Di sebuah laboratorium berukuran besar terjadi sebuah projek besar di mana ratusan ilmuwan saat ini bekerja sama membuat sesuatu yang luar biasa untuk tubuh manusia agar bisa hidup abadi, karena saking majunya teknologi apa pun mereka bisa buat dan sekarang mereka berniat membuat sebuah obat yang membuat mereka abadi.

Projek lama yang menjadi impian ilmuwan tersebut hampir selesai yang membuat ratusan ilmuwan dengan cepat bekerja agar hasil obat mereka bisa di coba, salah satu ilmuwan yang bekerja di sana melihat sebuah cairan yang berada di tabung kecil yang merupakan sampel dari projek mereka, ilmuwan tersebut menyuntikkan sesuatu ke tabung kecil tersebut lalu pergi begitu saja.

Salah satu ilmuwan pun mengambil sampel tersebut dan membawa ke salah satu temannya. Temannya pun menambahkan cairan lain ke tabung kecil tersebut hingga membuat warnanya berubah.

Setelah itu ia pun mengambil sebuah suntikkan di dekatnya dan mengambil cairan tersebut lalu menyerahkannya ke salah satu Ilmuwan yang memakai baju pelindung.

Ilmuwan berbaju pelindung itu pun masuk ke sebuah ruangan lalu menyuntikkan cairan tersebut kepada salah satu orang yang tengah di ikat kuat dan mencoba memberontak.

Setelah cairan di suntikkan, alat-alat yang mengukur jantung, tekanan darah orang tersebut pun bekerja dan memperlihatkan dalam status normal, orang tersebut juga berhenti memberontak sambil menatap takut tubuhnya sendiri karena dia sendiri tidak tahu apa yang di masukkan oleh mereka ke tubuhnya.

Ilmuwan yang berbaju pelindung itu pun mengambil sebuah pistol di dekatnya lalu mengarahkannya ke pria yang ia suntikkan tadi dan menembakkan enam peluru di tubuh pria itu.

Pria yang memejamkan matanya karena di tembak pun membuka matanya ketika tidak merasakan rasa sakit sama sekali pada tubuhnya, mesin yang mengukur detak jantung orang tersebut juga masih berfungsi yang membuat para ilmuwan bersorak ria.

Namun beberapa menit berlalu, detak jantung orang tersebut menjadi tidak normal dan tubuh orang tersebut bergetar dengan hebatnya, tubuhnya yang awalnya berwarna cokelat menjadi pucat.

Tubuh yang awalnya normal menjadi berotot dengan beberapa bagian tubuhnya menumbuhkan mata, wajah orang tersebut juga perlahan berubah dan mengeluarkan banyak cairan dari mulutnya serta menunjukkan gigi-gigi yang tajam.

Para ilmuwan pun panik dan berusaha menenangkan orang tersebut, namun yang ada dari dada orang tersebut keluar sesuatu yang menggeliat dengan senjata tajam lalu menusuk mereka satu persatu, salah satu ilmuwan yang melihat itu menyeringai lalu meninggalkan laboratorium tersebut dan menguncinya dari luar.

Laboratorium itu pun di penuhi teriakan minta tolong serta teriakan kesakitan yang memekakkan telinga, cairan merah mulai memenuhi laboratorium tersebut dan yang paling mengerikan terdengar suara teriakan bagaikan monster.

"HRAAAAAAAA!"

Disclaimer :

Naruto Masashi Kisimoto

High School DxD Ichiei Ishibumi

Summary : Dunia Modern, dimana Dunia sudah maju dengan teknologi canggih yang membantu peradaban manusia, namun karena saking canggihnya, para ilmuwan nekat membuat sesuatu yang berbahaya, namun saat melakukan tes terjadi kesalahan besar. Sesuatu yang berbahaya itu menyebar dengan cepat membuat panik orang-orang dan mereka harus melarikan diri untuk bertahan hidup, akankah peradaban manusia musnah sepenuhnya?

This Is The End the World?

Pair :

... x ...

Genre : Alternative Universe, Adventure, Fantasy, Horror, Tragedy, Mystery, Humor, Sci-Fi, Ecchi, Harem, Future.

Rate : M

Warning : Typo, OC, OOC, AU, Multichap, Jutsu/Magic Buatan sendiri, Alur berantakan dan Lain-lain, Smart!Naru.

" Naruto " berbicara

" Naruto " batin

["Naruto."] bicara melalui walkie talkie

["Naruto."] balasan dari Walkie talkie.

.

Minggu, 26 Juli 2056

Shibuya

23.00 PM

.

Shibuya sebuah kota terkenal di Jepang yang memiliki banyak populasi penduduk, banyak orang berjalan kaki di kota tersebut walau Kota mereka sudah sangat maju dan teknologi canggih hidup bersama mereka.

Di salah satu gang yang terbuat dari dua bangunan besar, terlihat sebuah mobil Dodge Challanger SRT Demon berwarna hitam berdiam diri di gang tersebut dengan seorang pemuda berambut kuning yang tengah bersandar kursi mobil tersebut sambil mengecek kendaraannya.

Bagian samping setir mobil tersebut terdapat beberapa tombol yang tidak ada pada mobil biasanya, setelah selesai pemuda tersebut mengambil walkie talkie di dekatnya dan berbicara.

["Di sini Fox melapor kepada Deer,"] ucap pemuda tersebut. ["Di sini Deer merespons, Chicken and Pervert bagaimana dengan kalian?"] balas orang kode nama Deer lalu bertanya pada dua kode lainnya.

["Bukankah kita sudah membahas untuk tidak memanggilku, Chicken?!"] balas suara seberang sana menahan kekesalan. ["Hey! Chicken sebaiknya kau berhati-hati, karena Pervert itu adalah Uke,"] ujar pemuda yang ada di mobil lalu tertawa kecil sambil melihat gang yang ada di seberang di mana terdapat sebuah mobil Nissan Skyline berwarna hitam terdapat dua orang yang juga melihatnya.

["Aku dengar itu Fox!"]

["Ok, Deer beritahu lokasinya sekarang,"] ujar pemuda tersebut lalu menghidupkan layar yang ada di mobilnya. Memperlihatkan sebuah GPS yang langsung bergerak mencari sesuatu.

