7.45 AM

Pagi yang cerah di kediaman Namikaze. Minato yang membaca koran sambil meminum kopinya, Kushina yang memasak untuk sarapan. Namun, ketentraman itu terganggu.

Dok! Dok!

Pintu depan rumah diketuk dengan keras, mengundang tanya bagi kedua pasang suami istri itu.

Dok! Dok!

"Minato!"

Dari suaranya jelas, itu suara gurunya, Jiraiya. Dari suaranya terdengar ada sesuatu yang genting. Minato buru-buru datang membuka pintu.

"Jiraiya-sensei!" Dan benar, Jiraiya terlihat tidak baik-baik saja. Mukanya memerah seperti menahan sesuatu.

"Cepat, masuklah!" Minato langsung membantu Jiraiya duduk di sofanya. Keadaannya makin tidak membaik.

"Kushina, cepat ambilkan air hangat dan handuk!" pinta Minato.

"Ya," sahut Kushina.

Tidak berlama kemudian, Kushina datang membawa sebaskom air hangat dan handuk. Diletakkannya di atas meja. Minato langsung mengambil handuk yang sudah direndam air hangat dan menempelkannya di dahi Jiraiya, tentu sudah diperas sebelumnya. Minato mengira Jiraiya terkena demam tinggi.

Perlahan, Jiraiya membuka matanya.

"Minato..." igau Jiraiya.

"Ada apa, Sensei? Apa yang terjadi?" tanya Minato. Kushina membantu, mengganti air resapan handuk.

"Aku terkena racun saat aku bertarung melawan Shinobi yang tidak jauh dari rumahmu," ujar Jiraiya.

"Apa?!"

"Beruntung, Shinobi itu sudah kalah. Tapi, aku terkena efeknya," lanjut Jiraiya.

"Apa efeknya, Sensei? Fatalkah?" tanya Minato, khawatir. Ia takut guru satu-satunya tertimpa masalah besar.

"Tidak, hanya saja..." Jiraiya menggantung ucapannya, menggantinya dengan langsung membuka resleting celananya dan mengeluarkan penis besarnya yang tengah ereksi. Kushina dan Minato kaget, terutama Kushina, ia langsung berhenti dari kegiatannya.

"...hanya saja, aku tidak tahu kapan akan berhenti."

Terlihat, penis yang tengah ereksi itu mengacung dengan keras dan berdenyut-denyut makin membesar. Kushina tanpa sadar terus memperhatikan benda yang tegak di selangkangan Jiraiya.

"Apa maksudnya ini, Sensei?!" tanya Minato, heran.

"Minato, kau tidak mengerti. Setiap kali aku melangkah, keadaan semakin memburuk. Beruntung, rumahmu sudah dekat. Juga, kau harusnya berterimakasih. Tolonglah," ujar Jiraiya, tidak tahan lagi.

"Aku tahu, tapi--"

"Tidak ada cara lain, Minato," sahut Kushina, memotong ucapan Minato.

"Kushina, apa yang kaukatakan?!" Minato melihat, istrinya sudah berlutut di depan penis Jiraiya.

"Efek racun ini akan terus berlangsung jika tidak dihentikan," ucap Kushina, ia sudah siap mengulum penis Jiraiya.

"Dihentikan bagaimana?!" Minato kalang kabut, melihat istrinya sudah mengulum penis Jiraiya.

"Minato, aku merasakan racunnya akan mengalir ke jantungku," ucap Jiraiya, kenikmatan batangnya dijilat dan dihisap bibir Kushina.

Akhirnya, Minato diam. Menahan kekesalan melihat istrinya menghisap penis lain selain miliknya sendiri yang notabennya adalah suaminya. Kushina menaikturunkan kepala merahnya mengulum penis Jiraiya. Menambahkan kedua tangannya mengocok batang keras itu, Kushina makin gencar menghisap penis Jiraiya.

"O-oh,... Aku akan keluar!" Kushina mengeluarkan batang keras itu dari mulutnya. Menggantinya dengan tangannya yang mengocok penis Jiraiya agar cepat menyemprotkan cairan spermanya.

