Dunia ini luas, begitu luas hingga tidak dapat diukur oleh nalar manusia ataupun makhluk bernapas lainnya. Tidak, tentu yang dimaksud bukanlah alam semesta ataupun isinya. Kalian mungkin tau bahwa materi terluas yang duketahui oleh manusia adalah kesenjangan dan anomali dari alam semesta yang memiliki jutaan galaksi yang tidak dapat dihitung oleh angka matematik.
Tapi taukah kalian, bahwa alam semesta yang luasnya tidak terkira ini ternyata hanyalah bagian kecil dari luasnya anomali dari dunia ini?
Terdapat puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, hingga triliunan cabang semesta yang tidak akan bisa kalian bayangkan. Cabang ini tentu tidak hanya terletak pada satu ruang lingkup saja melainkan terbagi ke beberapa Universe yang memiliki bentuk dan susunan molekul yang sama namun secara bersamaan berbeda-beda. atau bahasa umumnya sering disebut dengan sebutan,... Another Dimension!
Pada zaman ini, Another Dimension masih dianggap sebagai khayalan bagi kebanyakan manusia. Para saintispun tidak dapat membuktikan secara nyata keberadaan dari dimensi lain yang dimaksud itu, mereka hanya mampu membuat teori berdasarkan rasa keingin tahuan mereka tentang konsep dunia serta rahasia yang terkandung di dalamnya. Namun... Benarkah demikian?
.
.
.
.
Gelap!
Kanapa semuanya gelap?
Apa yang terjadi?
Apa ini, aku... mengambang? Tangan dan kaki, Kenapa mereka terasa begitu kecil?
Dimana, dimana cahayanya, kenapa semua terlihat gelap?
Mulutku, aku tidak bisa mengeluarkan suara.
Tubuhku terasa lemah, aku sama sekali tidak bisa membuka mata.
Terasa hangat dan nyaman, apakah ini ilusi? Tanpa sadar kakiku menyentuh sesuatu. Dinding? Yahh, aku rasa ini dinding.
"Woww, aku merasakannya, dia baru saja menendang!"
Apa? Siapa?
"Tenanglah sayang, kau bisa membuatnya takut"
"..."
"Hehehehe, maaf-maaf. Sepertinya aku terlalu bersemangat setelah mendengar bahwa sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah"
"Hihihi lihatlah, wajahmu terlihat lucu saat sedang senang"
"Benarkah? Kalau anak ini laki-laki, apa kau pikir dia akan mirip denganku?"
"Huhh, apa yang kau bicarakan, tentu saja dia akan mirip denganmu. Jangan mengatakan sesuatu yang bisa membuat semuanya menjadi buruk"
"A-ahahaha, gomen-gomen!"
Baiklah, ini mulai terasa aneh. Tubuh dan pikiranku tidak bisa saling menyatu, dan sekarang telingaku mendengar perbincangan antara dua orang yang aku yakini sebagai pasangan suami istri.
Mari berpikir sejenak. Ini hanya asumsiku tapi, apakah aku berubah menjadi... janin?
Mulai saat itu akupun sadar bahwa ternyata Cadis Etnaru Di Raizel yang merupakan bangsawan Vampir terkuat yang pernah ada, kini sudah tidak ada lagi. sekarang yang tersisa hanyalah seorang anak manusia biasa dengan ingatan masa lalu yang akan selalu menghantui mimpi indahnya.
Yahhh setidaknya, itulah yang dia harapkan!
.
.
.
[3 tahun kemudian]
.
Tidak terasa sudah tiga tahun terlewat sejak kejadian aneh yang telah menimpa Cadis Etnaru Di Raizel.
Ia tidak pernah sekalipun percaya akan yang namanya reingkarnasi ataupun bualan tentang dunia lain itu, tapi semua berubah ketika dengan kedua matanya sendiri Ia melihat dan mengalami semua kejadian ini.
Sekarang umurnya sudah menginjak tiga tahun, penampilannya sama dengan penampilan Arthur dalam manhwa The Beginning After The End, hanya saja rambut Naruto berwarna pirang dan bermata biru, begitu juga dengan kedua orang tuanya tapi nama ayah dari Naruto berubah menjadi 'Arthur'.
ukuran tubuhnya tentu menyerupai anak seusianya, tapi tidak dengan pikiran dan mental yang dia miliki. Baginya yang sudah hidup lebih dari ratusan tahun dan telah melihat begitu banyak susah senangnya kehidupan, menjadi bayi tidak akan bisa mengubah kepribadian dan pola pikirnya, Dan itu terlihat jelas bahkan ketika Ia baru saja dilahirkan.
Jika bagi kebanyakan bayi yang baru lahir akan selalu mengeluarkan tangisan ataupun erangan, namun tidak dengan dirinya. Proses lancarnya persalinan diisi dengan keheningan dan kebingungan bagi mereka yang melihat. Bahkan penglihatan yang seharusnya tidak dimiliki oleh bayi yang baru lahir malah tertampang jelas dari tatapan matanya. Itu jelas aneh ketika kita mengingat bahwa tidak ada satupun bayi yang bisa membuka matanya dihari pertama mereka memasuki dunia, Ditambah lagi kekuatan tulang dan fisiknya sudah seperti bayi berumur beberapa bulan padahal Ia barus saja berumur beberapa jam.
