.

.

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Highschool DxD © Ichiei Ishibumi

.

Rating : M (Just for save)

Genre's : Adventure, Supernatural, Half-Humor, Fantasy, Little bit-Romance, etc...,

Pair : Naruto x ?

Warn : Always Mainstream idea!, Many more typo, alur acak!, OC Chara, OOC Chara, bad EYD, bahasa kaku dsb, and etc...,

Devil!Naru, OverPower!Naru, IceUser!Naru

.

Underworld, Sitri Mansion

Hening

Hanya itu yang terdengar di sebuah ruangan dalam suatu mansion berukuran besar.

"E-Err..."

Sret!

"Nee-chan, bisa lepaskan aku?"

"Tidak."

"Aku hanya ing-"

"Tidak."

"A-Ayolah." Bujuknya.

"Hmm, tidak."

Dari suara yang terdengar, itu merupakan suara seorang wanita. Sedangkan suara satu lagi adalah seorang pemuda.

"Kumohon~"

"Tidak, tidak dan tidak Nacchan. Tetap disini dan temani kakakmu ini!"

"T-Tapi..."

Bukannya mendengar permintaan pemuda itu, sang wanita malah memeluk semakin erat tubuh pemuda itu.

"Nee-chan~" Merasakan pelukan kakaknya semakin erat, pemuda itu sontak semakin memohon dan sedikit meronta walau itu sia-sia karena pelukan kakaknya terlalu kuat.

"Mou, diam Nacchan, biarkan aku memelukmu!" Sang wanita malah merajuk agar sang adik berhenti meronta dan membiarkan ia tetap memeluknya.

"S-Sebagai Maou Leviathan kau harus bekerja bukan?" Dalihnya masih berusaha agar wanita yang menjadi kakaknya itu melepas pelukannya.

"Hmph, aku tak peduli, jika itu untuk Nacchan, aku akan melakukan apapun!" Ia menjawab dengan sigap tak memperdulikan tugasnya sebagai seorang Maou.

Yap, tepat sekali, dia adalah Maou Leviathan, Serafall Leviathan, walau dulunya ia adalah Serafall Sitri. Tetapi setelah perang dengan Golongan Maou Lama selesai, ia di angkat menjadi Maou bersama dengan ketiga sahabatnya yang juga berperan penting pada saat peperangan.

Sedangkan pemuda yang berada di pelukannya adalah Naruto Sitri, putra bungsu dari Lord dan Lady Sitri serta adik bungsu dari Serafall dan tentunya juga Sona yang saat ini berada di Dunia Atas.

Naruto Sitri merupakan nama yang tak asing di Dunia Bawah, yah siapa yang tak kenal dengan namanya. Seorang iblis muda yang mencapai tingkat Ultimate-Class Devil di usia 14 tahun dan menjadi Super-Devil di usia 15 tahun.

Ia dikenal dengan kekuatan esnya yang luar biasa, bahkan berkali-kali lipat lebih hebat dari kakak-kakaknya sendiri. Tetapi yang membuatnya terkenal adalah saat ujian terakhirnya sebelum di angkat menjadi Super-Devil. Ia bertarung melawan Maou Lucifer atau bisa dibilang merupakan Raja Iblis serta Iblis terkuat saat ini di Dunia Bawah, Sirzechs Gremory atau bisa dibilang sekarang adalah Sirzechs Lucifer. Pertarungan mereka berjalan dengan fantastis, bahkan sampai menggoncangkan dataran Dunia Bawah dan membekunya 80% Dunia bawah karena kekuatan es supernya itu. Power of Destruction milik Sirzechs yang terkenal itu bahkan tidak dapat menembus es terkuat miliknya saat pertarungan. Pada akhirnya pertarungan berat itu di menangi oleh Naruto, walau Dunia Bawah harus di landa musim dingin selama 3 hari penuh karena pertarungan mereka.

Berkat itu, ia kini di segani oleh seluruh masyarakat Dunia Bawah. Mereka takjub, takut, kagum sekaligus penasaran bagaimana Naruto dapat memiliki kekuatan luar biasa seperti itu pada usia muda. Ia bahkan di tawari pernikahan oleh pilar lain. Lord dan Lady Sitri sebenarnya tidak mempermasalahkan itu dan membiarkan Naruto yang memutuskannya karena putra mereka berhak memilih kehidupan asmaranya sendiri.

Tetapi, tidak dengan Serafall dan Sona. Mereka menolak dengan tegas siapapun yang datang dan mencoba melamar adik mereka itu. Alasannya yah hanya satu, mereka berdua bisa dibilang sangat mencintai adiknya itu dan tak memperdulikan status hubungan darah mereka. Bahkan tak jarang Serafall dan Sona bertengkar karenanya, walau Naruto sendiri hanya memandangnya bingung.

