Sepuluh ekor berwarna hitam dengan ukuran yang sangat panjang nan besar melambai-lambai dengan pelan, lalu tiba-tiba mata raksasa berwarna merah dengan pola aneh muncul.
•••
"Hah!"
Naruto bangun dari tidurnya dalam posisi duduk, terlihat keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"Ah~ cuma mimpi buruk ternyata" kemudian ia menghela nafas, "padahal semalam aku berdoa agar bermimpi dikelilingi gadis cantik"rutuknya.
Ia kemudian mengambil kacamatanya dan memakainya, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh seluruh tubuhnya.
•
•
•
"Terimakasih makanannya~"
Naruto baru saja selesai sarapan, meski sarapannya cuma satu cup ramen, entah kenapa rasanya nikmat.
"Huh~ aku suka sekali makan ramen ternyata"ucapnya, kemudian ia membersihkan peralatan makannya dan berangkat ke sekolah.
Sebelum ia memegang gagang pintu, ia menoleh sebentar ke belakang, mulutnya terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ia mengurungkannya.
Ia tinggal sendiri di rumah ini, jadi mana mungkin ada yang menjawab, kalau nanti benar-benar ada yang menjawab malah jadi seram.
Cklek!
Kriet~
Grek!
Naruto pun lekas pergi dari rumahnya, ia tak mau terlambat sekolah hanya karena memikirkan nasibnya.
•••
"Hm~ Hm~ Hm~"
Naruto bersenandung kecil di perjalanannya menuju sekolah, terlihat tenang, namun sebenarnya remaja itu sedang memikirkan PR-nya yang tidak ia kerjakan semalam, padahal guru sudah bilang kalau hari ini harus di kumpulkan.
'aku harus meminjam catatan milik yang lain dan mengcopy-nya, tapi teman yang aku punya hanyalah Motohama, Matsuda dan Issei, apa mereka bisa di harapkan?'
Naruto memikirkan itu sambil menekan bagian tengah kacamatanya, membuat kacamata itu berkilau.
"Naruto~"
Ia menoleh ketika suara seseorang memanggil namanya, ah~ dua rekan seperjuangannya ternyata, Naruto pun mengangkat tangan kanannya.
"Yo~ Matsuda! Motohama! Kalian terlihat bergairah seperti biasa!"sapa Naruto.
"Hehe~ tentu saja! Sudah seharusnya anak muda seperti kita di penuhi semangat"balas Matsuda, sedangkan Motohama hanya mengangguk setuju.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke sekolah dengan tenang sambil mengobrol tentang hal-hal yang membuat orang menjauh ketika tak sengaja berpapasan dengan mereka, terutama perempuan.
•••
"I-Issei... Siapa gadis cantik ini?"Motohama bertanya pada Issei dengan gemetar.
"Perkenalkan, namanya Amano Yuma, dan dia adalah, Pa-Car-Ku!"ucap Issei, ia menekan kalimat akhirnya.
Wush~
Beberapa daun gugur terlihat Melayang melewati Matsuda dan Motohama yang tubuhnya memutih dan terdiam seperti patung.
Sedangkan Naruto hanya menunjukkan raut datar akan kejadian di depannya, serius? Issei punya pacar? Issei!?!
"Kalau begitu, kami pergi dulu, ayo! Yuuma-chan!"ucap Issei yang kemudian pergi sambil menarik pacarnya.
"Ini bohong kan?"gumam Motohama, "kenapa si mesum itu bisa mendapatkan pacar secantik dan sebohai itu?"lanjutnya.
"Tenanglah, Motohama..."ucap Matsuda, "ini cuma mimpi buruk, sebentar lagi kita akan bangun"lanjutnya, dengan raut wajah yang pucat.
"Ya, aku harap begitu"
Naruto terlihat memandang aneh ke dua temannya itu, mereka kelihatan seperti orang yang sudah tak ada niat hidup.
Well~ ia juga sebenarnya masih tak percaya dan tak mau percaya kalau seorang Issei bisa punya pacar, tapi ia bereaksi biasa saja.
•••
Sudah seminggu semenjak Issei memperkenalkan pacarnya, Naruto sebenarnya masih tidak percaya kalau Issei punya pacar.
Bisa saja kalau Issei menyewa gadis itu agar mau berpura-pura menjadi pacarnya kan? Atau mungkin gadis itu punya hutang Budi yang lumayan besar sama Issei sampai mau menjadi pacarnya.