Keanehan tidak berhenti sampai di situ. Seakan paham dengan pola hidupnya, bayi yang diberi nama Naruto itu tidak pernah sekalipun ngompol ataupun buang air dicelana seperti anak kecil pada umumnya. Ia selalu membunyikan bel yang ada pada mainan yang sudah disediakan jika membutuhkan sesuatu.
Semua itu tentu sangatlah aneh, tapi hal tersebut tidak berlaku bagi kedua orang tua yang sudah melahirkannya. Bagi mereka Naruto adalah anugrah terbesar yang diberikan oleh Tuhan dengan semua keajaiban yang dia perlihatkan. Sepasang suami istri itu begitu senang karena telah mendapat anak dengan tingkat kecerdasan yang melebihi akal sehat. Mereka terus merawatnya dengan baik hingga Naruto berhasil tumbuh seperti sekarang ini.
Setelah tiga tahun dilahirkan, akhirnya Naruto telah mengerti beberapa konsep dari dunia ini.
Pertama, Ia lahir dari rahim seorang Ibu bernama Alice dan ayah bernama Arthur, Mereka berdua adalah orang tua yang baik dengan sifat yang tergolong baik pula. Sang Ibu tidak memiliki pekerjaan apa-apa selain menjadi Ibu rumah tangga, sedangkan sang ayah adalah pelatih bagi kesatria sihir di kerajaan ini.
Sihir?
Yap, dunia yang sedang dia tempat ini memang memiliki sesuatu seperti itu. Sejak berumur 1 tahun, setiap malam Naruto selalu menyelinap ke kamar ayahnya untuk membaca buku dan mencari informasi tentang dunia ini.
Dari apa yang dia dapat, Naruto mengetahui bahwa dunia ini terbagi dari beberapa Ras dan Benua.
Dichaten adalah nama benua yang sedang ditempati oleh Naruto saat ini. Benua ini memiliki tiga kerajaan utama yang tersebar di beberapa penjuru mata angin.
Elenoir, merupakan kerajaan sekaligus wilayah bagi bangsa Elf yang terletak di kedalaman hutan dibagian barat Benua. Kemudian ada Kerajaan Darv yang merupakan wilayah bagi bangsa Dwarf dan terletak di bagian selatan Benua. Selanjutnya sekaligus yang terakhir adalah Kerajan Sapin yang merupakan wilayah bagi bangsa Human sekaligus menjadi kerajaan dengan jumlah populasi tertinggi dari kerajaan lainnya yang terdapat di bagian Timur Benua. Untuk lebih spesifik Naruto tidak tinggal dalam lingkup kerajaan, melainkan berada cukup jauh di pedesaan tapi masih terikat dalam wilayah kerajaan.
Yahhh, bisa dikatakan bahwa dunia yang sedang Dia tempati saat ini tidaklah sama dengan dunianya dulu. Secara kasar mungkin bisa dikatakan Ia berpindah dimensi ke dunia lain yang mebuatnya harus berpikir ulang tentang konsep dari dunia ini. Selain itu Ia juga tau bahwa dunia ini memiliki keterbelakangan dalam hal teknologi, jadi Naruto tidak heran jika tidak adanya Smartphone ataupun hal berbau modrn lainnya. Nmaun kesenjangan itu dapat diatasi berkat adanya ilmu sihir yang mampu menggantikan peran teknologi.
Baiklah, sekarang kita Kembali ke topik utama yaitu, sihir!
Dalam memahami kesenjangan ini, Naruto mencoba untuk menyamakannya dengan energi Ki yang ada pada dunianya dulu. Bedanya jika Ki adalah energi yang hanya terdapat dalam tubuh makhluk supranatural seperti Vampire dan sebagainya, energi sihir atau Mana malah tersebar hingga keseluruh alam yang ada di sekitar kita. Konsep rangkaiannyapun sedikit berbeda dimana jika ingin menggunakan kekuatan sihir, kita harus membuat inti Mana kita sendiri yang biasa disebut dengan 'Kebangkitan', selain itu rapalan mantra juga diperlukan untuk memanipulasi sihir.
Kebangkitan biasanya terjadi pada awal remaja hingga akhir remaja, dan jika umurnya melebihi batas itu, maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bisa terbangkitkan. Memang tidak semua orang bisa terbangkitkan, biasanya hanya anak dengan garis keturunan peyihirlah yang mampu terbangkitkan karena sudah memiliki fondasi dari garis darah keturunan. Namun tidak sedikit juga orang yang mampu terbangkitkan dengan usaha keras dan latihan mereka. intinya kebangkitan hanya terpatok kepada dua hal yaitu bakat dan kerja keras, Tapi yang lebih dominan adalah bakat karena tidak semua hasil kerja keras bisa membuat orang terbangkitkan.
