Note : Hey semua!.. aku adalah Author baru yang bergabung sekaligus membuat fic pertama-ku, aku harap fic pertamaku ini mendapat respon baik dari para sensei-sensei dan para Viewer yang terhormat. untuk fic buatanku ini aku mencoba mengikuti yang ada di manga karena kebetulan aku membuatnya setelah membaca manga Naruto hingga akhirnya aku terinspirasi jadi mohon maaf apabila jika alur ceritanya sangat melenceng dari Anime-nya, aku harap fic-ku ini dapat menghibur kalian semua..


NARUTO THE GREAT NINJA FROM HIDDEN LEAF

Genre : Adventure, Frienship

DISCLAIMER : NARUTO AND ALL BELONG TO MASASHI KISHIMOTO

WARNING! : typo, alur melenceng, SEMI-OP Naruto, Strong Naruto, paragraf berantakan, Gaje, word tidak menentu, canon, OOC, banyak istilah yang kurang dimengerti, bahasa baku dan aneh...

Summary : Naruto Uzumaki, dia adalah bocah nakal yang berasal dari desa konoha namun siapa sangka jika dirinya bertemu dengan sosok misterius yang memberikan sedikit kekuatan tambahan hingga mengakibatkan hidupnya sedikit berubah, bagaimana perjalanan Naruto dalam meraih cita-citanya menjadi Hokage...

.

.

.

.


Chapter 1

Uzumaki Naruto


.

Di sebuah desa besar yang damai bernama Konoha semua berjalan normal seperti biasa namun semua itu tidak lama setelah patung wajah para Kage terdahulu mendapati banyak coretan-coretan aneh hingga mengotori keempatnya, dibalik insiden itu semua terlihat bocah bersurai kuning Spike dengan penutup kacamata tengah asik mencorat-coret patung wajah Hokage dengan gembira hingga membuat gempar para ninja Konoha.

Sementara itu ditempat lain seorang kakek tua sedang menikmati menggambar sebuah kaligrafi kanji namun kegiatannya harus terhenti ketika salah satu ninja Konoha merangsek masuk sambil membawa berita penting.

"Tuan Hokage!." seru salah satu ninja konoha.

"ada apa?.. apa naruto membuat masalah lagi?." ucap sang Hokage menghentikan kegiatannya.

"ya tuan!."

"kali ini dengan cat!." Seru salah satu teman-nya.

"Sigh!"

Dengan ekspresi datar sang Hokage bangkit dari tempat sembari mengenakan seragam Hokage lengkap dengan topi kebanggaannya lalu berangkat bersama dua ninja yang melapor padanya barusan.

Sementara itu di atas atap bangunan Hokage terdengar bentakkan dari kalangan ninja berbagai kelas mulai dari chunin hingga jounin, mereka semua tengah memperingatkan bocah nakal yang sedang asik me-ngecat patung wajah hokage terdahulu.

"Lihat apa yang sudah kau lakukan!."

"Hey!, Berhenti mengacau!."

"kau akan membayar semua ini!."

"Berisik!.. kalian semua payah!, tidak ada diantara kalian yang berani melakukan hal seperti ini tapi aku melakukannya!... aku ini hebat!." Teriak sang bocah dengan cengiran lebar tanpa memperdulikan bentakkan semua orang yang berada dibawah.

Begitulah berbagai desakan dari para ninja hingga akhirnya Hokage datang diantara mereka lalu sang Hokage melihat sendiri perbuatan bocah tersebut terhadap patung hokage terdahulu bersih kini dipenuhi coretan-coretan aneh, dari arah belakang datang seorang Jounin dengan nafas tersengal-sengal berhenti disamping Hokage.

"Tuan Hokage, Maafkan aku tentang hal ini." ucap sang Jounin dengan bekas luka menggaris diatas hidung.

"Oh!, Iruka." Ujar sang Hokage pada Jounin bernama Iruka.

Melihat kelakuan sang bocah seketika Iruka menarik nafas dalam-dalam."APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN DITENGAH JAM PELAJARAN!... TURUN DARI SANA, NARUTO!." seru Iruka dengan nada sangat tinggi, mendengar suara tersebut seketika bocah yang sedang asik 'melukis' tiba-tiba terkejut bukan kepalang.

"Oh sial! Itu Iruka-sensei." Kaget sang bocah bernama Naruto Uzumaki.

.

.

.

.

Setelah berhasil menangkap sang pembuat onar kini Iruka menyeret Naruto kembali ke kelas dalam keadaan terikat, di dalam kelas terlihat situasi kurang menyenangkan ketika Iruka sedang berhadapan dengan Naruto yang terikat tali...

"Dasar berandal! Ini bukan saatnya membuat masalah!.. besok adalah hari kelulusan dan kau gagal dua kali!." Bentak Iruka pada Naruto.

"Bleh~.. peduli setan." Gumam Naruto dengan santai mengabaikan perkataan Iruka, sementara Iruka yang mendengarnya semakin geram dengan tingkah Naruto.

"WAKTUNYA TES HENGE NO JUTSU!, bagi semua yang sudah lulus juga ikut di-test!... BERSIAP SEMUANYA UNTUK BERUBAH MENJADI DIRIKU YANG SEMPURNA!." seru Iruka pada semua murid.

APAAAAAA!?.

