Atsumu cuma bisa mojok di pinggir kamar. Dari bunyi nafasnya, sepertinya dia masih kena ambek Hinata Shoyo karena mengerjainya dengan prank kembar mereka. Osamu merasa bersalah. Tentu saja kalau dia dari awal tidak ikut-ikutan, kakak kembarnya pasti masih pacaran dengan manisnya kayak di adegan doujin shounen-ai. Tetapi kalau ia tidak ikutan, tidak akan pernah ada koleksi konten pemersatu bangsa premium quality disertai adegan cium pipi langsung dari Hinata yang Osamu pikir cuma terjadi di otaknya yang suka halu-halu cabul. Sambil menghela nafas panjang, ia merogoh ponselnya dan mencari nomor seseorang.

"Mau nelpon siapa?" tanya Atsumu masih dengan nada ngambeknya yang sok imut. Kaki Osamu dengan refleks melayangkan tendangan ke kembarannya.

"Ah, moshi-moshi Kita-san. Uhm. Aku sehat. 'Tsumu masih hidup, sih. Agak buyar aja sekarang. Maaf aku menelpon selarut ini. Uhm. Oke, sebentar."

Osamu duduk di sebelah kembarannya dan menyalakan fitur loudspeak. Suara baritone Kita-senpai masih sanggup membuat Atsumu merinding disko meski sang mantan kapten sekarang sudah hidup bahagia sebagai anak kuliahan dengan apartemen sendiri dan pacar yang aduhai cantiknya. Miya Atsumu yang tampan dan berani cuma bisa tunduk kalau kena semprot sang kakak kelas. Kita Shinsuke memang berhati lembut tapi jiwanya iblis. Kombinasi paket komplit paling ampuh untuk menjinakkan si kembar Miya yang kadangkala beraksi seperti anjing kacili. TETEW!

"Atsumu lagi patah hati, ya?" suara Kita-san menyapanya di sebrang telepon.

"Heh? Kok Kita-san tahu?" Atsumu terperangah. Ia cuma bisa melotot galak ke adik kembarnya dengan pandangan yang mengatakan 'lu pasti yang ngasih tahu, ya? Cepu lu, nggak asik. Sana main sama pager tetangga'.

"Binatang sirkus tahan bacok macam dirimu tiba-tiba galau, apa lagi masalahnya kalau bukan urusan cinta?"

Osamu refleks tertawa terbahak-bahak. "Alay banget kan, Kita-san! Aku sampe malu mengakui kalau aku lahir bareng 'Tsumu."

Atsumu yang kesal membalas ucapan julid adik kembarnya. "'Samu lebih alay, mikir mau makan nasi putih apa nasi goreng aja galau. Dimakan barengan aja sekalian!"

"'Tsumu suka nggak berpikir, deh." Balas Osamu tidak mau kalah. "Kalau disuruh milih, mau liat Hinata pakai jersey voli dengan celana super pendek atau shirtless tapi pakai sarung wadimor semata kaki kayak engkong-engkong tukang jaga kostan?"

"Oi, nggak gitu ya mainnya 'Samu! Aku sih pengennya liat Shoyo-kun nggak pake baju sekalian! Tapi kan itu gagasan asusila!"

"Tapi pengen, kan?"

"Pengen, lah!" Jawab Atsumu super ngotot.

"Sama aja denganku. Mana mungkin aku makan nasi goreng dan nasi putih bersamaan. Itu kan gagasan asusila."

Di sebrang telepon sana tanpa sepengetahuan si kembar, Kita-senpai cuma bisa facepalm dengan jiwa yang kelelahan. Belum cukup apa mendengarkan kebodohan saudara fotokopi ini selama dua tahun? Dan di masa-masa perkuliahannya yang indah ternyata ia ditelpon malam-malam oleh si kembar idiot untuk mendengarkan teori keinginan melihat pacar telanjang dan makan dua menu nasi bersamaan adalah usulan tidak senonoh yang bisa disetarakan.

Kelakuannya Miya bersaudara memang selalu diluar nalar manusia.

"Iya, he'eh. Jadi masalahnya kalian itu apa?"

"Pacar aku ngambek!" Atsumu berteriak frustasi.

"Makanya kalau gemes cubit pipi aja, jangan dikenyot arwahnya. Iyalah pacarmu ngambek."

