekuatan naruto mirip gilgamesh.

A: Dah lihat kan kekuatannya Naruto pakai siapa? Yup, sihir milik si Emiya Shirou. Thanks atas riview nya

Q: Wah... Pasti Naruto kekuatannya gak jauh" sama francies Fate/series?! You know lah, klau gak "Gate of Babylion" atau "Unlimited Blade Works".Mantap gan, percepat klau bisa...#Sugoii Racoon Noise kwkkwwk : Raphtalia :v

A: Ya, kekuatannya pakai milik si Shirou. Uwoooo..Raphtalia! Karakter Fav gua juga itu, Bro. Oke, sankyu atas riview nya.

Q: Sudah bagus mungkin kurang panjang aja :v,ditunggu yaaa

A: Kalo gua sih paling mentok itu udah sampe 4.5K. Oke, Thanks.

Q: Niceeeee storyWe harap ini ficnya lancar ga kandas2 seperti yg lain

A: Semoga aja gitu, Bro. Gua juga sedih karena banyak fic yang ngegantung. Thanks dah, Bro.

Q: sip thor..ini ceritanya zero to hero atau langsung op?tapi mendingan dari zero thor soalnya kalo langsung op kesannya kaya gimana gitu..sigitu aja thor dari gua..semangat..

A: Hmm, kita lihat aja ntar. Apa Naruto dari nol? apa langsung OP?. Sip, terima jasih dah riview.

Q: Mantap thor lanjut kan...Satu lagi apakah disini naruto akan mempunyai konsep kekuatan kayak gilgamesh?

A: Kagak, Bro. Kekuatan Gilgamesh udah ada yang make entar, tapi masih lama. Thanks riview nya.

Q: Segala Lanjut Yes/No aowkaowkw, mau lanjut aja nunggu tanggepan orang segala awkakwkak

A: Ya gitu deh..gua disini masih Newbie kalo buat cerita. Mangkan nya gua tanya dulu, kalo tanggepannya positif ya gua lanjut, kalo kagak ya..bye, langsung gua hapus nih fic. Sankyu riview nya.

Chapter 2

Q: Author-san, bisa gak sih Naruto itu agakkuat? Saya rasa udh banyak fanfict yg chara Naruto-nya 'terlalu' lemah, entah itu terhadap cewek ataupun kekuatannya... Jadi, bisa di kuatin gak Naruto nya? :)

A: Hmm, yah..gimana yah? Nih kan baru mulai, Bro. Belum tau juga, Naruto itu lemah apa kagak, ya..tunggu aja ntar kalo dah selesai nih arc MPLS, baru dah keliatan Naru tuh lemah apa kagak. Lalu terhadap cewek? Wkwkwkw kagak lah, Bro. Gua itu tipe orang yang suka komedi, di chap kemaren itu bukannya Naruto lemah ama kaum Hawa..tapi cuma sekedar buat "guyonan", paham Bro. Thanks riview nya.

Q: Kerenn sanpai lanjut terus ya senpai kalo bisa sampe tamat gtuuu semoga sehat terus ya sanpai.

di chapter ini masih ada beberapa typo sih tp gak pp, oh ya nanti pairnya klo bisa Harem ya :V

A: Gua juga maunya sih sampe tamat. Jadi doakan saja saia ya.. T-T

Typo? Bisa kasih tau, Bro. Supaya ntar bisa langsung gua ganti. Dan untuk Harem, waah! Kita lihat aja ntar. Thanks.

Q: huft,. agak kecewa sebenarnya gw tor kalau ternyata kekuatan Naruto itu sama kek shirou, yg awalnya gw pikir kek gila. soalnya menurut gw lebih kuat punya gilga apalagi di tambah punya EAjuga kedepannya awokwokwok ( pendapat pribadi ) tapi tak apalah tor, magic maker punya shirou juga punya keunggulannya sendiri dan kau pasti punya alasan tersendiri :vOiya, lupa apakah nanti si Naruto akan punya sihir lain selain magic maker? kan di chap 1 keknya setiap orang punya 2 jenis sihir, lupa gw sebutannya:v atau cuma magic maker aja? itu aja untuk sekarang, btw cerita nya bagus, dan agak mirip fic golden magic, ya mungkin terinspirasi sana kali ya? siapayg tau awokwokwok. sampai jumpa di next chap, semangat coeg.