Secara serentak teriakan para murid Iruka menggema ketika mereka yang sudah menguasai Henge no jutsu harus terkena dampak akibat ulah Naruto, lalu dimulai-lah test Henge no jutsu.

Beberapa teman sekelas Naruto hampir semua menguasai jutsu henge dengan sempurna hingga tiba giliran Naruto yang beraksi...

Pssshhh~

"Yap, bagus... selanjutnya Uzumaki Naruto." seru Iruka pada peserta selanjutnya.

"ck!, gara-gara kau kita semua kena batu-nya." Ucap salah satu murid dibelakang Naruto namun Naruto sendiri mengabaikan ucapan tersebut lalu melangkah kedepan dengan percaya diri.

'Heh!, ini sih mudah!.' Batin Naruto dengan mental optimis baja, setelah melakukan persiapan Naruto mulai melakukan segel tangan.

Henge no Jutsu!

Poft!

Psshhh~

Seketika Naruto berubah menjadi seorang wanita telanjang dengan asap kecil yang menutupi sebagian tubuhnya, melihat hal itu seketika Iruka melompat kebelakang sembari mimisan ala komikal.

"Wahahahaha!.. itu kusebut Sexy no Jutsu." Ucap Naruto dengan tawa-nya.

"DASAR BODOH!... JANGAN COBA-COBA JUTSU YANG ANEH-ANEH!." Bentak Iruka ala komikal.

Hari itu juga Naruto mendapatkan hukuman lagi dari Iruka yaitu membersihkan patung Hokage yang penuh dengan coretan.

.

.

.

Hari menjelang sore terlihat di atas patung Hokage pertama Iruka tengah mengawasi Naruto yang sedang membersihkan wajah patung Hokage pertama, dengan perasaan kesal Naruto membersihkan sembari menggerutu sedangkan Iruka tetap mengawasi gerak-gerik Naruto..

"Aku tidak akan membiarkanmu pulang sampai semua kembali seperti semula, kau paham?!." Ucap Iruka sembari bersedekap.

"Heh... kau pikir ada yang mencemaskanku ketika aku tidak pulang tepat waktu!?." Balas Naruto dengan nada meninggi lalu kembali fokus membersihkan patung Hokage.

Iruka yang mendengar hal itu terdiam sejenak, dirinya tahu jika Naruto hidup sebatang kara dan selalu menjadi bahan olok-olokan para penduduk desa sama seperti dirinya.

"Naruto..." panggil Iruka dengan nada pelan.

"Apa!?." Naruto mendongak keatas memandang kesal Iruka.

"mmmm~... jika kau sudah selesai membersihkan semua, aku akan mentraktirmu makan ramen nanti malam." ucap Iruka dengan malu-malu sambil menggaruk pipi kanannya, seketika ekspresi Naruto berubah menjadi berbinar-binar ketika Iruka akan mentraktirnya Ramen sementara Iruka sendiri terkejut dengan ekspresi Naruto.

"Baiklah!... aku akan bekerja sebaik mungkin." Seru Naruto dengan semangat 45.

Sore hari itu juga Naruto dengan semangat berkobar membersihkan patung wajah para Kage hingga bersih mengkilap dengan cepat, seperti janji-nya tadi Iruka mentraktir Ramen di kedai ramen ichiraku malam hari-nya, Naruto dengan perasaan bahagia memakan ramen begitu lahapnya hingga...

"Naruto.." panggil Iruka yang duduk disebelahnya.

"Heh?!."

"mengapa kau melakukan itu pada monumen Hokage?.. apa kau tidak tahu siapa itu Hokage?." Tanya Iruka penasaran dengan motif Naruto melakukan vandalisme terhadap monumen kebanggaan Konoha.

"twentu swajwa akhu takhu." Jawab Naruto dengan mulut berisi Ramen yang belum ditelan, dengan cepat Naruto menelan ramen yang ada dimulutnya."pada dasarnya siapapun yang menyandang gelar Hokage adalah Shinobi terkuat di desa dan diantaranya Hokage keempat yang telah menyelamatkan desa dari serangan Kyuubi." Tambah Naruto menyelesaikan kalimatnya.

"lalu kenapa kau melakukan itu?." Iruka masih penasaran dengan motif Naruto.

"Twentu swaja swuatwu hwari nwanti awku awkan dwijwuluwki Hwokage.-" Naruto menjeda kalimatnya karena menelan Ramen lalu setelah selesai dirinya menghadap kearah Iruka sembari mengacungkan sumpitnya kearah Iruka."Dan akan melampaui para Hokage-Hokage terdahulu!... lalu semua akan mengakui keberadaanku!." Tambah Naruto mendeklarasikan cita-citanya sebagai Hokage pada Iruka, sementara Iruka sendiri terdiam mendengar seruan Naruto tentang menjadi Hokage. Setitik senyum tipis terpatri di bibir Iruka mendengar hal itu.

"Emmm~... Iruka-sensei, aku punya sebuah permintaan." Ucap Naruto dengan memohon diikuti cengiran lebar.

"kau mau tambah ramen lagi?." tebak Iruka.

"Bukan, ijinkan aku memakai pelindung kepalamu itu?." jawab Naruto dengan ekspresi yang sama, melihat Naruto melirik ikat kepala yang dipakai Iruka dengan santai Iruka menunjukkannya pada Naruto.

"Oh ini?... tidak boleh, kau boleh pakai ini jika lulus tes.. lagi pula pelindung kepala ini adalah simbol menandakan kau sudah dewasa, mungkin kau bisa mendapatkannya besok." Ucap Iruka dengan bijak.

