Disclaimer : Kimetsu no Yaiba Gotouge Koyoharu
Warning : Crossdress! Tanjirou, AU!
Bagi yang tidak nyaman dengan tema crossdress disarankan untuk tidak membacanya, tapi kalau masih ingin membaca silakan. Di sini Giyuu berumur 18 dan Tanjirou berumur 15. Selisih 3 tahun, saya memperpendek jarak usia mereka yang aslinya 6 tahun.
Happy reading!
Kastil yang megah tempat keluarga kerajaan tinggal. Mereka merupakan golongan teratas dari strata yang ada pada masa itu. Kerajaan itu memiliki seorang putra mahkota yang memerintah kerajaan dengan bijaksana.
Ia adalah Tomioka Giyuu. Orang tuanya dan saudara perempuannya sudah lama telah tiada karena perang. Giyuu yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke-18. Akan mengadakan pesta yang besar. Walaupun ada maksud lain dari diadakannya pesta itu.
Giyuu harus mencari pasangan hidup di usianya yang akan menginjak 18 tahun. Ia harus memilih seorang gadis untuk ia nikahi dan memerintah kerajaan bersama dengannya. Tapi rupanya tidak semudah itu. Giyuu tidak pernah akrab atau pun dekat dengan perempuan.
Walaupun dekat dengan sosok perempuan itu pun hanya ada empat orang dalam hidupnya. Yang pertama adalah kakak perempuannya, lalu Shinobu Kochou yang merupakan penasihat kerajaan. Makomo yang merupakan teman masa kecilnya. Dan yang terakhir adalah Mitsuri Kanroji yang sudah memiliki tunangan Obanai Iguro.
Giyuu tidak suka merusak hubungan orang lain. Oleh karena itu, Kanroji akan ia hapus dari daftar itu. Sedangkan untuk Kochou Shinobu. Giyuu bahkan tidak bisa membayangkan hidup dengannya. Kochou akan sering mengejeknya dan mengatakan bahwa semua orang membencinya. Kalau untuk Makomo ia juga tidak bisa, Makomo sudah dianggap sebagai kakak bagi Giyuu.
Giyuu benar-benar berada di jalan buntu. Tidak bisakah ia memerintah kerajaan ini seorang diri lalu bila saatnya tiba ia akan pensiun dan mati. Rupanya Sabito dan Makomo melarang hal itu. Karena akan membuat fondasi kerajaan menjadi hancur dan terjadi perebutan posisi raja di dalam kerajaan.
"Kenapa tidak diadakan pesta dansa? Kau bisa menari dengan salah satu di antara tamu undangan. Jika kau tertarik dengannya kau bisa menikahinya. Aku sangat yakin dia tidak akan menolak mu. Walaupun sifat mu sangat buruk, Giyuu."
Kata-kata Makomo sahabatnya sedari kecil membuat dirinya termenung. Memang semudah itu menentukan pasangan?
"Aku rasa tidak ada salahnya mencoba. Kalau tidak ada yang cocok atau sesuai dengan keinginan mu. Pernikahan mu bisa diundur."
Setelah mendengar hal itu dari Sabito. Giyuu pun menyetujui ide gila itu. Dalam waktu 1 minggu ke depan akan diadakan pesta ulang tahun Giyuu Tomioka yang ke-18 sekaligus mencarikan pasangan untuknya. Semua gadis dari semua kalangan yang berusia diantara 14-18 tahun akan diundang ke dalam pesta ulang tahun itu. Ballroom akan dipenuhi oleh gadis-gadis yang tertarik akan tarian dan putra mahkota dari kerajaan Mizu.
.
.
.
Surat undangan sudah disebarkan melalui burung gagak yang mengantarkannya ke setiap sudut rumah yang ada di wilayah itu. Keluarga Kamado adalah salah satu penerima surat undangan itu. Keluarga itu merupakan keluarga yang sederhana. Kepala keluarga mereka Kamado Tanjurou sudah lama telah tiada karena penyakit. Mereka menjalankan usaha toko roti sebagai penghasilan mereka. Keluarga Kamado memiliki enam orang anak. Dan saat ini Kamado Nezuko yang sudah berusia 14 tahun diundang ke dalam pesta ulang tahun putra mahkota.