"Kita-san! Aku lagi galau malah di-bully, jahat ih!" Atsumu malah semakin manyun sementara Osamu tertawa bahagia karena dapat channel hiburan gratis.

"Maaf, maaf. Agak gatel gitu bibirku pengen ngatain kelakuanmu, Atsumu. Jadi gimana?"

"Jadi gini. Aku dan 'Samu pergi ke Miyagi. Aku mau nyamperin Shoyo-kun. Terus aku dan 'Samu bikin prank untuk gantian kencan sama Shoyo-kun. Sehari aku, sehari 'Samu. Terus sebelum kita bongkar, ternyata Shoyo-kun nggak sengaja tahu. Terus dia marah. 'Samu kena tampol. Terus aku dicuekin. Kalau kami belum baikan sebelum aku pulang ke Hyogo gimanaaaa?! Masa LDR-an ngambek-ngambekan!? Nahan rindu LDR-an pas lagi diambekin pacar itu susah tahu, kayak ngerjain ujian akhir akutansi nggak pake kalkulator! Terus aku harus gimana, Kita-saaaaaaannnn?!"

"Berisik ih, kayak bencong." Osamu dengan santai menempeleng kepala kakak kembarnya.

"Uhm..."

Jeda heningnya lama sekali, sampai-sampai Osamu berpikir sambungan teleponnya sudah mati.

"Bertingkah banget sih, lagian. Aku sampai migrain ngebayanginnya." Kita menjawab akhirnya. "Kalau aku sih nggak ada ampun."

"Kita-saaaaannnn! Aku nggak mau diputusin!" Atsumu merengek dramatis. "Aku harus gimanaaaa?!"

"Nggak mau ngurus. Salah sendiri cari gara-gara. Dadah. Aku mau tidur."

TUT.

Atsumu dan Osamu berpandangan. Si sulung Miya cuma bisa kembali goleran di kasur, meratapi ide briliannya yang malah berubah menjadi bumerang penghancur. Osamu sudah mau menyerah, Hinata pasti betulan marah. Tetapi melihat seberapa merananya Atsumu karena diambekin pacarnya, tampaknya itu sudah cukup untuk menyadarkan bahwa perbuatannya salah.

"'Tsumu."

"...nnn?"

"Berikan ponselmu. Biar aku yang bicara dengan Hinata."

"Percuma. Dia tidak akan mengangkat teleponnya."

"Pake voice note lah, dodol. Jangan udik kayak orang purba."

Tanpa banyak tanya, Atsumu mengoper ponselnya. Osamu tersenyum kecil ketika melihat foto Hinata yang tengah tersenyum manis penuh semangat menjadi wallpaper ponsel kembarannya. Osamu mencari kontak Hinata dan mengirimkannya voice note.

"Uhm. Halo. Hinata uhm, Shoyo-kun. Ini Osamu. Adiknya 'Tsumu. Aku mau minta maaf karena kami mempermainkanmu. Kami tidak bermaksud membuatmu marah. 'Tsumu memang kadang suka berlagak kurang waras."

Kirim. Lalu Osamu menekan tombol perekam pesan suara sekali lagi.

"Saat melancarkan ide prank itu, dia berpikir mungkin kau akan sangat senang punya dua orang 'Tsumu yang menyayangimu. Aku akhirnya paham kenapa 'Tsumu sampai rela menjebol celengannya untuk pergi ke Miyagi. Aku bisa melihat dan merasakannya sendiri. Ano, Shoyo-kun...manis dan baik. Perhatian. Hangat. Aku jadi jatuh cinta padamu, tapi kau sudah jadi milik kembaranku. Apa boleh buat."

Kirim. Dan untuk yang terakhir kali, Osamu menekan tombol perekam suara.

"Terima kasih sudah mau menyayangi 'Tsumu dan segala kelakuannya yang cacat itu. 'Tsumu sangat mencintaimu, aku tahu benar. Karena itu, jangan marah lagi, ya? Aku mohon. Aku nggak suka melihat dua orang kesayanganku marahan dan bersedih. Sekali lagi, aku minta maaf. Kami akan pulang besok lusa. Aku harap kau mau bertemu untuk hari terakhir kami disini."

Kirim.

