Judul : Doushiyo, Chika-nee?
Chapter : 1
Genre : Romance, hurt/comfort, Shota, Milf, mature dan OOC.
Disclaimer : Masashi Kishimoto dan Sakurako kimino
Crossover : Naruto x Lovelive
Pairing : Shota!Naruto x Neechan!Chika
Rating : M
A/N :
Hanya sebuah debu FF kedua ehe! Setelah melihat doujin Chika..
hmm~ ternyata Chika-chan mayan juga muehehehe.. :v
mungkin ceritanya bakal sedikit mirip dengan tuh doujinshi.. tapi ku ingin bedakan..
.
.
.
.
.
Don't like don't read
.
.
.
.
.
Naruto Uzumaki adalah anak kecil berumur 10 tahun. Dia baru saja pulang dari kegiatan berlatih kendo. Seperti biasa langkahnya menuju penginapan keluarga Takami. Naruto sudah biasa dititipkan di sana karena kedua orangtuanya bekerja hingga larut malam. Di sana Naruto mengenal Neechan cantik baik hati yang selalu menemaninya bermain dan mandi sejak kecil. Neechan itu adalah Chika Takami yang berumur 16 tahun dan anak bungsu dari pemilik pemandian.
Kali ini wajah Naruto tampak murung entah karena apa, wajahnya memerah memikirkan masalah yang di dapatnya sejak pagi. Dia berjalan di halaman rumah keluarga Takami lalu melihat Chika-nee yang sedang memberi makan anjingnya, Shiitake. Chika menengok melihat Naruto yang tidak terlihat ceria seperti biasanya.
"Naru-chan, ada apa?" wajah Chika-nee terlihat khawatir memperhatikan anak tetangganya yang tidak seperti biasanya, "Apa kau terjatuh saat bermain? Bagaimana dengan latihan kendonya?" Chika-nee langsung memegang pundak Naruto yang wajahnya masih murung.
"A-aku.." Naruto terlihat ragu mengatakan pada Neechan cantik yang ada di depannya.
Melihat itu Chika-nee makin khawatir, "Dimana yang sakit? Chika-nee obatin ya.." Chika-nee berujar membuat wajah Naruto semakin memerah dan gelisah.
"Bu-bukan begitu.. Ta-tapi Chika-nee janji tidak bilang siapapun ya.." Naruto menatap wajah Chika-nee yang dibuat penasaran dengan rahasia anak ini, Naruto meminta Chika-nee untuk menunduk padanya yang lebih pendek.
Naruto membisikkan sesuatu pada Chika-nee yang wajahnya langsung memerah, "Eh! Apa itu sungguhan?!" Chika -nee bertanya pada Naruto yang hanya melihat wajahnya dengan polos.
Chika-nee memperhatikan sekitar, memastikan tak ada yang mendengar. Chika-nee kemudian menggandeng tangan Naruto untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Sebelum itu, ayo kita ke kamar Chika-nee.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
WARNING
(di sini cerita mesum akan tertulis, jika tak kuat back ajha)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang Naruto berdiri di depan Chika-nee yang menunduk memegang celananya, Chika-nee memperhatikan ke atas dimana terlihat Naruto yang wajahnya memerah.
"Kalau begitu, Chika-nee buka celananya ya.." ucap Chika-nee yang membuka kancing dan resleting celana Naruto, setelahnya dia menurunkan celana Naruto ke bawah bersamaan dengan celana dalam Naruto.
Naruto menutup matanya malu karena memperlihatkan kemaluannya pada Chika-nee, Chika-nee terkejut tanpa bisa berkata-kata melihat kemaluan Naruto yang berdiri tegak. Ini pertama kalinya Chika-nee melihat kemaluan laki-laki yang sedang tegang. Meskipun saat Naruto masih kecil Chika -nee sering mengajaknya mandi bersama, baru kali ini Chika-nee melihat kemaluan anak tetangga yang sudah dianggap adik sendiri seperti itu.
"Penisnya menjadi besar, padahal selama ini terlihat kecil saja.." Chika-nee terlihat ngeri melihat perkembangan Naruto yang tidak di sangka, wajahnya memerah karena kemaluan Naruto tepat berada di depannya.
