Disclaimer:

Shingeki no kyojin © Isayama Hajime

eruri.

karya ini murni bersifat non-profit.

note: gays, ini adalah fictogemino yg bisa dibaca dari atas maupun dari bawah.


Levi Ackerman jatuh ke air.

Karena Erwin ada di sana dalam bentuk bayang-bayang yang muncul hanya untuk mencemooh. Levi memamerkan lukanya agar pria itu tergugah. Meski sayatan pada kulitnya mengalirkan darah yang menetes di air tenang, ia tetap diabaikan.

Tak ada jawaban.

"Apa gunanya aku hidup, Erwin?"

Pria itu sunyi senyap. Mungkin refleksi pohon di bawah matahari terik. Mungkin sebenarnya Levi berhalusinasi lagi.

Akan tetapi ini memang menjengkelkan. Di mana pun ia berada, ia pasti melihat Erwin; di rumah, di taman, di beranda dan di medan perang, tapi tak pernah sekejap saja bisa ia raih. Pria itu terlalu ambisius dengan egonya.

"Tch! Kau memang selemah itu rupanya." Ia bergumam.

Mati konyol di tengah pertempuran.

Mati dengan tangan terputus dan usus terburai seperti telur.

Ahli strategi yang mati tanpa mendapatkan tujuan dan impiannya. Apakah Erwin puas dengan hal itu? Pada ruang bawah tanah yang tak bisa ia lihat? Tempat yang begitu penting hingga ia rela mengorbankan jutawan nyawa, pula tempat yang pada akhirnya membawa mereka pada kehancuran dunia.

Erwin yang harusnya tertawa di sana.

Erwin yang hanya diam bisu seperti orang cacat.

Lihatlah Erwin sekarang.

Karena takdir mempermainkannya hingga ia tak sanggup berdiri, sebab tanah pijaknya merupakan gunungan mayat teman-teman mereka yang gugur.

Pria itu terlihat sedih.

Suatu ketika Erwin berkata, "Levi, apakah kau lihat teman-teman kita? Mereka sedang mengawasi kita. Mereka ingin tahu apa yang terjadi setelah mereka mempersembahkan jantung mereka."

Levi bisu, remuk redam.

Jika ada yang pantas disebut sebagai Manusia Terkuat, Levi akan memilih Erwin Smith. Pria itu bisa menulikan telinga dari teriakan korban perang yang gugur dan menyeruak ke mimpinya.

Levi tidak sanggup.

Sekarang tidak ada gunanya jika Levi memberikan jantung sebagai persembahan. Inangnya telah mati.

Bayangan Erwin di sana. Diam, namun mengolok dengan paling sadis di mata Levi.

Menatap dengan terluka.

Sosok yang dengan sekuat tenaga ia ikuti jejaknya. Kenapa bersikukuh ada di sana?

Sekarang Levi jadi bertanya-tanya.

Langit panas terik menjadi sendu di bawah intimidasi mata biru itu.

Levi mulai merasa ngeri, didorong rasa yang kuat untuk mengakhiri hidup.

Darahnya telah menetes tersayat.

Levi Ackerman tenggelam ke air.


end.