Judul : Mirai mo Kangaeru yo.

Chapter : 7

Genre : Romance, hurt/comfort, Milf, mature, AU dan OOC.

Disclaimer : Masashi Kishimoto dan Sakurako kimino

Crossover : Naruto x Lovelive sunshine

Pairing : Naruto x Chika

Rating : M

A/N :
Okay, ini chapter penutup jdi kaga ada lemonnya~ v:

.

.

.

.

.

Normal pov*

Cuaca yang cerah untuk hiruk pikuk kota, penjuru kota kecil Naiho, prefektur Shizuoka. Hari minggu membuat beberapa tempat hangout menjadi ramai. Terlihat pemandangan laut, namun pantai terasa sepi karena sudah musim gugur. Wanita bersurai jingga memandang keluar jendela cafe kecil dengan suasana hangat di dalamnya. Sambil meminum coklat hangat yang di pesannya, dia tengah menunggu seorang teman yang ditunggunya sejak 10 menit yang lalu.

"Chika-chan!"

Wanita bersurai jingga tersebut langsung menengok ke asal suara seseorang yang memanggilnya, dan matanya langsung berbinar ketika melihat seorang wanita sebayanya yang sudah lama tak ditemuinya karena bekerja di luar kota.

"You-chan.." Chika berucap senang memandang wujud temannya yang melambai sebagai sapaan, penampilan You sangat kasual dengan celana jeans dan blus hitam yang dibalut dengan mantel abu-abu, karena di bulan november musim gugur mulai terasa lebih dingin.

You menghampiri Chika di sebuah bangku dekat jendela, dia melepas mantelnya dan menggantungnya di badan bangku. Mereka berbincang kecil tentang sudah lama sekali tidak bertemu karena kesibukan You di luar kota, sesaat kemudian pelayan datang dan mencatat pesanan You.

Sebenarnya You sedang mudik ke Shizuoka beberapa hari untuk menengok orangtuanya dan sekalian bertemu teman lamanya, termasuk Chika. Ditambah Chika ingin mengatakan sesuatu padanya, seperti sebuah masalah yang penting. Tak berapa lama, akhirnya Chika mengatakan masalah yang dialaminya, You hanya tak berkutik karena terkejut. Sampai dia tak jadi melahap potongan Salisbury Steak kesukaannya yang telah ditusuk pada garpu.

"Jadi kau hamil?!" Tanya You sekali lagi dengan terkejut, dia kembali meletakkan potongan Steak pada hot plate yang masih tersedia makanan utuhnya.

Chika hanya menunduk antara menyesal dan malu karena mengakuinya, "Iya, aku juga baru tahu setelah 3 bulan.." jelas Chika.

Mendengar ini membuat You tentu penasaran siapa laki-laki yang membuat temannya sampai hamil. Setahunya, Chika berkencan dengan Neji Hyuuga karena perjodohan, namun Chika tak pernah menganggap perjodohan itu serius.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya You dengan serius, Chika memainkan jari tangannya di bawah meja, matanya menatap ke bawah karena tak berani menatap You.

"Orang itu.. N-naru-chan.." jawab Chika yang makin membuat You tercengang, tentu saja You tahu siapa yang disebut Chika.

Naruto Uzumaki, dia adalah bocah laki-laki yang dulu sering dititipkan pada keluarga Takami saat mereka kecil. You ingat jelas mereka pernah bermain bersama saat kecil dulu, dengan kata lain teman masa kecil. Tapi, You lebih terkejut karena usia bocah laki-laki itu terpaut cukup jauh dengan Chika. Tentu perbedaan 6 tahun itu tidak kecil, dan You baru tahu temannya memiliki hubungan seperti itu dengan pria muda.

"Apa kau mabuk..? Naruto-kun masih SMA, 'bukan?" Terlihat guratan tak ingin mempercayainya dari kilatan mata You.