"DASAR PELIIIIIIIIIIT!." Seru Naruto dengan suara cemprengnya.

"Haha~ jadi karena itu kau melepaskan kacamatamu?."

"Hmph!."

Malam itu di kedai Ichiraku keseruan Iruka dan Naruto berlanjut hingga kedua-nya berpisah menuju rumah masing-masing, Naruto tengah berjalan sendirian sembari menggerutu karena guru Iruka tidak mengijinkannya memakai pelindung kepala.

Ketika Naruto tidak sengaja melewati sebuah gang tiba-tiba sebuah portal hitam muncul didepannya, mendadak Naruto memasang mode waspada saat portal misterius tersebut muncul namun entah kenapa sesuatu didalam dirinya mendorong untuk masuk kedalam portal tersebut, tanpa basa-basi Naruto masuk kedalam portal misterius dan menghilang bak ditelan bumi.

.

.

.

.

Sekarang Naruto tengah berada di sebuah ruang hampa yang terselimuti warna hitam yang menandakan tidak ada batasan untuk ruangan tersebut, ketika Naruto mengedarkan pandangannya tiba-tiba dari belakang muncul sosok pria tua dengan penampilan aneh.

"akhirnya kita bertemu secara langsung." Ujar pak tua itu, sontak Naruto menoleh kearah pria tua yang bersuara dibelakangnya.

"kau siapa Pak tua?." tanya Naruto.

Pak tua didepan Naruto hanya tersenyum tipis melihat ekspresi bingung Naruto, Pak tua itu mengenakan jubah putih dengan simbol 9 Magatama di punggung sembari memegang tongkat biksu berwarna hitam dan wajahnya terdapat dua tanduk serta kedua mata-nya memiliki pola riak air beserta satu mata di dahi dengan pola seperti sharinggan.

"Hehe~ untuk saat ini aku tidak bisa memberitahu namaku tapi suatu hari nanti aku akan memberitahu namaku yang sebenarnya padamu saat kau siap nanti." Ujar pak tua berperawakan layaknya pendeta.

"Heh!, pria tua yang aneh." Ucap Naruto sekena-nya yang direspon tawa kecil pak tua tersebut.

"katakan padaku ini dimana?." Naruto bertanya pada pak tua didepannya.

"kita berada di ruang dimensi yang tidak bisa dijangkau siapapun, kenapa?." ujar sang pak tua tersebut yang direspon gelengan kepala Naruto.

"tidak apa-apa, aku hanya merasa tidak nyaman dengan semua warna gelap disekitar sini." Ucap Naruto sembari menaruh kedua tangannya dibelakang kepala.

"Naruto..." gumam pria tua didepan Naruto hingga membuatnya memandang sejenak pria tersebut.

"Ya?!."

"tujuanku kemari karena ada yang ingin aku berikan padamu." Mendengar ucapan pria tua itu kedua alis Naruto naik seketika.

"memangnya apa yang ingin kau berikan padaku, Pak tua Aneh?!." Tanya Naruto penasaran.

"kemarilah.." ucap pria tua tersebut sembari memberi isyarat untuk mendekat, tanpa ragu atau curiga Naruto dengan wajah polosnya menghampiri pria tua itu.

Ketika cukup dekat dengan pria tua tersebut tiba-tiba sebuah telapak tangan mendarat di puncuk kepala Naruto lalu mengusapnya perlahan, baru pertama kali dalam hidupnya Naruto merasakan usapan dari seorang yang lebih tua selain Hokage ketiga. Seketika usapan pria tua tersebut memunculkan sebuah cahaya cukup terang...

"sebenarnya kekuatan ini bukan berasal dari diriku, aku disini hanya mengantarkannya saja padamu... semoga kau bisa menggunakannya dengan baik, Uzumaki Naruto." ucap pria tua itu.

"tenang saja pak tua aneh, akan aku ingat perkataanmu itu!." jawab Naruto sembari memberikan cengiran lebar kearah pria tua didepannya, seketika senyum tipis terpatri diwajah sang pendeta tua tersebut.

Setelah proses selesai pendeta tua itu mengangkat tangannya dari puncak kepala Naruto, senyum tipis masih terlukis di wajah tua pendeta tersebut. Naruto mendongak sedikit memandang sejenak pria tua yang telah memberikannya sedikit hadiah...

"bagaimana?.. apa kau merasakan sesuatu yang berbeda?." Tanya sang pendeta, Naruto sejenak melakukan gerakan seperti memukul atau menendang namun tidak terjadi apa-apa.

"sepertinya tidak ada perubahan apapun pada diriku, sebenarnya apa yang kau berikan padaku Pak tua aneh?." Terlihat wajah kebingunan Naruto sembari memandang kembali sang pendeta.

"entahlah, aku sendiri tidak tahu... itu pemberian dari entitas yang menciptakan semua alam semesta, jadi aku tidak mengetahui apa yang diberikan oleh Kami-sama kepadamu." Jelas sang pendeta yang mendapat anggukan pelan Naruto.

"sudah tiba waktu-nya kau untuk pergi, pergunakanlah kekuatan tersebut untuk menciptakan sebuah perdamaian dunia... aku yakin kau pasti bisa melakukannya, Uzumaki Naruto." ucap sang pendeta.

