KISS ME, KILL ME

Cast Sehun-Kai (SeKai / HunKai)

Rated M (sexual content, boyxboy)

A story by fujoshtpnk

KOREA, 12 YEARS AGO

"Ah... ahh ahh~"

Suara itu...

"Mmhh~ haanh-aha"

Sejak kapan aku belajar untuk mengacuhkan mereka seperti ini?

"Ahn... I'm cumming... cumming..! Eeeeh!"

Jongin menundukkan kepalanya diatas meja belajarnya, duduk meringkuk sambil menutup kedua telinganya. Walau ini bukan yang pertama kali ia mendengar suara-suara itu, namun tidak dipungkiri Ia merasa muak. Tapi Jongin tidak bisa melakukan apa-apa, Ia terlalu kecil untuk mengerti keadaan ini. Saat masih sibuk dengan pikirannya, pintu kamarnya terbuka. Sosok tinggi dengan wajah rupawan masuk kedalam kamarnya dengan keadaan tanpa sehelai pakaian. Badan yang penuh peluh menyelimuti pahatan tubuh indah itu, menambah kesan seksi pada pria itu. Tidak melupakan benda yang tegak berdiri diantara selangkangannya.

"Hei, hisaplah!" suara bariton dan lantang memenuhi gendang telinga Jongin.

Jongin berbalik menatap kosong pria itu. Dengan langkah gontai, dia mendekati pria yang berdiri bersandar pada pintu kamarnya yang tertutup. Tanpa disuruh, Jongin berlutut menghadap pria itu.

"Get to it!" pria itu menarik rambut Jongin, membawa kepala Jongin mendekat pada penis pria didepannya. "Kau tahu apa yang perlu kau lakukan," ucap pria itu sambil meraba penisnya dipipi Jongin dengan sensual.

"Uuh..." Jongin mulai menjilati seluruh permukaan penis pria didepannya. Rasanya terlalu memuakkan, aku ingin muntah. Ucap Jongin dalam hati. "Nhh.. hn! Mhbuu" Jongin tersentak, pria itu mendorong kepala Jongin untuk memasukkan penisnya kedalam mulut Jongin.

"Bergeraklah!" Dengan teratur tangan pria membimbing kepala Jongin sehingga penisnya terhisap sempurna oleh mulut Jongin. "Bagaimana rasanya? Ini cairan ibumu."

Ya benar, dia adalah ayahku. Ayah tiriku.

Pria itu adalah ayah tiri Jongin. Ahn Bo Hyun resmi menjadi ayahnya 2 bulan yang lalu. Jongin masih ingat ketika ibunya membawa Bo Hyun ke rumah, memperkenalkan diri sebagai ayahnya kelak. Umur Jongin yang masih jagung membuatnya tidak bisa menolak, ia masih terlalu muda untuk menolak keadaan.

"Let's get along, Jongin!" Kata Bo Hyun saat itu.

Jongin masih ingat betul senyuman ayah tirinya yang menawan. Terkesan ramah sehingga mampu membuat siapa saja mabuk kepayang melihat senyumannya itu. Ya, Jongin tidak bisa memahami situasi saat itu, tapi Jongin bisa merasakan sensasi samar dalam hatinya yang mengatakan ada sesuatu yang tidak benar saat itu.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Jongin menyadari perasaan itu. Bo Hyun memang berniat memanfaatkannya sejak awal. Bo Hyun memaksa Jongin menjadi pengganti ibunya ketika ibunya pergi bekerja. Sentuhan sensual Bo Hyun telah lama membekas pada tubuh Jongin. Membiarkan tubuhnya dimanfaatkan Bo Hyun akan membuat segalanya lebih mudah bagi ibunya. Tidak akan ada yang tahu bagaimana reaksi ibunya jika melihat anak kesayangannya berhubungan seks dengan suaminya sendiri. Diam dan membiarkan dirinya diperkosa terus menerus adalah upaya Jongin untuk melindungi ibunya.