["Ok, Fox! Truknya akan melewati kalian dalam waktu 3 menit, dan Truk itu di jaga oleh Empat mobil polisi, dua mobil hitam dan dua mobil penjaga, kalian sudah melepas plat mobilmu kan?"]

["Tentu saja, kita sudah menjalani ini berkali-kali dan kita selalu aman Deer, santai saja,"] balas pemuda tersebut.

["Kau harusnya berterima kasih karena aku menutup perbuatanmu baka-fox!"]

Pemuda yang ada di mobil tersebut tersenyum lalu menghidupkan walkie talkie ya, ["Dan akan selamanya seperti itu,"] balasnya, ["Kita melakukan ini untuk mereka yang kesusahan, apa pun risikonya kita harus berhasil untuk mereka."]

Pemuda tersebut pun menghidupkan mesin mobilnya hingga terdengar suara engine mobil yang gagah, Mobil Nissan Skyline di depan pun juga menyala.

["Semoga selamat, Fox."]

["Ho? Kau peduli padaku?"]

["Aku serius Baka!"]

Fox yang mendengar itu tertawa lalu memasang topeng rubah di wajahnya.

["Kau juga Saudaraku,"] balas Fox lalu menekan walkie talkie ya kembali, ["Ok, Deer... Kau sudah siap bukan?"]

["Selalu siap Fox, bagaimana denganmu Chicken dan Pervert?"]

["Ya, kami sudah siap."]

Pemuda berambut kuning yang melihat truk yang di lindungi empat mobil polisi pun menyeringai, ["Operation Start!"]

Tak! Brumm!

Pemuda berambut kuning pun langsung memasukkan gigi mobil Dodge Challenger hitamnya lalu mengikuti sebuah truk yang di jaga delapan mobil begitu juga Mobil Nissan Skyline yang ada di seberang gang mengikuti Mobil Dodge hitam yang sudah lebih dulu.

Fox pun mengambil sebuah pistol di laci mobilnya lalu melihat ke samping di mana pemuda bertopeng badut tengah mengisi peluru pistol di tangannya lalu mereka pun menembakkan sebuah chip yang pada dua mobil polisi di belakang truk tanpa di ketahui.

["Deer!"]

["Sedang aku lakukan,"] ucap pemuda berambut hitam di kuncir sambil mengotak-atik hologram di kamarnya dan di kamarnya terdapat hologram yang lebih besar dengan memperlihatkan gambar dua mobil polisi.

"Maaf soal ini, Officer," gumamnya lalu menekan satu tombol.

Bzit!

Dua mobil polisi yang menjaga truk itu pun berhenti seketika membuat dua mobil polisi tersebut saling bertabrakan dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Formasi yang menjaga Truk yang awalnya lurus pun berubah di mana satu mobil hitam serta satu mobil penjaga yang menjaga belakang truk bergerak ke sisi kiri dan kanan truk.

Mobil penjaga bagian belakang pun terbuka dan mengeluarkan senjata M132 dengan peluru yang sedikit besar, Fox yang melihat itu menekan satu tombol membuat seluruh bagian mobilnya terbungkus baja yang keluar menyelimuti mobilnya.

["Kalian diam di belakangku!"] ujar Fox lalu menambah kecepatan mobil Dodge nya agar di depan, dan mobil Skyline di sampingnya pun bergerak ke belakang mobil Fox.

Mobil penjaga truk itu pun menembakkan pelurunya ke mobil Fox namun semua pelurunya terpental bahkan saat terkena kaca.

Tanpa basa-basi Fox pun menabrak bagian sisi kanan penjaga tersebut dengan keras hingga kehilangan keseimbangannya dan di akhiri bergulingnya mobil tersebut.

Mobil hitam yang ada di sisi lain pun membuka jendelanya dan mengeluarkan dua orang dengan senjata AK-47 versi modern dan menembak Mobil Dodge dan Skyline di samping mereka.

Mobil Skyline yang ada di belakang Dodge pun merendahkan kecepatannya lalu bergerak ke belakang mobil hitam, kode Name Chicken yang membawa mobil pun menambah kecepatan mobilnya kembali dan menabrak sisi kiri belakang mobil tersebut hingga membuatnya hilang kendali dan berguling hingga hancur.

["Penjaga belakang sudah di hilangkan semua,"] ucap Fox.

["Baiklah, sebaiknya kalian cepat karena puluhan polisi telah bergerak ke tempat kalian,"] ucap kode Name Deer ketika melihat di hologramnya puluhan mobil polisi siap mengepung mereka.

Supir Truk yang melihat dua mobil tengah mengejarnya melalui spion pun menambah kecepatannya dan berbelok tajam ke kiri, Fox yang melihat itu menambahkan kecepatan mobilnya lalu membelokkan stirnya ke kiri dan menarik rem tangannya sesaat lalu memutar balik stirnya ke arah kanan membuat mobilnya melakukan manuver Drift di ikuti Mobil Skyline di belakangnya.

Setelah di jalur yang sempurna, Fox mengembalikan keadaan mobilnya lalu menekan sebuah tombol hingga sebuah lampu kecil menyala di atas tombol.

Orang bertopeng badut pun keluar dari mobil Skyline dan menembakkan sesuatu di belakang truk, dan saat itu juga sebuah besi keluar dari kotak tersebut dan menutupinya dengan rapat.

Orang yang memakai topeng badut pun menekan sebuah tombol yang membuat ledakan di bagian belakang truk dan memperlihatkan sebuah brangkas.

["Berapa meter lagi sampai para polisi datang?"]

["Enam menit dari sekarang."]

Fox yang mendengar itu pun mengganti gigi mobilnya lalu menarik rem tangan miliknya dan membanting setir ke kiri membuat Mobil Dodge berputar 180 derajat lalu memasukkan gigi mundur berjalan mundur.

Layar yang di mobil Dodge itu pun berganti menjadi bagian belakang yang berisikan gambar target. Fox pun menekan sebuah tombol hingga di belakang Dodge keluar dua panah baja yang menembus Brangkas.

