"Hello guys, we'll be performing at Palindrome Music Festival. See you on February 2020!"

Begitulah tweet yang Haruno Sakura baca sore itu. Grup hip-hop kesayangannya, Epik High, dikonfirmasi akan menjadi line up dari festival musik yang akan diselenggarakan di Konoha, kota di mana Sakura tinggal. Sakura sendiri awalnya tidak tahu-menahu mengenai festival ini. Tapi ketika Tablo, salah satu member Epik High itu mengumumkannya lewat Twitter, Sakura jadi kepo juga.

Dan pekikan senang keluar dari mulut mahasiswi desain interior tingkat akhir itu. Bagaimana tidak, harga tiket yang ditawarkan tergolong murah untuk festival yang menampilkan musisi kelas atas. Kebetulan lainnya, tabungan Sakura untuk senang-senangnya juga sudah cukup. Selain itu, kapan lagi Epik High manggung di kotanya?

Jadi tanpa menyia-nyiakan waktu, Sakura segera membeli tiket dari official website festival itu, dan senyuman lebar sukses mengembang di wajah cantiknya.

Tablo, Mithra Jin, Tukutz! Tunggu aku, ya!

.

.

.

Palindrome: Date, Music and Love

a story by jenojaem

Disclaimer: story is mine but characters are Masashi Kishimoto's (except Epik High)

.

OOC, conflictless, plotless, typo(s)

.

enjoy!


2 Februari 2020 ㅡ 0202 2020.

Tanggal yang cantik. Tanggal cantik ini disebut tanggal palindrom. Palindrom sendiri adalah sebuah susunan (misalnya angka, kata atau frasa) yang dapat dibaca dengan sama, dari depan maupun belakang.

Dan di tanggal cantik ini Sakura juga sudah berdandan secantik mungkin. Oh ayolah, walaupun ia hanya akan ke festival musik dengan dua temannya, Tenten dan Temari, tapi tidak ada salahnya kan kalau ia terlihat oke hari ini. Setidaknya terlihat bagus ketika difoto nanti.

Ponsel Sakura berdenting sekali, notifikasi dari pesan masuk Whatsappnya.

Aww coba deh, Saki, kamu pakai anting yang kemarin beli bareng aku, pasti cocok banget.

Begitulah pesan dari Yamanaka Ino, sahabat Sakura sejak awal masuk kuliah. Ino tidak bisa ikut ke festival ini karena sudah ada janji dengan pacarnya ke Suna. Uh, dasar bucin.

Tadi Sakura mengirimkan foto outfit-of-the-day-nya pada Ino untuk meminta pendapat. Tidak heran, sih, Ino kan anak fashion design, jadi fashion sense-nya punya kelas dan pastinya sesuai dengan karakter masing-masing orang.

Sakura mengikuti saran Ino. Ia mengambil anting panjang berbandul bulat maroon itu dan memakainya. Setelah mematut diri di cermin, Sakura tersenyum senang. Ino benar, anting itu menyempurnakan penampilannya: strappy off shoulder sewarna dengan rambut merah muda lembutnya, 90's high waist jeans, rose multi snapshot crossbody dari Marc Jacobs, dan charro Kassion Dr. Martens-nya. Tidak lupa rambutnya yang sudah dibuat wavy diikat a la messy ponytail.

Merasa puas dengan penampilannya, Sakura bergegas keluar kamar. Terlihat ayah dan ibunya sedang menonton bersama di ruang tengah, sementara kakaknya, Sasori, sedang siap-siap untuk mengantar Sakura ke festival musik.

"Yah, Bu, Sakura berangkat ke festival dulu, ya," pamitnya.

Setelah mendapat petuah berupa, 'Hati-hati, tasnya dijaga,' lalu, 'Jangan lupa kasih kabar,' sampai, 'Kabari Sasori setengah jam sebelum pulang,' dari orangtuanya yang lumayan protektif, Sakura segera menuju mobil. Sosok lelaki bertampang oke berambut merah sudah siap di balik kemudi.

Sakura memakai seat belt-nya. "Kak, jemput aku jam 11, ya."

Sasori terbatuk. "Hah? Malem banget pulangnya! Emang ayah sama ibu ngizinin kamu kelayapan sampai hampir tengah malem gitu?"

"Ngizinin, kok. Asal kakak jemput aku."