"Hei! Jangan melamun!" Bo Hyun memukul kepala Jongin, kesal. "Lihat, kau hanya membuatnya semakin kotor! Kau tidak melakukannya dengan baik."

Jongin mengeluarkan penis Bo Hyun dan menatap matanya, "Maafkan aku."

"Cukup!"

"AH!" Jongin terkejut, Bo Hyun mendorongnya ke kasur dengan sangat kasar. Dengan tidak sabar, Bo Hyun membuka celana karet yang digunakan Jongin, menuntun Jongin pada posisi menungging. "Nhh? Nhuu..." Jongin merasakan penis Bo Hyun bergesekan langsung dengan lubang anusnya.

"Karena ibumu selalu klimaks sampai Ia kehabisan tenaga tak berdaya, kau sebaiknya bertanggung jawa sebagai anak yang baik, dan buat aku klimaks!" Penis Bo Hyun sudah siap untuk memasuki lubang Jongin.

"AH-haaa..." Bo Hyun mendorongnya dengan sekali hentakan, membuat Jongin hanya mampu berteriak. Lubangnya terasa sesak.

"Penisku masuk dengan lancar, huh, kau menungguku kan?" Bo Hyun menampar kedua bokong Jongin dengan sensual, mendekatkan dirinya pada Jongin agar penisnya bisa masuk dengan sempurna. "Kau benar-benar sudah basah. Apa kau masturbasi sambil mendengarkan desahan ibumu?"

"ahh-ha.. uhh.. mnnnh!" Penis Bo Hyun terus mancari kenikmatan didalam lubang Jongin.

"Atau jangan-jangan kau masturbasi membayangkan penisku memasukimu?" Bisik Bo Hyun sensual ditelinga Jongin, membuat Jongin bergidik merinding.

"Ti-tidak! A-aku-ti-!" Bo Hyun membekap mulut Jongin, sambil memeluk tubuh kecilnya.

"Aku akan klimaks" Ucap Bo Hyun mantap sambil menusukkan penisnya kasar didalam lubang Jongin.

"Mmhh! Mhh mhhnn nhh~" Jongin sudah klimaks lebih dulu karena penis Bo Hyun yang menyentuh titik prostat Jongin dengan intens.

Disusul Bo Hyun yang memuntahkan spermanya didalam lubang Jongin. "Aah, akhirnya aku klimaks." Bo Hyun masih setia menghentak-hentakkan penisnya didalam Jongin, mencoba menghabiskan cairannya. "Hahaha, lihatlah kau klimaks juga!" Bo Hyun mencabut penisnya kasar. Membuat Jongin menatap Bo Hyun tidak suka.

"OH! Kau baru saja menatapku?" Bo Hyun menampar bokong Jongin, membuat lubang Jongin berkedut dan mengeluarkan cairan sperma Bo Hyun.

"Nhh..! huuu..."

"Lihat betapa jalangnya dirimu. Klimaks walaupun diperkosa oleh pria. Ibu dan anak, kalian benar-benar jalang!" Bo Hyun dengan semangat menampar bokong Jongin bergantian.

Tidak! Ibu dan aku...

"Hei, apakah ada yang ingin kau katakan padaku?" Bo Hyun menghentikan tamparannya dan tersenyum nakal pada Jongin.

Kaki Jongin sudah lemah, ia tidak bisa lagi mempertahankan posisinya. Jongin jatuh, menidurkan dirinya menghadap Bo Hyun. Sambil membuka lebar kedua kakinya, memperlihatkan lubangnya yang penuh cairan sperma Bo Hyun, kemudian berkata, "maafkan aku... aku seorang jalang yang menginginkan penis ayahku. Tolong aku..."

Bo Hyun hanya bisa tertawa. Dengan penis yang sudah siap kembali, Ia menusuk lubang Jongin dengan sekali hentak.

