"Boruto," panggil Hinata, ia bersama Sakura yang membantunya. Sarada dan Mitsuki juga ada di sana.

"Ibu." Wajah Boruto mengeras tanda semangat juang yang tinggi.

Ia mengenakan ikat kepala Sasuke yang memiliki tanda goresan. Terima kasih, karena masa lalu yang dilalui mereka. Sarada tercengang, teman satu timnya akan bertarung habis-habisan melawan musuh yang akan dihadapi. Semua tersenyum, mereka seperti melihat Naruto dalam tubuh anaknya.

"Aku akan berangkat," ucapnya, ia memiliki senyum khas ayahnya. Hinata pun mengangguk, menyetujui sang anak berada dalam bahaya antara hidup dan mati untuk menyelamatkan sang ayah.

"Kau akhirnya berperilaku seperti seorang shinobi," ujar Sasuke, memasuki portal dari mata saktinya.

"Sarada, Mitsuki, jaga yang lainnya!" Boruto memasuki portal.

"Boruto, jaga ayahmu." Hinata berharap semuanya baik-baik saja.

Shikamaru pusaran dimensi itu untuk yang terakhir kalinya sebelum dua orang kameramen masuk tanpa diketahui. Tapi, sepertinya ia tidak terlalu peduli, walaupun wajah menunjukkan kepanikan.

Hinata tersenyum ketika semua tengah melaksanakan misi penyelamatan Hokage. Sungguh indah, sampai Hinata memberi isyarat ke Shikamaru seperti menggenggam botol dan menggerakannya maju mundur di depan wajahnya.

Shikamaru paham. Mereka semua bergegas meninggalkan tempat itu.

.

.

.

( . Y . )

.

.

.

Kediaman Hokage ke-7.

Keadaan rumah sepi. Beruntung rumah Naruto tidak terkena efek ledakan. Walapun demikian, halaman depan rumah yang berantakan menjadi bukti radiasi ledakan yang terjadi di arena gennin sangat besar. Himawari sudah diungsikan ke rumah Hyuuga. Merasa jika putrinya akan aman di sana sampai masalah selesai.

Ya, sangat sepi. Sepi sekali sampai tidak ada yang menyadari baju yang dikenakan Hinata dan Shikamaru bercecer di lantai. Mereka berada di dalam kamar mandi bawah. Air shower menyala menyamarkan perbuatan mereka di sana.

Hinata menyepong kontol Shikamaru sangat buas. Kepalanya maju mundur menghisap batang itu. Ia mendongakkan kontol itu ke atas, menjilati pangkal sampai biji zakar Shikamaru. Ia hisap lembut. Shikamaru menyenderkan tubuhnya, menikmati sepongan Hinata. Hinata menambahkan payudara montoknya menjepit kontol itu selagi ia mengemut ujungnya. Shikamaru puas dengan sepongan Hinata, ia menuju WC duduk. Hinata membelakangi Shikamaru, duduk di pangkuannya, mengarahkan kontol itu masuk ke dalam memeknya.

"Ahhh... Shh..."

Shikamaru meremas tetek Hinata sementara wanita itu menggerakan pantatnya naik-turun. Padahal suami dan anaknya sedang berjuang melawan kejahatan, tapi dia malah ngentot dengan lelaki lain. Shikamaru bangun, menukar posisinya agar Hinata berpegangan pada senderan WC. Shikamaru mulai menggerakan kontolnya menyodok-nyodok memek Hinata. Erangan Hinata mulai keluar. Shikamaru terus menusukkan kontolnya. Ia keenakan bisa ngentot dengan istri Hokage lagi. Ia perlambat sodokkannya, melihat kontolnya keluar dan masuk memek Hinata dengan bebasnya. Ia cabut kontolnya, menepak-nepak pantat Hinata dengan batang kerasnya sebelum ia memasukan lagi kontolnya dan menggenjot istri Naruto itu.

Tidak puas ngentot di dalam kamar mandi, Shikamaru mengajak Hinata ke ruang tamu. Di sofa, ia baringkan Hinata di sana, kaki kirinya ia tahan di bahu. Shikamaru kembali menusukkan kontolnya ke memek Hinata, menyodok-nyodoknya. Hinata meremas teteknya sendiri menambah gairah kesangeannya ngentot dengan penasihat suaminya sendiri. Shikamaru merubah posisinya, ia di belakang Hinata, kaki kirinya masih ia tahan ke atas. Tangan kanannya meremas tetek Hinata, kontolnya tidak berhenti menyodok memeknya.

