DISCLAIMER: MASHASHI KISHIMOTO

WARNING: TIPO DLL

LEMON NTR MILF ANAK KECIL DILARANG BACA.

.

.

.

.

Keluarga Uchiha kedatangan seorang tamu, tamu yang sebernarnya tidak mereka harapkan untuk datang. Bukan apa, hanya saja tamu itu datang untuk menagih sesuatu yang belum mereka punya.

"Ini sudah melewati batas dari waktu yang ku berikan, jadi aku harap kalian bisa membayar uang yang sudah kalian pimjam." Ujar seorang tamu lelaki berambut pirang. Dia adalah Naruto lelaki kaya yang memiliki perusahaan dimana-mana.

"Maaf kan kami, tapi kami belum memiliki uang nya. Apa kau tidak bisa memberi kami waktu?" Ujar lelaki yang bernama sasuke. Di samping kiri nya ada sang istri yang dari tadi diam karena tidak tau harus bicara apa. Sementara di samping kanan nya ada sang ibu yang juga diam.

Kalau kalian ingin tau kenapa keluarga Uchiha memiliki hutang, itu karena beberapa bulan yang lalu kepala keluarga atau Uchiha Fugaku mengalami kecelakaan. Biaya pengobatan tidaklah murah membuat mereka harus meminjam untuk biaya berobat sang ayah. Hanya saja meski dengan pengobatan yang mahal, Fugaku tidak bisa di sembuhkan dan pada akhir nya meninggal. Dan sekarang yang tersisa adalah hutang yang harus mereka bayar.

"Aku sudah memberi kalian waktu tapi pada akhir nya kalian tetap belum bisa membayar hutang kalian. Ingatlah Sasuke, rumah ini sudah kau jadikan jaminan. Jika kalian tidak segera membayar hutang itu. Maka jangan salahkan aku jika kalian harus angkat kaki dari sini."

"Ku-kumohon, jangan lakukan itu. kami sudah tidak punya apa-apa lagi selain rumah ini." Ujar Mikoto, dia sudah hampir mau menangis mendengar bahwa rumah nya bisa di sita.

"Hah... Jangan menangis Mikoto-san. Begini saja, kita buat kesepakatan. Jika kalian setuju, aku akan anggap hutang kalian lunas. Dan tentu saja, aku juga akan mengembalikan sertifikat rumah ini pada kalian."

Tawaran itu tentu saja membuat Sasuke tertarik. Dia menatap Naruto lalu bertanya.

"Apa kesepakatan nya." Ujar nya serius.

"Serahkan istrimu padaku, hanya sebulan, setelah itu aku akan kembalikan padamu berikut dengan sertifikat rumah ini, bagaimana?."

Terkejut? Tentu saja, mereka tidak menyangka orang di hadapan mereka akan menawarkan kesepakatan seperti itu. Sasuke mengepalkan tangan nya emosi tapi dia harus menjawab dengan hati-hati. Salah-salah rumah ini benar-benar akan di sita jika sampai dia salah bicara.

"Maaf tapi aku tidak menjual istriku." Ujar nya dengan emosi yang di tahan.

"Sayang sekali, kalau begitu kalian bisa mulai berkemas sekara-."

"Biar aku saja!." Ujar Mikoto memotong ucapan Naruto. Dan ucapannya membuat Sasuke dan Hinata terkejut.

"Kaa-san! Kau tidak boleh melakukan itu. Aku, aku akan mencari cara lain."

"Ehem! Waktumu hanya hari ini Sasuke." Ujar naruto tiba-tiba.

"Tidak apa, kaa-san yang akan melakukan nya. Aku tidak mau kalian tinggal di jalanan. Jadi untuk kali ini biarkan kaa-san berkorban." Ujar Mikoto. Dia tau jika anak nya tidak akan bisa mendapatkan uang yang jumlah nya tidak sedikit dalam waktu satu hari. Jadi hanya inilah satu-satunya cara.

Sasuke masih tampak tidak terima dengan keputusan ibunya. Dia ingin mencari cara lain tapi dia juga sadar jika dirinya tidak akan bisa mendapatkan uang yang jumlah nya banyak dalam satu hari.

"Jadi apa kalian setuju?." Ujar Naruto santai. Dia tidak peduli dengan ketegangan antara ibu dan anak itu.