"Haaahh! Ahh haa ahh ahh..." Jongin hanya bisa mendesah, menikmati penis Bo Hyun didalamnya.

"Hahaha, lubangmu meleleh. Benar-benar hangat! Jauh lebih baik dari lubang ibumu."

"haa nhaa ahh ahhha ahhah~" Jongin tersipu malu.

Ini salah.

Jongin menyukainya! Jongin suka ketika penis Bo Hyun, ayah tirinya, menusuk lubangnya dengan kasar. Jongin suka ketika tangan besar Bo Hyun membelai dan mencubit putingnya. "Unhh! Ahhh huuu haaa aahh ahh..."

"Badanmu bahkan lebih seksi daripada ibumu." Bo Hyun mempercepat dorongan penisnya. "Ayolah! Mengemis seperti ibumu."

"Yesshnn! Aahh ouhh..." Jongin mendesis, Ia merasakan dirinya yang akan segera klimaks. Bo Hyun membantunya, penisnya dengan setia menusuk lubang Jongin yang berkedut-kedut meremas penisnya. "AAHH-haaaaahhh..." Jongin klimaks. Disusul dengan Bo Hyun.

"Good, boy!" Jongin tersenyum kecil, merasa senang dipuji oleh Bo Hyun. "Ibumu selalu meninggalkan kewajibannya, selalu membuatku merasa kentang!" Pria itu bergerutu kesal sambil meninggalkan Jongin yang tertidur pasrah dengan cairan sperma memenuhi badannya.

.

.

.

KOREA, 9 YEARS AGO

Jongin sudah beranjak remaja. Kini Ia duduk didepan ibunya dan Bo Hyun disebelahnya. Mereka menghabiskan waktu untuk berbincang setelah selesai makan malam.

"Jongin, kau tahu? Ketika kami ke rumah sakit, kita menemukan bahwa ibu sedang mengandung anak didalam perutnya." Ucap Bo Hyun.

"...s-selamat" ucap Jongin lirih.

"Terima kasih, Jongin!" Ucap ibunya malu-malu. "Dengan ini, kau akan menjadi seorang kakak. Aku tidak sabar melihat interaksi antara kau dan adikmu kelak. Iya kan, sayang?" Ibu Jongin tersenyum malu-malu pada Bo Hyun.

"Ya, tentu saja." Bo Hyun tersenyum manis. "Kau akan menjaga adikmu kan, Jongin?" Bo Hyun tersenyum dengan penuh arti pada Jongin.

Jongin tersentak, "y-yaa..." Jari Bo Hyun masuk lebih dalam pada lubang Jongin. Jongin hanya bisa memajukan badannya mendekati meja makan, membuat bokongnya lebih condong keluar. Jongin sebisa mungkin menahan desahan yang mungkin akan keluar dari bibirnya karena sensasi nikmat gesekan jari Bo Hyun didalam lubangnya.

Bo Hyun menambahkan jarinya. Dua jari sudah memasuki lubang Jongin, membuat gerakan seperti gunting didalamnya, "aah-" Jongin mendesah frustasi. "...aku tidak sabar ingin melihatnya..."

Jongin sudah sepenuhnya dibuat gila oleh ayahnya. Ia menggerakan bokongnya, mengejar jari-jari Bo Hyun didalamnya. Jongin ingin lebih!

Namun sial, Bo Hyun mengeluarkan jarinya, kemudian bangkit berdiri dan meninggalkan Jongin yang merasa kentang.

Jongin sudah berubah. Jongin merasakan obsesi ayahnya yang menular pada dirinya. Ia tidak mau kasih sayangnya terbagi dengan sang ibu. Apalagi sekarang Ia memiliki calon adik. Ia mau ayahnya untuknya seorang. Bo Hyun hanya miliknya. Malam ini, Jongin mau memperjelas semuanya.

.

.

.