"Itu terjadi saat Naru-chan sedang liburan musim panas, aku terlena begitu dia mengungkap perasaannya dan mengajakku berkencan, aku tidak bisa menahan perasaanku karena sudah lama manyukainya juga.." sebagai teman You tahu betapa Chika menyayangi Naruto, mereka terlihat seperti kakak-adik yang akur dulu, sedari dulu You memang sudah curiga akan kedekatan mereka yang terlihat intim dulu meski Naruto masih di bangku SMP.

You memijat kepalanya sendiri sembari bersandar di badan kursi, "Melakukan seks dengan anak di bawah umur saja sudah salah, dan sekarang kau hamil, aku yakin kau pasti mabuk~" mendengarnya membuat Chika merasa bersalah, dia tahu bahwa sejak awal dia yang memulainya dulu.

"Aku tahu, ini hal yang salah. Waktunya sangat tidak tepat, bagaimanapun Naru-chan masih terlalu muda untuk punya anak, dan aku telah menyebabkannya berada di situasi terburuk.." Chika sendiri tahu bahwa masa depan Naruto masih sangat panjang, tentu kehamilannya tidak mungkin memaksa Naruto untuk menikah di tahun terakhirnya di SMA.

"Apa Naruto-kun tahu kalau kau sedang hamil?"

"Tidak, aku belum memberitahu siapapun selain You-chan.." Chika kemudian menatap ke bawah dengan ekspresi ngeri ketika dia sedang membayangkan akan sesuatu, "Aku takut ketika aku memberitahunya, dia justru akan mencampakkanku.. kau hamil? Mana mungkin aku bisa bertanggung jawab tentang itu.. bagaimana jika dia berkata begitu? Aku harus bagaimana?!" Jelas Chika yang membayangkan Naruto akan mencampakkannya.

You hanya memandang aneh pada Chika, "Bisa saja itu akan terjadi, Naruto-kun itu masih remaja labil.." tambah You yang makin membuat Chika terpuruk.

Chika langsung lemas dan menyandarkan wajahnya di tumpukan tangannya di atas meja karena frustasi, "Huwaa lalu, apa yang harus aku lakukan, You-chan?" Jelas Chika yang sudah berlinang air mata di hadapan You-chan.

You-chan akhirnya memakan potongan steak yang belum sempat disentuhnya, dia mengunyahnya sembari melihat Chika yang sedang terpuruk sambil menggosok jari telunjuknya di permukaan kaca meja. Setelah menelan steak di dalam mulutnya, dia mulai menyarankan pendapatnya.

"Tentu saja, kau harus mengatakannya, bagaimanapun Naruto-kun ayahnya. Meskipun kau ingin berjalan lancar, hal itu sudah tidak mungkin lagi, 'bukan? Apalagi sejak musim panas, sudah lewat tiga bulan, perlahan janin di perutmu sudah membentuk manusia.."

"Aku tahu, tapi Naru-chan masih terlalu.."

"Lalu, apa kau ingin aborsi?" Selak You yang membuat Chika terkejut.

Chika langsung memandang wajah You, "Tentu saja tidak! mana mungkin aku tega melakukan itu.." Chika kemudian memegang perutnya sendiri, "..bagaimanapun ini anakku juga, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika melakukan hal seperti itu.." lanjut Chika yang membuat You tersenyum akan sifat keibuan Chika meskipun anaknya belum lahir.

"Yokatta~ aku khawatir ini akan menjadi beban untukmu, tapi aku sangat senang kau berpikir begitu.." You menatap Chika sambil memangku wajahnya dengan salah satu tangannya, "..mungkin hal ini akan menjadi situasi yang sulit untukmu dan terutama Naruto-kun, tapi semuanya akan mudah kalau kalian saling bekerja sama, 'bukan? Jadi kau tak perlu takut, karena kau tidak menyesali keberadaan bayi itu di dalam perutmu.." jelas You yang entah mengapa mulai merasa bijak.

"You-chan~" Chika merasa ingin menangis mendengar sahabatnya berkata begitu, Chika langsung bangun dari kursinya lalu berhamburan memeluk You-chan yang hanya tertawa karena tingkah manja Chika.

.

.

.

.

.

"Jan-ken-pon!" Ucap serentak tiga orang pemuda di dalam dojo kendo.