A: Gua emang punya alasan tersendiri buat gunain sihir Shirou daripada milik si Gilgamesh, ntar juga tau kok. Lagipula, kekuatannya si Gilgamesh udah ada yang meke ntar.

Untuk sihir lainnya..masih gua pikirin. Dan sihirnya ada banyak, kalo yang dua itu metode nya, ya...

Kalo untuk mirip Golden Magic, bisa dibilang semua fic yang kubuat terinspirasi dari karya" author senior. Fic ini juga merupakan gabungan dari Golden Magic sama School of Magic. Oke, thanks dah riview.

Q: Hiyaaaaa entah kenapa aku tidak menyukai sifat raphtalia trhdp naruto di chp ini

A: Yah..gitu dah, Bro. Thanks*wkwkwk*.

Q: Mantap sehhh tpi kenapa fict selalu ngegantung di akhir :( wkkwkw ga kerasa cpt bgt tpi asik naisee lah pokoknya

A: Wkwkwk emang dah tuh, kalo pas seru. Eh? Kok udah TBC? Ya, gua rasanya pingin banting HP juga wkwkwk. Oke, thanks.

Q: ku kira tdi akeno, eh bukannya Rin agak coklat rambutnya. Btw Asia healer,apakah ada level up healingnya kek semisal healing area seperti milik druid atau auroro heal ( di anime log horizon)

A: Rambut Rin gua cari sih emang ada yang coklat, ada juga yang hitam keabu-abuan(yang gua gunain di fic ini). Untuk Asia masih gua pikirin. Thanks.

Q: Mantap gan ficnya, lanjut yak. Maaf baru review, soalnya baru kembali lagi kedunia fanfiction :'.

A: Gak papa, yang penting masih ada yang mau riview. Itu gua udah seneng banget. Thanks.

Q: Kukira naruto bisa menguasai banyak magic karna kupikir dia memiliki pemahaman yg luar biasa utk menguasai learning magic tapi gapapa deh aku nunggu kelanjutannya...

A: Yaah, lihat aja ntar. Naruto bisa menciptakan sihir baru karena otaknya, apa karena "hal lain"? Oke, sankyu.

Q: berikan kejutan lagi om..

A: Sip. Gua paling suka buat kejutan, ntar gua buat Asia mati dah. Kejutan kan itu? #Plak. Oke maaf, abaikan saja itu. Thanks.

Q: sipp thor lanjut...itu thor tata letak bahasanya kurang enak menurut ane pas di bagian awal..segitu doank buat chap ini dari ane..semangat...

A: Wah, gitu ya? Tapi bisa diperjelas Bro? Bisa langsung gua ganti ntar. Thanks.

Q: ga seru om kalo ketauan marga namikaze nya wkwkwk

A: Hmm, disini itu Namikaze adalah salah satu bangsawan terkenal. Apalagi di chap 1 dah ane kasih tau, kalo Minato adalah salah satu orang kepercayaan dari Raja Ivalice. Kalo ada orang yang gak kenal sama klan Namikaze, ya perlu di pertanyakan..tuh orang hidup di gua apa ya? Oke, thanks riview nya.

.

.

.

Oke segitu aja dulu. Untuk segala riview yang berisi "Lanjut", "Next" dan segala yang sejenis, terima kasih karena masih mau memberi riview. Jika reader ada yang ingin ditanyakan atau mau ngasih saran, silahkan saja, akan saya tampung dan kita bahas sama-sama di chap selanjutnya. Sekian dari saya dan sampai jumpa di chap yang akan datang!

.

.

.

Please favorit and follow me..!

Give me a Review..?


Tolong berikan saya kritik, saran, dan dukungan yang baik, agar saya bisa memerbaiki cerita ini untuk kedepan nya.

Jika ada kesalahan penulisan, kata yang kurang/hilang dan tanda baca yang salah, saya mohon maaf.

Jika readers-san ingin bertanya atau ingin menyalurkan ide, kalian boleh kok coret-coret di kolom Review asalkan menggunakan kata-kata yang baik, dan di Chapter selanjutnya akan saya usahakan untuk menjawabnya.


Tertanda. [FI. AkaRyuu666]. (24-4-2020)

.

.

.

...SAYA MENGUCAPKAN...

~SELAMAT MELAKSANAKAN IBADAH PUASA BAGI YANG SEDANG MENJALANKANNYA~