Naruto sendiri jarang atau bisa di bilang tak diperbolehkan pergi ke Dunia Atas. Pertama adalah karena Serafall selalu mencegahnya dengan memeluknya setiap saat, kedua yaitu para tetua takut Naruto akan berhianat karena dengan kekuatannya yang begitu besar di usia muda ini, bukan tak mungkin ia berpindah pihak karena campur tangan orang lain. Terlebih dengan usianya sekarang, emosinya masih sangat labil. Pernah suatu ketika ia mengira ada hantu padahal saat itu tengah di adakan perayaan di Dunia Bawah.

Alhasil seluruh tempat itu membeku karenanya, niat awal mereka sih sebenarnya ingin memberikan kejutan karena perayaan itu merupakan perayaan hari ulang tahun Naruto. Tetapi karena Naruto yang memang sangat takut dengan yang namanya hantu, rencana mereka semua gagal dan harus mempasrahkan tubuh mereka membeku karena kekuatan pemuda itu. Sedangkan Naruto sendiri? Setelah berteriak karena ketakutan, ia berlari entah kemana dan di temukan oleh Serafall sedang meringkuk di bawah pohon.

Ekspresi ketakutannya yang lucu itu tentu saja membuat Serafall terkikik pelan sehingga Naruto dapat mendengarnya. Sontak saja pemuda langsung memeluk erat Serafall seolah tak ingin melepaskannya, akhirnya mereka berdua kembali ke mansion dengan Naruto yang memeluk Serafall dari belakang dengan erat.

Sejak hari itu Dunia Bawah mempunyai peraturan tak tertulis, yaitu jangan pernah menakuti Naruto kembali karena mereka tak ingin hal itu terjadi lagi.

Dan itu dapat terlihat di situasi sekarang, dimana Serafall yang sedang memeluk erat Naruto dan meletakkan wajahnya di bahu Naruto sehingga pipi mereka saling bersentuhan.

"Sera-nee~" Rajuknya sekali lagi agar Serafall melepaskan pelukannya, tak masalah jika ia dilarang kedunia atas oleh para tetua sialan itu. Tetapi jika di rumah ia selalu di peluk seperti ini, maka, bagaimana ia bisa beraktivitas!?

Bukan berarti ia tidak suka dipeluk Serafall sih, malah ia sangat senang karena itu membuatnya nyaman. Tapi tidak begini juga!

"Mou, diam Nacchan!" Ucapnya ketika Naruto terus saja meronta pada pelukannya.

Kriet!

"Maa maa Serafall, bisakah lepaskan adikmu itu? Kau harus ke kantor bukan?"

Terlihat seorang lelaki dewasa berambut hitam memasuki ruangan itu tanpa mengetuk. Di belakangnya terlihat wanita dewasa berwajah cantik berambut hitam sama seperti lelaki dewasa di depannya.

""Tou-san.""

Kedua kakak beradik itu sedikit kaget melihat ayah mereka memasuki ruangan. Tetapi tak lama kemudian Serafall memilih mengabaikannya dan semakin memeluk erat Naruto yang hanya pasrah saja.

Kedua orang dewasa yang tak lain adalah ayah dan ibu mereka hanya dapat menghela nafas melihat itu. Ini sudah menjadi tontonan sehari-hari mereka, jadi mereka sudah terbiasa menyaksikan itu semua.

"Sera, ayah dan ibumu sepakat untuk memasukkan Naruto di akademi Kuoh sama seperti Sona, Sirzechs juga sudah berhasil membujuk para tetua dengan syarat Naruto harus selalu berada dalam pengawasan." Terang

Serafall dan Naruto tampak terkejut mendengarnya, terutama Naruto sendiri.

"Ehh, benarkah!?" Ia memasang ekspresi antusias, akhirnya ia di perbolehkan untuk pergi ke Dunia Atas. Karena, selain ingin tahu, ia juga ingin bertemu dengan Sona, karena Sona sendiri sudah jarang berkunjung ke mansion Sitri di Dunia Bawah.

Lady Sitri, atau bisa kita sebut Raven Sitri tersenyum melihat reaksi putra bungsunya itu.

"Hmm, kamu sudah lama ingin ke Dunia Atas bukan?" Tanyanya yang di balas anggukan dengan cepat oleh pemuda itu. Serafall sendiri sudah melepaskan pelukannya terhadap Naruto.

Tap!

"Hontouni hontou!?" Pemuda itu mendekat ke ibunya berdiri dan menatapnya dengan mata berbinar. Raven tertawa pelan, tangannya terulur pelan mengelus surai hitam lembut putranya itu.

"Iyaa."