"Sejak aku bangun tadi pagi sudah seperti itu.." Naruto menyentuh pundak Chika-nee matanya terlihat khawatir dengan keadaan yang di alaminya, "Chika-nee, apa mungkin Ochinchinku akan seperti itu selamanya?!"
Chika-nee terkejut mendengar penuturan Naruto yang amat sangat polos itu, membuatnya tidak tahu harus mengatakan apa. Naruto mulai mengeluarkan air matanya ketika kembali berbicara, "Kalau tetap seperti itu aku tidak akan bisa memakai hakama dengan nyaman saat berlatih kendo, apa itu artinya aku harus berhenti mengikuti pertandingan..?" Chika-nee merasa iba mendengar penuturan Naruto selanjutnya.
Naru-chan.. sejak dulu dia selalu rajin latihan untuk pertandingan, ini masa pubertas.. kurasa dia masih belum mengerti.. Chika-nee berujar dalam hati.
"Naru-chan, ayo kemari.."
"..nnm..!?"
Chika-nee kemudian menarik kepala Naruto lalu memeluknya membuat wajah Naruto menempel di dadanya, tangannya yang lentik mengelus kepala Naruto. Meskipun masih kecil Naruto merasa perasaan yang aneh saat dipeluk perempuan, wajahnya memerah ketika menempel di dada Chika-nee. Baunya sangat wangi sehingga membuat Naruto terasa berputar-putar.
"Kau tidak boleh menyerah begitu saja.. pasti ada jalan keluar, kalau ada masalah ayo pikirkan bersama?" ucap Chika-nee yang masih memeluk Naruto dengan manja, wajah Naruto kian memerah ketika Chika-nee mengeratkan pelukannya.
"Ba-baiklah.." balas Naruto yang menghirup wangi dari dada Chika-nee yang terlapisi tanktop berwarna jingga-kecokalatan,lalu kepalanya bergerak ke atas untuk melihat wajah Chika-nee yang tersenyum manis di hadapannya, Naruto baru menyadari ternyata Chika-nee sangat cantik.
Naruto bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa mencium wangi Chika-nee bisa membuat dadanya terasa berdebar-debar.
"Kalau begitu, Chika-nee akan mencoba menyentuhnya ya.." ucap Chika-nee yang tangannya mendekat pada kemaluan Naruto, tangannya mulai menekan-nekan kemaluan Naruto yang terasa terus menegang.
Wajah Naruto kian memerah ketika Chika-nee semakin kencang menekan tangannya, "Bagaimana..?" tanya Chika-nee tepat di samping wajah Naruto.
"A-aku tidak tahu.." ucap Naruto yang merasa malu.
"Be-begitu ya.."
Chika-nee dan Naruto kembali di kejutkan ketika kemaluan Naruto terasa lebih keras dan besar dari sebelumnya, "Eh? Kenapa?" Naruto bertanya melihat kemaluannya berubah lebih mengerikan.
Chika-nee mengelus kemaluan Naruto dengan matanya yang mulai melayu melihat Naruto ternyata adalah anak laki-laki yang sehat dengan penis besar, "Ini disebut ereksi, karena sejak tadi penismu mendapat rangsangan.. semua darah akan berkumpul di sana dan menyebabkan hal ini.." tangan Chika-nee berpindah menekan kepala penis Naruto, yang membuat Naruto mengigit bibirnya menahan teriakan yang akan keluar.
Melihat reaksi Naruto yang masih perjaka membuat Chika-nee semakin ingin melakukan hal lebih, Chika-nee mengeluarkan ludahnya dari mulutnya yang dia tampung di tangannya. Kemudian ludah di tangannya kembali dia baurkan pada penis Naruto yang menjadi licin. Tangannya bergerak mengocok-ngocok penis Naruto.
"Agh~ ahn.. Chika-nee.. A-apa yang kau lakukan..?" tanya Naruto yang mendapati wajah memerah Chika-nee yang terlihat mesum memandangnya.