Osamu meletakkan ponsel Atsumu dan menarik nafas panjang. Yah, meski Atsumu memang suka bikin semua orang migrain karena sepak terjangnya, Osamu menyayangi kembarannya tersebut. Ia tidak pernah melihat Atsumu sebahagia dan sesemangat itu saat membicarakan pacar kecilnya yang hangat dan ceria seperti mentari musim panas tersebut.

"Keren banget kata-katamu, 'Samu sialan." Atsumu menoyor kepala Osamu.

"Aduh! Pokoknya, kalau kau dan Hinata sampai baikan, itu karena usahaku."

TING!

Si kembar Miya menoleh. Tiga pesan suara panjang yang dikirim Osamu berstatus centang dua biru. Tandanya Hinata sudah mendengarkannya.

[hinata shoyo]:

Aku akan datang mengantar kalian.


inata Shoyo masih kelihatan menggemaskan meski sedang merengut ngambek. Malam ini, si kembar Miya akan pulang ke Hyogo. Hinata menyetujui akan mengantar mereka pulang di stasiun. Kereta yang akan mereka tumpangi akan datang 2 jam lagi. Osamu cuma menunduk malu, tidak berani bertatap muka dengan Hinata setelah insiden kena tampol. Atsumu yang sudah kelewat terharu malah menghampiri pacar kecilnya sambil berlari-lari dramatis.

"Shoyo-kuuuun! Aku kangeeeeeen..."

SRET!

Osamu hampir menyembur tertawa ketika melihat Hinata melengos, menghindari sepasang lengan kekar kakak kembarnya memberikan pelukan penuh cinta. Atsumu melongo, pucat seperti kertas ujian matematika dan membeku di tempat ketika Hinata malah berdiri di hadapan Osamu. Hinata Shoyo yang imut-imut bikin khilaf itu tidak pernah menolak dia peluk sepanjang sejarah mereka berpacaran! Atsumu memegangi dadanya, menahan rasa sakit tidak berdarah.

"...ini Osamu-san, kan?" katanya.

Tetot! Salah!." Jawab Osamu penuh dusta. "Aku Atsumu, Shoyo-kun."

"Bohong." Hinata membalas lagi. "'Tsumu-san yang asli kalau ketemu pasti langsung peluk."

"Ah, uhm." Osamu kali ini tidak menghindar.

"Kageyama benar." Kata Hinata lagi. "'Tsumu-san itu banyak bacot. Awalnya aku tidak sadar. Mungkin 'Tsumu-san capek habis perjalanan jauh, makanya sikapnya agak beda. Jadi, yang pergi denganku lihat hamster dan main sepeda itu Osamu-san, kan?"

Osamu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia mengangguk, mengakui kejahilannya dan saudara kembarnya.

"Lalu," Hinata menoleh. "Yang menginap dirumahku dan main dengan Natsu itu 'Tsumu-san?"

Atsumu tersenyum kecil. Ia berjalan menghampiri Hinata dan membungkuk menatap mata coklat indah itu.

"Maafkan aku, Shoyo-kun. Kami tidak bermaksud jahat padamu." Katanya.

"Tapi prank tukar posisi sebagai pacarku itu keterlaluan! Rasakan ini!" Hinata memukul kepala Atsumu dengan karate chop sampai si sulung Miya terjungkal.

Osamu tidak dapat menahan dirinya untuk terbahak. Karena kadang-kadang Atsumu memang suka berbuat jahil padanya juga, menertawakan kemalangan kembarannya memberikan perasaan menang di hatinya.

Hinata menarik keras lengan Osamu sampai ia hampir tersuruk, lalu memberinya ciuman manis di pipi.

"...heh?"

Osamu bungkam dari tertawanya seketika. Diam tanpa kata. Otaknya ngeblank. Ia bahkan menampar sebelah pipinya yang lain untuk memastikan kalau ciuman di pipinya dari Hinata bukan sekedar imajinasi halu yang melenggang di pikirannya.