Hm~ benar, pasti seperti itu, soalnya Issei adalah tipe lelaki dengan birahi tinggi yang akan memandang semua perempuan yang di lihatnya dengan mesum, jadi mana mungkin dia bisa punya pacar.
Yosh~ besok ia akan mengungkapkan isi pikirannya ini kepada Matsuda dan Motohama, Mereka pasti akan langsung setuju dengan pemikirannya ini.
Tap
Naruto menghentikan langkahnya, kemudian ia melihat ke sekeliling, perasaannya saja atau memang taman yang ia lewati ini sepi sekali, padahal masih jam 19:20.
Yah~ ia pulang cepat dari tempat kerja part-timenya karena bos bilang tempatnya akan di renovasi selama beberapa hari.
Biasanya ada banyak pasangan yang saling bermesraan di bangku taman, atau setidaknya ada orang lewat, tapi ini benar-benar sepi sekali.
Naruto kembali melangkah ke depan, sambil tengak-tengok, siapa tau ada orang yang bisa ia tanyai, jujur saja ia sedikit linglung akan situasi ini.
Tap
Ia berhenti lagi di sebuah pohon, tidak tidak, yang membuatnya berhenti ada di balik pohon ini.
Di dekat air mancur taman, ia melihat dua orang yang ia tau siapa, mereka adalah Issei dan pacarnya, Amano Yuuma.
Naruto pun memutuskan untuk bersembunyi di belakang pohon itu sambil memperhatikan mereka.
Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu, tapi karena jaraknya cukup jauh untuknya, ia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
Naruto terus memperhatikan mereka, mungkin saja ada hal menarik yang terjadi, namun yang selanjutnya terjadi adalah Naruto yang melebarkan matanya.
Ia bisa melihatnya, Amano Yuuma tiba-tiba berubah, ia memiliki sepasang sayap hitam di punggungnya dan memakai pakaian yang... Ehehehe~ Oppai-nya besar sekali.
Naruto langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat, tidak! Apa yang ia pikirkan di situasi sekarang ini.
Bruk!
Ketika mendengar suara sesuatu yang jatuh, Naruto kembali memandang ke arah Issei dan Yuuma.
Matanya kembali melebar bahkan melotot, di sana Issei... Issei tertusuk sesuatu semacam tombak yang bercahaya.
Dan sekarang teman sekelasnya itu terbujur kaku dalam genangan darahnya, ini benar-benar situasi yang gawat, ia harus segera pergi dan menelpon polisi.
Naruto pun berbalik dengan posisi merangkak, kebetulan di kaki pohon ada semak-semaknya, jadi ia bisa tetap bersembunyi, ia hanya harus bergerak ke ujung kemudian kabur.
Ia harus tetap tenang agar tidak mengacau, sedikit saja kesalahan Mungkin akan membunuhnya.
Duagh!
"Aduh!"
Baru saja ia berpikir untuk tidak membuat kesalahan, tapi baru merangkak selangkah saja sudah menabrak bangku taman, sial! Kenapa bangku tamannya di sini.
Dan dengan itu, tubuhnya mematung, meski tidak berbalik pun Naruto tau kalau di belakangnya ada seseorang, di lihat dari bayangannya...
"Apa kau pikir bisa sembunyi dari ku, Manusia?"
Tuh kan, ketika Naruto menengok, Amano Yuuma sudah ada di belakangnya sambil menggenggam sebuah tombak yang bercahaya.
"Haaaa!!!"
Naruto yang sudah sangat panik pun berteriak, kemudian berlari sekuat tenaga menjauhi Amano Yuuma.
Amano Yuuma sendiri hanya menyeringai kecil melihatnya, kemudian ia melayang pelan ke arah yang Naruto tuju.
Ah~ dia suka permainan ini, bermain kejar-kejaran dengan mangsanya sangatlah menyenangkan.
•••
"Hah! Hah! Hah!"
Naruto terus berlari sampai memasuki hutan yang berada dekat taman itu, kemampuan ia pergi, pokoknya ia harus kabur.
"Ahahah~ lari mu lambat sekali~ Manusia!"
Sial! Ia di kejar ternyata, gawat! gawat! gawat! Kalau terus seperti ini ia bisa di bunuh juga oleh Amano Yuuma.