Naruto memeluk erat ibunya, Lord Sitri atau Minato Sitri hanya tersenyum tipis melihatnya. Ia mengalihkan pandangannya kearah putri tertuanya, seketika ia sweatdrop begitu melihat pandangan kosong Serafall. Sepertinya apa yang ia katakan mengejutkan baginya, yah maklumi saja. Dia sangat amat menyayangi Naruto, tak ada satu haripun yang ia jalani tanpa memeluk Naruto.

"T-T-Tapi, bukankah disini Nacchan sudah baik-baik saja?" Tanyanya, berusaha merubah kembali keputusan ayahnya.

"Sera, apa kau tidak terlalu mengekangnya? Kaa-san tau kau sangat sayang padanya, tetapi pikirkan perasaannya juga, nee?" Bujuk Raven.

Ia melakukan ini karena ingin membuat Naruto tak merasa di kekang. Naruto merupakan putranya yang istimewa, ia juga sebenarnya tak ingin Naruto pergi ke Dunia Atas, tetapi jika seperti ini terus, maka ia tak akan pernah merasakan apa yang namanya ikatan dengan orang lain, karena yah selama ini putranya itu hanya berhubungan dekat dengan keluarga Gremory, Phenex dan juga Bael saja. Para Maou juga mengenal bocah itu, tetapi tetap saja. Ia pikir Naruto akan merasa bosan jika hanya seperti ini saja kehidupannya, terlebih para tetua juga membatasinya, ia takut jika suatu saat Naruto merasa muak di perlakukan seperti ini.

Serafall sendiri terdiam mendengarnya, ia juga sadar bahwa dirinya terlalu berlebihan mengekang adiknya. Tetapi sungguh, itu semua sebenarnya hanya untuk kebaikannya. Ia hidup saat era Golongan Maou Lama masih memimpin Dunia Bawah, dan ia tahu betapa sulitnya hidup normal saat itu, berbeda dengan sekarang karena ia dan sahabatnya sudah berhasil mengusir dan menggulingkan pemerintahan Golongan Maou Lama.

Karena itu, ia ingin menghabiskan waktunya sebanyak mungkin dengan keluarganya. Terlebih dengan kehadiran kedua adiknya, ia merasa semuanya sempurna. Walau ia merasa sedikit kesepian karena Sona memutuskan untuk belajar hidup mandiri di Dunia Atas.

Ia..., Ia tak ingin adik-adiknya merasakan apa yang ia rasakan. Cukup dirinya saja yang merasakan semua itu, biarlah kedua adiknya hidup bahagia sebagaimana remaja semestinya. Karena itu, di Dunia Bawah ia selalu di kenal dengan kakak yang overprotektif pada adiknya, terlebih jika itu berhubungan dengan Naruto. Tetapi, ia tak memperdulikan itu semua, lagipula ucapan orang luar untuk apa di dengarkan bukan? Hidupmu adalah milikmu sendiri, tak ada sangkut pautnya dengan orang lain.

Naruto lalu melepaskan pelukan pada ibunya dan memandang kearah Serafall yang sedari tadi hanya diam.

"Nee-chan, apa tidak boleh?" Ia memandang Serafall dengan tatapan sulit di artikan, di satu sisi ia juga kasihan dengan kakaknya itu karena jika ia pergi ke Dunia Atas, maka Serafall pasti akan kesepian tanpa dirinya dan juga Sona. Tetapi di sisi lain juga ia ingin sekali pergi ke Dunia Atas, bisa dibilang itu merupakan salah satu impiannya, karena ia ingin sekali bertemu dengan 'sensei'nya itu.

Serafall menatap Naruto dalam diam, ia lalu mengisyaratkan Naruto agar menuju kearahnya. Naruto yang melihatnya tentu saja menuruti apa yang kakaknya inginkan itu.

Grep!

Setelah Naruto berada di hadapannya ia dengan segera memeluk erat adiknya itu ke dadanya. Naruto berteriak kecil karena kaget tetapi teriakannya teredam himpitan erat dada Serafall, sedangkan Minato dan Raven hanya memasang senyum kecil.

'Hah, mungkin sudah saatnya aku membiarkan ia hidup mandiri.' Pikirnya.

Sitri di kenal dengan kepintaran mereka yang menakjubkan, salah satunya adalah ia dan juga Sona. Tetapi, Naruto berbeda, ia tak seperti dirinya dan juga Sona. Bisa di bilang pikirannya masih polos terhadap sesuatu, yah mungkin karena selama ini ia hanya belajar home-schooling saja. Ia mengizinkan Sona hidup di Dunia Atas karena ia tahu jika adik perempuannya itu memiliki pemikiran yang sudah dewasa, mungkin karena darah Sitri mengalir kental dalam nadinya. Tetapi, jika ia mengizinkan Naruto tinggal di sana, ia khawatir padanya juga tempat yang di tempatinya.