"Kalau melakukannya dengan lebih kuat, cairan spermanya akan keluar.. Penis Naru-chan akan kembali normal, lho.." Chika-nee mengocok penis Naruto dengan lebih kuat, nafasnya mulai ikut-ikutan terengah, matanya terus memperhatikan wajah Naruto yang terus mendesah. Entah bagaimana, Chika-nee menyukainya.
"Chika-nee... Ini terlalu.. ahn.. tolong berhenti.. mnn.."
"Tapi ini baru saja dimulai, bertahanlah sedikit lagi.. ganbatte, Naru-chan.. hhn.." Chika-nee sekarang berpindah posisi mengocok penis Naruto tepat di depan Naruto, untuk melihat wajah Naruto yang sudah sangat terangsang.
Apa ini.. penisku digosok-gosok oleh Chika-nee.. Hazukashii-sugiru.. Naruto berkata dalam hati sambil melihat batang penisnya yang terus dikocok-kocok oleh tangan Chika-nee.
Naruto mulai tak bisa menahannya, dia merasakan akan mengeluarkan sesuatu dari penisnya. Tangan Chika-nee semakin gencar mempercepat gerakannya. Naruto terus mendesah dengan perlakuan Chika-nee.
"Aaaaaaaaah..!" Naruto berteriak ketika penisnya menyembur cairan putih yang berceceran di lantai, Chika-nee nampak terkejut dengan hal tersebut karena yang dikeluarkan Naruto tak terbilang sedikit. Berkat itu penis Naruto kembali menjadi ukuran normalnya.
"Apa aku sakit ya..?" tanya Naruto yang membuat Chika-nee menatap tangannya yang dilumuri sperma Naruto, terlihat lengket di tangannya. Wajah Chika -nee memerah melihat cairan mesum itu di tangannya.
"Tidak apa-apa, kok.. ini bukan penyakit.." terang Chika-nee yang mengambil tisu di meja.
Hebat, ini sangat banyak.. Chika-nee berujar dalam hati.
Matanya menatap sperma Naruto di tangannya lalu mengelapnya. Kemudian dia juga mengelap cairan sperma yang terjatuh di lantai, matanya melirik pada penis Naruto yang sudah duduk di kasurnya. Matanya menjadi sayu dan wajahnya memerah, Chika-nee tiba-tiba memiliki hasrat ingin melakukan hal mesum dengan Naruto.
Hah~ aku tidak sabar, ingin melihat Naru-chan tumbuh dewasa.. sepertinya Chika-nee sudah tidak sabar menunggu pertumbuhan anak SD di depannya.
"..umm.. Chika-nee, etto.." Naruto tiba-tiba memanggil Chika-nee yang langsung tersadar dari khayalannya.
"Eh? Ada apa?" Chika-nee berhenti mengelap dan memperhatikan Naruto.
"Itu.." Naruto terlihat ragu untuk mengatakannya pada Chika-nee, "..sejak tadi hanya aku yang telanjang, ini memalukan.." ucap Naruto yang bicara tanpa melihat mata Chika-nee, "Aku juga ingin Chika-nee melepaskan bajunya.." jelas Naruto dengan malu-malu membuat wajah Chika-nee memerah mendengar Naruto memintanya melepas pakaian dengan malu-malu.
"Naru-chan, ecchi~" ledek Chika-nee yang membuat Naruto malu.
"Wah! Bu-bukan.." Naruto terlihat ingin menyangkal tuduhan dari Chika-nee.
"Ehehe~ Ya ampun, mau bagaimana lagi.. ini spesial untuk Naru-chan~" ucap Chika-nee yang terlihat berdiri dari posisinya di depan Naruto. Dengan wajah malu-malu dia menarik tanktop yang dikenakannya ke atas, Naruto terkejut ketika melihat Chika-nee membuka bajunya.
Chika-nee melanjutkan melepaskan branya yang berukuran C-cup, sehingga memperlihatkan dada telanjangnya di depan Naruto yang menelan ludahnya. Jantung Naruto semakin berdebar ketika melihat lekukan sempurna dari tubuh bagian atas Chika-nee. Wajahnya kian memerah ketika Chika-nee mulai membuka celana pendeknya.