Sasori mendengus. "Kalau aku nggak ketiduran, ya."

Sakura mendelik kakaknya. "Emang kakak tega ngebiarin aku pulang pakai taksi online?"

Sasori berdecak sebal, tahu ia tidak bisa menang masalah jaga-menjaga adik semata wayangnya ini. Kalau sudah begini, senjata pamungkas andalannya adalah, "Makanya cari pacar, dong. Udah 22 tahun tapi kemana-mana masih diantar-jemput kakak, ayah atau ibu. Masak nonton festival musik bertiga sama temen cewek semua."

"Eh, kok bawa-bawa status, sih!" protes Sakura tidak terima. "Kakak juga baru pacaran 2 tahun lalu, kan, pas umur 22! Lagian nih, kak, gimana mau pacaran sambil nonton festival? Orang pacarku yang bakal manggung di festival itu!"

Sasori yang awalnya manggut-manggut akhirnya menyadari ada yang aneh dengan kata-kata adiknya.

...pacarku yang manggung di festival itu? Berarti maksud Sakura si artis ㅡ

"Nggak usah halu, dek!"


Sakura akhirnya bertemu dengan Tenten di meeting point yang sudah mereka tentukan: Starbucks.

"Temari udah sampai mana, Sak?" tanya Tenten. Gadis bercepol dua itu tampil berbeda dari biasanya. Jika biasanya di kampus ia hanya memakai t-shirt dan jeans, hari ini ia memakai cold shoulder jumpsuit short oranye dengan motif bunga kecil-kecil, ankle strap sandal dan crossbody bag.

"Katanya udah mau sampai ㅡ Nah, itu dia," tunjuk Sakura ke arah pintu masuk Starbucks. Seorang gadis blonde dengan peasant blouse, knee-length jeans dan ankle boots memasuki Starbucks sambil melambai ke arah Sakura dan Tenten.

"Sorry lama, guys. Cowokku tadi agak susah dibangunin," katanya sambil menarik kursi dan duduk.

"Santai aja. Open gate-nya kan masih 1 jam lagi," balas Tenten, lalu ia menyeruput dark moccachino-nya.

Temari kemudian memesan cold americano, dan ketiga gadis itu melanjutkan obrolan mereka. Mulai dari performer yang paling ditunggu, tenant apa saja yang akan ada di venue, sampai hal-hal random.

Setelah Sakura menghabiskan caramel macchiato-nya, mereka pun segera bergegas ke venue. Banyak anak muda juga berjalan beriringan bersama mereka. Kebanyakan datang bersama teman, tapi ada juga yang bergandengan mesra dengan pacar, membuat Sakura-Temari-Tenten saling lirik lalu tersenyum geli.

"Gemas banget, sih, bisa nonton festival sama pacar," komentar Temari saat mereka sedang antre di entry menuju venue.

"At least kamu punya pacar, Tem. Nggak kayak aku sama Sakura," kata Tenten sambil tertawa.

Sakura tidak setuju. "Terus Neji di kemanain, Ten?" tanyanya, membuat wajah Tenten sedikit memerah, sementara Temari gantian tertawa.

"PDKT tuh jaman gemas-gemasnya, tahu," selorohnya, membuat wajah Tenten makin merah. "Terus kamu kapan cari cowok, Sak?" kali ini gantian Sakura yang jadi korban Temari.

Meskipun wajah Sakura memerah, tapi setidaknya Sakura tidak perlu menjawab karena kini giliran dirinya yang menunjukkan wristband untuk discan.

Palindrome Music Festival, here we go.


Sakura, Temari dan Tenten kini tengah berjalan ke area main stage. Di festival musik kali ini terdapat 4 stage, yaitu 2 main stage dan 2 second stage. Jadi penonton tidak perlu menunggu stage disiapkan ketika pergantian performer.

"Performer pertama di main stage siapa, ya?"

Mendengar pertanyaan Tenten, Temari segera mengecek ponselnya. "Kalau di rundown, sih, 7 menit lagi Akatsuki bakal tampil. Mau nonton ke sana?"

Sakura yang ikut mengecek ponselnya menunjuk ke second stage. "Aku kayaknya pengen nonton Konohamaru. Kalian kalau mau lihat Akatsuki nggak apa-apa. Nanti kita berkabar, ketemuan di dekat tenant air mineral. Gimana?"