"kenapa!?.. padahal kita baru saja bertemu." Ucap Naruto sedih karena baru saja mereka bertemu.

"suatu hari nanti kita akan bertemu kembali dan sesuai janjiku... aku akan memberitahu namaku yang sebenarnya." Balas sang pendeta dengan senyum tipis.

"YOSH!, akan kupegang janjimu pak tua aneh!." Ucap Naruto dengan semangat.

Tiba-tiba tubuh Naruto mengeluarkan cahaya terang yang menyelimuti tubuhnya sebelum akhirnya keberadaan Naruto di dimensi tersebut menghilang dan meninggalkan sang pendeta tua sendirian, sejenak pendeta tua itu menghela nafas lega karena tugasnya sudah selesai.

"apa kau sudah selesai dengan tugas yang diberikan oleh Kami-sama?." ucap seseorang dibelakang sang pendeta, mendengar hal tersebut sang pendeta berbalik kearah sumber suara dan mendapati sosok kakek tua bersurai panjang beruban sempurna sampai ke janggut panjangnya dan kakek tua tersebut mengenakan pakaian tradisional khas china dengan lambang api.

"sekarang tugas-ku sudah selesai, ngomong-ngomong kau mau main Shogi... Roku?." Tawar sang pendeta pada sosok kakek tua bernama Roku atau biasa disebut Avatar Roku.

"Hahaha~ tentu saja.. Hagoromo temanku." Jawab Roku sembari mempersilahkan pendeta bernama Hagoromo atau biasa disebut Rikudou Sennin untuk pimpin jalan.

"apa aku pernah bercerita pada Aang soal ibuku?." Tanya Rikudou pada Roku sembari berjalan bersama menuju cahaya terang di ujung dimensi tersebut.

"kau belum bercerita apapun soal ibumu padanya dan kau bahkan belum bercerita soal keluargamu padaku, Aang dan para Avatar lain begitu menantikan kisahmu ketika masih hidup." Jawab Roku dengan nada santai.

"Haha~ baiklah, akan kuceritakan pada mereka bagian terbaik ketika aku berkelana di duniaku dulu."

"aku tidak sabar menunggu.."

Setelah itu dua figur ikonik dari masing-masing dunia mereka menghilang ditelan cahaya yang sangat terang...

.

.

.

.

Keesokkan harinya Naruto tidak ingat apa-apa soal kejadian sehari yang lalu bertemu dengan sosok Rikudou sennin, kini Naruto dihadapkan dengan masalah serius yaitu ujian kelulusan menjadi genin, sekarang Naruto tengah menaruh kepalanya diatas meja sembari bergerutu tidak jelas.

'aku mimpi aneh bertemu dengan pak tua yang berpakaian seperti pertapa, tapi kenapa aku tidak bisa mengingat wajahnya dan apa yang ia katakan padaku... Siaaaal! Hari ini ujian kelulusan!.' Batin Naruto panik saat melihat Iruka berada didepan kelas sambil membawa papan berisikan form daftar peserta ujian.

"untuk bisa lulus dalam ujian kalian diharuskan menguasai tehnik Bunshin no Jutsu... jika kalian berhasil maka kalian akan melanjutkan ke tahap pembelajaran selanjutnya." Jelas Iruka pada semua murid yang berada dikelas termasuk Naruto yang panik sembari mengacak-ngacak rambutnya.

'Siaaaal!.. itu jutsu yang paling tidak aku kuasai, bagaimana ini!?.' batin Naruto panik bukan kepalang.

Satu per satu para peserta mulai memperagakan jutsu mereka di ruangan khusus ujian dan satu per satu dari mereka berhasil melewati-nya, kini tinggal Naruto yang berada di ruang ujian sembari diawasi oleh Iruka dan Mizuki sebagai penguji.

'Tidak masalah! Aku akan melakukannya!... Lihat saja ini!.' batin Naruto optimis tingkat Demigod sembari menyiapkan segel jutsu.

Bunshin no Jutsu!

Poft!

Hasilnya bunshin milik Naruto terpanggil tapi sayangnya dalam keadaan buruk seperti orang sakit hingga bunshin Naruto tersungkur ke lantai dengan wajah seperti habis dipukuli.

Melihat hal tersebut tercipta keheningan di ruang ujian, ekpresi keringat dingin terpancar di wajah Naruto sementara Iruka yang melihatnya juga terlihat kecewa akan hasil yang ditunjukkan Naruto...

"Gagal!."

Seketika Naruto terjungkal kedepan ala komikal mendengar kata 'Gagal' dari Iruka sendiri,..

"Iruka..." mendengar nama-nya dipanggil Iruka melirik kearah Mizuki."Ini sudah ketiga kalinya dia mencoba dan beruntung berhasil memanggil satu bunshin, beri dia kesempatan untuk lulus." Mizuki mencoba memberi sedikit keringanan untuk Naruto lulus, mendengar hal itu seketika ekspresi Naruto kembali sumringah.

"tidak bisa Mizuki!, yang lain berhasil membuat dua bunshin sementara Naruto hanya membuat satu dan itu pun masih kurang bagus." Tutur Iruka menjelaskan alasannya pada Mizuki, terlihat ekspresi kesal dari wajah Naruto mendengar keputusan Iruka.

.

Tampak di luar akademi semua orang tengah merayakan kelulusan mereka namun dari jauh sosok Naruto tengah murung dibawah pohon sembari duduk di ayunan, ia melihat tawa dan rasa bahagia semua orang dari jauh...

