LOVE DATA

By

Aiharasenkreutz

Naruto Masashi Kishimoto

Genre : Drama, Romance

Rating : M

Warning : Yuri Alert! Incest, OOC, Typo and Miss, Alur berantakan, mudah ditebak (mungkin), FemNaru, Etc.

Chapter 4 : FATHER : II

Summary :

Naruto kadang memikirkan, bagaimana sih rasanya memiliki kekasih? Lalu bagaimana rasanya ciuman pertama?


"Ak-aku K-keluar !"

Naruto sudah mencapai batas dengan nafas yang terengah-engah. Naruko merasakan jarinya seperti dibanjiri oleh cairan hangat, ia melepaskan jari di dalam Naruto lalu tersenyum, dihadapan Naruto ia menjilat jarinya dengan sexy bahkan Naruto tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Manis" ujar Naruko.

Setelah cukup puas menjilati jarinya Naruko kembali mendekati wajah Naruto lalu menicum bibirnya. Kini tidak ada penolakan dari Naruto karena ia terlalu lelah untuk menolak perlakuan dari adiknya. Hanya ciuman singkat yang dilakukannya lalu beralih ke telinga milik Naruko dan menjilatinya dan erangan kembali terdengar.

"Jangan harap ini sudah berakhir Kakak"

START

Malam sudah menampilkan dirinya, terlihat dua orang gadis kembar yang sedang tertidur bersama di sebuah futon. Naruto membuka kelopak matanya, terlihat bola mata shappire miliknya menerawang ruangan yang ia tempati. Ia mencoba untuk bangun dan sebelumnya ia tersadar dengan lengan disebelahnya.

"Naruko?" ujar Naruto melirik orang di sebelah nya lalu mencoba untuk bangun. Namun tidak lama ia tersadar akan tubuhnya yang tidak tertutupi pakaian dan cairan bening di area intim nya. "Kenapa aku telanjang?" ujar Naruto sembari mengingat apa yang terjadi terhadapnya. Bayangan ingatan mulai terbayang apa yang telah terjadi dengannya. "Astaga, apa yang telah kulakukan!"

Naruto bangkit dari futon meninggalkan adiknya yang tertidur di sampingnya dan menuju ke arah cermin tinggi di kamarnya. Dia menatap penuh pantulan tubuhnya, ada beberapa tanda merah di tubuhnya dan ia bisa merasakan rasa pedih di area leher dan dadanya. Naruto mencoba memegang tanda merah di lehernya sembari mencoba mengingat kembali kejadian yang telah ia lakukan.

"Ahhnn ..." ringis Naruto memegang tanda merah karena terasa sensitif saat di pegang.

Naruto masih bingung dengan semua kejadian yang telah dilaluinya. Mulai dari pakaian yang sudah terlepas dari tubuhnya, tanda merah yang ada di tubuhnya dan cairan bening di area intim nya. Merasa pusing memikirkan semua yang telah terjadi Naruto lebih memilih keluar dari kamarnya dan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Naruto kini sedang berendam air panas di dalam bathtube dan mencoba kembali mengingat kejadian siang tadi bersama adiknya "Kenapa aku malah gak berdaya dan malah menikmati sentuhannya" ujarnya dalam hati sembari memegang bibirnya lalu memainkan jari-jari tangan dan mengemutnya "Apa ciuman memang seperti ini rasanya"

Hanyut dalam pikirannya kini Naruto sudah dilanda nafsu panasnya. Tangan satunya mulai menurun menuju dadanya dan memilin puting yang sudah mengeras dan itu membuat Naruto mendesah keenakan "Ahhnhh Naruko ..." ujarnya tidak sadar mengucapkan nama adiknya.

Merasa cukup puas dengan memilin puting dadanya kini tangan Naruto menurun menuju area intim nya, dengan perasaan ragu ia mulai memainkan klitorisnya "Ahhhnn ahhhn ini, k-kenapa" desah nya tidak beraturan dan sibuk memainkan jarinya di area intim nya. Sesekali Naruto memasukan jari-jari miliknya ke dalam liang senggama miliknya.

"Ahhnn...ahh ini ma-masuk kedalam ku" desah nya dengan jari-jarinya yang bergerak dan mengocok dan sesekali memutar-mutarkannya. Cukup lama Naruto melakukannya dan ia akan mencapai batasnya, liang senggama miliknya semakin mempererat dan berkedut-kedut ia mempercepat gerakan jari-jarinya.

"Ak-aku keluarh Ahhhhh..." desah Naruto dengan tubuh yang mengenjang mencapai klimaks. Ia bisa merasakan cairan keluar dari bagian intim nya.