Chika-nee cantik sekali.. Ternyata aku memang jatuh cinta pada Chika-nee.. ujar dalam hati Naruto yang melihat Chika-nee membuka celana dalamnya, sehingga memperlihatkan vaginanya yang sedikit di tumbuhi bulu halus.
"Maaf, lama menunggu.." ucap Chika-nee yang kemudian duduk di samping Naruto yang tiba-tiba menjadi gugup, Naruto langsung menutupi penisnya. Kelakuan Naruto membuat Chika-nee tersenyum.
"Apa ini? Ada yang mengganggumu?" tanya Chika-nee pada Naruto yang menunduk malu.
Naruto hanya diam saja ketika ditanya oleh Chika-nee, diam-diam kepalanya menengok memperhatikan buah dada Chika-nee dengan puting pink yang sudah mengeras. Pandangannya turun ke bawah pada vagina yang masih tertutup rapat. Dengan melihat tubuh Chika-nee, Naruto mencoba untuk memastikan perasaannya.
"Melepas baju rasanya menjadi lebih sejuk ya, Naru-chan~" terang Chika-nee yang sama sekali tak didengarkan oleh Naruto.
Apa mungkin, ini karena ochinchinku berdiri? Naruto masih mempertanyakan debaran yang dirasakannya.
"Kora! Dasar Naru-chan, tadi matamu melihat kemana, hn?" omel Chika-nee yang memergoki Naruto melihat penuh nafsu tubuhnya.
"Wah! Ma-maaf, Chika-nee.." ucap Naruto yang terkejut tanpa sadar dia memperlihatkan penisnya yang tadi dia tutupi ternyata sudah kembali membesar. Chika-nee memperlihat wajah kesalnya dengan kelakuan Naruto yang mesum, Naruto langsung menunduk merasa bersalah.
"Sejak kapan itu menjadi besar lagi, ternyata Naru-chan memang ecchi!" omel Chika-nee yang membuat Naruto tak berani menatap wajahnya, lalu Chika-nee tersenyum melihat reaksi polos dari Naruto, "Ehehe~ Aku hanya bercanda, maaf ya mengatakan hal yang buruk.." Chika-nee mendekat pada Naruto, "Sebenarnya Chika-nee juga sama.." jelas Chika-nee sambil menjilat telingah Naruto yang membuat Naruto geli.
Chika-nee memainkan ujung penis Naruto dengan jari telunjuknya, cairan precum mulai keluar dari sana, dengan kian makin mengeras ketika Chika-nee menekan jari telunjuknya.
"Amn..ah.." Naruto mendesah karena sentuhan Chika-nee pada penisnya berubah memutari bagian kepala penisnya, lidahnya juga menjilat telingah Naruto.
"Ah~ Naru-chan manis sekali, membuat Chika-nee ingin melakukan hal mesum juga..slurp.." Chika-nee menjilat telingah Naruto sehingga sudah sangat basah, tangannya juga mulai mengocok penis Naruto perlahan, "Nee, karena ini tubuh Chika-nee juga menjadi terasa aneh.. Kalau melakukan hal lebih, mungkin akan jauh lebih baik.." jelas Chika-nee yang berbisik di telingah Naruto setelah menjilatnya.
Chika-nee mulai mendorong tubuh kecil Naruto agar terbaring di kasur, dia tersenyum di hadapan Naruto yang meneguk ludahnya. Chika-nee mulai memposisikan tubuhnya menduduki Naruto, tepatnya di atas penis Naruto. Dia mengelus tubuh Naruto menyebabkan sensasi tersendiri untuk Naruto.
"Mau coba lakukan hal yang lebih menyenangkan?" Chika-nee menyentuh perut Naruto, dia menekan vaginanya di atas Penis Naruto, "Tapi penisnya tidak boleh masuk.." Naruto melihat Chika-nee sedang duduk di atasnya dengan wajah tersenyum malu, "Hanya menempel seperti ini sudah cukup memalukan, ehehe~"
"Chika-nee.." Naruto menyebut nama gadis manis itu.