Tali yang ada di belakang Mobil Dodge pun mengencang dan saat itu juga Fox memajukan gigi mobilnya membuat ban mobilnya mengeluarkan asap karena melawan arah.

Truk yang membawa brangkas pun melakukan manuver meliuk-liuk untuk melepaskan Tali baja Fox namun tetap saja tidak bisa karena kuatnya baja itu mengencang.

Satu mobil hitam serta satu mobil penjaga yang ada di depan pun seketika berputar balik dan bergerak ke arah belakang truk melewati Mobil Dodge dan Mobil Skyline yang di belakang truk.

Fox yang melihat itu menambah gigi mobilnya dan pintu brangkas tersebut mulai penyok karena kuatnya tarikan mobil Dodge Fox, tak sampai di sana Fox menaikkan satu tombol di mobilnya lalu menekan tombol yang ada di setirnya membuat bagian belakang Fox mengeluarkan turbo yang semakin membuat pintu brangkas tersebut penyok.

Dua mobil itu pun kembali memutar balik lalu mengeluarkan senjata mereka menembaki bagian depan Mobil Dodge dan belakang Mobil Skyline.

Blam! Tank! Bllaar!

Pintu Brangkas itu pun tertarik dengan kuatnya membuat mobil Fox hampir terjungkal, namun dengan cepat Fox melepaskan tali bajanya membuat mobilnya melaju ke depan membiarkan pintu brangkas tersebut menghantam dua mobil penjaga truk hingga hancur dan meledak.

Fox pun dengan cepat memundurkan giginya lalu menarik rem tangannya dan memutar balik mobilnya kembali mengikuti Truk yang membawa brangkas terbuka.

Pintu mobil Skyline pun terbuka memperlihatkan orang bertopeng badut yang pindah kebagian depan luar mobil Nissan lalu melompat ke arah brangkas dan memasukkan uang yang banyak ke dalam tas.

["Deer berapa menit lagi hingga polisi datang?"]

Orang berkuncir nanas yang mendengar itu mengecek hologram miliknya dan melihat akan ada puluhan polisi dari sisi kiri dan kanan menghantam mereka.

["Akan ada puluhan polisi menabrak kalian dari sisi kiri dan kanan, tapi jangan khawatir,"] ucapnya lalu mengotak Atik hologramnya.

Blaam!

Dari bawah pun muncul pembatas beton yang langsung di hantam oleh para polisi yang ada di sisi kiri dan kanan membuat mobil mereka terhenti dan saling menabrak satu sama lain.

Mobil Skyline yang mendengar banyak serine menoleh melalui kaca spion dan ia juga bisa melihat temannya yang tengah di kejar oleh Puluhan polisi di belakang mereka.

["DISINI KEPOLISIAN KONOHA, SEGERA MENEPI DAN MENYERAHLAH!"]

Fox dan kode name Chicken yang mendengar itu tidak berhenti, mereka malah menumpahkan banyak paku di jalan tersebut membuat ban-ban polisi pecah dan terjadi tabrakan beruntun.

Setelah cukup banyak, pemuda bertopeng badut pun menunjukkan tasnya yang penuh uang ke arah Fox.

Ia pun membuka pintu sisi kanannya yang tidak ada orang lalu mendekatkan mobilnya ke arah Skyline yang ada di sisi kanan dan melakukan Drift.

Orang yang menggunakan topeng badut itu pun melempar tas yang dia bawa hingga masuk ke dalam mobil, Fox pun langsung mengendalikan mobilnya kembali agar berjalan lurus.

Lalu meletakkan tas penuh uang tersebut ke belakang dan mendekatkan bagian depan mobilnya untuk di jadikan pijakan oleh teman yang menggunakan topeng badut lalu masuk ke dalam mobilnya.

["Yosh! Kita mendapatkannya, saatnya berpencar!"] ujar Fox lalu melakukan tos dengan teman di sampingnya. ["Kalau begitu aku akan langsung menuju tempat awal dan menghapus jejak kita, sampai jumpa Fox."] ujar Kode Name Chicken lalu mengambil jalur lain, mobil Skyline yang awalnya hitam pun berubah warna menjadi biru dan mengeluarkan sebuah plat nomor dan berjalan ke arah tempat awal mereka untuk menghapus jejak.

Mobil Dodge yang membawa uang pun juga mengambil jalur lain meninggalkan truk dengan brangkas terbuka yang masih terdapat uang, warna mobil yang awalnya hitam berubah menjadi abu-abu untuk menghilangkan keberadaan mereka.

["Ok, Deer... Akhiri semuanya,"] ucap Fox membuat Kode Name Deer menghembuskan nafasnya. ["Baiklah, dengan begini Operation Success, sampai bertemu besok dan sampai jumpa Koruptor,"] ujar Deer.

Seketika seperempat kota mati lampu secara mendadak membuat Fox yang ada di Mobil Charge melepas topengnya begitu juga teman di sampingnya, ["Saatnya perayaan."]

Booom!

Tak lama setelah itu, di tengah kota yang gelap pun terjadi ledakan dari sebuah truk yang membawa brangkas uang yang menyinari kota gelap tersebut.

Pemuda berambut kuning yang mendengar ledakan truk yang membawa brangkas uang yang mereka curi tersenyum lalu menambahkan kecepatan mobilnya.

"Huft... Akhirnya semuanya selesai," gumam pemuda berambut cokelat yang ada di samping pemuda berambut kuning lalu mengeluarkan kantung tas lain di balik pakaiannya yang juga terdapat uang dan melemparnya ke belakang mobil.

"Ya, dengan begini mereka yang membutuhkan uang akan bisa hidup normal kembali," ucap pemuda berambut kuning tersebut. "Sebaiknya kita cepat karena besok kita harus sekolah, Naruto," ujar pemuda berambut cokelat pada pemuda di sampingnya yang bernama Naruto.

"Ya-Ya, kalau begitu pegangan lah, rasakan kecepatan Dodge Challenger dengan tengah 8000 kuda," ujar Naruto lalu menambah kecepatannya melewati kota yang sudah di terang kembali.

.

.

.

Other Place

.