Dugh~
Bruk!
Argh! Kenapa ia malah tersandung, Naruto ingin bangun lagi, tapi gara-gara terjatuh, tubuhnya terasa sakit, ia hanya bisa berbalik.
"He~h~ sampai sini saja yah, tidak seru~"
Amano Yuuma sudah berada tepat 3 meter di hadapannya, Naruto hanya bisa menyeret tubuhnya untuk mundur.
"Kalau begitu sebaiknya kau mati saja"
Amano Yuuma melemparkan tombaknya pada Naruto, sedangkan Naruto yang melihat itu hanya diam, pikirannya kosong.
Ah~ apa ia akan benar-benar mati? Sekarang ini? Hidupnya memang jarang sekali mendapat nasib baik, ia tidak menyangka akan mati dalam keadaan seperti ini.
Ia jadi teringat dengan Matsuda, Motohama dan Issei, hanya mereka teman yang ia miliki, lalu tiba-tiba ia juga teringat akan impian konyol yang mereka buat bersama.
Tidak! Ia tidak boleh mati! Kenapa juga ia harus mati sekarang! Ia bahkan belum pernah meremas Oppai yang asli! Ia belum mewujudkan Harem-nya!
Jleb!
Suara tusukan itu terdengar dengan sangat jelas di dalam gelapnya hutan itu, burung-burung yang hinggap di pohon pun berterbangan menjauh.
"Hoo~ aku tidak menyangka kau bisa menghindarinya dari jarak sedekat ini~"
Amano Yuuma memuji Naruto yang berhasil menghindari tombaknya, jika tepat sasaran, seharusnya tombak itu menancap di kepalanya.
Tapi tombak itu menancap di pohon yang ada di belakangnya, sepertinya Naruto tadi menggeser kepalanya dari lintasan tombak itu.
"Hm~ sepertinya aku menemukan sesuatu yang menarik~"
Amano Yuuma bisa melihatnya dengan jelas, di balik kacamata yang melindungi mata Naruto, terdapat sebuah mata yang indah.
Mata berwarna merah pekat layaknya darah yang bersinar dalam kegelapan, pupil matanya di kelilingi 3 tanda koma yang bergerak pelan memutarinya.
Naruto sendiri pun bingung, ia merasakan sesuatu yang berbeda pada matanya, entah kenapa ia bisa melihat dengan jelas di kegelapan ini.
Tadi juga entah kenapa, lesatan Tombak yang bercahaya itu terasa lambat, sehingga ia bisa bereaksi dan menghindarinya.
Srak~
Tap Tap Tap
Apapun itu, pokoknya ia harus kabur, ia tidak ingin mati semuda ini, paling tidak biarkan ia sekali saja meremas Oppai jika memang akan mati.
Amano Yuuma kembali mengikuti Naruto yang berlari lagi, ia tadi memang tidak serius untuk melemparkan tombaknya, sekarang ia akan sedikit serius.
•••
Naruto sebenarnya tak tau sedang berlari ke arah mana, tapi yang pasti ia jadi semakin masuk ke dalam hutan.
Jleb!
Naruto menghindari tombak cahaya yang mencoba menusuknya dari belakang dan membiarkan tombak itu menancap di tanah.
Sumpah, ia bahkan tidak tau kalau ternyata ada tombak yang melesat ke arahnya, tubuhnya bergerak sendiri untuk menghindar.
"Ahahaha~ benar! Teruslah berlari dan menghindar, buat ini semakin menyenangkan, Manusia!"
Argh! Si Amano Yuuma jadi semakin beringas, meskipun Naruto bisa menghindari tombak-tombak itu, tetap saja ia takut.
Jrash~
Bruk!
"Agh! Argh!"
Naruto terjatuh dan berteriak kesakitan ketika sebuah tombak cahaya yang di lemparkan oleh Amano Yuuma kepadanya menancap di pahanya.
"Ehehe, maaf yah, aku masih punya banyak hal yang harus di kerjakan, jadi sampai sini saja~"
Dan dengan itu, sang gadis bersayap hitam itu mengangkat tangan kirinya yang terdapat tombak cahaya tinggi-tinggi dan mengarahkannya pada Naruto.
Ah~ sial! ia akan di bunuh sekarang! Apa yang harus ia lakukan!? Kakinya sudah tak bisa di gerakkan! Apakah ia harus pasrah?