"...itu...itu untuk ucapan terima kasih." Hinata bersemu malu. "Bukannya aku nggak suka 'Tsumu-san yang heboh dan banyak tingkah. Sisi dingin dan pendiam Osamu-san itu menarik sekali. Aku juga jatuh cinta padamu. Tapi—"

Hinata menarik nafas, seakan berusaha untuk membendung tangisan. "Setelah kupikir lagi, sisi dingin dan pendiam itu terasa salah. Menarik, tapi aku merasa kalau itu bukan 'Tsumu-san yang selama ini pacaran denganku. Aku kesal pada kalian, dan aku kesal pada diriku sendiri karena aku malah merasa cinta pada orang yang salah. Aku senang karena 'Tsumu-san mau jauh-jauh datang ke Miyagi. Dan aku luar biasa kesal saat tahu kalau kalian tukar peran. Aku merasa dipermainkan. Aku merasa...mungkin saja sebetulnya 'Tsumu-san cuma main-main. Padahal aku sungguh mencintaimu...ukh..."

Atsumu yang tidak tega melihat Hinata berusaha menelan isakannya, menghampiri kekasihnya dan memeluknya dengan gestur yang lebih lembut. Rambut jingganya ia usap dengan penuh sayang. Mendengar penuturannya membuat Atsumu merasa dirinya tega sekali. Ia lalu membungkuk dan menyeka airmata Hinata.

"Kochi-kochi, come to Tsum-tsum..." Atsumu berbisik. Ia kembali memeluk Hinata. "Jangan nangis, sayangku. Maaf, ya. Cup..cup...cup"

"'Tsumu-san jahat..." Hinata masih merengek.

"Iya, iya. Aku memang jahat." Atsumu menghela nafas, lalu mencium Hinata lagi. "Terima kasih sudah mau sayang sama orang jahat ya, Shoyo-kun. Cintaku..."

Hinata meremas kaus Atsumu. "Jangan pulang, 'Tsumu-san. Kalau aku kangen lagi gimana?"

Si sulung Miya menatap kembarannya dengan mata berkaca-kaca seperti peserta acara mikrofon pelunas utang. Sayangnya si adik kembar malah ngefly, kejang terkapar dengan mulut berbusa akibat ciuman bias sekaligus pacar kakaknya tersebut. Atsumu cuma bisa pasang tampang prihatin. Waktu awal jadian dan pertama kali dicium Hinata, reaksinya juga sama. Yang namanya DNA memang tidak bisa bohong, reaksi mereka saja bisa sama begitu.

"Kalau kangen lagi..." Atsumu membelai pipi Hinata. "Kan bisa kasih voice note. Chat. Telepon. Kirim konten—"

"Konten apa?"

Goblok! Atsumu merutuki dirinya sambil menjeduk-jedukkan kepala ke tembok. Baru saja baikan dengan adegan manis peluk-cium pacar sebelum LDR lagi, kenapa topik konten pemersatu bangsa bisa-bisanya keceplosan dari mulutnya sendiri, sih? Ia bisa diputusin betulan kalau sampai Hinata tahu ide laknatnya dengan Osamu soal konten pemersatu bangsa!

"...itu...ngg..."

"Oh! Aku tahu!" Hinata menjentikkan jari. "Kalau di doujin, biasanya pasangan yang saling rindu itu suka kirim-kirim foto."

"...yah, gitu..." Atsumu membalas kikuk.

"Tapi 'Tsumu-san nggak pernah kirim fotomu. Aku terus yang suruh kirim foto."

Atsumu melongo. "Masa? Habis Shoyo-kun nggak pernah minta."

"Aku malu." Hinata tertunduk. "Soalnya, buatku mana cukup cuma lihat mukamu di foto. Aku perlu orang aslinya, untuk dipeluk."

Atsumu refleks memeluknya lagi. "Jangan bikin aku semakin tidak mau pulang, Shoyo-kun."

Osamu yang sudah sadar dari reaksi berlebihannya, cuma memandangi mereka berdua dengan tatapan kosong. Ia iri sama Atsumu, mau juga dipeluk dan dimesra-mesra begitu sama Hinata. Tetapi, setelah mendengar pengakuan bahwa Hinata lebih memilih kakak kembarnya, Osamu memutuskan menyerah. Ia memotret kedua sejoli itu dalam pose terbaik. Atsumu yang menunduk menggesekkan hidungnya ke hidung Hinata, dan si pacar kecil yang merangkul pundak kekasihnya sambil tersenyum lembut tapi begitu manis.