Tenten tampak berpikir sebentar. "Aku pengen lihat Akatsuki, sih. Tapi kamu nggak apa-apa sendirian, Sak?"

"Iya, Sak. Nggak apa-apa, nih, kita pisah?" lanjut Temari.

Sakura berdecak kecil. "Apaan deh, nggak apa-apa kali. Kan bisa Whatsapp-an nanti. Udah kalian buruan ke sana, nanti bagian depan keburu penuh!"

Temari dan Tenten akhirnya mengangguk.

"Sak, kalau ada apa-apa kabarin, ya!"

"Iya. Ketemu di tenant air mineral, ya."

Setelah berpisah dari kedua temannya, Sakura kembali mengecek ponselnya. Berdasarkan rundown yang dipost oleh penyelenggara festival ini, Some More, band yang beranggotakan Sarutobi Konohamaru dan Moegi Kazamatsuri itu akan tampil 12 menit lagi. Melihat area depan second stage yang belum dipenuhi orang, Sakura pun bergegas agar bisa melihat Konohamaru dari dekat.

Ia bukan penggemar Some More maupun Konohamaru. Hanya saja sepupunya begitu mengidolakan mantan artis cilik itu, yang kini menjadi sosok remaja keren dengan permainan gitarnya yang apik. Plus, menurut sepupunyaㅡdan sebagian besar remaja perempuan, Konohamaru memiliki tampang yang asdfghjkl. Berkat keingintahuannya akan ketampanan dan kekerenan Konohamaru secara live itulah Sakura nekat nonton Some More sendiri di second stage.

Begitu Sakura sudah mendapatkan posisi berdiri yang enak, barulah orang-orang menghampiri area second stage. Sepertinya, sih, penggemar Some More. Sakura bersyukur sudah dapat posisi 3 baris dari depan, jadi walaupun tidak terlalu tinggi, Sakura masih bisa melihat panggung dengan jelas.

Jam sudah menunjukkan pukul 3.55 sore, berarti sesuai jadwal 10 menit lagi Some More akan tampil. Sakura memutuskan untuk melihat-lihat sekitar karena di panggung hanya ada beberapa crew Some More yang masih mempersiapkan drumset dan sound system.

Dan saat menoleh ke kiri, Sakura dibuat terpana oleh sosok tinggi yang berdiri tak jauh darinya. Hanya dipisahkan oleh lima orang membuat Sakura tetap bisa melihat sosok itu dengan jelas: lelaki yang sepertinya seusia atau mungkin sedikit lebih tua darinya, berambut raven hitam-kebiruan, rahang tegas, dan mata yang menatap Sakura itu hitam sekelamㅡ

Sakura memalingkan wajahnya begitu sosok itu melihat tepat ke arahnya. Tidak, tepat ke matanya.

Duh, malu banget kepergok lagi liatin orang! Mana ganteng banget sih, si Masnya. Dasar mata kampungan, biasa lihat oppa ini lihat orang lokal malah nggak kedip, cerocos Sakura dalam hati.

Tapi untunglah, lagi-lagi Sakura terselamatkan dari awkward moment hari ini. Tiga orang MC memasuki panggung dan menyapa para penonton. Perhatian Sakura jadi teralihkan ke arah backstage. Dari celah backstage Sakura dapat melihat Konohamaru sedang melakukan high five dengan Migue, lalu dilanjutkan dengan crew lain.

Beberapa menit setelahnya, Some More memasuki panggung diiringi sorakan dan teriakan heboh yang didominasi kaum perempuan. Seseorang yang berdiri di depan Sakura bahkan berteriak dengan keras, "Konohamaru kamu makan apa, sih? Ganteng banget!" yang mau tak mau membuat orang tertawa.

Sakura mengakui bahwa remaja lelaki dengan gitar di tangan kanannya itu memang keren. Dan tampan. Ia lalu mengambil ponsel, membuka kamera, dan mengabadikan sosok Konohamaru yang kini sedang tersenyum lebar sambil menyapa para penggemarnya. Lumayan, buat ia pamerkan kepada sepupunya nanti.