Malam telah tiba, keluarga Kamado yang saat itu berada di ruang tamu seharusnya merasa senang dengan kehadiran surat undangan itu. Akan tetapi, suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
"Nezuko kaki mu terkilir tadi pagi, bagaimana mungkin kaki mu bisa sembuh tepat pada waktunya."
Tanjirou menatap sedih kaki adiknya yang terbalut perban.
"Itu karena aku tidak hati-hati Onii-chan, bagaimana kalau kita kirimkan surat kembali dan katakan bahwa putri tertua keluarga Kamado tidak bisa datang?"
"Tidak bisa, keluarga kerjaan akan merasa tersinggung akan hal itu. Mereka sudah berbaik hati mengundang rakyat kecil seperti kita ke dalam pesta kerjaaan itu." Ibu mereka Kamado Kie memandang Nezuko dengan iba.
"Yah... apa yang dikatakan Okaa-san benar. Tapi aku tidak mungkin berjalan dengan kaki yang pincang."
Suasana ruangan itu mendadak hening. Adik-adik Tanjirou yang lainnya sudah tidur nyenyak dalam salah satu ruangan di samping mereka. Saat ini mereka bertiga memikirkan bagaimana caranya agar dapat menghadiri pesta itu.
"Oh! Bagaimana kalau Onii-chan saja yang menggantikan ku?"
"Eh?"
Tanjirou hanya menatap adiknya bingung.
"Nezuko aku ini laki-laki, bagaimana mungkin aku bisa menggantikan mu dalam pesta itu?"
"Tidak, kau bisa! Kita adalah kakak beradik tentu saja wajah kita mirip. Didandani sedikit saja kau akan terlihat cantik, Onii-chan. Lagipula umur kita hanya selisih satu tahun. Tidak akan ada yang menyadari itu."
Nezuko tersenyum dengan lebar saat memberikan usulan itu.
Tanjirou hanya menatap adiknya sebentar kemudian menatap ke ibunya seolah meminta bantuan.
"Kurasa ide Nezuko patut dicoba. Ibu akan mempersiapkan gaun dan riasan mu nanti Tanjirou."
Kamado Kie tersenyum melihat Tanjirou yang terlihat pasrah dengan ide aneh itu.
"Baiklah, lagipula aku tidak akan menarik perhatian putra mahkota."
.
.
.
Satu minggu sudah berlalu. Pesta ulang tahun Giyuu Tomioka akan diadakan malam ini tepat pukul 7 malam. Kamado Tanjirou berada di kamarnya menatap nanar gaun yang disediakan oleh ibunya dan tentu saja merupakan pakaian Nezuko.
Gaun itu sederhana namun indah. Berwarna merah muda dengan pita melingkari bagian pinggang dari gaun itu. Gaun itu berkilau dengan berbagai pernak pernik yang menghiasi gaun itu. Tanjirou dapat memastikan itu adalah gaun terbaik yang dimiliki oleh Nezuko. Melihat hal itu, Tanjirou berharap dapat memberikan banyak gaun yang indah untuk Nezuko.
Akhirnya, Tanjirou memakai gaun itu, anehnya gaun itu pas ditubuhnya dengan panjang gaun mencapai mata kakinya.
"Aku tidak menyangka kalau gaun Nezuko sama ukurannya dengan ku. Apa aku mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan?" Batin Tanjirou.
Tanjirou memperlihatkan gaun yang dipakainya di depan Nezuko dan ibunya. Wajah Tanjirou dipenuhi semburat merah.
"Sudah aku duga gaun itu akan pas di tubuh mu, Onii-chan."