"Ah!" Dan penis Jiraiya pun menyemburkan spermanya ke wajah Kushina. Tujuh kali tembakan sperma, membuat Kushina memejamkan kedua matanya karena saking banyaknya sperma yang disemprotkan oleh penis Jiraiya.

"Apa?!" Minato kaget. Bukan karena banyaknya sperma yang dikeluarkan Jiraiya. Tapi, penisnya malah semakin menegang dan semakin membesar.

"Minato, tolong," ucap Jiraiya, sebelum ia membawa Kushina ke kamar tidur mereka meninggalkan Minato yang masih memproses kejadian ini.

"Hei, tunggu!" Minato mengejar mereka, tapi terlambat. Pintu kamarnya dan Kushina sudah terkunci. Minato mencoba membuka pintu kamarnya, namun tragedi baru saja dimulai.

"Ahn... Ahn... Ahn... Haaahhh... Aaaa... Ahn... Mmm... Ohh..." Minato mendengar di dalam sana desahan Kushina terdengar sangat erotis dan tubrukkan kulit yang ia yakini sebagai selangkangan Jiraiya menabrak-nabrak pantat Kushina.

Plak!

"Ahn... Ahn... Sodok terus, Jiraiya-sama! Ssh... Ohh..." Entah kenapa mendengar suara desaha Kushina membuat penisnya menegang dan libidonya naik.

"Ssh... Minato,... Ahn... Bukannya kau ada misi? Ssh... Mmm... Ohh..." tanya Kushina di sela desahannya.

"Pergilah, Minato. Laksanakan misimu. Biar Kushina yang mengobatiku! Ahh... Vaginamu nikmat sekali, Kushina!"

Minato dengan gigi yang gemertak melangkah menjauh dari pintu. Penis yang di dalam celananya meronta-ronta ingin dipuaskan. Akhirnya, Minato meninggalkan mereka dengan perasaan kesal di hatinya.

( . Y . )

Sementara di Dalam.

Jiraiya masih dengan nikmat menyodok-nyodok vagina Kushina dengan gaya doggystyle. Keadaan mereka sudah telanjang bulat. Jiraiya kenikmatan merasakan penisnya dijepit bibir vagina Kushina. Jiraiya menaikan tempo sodokannya lebih cepat sampai biji zakarnya menampar-nampar mulut vagina Kushina. Kushina juga kenikmatan. Merasakan dirinya disetubuhi guru dari suaminya akan senikmat ini. Kushina menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang menopang badannya, sementara di belakang sana, vaginanya disodok-sodok penis besar Jiraiya. Kushina melihat dari bawah selangkangan mereka yang menyatu, penis Jiraiya keluarmasuk vaginanya dengan bebas.

"Ah... Aku akan keluar lagi, Kushina! Ah..."

Jiraiya mencabut penisnya dari dalam vagina Kushina dan mengeluarkan sperma lengketnya ke punggung Kushina. Masih terlalu banyak benih yang keluar dari penis Jiraiya.

"Uhh... Ssh... Mmm..." Kushina mencolek sedikit sperma Jiraiya dan menjilatnya. Jiraiya merasakan penisnya masih menegang walaupun tidak sekencang tadi. Ia menampar-nampar pantat sintal Kushina dengan penisnya sebelum ia menusukkan lagi batang kerasnya ke dalam vagina Kushina.

"Auhh..." Kushina kaget, tidak menyangka Jiraiya akan memasukkan penisnya lagi. Jiraiya langsung menyodok vagina Kushina dengan tempo cepat. Jiraiya masiih terus menyodok vagina Kushina dengan posisi menungging.

"Ahh... Ssh... Ahn... Ssh... Ahh... Ohh..."

( . Y . )

10.15 AM

Masih di Dalam Kamar.

Spooning.