Kemudian semuanya berlalu dengan cepat. Some More membawakan lima lagu andalan mereka (yang hanya diketahui dua oleh Sakura, itu pun tidak hafal), lalu ditutup dengan lagu Don't Look Back In Anger milik Oasis, yang membuat Sakura akhirnya sing along, karena itu salah satu lagu kesukaannya. Sayangnya, tidak banyak penonton yang tahu lagu itu. Jadi setelah chorus lagu pertama, Some More menggantinya dengan B-side track mereka yang tidak Sakura tahu.

Penampilan Some More ditutup dengan foto bersama dari atas panggung, lalu Konohamaru meninggalkan panggung dengan lambaian tangan.

Sakura kembali mengeluarkan ponsel untuk mengirim Whatsapp pada Tenten dan Temari saat seseorang berdiri tepat di depannya. Sakura menaikkan pandangannya dan... boom! Itu, kan, si Mas Ganteng tadi!

"Wristband-mu jatuh," katanya sambil mengulurkan wristband yang entah kapan terlepas dari pergelangan tangan kanan Sakura. Sakura bahkan belum sempat bertanya 'ada apa'.

"Eh? Eh iya, makasih, ya," balas Sakura kikuk sambil menerima wristband itu dan memakainya kembali.

"Hn," balas si Mas Ganteng seadanya. Tapi bagaimanapun juga, Sakura akui suara lelaki ini juga tergolong ganteng. Berat, tapi bukan seperti suara oom-oom. Agak husky tapi tidak terlalu serak. Ya intinya, suaranya ganteng.

Eh tapi kok si Mas ini tidak kunjung pergi, ya?


Uchiha Sasuke memaki sahabatnya, Uzumaki Naruto, dalam hati. Lelaki bak rubah itu mengajak Sasuke ke festival musik yang line up-nya 'biasa saja' menurut Sasuke dengan iming-iming akan membelikannya tiket VIP 2-days-pass liga sepak bola mahasiswa Maret mendatang. Dengan syarat Sasuke menemani Naruto ke festival ini. Nyatanya, Sasuke hanya perlu menemani Naruto sampai Naruto bertemu dengan gadis yang sedang didekatinya, Hyuuga Hinata. Setelah itu Naruto menyuruh Sasuke 'mengeksplor' area festival itu sendirian.

Persetan dengan tiket yang dijanjikan Naruto. Sasuke hanya ingin segera meninggalkan tempat ini. Ia melirik ponselnya dan melihat jam.

3.49 sore.

Artinya ia sudah berada di venue ini selama hampir satu jam. Dan sudah 30 menit tepat ia ditinggal si Dobe Naruto.

Sasuke mendengus kesal. Saat hendak berbalik ke arah tenant, ia melihat sosok tak asing berjalan menuju backstage second stage.

Sarutobi Konohamaru. Adik sepupu Uzumaki Naruto.

Sasuke tentu mengenalnya. Apalagi sejak kecil Konohamaru sering menginap di rumah Naruto yang notabene bersebelahan dengan rumah Sasuke.

Sasuke berpikir sebentar. Tidak ada salahnya, kan, melihat Konohamaru manggung? Malahan bagus kalau ia bisa membuat anak kelebihan energi itu sedikit grogi.

Sasuke akhirnya memutuskan untuk tidak jadi pulang. Bahkan ia sudah berdiri cukup dekat dengan panggung. Dengan tinggi 183 cm, Sasuke yakin akan sangat mudah bagi Konohamaru untuk menotis keberadaannya di sini.

Sasuke mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu yang bisa membunuh rasa bosannya, sampai sesuatu berwarna merah muda menarik perhatiannya. Dan yang mengejutkan, warna merah muda lembut itu berasal dari rambut seorang gadis yang sedang memandang ke arahnya. Lalu saat pandangannya naik ke mata Sasuke, gadis itu langsung memalingkan wajah.

Sasuke memanfaatkan kesempatan itu untuk memandangi balik si Gadis Pink tadi. Tidak peduli dengan tiga orang lelaki yang memasuki panggung dan memperkenalkan diri sebagai MC, Sasuke tetap memandang ke sebelah kanannya. Gadis itu berambut pink dengan ponytail, memakai atasan yang juga pink yang memperlihatkan bagian pundaknya, dan anting-anting kekinian yang pernah Sasuke lihat di majalah milik kakak iparnya.