Mereka menunjukkan tangannya yang terdiri dari bentuk dua batu, dan satu kertas. Naruto melihat tangannya yang membentuk kertas dengan menyesal, sedangkan kedua temannya memandangnya dengan pandangan meledek. Mereka sedang menentukan siapa yang akan membersihkan dojo hari ini, dan Naruto harus mengalah karena Jankenpon. Dengan masih memakai perlengkapan kendonya Naruto memandang kedua temannya yakni, Sasuke dan Shikamaru keluar dari ruangan dojo dengan pandangan meledek.

"Kerja yang benar ya, dobe.." ucap Sasuke tersenyum pada Naruto sembari berbalik untuk berjalan, dengan menenteng tas sekolah dan shinai yang sudah tertutupi sarung.

Naruto hanya memandang jengkel teman sekaligus rivalnya di pertandingan kendo tersebut, "Sial, aku juga tahu itu, teme!"

"Kalau begitu, kami duluan ya Naruto.." ucap Shikamaru yang kemudian mengekori Sasuke.

Naruto menghela nafas karena harus berada di dojo sampai malam untuk bersih-bersih, ini semua salahnya karena bertaruh dengan jankenpon tadi. Harusnya Naruto tidak perlu mengikuti pertaruhan itu. Setelah mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah, Naruto langsung dengan gesit menggosok peralatan kendo yang mungkin berdebu, seperti men, do, kote dan tare. Dan memeriksa Shinai jika ada yang rusak dari bambu atau tali pengikatnya lepas.

XOXOXO

Note :

Peralatan kendo

Shinai : pedang bambu
Men : helm
Do : pelindung badan
Kote : sarung tangan
Tare : pelindung pinggang

Bagi yang gatau, buat pengetahuan.

XOXOXO

Tak berapa lama Naruto memutuskan untuk mengepel lantai, dojo yang cukup luas benar-benar membuatnya lelah karena harus bolak-balik mengepel dengan sebuah lap. Naruto kemudian mendengar dering telponnya dari tas yang dia taruh di pojok tembok. Dia memutuskan untuk berhenti mengepel dan berjalan menuju tasnya, saat melihat ponselnya dengan nama pujaan hatinya dia tersenyum senang. Karena selama ini mereka hanya mengobrol via chat saja.

"Moshi-moshi, ada apa Chika-nee, apa kau merindukanku~?" Jelas Naruto dengan nada riang karena ditelpon wanita yang sudah berkencan dengannya sejak musim panas lalu.

"Naru-chan, maaf menelpon malam-malam begini.. apa kau sedang sibuk?" Tanya Chika dari seberang telponnya.

Naruto menatap pel-an yang belum diselesaikannya, "Tidak, aku sedang senggang.. ada apa?" Naruto kemudian duduk bersila menunggu jawaban Chika.

"Bagaimana kabarmu? Kau makan dengan cukup? Apa Obachan dan Ojichan baik-baik saja?"

"Un! Meski aku menyisakan brokolinya.. Mereka tampak sehat, mereka sekarang bekerja di klinik dengan lebih bersemangat!"

"Begitu ya, syukurlah~"

"Apa kau menelponku hanya untuk itu?" Naruto kemudian mendengar Chika yang terdiam beberapa saat.

"Tidak, ada hal penting yang harus kubicarakan. Tapi, kau janji untuk tidak terbebani dengan ini.." Chika menjeda omongannya.

Naruto sedikit tercekat beberapa saat mendengarnya lalu dia tersenyum karena merasa Chika kali ini benar-benar serius, "Baiklah, aku akan mendengarkan.."

Chika terdiam untuk beberapa detik, "Sejak tiga bulan lalu, aku hamil.."

Naruto terdiam mendengar pernyataan Chika, dia pikir Chika baik-baik saja karena tak mengatakan apapun. Naruto terkejut namun juga merasa lucu di saat bersamaan. Meskipun, sejak awal dia tahu hal seperti ini akan terjadi. Sementara Chika yang belum mendapat jawaban dari Naruto mulai gelisah, dia hanya menunduk kecewa sembari duduk meringkuk di atas kasurnya.