Jiraiya mengangkat kaki kanan Kushina sambil menyodok-nyodok vaginanya. Kushina meremas payudaranya sendiri, selagi Jiraiya menusuk-nusukkan penisnya. Sodokan Jiraiya melambat, ia mengeluarkan penisnya. Lihat, penis yang masih menegang itu memerah karena bergesekkan dengan bibir vagina Kushina.

Jiraiya menelentangkan dirinya. Kushina dengan inisiatif, mengulum penis itu. Merasakan precum di ujung batang keras itu. Puas menghisap penis itu, Kushina beralih ke posisi women on top. Ia mengarahkan penis Jiraiya memasuki vaginanya.

"Ahh... Uhh... Ssh... Mmm..." Kushina menggoyangkan tubuhnya ketika penis Jiraiya sudah memenuhi semua ruang di dalam vaginanya. Jiraiya menikmati goyangan Kushina pada penisnya, ia tidak tahan untuk tidak menjamah payudara montok Kushina, ia remas. Kushina menumpukkan kedua tangannya ke depan di dada bidang Jiraiya, ia mulai menaikturunkan tubuhnya di atas selangkangan mereka. Gerakannya lambat, tapi lama-lama bertambah cepat.

"Ahh... Ahh... Ahh... Ahh..."

Wajah Kushina memerah dengan lidah yang terjulur dan air liur yang menetes. Jiraiya yang semula meremas payudara Kushina, seketika menghentikan gerakan Kushina. Ia cengkram pantat sintal Kushina. Ia tekuk kedua kakinya sebagai tumpuan sebelum ia menyodok-nyodok vagina Kushina dengan tempo yang cepat. Tubuh Kushina bergetar karena cepatnya sodokan penis Jiraiya pada vaginanya. Jiraiya berusaha menahan agar penisnya tidak menyemprotkan spermanya. Ia buru-buru mengeluarkan penisnya dan menyemburkan cairan lengketnya layaknya air mancur yang membasahi punggung Kushina.

( . Y . )

2.13 PM

Cklek!

Pintu terbuka, memperlihatkan Jiraiya yang keluar bersama Kushina. Tubuh telanjang mereka menjadi pemandangan yang sangat panas jika ada yang melihat. Jiraiya membawa Kushina ke dapur dan merebahkannya di meja makan. Jiraiya melebarkan kaki Kushina, ia menggesek-gesek kepala penisnya di bibir vagina Kushina.

"Uhh... Jiraiya-sama, cep-- Ah..." Jiraiya tidak memberi kesempatan Kushina menyelesaikan kata-katanya, ia langsung sodok lubang vagina itu, menyodok-nyodoknya dengan tempo sedang. Selagi, menyodok-nyodok vaginanya, Jiraiya kembali meremas gemas payudara Kushina, menghisapnya secara bergantian. Jiraiya melambatkan sodokkannya, ia menumpukkan kedua tangannya di samping kiri dan kanan kepala Kushina. Merasakan jepitan vagina istri dari muridnya sendiri.

Keluar, masuk, keluar, masuk dengan sangat lambatnya. Jiraiya kenikmatan menyodok vagina Kushina, seperti candu. Ia kembali percepat gerakan menyodoknya, kali ini sangat cepat sampai membuat meja makan berderit. Jiraiya menegapkan tubuhnya, memegang kedua kaki Kushina yang bergerak liar, semakin memperlebar selangkangannya agar semakin leluasa ia menyodok-nyodok vagina istri orang.

Puas, bersetubuh di atas meja makan, Jiraiya mencabut penisnya, menarik Kushina agar berdiri dan mengajak ke kamar mandi.

Cklek!

Setelah pintu kamar mandi terkunci dan shower dinyalakan, dari daun pintu yang blur, Jiraiya menyuruh Kushina menungging sebelum ia menyodokkan lagi penisnya ke dalam vagina Kushina. Terlihat jelas sekali, siluet mereka dari kaca pintu yang blur, Jiraiya menusuk-nusuk vagina Kushina dengan nafsu yang tinggi sampai membuat tubuh Kushina mengentak-hentak saking cepatnya sodokkan Jiraiya.