"Aku bergerak.." Chika-nee kemudian bergerak untuk menggesekkan vaginanya dengan penis Naruto, suara gesekannya terdengar sangat mesum di telingah mereka berdua. Naruto menutup matanya ketika penisnya merasakan gesekan dari vagina Chika-nee yang basah. Bibirnya mendesah merasakan penisnya yang tengah dimanjakan oleh Neechan cantik di atasnya.
"Ah.. Ah.. Chika-nee.."
"Ah~ mn.. ah.. Naru-chan~ ah.."
Chika-nee melihat penis Naruto yang bergesekan dengan vaginanya, dia merasakan betapa kerasnya penis Naruto yang terus merangsang bagian sensitifnya. Saat itu, Chika-nee berpikir untuk menahan hasratnya sampai Naruto tumbuh dewasa, jadi dia tidak ingin melakukannya saat ini. bagaimanapun Chika -nee masih memikirkan masa depan Naruto. Sungguh Neechan yang baik.
Penisnya sangat besar bergerak-gerak di vaginaku.. Ah! kimochii~~ sepertinya Chika-nee mengidap Shotacon karena bisa terangsang oleh anak-anak, sungguh tak disangka.
Chika-nee menunduk ke bawah menempelkan dadanya pada wajah Naruto, bertepatan dengan itu Naruto memasukan puting dada Chika-nee ke dalam mulutnya. Naruto mengemutnya menyebabkan Chika-nee yang mendesah erotis karena rangsangan yang Naruto lakukan.
"Ahn~ iya lebih lembut.. mnn.. benar seperti itu.. ah! Kau memang pintar.." puji Chika-nee yang memberi intruksi pada Naruto.
Matanya terus memperhatikan Naruto yang sedang mengemut puting dadanya, bibirnya menciptakan senyum puas dengan wajah memerah melihat Naruto yang juga menikmatinya. Chika-nee tidak tahu mengapa, meskipun Naruto masih berumur 10 tahun. Naruto terlihat seperti pria jantan baginya. Sejak dulu Chika-nee tahu ada hal yang salah pada dirinya.
"Naru-chan yang sedang mengemut terlihat manis.. ahn! Oppai Chika-nee terasa enak? Mn.. ah~" Chika-nee bertanya dengan masih menggesekan tubuhnya, Naruto membuka matanya untuk melihat Chika-nee yang berada di atasnya.
Naruto melihatnya tersenyum seperti sesosok ibu, "Entah mengapa, Naru-chan terlihat seperti bayi.." ucap Chika-nee membuat Naruto tersinggung karena dianggap anak kecil.
Naruto melepaskan penisnya dari gesekan yang dilakukan Chika-nee, "Aku bukan bayi tte bayo!" Naruto kemudian menggerakan pinggulnya hingga kepala penisnya menempel pada lubang vagina Chika-nee.
"Hyah!" Chika-nee tersentak ketika penis Naruto mencoba memasuki vaginanya, kepalanya melihat kebelakang ketika benda itu perlahan memasuki bagian dalam vaginanya, "Ko-kora! Apa yang kau lakukan?! Sudah dibilang gak boleh dimasukkan, kan..? Aaah!" Chika-nee merasakan kepala penis Naruto sudah masuk ke lubang vaginanya, rasanya sedikit sakit karena Chika-nee masih perawan.
"Jangan! Ah.. padahal.. kyah! ini pertama kalinya untukku..AAAAAAH~!" Naruto memasukan seluruh penisnya dengan memeluk tubuh Chika-nee, darah perawan mulai mengalir dari vagina Chika-nee.
Chika-nee terengah-engah, dia menyembunyikan wajah merahnya di perpotongan leher Naruto. Naruto yang belum mengerti hanya memandang Chika-nee dengan kebingungan. Naruto tidak tahu bahwa vagina Chika-nee menjadi ngilu karena rasa sakit dari sobeknya selaput darah perawannya. Akhirnya mereka malah melakukannya diluar batas.