Sementara itu di sebuah tempat orang kaya, terdapat seorang pria tua tengah memukul dinding dengan keras ketika mendapat panggilan bahwa mobil yang membawa uangnya telah hancur beserta uangnya.

Sudah Dua puluh kali dia mendapatkan uangnya telah di curi oleh seseorang yang tidak dia kenal, walau banyak penjaga dan banyak kamera di jalan, tidak ada bukti apa pun, bahkan kepolisian tidak bisa mendapatkan orang yang mengambil uangnya.

"KUSO! DASAR TIDAK BERGUNA!"

.

.

Senin, 27 Juli 2096

House

06.00 AM

.

Di sebuah kamar yang cukup luas dengan kasur king size, satu lemari besar di sertai cermin, satu lemari buku dan beberapa senjata tajam terpajang di dinding kamar tersebut.

Selain itu juga terdapat sebuah papan dengan gambar peta Tokyo yang di isi banyak coretan serta tanda silang, bahkan di tanda silang tersebut terdapat foto wajah orang-orang berisi label Success.

Setelah itu terdengar suara alarm yang terdengar keras membuat orang yang tidur di kamar tersebut melenguh pelan dan membuka matanya memperlihatkan matanya yang berwarna biru indah.

Pemuda itu pun bangun sambil mematikan alarm tersebut sambil memegang kepalanya yang terasa sakit, setelah hilangnya sakit di kepalanya ia pun bangkit memperlihatkan tubuhnya yang berotot dan pas untuk anak berumur 17 tahun, serta menggunakan celana hitam panjang.

Pemuda itu pun berjalan ke arah kamar mandi yang ada di ruangan tersebut untuk membersihkan tubuhnya. Tak lama setelah itu, pemuda tersebut pun keluar dalam keadaan tubuh basah dan tetap menggunakan celana hitam panjangnya.

Ia pun berjalan menuju lemari pakaiannya dan mengambil sebuah kemeja putih, dasi hitam serta rompi hitam sekolah lalu menggunakannya sambil bercermin, setelah rapi pemuda tersebut pun tersenyum melihat penampilannya yang sudah rapi dan berjalan ke arah tas sekolahnya dan keluar dari kamar tersebut.

"Huuaaamm masih ngantuk," gumam pemuda tersebut setelah menguap lalu menuruni tangga karena kamarnya di lantai dua, setelah sampai di ruang tamu ia bisa melihat seorang pria tengah melihat TV yang ada di depannya dengan serius, serta wanita berambut merah yang menyiapkan sarapan di dapur.

"Ohayo, Tou-chan," sapa pemuda tersebut melewati pria yang dia panggil ayah. "Oh, Ohayo, Naruto," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari TV.

"Ohayo, Kaa-chan," sapa pemuda bernama Naruto sambil mendekati wanita yang memasak di dapur dan mengecup pelan pipi ibunya. "Ohayo, Naruto, sarapan lah dulu sebelum ke sekolah," ucap wanita tersebut dan di balas senyuman oleh Naruto.

"Ha'i-Ha'i," jawab Naruto lalu berjalan ke arah meja makan dan memakan sarapan yang sudah di sediakan oleh ibunya dan memakannya dengan tenang.

Naruto juga sesekali melirik ke arah TV yang memperlihatkan sebuah berita truk yang membawa brangkas meledak di kota Tokyo tepat tengah malam kemarin.

"Aku tidak menyangka ada orang nekat yang melakukan pencurian pada orang-orang yang Koruptor," gumam ayah Naruto sambil melipat tangannya di dada, "ini sudah dua puluh kasus yang terjadi seperti ini dan pencurinya tidak tertangkap sama sekali, hebat sekali."

"Bukankah itu bagus Minato? Harta kita yang di makan untuk kepentingan mereka sendiri sudah di musnahkan oleh seseorang, atau mungkin mereka berhasil mencurinya dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan," balas Wanita berambut merah tanpa menghentikan kegiatan masaknya.

"Ya kau benar juga sih, Kushina-chan," balas pria bernama Minato tersebut, "Naruto, kemarin kau tengah malam baru sampai di rumah, kau habis dari mana?".

"Aku habis dari rumah Shikamaru, di sana juga ada Issei dan Sasuke jadi karena keasyikan, aku pulangnya kemalaman," jawab Naruto, "Sebenarnya akulah yang melakukan itu, Tou-chan... Aku memberikan uang-uang itu ke tempat yang layak membutuhkan," lanjut Naruto dalam batin.

"Ah benar juga, Tou-chan, Kaa-chan, kalian akan berangkat hari ini ke Amerika bukan ?" tanya Naruto sambil melihat ke arah ayah dan ibunya.

"Ha'i, itu benar Naruto... Kau tidak apa kan jika di tinggal sendirian di rumah sebesar ini?" tanya Minato sambil melihat anak nya yang tengah sarapan, Naruto yang mendengar itu mendengus pelan. "Kita sudah membicarakan ini seminggu yang lalu Tou-chan, dan aku sudah bilang tidak apa, lagi pula aku sudah dewasa," jawab Naruto lalu berdiri dan bersiap berangkat.

"Aku sudah selesai sarapan, kalau begitu aku berangkat, Tou-chan, Kaa-chan," ucap Naruto, Kushina yang mendengar itu pun mendekati anaknya dan mencium pipi anaknya. "Ha'i, jaga dirimu Naruto," ucap Kushina sambil tersenyum.

"Jaga dirimu nak," ucap Minato sambil memeluk anaknya dengan erat. "Kalian juga, Tou-chan, Kaa-chan," balas Naruto sambil tersenyum lalu melepaskan pelukan mereka.

"Jika kau kesepian kau bisa mengajak dua teman masa kecilmu ke sini," goda Minato membuat wajah Naruto memerah. "Kyaaa! Itu boleh juga Naruto-kun, aku tidak sabar menimang cucu!" timpal Kushina.

"Apa yang kalian bicarakan?! Aku tidak akan melakukannya?!" balas Naruto, "Ittekimasu, Kaa-chan, Tou-chan," lanjut Naruto meninggalkan Kushina dan Minato di ruang tamu.

"Itterashai," balas mereka sambil tersenyum melihat kepergian Naruto.