"Haik. Biarkan aku menggantikan Hinata." Ujar Mikoto yakin. Dia tau dengan apa yang akan terjadi setelah dia menyetujui kesepakatan ini. Tapi dia memantapkan hatinya dan berfikir jika ini hanyalah selama sebulan.

"Baiklah, tapi berhubung Mikoto yang mengajukan diri, aku akan menambah kesepakatan nya. Mulai hari ini, aku akan ikut tinggal di sini. Dan tentu saja, jika kalian menolak, kalian tau apa yang harus di lakukan bukan?." Ujar Naruto sambil menyeringai senang. Dan dengan berat hati mereka setuju dengan kesepakatan itu, kecuali jika mereka keberatan maka yah.. Bersiaplah tidur di jalanan.

.

.

.

.

Makan malam di kediaman Uchiha terasa berbeda dengan ada nya Naruto. Suasana tampak canggung bagi Mikoto, terlebih dari tadi Sasuke dan Hinata hanya diam menikmati makanan nya. Mereka seakan enggan melihat kearah dirinya.

"Hemm... Enak sekali, apa kau yang memasak nya sayang~." Ujar Naruto menggoda. Dia duduk di samping Mikoto yang terlihat canggung. Dia tidak peduli dengan Sasuke dan Hinata yang hanya diam di seberang meja.

"I-iya." Jawab Mikoto seada nya.

"Andai aku punya istri sepertimu, aku pasti akan sangat bahagia, hehe.." Ucapan itu terasa aneh bagi Mikoto, seperti dia merasa senang mendengar ucapan itu. Bukankah itu pujian?

Tapi berbeda dengan Mikoto, sasuke terlihat kesal mendengar ucapan itu keluar dari mulut naruto. Terlebih ucapan itu di tunjukan pada ibu nya.

"Aku selesai!" Ujar Sasuke tiba-tiba. Dia berdiri dan berjalan meninggalkan ruang makan. Sebenar nya dia hanya tidak mau melihat Naruto dekat dengan ibu nya. Itu membuat nya merasa kesal apalagi jika dia mengingat perjanjian tadi pagi, emosinya terasa mau meledak.

Hinata selesai berikut nya. Dia ijin ingin langsung tidur karena merasa lelah. Tapi sama seperti Sasuke, dia sebenar nya juga tidak ingin melihat Naruto bersama ibunya. Apa lalagi tadi dia sempat melihat tangan Naruto meraba-raba paha ibunya. Itu membuat nya tidak tahan berada di dekat mereka.

"Hanya tinggal kita berdua." Ujar Naruto. Dia menatap Mikoto di samping nya lalu menyeringai. Tangan nya bergerak menuju kancing baju bagian atas Mikoto tapi belum sempat dia melakukan apa yang dia mau, Mikoto menyingkirkan tangan nya.

"Apa yang kau lakukan!."

Naruto hanya memandang Mikoto dengan seringai dan seperti baru ingat sesuatu, Mikoto kembali berucap.

"Ma-maksutku, jangan di sini." Ujar nya lagi sambil menunduk. Dia tau ini akan terjadi, tubuh nya akan di jamah oleh naruto dan dia tidak punya kuasa untuk menolak.

"Kalau begitu kita ke kamar." Jawab Naruto senang.

Meski enggan, Mikoto berdiri dan berjalan menuju kamar nya di ikuti Naruto. Langkah nya terasa berat saat tau apa yang akan terjadi di dalam kamar nanti.

Perjalanan menuju kamar Mikoto melewati ruang tamu. Jadi mereka bisa melihat Sasuke duduk di sana sambil menonton tivi. Meski begitu Mikoto sadar jika anak nya seperti tidak fokus pada tivi melainkan fikiran nya seperti melayang entah kemana.

"Sasuke, aku dan Ibumu mau tidur, jangan lupa kunci pintu dan matikan lampu ya." Ujar Naruto sambil menyeringai.

Naruto tidak mengharapkan jawaban dari Sasuke karena dia tau pasti lelaki itu tidak akan menjawab. Tapi dia tidak peduli dan hanya terus berjalan menuju kamar bersama Mikoto.