"Ahh... Ahh... Ahh... Shh... Ahh... Sodok terus, Jiraiya-sama! Mmm... Uhh... Ohh... Ssh... Ahh... Ssh... Ahh..."

Jiraiya meremas kuat payudara Kushina selagi penisnya menyodok-nyodok vaginanya dengan cepat dan menghentak. Jiraiya seperti menahan sesuatu yang kuat sampai urat mukanya bermunculan. Kushina tidak bisa memikirkan apa-apa lagi selain sodokkan Jiraiya pada vaginanya semakin cepat. Matanya memutih, lidahnya terjulur dengan air liur yang menetes, Kushina hanya pasrah ketika Jiraiya menjambak rambutnya sebagai tanda ia akan segera menyemprotkan spermanya. Berbeda dengan lain, Jiraiya tidak ada niatan untuk mencabut penisnya. Melainkan ia terus menyodokkan penisnya semakin dalam ke vagina Kushina.

Jiraiya menghentikan sodokkannya, ia menancapkan penisnya sedalam mungkin ke vagina Kushina. Tiba-tiba, kedua mata Jiraiya melotot begitu pun dengan Kushina.

Blash! Crot!

Akhirnya, Jiraiya menyemburkan spermanya di dalam vagina Kushina. Memenuhi rahimnya hingga tidak tertampung lagi sampai keluar dari sela penyatuan mereka, menetes-netes. Jiraiya semakin kuat menjambak rambut Kushina, ia terlihat menggertakkan giginya.

Crot!

Jiraiya kembali menyemprotkan spermanya untuk kedua kalinya di dalam vagina Kushina. Kushina semakin menjulurkan lidahnya. Tubuhnya bergetar hebat sehabis orgasme yang dibarengi tembakan sperma kedua Jiraiya pada rahimnya.

Jiraiya melepaskan jambakan rambutnya sekaligus mencabut penisnya dari vagina Kushina. Membiarkannya terkapar di lantai kamar mandi dengan cairan sperma yang keluar dari vaginanya.

"Sebenarnya, racun itu hanya alibi saja. Aku memang sangat ingin bersetubuh dengannya," ucap Jiraiya, meninggalkan Kushina yang tidak sadarkan diri tergeletak di lantai kamar mandi.

( . Y . )

11.45 PM

Malam hari adalah waktu yang tepat melapaskan penat dari aktifitas sehari-hari. Begitu juga yang dirasakan Minato sehabis pulang dari misi. Seharusnya, ia menikmati tidur seranjang bersama istri tercinta. Memeluknya hingga pagi menjelang. Dan mendapati wajah cantik istrinya terbangun di pagi hari yang cerah dan mendaratkan ciuman di bibirmu.

Ya,... Seharunya.

Namun, kenyataannya berbeda.

1.23 AM

Di Ruang Tamu yang Gelap.

Kushina sedang bersetubuh dengan dua Bunshin Jiraiya di atas sofa panjang. Bunshin satu sedang menyodok vagina Kushina, sedangkan Bunshin dua menyodok lubang anus Kushina. Sementara Jiraiya yang asli, menikmati kuluman Kushina pada penisnya. Sangat nikmat, sampai Jiraiya mendongakkan kepalanya ke atas karena nikmatnya kuluman mulut Kushina. Dua Bunshinnya sangat bernafsu menyodok-nyodok dua lubang Kushina dengan tempo cepat dan bergantian.

"Mmm... Mmm... Mmm... Mmm..." Desahan Kushina tersumpal karena mulutnya disodok penis Jiraiya Asli.

Begitulah, malam yang dirasakan kedua pasangan suami istri ini. Sang suami yang baru pulang dari kerja, mengistirahatkan tubuhnya. Sementara sang istri sedang bersetubuh dengan pria lain di saat dirinya sedang melelapkan diri untuk haru esok.

Crot!

Jiraiya dan kedua Bunshinnya menyemprotkan spermanya pada masing-masing lubang. Dan akan terus berlangsung persetubuhan antara Kushina, Jiraiya dan kedua Bunshinnya.

END.