Niatnya untuk membuat Konohamaru grogi hilang. Saat Konohamaru tampil, Sasuke berkali-kali melihat ke arah Gadis Pink itu. Sasuke memperhatikan senyumnya, anggukan kecil dari kepalanya saat mengikuti irama lagu, saat ia mengambil foto Konohamaru, juga tawanya saat mendengar celetukan aneh-aneh dari penggemar Some More. Yang paling Sasuke sukai adalah saat gadis itu ikut menyanyikan lagu Don't Look Back In Anger milik Oasis. Dan, itu adalah salah satu lagu favoritnya.

And Sasuke found her damn way attractive.

Saat gadis itu mengangkat ponselnya untuk memotret Konohamaru untuk yang ke sekian kali, ia melihat sesuatu meluncur dari pergelangan tangan gadis itu. Wristband gadis itu lepas. Sasuke mengikuti arah pandang jatuhnya wristband itu, yang entah bagaimana berakhir di dekat kaki seorang lelaki berambut spike yang berdiri di sebelah Sasuke.

"Sorry," ucapan Sasuke membuat lelaki itu menoleh. "Boleh tolong ambilin wristband saya?" tanyanya datar, sambil menunjuk ke bawah.

Lelaki itu menoleh ke arah kakinya, lalu langsung mengambilkannya. "Ini, Mas," katanya.

"Hn, makasih," kata Sasuke, lalu memasukkan wristband itu ke saku jeans-nya.

Sudut bibirnya terangkat sedikit. Ia tahu, mulus jalan untuknya berkenalan dengan si Gadis Pink.


Main stage.

Yuhi Kurenai sedang menyanyikan lagu bertema cintanya dengan penuh penghayatan.

Dan di sinilah Sakura berada. Menikmati lagu itu, berdiri bersebelahan dengan si Mas Ganteng tadi.

Sedikit flashback, setelah lelaki itu mengembalikan wristband Sakura, ia mengajak Sakura berkenalan. Namanya Uchiha Sasuke, dan ia satu tahun lebih tua dari Sakura. Ia fresh graduate jurusan arsitektur Universitas Teknik Konoha. Dan setelah beberapa obrolan singkat, mereka memutuskan untuk nonton bersama.

Dari obrolan singkat itu mereka jadi mengenal satu sama lain. Setidaknya nyaman untuk sampai di tahap jajan bareng di tenant takoyaki sampai lempar-lemparan candaan. Walaupun semburat merah kadang masih menghiasi pipi Sakura saat Sasuke memandangnya atau menggodanya, tapi Sakura sudah tidak nervous mengobrol dengan lelaki berkaus navy ini. Dan faktanya, Sakura adalah perempuan pertamaㅡselain ibu dan kakak ipar Sasukeㅡyang bisa membuat Sasuke jadi out of character. Duh, gemasnya.

Tepat saat itu, Temari menghubunginya lewat call Whatsapp. Katanya, ia dan Tenten mau pulang karena semua performer yang mereka tunggu sudah selesai manggung. Ia menanyakan apa Sakura mau pulang bareng atau masih ingin menonton yang lain. Jadi Sakura yang masih ingin menunggu Epik High memutuskan untuk tidak pulang bersama kedua temannya itu.

Kembali ke main stage.

Sakura ikut menyanyikan lagu yang dibawakan oleh Kurenai. Ceritanya tentang orang yang ditinggal saat sedang sayang-sayangnya. Aw sakit.

"Pengalaman, ya?"

Sakura menoleh ke arah suara berat itu. Sasuke sedang tersenyum miring padanya setelah iseng bertanya. Dan jantung Sakura yang juga agak kampungan mendadak bertalu-talu heboh. Padahal baru dikasih senyum. Miring pula.

"Ih, enak aja," katanya sambil menolehkan kembali kepalanya ke arah panggung. "Lagunya Yuhi Kurenai tuh emang enak semua," sambungnya. Ia lalu meneruskan nyanyiannya, padahal jantungnya masih berisik.

Sasuke terkekeh. "Iya, deh, yang nggak pernah ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya," godanya lagi.

Sakura jadi tidak konsentrasi pada acara menyanyinya. Jadi ia kembali menoleh pada Sasuke dengan tampang sok kesal.

"Emang nggak pernah, kok. Atau jangan-jangan kamu pernah, ya?"