"Ibu bersyukur tidak perlu memodifikasi gaun itu. Kemarilah Tanjirou ibu akan memberikan sedikit riasan kepada mu."
Tanjirou tanpa perlawanan mendekat ke arah ibunya. Setiap polesan yang ibunya sapukan pada wajahnya terasa sangat ringan. Ibunya bahkan menutupi bekas luka di dahinya. Sesuatu yang basah dan sedikit manis menyentuh bibirnya. Bibirnya saat ini dipenuhi dengan warna merah muda. Serasi dengan gaun yang ia pakai.
Sentuhan terakhir saat ibunya memasangkan rambut palsu yang membuat rambutnya memiliki panjang yang sama dengan Nezuko. Hanya saja warna ujung rambutnya sedikit merah mengikuti warna rambut asli Tanjirou. Rambut itu ditata sedemian rupa agar tidak jatuh. Ibunya mengepang kecil kedua sisi rambutnya dan menyatukannya menjadi satu di tengah dan menambahkan pita merah tepat di tengah.
Tanjirou sudah selesai didandani oleh Ibunya. Ketika ia berbalik. Baik Nezuko maupun Kamado Kie terkejut melihat sosok yang berada di hadapannya. Tanjirou terlihat sangat mirip dengan Nezuko. Meskipun warna kulitnya yang sedikit lebih gelap. Tidak menutupi kecantikan murni yang dimiliki oleh Tanjirou.
"Onii-chan kau cantik sekali!"
Tanjirou sangat malu mendengar perkataan adiknya.
"Tanjirou jangan menyentuh riasan itu dengan tangan mu, karena itu akan menghapus riasan tersebut."
"Ba-baik Okaa-san."
"Sudah saatnya kau berangkat, kau pasti akan baik-baik saja."
"Onii-chan maaf merepotkan mu. Aku sama sekali tidak bermaksud membuat mu melakukan ini untuk ku." Tercium aroma penyesalan dalam nada bicara Nezuko.
"Tidak apa-apa, lagipula tadi kau mengatakan aku cantik bukan? Aku akan menggantikan mu dalam pesta itu, lalu pulang dan menceritakan apa saja yang ada dalam kastil itu." Tanjirou tersenyum sambil menepuk kepala adiknya.
Nezuko tersenyum senang ke arah kakaknya setelah mendengar kata-kata itu.
Tanjirou menaiki kereta kuda yang sudah disewa oleh Kamado Kie untuknya. Untuk masalah uang sebenarnya keluarga kerajaan sudah menyiapkan anggaran untuk diberikan kepada beberapa keluarga untuk mempersiapkan putri mereka dalam keadaan yang terbaik, saat menghadiri pesta dansa.
Kereta kuda itu melangkah menjauhi rumah kediaman Kamado.
"Aku mendoakan keselamatan mu, Onii-chan."
.
.
.
Tanjirou terkagum dengan kastil yang berada di hadapannya. Kastil dengan warna dasar biru langit sangat kontras dengan kegelapan malam yang hanya diterangi oleh sinar bulan.
Ia melangkah masuk ke dalam kastil itu. Sudah banyak tamu undangan yang datang. Kebanyakan dari mereka berbincang satu sama lain. Tanjirou berharap Inosuke atau Zenitsu ada di sini menamani dirinya. Tapi sayang mereka berdua laki-laki dan tidak mungkin diundang dalam pesta ini. Meskipun Inosuke memiliki wajah yang cantik. Sifat dan tingkah lakunya berbanding terbalik dengan paras cantiknya.
Tanjirou tertawa geli membayangkan apa saja yang bisa dilakukan Inosuke di dalam kastil ini.
"Putra mahkota akan segera memasuki ruangan."
Terdengar suara peringatan itu, membuat suasana ballroom menjadi hening dan mereka berbaris dengan rapi memberi hormat kepada putra mahkota. Tanjirou dengan canggung mengikuti gerakan yang sama dengan tamu udangan yang lainnya.