Unyu banget. Kayak foto pre-wedding. Osamu lalu membayangkan lagu endless love-nya Luther Vandross dan Mariah Carey mengalun sebagai latar, lagu wajib di setiap kondangan. Lalu ada bunga-bunga putih menghiasi archwedding. Osamu pakai jas hitam, lalu Hinata pakai jas putih tapi pakai tudung transparan. Lalu di pinggir pelaminan ada stan kambing guling, lasagna, dimsum, nasi goreng Mongolia. Terus malamnya Atsumu dan Hinata pergi ke hotel, berendam bersama di bathtub yang berisi duit amplopan dari para tamu resepsi kondangan sambil minum champagne. Habis itu, Hinata digendong Atsumu ala bridal style ke ranjang bertabur kelopak mawar dan mereka menghabiskan malam bermacam-macam cara mencocol, menggado, mengobok, menggoyang dan bercocok tanam sampai mereka jadi keluarga cemara dengan tiga anak dan Hinata sebagai mamanya.

Lagi-lagi Osamu menggeleng. Imajinasinya liar sekali, sampai-sampai ia mulai merasa kepalanya harus diperiksa ke rumah sakit.

"Jaga dirimu baik-baik. Belajar yang rajin. Makan yang teratur. Latihanmu jangan berlebihan." Atsumu melepas jaketnya, lalu memakaikannya kepada Hinata.

"'Tsumu-san juga. Berjuanglah untuk ujian akhirmu." Hinata tersenyum, melambaikan tangannya. "Salam untuk ayah-bunda kalian di Hyogo! Kalau sudah sampai, kasih tahu aku!"

Osamu cuma balas melambai saat Atsumu tidak lagi menoleh, dan malah menyeretnya pergi. Wajah kakaknya tampak campur aduk kayak es doger—antara mau menangis tapi ia tertawa. Osamu nanti berencana minta selimut sama petugas kereta. Soalnya Atsumu sudah bertingkah sok keren dengan memakaikan pacarnya jaket dan malamnya ia pasti merengek kedinginan kena AC kereta.

"'Tsumu!"

"Apaan, sih? Bawel!" Atsumu menyergah.

"Ada yang berdiri, tapi nggak mengucapkan selamat pagi cik gu~" Osamu melirik gundukan tidak senonoh di bagian resleting jeans kakaknya.

"Diem, ah! Dikira tsum-tsum junior ini upil-ipil, apa!?" Atsumu membalas nyolot.

"Idih, baru pelukan aja udah begitu. Nggak ada akhlak, memang. Cabul. Mesum. Laknat. Kriminal."

"Emang 'Samu nggak kepikir mau ngobok-ngobok Shoyo-kun apa? Itu anak imutnya overdosis, asli! Fix aku diabet kronis, sakit mental, hyper-libido karena kegemesan dia! Aku kaget kau masih bisa bangun setelah dikasih 'serangan kejutan' kayak tadi."

"Aku nggak kepikir mau pindah rating. Aku sibuk menjaga nyawaku tidak lepas karena syok habis dicium."

Atsumu tertawa. Ia menonjok pelan pundak adiknya dan keduanya melenggang masuk kereta. Atsumu duduk di pojok, sementara Osamu masih menata tas mereka di kompartemen atas. Kedua saudara itu tidak bicara sepanjang 30 menit perjalanan mereka. Atsumu langsung jatuh tertidur. Adiknya yang perhatian dan nggak mau menghadapi omelan Atsumu yang masuk angin (lagi) cuma memanggil mbak-mbak petugas kereta dan minta dua helai selimut.

Perjalanan liburan yang sangat berkesan, batin Osamu. Nggak tahu kalau Atsumu. Mungkin dia punya kesan dan kenangan yang lebih banyak setelah melepas rindu mengunjungi pacar kesayangannya itu.


"Hi-Hinata, lagi nonton apa?"

Yachi duduk di sebelah Hinata yang selepas latihan, tidak lepas dari ponselnya. Handuk yang biasa ia pakai untuk menyeka keringat kali ini ia gigit, untuk meredam derasnya air liur yang mengucur dari mulutnya.

"Ya..ya...yachi-san!" Hinata terpekik. Yachi mendekat saat Hinata memberi kode.

"Ini soal 'Tsumu-san."