•
'MANA MUNGKIN LAH! AKU TIDAK MAU MATI SEPERTI INI SIALAN! AKU MAU PULANG KE RUMAH'
mata aneh di balik kacamata Naruto kembali berubah, kini polanya berbentuk bintang 6 sudut dengan bintang 3 sudut di dalamnya.
zruts~
Naruto terserap ke dalam sebuah pusaran yang tiba-tiba muncul dari matanya dengan cepat, hal itu tentu saja membuat Amano Yuuma terkejut.
"Ara~ dia meninggalkan ku"ucapnya sambil tersenyum tipis dengan rona merah tipis di pipinya, "Manusia yang menarik"
"Aku suka mata itu, aku menginginkannya~"
•••
Bruk!
"Eh!? Apa!?"
Naruto bingung karena tiba-tiba ia terjatuh di depan rumahnya, dia kemudian menoleh kesana-kemari mencari keberadaan Amano Yuuma.
"Huft~"
Sepertinya ia tidak di sini, dan entah karena apa dia tiba-tiba berada di rumahnya, syukurlah ia masih hidup.
Ah benar! Ia harus lapor polisi tentang apa yang terjadi dan juga tentang pembunuhan sahabatnya, Issei.
Tanpa mempedulikan kaki sebelahnya yang terasa sakit, Naruto pun bergegas masuk ke rumahnya dan hendak meraih telepon rumah, namun...
Bruk!
Tubuhnya lebih dulu ambruk dan menghantam lantai, Naruto pingsan di atas lantai kayu yang dingin itu.
•••
"Hmh~"
Keesokan harinya, Naruto terbangun masih di tempat yang sama, ia langsung saja bangkit dengan panik.
"A-aku masih hidup!"
Ia bersyukur karena tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya, bahkan luka di pahanya sudah menghilang.
Yang kemarin itu jelas bukan mimpi, rasa sakit itu nyata, semua yang ia alami itu kenyataan.
"Ugh~"
Naruto melepas kacamatanya dan mengusap matanya yang terasa agak sakit dan lebih buram dari biasanya, kemudian memakainya lagi.
Eh? Matanya kok masih buram sih? Naruto pun mengulang apa yang ia lakukan barusan dan tak sengaja matanya terbuka saat belum mengenakan kacamata.
"Apa...? Loh kok... Jadi jelas gini?"
Naruto kemudian memakai kacamatanya lagi dan melepasnya lagi, ia terus melakukan itu beberapa kali, sampai akhirnya ia melepas kacamatanya.
"Ini aneh"
Biasanya ia harus memakai kacamatanya dulu agar mendapat penglihatan yang jelas, tapi kini malah sebaliknya, sejujurnya Ia bersyukur sih kalau matanya sehat lagi, tapi jika tiba-tiba seperti ini, rasanya jadi aneh.
Crek! Crek! Crek!
Naruto pun mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang suaranya tiba-tiba terdengar sangat jelas.
Matanya melotot ketika waktu menunjukan jam 07:12, Naruto pun langsung berlari ke arah kamar mandi, dia tak ada waktu lagi untuk memikirkan hal seperti itu, dia harus segera berangkat ke sekolah, dan parahnya ini hari Senin.
•••
"Hah! Hah! Hah!"
Naruto berhenti berlari di depan pintu kelasnya, ia lalu mulai merilekskan dirinya dan menggeser pintu itu untuk membukanya.
•••
"Ha~ah~"
Pada akhirnya Naruto terlambat dan di kenai hukuman ringan, dan sekarang ini dia sedang berada di atap sekolah sendirian.
Tadi di kelas ia juga melihat hal yang mengejutkan, yaitu Issei yang seharusnya sudah tiada duduk di bangkunya dalam keadaan sehat tanpa luka sedikitpun.
Ia memang senang melihat temannya baik-baik saja, tapi bagaimana bisa? Ia yakin sekali melihat Issei terbunuh kala itu.
Lalu bagaimana dia bisa hidup lagi? Apa kejadian yang kemarin itu sebenarnya memang cuma mimpi? Tapi kenapa rasanya nyata sekali.
"Egh~"
Naruto meremas kepalanya yang semakin bingung memikirkannya, sebenarnya apa yang terjadi? Naruto benar-benar tidak paham.