Di dalam kamar, Naruto duduk di sisi ranjang memperhatikan Mikoto yang hanya berdiri dengan gugup. Naruto tersenyum lalu bicara.

"Kenapa tidak mulai melepas pakaian mu, sayang~" Ujar nya. Dia mengatakan itu cukup keras berharap Sasuke akan mendengar nya.

"Oh! Atau kau mau aku yang melakukan nya.?"

"A-aku bisa sendiri." Jawab Mikoto. Dia mulai melepas satu persatu kancing bajunya lalu melepas rok nya. Pemandangan yang indah untuk Naruto, tapi untuk Mikoto, dia merasa takut.

"Kemarilah," Ujar Naruto lagi. Dan dia menyeringai melihat tubuh seksi yang hanya menggunakan pakain dalam bergerak mendekati nya.

"Aku ingin Blowjob." Ujar Naruto lagi masih dengan seringai nya.

Dengan ragu Mikoto berjongkok di antara kaki Naruto. Lalu saat dia ingin membuka kancing celana Naruto, tangan nya terlihat gemetar. Ada perasaan takut yang membuat Mikoto ragu. Tapi jika dia tidak melakukan ini, maka bukan tidak mungkin keluarga nya akan tinggal di jalanan. Maka dari itu, Mikoto menguatkan hati nya dan melakukan apa yang harus di lakukan.

Setelah selesai membuka kancing dan menurunkan resleting celana Naruto. Jantung Mikoto berdebar melihat tonjolan di balik celana dalam Naruto. Dia semakin gugup tapi tetap melanjutkan tugas nya. Dan Mikoto harus terkejut saat melihat penis Naruto yang sangat besar dan panjang berdiri tegak di depan wajah nya.

"Kau suka?." Ujar Naruto sambil tersenyum. Tidak ada jawaban dari Mikoto yang wajah nya terlihat memerah.

"Kau bisa mulai". Ujar Naruto lagi.

Mikoto menatap Naruto sesaat, lalu dia mulai mendekatkan wajah nya. Dia mulai memasukan ujung penis Naruto kedalam mulut nya dan memasukan nya semakin dalam.

Naruto tersenyum senang melihat Mikoto tengah mengulum penis nya, meski terlihat kaku saat melakukan nya tapi sensasi hangat mulut Mikoto membuat Naruto merasa nikmat.

Kepala itu mulai bergerak naik turun dan Naruto mulai mengerang nikmat. Sebuah erangan yang sengaja di keraskan agar Sasuke bisa mendengar dari ruang tamu.

" Ahhh!, sialan! Mulutmu sangat pintar memanjakan penisku Mikoto." Ujar Naruto senang.

Mikoto bisa merasakan ujung penis Naruto menyentuh tenggorokan nya. Dia hambir tersedak karena itu. Tapi Naruto tidak peduli. Dia memegang kepala Mikoto dan menggerakan nya lebih cepat.

Hampir lima menit mereka melakukan itu dan Mikoto merasakan penis Naruto mulai berdenyut di dalam mulut nya. Dia ingin mengelurkan penis itu dari mulut nya dan menyelesaikan dengan tangan, hanya saja dia tidak bisa karena Naruto masih memegang kepalanya.

"Ahhh..." Aku akan keluar Mikoto, aku akan keluar di mulut mu." Naruto benar-benar tidak menjaga suaranya. Dan sudah pasti suaranya akan terdengar sampai keluar kamar.

"Ini dia Mikoto, aku keluar." GUUHHHH..."

Naruto menekan kepala Mikoto ke bawah sambil menyemburkan seperma nya. Dan dia bisa melihat pipi Mikoto menggembung karena menampung semua sperma nya. Setelah mencabut penis nya, Naruto menyuruh Mikoto menelan sperma di dapam mulut nya. Dan tanpa bisa melawan, Mikoto melakukan apa yang Naruto katakan.

Sementara itu di luar kamar, tepat nya di ruang tamu. Sasuke duduk sambil mengepalkan tangan nya. Dia sangat emosi mendengar suara-suara di dalam kamar ibunya. Hati nya panas mengetahui ibunya tengah melayani lelaki lain yang bukan suami nya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Ini keputusan ibunya sendiri.