Seperti yang di ketahui saat ini, Naruto bisa bilang Sitri terkuat yang pernah ada sekaligus juga salah satu Iblis terkuat di Dunia Bawah. Kekuatan yang di milikinya pada usianya yang hampir menginjak 16 tahun ini bisa dibilang sudah merupakan hal yang luar biasa.

Tetapi, di balik itu semua tetap saja ia masihlah seorang remaja berumur 15 tahun. Karena itulah para tetua melakukan pengawasan terhadapnya.

Ia lalu memandang Minato dan Raven, "Tetapi, itu semua dengan satu syarat, yaitu Nacchan harus selalu dalam pengawasan Ria-tan dan So-tan disana." Pintanya.

Naruto terkejut sekaligus senang mendengarnya, karena akhirnya Serafall memperbolehkannya tinggal di Dunia Atas.

"Maa, memang itu juga persyaratan yang diberikan oleh para tetua, tetapi ini semua tergantung olehmu, dan karena kamu sudah mengizinkannya maka sekarang ayah harus mempersiapkan kepindahannya." Balas Minato enteng, Raven di sebelahnya juga menatap kedua anaknya dengan senyum.

"Demo, sebelum itu Naru-chan perlu memahami dasar-dasar hidup di Dunia Atas. Karena selama ini ia hanya terus berlatih dan berlatih bukan? Jadi, ia baru akan ke Dunia Atas seminggu setelah ini. Selain itu kita juga perlu memberitahu Sona tentang ini." Ujar Raven.

Sepintas ide muncul dalam otak Serafall ketika mendengar penuturan ayah dan ibunya.

"Kalau begitu aku sendiri yang akan mengajari Nacchan, sekaligus mengajarinya untuk mencegah agar perempuan di sana tak mendekati adik imutku." Tegas Serafall dengan iris mata yang menajam.

Naruto, adiknya itu selain terkenal karena kekuatannya ia juga terkenal karena wajah tampan sekaligus manis miliknya, hampir 80% gadis seumuran bahkan lebih tua darinya di Dunia Bawah terpikat oleh adiknya. Lamaran demi lamaran pun datang kepada keluarganya yang tentu saja ia tolak dengan keras karena Naruto adalah miliknya. Hal inilah yang membuatnya sering bertengkar dengan Sona dalam memperebutkan Naruto karena Sona juga protektif terhadap Naruto bahkan kepada Serafall sendiri.

Minato dan Raven sweetdrop mendengar itu, mereka berdua memang sudah mengetahui jika Serafall dan Sona mencintai putra bungsu mereka. Dengan sikap dan wajahnya yang manis, siapa yang tak terpikat dengan Naruto Sitri. Grayfia saja yang terkenal memiliki raut datar akan luluh oleh Naruto.

Iblis memang tak ada larangan dalam melakukan pernikahan antar hubungan darah, jadi mereka tak terlalu mempersalahkannya, semua keputusan itu ada di tangan putra mereka sendiri.

"Maa, kalau begitu ayah dan ibu akan mempersiapkan semuanya, jaa na." Ujar Minato, ia dan Raven lalu keluar dari ruangan itu dan menutup kembali pintunya.

Serafall memandang diam kepergian orang tuanya, ia masih memeluk Naruto dengan erat di dadanya.

"N...Nee...chan...le...lepaskan...aku." Pinta Naruto dengan susah payah.

Serafall tersentak pelan, tetapi ia menghiraukan permintaan Naruto dan memilih semakin memeluknya erat.

"Muu, diamlah Nacchan, karena kamu sebentar lagi akan berpisah denganku, maka biarkan kakakmu ini memelukmu sepuasnya~"

"T...tapi...bukankah...Nee...chan...bilang...ingin... mengajariku?"

"Mmm~, sebentar lagi~" Bujuknya yang membuat Naruto pasrah.

.

Skip time

"E-Etto, b-benar begini?"

Naruto memberikan Serafall buku catatan miliknya, mereka saat ini sedang belajar di kamar Serafall. Naruto sekarang tengah mempelajari apa saja yang di pelajari di dunia manusia entah itu sains, matematika ataupun bahasa jepang. Walau sepertinya pemuda itu terlihat sangat kesulitan mempelajari itu semua.

Sret!

Serafall mengambil buku itu dan memeriksanya.

"Hmm~, hampir benar tetapi kamu ada kesalahan di nomor 5 ini." Koreksinya lalu menunjukkan itu pada adiknya.

Naruto lalu meletakkan wajahnya dengan tangan terjulur pada meja bundar di depannya.