'Hei nak'
Apa!? Siapa itu, Naruto tadi sepertinya mendengar suara, suara yang terdengar berat dan menakutkan, dan ia bisa mendengarnya dengan sangat jelas.
Tapi ia tidak bisa menemukan sumber suara itu kemanapun ia melihat, oke! Ini tidak lucu, hal aneh pasti akan terjadi lagi padanya.
'Hahaha, aku di sini bodoh!'
Di sini dimana sialan!? Kemanapun ia melihat, hasilnya tetap nihil, ia tak menemukan apapun yang sekiranya bisa menghasilkan suara seperti itu.
'aku ada di dalam diri mu, Naruto!'
Di dalam dirinya... Maksudnya? Dan kenapa pula suara aneh dan misterius ini tau namanya, jangan-jangan!
Suara ini adalah milik stalker mesum yang sudah mengintainya bertahun-tahun dan sekarang memutuskan untuk menyerangnya!
'SIALAN! AKU INI BIJU EKOR SEPULUH YANG DI TAKUTI DAN DI HORMATI BERBAGAI MAKHLUK, AKU ADALAH RAJANYA PARA MONSTER, EKSISTENSI TERTINGGI DI PUNCAK KEKUATAN, AKU ADALAH KURAMA!'
ugh~ Naruto memegangi kepalanya, suara berat dan gahar itu bergema di kepalanya, rasanya sungguh menyakitkan, eh tunggu! Suara itu bergema di kepalanya? Jadi itu maksudnya 'berada di dalam dirimu'.
Naruto pun kembali duduk dengan normal dan mulai bicara, "etto... Tadi kau bilang nama mu... Kurama?"tanya Naruto.
'Hn!'
"Makhluk apa kau? Kenapa bisa berada dalam diri ku? Dan apa tujuan mu?"Naruto memberi Kurama rentetan pertanyaan.
'Hmph!'
Hanya itu jawaban yang Naruto dapatkan, padahal tadi ia bertanya dengan serius, apa si Kurama ini ngambek gara-gara tadi.
'kau ini benar-benar suka memuat orang kesal ya, sialan!'
Naruto yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya, "memangnya kau orang?"ucapnya dengan wajah penasaran yang konyol.
'Grr! Bisakah kita serius? Aku tak mau buang-buang waktu'
"Baiklah, aku akan mendengarkan semua yang akan kau ucapkan"ucap Naruto, dia ingin tau situasi yang tengah ia hadapi sekarang, jadi memang tak boleh buang-buang waktu.
'seperti yang kau dengar tadi, nama ku adalah Kurama, aku muncul di dalam diri mu karena kau adalah reinkarnasi dari orang yang ku kenal dan tujuan ku hanya membimbing mu agar menjadi manusia yang berdiri di puncak rantai kekuatan'
Kurama tak mau berbasa-basi dan langsung mengatakan semuanya dengan jujur, dan Naruto mengangguk mengerti, ia sepertinya bisa menerimanya.
'kau tidak terkejut? Atau mengeluarkan ekspresi lebay seperti kemarin?'
"Ya, aku tentu saja sangat terkejut, tapi karena insiden kemarin, aku sekarang bisa mengendalikan diri, dan juga..."ucap Naruto, terlihat alis kirinya berkedut kesal, "apa maksud mu dengan lebay!? Kemarin aku hampir mati!"
'itu karena kau lemah dan bodoh, melawan gagak kecil itu saja lari, terlebih gagak itu adalah betina, apa kau tidak malu hah!?'
"Ta-Tapi dia punya kekuatan! Sedangkan aku tidak-"
'bukannya waktu itu kau juga membangkitkan kekuatan? Hal mana lagi yang mau kau dustakan?'
Ugh~ Naruto terpojok, ia tak bisa mengelak kata-katanya, ia juga sebenarnya tau kalau sesuatu yang aneh yang tiba-tiba muncul pada dirinya adalah sebuah kekuatan, tadinya hanya mengira sih.
Kring~
Bel-nya sudah berbunyi, dia harus segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran yang selanjutnya, "bisakah kita lanjutkan percakapan ini nanti?"tanya Naruto.
'Hn! Terserah kau saja, aku akan selalu berada di sini, jadi kau bisa berbicara pada ku kapan saja, dan juga...'
"Dan juga?"