"Kerja Bagus, itu baru anakku!."

"sekarang kau sudah dewasa!."

"aku bangga sekali melihatmu berhasil lulus!, nanti malam kita akan buat pesta kelulusan."

Begitulah seruan para orang tua murid yang mengetahui anak-anak mereka lulus, Naruto tidak bisa apa-apa selain menyaksikan mereka dari jauh...

"Hey, bocah itu..." ucap salah satu murid yang melihat Naruto dari kejauhan.

"dia satu-satunya yang gagal."

"bocah itu tidak akan bisa menjadi Shinobi."

"yah, kau tahu kan dia itu.."

"sst.. jangan keras-keras nanti dia dengar."

Tanpa memperdulikan gumaman mereka Naruto bangkit dari posisi-nya sembari mengenakan pelindung kacamata lalu pergi meninggalkan akademi layaknya bayangan yang terlupakan, kebetulan Hokage 3 menyadari kepergian Naruto bersama Iruka disampingnya ketika berada di kerumunan para murid yang tengah berbahagia...

"Iruka, aku perlu bicara denganmu.." ujar sang Hokage pada Iruka.

"Baik, Tuan.."

.

.

.

.

"Payah!, akan kutunjukkan pada mereka semua kemampuanku yang sesungguhnya!." Gumam Naruto tidak patah semangat sembari berjalan pulang menuju apartemennya.

"Naruto..." panggil seseorang pada Naruto di tengah perjalanan.

"Mizuki-sensei!." Jawab Naruto pada sosok bernama Mizuki ketika menoleh kebelakang dan mendapati Mizuki.

Sejenak Mizuki mengajak Naruto ke sebuah bangunan tinggi di tengah Konoha lalu mereka berdua duduk dipinggir bangunan tersebut sembari memandang monumen patung wajah para kage yang pernah menjadi korban keusilan Naruto.

"Iruka adalah tipikal orang yang serius.. orang tuanya terbunuh saat dia masih kecil, oleh karena itu dia harus mengurus semuanya sendiri." Tutur Mizuki pada Naruto.

"tapi kenapa dia keras padaku?!." Tanya Naruto penasaran dengan sikap Iruka yang seolah-olah selalu menyalahkannya setiap saat, sejenak Mizuki memandang Naruto dengan senyum tipis.

"mungkin saja Iruka berpikir ingin membuatmu menjadi seorang Shinobi yang kuat.. karena ketika Iruka melihatmu seolah dia melihat dirinya sendiri." Ucap Mizuki diikuti semilir angin lembut yang menerpa mereka berdua."cobalah untuk untuk mengerti perasaan Iruka, kalian sama-sama tidak memiliki orang tua." tambah Mizuki.

Sejenak Naruto menundukkan wajahnya."..tapi yang aku inginkan adalah lulus dari akademi." Gumam Naruto, seketika Mizuki melirik sembari menyipitkan matanya pada Naruto.

"soal itu aku akan memberitahu padamu soal rahasia.."

"Hah?!.."

.

.

.

.

Malam hari-nya terlihat Naruto tengah mengendap-ngendap ke sebuah bangunan, dengan sangat hati-hati Naruto berhasil masuk kedalam dan ketika ia berpikir semua berjalan dengan mulus tiba-tiba...

"sedang apa kau di rumahku malam-malam begini!?." ucap seseorang yang diasumsikan adalah Hokage ketiga ketika menangkap basah Naruto tengah mengendap-endap dirumahnya.

"Engh!?..."

Sexy no Jutsu!

Tidak kehabisan akal Naruto langsung mengeluarkan jutsu pamungkasnya yang dapat membuat lawannya tidak berdaya, benar saja seperti para korban Sexy no Jutsu efeknya adalah mereka terpental kebelakang ala komikal diikuti wajah bahagia dengan mimisan hebat, melihat sang Hokage tergeletak di lantai dengan ekpresi sangat bahagia Naruto langsung menuju ke sebuah ruangan penyimpanan..

"Ah! Ketemu!.." gumam Naruto ketika sedang membongkar rak penyimpanan gulungan jutsu dan ia mendapatkan satu gulungan jutsu.

Dengan cepat Naruto pergi dari rumah sang Hokage lalu pergi entah kemana namun kepergian Naruto sudah disadari oleh seseorang yang tengah memperhatikannya dibalik sebuah gedung dan orang itu tidak lain adalah Mizuki sendiri.

.

Ditengah hutan tak jauh dari konoha terlihat Naruto tengah membuka gulungan jutsu tersebut sembari membaca isi gulungan...

"mari kita lihat, jutsu apa yang ada didalam gulungan ini.. pertama adalah jutsu Kage bunshin no Jutsu?.." Naruto semakin meneliti lebih lanjut pembahasan soal jutsu tersebut."Apa ini!?.. kenapa penjelasannya sulit sekali." Tambah Naruto dengan nada kesal.

Sementara itu di sebuah apertemen tepatnya di apertemen tempat Iruka tinggal terlihat Iruka sedang tiduran di kasurnya sembari mengingat kejadian dimana 12 tahun lalu Kyubi menyerang desa, Iruka masih ingat bagaimana Kyubi menghancurkan setiap bagian-bagian desa dan membunuh banyak sekali ninja termasuk kedua orang tua Iruka, namun disaat terlarut dalam memori tersebut tiba-tiba...