.

.

Konoha Gakuen

08.00 AM

.

Konoha Gakuen, sebuah sekolah besar dan terkenal yang terdapat di kota Konoha, sekolah besar ini tidak hanya menampung orang-orang kaya saja tetapi orang-orang yang kurang mampu juga.

Berterima kasihlah pada orang bernama 'Ghost Thief', nama tersebut sudah sangat terkenal karena tidak pernah ada yang bisa menangkapnya apa lagi dia mencuri bukan untuk dirinya tapi masyarakat yang kurang mampu karena rakusnya para penjabat terhadap uang.

Naruto yang berjalan santai menuju sekolah hanya diam ketika beberapa teman-temannya membicarakan tentang kejadian tadi malam. Ia tidak mau terlibat ke topik tersebut karena ia dan teman-temannya lah yang melakukan hal tersebut, dia juga tak ingin perbuatan mereka terbongkar selama ini.

Seketika Naruto tersentak ketika sebuah tangan menutup matanya, dan ia bisa merasakan benda kenyal di punggungnya, "Ayo tebak siapa aku?" Naruto yang mendengar itu tersenyum kecil lalu memegang tangan yang menutup matanya

"Ohayo, Kuroka-chan," jawab Naruto sambil menurunkan tangan yang menutup matanya lalu membalikkan badannya melihat perempuan berambut hitam di gerai dengan baju Konoha Gakuen menatapnya dengan tatapan cemberut sambil mengembungkan pipinya.

"Bagaimana bisa kau tahu kalau itu aku?"

"Sudah menjadi kebiasaanmu, tentu saja aku tahu," jawab Naruto sambil tersenyum, "dan lagi kau belum membalas salamku, Kuroka-chan."

"Ohayo, Naru-kun," ucap Kuroka sambil ikut tersenyum lalu jalan bersama menuju sekolah, "ne Naru-kun, apa kau sudah dengar berita pagi ini?"

"Ya, aku sudah dengar, memangnya kenapa?" tanya Naruto sambil melirik Kuroka yang di sampingnya tengah melihat artikel berita tentang kejadian tadi malam.

"Ternyata Ghost Thief itu sangat hebat ya, dia selalu lolos dalam dua puluh kasus yang dia buat," kagum Kuroka lalu mengganti artikel tentang Ghost Thief dan artikel tersebut sangat sedikit isinya, hanya beberapa foto tentang mobil pencuri yang tertangkap kamera.

Naruto yang melihat itu menghembuskan nafasnya, untungnya dia memodifikasi mobil Dodge miliknya dengan kaca yang sedikit gelap yang membuat wajahnya tidak di dapat karena kecanggihan teknologi, hanya dengan mendapatkan sedikit foto wajahnya polisi sudah pasti menemukannya, dan ia berterima kasih kepada temannya berkode Chicken yang selalu menghapus jejak pencurian mereka karena temannya kerja magang di kantor polisi.

"Ohayo!"

Grep!

Naruto yang melamun kembali terkejut ketika secara tiba-tiba dia merasakan tabrakan pelan pada punggungnya yang membuatnya hampir jatuh dan pelukan erat pada tubuhnya.

"Ohayo, Naruto-kun," sapa orang yang memeluk Naruto dari belakang sambil tersenyum ke arah Naruto yang menoleh ke arahnya. "A-Akeno-chan, bisa kah kau hentikan kebiasaanmu itu?" tanya Naruto sambil melepaskan pelukan Akeno dengan lembut lalu menghadapkan tubuhnya ke arah Akeno.

"Fufufu, aku tidak bisa Naruto-kun, itu sudah kebiasaanku," jawab Akeno lalu menempelkan jarinya ke bibir Naruto, "dan kau belum membalas sapaanku loh."

"A-Ah, Ohayo, Akeno-chan," balas Naruto tergagap dengan rona di pipinya.

Grep!

"Bisakah jauhkan jarimu darinya, Teke-Onna?" ujar Kuroka sambil memegang bahu Akeno dengan aura hitam di belakangnya. "Ara? Ternyata ada Baka-Onna di sini?" balas Akeno sambil melepaskan tangan Kuroka dari bahunya dan berhadapan dengan Kuroka dan ikut mengeluarkan aura hitam di belakangnya.

"Siapa yang panggil Baka-Onna, Teke-Onna?"

"Begitu juga kau, Siapa yang kau panggil, Teke-Onna, Baka-Onna?"

Kedua perempuan tersebut pun sama-sama mengeluarkan aura hitam menandakan mereka sama sekali tidak akrab, namun aura permusuhan tersebut hilang ketika Naruto menarik kedua pipi mereka hingga membuat mereka mengaduh kesakitan.

"Itte-tte-tte!"

"Kalian berdua hentikan, banyak orang yang melihat tahu," ucap Naruto menatap tajam mereka berdua lalu melepaskan tarikannya pada pipi mereka. "Sakit Naruto-kun!" ujar Akeno dengan wajah cemberut sambil mengelus pipinya.

"Benar sekali, Naru-kun jahat!" timpal Kuroka sambil menatap cemberut Naruto. "Hah... Kalian ini ya, kita ini sudah berteman sejak kecil padahal kalian dulu akrab sekali, seharusnya kalian hentikan tingkah kekanak-kanakan kalian," balas Naruto sambil mengelus kepala Akeno dan Kuroka dengan lembut.

Akeno dan Kuroka yang mendengar itu saling melirik tajam lalu sama-sama memalingkan wajah mereka membuat Naruto menghela nafasnya, ia, Kuroka dan Akeno sudah berteman sejak kecil, mereka biasanya sangat akrab dan jahil kepadanya namun saat sekolah menengah mereka sering sekali berdebat hanya karena masalah sepele karena dirinya.

Jadi untuk menenangkan mereka, ia biasanya melakukan hal tadi ya itu menarik pipi mereka, dan mereka pun akan bertingkah seperti sekarang, jadi dia sudah merasa biasa untuk melihat wajah cemberut mereka.

"Baiklah, sebagai permintaan maaf ayo kita lanjutkan perjalanan menuju sekolah bersama, kita hampir terlambat," ajak Naruto sambil mengulurkan tangannya kepada mereka.