Namun tanpa sadar, diluar kamar mandi muncul seseorang yang mirip dengannya menggeser pintu kamar mandi. Sontak Naruto yang baru saja mencapa klimaks tidak sempat membenarkan ekspresi wajahnya yang memerah. Dia melihat sosok yang membuka pintu adalah adiknya sendiri yang sudah telanjang bulat.

"Heh..kok, Na-naruko kenapa masuk, kan ada orang didalam!" ujar Naruto menenggelamkan wajahnya ke dalam air.

"Kita sama-sama perempuan bukan? Jadi tidak masalah" jawab Naruko dingin lalu berjalan menuju shower berada dan mengguyur badannya dengan air yang keluar.

"Yah benar sih itu wajar yah. Lagian sama-sama perempuan, dan juga kita itu saudara" ujar Naruto dalam hati lalu melirik ke arah Naruko yang sedang mengguyur dirinya dengan air em"Kulitnya putih dan juga rambut merahnya indah, pasti dia merawatnya dengan baik. Kalau aku sentuh pasti rasanya lembut" lirik Naruto dari atas hingga ke bawah.

"Eh! Apa yang aku pikirkan sih! Apa gara-gara dia ngelakuin itu ke aku pikiranku jadi gak beres!" pekik Naruto dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun dengan tidak sadar Naruko berjalan masuk ke dalam bathtube yang di diami Naruto.

Mendengar suara air yang berombak Naruto tersadar dari lamunannya dan menyadari kalau Naruko kini ada di hadapannya dan duduk berhadapan dengan Naruto. Memang tidak besar ukuran bathtube yang mereka pakai sehingga kaki mereka saling bersentuhan.

"Na-naruko, kenapa kok malah disini" tanya Naruto gelagapan.

"Berendam" balas Naruko dingin "Dan juga, sadar atau tidak kau meninggalkan jejak" ucapnya kembali sembari menunjuk ke salah satu genangan bening yang mengapung di atas air.

Naruto yang melihat genangan tersebut langsung gelagapan, karena itu adalah cairan orgasme miliknya tadi. Merasa malu ia mencoba bangkit dari berendamnya "Ah-ahh itu yah ahaha, ka-kalau begitu aku pergi dulu"

Namun belum sampai ia melangkahkan kaki tiba tiba Naruko ikut berdiri badan Naruto kebelakang lalu mendekatinya. Sontak Naruto yang awalnya ingin keluar dari kamar mandi terkejut dengan dirinya yang didorong kebelakang dan kedua tangannya lagi-lagi dikunci menyentuh tembok kamar mandi, apalagi mataya kini menatap bulat Naruko yang mendekatinya "Tidak jangan lagi!"

Naruko mendekat hingga kedua dada mereka bersentuhan lalu mendekatkan wajahnya ke arah leher jenjang milik Naruto lalu menjilatnya sehingga orang yang dijilat merinding. Dengan kekuatan yang dimilikinya Naruto dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Naruko sehingga mereka terlepas dan menjauh "Kenapa kau berbuat begini?!" teriak Naruto dengan sedikit penekanan lalu mengalihkan tatapannya ke samping.

Naruko yang mendengar itu hanya tersenyum tipis tanpa merasa bersalah lalu memiringkan kepalanya "Karena tatapanmu yang melihatku tadi menyiratkan ingin disentuh olehku"

Mendengar itu Naruto membulatkan mata dan tubuhnya merinding, ia tidak menyangka bahwa Naruko menyadari sedari tadi tatapannya diketahui olehnya. "Ja-jangan bercanda Naruko!" ujarnya dengan suara yang bergetar. Lalu bergegas meninggalkan Naruko di kamar mandi.

"Sangat menarik" ujar Naruko yang kembali duduk membaringkan tubuhnya dala rendaman air bathtube.

"Keesokannya Naruto jalan kaki menuju sekolahnya sembari memegangi tas jinjing hitam miliknya, terlihat dari wajahnya yang lesu dan kantung mata hitam di bawah matanya. "Apa-apaan sih dia itu, siapa juga yang minta disentuh" ujarnya dalam hati. Hari ini ia menggenakan seragam yang sesuai dengan peraturan dan riasan yang tidak terlalu mencolok. Situasi yang mungkin sulit untuknya dimana kejadian yang berat terjadi kemarin, Naruto hanya bisa menghela nafas panjang selama perjalan.

Setelah berjalan menyusuri jalanan Naruto kini sudah berada di gerbang sekolah. ia merasa sangat lelah karena semua masalah yang ia hadapi, niat awal ingin membolos namun ibu dan ayahnya membangunkannya. Tanpa Naruto sadari di belakang muncul seseorang yang mendekatinya lalu merangkulnya "Yahoo Naruto!" ujarnya yang ternyata adalah Hinata teman pertamanya.