Tok!

Tok!

"ada apa!?." Seketika Iruka bangkit dari tempat tidurnya lalu membukakan pintu dan mendapati Mizuki dengan nafas tersengal-sengal.

"NARUTO!... Dia telah mengambil gulungan segel terlarang!." Mendengar ucapan Mizuki seketika ekspresi Iruka kaget bukan main.

Segera Iruka dan Mizuki pergi menuju tempat dimana para Chunin dan Jounin berkumpul, beberapa menit kemudian semua para Ninja tingkat tinggi berkumpul dihadapan Hokage 3...

"Tuan Hokage!, kita tidak bisa membiarkan anak berandal itu!." seru salah satu Ninja.

"itu benar, gulungan yang dicuri oleh Naruto bisa saja adalah gulungan berbahaya.. jika gulungannya digunakan sembarangan maka dampaknya bisa mengancam desa." Iruka yang mendengar seruan tersebut khawatir dengan kelakuan anak muridnya tersebut.

"sudah setengah hari sejak gulungan itu diambil... kita harus bergegas menemukan Naruto!." ucap sang Hokage datar.

"BAIK TUAN!." Serempak semua ninja yang berkumpul menghilang bersamaan.

Di suatu tempat Iruka mencari keberedaan Naruto di setiap gang dan jalan-jalan sempit namun tidak berhasil menemukan sosok bocah kuning pembuat onar itu, namun ditengah kebingungan melanda Iruka tiba-tiba ia ingat sesuatu...

'sebaiknya aku harus memeriksa hutan.' Batin Iruka tanpa basa-basi langsung pergi.

Ditempat lain Mizuki juga bergegas mencari Naruto namun kali ini dengan niat yang berlainan..

'pertama aku akan menyebarkan berita ini ke seluruh desa... lalu akan kusingkirkan Naruto bersama dengan gulungannya itu.' batin Mizuki dengan senyum licik.

.

.

.

.

Di tengah hutan terlihat sosok yang menggemparkan seluruh Konoha tengah terduduk ditanah dengan peluh dan lebam diwajah, penampilannya saat ini kacau seperti orang habis dipukuli sekampung. Disaat sedang istirahat Naruto menyadari bayangan seseorang datang menghampirinya..

"kutemukan kau..." ucap Iruka dengan tubuh gemetar tanda ia menahan amarahnya yang memuncak.

"Wahaha! Lihat aku ditemukan oleh orang yang suka mimisan!." Seru Naruto disertai tawa sambil menunjuk kearah Iruka.

"BODOH!... BISA-BISANYA KAU BERULAH DISAAT SEPERTI INI!." Bentak Iruka ala komikal.

Sejenak Iruka melihat beberapa luka lebam di wajah dan pakaian Naruto terlihat lusuh seperti habis di pukuli satu kampung...

"Hey, kau terlihat babak belur... apa yang membuatmu seperti itu?." tanya Iruka penasaran.

"He..he.. tidak kusangka Iruka-sensei menemukanku... barusan aku mempelajari satu jutsu dari gulungan ini." tutur Naruto sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

'jadi begitu, tubuhnya penuh luka akibat dia berlatih jutsu disini.' Batin Iruka mendengar penjelasan Naruto sembari memperhatikan keadaan Naruto.

"Hey, Iruka-sensei..." Iruka yang mendengar suara Naruto tersadar dari lamunannya dan memandang Naruto."jika aku berhasil mencoba satu jutsu dan berhasil.. luluskan aku ya!" ucap Naruto dengan semangat penuh harap.

Seketika Iruka baru mengetahui jika Naruto saat ini tengah menggendong sebuah gulungan berukuran cukup besar...

"Naruto, darimana kau dapatkan gulungan itu?." tanya Iruka.

"oh ini?!.. aku mendapatkannya berkat Mizuki-sensei yang memberitahuku letak dan juga tempatnya." Jawab Naruto dengan mudah.

Seketika terbayang wajah Mizuki dikepala Iruka."kalau aku memperlihatkan jutsu ini didepanmu maka aku akan lu,-" ucapan Naruto terpotong saat Iruka mendorong tubuh Naruto dengan keras kesamping dan benar saja sebuah kunai melesat kearah Iruka dan menghujam tubuhnya hingga terdorong kearah tembok.

Sementara Naruto tersungkur tak jauh dari tempat Iruka menerima hujaman 20 kunai namun hanya beberapa saja yang mengenai tubuh Iruka sisanya menancam di tembok, dari salah satu dahan pohon datanglah Mizuki dengan Fuma Shuriken di punggungnya..

"kerjamu cukup bagus menemukan si bodoh itu..." ucap Mizuki pada Iruka.

"Aku mengerti sekarang... dengan apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Iruka sembari mencabuti beberapa kunai yang menancap di tubuhnya.

"Naruto!, serahkan gulungannya!." Perintah Mizuki pada Naruto.

Sementara Naruto terlihat kebingungan mendapati situasi yang ia tidak mengerti, sembari menoleh kekiri dan kekanan ala komikal dengan perasaan panik karena tidak tahu harus apa...

"Hey!?... tu-tunggu sebentar, sebenarnya apa yang terjadi disini?!." Seru Naruto dengan panik.