Dan lagi-lagi disinilah letak keanehan yang dimiliki oleh Naruto. Jika umumnya anak yang terbangkitkan itu berumur sekitar 11 sampai 17 tahun, namun Naruto malah menciptakan rekor kebangkitan tercepat hanya dengan umur 2 tahun, dan kejadian itu membuat seisi rumahnya hancur berantakan akibat lonjakan inti mana yang terbentuk. Hal itu tentu membuat orang tuanya semakin yakin bahwa anak mereka ini bukanlah anak normal seperti pada umumnya melainkan anak istimewa yang diberikan Tuhan kepada mereka.
Pertumbuhan Naruto terbilang cukup cepat bagi anak seusianya. Sebut saja di umur satu tahun Ia sudah bisa berjalan maupun berlari, dapat memahami cara menulis dan mambaca hanya dalam waktu satu hari dari ajaran Ibunya, dan terakhir memiliki kelebihan dalam menghafal segala hal yang dia baca.
Selain itu orang tuanyapun sadar bahwa Naruto nampaknya tidak memiliki banyak ekpresi selain datar dan sedikit senyuman. Bahkan disaat dirinya terluka sekalipun, tidak ada ekpresi lain yang dia tunjukan selain dua hal tadi. Tapi lebih dari itu, orang tuanya tetap menyayangi dan menganggap bahwa Naruto adalah anak yang tetap harus membutuhkan kasih sayang. Mungkin karena itulah mereka akhirnya dapat memahami kapan Naruto merasa kesal, marah, senang, maupun sedih walau ekpresinya tetap dalam lingkup yang sama yaitu datar dan sedikit senyuman.
Itulah sedikit penjelasan tentang dunia baru yang sedang Naruto tempati, untuk lebih jelasnya Ia masih terus membaca dan mempelajari semua buku yang membahas tentang konsep dunia ini.
.
Wilayah tempat Naruto tinggal terletak di bagian utara cukup jauh dari kerajaan Spain. Nuansa pedesaan masih asri dan sangatlah terasa menyegarkan bagi dirinya yang dulu hidup di kota metropolitan yang penuh akan sesak polusi kendaraan. Untuk ukuran anak kecil, tidak ada yang dapat Naruto lakukan selain belajar dan berlatih di rumah, Ia tidak punya wewenang untuk pergi keluar dan membuat kedua orang tuanya khawatir.
Ngomong-ngomong Naruto sudah memulai latihan dasar sejak dirinya terbangkitkan setahun lalu. Memperkuat fisik adalah hal utama yang dia lakukan agar tubuh kecilnya dapat beradaptasi dengan pikirannya, yahh walau terkadang Ibunya marah karena sudah melakukan hal itu di umur yang baru menginjak 2 tahun, bersukurlah kepada Ayahnya yang malah mendukung kegiatannya hingga Iapun bisa berlatih dengan sedikit lebih leluasa.
Hari-harinya dia habiskan untuk berlatih dan membaca, Lama kelamaan perasaan jenuh mulai menghampiri hatinya. Ia ingin sekali pergi kesuatu tempat yang tidak hanya dikelilingi oleh dinding kayu serta lapangan kecil dengan hanya sebatang pohon sebagai hiasannya.
Karena itulah sekarang Naruto berada di sini, area perbelanjaan terbesar di desa tempatnya tinggal. Mengetahui Ibu yang ingin pergi berbelanja, Naruto memanfaatkannya agar bisa melihat dunia luar walaupun itu hanya berjarak beberapa kilo meter dari rumahnya.
Terlihat saat ini Naruto sedang berada di punggung Ibunya dengan sebuah kain yang membantunya agar tidak terjatuh. Jujur saja, hal ini entah kenapa membuat harga dirinya sebagai Raja sedikit terguncang, yahh walau ekspresinya masih tetap saja datar.
"Bisakah Ibu menurunkanku? Punggung Ibu bisa sakit jika terus seperti ini"
"Apa yang kau katakan Naru? Mana ada Ibu yang rela membuat anaknya yang masih berumur 3 tahun untuk berjalan di tengah keramaian seperti ini"
Gagal!
Seperti yang dia duga, apapun yang berlebihan tentu tidak baik, begitu juga dengan kasih sayang. Sudalah, Naruto tidak ingin berdebat dengan Ibunya.
Pandanganya menerawang kesegala arah, menangkap semua hal yang bisa ditangkap oleh matanya.
Ramai!
Itulah satu kata yang bisa menggambarkan suasana di tempat ini. Sepanjang mata memandang yang bisa kau lihat hanyalah gerembolan orang yang sedang asik menjalankan bisinis perdagangan, tidak ada yang istimewa, semua terlihat sederhana dengan sedikit sentuhan kedamaian. Setidaknya itulah yang bisa kalian tangkap dari pandangan semata.
Naruto tau, tempat dan wilayah ini tidaklah sedamai itu. Ada cukup banyak niat jahat yang bisa Ia rasakan dalam radius 1 kilo meter dari tempatnya saat ini. Jelas itu sesuatu yang wajar, dimanapun kau berada pasti ada saja hal-hal yang bertolak belakang dari apa yang kau harapkan.
Berbicara soal niat jahat, Yap benar, Naruto memang memiliki kemampuan untuk mendeteksi niat jahat dari makhluk apapun yang bisa bernapas.