"Berhentilah berbicara kepada Udara, kau jadi terlihat seperti orang tolol, kalau kau mau bicara padaku tinggal pikirkan saja, aku bisa mendengarnya kok'
Naruto terdiam, kenapa gak bilang dari tadi sih!?
•••
'Ne~ Kurama, apa yang harus aku lakukan mulai sekarang?'
Dalam perjalanan pulangnya, Naruto melanjutkan pembicaraannya dengan Kurama, masih ada banyak hal yang ingin ia tau.
'kau harus segera menguasai kekuatan ini, Naruto, sebelum para makhluk tengik itu menemukan mu, dalam kondisi mu sekarang, kau mudah terbunuh'
'yah... Saat ini, aku tidak mungkin bisa memberi perlawanan jika ada makhluk seperti mereka menyerang ku, aku harus menjadi kuat agar bisa bertahan hidup'
Meskipun begitu, bagaimana ia harus melakukannya, ia tidak pernah berurusan dengan hal semacam ini, dan ia bahkan tak tau cara menggunakan kekuatannya.
'tenang saja, aku akan membuat mu kuat sampai kau berada di puncak rantai kekuatan di dunia ini! Hahahaha!'
'terimakasih, Kurama!'Naruto tentu saja senang jika punya seorang pembimbing, 'oh ya ngomong-ngomong, kau bilang kalau aku ini reinkarnasi, kalau begitu, aku ini reinkarnasinya siapa?'
'kalau itu, aku tidak bisa memberi tau mu'
'eh? Memangnya kenapa?'
'suatu saat kau akan tau sendiri, Naruto! Itulah yang biasanya terjadi pada seorang reinkarnator'
'itu artinya... Ini bukan kali pertama mu mengalami hal ini ya?'
Kurama terdiam mendengar pertanyaan Naruto, kemudian yang bisa Naruto dengar adalah 'Hmph!' kemudian Kurama tak bersuara lagi.
"Begitu ya..."gumam Naruto, kemudian ia berhenti dan memandang langit sore.
'bagaimanapun caranya, aku akan selalu bertahan dan tetap hidup!'
•••
Naruto sepertinya tak sadar kalau selama perjalanan pulangnya hari ini, ia di ikuti oleh seseorang.
Seseorang yang melakukan pembunuhan pada temannya, Amano Yuuma atau yang sebenarnya adalah seorang malaikat jatuh, bernama Raynare.
Gadis malaikat jatuh itu memandang Naruto dari atas gedung yang jaraknya cukup jauh di belakang Naruto.
"Aku menemukan mu~"
Raynare tersenyum tipis dengan semburat merah di pipinya, sepertinya gadis malaikat jatuh ini benar-benar sudah terpikat dengan mata Naruto kala itu.
•••
Perang...
Tanahnya terlihat tandus, mayat bergeletakan dengan senjata yang menancap di tubuh mereka.
Orang-orang itu terlihat aneh, mereka punya sayap, ada yang seperti merpati, gagak dan juga kelelawar.
Orang-orang itu saling membunuh, kenapa mereka bisa dengan mudahnya merenggut nyawa milik orang lain?
Dan kemudian, muncul dua ekor Naga, yang satu berwarna putih dan satunya berwarna merah, kedua naga itu bertarung di tengah-tengah peperangan itu.
Lalu setelah itu datang lagi, tiga ekor naga, ukuran mereka jauh lebih besar ketimbang dua naga yang tadi dan ketiganya pun semakin memporak porandakan Medan perang itu.
Sampai ketika ada sebuah cahaya yang begitu terang turun dari langit, di ikut oleh seorang berpakaian putih.
Orang itu yang sepertinya bergender perempuan, memiliki rambut putih yang sangat panjang, sepasang tanduk putih di kepalanya, mata putih berpendar ungu redup layaknya mutiara, ia juga memiliki kulit yang begitu putih seperti salju, benar-benar sebuah keindahan Tiada Tara.
Kemudian terlihat, perempuan itu memposisikan tangan kanannya di depan tubuh, jari telunjuk dan tengahnya tegak, sedangkan sisanya menekuk, dan dia berucap.
"Terangilah dunia ini, Mugen Tsukoyomi!"
•
•
•
•
•
Bersambung~
Haha!
Jika ada pertanyaan silahkan tulis Jan ragu-ragu, makasih dah mau baca, bye~