"Ahhnn... Shikamaru-san, kontolmu lebih enak daripada punya Naruto-kun. Sshh... Ahhn... Aku suka! Ahhnn... Enak!"

"Memekmu selalu sempit, Hinata. Naruto pasti jarang mengajakmu bersetubuh."

"Shhn... Jarang. Dia sibuk terus semenjak hari pertama pelantikannya menjadi Hokage. Ahhn... Sodok terus!"

"Yang penting, tidak ada yang menggangu di saat aku ngentot denganmu."

"Kyaaa,... Tidak ada, Shikamaru-sama! Jadi, teruskan sodokan kontolmu, Shikamaru-sama! Aahhn.. Ahhn... Shhh..."

Shikamaru semakin menambah kecepatan menyodoknya. Wajah Hinata memerah dan lidahnya terjulur keluar, air liur menetes dari sana. Shikamaru melepas kaki kiri Hinata, tangannya berpindah meremas tetek montok Hinata. Sodokan Shikamaru menghentak, ia begitu sange ngentotin istri Hokagenya.

Shikamaru melepas penyatuan mereka, Hinata bangkit dan bersimpuh di depan Shikamaru yang mengangkang. Ia sepong lagi kontol itu. Menghisapnya kuat, ia gunakan tangannya mengocok batang itu. Hanya sebentar ia menyepong kontolnya, Hinata naik ke pangkuan Shikmaru. Ia arahkan kontol itu kembali masuk ke dalam memeknya. Hinata menggoyangkan pinggulnya ke depan dan belakang. Shikamaru meremas pantat Hinata kuat. Ia mulai menggerakan sodokkannya. Ia juga menghisap tetek Hinata secara bergantian.

Shikamaru mengeluarkan kontolnya, pejuh keluar membasahi punggung Hinata. 3 kali semprotan, batang itu masih berdenyut-denyut. Hinata mengocok kontol itu sebentar sebelum ia memasukannya lagi ke dalam memeknya. Sekarang, ia yang menggerakan kendali. Hinata menaikturunkan tubuhnya, Shikamaru hanya diam menikmati goyangan Hinata. Ia remas tetek kesukaan Naruto itu, membelainya, memelintir putingnya. Hinata semakin sange atas perbuatan Shikamaru pada teteknya. Ia semakin menambah kecepatan goyangannya. Merasakan kontol Shikamru memenuhi seluruh lorong memeknya. Shikamaru juga ikut menggerakan kontolnya, menusuk-nusuk memek itu sangat cepat. Hinata mengigit bibir bawahnya matanya mendelik ke atas. Shikamaru sebisa mungkin menahan semprotan pejuhnya. Sampai pada sodokan terakhir, Hinata dan Shikamaru mengalami puncaknya. Hinata menyiram kontol Shikamaru dengan cairannya dan Shikamaru menyemprotkan pejuhnya di dalam memeknya. Erangan Hinata mangalun merdu seraya orgasme kedua menyusul. Cairan lengket keluar dari celah penyatuan kelamin mereka.

Bebarangan seusai perbuatan ngentot mereka, di luar terdengar ramai, menyerukan nama Hokage desa Konoha. Hinata dan Shikamaru langsung bergegas menyelesaikan ini semua sebelum orang-orang mulai berdatangan ke rumah ini.

.

.

.

( . Y . )

.

.

.

10.45 pm.

Malam hari adalah waktu yang sempurna mengistirahatkan tubuh seusai bekerja. Khusus untuk Naruto, ia begitu terlelap setelah mengalahkan Outsutsuki Momoshiki bersama anaknya. Sangat nyenyak, sampai ia tidak menyadari kasurnya berguncang-guncang. Tepat di sampingnya, Hinata tengah ngentot dengan Shikamaru. Shikamaru merebahkan dirinya di samping Naruto, Hinata di atasnya, membelakanginya. Tangannya bertumpu ke belakang menahan posisinya. Kontol Shikamaru menyodok-nyodok memek Hinata, menusuknya menghentak. Shikamaru meremas tetek Hinata menambah gairah ngentot malam-malam dengan istri orang selagi suaminya tertidur di samping mereka.

"Uhhh... Shh... Shikamaru-san, sodok terus! Enak, kontolmu sangat dalam menusuk memekku! Aku suka! Entot terus!"

Shikamaru mengerlingkan mata ke Naaruto yang tertidur seolah mengatakan, 'lihat, Naruto, Hinata sangat suka kontolku. Jadi, biarkan aku entot dia selagi kau kerja. Jangan khawatir, aku akan menghangatkan istrimu agar tidak kedinginan. Tidak, selama kami ngentot di belakangmu'.

Seperti itulah.

.

.

.

END.