"Kenapa sulit sekali mempelajari ini." Keluhnya. Hampir 2 jam ia belajar sesuatu yang di sebut matematika itu, tetapi, hanya beberapa saja jawabannya yang benar dari 20 soal yang dibuat oleh Serafall.

Serafall terkikik pelan, tangannya terjulur mengelus surai hitam adiknya dengan lembut.

"Begitulah pelajaran di dunia manusia, sebenarnya tidak berbeda jauh dengan yang disini, hanya saja sedikit lebih rumit." Ujarnya lembut.

"Demooo, tetap saja aku hanya bisa menjawab sedikit dari soal yang di buat Nee-chan." Naruto tetap saja mengeluh, mengapa soal di dunia manusia sulit seperti ini sih!?

"Muu~ bukankah kamu sendiri yang ingin kesana? Jadi jangan mengeluh terus." Serafall masih tetap mengelus surai hitamnya.

"Iya iya." Naruto menjawab itu dengan pasrah, ini juga adalah keinginannya, maka ia tak boleh menyerah begitu saja setelah berhasil di perbolehkan tinggal di Dunia Atas atau dunia manusia.

"Ufufu~, itu baru adikku yang imut~" Ujar Serafall.

"Saate, sekarang coba soal ini..."

Setelah itu Serafall memberikan buku yang lain dan memberitahu Naruto cara mengerjakannya.

"Naruhodo, yosh, ini mudah untukku!" Naruto berkata dengan semangat begitu melihat soal baru yang menurutnya mudah.

Serafall tersenyum melihatnya, ia lalu memeriksa kembali buku catatan tadi. Ia memegang dagunya ketika memeriksa kembali itu semua dengan seksama.

'Hmm, caranya memang berbeda jauh dari yang kuajarkan, tetapi hasilnya sempurna seperti seharusnya.' Pikirnya sembari tersenyum, walau masih ada beberapa yang salah.

Dari seluruh pelajaran yang ia ajari, hanya inilah yang paling sulit di pahami Naruto, butuh waktu berjam-jam untuk adiknya itu agar dapat memahaminya.

'Maa, dengan ini aku yakin jika ia akan baik-baik saja di sana. Dan lagi di sana juga ada So-tan, aku tak perlu khawatir terhadapnya.'

3 hari yang lalu setelah Minato menghubungi Sona tetang kepindahan Naruto, gadis itu tampak sangat senang mendengarnya, ia bahkan meminta dengan paksa agar Naruto tinggal bersamanya di dunia manusia yang tentu saja di penuhi oleh Minato.

Dengan tinggal bersama Sona, ia kini tak perlu lagi khawatir karena ia yakin Sona akan sangat memperhatikan keadaan Naruto. Walau ia sedikit kesal karena dirinya akan jarang bertemu dengan Naruto.

Ia lalu meletakkan buku dalam genggamannya pada meja di depannya lalu memandang Naruto di depannya.

Seketika ia tersenyum ketika melihat wajah serius Naruto yang tampak manis di pandangannya. Tak tahan, ia segera memeluk wajah pemuda itu dan menggesekan kedua pipi mereka.

"Nee-chan!" Naruto berusaha memperingati kakaknya itu karena pelukan Serafall mengganggu konsentrasi dirinya.

"Ufufu~, gomen gomen." Serafall mengecup pelan bibir Naruto dan melepaskan pelukannya kemudian berdiri. Naruto yang di perlakukan seperti itu hanya memasang ekspresi biasa, ia sudah sering di cium seperti itu oleh Serafall, lagipula itu hanya ciuman kasih sayang bukan? Ia lalu memandang bingung Serafall yang berdiri.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Hmm~, kamu laparkan? Kalau begitu Nee-chan akan mengambil camilan dulu, ok~?" Serafall mengedipkan sebelah matanya dan berjalan keluar.

Naruto hanya menatapnya sebelum ia fokus kembali pada soal di depannya.

1 menit

3 menit

10 menit

"Gahh!"

Pemuda itu mengacak-acak rambutnya karena masih tak mengerti dengan soal ini, bahkan sampai beberapa menit berlalu ia hanya bisa terpaku saja.

"Perasaan tadi mudah kenapa sekarang rasanya sulit!?" Ia berkata dengan penuh frustasi, ckk, mungkin matematika akan ia benci karena ini. Lagipula hitung sana hitung sini tetapi tidak ketemu juga hasilnya apa tidak lelah hah!?

Ia lalu menidurkan kepalanya di meja dan memainkan pulpen di jemarinya.

'Nee-chan lama sekali.' Pikirnya.

Yah, tak peduli sekuat apapun ia sekarang, tetap saja ia masih remaja labil. Bahkan baru 5 menit saja di tinggal kakaknya ia langsung mengeluh. Maa, mungkin karena Serafall terlalu sering memanjakannya seperti inilah jadinya.