Satu hal yang baru Dia sadari sejak umurnya memasuki tahun ketiga, ternyata kemampuan Vampir yang dulu dia miliki tidaklah hilang melainkan hanya tertidur dan menunggu waktu untuk menunjukan eksitensinya. Naruto paham, sepertinya tubuh manusia kecil ini tidak sanggup menahan kekuatan absolute yang dia miliki dulu, Mungkin berkat latihan fisik serta pengendalian mana yang sudah Ia jalani sejak berumur 2 tahun membuat beberapa kemampuan uniknya dapat terbangun. Tapi jika dibandingkan dengan kekuatan penuhnya, setidaknya yang dia miliki saat ini bahkan tidak mendekati 5 persen dari keseluruhan. Itu wajar jika mengingat umurnya sekarang, tapi Naruto penasaran apakah Ia bisa membangunkan semua kemampuannya itu? Untuk saat ini Dia hanya akan berusaha, setidaknya energi mana yang dia miliki tidaklah seburuk itu.
Setelah berbelanja merekapun pulang. Seperti hari-hari sebelumnya, Naruto menghabiskan waktu hanya dengan belajar dan berlatih bersama ayahnya. Itulah kenapa saat ini Dia sedang asik berbaring tengkurap untuk membaca buku sejarah yang dia dapat dari kamar ayahnya.
Dunia ini benar-bebar menarik minatnya, terutama dalam hal ras yang belum pernah dia temui sebelumnya. Perang dan gejolak politik tentu juga terjadi pada dunia ini, semua itu tidak akan pernah hilang dimanapun kalian berada. Tapi jika dibandingkan dengan dunianya dulu, setidaknya tempat ini masih sedikit lebih beruntung.
Asik membaca, Naruto tidak sadar bahwa seseorang sedang mendekatinya.
"Hey-hey anak muda, bukankah sekarang saatnya tidur siang?"
"..."
Walau terkejut tapi Naruto tetap diam ketika buku sejarahnya diambil oleh wanita cantik yang sialnya adalah Ibunya sendiri. Hmmm, lain kali sepertinya Ia harus lebih meningkatkan sensornya.
Alice Ibu dari Naruto menatap buku sejarah dengan pandangan menyipit...
"Aku sangat yakin, di dunia ini tidak mungkin ada anak berumur 3 tahun yang mau menghabiskan waktunya hanya untuk membaca buku sejarah"
Naruto memutar bola matanya bosan mendengar ocehan dari nenek sihir ini. Serius, dia tidak bercanda saat menyebut kata 'Nenek sihir' kepada Ibunya sendiri.
"Ayolah Bu, bukankah Ibu sendiri tau apa yang aku sukai?"
Pandangan Alice melembut mendengar ucapan putranya itu. ia berjongkok dan mengelus puncuk kepala Naruto dan tersenyum lembut.
"Ibu tau kau memang suka membaca, tapi bukankah Naru sedikit terlalu cepat dewasa? Aku tidak tau darimana asalnya kecerdasanmu itu, tapi Ibu mohon tolong nikmatilah hidupmu layaknya anak berumur 3 tahun lainnya. Lagipupa apakah kau tidak bosan hanya membaca seharian?"
Naruto tidak bisa berdebat soal itu. Dari sisi manapun juga, jelas tidak ada anak yang seperti dirinya di dunia ini. Ia sadar, tapi inilah yang harus Naruto lakukan.
"Tidak Bu, justru inilah hal terbaik yang bisa aku berikan kepada kalian. Kecerdasan itu adalah anugrah, dan aku yakin bahwa setiap anugrah pasti ada maksud dibalik kemunculannya"
Alice tertegun mendengar hal itu. Tidak, bukan kata-katanya, melainkan siapa yang mengucapkannya. Dia sempat berpikir, benarkah anaknya ini baru berumur 3 tahun? Alice bingung, tapi entah kenapa dia bisa menerimanya.
"Bweee"
"Ohoo, lihatlah anak imut ini, dari mana kau mendapat kata sebijak itu huhh?"
"Owbbb, Ibwuuu shwkittt"
Tidak ada harapan, semua sisi keagungannya tidak berguna dihadapan wanita sihir ini. Lihatlah, dengan santainya Ia mencubit kedua pipi Naruto hingga membuat anak itu tampak begitu lucu.
Ughhh, terkutuklah kau wahai muka imut!
Dan begitulah kehidupan sehari-hari yang Naruto jalani. Mendapat kehidupan seperti itu Iapun berpikir...
'keluarga yahh? Hmmm... Aku rasa tidak buruk!'
.
.
.
Hari berikutnya berjalan seperti biasa, dan sekarang Naruto sedang memperhatikan ayahnya dari balik jendela. Ia mengamati dengan seksama dan mempelajari gerakan apa yang ayahnya akan tunjukan.
Pertama dimulai dengan helahan nafas singkat, lalu merentangkan kedua tangannya kesamping dan menyatukannya kembali seperti hendak berdoa. Pandangan Naruto menyipit, Ia bisa merasakan adanya energi Mana yang mulai terkompres hingga membuat bebatuan disekitarnya sedikit terangkat.