"Enggak juga. Kecuali kamu ninggalin aku setelah festival ini beres."

Dan jantung Sakura yang kampungan itu nyaris berhenti kalau Sakura tidak lupa untuk bernapas.


"Halo, Konoha! Terima kasih sudah sing along with me, padahal ini baru lagu pertama, dan agak galau, tapi semangat kalian oke banget!"

Yuhi Kurenai menyapa penonton di area main stage setelah menyelesaikan lagu pertamanya.

Sasuke dan Sakura masih berdiri bersisian, dengan pundak Sakura menempel pada lengan Sasukeㅡkarena Sasuke lebih tinggi, tentu saja. Padahal area main stage tidak terlalu penuh, tapi kedua dewasa-muda ini berdiri sangat dekat satu sama lain seolah mereka sedang berdesak-desakan dengan penonton lainnya.

"Lagu kedua ini dipersembahkan untuk orang-orang yang sedang move on, juga yang sedang PDKT. Ada yang datang sama PDKT-annya ke sini?" lanjut Kurenai lagi.

Sasuke menyenggol lengan Sakura, yang membuat Sakura menoleh malu-malu.

"Apa?" katanya sok kalem.

"Enggak," balas Sasuke sambil menyembunyikan senyum.

Sakura tidak bisa menyembunyikan wajah merahnya juga debaran jantungnya. Jadi ia kembali memandang Kurenai yang sedang menggoda seorang pemuda yang heboh mengangkat tangan karena rupanya ia datang bersama 'PDKT-annya'.

Ia menoleh lagi ke arah Sasuke, dan mendapati Sasuke sedang melihat ke arahnya. Lagi.

Di luar dugaan, Sasuke tersenyum pada Sakura. Bukan senyuman seperti saat ia iseng menggoda Sakura, tapi senyum tulus. Walaupun sangat tipis, tapi Sakura suka senyuman Sasuke yang itu.

Sakura membalas senyum Sasuke.

God I like him, batin Sakura saat emerald-nya menatap onyx Sasuke.

Dan ia baru menyadari bahwa rasa suka bisa tumbuh secepat ini.


Sasuke sedikit membeku saat Sakura membalas senyumnya. Ia tahu Sakura cantik dan sangat manis, tapi sejak tadi gadis itu tidak pernah benar-benar menatap matanya. Sasuke tahu, Sakura pasti malu. Terlihat dari garis merah yang kerap muncul ketika ia melihat Sasuke.

Tapi kini mata jernih gadis itu menatapnya balik, lengkap dengan senyumannya yang Sasuke akui sangat cantik. Menyilaukan. Mesmerizing.

Tidak peduli dengan siulan orang di sekitarnya juga godaan Kurenai pada pemuda hebohㅡyang ternyata adalah si Rubah Kuning Naruto, Sasuke tidak dapat membendung perasaan yang baru dirasakannya itu, jadi ia hanya akan mengikuti kata hatinya. Karena itu, sedetik kemudian, mulutnya sudah terbuka sebelum otaknya berpikir.

"Sakura, jadi pacarku, ya?"

Emerald itu membulat dengan sempurna. Lengkap dengan kemerahan pada pipi Sakura. "Haㅡ"

"Tanggal sama festival aja palindrom, kamu nggak mau bikin sayangnya aku ke kamu palindrom juga gitu?"

Sakura memproses kata-kata itu.

"Susunannya?" kata Sakura, mendadak bodoh.

Sasuke langsung sweatdrop. Hilang momen romantis yang sudah dibangunnya.

"Bukan, sayangnya."

"Palindrom sayang?"

"Aku sayang kamu, kamu sayang aku," jawab Sasuke langsung tanpa diminta. Gagal sudah adegan romantis nan penuh haru yang sempat dibayangkannya tadi. Sakura tidak menangkap kodenya :")

Blush!

Sakura memegang lengan Sasuke, membuat pemuda adonis itu sedikit kaget.

"Kamu beneran, kan? Nggak bercanda kayak tadi-tadi?"

Oh, rupanya calon gadisnya ini bingung, toh.

"Aku nggak pernah bisa bercanda sama orang, anehnya bisa sama kamu. Tapi kalau soal perasaan, cuma bisa seriusnya sama kamu," jawabnya lancar.

Buset, keren amat gue, batin Sasuke OOC.