Pandangan mereka pun langsung membinar dan memeluk lengan Naruto hingga lengannya masuk belahan dada mereka, "O-Oi, jangan terlalu kencang," pinta Naruto namun mereka tidak mendengarkan dan ia justru terlihat di paksa untuk ikut mereka.

"Ayo Naruto-kun, nanti kita terlambat loh."

"Benar sekali, jadi ayo kita cepat ke sekolah Naru-kun."

"T-Tapi tidak perlu seperti ini kan?!"

.

.

Class 2-A

08.50 AM

.

Setelah sampai di kelas, Akeno dan Kuroka pun melepaskan tangan Naruto dan berjalan ke arah bangku mereka, sementara Naruto berjalan ke arah kursi pojok belakang dekat jendela yang sudah terdapat pemuda berambut hitam yang tengah tidur di mejanya, pemuda berambut Raven yang tengah menyandarkan tubuhnya di kursi dengan buku di wajahnya, dan pemuda berambu cokelat yang tengah memeluk tasnya sambil menutup wajahnya.

"Ohayo," ucap Naruto lalu meninju kepala pemuda berambut cokelat yang memeluk tas di samping pemuda berkuncir membuatnya mengaduh kesakitan.

"Itte! Hoi! Apa maksudmu Naruto?!" tanya pemuda tersebut sambil menyentuh kepalanya lalu menatap kesal pemuda di belakangnya yang memasang wajah santai.

"Aku tidak suka melihat kalian tidur sementara aku tidak karena sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai," jawab Naruto lalu berjalan ke tempat duduknya tak lupa memberikan pukulan pelan pada pemuda berkuncir dan memukul bahu pemuda Raven yang wajahnya tertutup buku.

"Kau curang Naruto! Kenapa hanya aku saja yang keras?!"

"Karena mereka sudah bangun dari awal, benar bukan Shikamaru, Sasuke," jawab Naruto sambil melirik Pemuda berkuncir serta pemuda Raven di sampingnya dan tak lama setelah itu mereka pun bergerak dan melihat ke arah Naruto dengan tatapan kesal.

"Urusai na, Dobe... Kau mengganggu tidur kami saja," ujar Sasuke sambil menutup bukunya yang dia gunakan untuk menutup wajahnya.

"Huuaamm... Bisakah kau tidak mengganggu kami, Naruto?" tanya Shikamaru sambil menguap. "Tidak, kalian selalu saja dapat enaknya untuk menambah waktu istirahat kalian sementara aku tidak," balas Naruto sambil melipat tangannya di dada.

Beralih ke arah Akeno dan Kuroka, saat ini mereka tengah berkumpul bersama satu perempuan berambut merah serta perempuan berambut indigo. Perempuan berambut merah yang berbincang dengan mereka menghembuskan nafasnya dan memasang wajah kesal membuat Akeno, Kuroka dan perempuan berambut indigo kebingungan.

"Ada apa, Rias-chan?" tanya Akeno penasaran menatap khawatir perempuan berambut merah bernama Rias. "Huhh... Aku kesal karena Issei-kun memutuskan panggilanku kemarin, padahal lagi asyiknya tapi dia seperti buru-buru sekali," jawab Rias sambil melipat tangannya di dada.

"Aku rasa itu karena Issei-kun memiliki sebuah urusan dengan Naruto-kun, Sasuke-kun, dan Shikamaru-kun," jawab Perempuan berambut indigo sambil melirik ke arah Naruto yang saat ini ingin di hajar oleh Sasuke, Issei dan Shikamaru karena kesal, sementara Naruto berusaha menenangkan mereka dengan senyuman canggungnya.

"Hahh... Jadi urusan teman lebih penting dari pada pacarnya sendiri, apa kau tidak keberatan jika pacarmu Kiba Inuzuka seperti itu, Hinata-san?" gumam Rias lalu bertanya kepada perempuan berambut indigo di sampingnya.

"A-Aku tidak masalah... Malah sudah terbiasa... Pasalnya Kiba-kun lebih mementingkan Akamaru dari pada aku," jawab Hinata dengan pipi merona ketika membahas pacarnya. "Hmmmnnn bagaimana dengan kalian?" tanya Rias melihat Kuroka dan Akeno.

"Maksudmu?" tanya mereka kompak. "Bagaimana perasaan kalian jika Naruto-kun mengacuhkan panggilan kalian?" tanya kembali Rias membuat Akeno dan Kuroka terdiam lalu menarik kedua pipi Rias bersamaan.

"Ittettette! Apa yang kalian lakukan?!"

"Menjawab pertanyaanmu," jawab mereka kompak.

Beralih kembali ke arah Naruto, saat ini dia berusaha menenangkan teman-temannya yang kesal hingga pandangannya teralih ke arah luar jendela dan melihat dua orang dengan jubah putih tengah berusaha masuk sekolah namun tertahan karena sebuah gerbang.

"He-Hei! Hentikan! Kalian coba lihat itu!" ujar Naruto melepas paksa tangan teman-temannya yang memegang kerahnya lalu berdiri sambil melihat keluar jendela dengan serius.

"Memangnya ada apa?" tanya Issei ikut melihat keluar bersama Sasuke dan Shikamaru dan melihat seorang petugas membuka gerbang tersebut dan seketika satu orang berjubah putih tersebut menggigit petugas tersebut hingga mengeluarkan banyak darah, dan satunya lagi berjalan masuk ke dalam sekolah.

Naruto, Sasuke, Issei dan Shikamaru yang melihat itu melebarkan mata mereka, beberapa guru yang melihat itu mencoba mendekati, namun dari punggung pria berjubah putih tersebut, keluar sesuatu yang panjang dan menusuk kedua guru tersebut hingga tembus.

Pria berjubah putih yang sedang menggigit leher petugas di bawahnya melepaskan gigitannya lalu menggigit bibir pria tersebut dan memuntahkan cairan hijau ke mulut petugas di bawahnya

Naruto yang melihat itu langsung membuka lemari peralatan kebersihan di belakangnya lalu mengambil alat pengepelan serta sapu lalu memberikannya pada Shikamaru.

