Housewife Hinata

Naruto : Masashi Kishimoto

('0')

Hinata berlari kecil menuju pintu masuk rumahnya, kedua payudaranya memantul mengikuti gerakan larinya. Cepat-cepat ia membuka pintu masuk rumahnya, kebetulan Hinata sedang sendirian, jadi dia agak sibuk dengan pekerjaan rumahnya.

Hinata pun membuka pintu rumahnya, ia menatap sosok orang yang mengirimkan sebuah barang untuk dirinya. "Wah, terima kasih banyak. Aku akan menerimanya." Ujarnya yang kemudian mengambil barang tersebut. Sosok ninja pengirim itu pun menggaruk tengkuknya dengan wajahnya yang sedikit merona, dia kemudian sedikit membungkukkan badannya. "Aku akan membawanya masuk, terima kasih."

"Sama-sama Hinata-sama." Kedua matanya menatap bongkahan bokong indah milik Hinata, dengan susah payah, ia meneguk salivanya. Dia tahu ini salah, tetapi bokong itu seolah memanggil dirinya untuk dimasuki penis. Ninja itu langsung memeluk Hinata dari belakang, salah satu tangannya menangkap buah dada besar milik Hinata, serta meremasnya pelan. Sementara itu, tangannya yang lain mulai membuka rok yang dipakai Hinata. "Ma-maafkan aku, tapi kau begitu seksi, hingga nafsu menutupi diriku."

"A-apa!?"

Ninja itu menarik ke atas pakaian Hinata, kedua payudara Hinata memantul keluar dari sarangnya. Ninja tersebut menyeringai saat melihat dua buah benda besar yang sangat lezat itu, ia kemudian meremasnya kencang hingga sebuah cairan putih memancar dari ujung buah dada tersebut. "Hinata-sama, anda bisa menyalahkan tubuh anda yang begitu menggiurkan untuk di masuki penisku." Ninja tersebut membuka celananya, penisnya sudah berdiri tegak di samping paha mulus milik Hinata.

Hinata cukup terkejut dengan penis besar itu. 'Penisnya lebih besar daripada milik Naruto-kun.' Batinnya, wanita itu meneguk salivanya dengan susah payah saat merasakan denyut dari penis itu.

Sang Ninja itu mendorong Hinata hingga terjerembab, lalu menarik rok panjang yang dikenakan Hinata. Vagina milik Hinata sudah basah akibat remasan tadi, Ninja itu kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Hinata. "Ja-jangan! To-tolong, jangan masukkan!"

"Maafkan saya!"

"Akk!"

Dengan sekali hentak, penis besarnya masuk ke dalam vagina basah milik Hinata. Kedua tangan wanita itu ditarik dari belakang oleh Ninja itu, pinggulnya bergerak maju mundur menggesek dindin rahim milik Hinata.

"Ahh, ahh, ahh..."

Seringai dari Ninja itu tambah lebar saat istri Hokage tersebut mendesah. 'Uwoooh, aku memperkosa istri Hokage, ini keberuntunganku!' batinnya senang. Ninja itu kemudian menarik pakaian Hinata, hingga wanita itu telanjang bulat. Dari belakang, buah dada Hinata diremas, serta puting susunya di cubit hingga mengeluarkan air susu. 'Ia juga mengeluarkan air susu.'

Ninja itu memeluk Hinata dari belakang, sembari terus meremas dada besar milik Hinata, pinggulnya terus bergerak maju mundur.

"Vaginamu sungguh nikmat, Hinata-sama." Komentarnya, Hinata tak membalas sama sekali, ia terlihat menikmati sodokan penis besar itu di dalam tubuhnya. Sang Ninja kemudian mencium pipi Hinata, dan terus merambat hingga ke bibir Hinata. Awalnya, wanita itu tak mau membalas ciuman tersebut, tetapi ia terbuai akan ciuman itu dan membalasnya dengan mesra.

Kedua dadanya masih di remas kencang oleh ninja itu, air susu Hinata mengucur deras saat buah dadanya di remas. Sungguh, Hinata sangat menikmatinya, ia sungguh menikmati seks yang dilakukannya bersama Ninja yang tak punya nama itu, dibandingkan dengan Naruto, ia lebih memilih dengan Ninja ini.

Penisnya besar.

Secara perlahan, Hinata tersenyum puas saat Vaginanya terus di sodok oleh Ninja tersebut. "Yeeah,! Lakukan terus!" Dia mendesah nikmat merasakan dinding rahimnya yang digesek penis ninja itu.

"A-aku keluar!"

"Keluarkan! Aakkhh!"

Ninja itu menancapkan dalam-dalam penisnya, ia menyemburkan sperma yang sangat banyak hingga meluber keluar dari vagina Hinata.

Wanita itu tersenyum puas setelah berhubungan seks dengan Ninja itu.

"Te-terima kasih Hinata sama! Sa-saya akan pergi terlebih dahulu!"

"Datang lagi ya!" Hinata berteriak menatap pria yang pergi dari kediamannya itu. Ia mencolek sperma yang meluber itu, lalu menjilatnya. "Hmm, enak."

('0')