"Benarkah? Seharusnya kau bilang sejak awal, aku bisa ke sana untuk merayakannya.." Naruto bertanya lalu dia tersenyum lebar karena dirinya akan menjadi ayah dengan begitu cepat.

Chika terkejut dengan ekspresi bodoh mendengar Naruto yang santai saja, "Kenapa? Kau pasti menyesal, 'bukan? Habisnya aku hamil disaat yang tidak tepat.."

"Kenapa harus menyesal? Kita kan sudah susah payah membuatnya~" jelas Naruto dengan nada menggoda, membuat wajah Chika bersemu merah.

"Ah mou~ ini bukan saatnya untuk bercanda!" Chika tidak habis pikir bahwa Naruto malah menggodanya di saat genting seperti ini.

"Hey, aku serius~ dipanggil ayah itu impian semua laki-laki, aku yakin bayi Chika-nee pasti akan sangat lucu.." jelas Naruto yang membuat Chika makin delima.

"Habisnya, kau masih sekolah, 'kan? Kau bilang kau ingin kuliah, masa muda masih panjang, aku pasti menyulitkanmu.. Apa mungkin sebaiknya aku aborsi saja?"

"Hah?! Apa yang kau katakan itu sangat mengerikan! Aku sangat marah jika siapapun melukai bayi itu. Tenang saja, aku akan bertanggung jawab. aku sudah mengatakan pada Touchan dan Kaachan bahwa aku memutuskan untuk tidak kuliah, dan bekerja paruh waktu. Mungkin sekarang gaji paruh waktu belum cukup untuk kebutuhan persalinan, tapi aku terus bekerja sampai saat itu terjadi.." jelas Naruto yang membuat Chika terkejut.

"Kenapa kau sampai sejauh itu?!"

Naruto bangun dan berjalan menuju luar dojo, dia menatap langit yang sudah berubah gelap dengan menikmati angin malam yang menerpa wajahnya.

"Aku sudah menduga ini akan terjadi, jadi aku sadar bahwa aku harus bertanggung jawab dan mengubah langkahku." Naruto tersenyum sebentar, "..kita melakukannya berkali-kali, mana mungkin kau tidak hamil. Setelah lulus, aku dapat tawaran untuk menjadi pelatih kendo anak-anak di Naiho, Neji-nii yang memintaku begitu." Jelas Naruto yang membuat Chika terkejut karena baru mendengarnya.

"Kalian bertemu?"

"Ah, iya.. saat bermain baseball dengan Konohamaru, kami bertemu. Kami membicarakanmu, dia merasa bersalah karena keluarganya memaksa perjodohan padamu, aku tidak menyangka bahwa dia menonton pertandingan kendo saat aku mengikutinya, dan dia memintaku untuk bekerja di dojonya. Aku terkejut ketika pembimbing klub mengatakan hal yang sama sebelumnya, ternyata tawaran itu dari Neji-nii.."

Chika merasa lemas mendengar Naruto bertemu dengan mantan pasangan omiainya, "Seharusnya kau bilang padaku.."

"Ahaha.. Gomen naa, kau terlihat tak nyaman jadi kupikir lebih baik untuk diam saja. Karena itu!" Chika terjengit begitu Naruto berteriak keras, "Kau harus jaga anak kita, makan sesuatu yang menyehatkan untuknya. Dan setelah lulus nanti, m-menikahlah denganku.." Naruto menjadi gugup melamar Chika meski hanya dari sambungan telpon, Naruto merutuki dirinya sendiri karena sangat tidak keren melamar wanita dari sambungan telpon.

Chika yang mendengar lamaran Naruto tentu terkejut juga merasa bahagia, saking bahagianya dia sampai tidak tahan untuk mengeluarkan air matanya. Chika sangat senang bahwa Naruto mau bertanggung jawab dan menerima dirinya apa adanya. Chika tak menyangka Naruto memikirkannya sampai seperti ini.

Mendengar reaksi Chika membuat Naruto tersenyum tipis, "Gomen naa, aku tidak bisa segera menikahimu sekarang atau membuat resepsi yang besar nantinya.." jelas Naruto pada Chika yang hanya bergumam menanggapinya, sambil terus mengusap air matanya.