"BANTU AKU SHIKAMARU!" teriak Naruto membuat semua murid menoleh ke arahnya lalu langsung berlari keluar kelas. "Matte! Dobe!" teriak Sasuke mencoba menahan Naruto namun dia telah keluar lebih dulu.

"Shikamaru! Ikuti dia! Jika dia sendirian dia pasti bertindak gegabah!" ujar Sasuke dan langsung di turuti oleh Shikamaru. "Shit! Makhluk macam apa itu," umpat Issei dengan wajah horor melihat pria berjubah putih yang tengah memberi cairan hijau di mulut sang petugas.

"E-Eh? Ada apa dengan mereka?" tanya Kuroka bangun dari tempat duduknya di ikuti Akeno, Rias dan Hinata lalu berjalan ke arah Issei dan Sasuke.

"Kalian! Kita harus pergi dari sini!" ucap Sasuke sambil memegang tangan Akeno dan Kuroka membuat mereka kebingungan. "Ada apa sih! Lepaskan aku!" ujar Kuroka mencoba melepaskan tangan Sasuke.

Rias yang melihat Issei terus menatap keluar dengan wajah horor pun ikut melihat apa yang di lihat sang pacar dan betapa terkejutnya dia ketika melihat apa yang di lihat oleh sang pacar.

Hinata yang melihat itu juga menutup mulutnya tidak percaya, "Ma-Makhluk macam apa itu," batin Hinata dengan tubuh bergetar, "mu-mungkin kah... Naruto-kun dan Shikamaru..."

Di sisi Naruto, ia berlari secepat mungkin di lorong sekolah sambil memukul bagian bawah alat pengepelan yang terdapat kain hingga patah dan membuatnya menjadi tongkat panjang dari besi, begitu juga Shikamaru yang mematahkan bagian bawah sapunya.

"Tunggu, aku Naruto!" ujar Shikamaru berusaha mengejar Naruto yang lebih di depan darinya.

Setelah sampai, Naruto dan Shikamaru mengatur nafas mereka yang terengah-engah dan melihat guru berjubah putih tersebut melihat mereka dengan wajah mengerikan di mana kedua matanya yang lebar berwarna kuning dan mengeluarkan geraman mengerikan dari bibirnya yang terdapat sisa cairan hijau.

Naruto dan Shikamaru yang melihat itu gemetar ketakutan ketika melihat wujud mengerikan orang tersebut bahkan Shikamaru sedikit melangkah mundur dari tempatnya.

"M-Makhluk macam apa dia itu?! Dia bukan manusia lagi!" gumam Shikamaru dengan wajah panik, "Naruto! Kita harus lari!"

Naruto yang mendengar itu meneguk ludahnya, namun Naruto malah menyiapkan posisi bertarung sambil mengarahkan tongkat besi pengepelan yang ia bawa.

"O-Oi! Naruto! Jangan bercanda jika kau maju sembarangan..."

Shikamaru yang mau menahan Naruto terlambat karena Naruto telah berlari ke depan, Pria berwajah mengerikan itu pun mengendalikan dua benda yang keluar dari punggungnya untuk menyerang Naruto.

Brak!

"Menghindar Naruto!" teriak Issei membuka jendela di depannya. Akeno dan Kuroka yang mendengar itu tersentak lalu menendang lutut Sasuke bersamaan membuatnya melepaskan genggamannya pada tangan mereka.

Akeno dan Kuroka yang melihat keluar jendela melebarkan mata mereka ketika melihat Naruto tengah melawan manusia yang sangat mengerikan.

Mendengar teriakan Issei, Naruto langsung melompat ke depan lalu berguling ke depan membuat serangan manusia mengerikan tersebut meleset dan mengayunkan tongkat besinya dari bawah ke atas hingga mengenai dagu manusia mengerikan tersebut.

"SEKARANG SHIKAMARU!" teriak Naruto, Shikamaru yang ternyata menyusul Naruto langsung melempar tongkat kayu sapu miliknya ke arah manusia mengerikan yang di serang Naruto.

Jrash!

Tongkat kayu itu pun mengenai berhasil mengenai dada Manusia tersebut hingga membuatnya berbaring di tanah, melihatnya masih bergerak, Naruto langsung menginjak dua tangan orang tersebut menekan lalu menekan lebih dalam kayu yang menancap di dada orang mengerikan tersebut lalu menancapkan tongkat besinya ke matanya yang mengerikan hingga hancur.

Namun orang tersebut masih bergerak dan mengeluarkan suara geraman. "DASAR BERISIK!" teriak Naruto menarik tongkat besinya lalu menusuk leher orang tersebut dan memutarnya dengan kuat hingga lehernya terputus dan orang tersebut pun berhenti bergerak.

"Jadi kelemahannya di leher," batin Naruto lalu mencabut tongkat besinya, mata Naruto menyipit ketika mulut orang yang dia bunuh bergetar dan mengeluarkan semacam serangga cukup besar.

Sebelum makhluk tersebut keluar sepenuhnya, ia langsung menancapkan kembali tongkat di tangannya membuat serangga tersebut mati.

.

Issei, Rias, Kuroka, Akeno dan Hinata yang melihat itu menghembuskan nafas lega, "I-Issei, apa yang terjadi?" tanya Sasuke sambil mengelus kakinya yang di tendang Akeno dan Kuroka.

"Naruto baik-baik saja... Dia nekat sekali maju seorang diri tadi, untungnya Shikamaru langsung membantunya," jawab Issei membuat Sasuke mendecih pelan.

"Jika sampai sini akan aku hajar di..."

"Aaarrgh!"

Sasuke dan seluruh murid yang ada di kelas tersebut mendengar sebuah teriakan menegang dan sama-sama menoleh ke arah pintu.

.

"Naruto! Kau tidak apa?!" tanya Shikamaru sambil mendekati Naruto. Naruto pun mencabut tongkat kayu di dada orang tersebut lalu memberikannya kepada Shikamaru.

"Bunuh mereka dengan menusuk leher mereka Shikamaru, pastikan kau mengenai tulang kerongkongan mereka dan mematahkannya," ujar Naruto membuat Shikamaru terkejut, "jika ada semacam serangga keluar dari mulut mereka... Bunuh serangga itu juga."