"Kenapa?" tanya Yachi penasaran. Yah, Yachi adalah orang yang paling semangat mendengarkan kisah cinta gagak dan rubah ini karena dia adalah fujoshi kronis.

"Ingat video dance Solo yang kita buat kemarin, nggak?"

Yachi mengangguk. Hinata ingin membuat hadiah kejutan untuk Atsumu dengan cara melakukan cover dance Solo dari Jenny Blackpink. Gerakannya susah, penuh liuk-liuk yang bikin pinggangnya sempat keseleo tapi Hinata bisa menyelesaikannya dengan baik. Biar agak nakal, Hinata sengaja mengenakkan seragam volinya dan Yachi merekamnya dengan sukses. Atsumu cuma membalas video yang dikirimkan Hinata dengan sticker ekspresi kaget bertubi-tubi, tanpa tahu kadang Osamu menonton video itu di kamar mandi berteman sekotak tisu. Sementara menonton video Hinata yang kawaii dan super uwwu berjoget seksi seperti itu adalah ritual Atsumu sebelum tidur dan bangun tidur setiap hari. Sebelum dan setelah latihan. Lalu ia mencium layar ponselnya sendiri setelah itu. Suna Rintarou mengancam bakal telepon rumah sakit jiwa kalau Atsumu tidak menghentikan kebiasaan seramnya tersebut.

Konten pemersatu bangsa yang mendamaikan umat manusia, begitu julukan yang diberikan si kembar Miya perihal video itu.

"Miya-san nggak suka, ya?" tanya Yachi panik.

"Bukan begitu." Hinata kembali menyeka ilernya. "'Tsumu-san dan kembarannya balas dendam. Mereka juga bikin video."

Hinata menekan tombol replay biar Yachi bisa nonton. Video itu memuat si kembar, Osamu sudah mengembalikan warna rambutnya jadi abu-abu. Atsumu pakai kemeja lengan buntung motif loreng macan yang dadanya terbuka dan diikat mengatung di perutnya, serta celana ketat hitam super pendek. Sementara kembarannya telanjang dada, pakai celana bahan panjang dengan suspender. Hinata bahkan diberitahu Atsumu bahwa si kembar sengklek ini meniru gerakan dance dari kolaborasi Yanis Marshall dan Bobby Newberry dalam lagunya yang berjudul Flight from Paris. Dan tentu saja, Atsumu yang jadi Bobby Newberry. Mereka bergoyang-goyang liar tapi gerakannya tampak terlatih. Patah-patah dan cara mereka meliuknya juga seksi sekali.

NET...DUMDUMDUM NET...

Cognac, lilac, leather, wood, Le Liboson

Fame, game, Cartier chain, flight from paris so insane

Yachi cuma bisa menganga, menjerit saja tidak sanggup. Melihat darah segar mengalir dari hidung manajernya, Hinata buru-buru menyumpal lubang hidung Yachi dengan ujung handuk yang digunakannya untuk menyeka iler. Pertolongan pertama itu penting, kan?

"Oh my God..." Yachi melirih sambil menutup mulutnya. "Oh my God Oh my God Oh my God Oh my God Oh my God..."

"Mantap jiwa nggak, tuh." Hinata mengacungkan jempolnya.

"Awawawawa gimana, ya...biasanya twincest bukan genre-ku tapi ini kelewat joss." Ungkapnya. "Hinata yakin bisa tidur setelah nonton ini?"

"Nggak bisaaaa!" Hinata terpekik panik. "Aku nggak bisa tidur! Aku cuma guling-gulingan semalaman di kasur! Ini kelewat ero, aku nggak sanggup!"

"Uhm...nee, nee, Hinata..." Yachi memasang pose keren dengan kilau bintang di ujung matanya. "Mau balas dendam dengan konten yang lebih joss, nggak?"

"Eh?" Hinata merona. "Mau. Aku juga mau bikin 'Tsumu-san doki-doki. Tapi jangan binal-binal. Aku takut dia malah ilfeel."

"Nggak, kok. Kali ini lebih simpel, malah." Yachi berbisik di telinga Hinata.


"Osamu, lakukan sesuatu dengan kembaranmu."