Ia lalu meletakkan pulpennya karena bosan. Entah kenapa hawa pada kamar Serafall benar-benar membuatnya nyaman, suhu yang pas serta harum pada ruangannya membuat ia betah berada di sini. Perlahan kantuk mulai menyerangnya yang ia lawan dengan mempertahankan kesadarannya dengan susah payah, tetapi mungkin karena lelah belajar terlalu lama, ia akhirnya tertidur pulas pada meja yang menjadi sandarannya.

Kriet!

Tak lama setelah tertidurnya Naruto, datanglah Serafall yang membawa sebuah nampan berisi makanan serta minuman di atasnya.

"Gomen Nacchan-are?"

Serafall memandang bingung Naruto yang terlihat menidurkan kepalanya pada meja. Wajahnya tak terlihat karena ia berada di belakangnya.

Serafall lalu meletakkan nampan itu di sebuah meja lain dan mendekati Naruto.

"Nacchan?"

Ia lalu berjalan kedepan Naruto dan seketika senyum mengembang di wajahnya begitu melihat wajah tidur damai adiknya.

'Sepertinya aku terlalu berlebihan mengajarimu ya? Gomen na.' Pikirnya, ia mengelus pipi putih adiknya itu membuat sang empu menggeliat pelan. Yah wajar saja, mereka belajar dari pagi dan sekarang hampir sore, mungkin karena lelah ia akhirnya ketiduran.

Serafall lalu membereskan buku-buku yang ada di atas meja. Setelah itu ia memindahkan Naruto ke atas kasurnya dan merapihkan meja yang di gunakan untuk belajar tadi.

Selesai itu semua, Serafall naik ke atas kasur lalu merebahkan dirinya di samping Naruto kemudian memeluknya dengan erat.

"Oyasumi." Gumamnya sembari tersenyum kecil.

.

Di luar, Raven terlihat berjalan menuju kamar putri tertuanya untuk memberitahukan sebuah hal kepada kedua anaknya. Ia lalu melihat pintu yang memiliki papan bertuliskan 'Serafall' kemudian mengetuknya pelan.

Tok! Tok!

"Serafall, Naru-chan? Kalian di dalam?" Raven sedikit mengeraskan suaranya agar mereka bisa mendengar. Tetapi setelah menunggu beberapa menit tak ada respon dari dalam.

'Apa mereka keluar?' Pikirnya, akhirnya ia memutuskan membuka pintu itu. Ia lalu mendapati Serafall dan Naruto tengah tertidur di atas kasur dengan Serafall yang memeluk erat tubuh adiknya itu.

Raven mengulas senyum manis melihat keduanya, mungkin jika ada Sona di sini akan lebih ramai. Ia lalu mengambil sebuah kamera untuk mengabadikan momen mereka berdua setelah itu ia memutuskan untuk keluar dan membiarkan kedua anaknya berisitirahat.

.

- Skip -

Akhirnya hari kepindahan Naruto telah tiba, ia juga sudah mempelajari semua yang di butuhkan untuk hidup di dunia atas sana setelah di ajari oleh Serafall walau ia sedikit sulit berkonsentrasi karena Serafall selalu mengacaukan konsentrasinya dengan memeluk atau menciumnya.

Saat ini ia dan keluarga Sitri dan Gremory berada di halaman keluarga Sitri, mereka berkumpul untuk mengucapkan salam terhadap Naruto. Kenapa Gremory juga? Karena Rias berada disana, mereka juga sekalian ingin menitip pesan padanya melalui Naruto.

"Saate, apa kamu sudah siap?" Tanya Minato menatap wajah putra bungsunya itu.

Naruto menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk dengan yakin. Raven mendekati putra kesayangannya itu lalu memeluknya erat.

"Jangan berbuat yang tidak-tidak di sana, ikuti apa kata kakakmu, dan jaga kesehatanmu disana, ok?" Ujarnya sembari memasang senyum seorang ibu yang dibalas anggukan oleh Naruto, Raven mengecup dahi putranya lalu berjalan kembali kebelakang.

"Ah, kami juga menitip pesan kepada Rias disana, katakan padanya untuk sering berkunjung kemari nee Naru-chan?"

Naruto menoleh ke asal suara dan melihat seorang wanita dewasa berambut coklat yang ia kenal sebagai Venelana Gremory, walau dulu ia adalah seorang Bael, tetapi setelah menikah dengan Zeoticus Gremory, ia akhirnya menggunakan marga Gremory di belakangnya.

"Ha'i, akan kusampaikan itu padanya, jadi baa-san tak perlu khawatir!" Balas Naruto dengan memberikan senyuman yang membuat Venelana langsung memeluknya erat.