"Hah~ padahal sudah dibilang tidak boleh.." ucap Chika-nee yang mengeluh, meskipun dia senang juga mendapat keperjakaan anak 10 tahun di bawahnya.
"Gomenasai, Chika-nee.. tapi.." Naruto menjawab keluh kesah Chika-nee, "Mungkin aku menyukai Chika-nee.. Setiap kali melihat Chika-nee dadaku jadi berdebar-debar.. bahkan sejak kecil setiap kali di dekat Chika-nee, aku merasakan hal aneh.." Chika-nee bangun sedikit untuk melihat wajah Naruto yang merah malu-malu mengatakannya.
"Perasaanku juga semakin aneh, ketika Chika-nee bergerak di atasku dengan posisi seperti ini.. ternyata memang ada yang salah denganku ya?" tambah Naruto.
Blush..
Wajah Chika-nee langsung sepenuhnya memerah mendengar penjelasan Naruto. Jelas sekali Naruto baru saja mengatakan kalimat yang membuat gadis remaja manapun merasa berbunga-bunga. Hati Chika-nee menjadi tergerak dengan dentuman keras, karena pernyataan manis dari Naruto kecil yang polos. Jiwa Shotacon Chika-nee makin menjadi karena merasa Naruto sangat manis. Aah, Chika-nee ingin sekali mencium anak pirang di bawahnya ini.
Melihat Chika-nee yang terdiam dengan wajah memerah membuat Naruto menjadi takut Chika-nee marah padanya, "Chika-nee marah?"
Hah~ Aku sudah tak bisa menahannya lagi~ Chika-nee akhirnya menyerah dengan pertahanannya, lagipula akhirnya dia melepaskan keperawanannya dengan keperjakaan Naruto.
Chika-nee turun ke bawah lalu bibirnya mengecup kening Naruto dengan lembut, "Sudah tidak apa-apa, sebagai gantinya.." Chika berucap lalu bangun hingga menduduki Naruto, tangannya bertumpu di perut Naruto.
"..buatlah Chika-nee merasa lebih nikmat.." ucap Chika-nee yang kemudian bergerak naik turun dengan perlahan, Naruto merasakan hal tak biasa pada penisnya yang diselimuti gua hangat dan licin hanya bisa mendesah.
"Ahn~ ah.. ah.. mn.. ah! Ah! Ah! Hyah!" Chika-nee mulai mempercepat gerakannya hingga dadanya bergoyang naik-turun dengan erotis, suara becek yang berasal dari gesekan kemaluan mereka terdengar keras.
Chika-nee memindahkan tangannya ke belakang bertumpu pada paha Naruto, gerakannya semakin kencang. Naruto sampai kewalahan meneriman pelayanan manis-manis dari neechan cantik yang rela bergerak seksi di atasnya. Sebagai perjaka yang belum cukup umur untuk melakukan seks, Naruto merasakan hal aneh seperti saat cairan putihnya ingin keluar tadi.
Chika-nee tahu hal itu ketika merasakan penis Naruto yang berkedut membesar di dalam vaginanya, dia terus bergerak dengan cepat tanpa memikirkan apa pun. Pikirannya menjadi kosong karena rasa nikmat yang dirasakannya. Matanya melihat Naruto yang terus berteriak menyebut namanya. Naruto menyentuh paha Chika-nee, wajahnya memohon agar Chika-nee berhenti.
"Ah.. ah.. Chika-nee.. agh! Kalau kau terus bergerak.. hhn.. cairan putih itu akan keluar lagi.. hnn..ah.." Naruto berucap yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Chika-nee.
"Ah.. ahm.. ah! Naru-chan! Ini.. ahn~ enakan~? Ah! Ah! Tidak apa-apa.. keluarkan saja.. Ahn!" Chika-nee mendesah ketika bergerak semakin cepat lalu dia menunduk pada Naruto melihat ke bawah dimana pusat kenikmatan mereka tercipta, "Aaaah! Sugoi! Keluar sangat banyak~" Chika-nee merasakan sperma Naruto yang menyembur di dalam vaginanya.