Sakura terlihat makin blushing, tapi akhirnya mengangguk sambil tersenyum.

"Aku mau kok, diseriusin," katanya pada akhirnya, yang membuat Sasuke lega. Baru menyadari ia sempat menahan napas selama Sakura tersenyum tadi.

"Soal perasaan," tambahnya.

Sasuke tidak bisa lebih senang dari ini.


Lagu penutup dari Yuhi Kurenai.

Senja sebagai background di area main stage.

Tangan kanan Sasuke melingkar pada pundak Sakura.

Sakura menautkan tangan kanannya pada tangan kanan Sasuke.

Indahnya.


Tautan tangan itu tidak berlangsung lama. Karena setelah penampilan Yuhi Kurenai, Epik High muncul dengan semangat luar biasa.

Sakura lalu sibuk mengabadikan momen Tablo, Tukutz dan Mithra Jin di atas panggung berlatar sunset Konoha. Hampir lupa kalau ia mengabaikan kekasihnya. Ehm.

Ia melihat Sasuke yang sudah kembali pada wajah stoic-nya. Iseng, Sakura melingkarkan tangannya pada lengan Sasuke. Sasuke sedikit berjengit. Ia kira Sakura masih sibuk dengan grup idolanya.

"Jangan bete ya, tahan-tahanin lihat aku fangirling, 50 meniiit aja."

Mau tak mau Sasuke tersenyum juga. Ia lalu melepaskan tangan Sakura dari lengannya, lalu merangkul gadisnya mendekat.

"Iya, sayang. Have fun."

Lagi-lagi semburat itu muncul. Oke, pink pada rambut dan pipi Haruno Sakura adalah warna favoritnya mulai saat ini.

Ah, bagaimana bisa ia bad mood pada gadis yang bisa membuatnya jadi sebegini OOC?

Owari


Cerita ini terinspirasi dari Playlist Love Festival kemarin. Ada yang bisa tebak Some More dan Kurenai itu siapa? Hehehe. Maaf kalau gak jelas :")

Anyway, mind to rnr?


Omake

.

Sasori terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini. Saat 5 menit lalu ia menerima telepon dari adiknya, ia kira adiknya itu akan memintanya menjemput ke tempat festival tadi. Tapi nyatanya, Sakura meminta Sasori membukakan pagar rumah yang memang selalu dikunci dari dalam. Sasori kaget karena Sakura sudah pulang tanpa minta dijemput, dan lebih kaget ketika melihat tangan adiknya menggandeng seorang laki-laki luar biasa tampan yang memakai t-shirt navy, jeans dan Vans edisi Anaheim Factory Old Skool 36 blue gold yang sangat Sasori inginkan.

Yang paling mengejutkan adalah saat lelaki berwajah familiar itu memperkenalkan diri.

"Saya Uchiha Sasuke, pacar Sakura."

Uchiha? Kok, kayak pernah dengar di mana gitu namanya. Kayak si...

"Kamu adiknya Itachi?"

"Iya, kak."

WTF?! Dunia kecil banget, sob.

"Oke, salam kenal, ya, Sasuke. Tolong jagain adik saya," ucap Sasori, membuat Sasuke mengangguk paham dan Sakura tersentuh karena ternyata kakaknya ini peduli padanya.

"Terus," lanjut Sasori, "harap makum, kadang dia emang suka agak halu."

Oke, Sakura tarik kembali kata-katanya. Kakaknya ini memang hanya suka mencari keributan dengannya. Periodt.

"By the way kalian jadian di tanggal cantik, ya," komentar Sasori.

Baru Sakura hendak membuka mulut untuk membalas perkataan sang kakak, Sasuke menyela, "Nggak hanya tanggal, kak. Sakura-nya juga cantik."

Sakura yang malu digombalin di depan Sasori memukul main-main lengan Sasuke. "Kenapa sih, dari tadi bercanda terus?" katanya setengah tertawa.

"Yang penting, kan, perasaannya serius," balas Sasuke.

Sasori yang menjadi third wheel di ruang tamu rumahnya sendiri hanya bisa meratapi nasib.

Konan, ayo ketemuan, aku kangen, batinnya drama sambil menatap langit-langit ruang tamu, membayangkan wajah sang kekasih.

Uh, dasar bucin (2).