"NARUTO!, APAPUN YANG TERJADI JANGAN SERAHKAN GULUNGAN ITU PADA MIZUKI!, ITU ADALAH GULUNGAN BERBAHAYA DAN DIDALAMNYA TERTULIS NINJUTSU TERLARANG!... MIZUKI MEMANFAATKANMU UNTUK MENDAPATKANNYA!." Teriak Iruka memperingatkan Naruto.

Mendengar peringatan Iruka seketika Naruto mendongak kearah Mizuki dengan ekspresi marah bercampur kesal."Naruto, kau tidak perlu gulungan itu... akan kujelaskan padamu kenyataan yang sebenarnya terjadi padamu." Ucapan Mizuki langsung mengundang perhatian Iruka.

Deg!

"Ti-tidak!, jangan katakan!." bentak Iruka.

"12 tahun yang lalu... kau tahu jika Kyuubi telah disegel pada waktu itu.." perkataan Mizuki lantas mengundang perhatian Naruto."sejak saat itu aturan khusus dibuat untuk desa ini..."

"Aturan?." Gumam Naruto terpengaruh dengan perkataan Mizuki.

"sayangnya, aturan ini tidak boleh diceritakan padamu.."

"Aturan yang tidak boleh diceritakan... ATURAN APA ITU!?, KATAKAN PADAKU!." seru Naruto sembari mendengarkan sejenak perkataan Mizuki, melihat lawannya terpengaruh Mizuki terkekeh ketika Naruto terdiam sesaat.

"siapapun di desa ini tidak diperbolehkan bicara tentang fakta bahwa kau adalah monster ekor 9 bernama Kyuubi." Tutur Mizuki mengungkap kebenaran kenapa Naruto dijauhi penduduk desa.

"Apa..." ekspresi Naruto membeku saat mendengar fakta bahwa dirinya adalah monster bernama Kyuubi."Apa maksudmu?!." Tambah Naruto semakin shock.

"BERHENTI!." Iruka berteriak memperingatkan Mizuki untuk berhenti bicara.

"itu berarti bahwa aku adalah..."

"Ya!, itu benar... fakta bahwa kau adalah Kyuubi yang memporak-porakan desa konoha dan membunuh kedua orang tua Iruka." Sambung Mizuki semakin membuat keadaan memanas."tidakkah kau merasa aneh kenapa semua orang membencimu?... Iruka juga sama, dia sebenarnya juga membencimu!." Tambah Mizuki lalu melemparkan Fuma Shuriken kearah Naruto.

"SIALAN!."

Wussshhhh!

Tiba-tiba terjadi ledakan gelombang disekitar Naruto hingga membuat Fuma Shuriken yang melesat kearahnya terpental jauh, Mizuki yang melihat hal itu seketika shok melihat serangannya berhasil di patahkan...

"Naruto..." Iruka yang melihat perubahan drastis pada Naruto terkejut bukan kepalang.

Secara misterius dari tubuh Naruto keluar essensi berwarna biru atau biasa disebut chakra menyelimuti Naruto lalu membentuk sebuah mantel pelindung seperti Raiton no Yoroi milik Raikage A, ekspresi Naruto berubah datar lalu mengarahkan pandangannya kearah Mizuki yang shok melihat perubahan kekuatan Naruto secara drastis...

"mu-mustahil... bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu!?." panik Mizuki.

Tanpa disadari Naruto sudah berada didepan Mizuki dengan tangan terkepal...

DUAGH!

Tinju berlapis mantel Chakra milik Naruto berhasil menghantam wajah Mizuki hingga membuatnya terpental menembus tiga pohon lalu menabrak sebuah batu besar, tidak memberi ampun Naruto dengan kecepatan kilat sudah berada di tempat Mizuki lalu menggenggam puncak kepala Mizuki dengan keras dan mensejajarkan dengan wajahnya...

"jangan kau berkata seperti itu lagi didepanku, kau paham?!." Ancam Naruto dengan ekspresi datar.

"MATI KAU!, MONSTER!." Dengan usaha terakhir Mizuki mengeluarkan kunai lalu menusukkannya kearah tubuh Naruto namun sayang kunai tersebut justru terpental jauh saat mengenai mantel pelindung tersebut, melihat serangannya sia-sia Mizuki menatap wajah Naruto dengan horor.

"sekarang kau akan dihajar habi-habisan.." secara mendadak tercipta ribuan bunshin mirip Naruto yang terselimuti mantel Chakra, Mizuki semakin shok dan tidak bisa berbuat apa-apa melihat kejadian tersebut."semuanya!, ayo kita hajar orang ini.." perintah Naruto pada semua Bunshinnya.

AHHHHHHHHHH!

Sebagai akibat dari perbuatannya Mizuki dipukuli seribu bunshin Naruto secara brutal tanpa ampun, selesai menghajar Mizuki yang terbaring dengan wajah lebam dan benjol di kepala seketika mantel yang menyelimuti Naruto perlahan masuk kembali kedalam tubuhnya...

"Eh!?.. apa yang terjadi dan kenapa Mizuki-sensei babak belur?!." panik Naruto ketika melihat kondisi Mizuki yang babak belur, karena tidak tahu apa-apa Naruto meninggalkan tubuh Mizuki yang pingsan di tengah hutan...

"Iruka-sensei!." dari dalam hutan Naruto berlari kearah Iruka yang tengah bersandar di pohon, melihat muridnya kembali senyum mengembang terpatri di bibir Iruka.