"Bersiaplah Mikoto, aku akan memasukan penisku kedalam vaginamu. Malam ini aku akan memberimu pengalaman yang tidak akan pernah kau lupakan."

Lagi, Sasuke mendengar ucapan Naruto dari dalam kamar. Rasanya dia ingin meninju sesuatu mendengar suara itu. Tidak mau mendengar lagi suara apapun dari kamar ibu nya, Sasuke pergi menuju kamar nya sendiri. Dia berharap suara Naruto dan ibu nya tidak terdengar sampai kesana.

"Ahhh...!" Desahan pertama lolos dari mulut Mikoto saat merasakan penis Naruto masuk kedalam vagina nya. Dia merasa sangat penuh di bawah sana dan juga penis Naruto masuk sangat dalam.

Mikoto berbaring di atas ranjang dengan lutut di tekuk dan paha terbuka. Di bawah sana ada Naruto yang bersimpuh di antara pahanya dan sibuk menggerakan pinggul nya.

"Emmhhsss... Aaah!, ahhh!, ahhh!, ohhh..."

Naruto menyeringai senang mendengar desahan Mikoto. Wanita itu terlihat begitu menggoda saat mengangkang di bawah nya. Payudara nya besar dan yang paling tidak Naruto sangka adalah, ternyata vagina nya masih sangat sempit.

"Aaah!, Mikoto, vaginamu sangat nikmat. Terasa hangat di dalam sana, uhhh!." Ujar Naruto senang. Dia semakin bersemangat menggerakan pinggul nya dan Mikoto harus rela tubuh nya terhentak dengan kasar. Tapi hal itu malah menjadi pemandangan yang menggoda untuk Naruto karena melihat payudara besar Mikoto bergoyang mengikuti irama gerakan nya.

"Ka-kau terlalu cepat." Ujar Mikoto. Dia belum terbiasa dengan ukuran penis Naruto yang jauh lebih besar dari penis mendiang suami nya. Jadi dia ingin Naruto bergerak dengan lembut agar vagina nya terbiasa dengan penis Naruto.

"Tapi kau menikmati nya kan.?" Ujar Naruto menggoda.

Mikoto enggan mengakui, tapi memang dia merasa sangat nikmat saat penis Naruto bergerak di dalam vagina nya. Rasa nya mikoto belum pernah merasakan sensasi bercinta yang senikmat ini dengan suami nya dulu.

"Ahh!, ahhh!, ahhh!, aku...-"

"Katakan Mikoto, apa kau menikmati nya?" Ujar Naruto lagi sambil mempercepat gerakan nya.

"A-aku, ya! Aku menikmati nya!. Legi lebih dalam lagi! Tusuk vaginaku lebih dalam!." Teriak Mikoto keras. Tidak peduli jika suaranya sampai di dengar anak dan menantu nya. Dia tidak bisa berbohong jika bercinta dengan Naruto memang sangat nikmat. Rasanya tubuh nya seperti melayang kedalam kenikmatan.

"Hahaha... Baiklah. Kau akan mendapatkan nya." Jawab Naruto senang. Dia meremas payudara Mikoto sesekali mencubit puting nya untuk menambah rangsangan. Dan Mikoto mendesah semakin keras karena itu.

Sepuluh menit dalam posisi itu, Mikoto merasa dia hampir sampai. Dia juga merasakan penis Naruto mulai berdenyut di dalam vagina nya pertanda lelaki yang tengah menggagahi nya juga hampir sampai.

Dan benar saja setelah beberapa saat gerakan cepat Naruto berhenti, tapi tubuh mereka berdua menegang pertanda mereka mencapai klimaks bersamaan. Mikoto sampai mendesah panjang dengan kedua tangan meremas spray, sementara Naruto dia menggeram sambil menyemburkan spermanya kedalam vagina Mikoto.

Setelah orgasme mereka mereka, Naruto memberi Mikoto senyuman, senyuman lembut yang entah kenapa membuat wanita itu berdebar. Apalagi Naruto juga membelai rambut nya dengan lembut lalu mencium Bibir nya dengan lembut juga. Perlakuan Naruto membuat mikoto terbua, dia merasa sangat di perhatikan ooeh lelaki di atas nya ini.

Desahan Mikoto kembali terdengar saat Naruto menggerakan pinggul nya lagi, hanya saja kali ini Mikoto mendesah sabil tersenyum. Senyum yang terlihat senang.