Wajahnya beralih pada wajah Naruto yang sedang berekspresi mesum karena hal intim yang dilakukan, Chika-nee menunduk lalu mencium bibir basah Naruto. Lidahnya memasuki mulut Naruto, mengajak lidah Naruto untuk menari bersama.
Air liur menetes dari sudut bibir mereka, "Ah~ Naru-chan~ Naru-chan~ Naru-chan~ mmn.. ah.. mmnn~" Chika-nee menyebut nama Naruto disela ciuman menggebu yang dilakukannya.
Mereka terus menerus bersilat lidah, hingga akhirnya posisi Chika-nee jatuh menyamping. Naruto menerima ciuman manis Chika-nee, tangannya memeluk punggung Chika-nee. Naruto kali ini yang menggerakkan pinggulnya maju-mundur pada vagina Chika-nee. Mereka masih belum cukup melakukannya sekali.
"Naru-chan juga merasa enak..? Nn mmn.." tanya Chika-nee di sela ciumannya, tangannya yang menyentuh pipi Naruto merambat memeluk Naruto. Naruto terus menerima ciuman manis dari Chika-nee tanpa henti-hentinya.
"Uuumnn~ Chika-nee.. ah.. mnnn.. hnn.." decapan di antara mereka terdengar erotis, "Rasanya sangat enak, aku tidak ingin berhenti.. ah~" Naruto melepas ciuman yang terus dilakukan, pinggulnya dia gerakan lebih cepat dari sebelumnya.
"Ahn~ ah.. kyah.. ahn..Naru-chan, ada apa?"
"Ha.. ah.. lagi.. aku akan keluar lagi.. ah!"
Chika-nee melebarkan kakinya membuat Naruto semakin mudah bergerak, "Ah.. kalau sudah tidak tahan.. tidak apa-apa.. ahn!" Naruto berpindah posisi ke atas Chika-nee yang membuka lebar pahanya, Naruto bergerak maju-mundur dengan lebih leluasa, dada Chika-nee bergoyang mengikuti gerakan Naruto.
"Naru-chan, semuanya! Ah! Ah! Karena Chika-nee akan menerima semuanya~! Ahn.. ah.. ah.. ah.. jadi keluarkan~ aaaah~"
"Keluar.. Aaaah! Chika-nee!" Naruto menghentakannya ke dalam lalu mengeluarkan kembali spermanya di dalam vagina Chika-nee yang berteriak kenikmatan, Naruto kemudian ambruk menindih Chika-nee yang kemudian penisnya keluar dengan sendirinya.
.
.
.
.
.
Setelah kejadian itu, tak ada apapun yang terjadi. Keseharian Naruto dan Chika-nee kembali seperti biasanya. Naruto terus datang ke penginapan keluarga Takami seperti biasanya. Tapi tentu saja, keduanya masih ingat bagaimana hubungan intim itu bisa terjadi.
Setiap kali melihat Naruto hanya satu hal yang terlintas di pikiran Chika-nee. Bagaimana Naruto membawa perasaannya itu ketika tumbuh dewasa, apa dia masih mengingat rasa nikmat ketika bercinta dengannya.
Sekarang pun Naruto berjalan pelan di halaman penginapan Takami, melihat Chika-nee yang sedang mengelus anjingnya dengan penuh kasih sayang.
Wajah Chika-nee terlihat senang saat melihat Naruto yang sudah kembali dari latihan Kendonya. Langkahnya berlari mendekat pada Naruto dengan penuh semangat. Naruto yang didekati menunduk dengan wajah merona sambil menggenggam erat tasnya. Anjing lucu bernama Shiitake terlihat berada di tengah mereka sambil mengibaskan ekornya.
"Naru-chan, okaeri! Sekarang juga ingin latihan?" Tanya Chika-nee yang menunduk pada Naruto yang dapat melihat belahan dadanya, Naruto mengalihkan pandangannya.
"Ee.. Um.." dengan jawaban tak jelas Naruto mengangguk membuat Chika-nee tersenyum di hadapannya.
"Hari ini pun, ayo kita nikmati bersama.." balas Chika-nee.
.
.
.
.
.
Eeee...
Tamat? :v