'tanah? Angin? Kira-kira Sihir apa yang akan Ayah keluarkan?' pikirnya penasaran sekaligus bersemangat karena ini pertama kalinya Naruto punya kesempatan untuk melihat sihir lain selain sihir penyembuhan milik ibunya.
Merubah posisi, Arthur mengambil kuda-kuda sederhana dengan menekukan kedua kakinya dan membawa kedua kepalan tangan ke atasnya. Lalu dengan sekali hentakan...
"HYAAAAAA"
Wushhhhh
"..."
Tunggu, apa? A-apa yang barusan itu? Naruto tidak mengerti, apakah itu yang dinamakan sihir? Berkosentrasi selama 3 menit dan hasilnya hanya untuk menerbangkan beberapa kerikil?
Mungkin saat ini ekpresi Naruto tidak berubah, namun sebulir keringat yang meluncur dari pelipisnya tidak bisa berbohong. Seakan-akan Ia ingin berteriak... APA-APAAN ITU?!
Mengambil nafas sejenak dan menegakan badannya, Arthur mengangguk puas melihat hasil perbuatannya. Merasa diawasi, pandangannya lalu beralih kearah jendela yang dimana tempat Naruto menyaksikan.
"Oyy Naru, Ayah hebat bukan!" Ucapnya sambil melambai kearah Naruto dengan cengiran lebar.
Wajah Naruto memucat mendengarnya, 'tidak, kumohon jangan, Kau bisa membuatku mual'. Karena tidak tahan, Naruto lalu berbalik dan hendak pergi. Namun langkahnya terhenti ketika Ia baru menyadari bahwa jarak lantai dengan dirinya bagaikan jurang tak berujung. Terlebih lagi entah kenapa Ia merasa takut akan keadaannya saat ini, Apakah mungkin ini yang dinamakan insting seorang bocah?
Ughh, dasar tubuh pendek sialan!
Tidak ingin menyerah, Naruto mencoba turun walau kakinya tidak bisa mencapai lantai. Alice yang sedang asik menjahit disampingnya sedikit tertawa geli melihat tingkah lucu Naruto yang berusaha untuk turun dari atas bangku.
"Araa, lihatlah pahlawan jenius Ibu, sedang berjuang untuk melampaui batasannya, Hihihi"
Tidak, itu adalah motifasi membangun, bukannya sebuah ejekan. Benar, ini adalah tantangan untuk melampaui batasan. Berjuanglah, berjuanglah, berju~
Ahhh, mungkin lain kali!
Naruto pasrah saja ketika Alice membantu dan mengangkatnya untuk turun.
"Hihihi, lain kali jangan sungkan untuk meminta bantuan yahh jagoan"
Dengan angkuh Naruto merapikan pakaiannya yang kusut, setelah itu Ia berbalik dan sedikit membungkukan badannya.
"Yes mam!" Narutopun pergi setelah berhasil membuat Ibunya tertawa geli melihat tingkah konyol dari anaknya itu. Ia bersukur, setidaknya Naruto masih memiliki sifat konyol khas seorang anak dibalik semua sifat dewasanya.
Di malam hari Naruto masih melakukan rutinitasnya dengan bermeditasi untuk memurnikan inti mananya. Kali ini yang dia pelajari adalah jenis inti mana, seperti yang tertulis dibuku bahwa inti mana terbagi menjadi beberapa bagian.
Pada awal terbentuk, inti mana akan berwarna hitam karena masih bercampur dengan darah tubuh dan kotoran lainnya. Seiring berjalannya waktu dan latihan, maka inti mana akan disaring dan berubah warna menjadi lebih terang.
Urutannya seperti ini :
~Black
~Red
~Orange
~Yellow
~Silver
~White
Setiap tahap dibagi menjadi tiga nuansa yaitu, Dark, solid, dan Evident. Di dunia ini kemampuan seseorang di ukur berdasarkan warna inti mana mereka, dan [Evident White] adalah tahap terakhir sekaligus terkuat yang bisa dicapai oleh Manusia.
Tidak ingin bermaksud sombong, tapi inti mana Naruto sudah mencapai tahap~
"NARUTO, WAKTUNYA MAKAN MALAM!"
"...!"
A-apa-apaan! Telinga Naruto sampai mendengung mendengar teriakan itu. Ayolah, tidak bisakah seorang bocah mendapatkan waktunya sendiri?
"Yaa, Aku datang"
.
.
Tukk tukk tukk
Suasana meja makan dihiasi oleh suara garpu dan sendok untuk memeriahkan keheningan. Alice dan Arthur tampak makan dengan santai, tapi tidak dengan Naruto. Ia hanya memain-mainkan makanannya dengan raut wajah datar yang nampak kusut. Melihat itu sepertinya Arthur mengerti perasaan Naruto.
Melirik istrinya, Iapun berbicara. P"Sayang, aku rasa sekarang waktunya untuk mencarikan Naru seorang guru"
Ucapan Arthur mendapat respon yang berbeda dari Naruto dan Alice. dari wajah Naruto dia tampak penasaran dan tertarik walau ekpresinya tidak berubah, namun tidak dengan Alice...