.

.

.

Uchiha Sasuke, dia duduk di meja makan menunggu istri nya selesai memasak. Biasa nya jam segini sarapan sudah siap karena sang ibu akan membantu Hinata memasak. Tapi meski jam sudah menunjukan hampir tujuh pagi, ibu nya belum juga keluar dari kamar. Sasuke enggan membangunkan sang ibu karena tau Naruto ada di kamar ibu nya juga. Dia tidak mau melihat seandainya sang ibu masih tidur dan Naruto berada di ranjang yang sama.

"Maaf sasuke-kun, masakan nya sebentar lagi siap. Kau tidak akan terlambat kan kalau menunggu masakan ku selesai?." Ujar hinata dari balik counter dapur. Dia bisa melihat suami nya karena dapur menyatu dengan ruang makan.

"Hn!, tidak apa Hinata, aku akan menunggu." Jawab Sasuke.

Selesai Sasuke bicara, dia mendengar langkah kaki memasuki ruang makan. Dan di sana dia melihat Naruto berjalan mendekat sambil memeluk pinggang ibunya. Tapi alis Sasuke mengkerut Melihat ibunya memakai pakaian yang tidak biasa. Dress merah tanpa lengan yang menunjukan belahan dada nya. Dan drees itu juga hanya sampai setengah paha ibunya. Terlebih dress itu terlihat sangat ketat di tubuh Mikoto. Sasuke berfikir, sejak kapan ibunya suka memakai pakain seperti itu?.

Tentu saja, semua itu karena Naruto. Sebenar nya Mikoto tidak punya pakaian seperti itu tapi lelaki pirang yang senantiasa memeluk pinggang Mikoto lah yang memberikan nya. Katanya dia ingin melihat Mikoto selalu tampil seksi. Jadi sebelum Mereka keluar kamar, Naruto menyuruh Mikoto memakai nya.

"Selamat pagi.. Sarapan kita apa?." Ujar Naruto. Nada nya sangat riang, mengabaikan Sasuke yang menatap nya tidak suka.

"Hinata, aku akan sarapan di kantor. Seperti nya aku akan terlambat kalau menunggu masakan selesai."

"Eh?! Tapi-."

"Tidak apa Hinata. Kasian kalau Sasuke terlambat, nanti dia bisa di marahi bos nya." Potong Naruto cepat.

Sasuke bergegas meninggalkan ruang makan. Dia muak melihat Naruto terus memeluk pinggang ibu nya seperti itu.

Sepeninggal Sasuke, suasana berubah sunyi. Mikoto menunduk sedih mengetahui alasan kenapa anak nya buru-buru pergi. Sebenar nya tadi dia ingin mengucapkan sesuatu, hanya saja lidah nya terasa berat meski hanya untuk mengucapkan selamat pagi.

Melihat Mikoto menunduk sedih, Naruto mengangkat wajah wanita itu dan memberi nya senyum menenangkan. Dan entah kenapa Mikoto berdebar karena itu, seharus nya dia tidak merasakan perasaan ini tapi kenapa senyum Naruto terasa hangat di mata Mikoto. Tapi dia tidak sadar jika di balik senyum Naruto, lelaki itu menyeringai dalam hati.

"Hinata, apa kau sudah selesai memasak?." Tanya Naruto memecah keheningan.

"Se-sebentar lagi." Jawab Hinata. Dia terlihat gugup setelah suaminya pergi.

"Aku akan membantu. Maaf yah, tadi kaa-san kesiangan."

"Tidak apa kok. Kaa-san mungkin lelah." Ujar Hinata.

Mendengar kata lelah dari Hinata membuat wajah Mikoto memerah. Ya, dia memang lelah, atau mungkn sangat lelah dan itu semua di sebabkan oleh lelaki pirang yang saat ini duduk di meja makan.

Selesai sarapan, biasanya Mikoto dan Hinata akan membagi tugas. Hinata akan pergi menjemur pakaian lalu manyapu lantai. Sementara Mikoto, dia akan mencuci piring dan membersihkan peralatan memasak. Hanya saja, saat ini Mikoto kesulitan melakukan tugas nya karena Naruto terus memeluk nya dari belakang. Beruntung Hinata sudah pergi menjemur pakaian, jadi setidak nya dia tidak akan di lihat oleh Hinata.