"Seperti biasa kamu memang sangat imut~, bagaimana jika kamu menjadi putraku dan menikah dengan Rias~?" Ujarnya.

"A-Ah." Naruto menggaruk pipinya gugup.

"Venelana!"

"Ha'i ha'i, aku hanya bercanda Raven, tak perlu berteriak seperti itu." Balas Venelana dengan enteng, yang lain hanya menatapnya dengan sebutir keringat.

"Demo, tawaran itu masih berlaku, oke?~" Venelana mengedipkan sebelah matanya kepada Naruto yang dengan gugup menatapnya.

"Venelanaaaa!" Lagi dan lagi Raven berteriak kearahnya.

"Ufufu." Venelana tertawa kecil melihat ekspresi sahabatnya itu, yah sejak memiliki Naruto, Raven entah kenapa berubah menjadi sangat protektif kepada putranya itu jika ada perempuan seumuran dengannya mencoba mendekati Naruto. Mungkin ia pikir perempuan itu ingin merebut putranya.

Minato kemudian mencoba menenangkan istrinya itu sementara yang lain hanya menatapnya dengan sebutir keringat, sudah hal umum jika Raven terkenal dengan Son-Complex miliknya.

Sirzechs terkekeh pelan melihat kejadian di depannya, ia lalu berjalan mendekat kearah Naruto.

"Naruto-kun, aku mewakili para Maou juga berpesan padamu untuk selalu berhati-hati di dunia manusia, walau kau lebih kuat dariku, tetap saja ada berbagai makhluk yang hidup di luar sana selain kita, entah itu lebih kuat ataupun lemah, kita harus tetap waspada dan jangan meremehkannya." Ujar Sirzechs yang di balas anggukan mantap oleh pemuda itu. Sirzechs tersenyum melihatnya. Ia lalu mendekatkan wajahnya ke Naruto dan membisikan sesuatu.

"Dan juga, yang kudengar dunia manusia itu...bla...bla...bla..."

Lalu, entah apa yang di bisikan Maou Lucifer itu hingga membuat Naruto memasang wajah gugup dengan sedikit rona di wajahnya.

Grayfia menajamkan pandangannya melihat tingkah suaminya itu.

Sret!

"Sirzechs-sama." Ucapnya pelan tetapi dengan aura berbahaya menyebabkan orang yang bersangkutan berkeringat dingin.

"A-Ahaha, aku hanya b-bercanda Grayfia." Dalihnya gugup.

'Siapa yang sebenarnya Raja disini!?' Ia berkeluh dalam pikirannya, tentu saja ia tak berani mengatakan itu langsung pada orangnya, yang ada ia hanya akan menjadi samsak tinju saja nanti.

"Saa, lupakan apa yang di ucapkan Sirzechs-sama Naruto-chan, pesanku sama seperti Raven-sama, jagalah selalu kesehatanmu itu." Grayfia berkata sembari memberikan sebuah senyuman kepadanya yang tentunya sangat jarang ia perlihatkan.

"Ha'i, Grayfia-nee tak perlu khawatir." Balasnya membalas senyum Grayfia yang membuat wanita berambut putih itu sedikit merona dan dengan segera memeluk pemuda di depannya itu.

"Sekarang aku sedikit mengerti kenapa para wanita disini begitu ingin memilikimu, kau memang sangat imut, Naruto-chan~" Grayfia mengatakan itu sembari memeluk Naruto erat yang membuat Serafall di bekalangnya menatap dirinya dengan geram.

"Menjauh dari Nacchan-ku Gray-tan!" Teriaknya.

Maou Leviathan itu bergerak mendekati mereka berdua lalu melepaskan paksa pelukan Grayfia dan mendorongnya menyebabkan Grayfia sedikit terhuyung.

"Ara, anda selalu emosian seperti biasa, Leviathan-sama." Ia berkata dengan datar, namun dari perkataannya kita bisa melihat ada makna ejekan disana yang di tunjukkan untuk Serafall.

Sosok yang diejek sendiri hanya memandang geram kearah Grayfia, beraninya wanita itu memeluk adiknya di hadapannya!

Serafall lalu menatap Naruto yang melihatnya dengan senyuman kaku, pemuda itu sangat tahu betul jika Serafall sangat posesif padanya.

Grep!

Sang Maou lalu memeluk erat adiknya dan meletakkan dagu miliknya di atas bahu pemuda itu.

"Nee-chan pasti akan merindukanmu." Bisik Serafall, jika mereka melihat ekspresi Serafall, maka mereka akan melihat sebuah ekspresi sedih dan tak rela di wajahnya. Naruto tersentak pelan mendengar itu, ia mengulas senyum lalu membalas pelukan kakaknya itu.