"H-Huh?! Kau gila Naruto?!"

"Jika tidak kita semua akan menjadi mereka Shikamaru?!" balas Naruto lalu melirik Shikamaru dengan serius, "mereka yang sudah tergigit dan terkena cairan hijau itu tidak akan bisa di selamatkan lagi... Tolong mengertilah."

Shikamaru yang mendengar itu menggenggam erat kayu di tangannya sambil memejamkan matanya, dan dengan berat hati Shikamaru melakukan apa yang di perintahkan Naruto.

Jrash!

Naruto pun menatap lekat petugas yang ada di bawahnya yang sudah berkulit pucat serta tubuh yang bergetar dengan tatapan memohon, Naruto yang melihat itu memejamkan matanya dan menyiapkan tongkat besi di tangannya, "Istirahatlah yang tenang, Ojii-san."

Jrash!

Naruto pun menusuk leher petugas tersebut dan membuatnya mati dengan tenang. Naruto yang melihat itu menarik tongkat besinya kembali sambil melihat mulut petugas di bawahnya yang tidak mengeluarkan serangga.

Mata birunya beralih melihat Shikamaru yang sudah selesai melakukan tugasnya membunuh dua guru yang tertusuk Orang mengerikan tadi.

"Naruto... Mereka...," gantung Shikamaru lalu menatap serius temannya, Naruto pun mengangguk sebagai jawaban. "Ya... Mereka adalah..."

"KYAAA!"

Naruto yang mendengar suara teriakan dari sekolah tersentak dan ia baru sadar bahwa ada yang masuk ke dalam sekolah mereka tadi.

"Shikamaru! Ada satu yang sudah masuk ke dalam sekolah! Kita harus memperingatkan yang lainnya!" teriak Naruto langsung berlari ke dalam di ikuti Shikamaru yang juga terkejut ketika baru ingat dengan hal itu.

.

"S-Sensei...," gumam Hinata dengan wajah ketakutan, Issei yang melihat itu langsung berdiri di depan Akeno, Kuroka, Rias dan Hinata sambil merentangkan tangannya agar mereka tidak melihatnya, Sasuke yang melihat itu bergetar sambil mengambil satu sapu di lemari penyimpanan alat kebersihan di sampingnya.

Naruto dan Shikamaru pun semakin mempercepat larinya ketika melihat tangga lantai dua sudah terdapat banyak darah, dan saat mereka sampai mereka melihat seorang guru dengan keadaan terluka di bagian leher dan bahunya, mulut guru tersebut mengeluarkan cairan hijau yang membuat Naruto tersentak.

Naruto pun langsung berlari ke arah guru tersebut dengan mengarahkan tongkat besinya ke depan. Sang guru yang mendengar derap kaki menoleh dan saat menoleh kepala guru tersebut pun tertembus tongkat besi Naruto yang langsung membuat guru tersebut berbaring di tanah, setelah itu Naruto menarik tongkatnya kembali lalu menusuk leher guru di bawahnya hingga patah dan membuat guru tersebut mati.

Semua teman-teman Naruto yang melihat tindakan Naruto merinding karena Naruto secara tak segan-segan membunuh guru tersebut, apa lagi tadi mereka juga melihat Naruto membunuh orang yang menjadi monster tanpa takut sama sekali.

"Hah... Hah... Hah..." Naruto mengatur pernafasannya yang memburu, Shikamaru yang ada di belakang Naruto langsung masuk ke dalam kelas dan melihat teman-temannya yang belum tergigit.

"Kalian tidak ada yang terluka?!"

Naruto pun ikut masuk ke dalam kelas dan langsung mendapat pelukan erat dari Akeno dan Kuroka yang benar-benar khawatir dengan dirinya.

"A-Apa yang terjadi?"

"Na-Namikaze-san membunuh guru itu."

"Oi! Dobe! Kau tidak apa?!" tanya Sasuke sambil mendekati Naruto bersama Issei, Rias, dan Hinata. "Ya aku tidak apa, Issei! Ambil lah satu sapu lagi di lemari tersebut lalu kita pergi dari sini!"

.

.

.

.

.

TBC

Note : Yo! Saya merekame Cerita ini di beberapa bagian walau bagian Kuroka dan Akenonya masih sama seperti Has Ended.

Ok di sini bisa kalian lihat, semakin canggihnya teknologi maka biasanya Ilmuwan pasti akan semakin menggila menciptakan sesuatu yang tak wajar dan karena kurangnya pengawasan, terjadi kesalahan fatal yang merusak populasi manusia.

Nah saya juga menambahkan adegan di mana Naruto, Shikamaru, Sasuke dan Issei melakukan perampokan uang pada penjabat yang Koruptor dan memberikan uangnya pada mereka yang membutuhkan, layaknya Robin Hood.

Naruto saya buat memiliki keahlian dalam mobil serta senjata semua jarak dari dekat hingga jauh, karena dia memiliki keahlian mobil dan sering berurusan dengan kriminal maka dia sudah terbiasa menggunakan senjata.

Lalu Shikamaru, dia adalah otak pertama untuk mereka bertahan hidup, saya berencana menambahkan otak ke dua untuk mereka hidup tapi saya masih mencari yang tepat.

Lalu Sasuke dia akan menjadi Executor bersama Issei dan Naruto nanti. Lalu untuk Rias, Hinata, Akeno dan Kuroka akan menjadi Support mereka nanti.

Untuk karakter lainnya juga akan terlihat di Chapter depan, lalu untuk Zombie-Zombie ini aku buat bervariasi dan kekuatan yang berbeda-beda. Lalu untuk cara mengalahkannya adalah dengan mematahkan tulang kerongkongan di bagian leher.

Membayangkan sebuah benda menusuk leher dan saat di putar hingga tukang tersebut patah cukup merinding, saya yang buat saja merinding.

Lalu serangga yang keluar dari salah satu Zombie, apa maksud dari serangga itu? Akan terjawab sesuai alur.

Ok, itu saja dari saya, sampai jumpa Chapter berikutnya, Jaa~ Na~

4kagiSetsu Out