"Apa maksudmu Arthur, dia masih berumur 3 tahun, bagaimana mungkin kau tega menyuruhnya untuk berlatih menjadi kesatria di umur begitu!"
"Kau mungkin benar, tapi dia adalah anak berumur 3 tahun yang dapat memanipulasi mana dan membuat pelatih kesatria sihir terdesak dalam beradu pedang. Ayolah Aku akan menjaganya, bakatnya akan sia-sia jika tidak dibimbing oleh guru yang sesungguhnya!"
"Tidak akan kubiarkan anaku pergi ratusan mil dari rumah ini!"
"Xyrus hanya berjarak beberapa Kota dari sini, dan akan kupastikan temanku akan menjaganya, jadi kau tidak perlu khawatir"
Suasana berubah menjadi perdebatan antara sepasang suami istri. Kejadian seperti ini tidak pernah Naruto temui sebelumnya, jadi mungkin ini bisa jadi hiburan yang cukup untuk menemani acara santap malamnya.
Brukkk
"..."
Hey, apa lagi sekarang? Tiba-tiba suasana menjadi sunyi dan mereka berdua beralih untuk menatap Naruto yang baru saja selesai menghabiskan makan malamnya.
"Bagaimana menurutmu Naru, apa kau ingin pergi ke Kota besar dan mendapat guru yang sesungguhnya?"
Mata Naruto menyipit mendengar itu, 'apa dia baru saja meminta anak berumur 3 tahun untuk memutuskan?'.
Ayolahh, bukankah ini terlalu berlebihan untuk bocah seperti dirinya? Tapi apa boleh buat, sepertinya Naruto harus turun tangan untuk menyelesaikan perdebatan konyol ini.
"Aku rasa, bukankah lebih baik jika Ayah dan Ibu menemaniku kesana?"
Jawaban Naruto membuat mereka terdiam dan saling menatap satu sama lain. Lalu kemudian,..
"Ahahahaha..." "Ahahahah..."
"Benar juga, kenapa kita tidak memikirkan hal itu"
"Aku rasa itu ide yang bagus, menjaga dan melatih anak adalah hal yang terbaik"
Baiklah, Sekarang Naruto heran, apakah di dunia ini semua orang tua memiliki sifat yang sama dengan kedua orang tua ini? Memperdebatkan hal yang tidak penting dan saling tertawa bersama disaat mereka berhasil mendapatkan kesimpulan? Huhhh, dunia yang aneh. Dia tidak tau kenapa orang tuanya dulu tidak memiliki sifat seperti ini.
"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan, kita semua akan pindah ke Kota Xyrus"
Kota Xyrus adalah Ibu kota dari kerajaan Sapin dan juga merupakan Kota terpadat dari semua kota yang ada. Naruto pernah membacanya di buku, Kota itu sangat terkenal dan memiliki banyak penyihir yang hebat, bahkan dikatakan bahwa penyihir terhebat yang dimiliki oleh ras Human juga tinggal disana. Sejak Ia mulai memahami tentang dunia barunya ini, Naruto menjadi begitu terobsesi untuk melihat sekuat apa makhluk yang ada di dunia yang sedang Dia tinggali ini, dan mungkin ini adalah kesempatan bagus untuk mewujutkannya.
Tapi tetap saja, Ia tidak menyangka bahwa jadwal keberangkatannya akan dilakukan besok pagi, dan entah kenapa itu membuat moodnya sedikit terganggu.
Selesai dengan acara makan malam, Naruto kembali ke kamar dan berbaring di ranjang. Tatapan datar menatap langit-langit ruangan dalam diam, Ia sedang memikirkan sesuatu.
'perjalanan ke Ibu kota, kah?'
Naruto menutup mata dan menggunakan sensornya untuk mendeteksi jika saja ada sesuatu yang membuatnya gelisah.
'tenang dan damai, bahkan niat jahatpun terasa sangat samar dari sini. Jika begitu, lalu perasaan gelisah apa yang aku rasakan ini?'
Matanya kembali terbuka lalu beralih ke arah jendela untuk melihat indahnya langit malam pedesaan yang dihiasi oleh bintang-bintang.
'entah kenapa firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu dalam perjalanan besok. Huhh, aku harap itu bukan hal yang merepotkan'
.
.
.
.
Pagi telah tiba dan sudah waktunya untuk melakukan perjalanan ke Ibu kota. Naruto dan kedua orang tuanya sudah bersiap-siap dan sedang menunggu sekelompok orang yang akan menemani mereka menuju Ibu kota. Mereka menunggu di perbatasan Desa agar lebih muda melakukan persiapan.
Dari apa yang Naruto dengar dari Ayahnya, kelompok ini memiliki nama The Twin Horn dan merupakan teman lama Ayahnya, Mereka berjumlah 5 orang dengan 2 Conjurer dan 3 Augmenter.
Sekeder informasi, para pengguna mana dibedakan menjadi dua kubu yaitu Conjurer dan Augmenter. Dalam penjelasannya dikatakan bahwa Augmenter adalah tekhnik penggunaan mana untuk memperkuat tubuh sehingga memungkinkan mereka memiliki kekuatan, ketangkasan, dan pertahaan fisik yang luar biasa. Sedangkan Conjurer adalah tekhnik pengola mana agar dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk jenis serangan elemen maupun kemampuan sihir lainnya, bisa dibilang ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh para penyihir.