"To-tong lepaskan aku, aku sulit mencuci piring."

"Hem?. Tapi aku suka memelukmu seperti ini. Kau sangat harum, aku jadi ingin bercinta denganmu."

"Apa! Tidak!, kita di dapur." Ujar Mikoto menolak. Dia tidak mau menantunya sampai melihat saat Naruto menjamah tubuh nya.

"Bukankan itu lebih menarik?. Apa kau tidak pernah melakukan nya dengan mendiang suamimu?."

Mikoto menggeleng sebagai jawaban tapi Naruto malah menyeringai.

"Kalau begitu, ayo lakukan."

Tanpa menunggu jawaban Mikoto, Naruto membalik wanita itu sehingga mereka berdiri berhadapan. Lalu Naruto mulai mencium bibir Mikoto sementara tanganya menyusup kedalam dress mikoto dari bawah.

Naruto tidak terkejut saat tau Mikoto tidak memakai dalaman, itu karena dia yang menyuruh nya. Dia hanya tidak mau repot melepas kain kecil itu seandai nya dia ingin menyentuh Mikoto.

Tanpa ada nya celana dalam, tangan Naruto langsung merangsang vagina Mikoto. Dia memasukan jari nya pada vagina wanita seksi itu sambil terus melumat bibir nya.

"Emmhh...emhhm.. Ahhh!." Desah Mikoto setiap kalia Naruto merangsang tubuh nya. Mikoto merasa tubuh nya mulai panas akibat ulah Naruto. Dan dia menyukai nya.

Naruto melepas ciuman nya lalu memandang wajah Mikoto yang terlihat sayu. Dia tersenyum menggoda pada wanita itu dan menunjukan jari yang baru dia cabut dari dalam vagina Mikoto.

"Dasar mesum, lihat cairan vaginamu membasahi jariku."

Wajah Mikoto memerah saat Naruto menunjukan jari yang di lumuri cairan nya. Siapa yang tidak malu saat di tunjukan hal seperti itu.

"Ne, mikoto-chan, apa kau mau di masuki sekarang?." Naruto sengaja bertanya seperti itu intuk menggada Mikoto. Dan dia puas saat melihat Mikoto menunduk malu.

"Aku tanya sekali lagi, apa kau mau aku memasukan penisku kedalam vaginamu sekarang, Mikoto-chan~." Ujar Naruto lagi.

Mikoto diam tapi kepalanya mengangguk.

"Hehe.. Baiklah, kalau begitu aku ingin kau melepas pakaian mu."

Seperti lupa dengan tempat. Mikoto menurut dan mulai menanggalkan drees nya. Dan setelah dress itu terlepas Mikoto terlihat telanjang bulat karena dia tidak mengenakan dalaman apapun.

"Kau sangat seksi." Ujar Naruto. Dia juga mulai melepas pakaian nya sendiri hingga telanjang bulat. Lalu dia menarik Mikoto agar lebih dekat dan mengangkat kaki kiri Mikoto sampai sebatas pinggang.

"Bersiaplah untuk mendesah." Ujar Naruto lagi. Dia mengarahkan penis nya pada vagina Mikoto, lalu dengan dorongan pelan, penis Naruto mulai masuk kedalam vagina Mikoto.

"Sssshhhh... Ahhhh..." Desah Mikoto saat seluruh penis Naruto tenggelam di dalam vagina nya.

Dalam posisi berdiri dengan satu kaki, Mikoto meletakan tangan nya pada bahu Naruto untuk menjaga keseimbangan. Dia tidak mau jatuh saat Naruto mulai menggerakan pinggul nya.

"Sssshhhh... Ohhhh... Nikmat sekalihh... Ahhh..." Ujar Mikoto saat Naruto mulai menggerakan pinggul nya. Mikoto tersenyum sambil mendesah saat merasakan penis Naruto masuk sangat dalam.

"Kau sangat sempit Mikoto, ahhh!, nikmat sekali."

Mikoto senang mendengar ucapan itu. Dia seperti di puji oleh lelaki yang tengah menggagahi nya. Padahal hubungan mereka tidak lain hanyalah sebuah kesepakatan agar rumah ini tidak di sita tapi Mikoto seakan lupa dengan itu dan mulai terlena.

