BoBoiBoy Galaxy milik Monsta Studios
Rate: T
Genre: Humor
Warning: AU, no super power, garing (dah lama ga nulis hiks…), OOC, slight!TauYa (maybe?), eyd, etc…
.
.
.
Enjoy~
"Aduh, gimana sih…" seorang gadis yang memakai pakaian serba pink mulai dari jilbab sampai celana rumahan menghela napas lelah.
Sudah mau setengah jam dia membujuk kucing-kucingnya, Ocho dan Bel untuk makan, tapi kedua makhluk menggemaskan berbulu keemasan itu sama sekali tidak mau mendekatkan moncong mereka.
"Yang benar saja…masa aku harus beli makanan kucing yang itu? Harganya bahkan melebihi uang jajanku per minggu-"
Ting tong!
Gadis itu segera menyudahi misuh-misuhnya kemudian beranjak, penasaran siapa yang datang bertamu karena seingatnya hari ini tidak ada orang yang berencana berkunjung.
"Assalamualaikum~" terdengar suara seseorang yang tidak begitu familiar di telinga Yaya.
"Wa'alaikumsalam. Ah…" gadis itu membuka pintu, dan terdiam melihat seorang laki-laki, yang sepertinya seusianya, yang memakai seragam sekolah serta jaket biru tua dan topi senada yang dipakai miring, berdiri di depan pintunya sembari tersenyum.
"Err…ada apa ya?" si gadis, Yaya namanya, bertanya bingung.
"Namaku Taufan. Aku datang karena aku sedang kurang kerjaan,"
Yaya makin gagal paham dengan maksud pemuda ini.
Yo terus apa urusannya kalau situ datengin rumahku karena kurang kerjaan?
"Hehehe," Taufan malah cengengesan sambil mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "Ini kau yang tempel kan? Aku nemu di dekat sini,"
Yaya terbengong melihat selebaran yang ditunjukan pemuda serba biru ini.
"Kenapa bisa ada padamu?" tanya Yaya.
Taufan tersenyum lebar, "Jadi begini. Sekitar satu jam yang lalu…"
.
.
.
flesbek
Hari ini adalah hari yang biasa untuk pemuda sekolah menengah atas urakan seperti Taufan. Iyep, biasa sekali. Dirinya dan keenam saudaranya saling berebutan kamar mandi di pagi hari, rusuh di waktu sarapan sampai akhirnya tanding lari dengan bus sekolah menuju SMA Rintis.
Tidak, itu memang sudah biasa bagi dirinya.
Jika saja pemuda yang (kali ini) tidak pulang ke rumah menggunakan skateboard (karena salah satu rodanya copot berkat adik ketiganya yang paling tidak bisa diam) menemukan adanya kertas selebaran yang menunjukkan foto dua ekor kucing lucu yang sedang bengong.
"Peliharaan hilang…?" Taufan bergumam sendiri sambil membaca deretan tulisan yang tertera di selebaran tersebut.
Tidak butuh lebih dari dua detik baginya untuk ikutan bengong melihat bukannya tulisan 'Jika kalian menemukan kucing ini, tolong hubungi nomor sekian sekian sekian', tetapi malah sesuatu yang sama sekali berbeda.
'Untuk siapapun kalian yang memberi makan anak-anak ini dengan Roayale Coconin atau sejenisnya, tolong segera dihentikan karena sekarang mereka sudah tidak mau makan lagi jika hanya dikasih ikan teri,'
Taufan sweatdrop.
Ada juga yang seperti ini?
Karena penasaran (dan kurang kerjaan), Taufan mencopot kertas tersebut kemudian membolak-balikkan kertasnya. Siapa tahu dia menemukan sesuatu yang menarik dari sana.
Kode menuju markas rahasia Master Shadow misalnya…
"Hee…ada alamatnya…" Taufan jadi bersemangat sendiri. Lumayan lah, untuk membunuh waktu luangnya karena hari ini dia tidak bisa berkencan dengan skateboard kesayangannya.
.
.
.
"Yah begitulah," Taufan mengakhiri sesi ceritanya, masih sambil tersenyum.
Yaya melongo, tidak habis pikir karena masih sempat-sempatnya orang ini membuat kilas balik.
"Ehm, jadi…kamu mau ngapain? O-oh iya, aku Yaya, ngomong-ngomong," tanya Yaya sekaligus memperkenalkan diri karena baru sadar dirinya belum memberitahu namanya sejak tadi.
Taufan tertawa lagi, "Aku lihat kau ada masalah dengan kucing-kucingmu. Jadi aku pikir aku mau datang membantu," jelasnya.
"Hah? M-maksudnya…?" Yaya gagal paham lagi.
"Ya itu. Aku akan membantumu. Bagaimanapun kucing-kucing itu harus makan, kan?" Taufan menggosok hidungnya, tampak percaya diri, "Kebetulan aku punya banyak resep murah tapi sekelas makanan kucing mewah yang bahan-bahannya mudah didapat,"
"B-benarkah?" Yaya tanpa sadar bertanya dengan penuh harap.
"Yep. Aku kadang membuatnya untuk kucing jalanan. Bahkan Hali juga suka loh," ucap Taufan bangga.
"Hali? Itu nama kucingmu?" tanya Yaya.
"Wahaha bukan, itu kakakku," Taufan tertawa lagi.
"Hah?" Yaya dibuat bengong untuk kesekian kalinya.
"Iya~ kakakku memang seleranya kayak kucing. Jadi aku jamin, kalau Hali sudah suka sama makanan yang kubuat, tidak mungkin kucing-kucingmu tidak akan menyukainya," tanpa permisi, Taufan melenggang masuk ke dalam rumah sambil bersenandung.
"Orang ini…" Yaya mengekor masuk sambil cemberut, tapi kemudian menghela napas. Gadis itu memutuskan untuk ikut saja asalkan nafsu makan Ocho dan Bel kembali.
Yaya baru saja akan mengomel tentang betapa tidak sopannya si tamu dadakan yang masuk tanpa minta izin, namun niat itu menguap begitu mendapati kedua kucingnya terlihat begitu jinak dan senang dielus-elus kepalanya oleh Taufan. Sesuatu yang cukup mengejutkan mengingat kedua anak kucing itu tidak termasuk tipe kucing ramah terhadap orang yang baru dikenal.
Gadis itu tersenyum kecil, mungkin Taufan tidak seburuk yang kelihatannya.
"O iya, aku sebenarnya tadi tidak berniat membantumu dengan gratis. Tapi karena kamu cantik, nggak apa-apa deh~ hahahaha!"
Ctik!
Baiklah, Yaya menarik kembali ucapannya.
Sepertinya Taufan itu akan lebih merepotkan daripada anak-anak kucingnya.
.
.
.
Hweeee maafkan aku karena ngaco gini eksekusinya X')
Tapi karena yhaaa cuma drabble jadinya gini deh. Mungkin akan kucoba lanjut kapan-kapan? #plak Ini promptnya Kak Azurae Vespera alias Fanlady~ semoga aja memuaskan. Kalau enggak, mohon ampuni saya #sungkem
Jadi gimana menurut kalian? Maaf ya, ini kaku banget karena udah lama nggak nulis humor. Diriku masih hiatus sih…tapi karena ini challenge drabble yah sok aja ehehehehe #heha
Silahkan paparkan komentar kalian di kotak review ya~ sampai jumpa lagi di lain waktu~
Review is really apreciated~