KOREA, 3 YEARS AGO

"Ah... ahh... haa haa haahh"

Di sebuah ruangan gelap, jauh dari sinar matahari, terlihat seorang pria rambut panjang menindih seorang pria lainnya dengan badan yang lebih kecil. Bergerak sensual mencari kenikmatan. Diatas kasur yang keras, pria berambut panjang itu memicingkan matanya, berkonsentrasi mencari kenikmatan sambil mengarahkan matanya pada ruangan yang ada diseberang atasnya.

"Ah...! haa haa ahh..." Pria erbadan kecil hanya bisa mendesah, menikmati penis pria diatasnya yang menusuk lubangnya dengan intens.

Deritan kasur dengan desahan menggema diseluruh ruangan. Siapa saja bisa mendengarnya dengan jelas karena pembatas yang hanya jeruji besi.

Ya benar, ini adalah sebuah penjara bawah tanah.

Dibawah remang-remang cahaya dari selasar penjara, sang pria rambut panjang mampu melihat keadaan seseorang diseberang atas sana.

"AH! Haa haa ahh hmmm-" Pria dibawahnya mendesah frustasi ketika penis pria diatasnya sudah tidak ada didalam lubangnya yang haus akan kenikmatan.

"GUARD!" Pria berambut panjang itu berdiri dan berjalan menuju jeruji besi. "Guard!" Berteriak memanggil penjaga diluar sana.

"Ada apa, Oh?" Penjaga itu bertanya pada pria berambut panjang.

"Kim Jongin berulah lagi." Katanya memperingati penjaga.

Diruangan lain, Kim Jongin sudah menggantung dirinya dengan robekan baju yang digantung diantara jeruji besi di kamar penjaranya. Penjaga segera memotong robekan baju itu dari luar, namun sayang Jongin sudah tidak sadarkan diri. "Sial! Dia masih hidup. Bawa dia ke klinik sekarang!" Penjaga lain datang sambil membawa tandu dan segera membawa Jongin ke klinik untuk memeriksa keadaannya.

"Gila, sudah enam kali Jongin mencoba bunuh diri." Kata salah satu penghuni kamar penjara lain.

"Apa dia sudah gila?" Sahut penghuni yang lainnya.

"Mungkin aku harus menjaganya dengan baik!" Jawab yang lain dengan sarkas.

"Cobalah! Boss akan membunuhmu secepat kau mengedipkan matamu!" teman kamarnya memperingatinya.

"Boss, kenapa kau selalu menyelamatkannya?" Tanya Luhan, pria berbadan kecil yang menikmati penis pria berambut panjang tadi.

"Sudah kubilang untuk memanggilku Sehun kan?" Pria itu menjambak rambut Luhan membawanya kedepan penisnya yang kembali tegang. "Luhan, kau wanitaku. Sebaiknya kau melakukannya dengan baik."

"Ugghhfh!" Sehun mendorong penisnya kedalam mulut Luhan, membuatnya terkejut dan tersedak.

"Kau menyebutnya penyelamatan? Dia mencoba bunuh diri, yang aku lakukan hanya menghalangi jalannya."

"Ke-kenapa?" Tanya Luhan sambil menhisap penis Sehun.

"Shut the fuck up! Akan aku ceritakan tentangnya. Ini sebelum kau masuk ke penjara ini." Sehun masih setia berdiri didepan Luhan yang duduk di kasur sambil menghisap penis Sehun. "Satu setengah tahun yang lalu, dibawah perintah Boss sebelumku, Jongin dipindahkan dari penjara yang lama kesini. Dan aku mencoba membunuh Jongin."

Sehun menghentakkan pinggulnya, membuat penisnya masuk lebih dalam di kerongkongan Luhan. "Urgggffhh!"

"Aku menusukkan pisau ke perutnya. Selama dua minggu ia bertaruh antara hidup atau mati. Namun akhirnya dia kembali dari neraka. Kim Jongin sebelum ini, mencoba bunuh diri bersama kekasihnya, Boss sebelumku. Mereka terkenal sebagai Romeo dan Juliet. Namun sayang, pacarnya mati tapi Jongin tetap hidup. Ia sangat mencintai kekasihnya." Sehun menuntun bokong Luhan untuk menghadap padanya.