"Ah Hinata yahooo..." balas Naruto tidak semangat. Melihat jawaban dari temannya Hinata merasa heran dan menatap wajah Naruto.

"Kenapa? kok lemas gitu sepertinya. Telat sarapan? atau kurang tidur?" tanya Hinata lagi .

"Ah hanya terlalu fokus memikirkan sesuatu jadinya begadang dan akhirnya lupa sarapan" jawab Naruto berbohong, Hinata yang menengar jawaban dari temannya hanya ber'oh ria.

"Bisa bener yah, mungkin aku punya bakat meramal" ujar Hinata dalam hati.

Mungkin memang karena Naruto yang terlalu fokus pada pikirannya hingga ia tidak sadar kalau sedari kumpulan OSIS yang bertugas mengawasi berada di kiri dan kanan jalan hingga ia menyadari kalau Naruko ada di salah satu jajaran, banyak murid yang menyapanya antusias

"Pantas tadi pagi gak ada, ternyata tugas OSIS" ujarnya dalam hati, Hinata yang menyadari Naruto menatap ke arah sampingnya ia pun mengalihkan pandangannya dan Hinata pun tau tatapan temannya itu mengarah ke mana.

"Kau itu memang mirip sekali yah dengan Kaichou"

"Yah kami memang mirip karena saudara" balas Naruto singkat

Mendengar jawaban dari temannya itu Hinata membulatkan matanya tidak percaya "Apa! T-tapi sebelumnya kau bilang kan gak punya hubungan apa-apa dengannya"

"Yah aku saja baru tau kemarin lusa malam kalau kami itu saudara, tepatnya dia itu adik ku" jelas Naruto kembali mengalihkan perhatiannya ke arah jalan.

"Kakaknya seorang Gal dan adiknya Feminim, benar-benar jauh dari kata mirip" ujar Hinata tidak percaya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Berisik ah!" balas Naruto ketus.


LOVE DATA


"Semua bersiap ditempatnya masing-masing! Menuju ON AIR 3...2...1..." ujar seorang pria dibalik kamera sembari mengacungkan jarinya ke atas dengan maksud memerintahkan host acara untuk memulai.

"Hello Good Morning. Terima kasih untuk Morning People di rumah tetap bersama kami di MORNING-NEWS. Informasi kali ini datang dari salah satu public figure, dimana mereka baru mendapat kabar gembira bahwa akan memiliki momongan pertama di pernikahannya tersebut. mari kita simak cuplikannya" ucap presenter perempuan yang memandu acara tv tersebut.

Dan tidak lama tampil cuplikan yang membuat semua orang di studio melongo tidak percaya, karena cuplikan yang ditampilkan bukanlah yang mereka inginkan.

"I-itu salah! Astaga!" ucap gadis surai merah panjang yang sedang melihat tayangan di area Control Room. "Dimana Hidan? dimana dia!" ucap gadis tersebut menanyakan kepada karyawan lain dengan sedikit penekann, namun semua orang hanya menggelengkan kepala.

"Hidan Monitor! kau dimana Hidan!" ucap gadis tersebut melalui Walkie Talke yang dipegangnya, namun tidak ada balasan dari orang yang ditanya. "Akkhhh sialan! pusing aku jadinya" ujarnya kembali.

Sementara itu di stage presenter bersama kameramen yang disana hanya bisa pasrah, karena walaupun yang salah satu orang pasti akan kena semua.

"Yahh pasti kita semua kena omelnya lagi deh" ujar presenter tersebut.

"Pastinya. Dan kok bisa salah cuplikannya, padahalkan udah di urutin cuplikannya. Dan juga Kurenai, kau jangan gitu! tetap standbye!" Ujar pria dibalik kamera memperingatkan.

Sontak gadis bernama Kurenai itu langsung bergidik ngeri, karena orang yang memperingatinya adalah senior.

"Kurenai masuk Kurenai" terdengar suara dari earpiece yang dipakai yang ternyata suara seseorang yang ditakutinya

"I-iya masuk bu" jawabnya tergugup

"Ini cuplikannya salah. Selepas ini kita langsung break dulu, kamu tau kan harus apa!. Dan untuk semua crew, selepas ON AIR semua berkumpul di ruang meeting. PAHAM!"

"I-iya paham bu" ujar semua tim.