Kedua metode itu memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, contohnya saja Augmenter yang memiliki kelebihan dalam pertahanan serta kemampuan bertarung jarak dekat namun memiliki kelemahan dalam serangan jarak jauh. Sedangkan Conjurer memiliki kelebihan dalam serangan jarak jauh dengan jangkauan luas namun memiliki kelemahan dalam pertahanan dan kekuatan fisik.
Jika disuruh pilih, mungkin Naruto akan memilih untuk menggunakan keduanya. Tapi berdasarkan sejarah, tidak ada satupun makhluk yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan dua metode itu. Dikatakan bahwa manusia memiliki batasan dalam mempelajari pengelolaan mana, dan struktur saraf mereka tidak bisa menerima gabungan dari penguatan fisik dan penglolaan mana secara bersamaan. Kenyataan yang menyakitkan memang, tapi bukan berarti hal itu tidak mungkin untuk diubah.
Memang pada dasarnya tubuh makhluk hidup memiliki batasan masing-masing, tapi justru itulah jalan dimana kita untuk melampaui batasan tersebut. Belum ada yang bisa melampauinya bukan berarti bahwa tidak bisa untuk dilampaui. Masalah ini juga sempat terjadi di dunia dulu, dikatakan bahwa bangsa Vampir tidak bisa mengkonsumsi makanan lain selain darah karena struktur tubuh mereka memang dirancang untuk menolak jenis makanan lain selain darah, namun batasan itu mampu Naruto lampaui dengan sedikit usaha dan ekperimen kecil. Memang benar tidak semua orang bisa melakukannya, tapi setidaknya kalau kau bisa, kenapa tidak?
Naruto memiliki bakat dalam hal-hal tersebut, jadi mungkin nanti Ia bisa menemukan cara untuk menggabungkan kedua hal itu. Yahh, kita tunggu saja!
"HOYYYYYY!"
Teriakan seorang pria terdengar dari jauh dan Naruto dapat melihat kelompok yang dimaksud akhirnya telah tiba. Mereka semua menaiki kereta dengan adanya hewan aneh yang sedang menarik kereta tersebut.
Tatapan Naruto tiba-tiba menyipit saat melihat hewan yang menjadi motor penggerak dari kereta ini. Bentuknya seperti campuran antara komod dan Ia penasaran hewan apa itu, tapi akhirnya Ia memutuskan untuk tidak peduli. Lagipula ini adalah dunia sihir, jadi tidak akan aneh jika ada hewan aneh yang bermunculan.
Seseorang turun dari kereta dan langsung disambut oleh Arthur.
"Aku sangat berterima kasih karena kalian mau menemani kami dalam perjalanan ini"
Arthur dan seorang pria berambut merah panjang saling berpelukan, sepertinya mereka adalah teman baik.
"Semuanya, aku ingin kalian bertemu dengan anakku" ucap Arthur dan menunjuk ke arah Naruto.
"Naruto, perkenalkan dirimu"
Mengerti dengan maksud ayahnya, Ia lalu Menaruh telapak tangannya di dada sambil berbungkuk, "Naruto Leywin, senang bertemu dengan kalian"
"..."
Untuk sesaat tidak ada yang bereaksi, mereka semua nampak terkejut ketika mendengar anak berumur 3 tahun baru saja memperkenalkan namanya dengan cara yang terbilang,... Formal.
Orang yang pertama kali sadar adalah pria berambut merah dengan sebuah tombak di punggungnya, ia berjongkok dan mengelus puncuk kepala Naruto dengan senyuman.
"Senang bertemu juga denganmu Naruto. Aku penasaran, apakah Arthur benar adalah ayahmu?"
[Adam Krensh, seorang Aughmenter dengan keahlian tombak]
Tatapan Naruto menyipit, 'singkirkan tanganmu sebelum alat penggerak itu putus', mungkin itu adalah apa yang ingin dia katakan. Tapi Naruto urungkan, menjadi beringas bukanlah gayanya, lagipula dia adalah teman dari Ayahnya jadi untuk kali ini Naruto menerimanya.
"KAWAIII!"
Rinhgg;!
Insting Naruto berbunyi tajam menandakan adanya bahaya yang sedang mendekatinya. Dengan santai Ia segera menghindar kesamping ketika sepasang tangan hendak menangkapnya.
"A-aree?" Pihak yang dituju terkaget saat melihat targetnya sudah tidak ada ditempat. Menengok ke samping, ternyata Naruto sudah berpindah kesana.
"Ehh, kenapa Naru-chan menghindar?"
"Hupp"
Tidak kena.
"Hup"
Tidak kena.
"Hup"
Tidak kena, semua usaha untuk menangkap Naruto sia-sia. Ia dengan lihai menghindari terjangan dari wanita manja itu.
"Haaa, hah, hah" nafasnya terengah-engah hingga membuatnya terduduk di atas koper yang mereka bawa.
"Huaaaaa, kenapa Naru-chan selalu saja menghindar?!"