"...tapi kenapa kau mencoba menghentikannya, Boss?" tanya Luhan. "AH!"

Sehun mendorong penisnya masuk ke lubang Luhan, "Sudah kukatakan untuk panggil aku Sehun!"

"Se-...Sehun..." Panggil Luhan lirih.

"That's it, Luhan. Kedutkan lubangmu, jika kau mau spermaku." Kamar penjara itu kembali dipenuhi helaan napas dan desahan-desahan dari kedua pria yang mencari kenikmatan itu. "Kim Jongin... Dia adalah mangsaku. Itu sebabnya aku tidak akan membiarkan seorangpun menyentuhnya! Bahkan jika itu Jongin sendiri. Mengerti?"

"Ah... AH!" Sehun menghentakkan pinggulnya kasar, membuat Luhan mendesah menikmati penis Sehun.

"Tetap saja, membunuh seorang pria yang sudah siap dengan liang kuburnya sendiri itu membosankan. Begitu Ia kembali menjadi pria tangguh..." Sehun mempercepat penisnya, menyambut sensasi menggelitik yang ia rasakan untuk klimaks. "Ia akan mendapatkan penisku!" Sehun menembakkan cairannya dalam lubang Luhan.

.

.

.

"Jika sekali lagi kau melakukan hal seperti itu, kau akan masuk psych ward [1]. Catat itu, Jongin!" Ucap penjaga sambil menuntun Jongin kembali pada sel penjaranya. Sudah dua hari Jongin dirawat intensif di klinik penjara, membuat setiap orang kini melirik penasaran kearah Jongin yang berjalan angkuh seperti tidak terjadi apa-apa.

"Boss, Jongin kembali!" Ucap seorang tahanan yang masuk kedalam sel penjara Sehun.

Sehun yang asik memainkan game di handphone-nya hanya bisa tersenyum penuh arti. "Ya, aku tahu." Sehun melirik sebuah cermin yang digantung di dinding kamarnya, cermin itu sudah ia atur agar dapat melihat pergerakan di seberang atas kamarnya, yang membuat Sehun dapat melihat Jongin dengan jelas.

Sesampainya Jongin didepan kamarnya, Ia terkejut melihat Luhan sedang berbaring diatas kasurnya. Jongin menggeram marah. "Ini kamarku! Apa yang kau lakukan?"

"Mulai sekarang, ini jadi kamarku." Jawab Luhan santai. "Barang-barangmu sudah dipindahkan.

"...dimana?"

Luhan mengedipkan matanya nakal, "dimana menurutmu?" Kemudian tertawa.

Jongin mengeraskan rahangnya, Ia marah.

"Mulai sekarang, kau yang akan membuat desahan-desahan setiap malam menggantikanku." Luhan tersenyum, miris.

"OH SEHUN!" Teriak Jongin dari depan kamar penjaranya. Sehun keluar dengan terkejut. "Jika kau mau diriku! You can have me!" Teriakan Jongin membuatnya menjadi pusat perhatian. "Ambil mayatku!" Setelah itu, Jongin menerjunkan dirinya dari atas.

Suasana menjadi mencekam, melihat Jongin yang menjatuhkan dirinya dari lantai dua melalui void ditengah-tengah penjara. Sontak membuat Sehun bergerak untuk menangkap tubuh Jongin.

"Sehun!" Teriak Luhan dari lantai atas. Disitu Ia melihat Sehun yang memeluk tubuh Jongin diatasnya. Jongin mendarat mulus didekapan Sehun. Keadaan menjadi ricuh, banyak siulan-siulan nakal bahkan makian untuk kejadian yang barusan terjadi.