"Aku tidak bisa sekarang, mungkin aku bisa menikahimu setelah kelulusan nanti, saat itu perutmu mungkin sudah besar. Tapi, kau mau menungguku, 'kan?"

Chika mengangguk, "Tentu, aku akan menunggumu.."

Setelah mendapat kabar dari Chika, Naruto menyelesaikan tugasnya di dojo. Naruto pergi bekerja paruh waktu di restaurant cepat saji, dia sudah melakukannya sejak 3 bulan yang lalu sesaat liburan musim panas selesai.

Keesokannya di pagi hari sebelum berangkat sekolah, saat sarapan pagi Naruto menceritakan bahwa Chika hamil dan dia akan menikahinya pada Minato dan Kushina. Reaksi Kushina terlihat santai justru malah terlihat mendukung karena dia akan memiliki cucu, tapi berbeda dengan Minato yang langsung pingsan mendengarnya. Begitupun, dengan Chika yang menceritakan hal yang sebenarnya. Reaksi keluarganya benar-benar terkejut seakan hal itu tak mungkin terjadi, namun perlahan mereka mulai menerimanya.

.

.

.

.

.

Akhirnya bulan april yang menandakan musim semi tiba. Setelah upacara kelulusan, Naruto menghadiri pesta kecil yang dibuat teman sekelasnya di kelas mereka yang masih kosong. Di papan tulis terlihat tulisan yang mengucapkan selamat atas kelulusan dengan kapur berwarna-warni dan tanda tangan dari penghuni kelas tersebut. Sebelum kelas mereka akan dipakai oleh adik kelas mereka nantinya, mereka ingin menikmati waktu bersama sebentar. Makanan cepat saji seperti pizza dan ayam tersedia, dengan sebotol soda.

Terlihat Lee bertingkah aneh di depan kelas, Chouji yang sibuk dengan menikmati sajian makanan dengan beringas, para murid perempuan yang masih terharu, dan Naruto hanya menikmati pemandangan itu dengan tertawa kecil. Sasuke yang berada di sampingnya menatap Naruto, sebelumnya mereka berencana masuk universitas yang sama. Sasuke masih mempertanyakan kenapa Naruto membatalkan niatnya.

"Naruto, setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Tanya Sasuke tentang rencana masa depan Naruto.

"Kenapa, Teme? Kau akan merindukanku, huh~" goda Naruto yang membuat gondok Sasuke.

Sasuke hanya mendengus, "Siapa juga yang merindukanmu, aku hanya tanya apa yang ingin kau lakukan setelah kelulusan. Kau membatalkan niat untuk masuk universitas, 'bukan? Yah, kau kan bodoh mana mungkin kuat belajar di perguruan tinggi." ucap Sasuke yang kemudian membuang muka.

Naruto hanya tertawa ceria akan sikap tsundere Sasuke, "Entahlah~ Tapi, yang pasti aku akan menikah!" Jelas Naruto dengan suara keras tanpa sadar.

"Huh..?" Sasuke kembali memandang aneh wajah polos Naruto yang masih memancarkan aura blink-blink.

Mendadak ucapan Naruto membuat kericuhan di kelas terhenti dan hening, bahkan Chouji berhenti makan, para murid perempuan menatapnya aneh, dan Shikamaru yang ketiduran mendadak bangun.

"EEEEEH?!" Kemudian serentak semua orang berteriak tak percaya.

Naruto hanya tertawa canggung menatap semua teman sekelasnya yang akhirnya memaksanya untuk bercerita, "Ahaha.. sebenarnya pacarku sedang hamil 8 bulan, tentu saja aku harus bertanggung jawab, 'bukan?" Jelas Naruto yang langsung di tatap tajam oleh para gadis.

"Kuzu.." ucap mereka mencap Naruto sebagai manusia yang busuk.

"Eh?! Kenapa?" Naruto yang mendapat reaksi seperti itu tentu mempertanyakannya, padahal dia mau bertanggung jawab.