Rintarou mendengus kesal. Osamu cuma menatap kakak kembarnya yang salto barongsai, lompat kuda lumping dan lanjut tari saman dengan ekspresi muka 'bodoamat. Gua nggak kenal'. Soalnya ia sudah tahu penyebabnya. Beruntung, Osamu yang sudah mendapat konten pemersatu bangsa tiga dimensi (baca: cium pipi dari Hinata) sudah lebih tangguh menghadapi godaan-godaan kecil dari konten pemersatu bangsa seperti Hinata yang lagi sikat gigi, minum es kenyot atau makan pisang malah selfie. Tambahan juga pose manis saat berkeringat habis latihan dan wajah segar setelah mandi. Emang dasar Atsumu aja yang tidak berakhlak dan berperangai R18.

"Dia abis dapet voice note dari pacarnya." Jawab Osamu santai.

"Bukannya minggu lalu kalian habis dari Miyagi?" tanya Ginjima bingung.

"Iya. Tingkahnya jadi makin kayak orang kesurupan, malah." Osamu cuma bisa pasrah. Pada saat seperti ini, ia kangen Kita-senpai. Cuma Kita-senpai yang bisa merukyah Atsumu.

"Emang apa sih isi voice note-nya?"

Atsumu masih di nirwana, selebrasi berlebih akibat euforia. Osamu mengambil ponsel kembarannya (tentu saja dia tahu pattern lock-nya. Ia suka pinjam ponsel kakaknya jutaan kali untuk asupan konten pemersatu bangsa). Rintarou dan Ginjima sudah dagdigdug belalang kuncup. Mereka tahu banget soal Atsumu pacaran dengan chibi-chan Karasuno no.10. Tanpa dibilang juga gelagatnya kan ketahuan.

Play.

[Pake adek dong, baaaaaang]

Awal mendengar, Osamu cuma tercekat biasa. Suara Hinata memang bisa memancing laki-laki normal jadi belok dan laki-laki belok jadi khilaf. Tapi karena Atsumu memang sudah lama ingin macam-macam dengan pacarnya, kalimat itu tentu saja seperti undangan untuk berbuat begini begitu. Makanya dia senang sekali sampai terlihat seperti sedang kerasukan.

"Dia itu tolol apa gimana, sih?" ucap Rintarou yang anehnya tidak kaget. "Mau di'pake' juga kan pacarnya jauh banget. Kayak LDR antar galaksi."

"Itu, dah. Susah memang kalo dari SD suka bolos pelajaran Pendidikan Moral." Balas Osamu. "Apaan juga yang bisa di'pake' kalo lagi begini? Bolongan botol capri sun?"

"Mungkin waktu di imunisasi pertama, dia nggak sengaja uninstall akhlak." Balas Ginjima.

"Biarin aja, deh. Nanti juga kalau udah capek diem sendiri." Rintarou melengos. "Ayo mulai latihannya."

"Osu!"

Maka, hari itu tim bola voli putra Inarizaki harus latihan dengan setter cadangan karena setter utama mereka masih asyik halu dengan konten pemersatu bangsa paling joss dari pacar tercintanya yang ada di prefektur lain.


B.A.N.G.S.A.T:

Hei hei semuanya! Akhirnya tag team berhasil aku selesaikan yeaaahaaaaa!

Oh, iya. Buat referensi video nakalnya miya bersaudara bisa di cek di Youtobe sesuai judul yang tercantum di fic ini, ya. Emang dasar authornya aja pengen halu ngebayangin miya twins joget-joget sekseh gitu muahahahahahahahaha. Aku senang akhirnya fic ini happy ending (?) dan memang pair Atsuhina itu ratjoen sekali. Awalnya author fix ngeship kagehina, terus karena penasaran browsing pair Atsuhina dan WHOOOOOSSSSHHH semua timeline penuh dengan konten manis tapi seksinya Atsuhina yang ga main-main jossnya. Author ingin pindah haluan tapi Kagehina itu bapernya yaampun tolong, bener-bener kayak kisah cinta sejati gitu apalagi semenjak arc yang pro league dimana masa lalunya bakageyama tobio-chan akhirnya diungkap. UDAHLAH MEREKA BETIGA DI THREESOME AJA GIMANA?!

Ehm,

Anyway, terima kasih sudah membaca fic gajelas bin jayus ini sampai tamat. Sampai ketemu di fic selanjutnya, ya!

Cheers,

Fajrikyoya.