"Naruto, ada yang ingin aku ceritakan padamu.." mendengar ucapan tersebut Naruto lantas mendekati Iruka."..orang tuaku, setelah mereka tiada, tidak ada seorangpun yang peduli ataupun menganggapku ada.. aku selalu bertingkah seperti idiot hanya untuk mendapatkan perhatian orang lain.. itu lebih baik daripada tidak menjadi siapapun, jadi aku tetap bertingkah seperti idiot agar selalu mendapat perhatian, walaupun aku tidak bagus dalam hal pelajaran atau mengerjakan pr.. tapi semakin lama hal itu semakin menyakitiku setiap hari..." mendengar cerita Iruka ekspresi Naruto berubah menjadi murung."Kau pasti juga sangat menderita.. Maafkan aku Naruto, andai aku lebih baik kau tak perlu menanggung semua ini.." mendengar hal itu Iruka menangkap ekspresi murung Naruto, dirinya menyesali karena sudah membuat Naruto menderita dan selalu menyalahkan Naruto didepan teman-temannya.

"Naruto, jika kau tidak memaafkanku tidak apa... karena bagiku, kau adalah murid berandal kesayanganku.." tutur Iruka sembari tersenyum tulus.

Mendengar hal itu seketika air mata jatuh ketanah dan terdengar isakkan tangis Naruto, Iruka yang melihat hal itu perlahan bangkit lalu meletakkan tangannya di puncak kepala Naruto lalu mengusapnya perlahan..

"kau bukanlah apa yang dikatakan Mizuki, kau itu Uzumaki Naruto.. salah satu Ninja Konoha." Dengan kasar Naruto mengusap air mata-nya lalu menunjukkan cengiran lebar seperti biasa..

"Hehe~.. ternyata aku tidak bisa kabur jauh ya.." ucap Naruto sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Heh!, dasar kau ini.." ucap Iruka melepaskan usapannya dari kepala Naruto."ngomong-ngomong Naruto, darimana kau mendapatkan kekuatan sebesar itu?." tambah Iruka penasaran dengan kekuatan misterius Naruto saat melawan Mizuki.

"apa maksud perkataan sensei?." Terlihat ekspresi bingung Naruto mendengar perkataan Iruka.

"kau tidak ingat dengan apa yang kau lakukan tadi?." tanya Iruka sekali lagi memastikan apa Naruto bercanda atau tidak.

"tidak.. tapi aku ingat dimana aku melihat ribuan diriku sedang mengerubungi sesuatu dan selebihnya warna putih menyelimuti pandanganku sesaat." Jelas Naruto apa adanya.

'Ribuan Naruto?... mungkin kah?!.' Batin Iruka sembari mencubit dagu-nya."Ah!, iya Naruto... bagaimana dengan mantel berwarna biru yang melindungimu beberapa saat yang lalu?." Tambah Iruka penasaran.

"mantel biru?!.. apa maksud sensei, aku sama sekali tidak mengerti." Sangah Naruto benar-benar tidak tahu apa-apa soal kejadian sebelumnya.

"Hah~, sudah lupakan apa yang aku katakan tadi.. Naruto ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu..." ucap Iruka yang membuat Naruto penasaran.

"Apa itu, Iruka-sensei?." Ujar Naruto menaikkan satu alisnya.

.

Sementara itu ditempat para Ninja berkumpul...

"SIAL! INI GAWAT!"

"TIDAK MUNGKIN!."

"SESEORANG PASTI SUDAH MENEMUKANNYA!."

"MUNGKIN SAJA DIA SUDAH JAUH DARI DESA!."

Terdengar perdebatan diantara para Ninja Konoha dalam operasi mencari Naruto namun perdebatan mereka harus berakhir ketika sang Hokage 3 datang kearah mereka semua..

"tidak ada yang perlu dicemaskan!." Mendengar hal itu tiba-tiba pedebatan mereka terhenti saat melihat Hokage 3 datang.

"Tuan Hokage!."

Sembari menyesap cerutu-nya sang Hokage tersenyum tipis."dia akan segera kembali."

.

.

.

.

"sudah Sensei?!." Tanya Naruto dengan penuh semangat.

"sekarang kau boleh membuka matamu.." jawab Iruka.

Perlahan Naruto membuka matanya dan menatap Iruka namun hal aneh melanda Naruto ketika ia melihat Iruka namun tanpa pelindung kepala tersenyum bangga..

"selamat ya, kau lulus..."

Mendengar kata 'kau lulus' seketika Naruto membeku tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan..

"sebagai perayaan atas kelulusannya aku akan mentraktirmu semangkuk ramen.." dengan bangga Iruka berkata seperti itu sementara ekspresi Naruto masih sama.

Seketika Naruto menghamburkan pelukan pada Iruka dengan perasaan bahagia hingga membuat sensei-nya terdorong menabrak pohon, Naruto tidak bisa lagi membendung perasaan tersebut karena baru pertama kali dalam hidupnya ia mendapat perlakuan istimewa dari seseorang...

'Naruto.. perjuanganmu menjadi ninja baru saja akan dimulai..'

.

.

.

Chapter 1 end...


Note : sepertinya hanya segitu dulu fic yang kubuat, mohon Review-nya agar Author bisa memperbaiki apa saja kesalahan-kesalahan dalam unsur fic ini dan Author mohon kritik dan saran supaya dapat membantu Author belajar dalam membuat Fic yang baik...

ARIGATOU!