[Angela Rose, seorang Cojurer dengan kealihan sihir angin]
Sifat wanita itu mendapat tawa dari Ibu Naruto dan semua wanita yang ada disana. Sepertinya mereka menganggap hal ini sebagai lelucon, tapi nampak tidak dengan pihak lelaki.
"Tenanglah Angela, mungkin dia tidak suka dengan orang yang agresif"
[Durden Walker, seorang Cojurer dengan kealihan elemen tanah]
Peria bertampang dewasa dengan tubuh besar berotot berjalan mendekati Naruto yang masih setia diam dan menatapnya datar.
Berjongkok untuk menyesuaikan tingginya dengan Naruto, untuk sesaat Durden menatapnya serius, namun sedetik kemudian berubah menjadi senyuman lugu layaknya seekor anjing yang sangat berbanding terbalik dengan tampang garangnya.
"Senang bertemu denganmu Naruto, sepertinya kau sudah berlatih dengan keras"
Sejujurnya Naruto tau apa arti dari 'berlatih keras' itu, tapi karena melihat senyuman tulus tersebut, entah kenapa bibir Naruto juga ikut tersenyum menanggapinya.
"Senang juga bertemu denganmu paman"
"Maooo, Naru-chan tidak adil" ucap kesal Angela.
Naruto tidak menghiraukannya, fokusnya terlaihkan oleh keberadaan seorang wanita yang sepertinya memiliki umur termuda dari mereka semua.
[Jasmine Flameswort, seorang Augmenter dengan keahlian belati ganda]
Tatapan wanita itu sama dengannya, datar dan penuh misteri. Pandangan mereka bertemu, tapi segera terhenti ketika sang wanita beralih dan berjalan menuju kereta.
"Tolong maafkan sifatnya, Ia memang seperti itu jika bertemu dengan orang asing"
Melirik kesamping, terdapat seorang wanita dengan sebuah panah bertengger di bahu kanan sedang mengulurkan tangan kepada Naruto.
"Senang bertemu denganmu Arthur, namaku adalah Helen Shard"
[Helen Shard, seorang Augmenter dengan kealihan panah sihir]
Naruto tampak ragu untuk menjabat tangan itu, namun akhirnya Ia meraihnya dan ikut tersenyum kecil.
Sesi perkenalan sudah selesai dan telah tiba saatnya untuk melakukan perjalanan menuju Ibu Kota.
"Baiklah, karena semua sudah saling berkenalan, sekarang sudah waktunya untuk melanjutkan perjalanan"
Mengikuti instruksi Arthur, merekapun mulai menaiki kereta. Terdapat 2 kereta dengan Adam dan Arthur sebagai kusirnya.
"Semuanya sudah siap?" Tanya Adam.
"Yahh tentu saja!" Jawab yang lain.
"Kalau begitu, ayo berangkat!"
Dengan ini, perjalanan dalam 2 minggu kedepanpun dimulai!
Naruto mengambil posisi paling belakang untuk duduk, pandangannya saat ini sedang menatap desa yang telah menemaninya sejak Ia lahir. Sejujurnya Ia tidak ingin terlalu memusingkan dunia ini, tinggal di sebuah desa yang damai dan tentram adalah hal yang bisa membuat pikirannya tenang. Tapi masalahnya dunia ini tidaklah sesederhana itu, entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan jika Dia tidak melihat dunia ini lebih jauh. Naruto tidak tau apa itu, namun sepertinya tidak lama lagi Ia akan mengetahuinya.
'yahh, berharaplah agar dunia ini tidak semembosankan seperti apa yang aku pikirkan'.
TBC
.
Halooo mina-san, saya ucapkan Sallam untuk semua para penggemar fanfic. Yahh, seperti yang kalian ketahui ini adalah fic pertama saya jadi mohon maaf jika masih banyak salah kata dan sebagainya.
Dalam penulisan fic ini saya memikirkan gabungan cerita antara 2 jenis anime dan 2 jenis komik. Untuk penokohan saya mengambil chara dari anime Naruto, Highchool dxd, serta komik The beginning after the end. Untuk penggambaran dunia dan alurnya saya mengambil dari komik The beginning after the end. Kalau untuk karakter Naruto sendiri, saya sedikit mengutip kemampuan dari Cadis Etrama Di Raizel [maaf kalau salah kata] yang ada di komik Nooblese.
Seperti yang saya sebutkan di atas, sebahagian besar karakter yang ada di fic ini berasal dari komik The beginning after the end, termasuk kedua orang tua Naruto serta Naruto itu sendiri. Bedanya saya mengubah nama ayah Naruto menjadi 'Arthur' dan rambut Naruto yang seharusnya coklat saya ubah menjadi pirang. Matanya juga berwarna biru agar tidak meninggalkan ciri khas dari Naruto. Tanda lahir di kedua pipinya juga ada namun sedikit lebih samar dari Naruto yang asli.
Untuk kali ini saya rasa cukup. Jika ada yang ingin ditanyakan ataupun kritikan silahkan di komen yahhhhh...
Saya sebagai #watasisan mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa pada chapter berikutnya, dahhh...