"Jangan khawatir, Nee-chan boleh berkunjung ke sana kapan saja Nee-chan mau." Ucap Naruto memeluk erat Serafall. Sudut bibir Serafall naik ketika mendengar itu, ia membalas pelukan adiknya dengan erat.

Ia lalu melepas pelukannya dan menatap Naruto, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci, Serafall lalu mengalungkan lengannya ke leher pemuda yang menjadi adiknya itu.

"Demoo, kamu harus ingat bahwa kamu tidak boleh mendekati atau memperbolehkan perempuan lain selain kakakmu mendekatimu di dunia sana, oke~?" Serafall memberikan senyuman penuh arti padanya membuat Naruto tersenyum kaku, karena ia kurang paham dengan apa yang di maksud kakaknya itu.

Serafall semakin memotong jarak diantara mereka sebelum Raven menarik kerahnya dan menyeretnya kebelakang.

"Kaa-san!" Pekiknya sedikit keras walau sang ibu hanya menghiraukannya saja.

Minato terkekeh pelan melihat itu, ia berjalan mendekat kearah putranya lalu memberikan secarik kertas padanya.

"Ini...?"

"Itu adalah alamat dimana Akademi Kuoh berada, sebenarnya Sona akan menjemputmu disini nanti sore setelah ia pulang sekolah. Tetapi ayah tahu kau ingin melihat-lihat dulu dunia manusia seperti apa, jadi ayah dan ibu sepakat untuk memberangkatkanmu lebih awal." Ujar Minato sembari tersenyum pada putranya.

"Naruhodo, arigatou Tou-san." Balas Naruto membalas senyuman ayahnya.

"Jaga dirimu baik-baik disana, dengan kekuatan yang di milikimu sekarang ayah yakin kau akan baik-baik saja disana, dan jangan lupa untuk selalu turuti apa kata kakakmu disana." Minato lalu menepuk pelan kepala putranya kemudian mundur kebelakang untuk menjaga jarak.

"Saa, karena semua sudah selesai, sekarang saatnya untukmu pergi kesana." Ucapnya, ia lalu menjulurkan tangannya kedepan, lalu terciptalah lingkaran sihir berlambang kekurga Sitri di bawah kaki Naruto.

Sring!

Lingkaran itu perlahan bersinar pelan yang lama kelamaan semakin terang menandakan bahwa akan segera aktif.

"Tidak! Jangan tinggalkan aku Nacchannnn!"

"Urusai! Bukankah kamu sudah mengizinkannya!?"

Mereka menatap Serafall dan Raven dengan sebutir keringat, Naruto sendiri hanya tersenyum tipis melihat tingkah kakak dan juga ibunya.

"Tidakk! Aku berubah pikiran, Nacchan tidak boleh meninggalkanku!" Pekik Serafall sembari terus meronta dari cekalan ibunya.

"Kono baka-musume!" Tampaknya kesabaran Raven sudah habis terlihat dari cekalannya yang semakin kuat membuat Serafall tak bisa bergerak kemana-mana, membuat yang semakin sweatdrop melihatnya.

"Jaa na, Tou-san, Kaa-san, Nee-chan." Naruto lalu melambaikan tangannya kepada mereka dengan seulas senyuman yang terpatri di bibirnya.

Mereka semua terlihat membalas lambaian tangan Naruto terkecuali Serafall yang masih meronta dari Raven.

Sring!

"Nacchannnn!"

Naruto tertawa pelan melihatnya, ia masih melambaikan tangannya kepada mereka, kemudian cahaya dari lingkaran sihir yang dibuat oleh Minato menelannya seutuhnya, setelah cahaya itu menghilang Naruto sudah tak ada disana.

And Cut...

.

.

.

Note :

Yah, gua kepikiran buat nih fict pas lagi lanjutin Daily Life wkwk. Kalo ada yang ngomong kenapa malah buat lagi bukan lanjutin yang lain aja? Ya ga ada alesan khusus, enak aja gitu wkwk.

Tentang fict ini, OP lagi? Yah kenapa ya, bagi gua OP itu punya kesan tersendiri aja, kaya yang seru gimana gitu ngeliatnya wkwk.

- Minato Sitri sama kaya Minato di Naruto, bedanya rambutnya aja berubah jadi hitam.

- Raven Sitri? Gua ngambil nama Raven dari salah satu fict english, wujudnya juga yah masih bingung gua, ada saran gitu siapa yang cocok?

- Model rambut Naruto sama seperti model Juuzou Suzuya black hair, lebih lengkapnya bisa liat di gugel.

- Dan untuk tambahan, ada yang bisa saranin tentang tambahan/perbaikan summary nih fict? Jika itu kurang tepat menurut kalian sih wkwk.

Ok, segitu dulu, adios!...