"Lagi, tolong lebih cepat lagi, Sssshhhh... Ahhh!, ahhh!, ahhh!. Ohhh..."

Permintaan itu langsung di turuti oleh Naruto. Dia memeluk wanita seksi itu lalu bergerak lebih cepat dan dalam sehingga Mikoto mendesah semakin keras.

Ada satu hal yang tidak di sadari Mikoto saat ini, yaitu berdirinya Hinata di ambang pintu ruang makan dengan tubuh tegang. Ya, istri sasuke tengah menyaksikan mertuanya berhubungan badan dengan Naruto di dapur. Dia terkejut mereka melakukan itu di sana. Tapi bukannya menegur atau justru pergi, Hinata malah menonton, ya wanita itu tidak beranjak dari tempat nya dan menyaksikan tubuh mertuanya terguncang sambil terus mendesah. Entah kenapa tubuh nya mulai panas melihat mereka melakukan seks. Wajah Hinata memerah dan nafas nya mulai berat.

Naruto sadar jika saat ini Hinata tengah menonton, itu karena posisinya berhadapan dengan pintu masuk sementara Mikoto memebelakangi pintu. Jadi wajar jika Mikoto tidak sadar jika sedang di tonton. Naruto berpura-pura tidak sadar jika sedang di tonton dia ingin Hinata melihat dan mendengar bagamana Mikoto mendesah dan menjerit senang setiap kali penis nya bergerak keluar masuk. Apalagi dia melihat wajah Hinata memerah dengan nafas berat, Naruto yakin jika istri sasuke tengah bernafsu karena melihat dirinya menyodok vagina Mikoto.

"Uhhh!, aku hampir sampai Naruto, lebih cepat, lebih cepat lagi."

Hinata tidak percaya mendengar mertua nya meminta seperti itu. Bukankah hubungan mereka hanya sebatas kesepakatan?, dengan kata lain Mikoto hanyalah jaminan agar rumah ini tidak di sita Tapi kenapa mertuanya sampai seperti itu. Ini terlihat jika mertuanya malah menikmati nya.

"Aku sampai Naruto, aku sampai, KYAAAAAAHHHHHH..."

Lamunan Hinata buyar saat Mikoto mendesah panjang sambil memeluk Naruto erat. Tubuh mertuanya terlihat bergetar hebat saat mencapai orgasme. Dan untuk Hinata sendiri tubuh nya semakin panas dengan nafas lebih berat. Dia merasakan vagina nya sedikit basah. Tidak mau ketahuan menonton, Hinata memutuskan pergi. melihat mereka lebih lama hanya membuat tubuh nya bernafsu.

'Sebentar lagi aku akan mendapatkanmu hinata!' ujar Naruto dalam hati setelah melihat Hinata meninggalkan tempat nya. Fokus nya kembali pada Mikoto yang terengah-engah di pelukan nya. Untuk sementara Naruto akan menikmati MILF seksi ini dulu. Dan seiring berjalan nya waktu, Naruto yakin akan mendapatkan hinata juga.

"Apa sebegitu nikmat nya sampai kau mendesah begitu keras Mikoto-chan?." Ujar Naruto dengan senyum menggoda.

Mikoto tersenyum malu lalu mengangguk.

"Nikmat sekali, ini pengalaman bercinta paling hebat dalam hidupku." Ujar Mikoto mengaku.

"Benarkah? Aku merasa bangga dengan itu. Baiklah sekarang waktunya untuk melanjutkan. Kau bisa merasakan bahwa penisku masih keras di dalam vaginamu kan? Itu artinya aku belum selesai. Oh.. Dan bersiaplah mikoto-chan, tidak sperti tadi malam, kali ini aku tidak akan menahan diri."

Jantung mikoto berdebar mendengar ucapan Naruto. Ucapan itu seperti menjajikan sebuah kenikmatan yang belum pernah Mikoto rasakan selama ini.

"Lakuka apapun yang kau mau padaku." Jawab Mikoto dengan kilatan mata penuh nafsu.

TBC.

Fic baru Dengan tama NTR. Gw tunggu komen kalian di kolom review.