.
.
Giyuu entah kenapa tidak terlalu bersemangat mengadakan pesta ini. Ia akan menyelesaikan ini dengan cepat. Giyuu dapat memastikan tidak akan ada satu gadis pun yang akan menarik perhatiannya.
Ketika Giyuu memasuki ruangan itu semua menunduk hormat kepadanya. Ia didampingi oleh Sabito menuju ballroom. Matanya mengamati setiap tamu undangan yang ada. Hingga ia berhenti ketika melihat sosok gadis yang mengenakan gaun merah muda dengan hiasan pita merah menghiasi rambut panjangnya. Giyuu tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Perasaan Giyuu mengatakan ia mengenali sosok itu.
Setelah menyadari kehadiran putra mahkota semua tamu undangan menegakkan kembali kepala mereka. Semua terpana dengan sosok putra mahkota yang berada di hadapan mereka. Matanya yang berwara biru laut, rambut hitam legamnya yang kini tertata rapi. Ditambah dengan pakaian formal dan pedang yang berada di sisi kiri tubuhnya, membuatnya terlihat sangat tampan. Bahkan Tanjirou mengakui hal itu.
Giyuu mengamati sosok itu lagi. Giyuu terpana dengan sosok gadis itu. Ia terlihat sangat mirip dengan sosok yang pernah Giyuu temui saat ia berusia 7 tahun. Giyuu mendekati sosok itu, para tamu undangan secara otomatis memberikan jalan kepada putra mahkota yang akan lewat dan mendekat ke arah Tanjirou.
Tanjirou terpaku melihat sang putra mahkota mendekat ke arahnya.
"Yang Mulia tidak mungkin berniat mendekati ku. Pasti seseorang yang berada di belakang ku yang menjadi targetnya."
Tanjirou perlahan mengikuti barisan di depannya berusaha menyingkir memberikan jalan kepada putra mahkota. Akan tetapi, pergerakannya terhenti ketika tangan kanan putra mahkota terulur ke arahnya.
Tanjirou mengerjapkan matanya bingung. Secara spontan ia menerima uluran tangan putra mahkota. Setelah menerima uluran tangan itu, Giyuu mengecup punggung tangan Tanjirou. Tanjirou yang diperlakukan seperti itu, merasakan wajahnya memerah karena malu.
Perlahan tamu undangan yang berada di sekitar mereka memberikan ruangan kepada pasangan itu. Musik mulai terdengar seiring dengan tarian yang dibawakan oleh kedua pasangan itu. Mereka menari dengan perlahan, tangan Giyuu melingkari pinggang Tanjirou.
Tanjirou bersyukur ia mempelajari tarian saat kecil bersama dengan Nezuko dan ayahnya. Ia sedikit gugup berada sedekat ini dengan putra mahkota.
"Aku Giyuu Tomioka, siapa nama mu?"
"Eh?"
Tanjirou yang terkejut dengan pertanyaan putra mahkota hanya memandang nya bingung.
"A-aku Tan-Nezuko Kamado."
"Maaf aku harus berbohong kepada mu."
Giyuu tersenyum setelah mendengar nama itu. Tanjirou dapat merasakan wajahnya memanas setelah melihat senyuman itu. Tanpa peringatan apa pun, Giyuu membisikkan sesuatu tepat di telinga Tanjirou.
"Aku merindukan mu."
tbc
A/N :
Saya buat apa ini?! Yah meskipun agak tidak jelas, tapi tidak baik membiarkan ide aneh ini terbuang sia-sia. Tumben sekali saya buat multi chapter, biasanya akan saya selesaikan dalam satu chapter. Entah akan ke arah mana cerita ini berjalan. Semoga tidak terlalu mengecewakan. Semoga kalian suka, terima kasih juga untuk yang sudah review, fav, dan follow cerita sebelumnya dan cerita ini! Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan dan tidak sesuai dengan ekspetasi kalian. Sampai jumpa di ch berikutnya.