Sakura menyentuh pundak Naruto dengan senyuman bangga, "Tapi syukurlah, kau bertindak dewasa sebagai laki-laki. Mungkin hal ini akan membuat keadaanmu semakin sulit, tapi kau pria baik!" Jelas Sakura yang mendukung keputusan Naruto hingga membuat Naruto terharu pada sahabatnya ini.

"Tidak disangka Naruto akan lebih dulu menikah dari semua orang di sini.."

"Sakura-chan.."

"Tapi, insiden ini membuatmu tetap pantas disebut Kuzu.." lanjut Sakura dengan pandangan jijik pada Naruto.

"Eh?!"

.

.

.

.

.

Skip time~

4 tahun kemudian,

"Hah!" Semua anak-anak di dalam dojo berteriak seraya mengayunkan shinai mereka serentak.

"Bagus! Terus ayunkan shinai kalian lebih keras..!" Jelas pria pirang bernama Uzumaki Naruto, yang sekarang sudah berumur 21 tahun dan terlihat guratan dewasa dari wajahnya.

Dia sedang memerhatikan anak-anak yang dilatihnya berlatih kendo dengan berbaris serentak mengayunkan shinai mereka dengan teriakan yang keras, Naruto sedang mengajari anak-anak yang baru masuk dojo tentang dasar kendo. Tiba-tiba pintu masuk dojo terbuka lalu langkah kecil yang berlari terdengar, Naruto terkejut ketika kakinya dipeluk bocah laki-laki yang terlihat berumur 4 tahunan.

Melihat anak kecil bersurai jingga dengan mata biru membuatnya tersenyum, "Oh, Hiroto!"

Anak itu langsung mendongak dengan tersenyum lima jari, "Tou-chan!" Sebut anak itu pada Naruto yang langsung turun ke bawah dan menggendongnya.

"Gomen nee, aku sudah bilang untuk langsung pulang. Tapi, dia memaksa untuk kemari." Jelas Chika yang sekarang menyandang nama Uzumaki karena sudah menjadi istri Naruto.

"Tidak apa, aku akan menjaganya. Kau pasti sibuk karena membantu penginapan, hari ini banyak pelanggan yang menginap, ya?" jelas Naruto pada Chika.

"Tou-chan, setelah ini main yuk!" Jelas Hiroto dengan sangat manis, dan membuat Naruto tidak tahan untuk memeluk dan mencium putranya.

"Ah, kau manis sekali~" ucap Naruto yang menggesek manja pipinya pada pipi putranya yang hanya tertawa.

Chika hanya tertawa melihat tingkah Ayah dan Anaknya yang sangat dekat, "Sejak Hiroto lahir kalian memang sangat dekat.."

"Tentu saja, karena kita Ayah dan Anak!" Naruto kemudian menurunkan Hiroto yang kemudian berlari memainkan Shinai yang tidak terpakai, "Hiroto! Jangan nakal ya, karena sekarang Tou-chan masih bekerja."

"Hee~ bermain sendiri akan membosankan.."

"Kita akan bermain, setelah semua niichantachi ini selesai dengan latihannya~" Jelas Naruto pada putranya tersebut, "Kau dengar itu, Chika-chan?" Tanya Naruto pada Chika di sampingnya.

"Eh?"

"Kurasa sebaiknya kita buat adik untuknya agar dia tidak kesepian~" bisik Naruto tepat di dekat telinga Chika yang langsung bersemu merah.

"B-baka! Aku sebaiknya pergi sekarang." jelas Chika yang malu-malu lalu beranjak pergi tapi berhenti tiba-tiba, " ..tapi, kupikir tak masalah. Aku akan menunggu setelah makan malam." jelas Chika yang kemudian langsung berlari keluar dojo.

Naruto hanya tertawa dengan tingkah malu-malu tapi mau dari istrinya tersebut, "Padahal sudah menikah, dia masih malu-malu saja.."

.

.

.

.

.

END dengan begitu saja.

Setelah ini Erocc mau bikin crossover dengan fandom gotoubun, dan best waifu Erocc yang kalah war yaitu Itsuki Nakano. AHAHAHA! :'v