"Jangan sentuh mereka! Mundur, mundur!" Para penjaga sibuk menenangkan penghuni penjara lain yang mulai mengerubungi Sehun dan Jongin.

"Panggil dokter segera!" Ucap penjaga yang lainnya.

"Cepat lock-down[2] semuanya!" Perintah penjaga melalu walkie-talkie yang dipegangnya.

Keadaan menjadi lebih tenang ketika seluruh penghuni penjara sudah dimasukkan kedalam kamar masing-masing.

Sehun mengelus pipi Jongin diatasnya, "Aku hidup, sialan!" Umpat Jongin sambil bangun dari tubuh Sehun, "dan aku gagal lagi, fuck!"

"Jongin apa kau terluka?" Tanya seorang penjaga.

"Tidak sedikitpun, thanks to this asshole!" Jongin tersenyum penuh arti.

"Sudah kukatakan sebelumnya kan? Psych ward menantimu." Kata penjaga yang mulai lelah dengan perbuatan Jongin.

"Ya, setidaknya tidak akan ada seorangpun yang menghalangiku." Jongin kemudian dibawa oleh penjaga menuju psych ward, kamar penjara yang tersendiri.

"Tunggu!" Teriak Sehun. "Psych ward? Tidakkah kau melihat bahwa Jongin sangat waras?" Kata Sehun sambil mencoba berdiri. "Dipenjara didalam ruang gelap selama hidupnya ditambah kehilangan sang kekasih. Orang waras mana yang tidak akan mencoba bunuh diri? Bagaimana, guys?" Sehun bertanya pada penghuni penjara lainnya.

"Kau benar, Boss!"

"Tidak mungkin Jongin gila!"

"Kita yang gila!"

"Kembalikan Jongin, penjaga sialan!"

Sahut-sahutan memenuhi seluruh penjara. Membuat penjaga kewalahan. "Diam semuanya!" Teriak penjaga yang tidak akan pernah didengar oleh penghuni penjara lain.

"Boss Sehun!"

"Boss Sehun!"

"Boss Sehun!"

"Boss Sehun!"

Teriakan-teriakan kompak dari seluruh penghuni membuat penjara ini kembali hidup. Sehun berdiri dengan penuh percaya diri, menunjukkan kekuasaan tertinggi dipenjara ini.

"Sehun, tanganmu!" Dokter berlari dengan tergopoh-gopoh. Kemudian memeriksa lengan Sehun. "Sepertinya terjadi retakan pada tulangmu!"

"Ya, salahkan dia." Jawab Sehun santai sambil menunjuk Jongin dengan dagunya. "Tapi ini butuh perawatan khusus. Karena ini salahnya, jadi kupikir aku akan meminta pertanggungjawabannya dengan merawatku."

"Jangan berbicara seenaknya!" Teriak Jongin marah.

"Tidak akan ada psych ward, Jongin. Seperti kata Sehun, kau akan pindah bersama Sehun." Ucap kepala penjaga penjara. "Jongin, rawatlah Sehun. Sehun kau jagalah Jongin." Kepala penjaga kemudian meninggalkan tempatnya. Diikuti penjaga lain dan dokter yang membawa Sehun dan Jongin ke klinik.

.

.

..

What do you think?

Shtpnk's memo:

[1] 'psych ward' – sebuah ruangan kecil dengan fasilitas lebih baik dari kebanyakan sel penjara karena khusus untuk orang-orang yang memiliki penyakit mental. Satu ruangan hanya untuk satu orang.

[2] 'lock-down' – merupakan sebuah tindakan yang akan diberlakukan ketika terjadi sebuah kecelakaan, pembunuhan, kerusuhan, dan lain-lain yang berarti setiap penghuni sel wajib berada (dikurung) didalam sel sedangkan penjaga dan pihak berwajib mencari sumber permasalahan. Rentan waktu tergantung pada pemecahan masalahnya, bisa beberapa jam sampai beberapa bulan.