LOVE DATA


"Kalian tau kan maksud aku mengumpulkan kalian disini semua dan pasti tau kesalahan saat ON AIR tadi?" ucap seorang gadis surai merah darah dengan rambut yang melayang ke atas jika dilihat oleh para crew saat ini. Dia adalah gadis yang marah-marah sebelumnya di Control Room mengingat jabatannya adalah Produser.

"Terutama kamu Hidan, kan aku udah bilang crosscheck cuplikannya!" ujarnya kembali sembari menunjuk ke arah laki-laki berambut cepol mangkok

"S-sudah saya crosscheck bu, hanya saja saya lupa untuk cek kedua kalinya. Dan juga saya sibuk untuk memantau taping di studio 2" Hidan menundukan kepalanya karena memang dia merasa paling bersalah.

"Astaga, aku lupa kalau dia kusuruh untuk memantau acara di studio sebelah" ujar Kushina sembari menampar pelan jidatnya karena lupa.

"Ok-ok aku maklumi itu, karena aku juga berperan dalam memegang acara taping di studio sebelah. Tapi untuk kedepannya aku harap ini tidak terjadi lagi, dan juga kita sedang sial-sialnya hari ini. Karena kita semua dapat peringatan dari pihak produksi" Kushina menghela nafas panjang karena pusing menangani hal tersebut "Ok, aku pusing mau bilang apa lagi. Mungkin ada pertanyaan?"

Semua karyawan hanya bisa menggelengkan kepala dan saling pandang karena mereka takut akan atasannya ini yang sedang dalam mode sensitive. "Ok kalian boleh keluar, dan untuk Live nanti sore. ingat yah NO MISTAKE!" ujar Kushina dengan penekanan di akhirnya.

"B-baik bu" ucap semua serempak lalu keluar dari ruangan meeting sehingga meninggalkan gadis dengan nametag Kushina Namikaze seorang diri.

"Duuuhhh... Gimana yah caranya memegang dua acara sekaligus, apalagi keduanya tayang di jam Prime Time lagi" ujarnya sembari mengenggam smartphone miliknya yang bergetar dan bisa ia lihat kalau ada panggilan masuk.

"Ada apa? Aku sibuk ini!" ketus Kushina.

"Hey santai dong, tapi sepertinya aku salah waktu buat hubungi kamu Kushina"

"Jangan lama-lama! Langsung ke inti karena aku mau langsung ke ruang editing"

"Nanti malam kita pergi"

"Tapi Naruto dan Naruko? mereka bagaimana Minato?"

"Jangan dipikirkan, aku sudah kirim pesan ke Naruto dan Naruko. Dan mereka bilang 'OK' "

"Baiklah, tapi nanti aku selesai jam 8 malam"

"Maafkan aku"

.

Hening

.

"Jangan dipikirkan, aku tau pengurangan jumlah karyawan bukan sepenuhnya kesalahanmu. Hanya saja kita yang sulit bersaing dengan yang lain. Yasudah, aku pergi dulu yah jaa ..." balas Kushina menyemangati.

"Tentu, hati-hati sayang"

"Baiklah, ayo semangat!" memukul kedua pipinya pelan dan beranjak dari kursinya.

.

FLASHBACK 1 YEARS AGO ...

.

Banyak berita di media cetak dan elektronik memberitakan tentang isu bangkrutnya salah satu televisi swasta milik perusahaan Namikaze Corp. Karena sebelum meluasnya kabar tentang ini sudah ada kabar kalau usaha utama perusahaan milik Namikaze Corp. yaitu perusahaan telekomunikasi sedang mengalami penurunan drastis, sehingga banyak berita akan diakan pemberhentian karyawan secara masal, bahkan hal ini sempat menjadi trending topik di Twitter jepang. Namun Namikaze Minato selaku Penanggung jawab langsung membantah isu tersebut dan mengklarifikasi di hadapan para media, bahkan dia tidak tau akan hal ini sehingga dia meminta keterangan direksi mengenai informasi tersebut.

"Saya sudah meminta penjelasan mengenai hal ini, dan ini hanya salah paham. Kami tidak melakukan pemberhentian masal karyawan, yang ada kami melakukan strategi perusahaan karena persaingan industri saat ini cukup berat" ujar Minato dihapan para media.

Penjelasan yang diungkapkan Minato merupakan sebuah kebenaran, karena saat ini perusahaan miliknya sulit untuk mengimbangi perusahaan broadcast lainnya. Bukan hanya perusahaan bidang broadcastnya saja yang sedang mengalami kendala, anak-anak perusahaan dari Namikaze Corp. pun mengalami penurunan drastis.

(Minato's POV)

Entah sudah berapa gelas yang sudah aku habiskan, ah kalau dilihat dari banyaknya botol cocktail di atas meja saat ini sudah pasti aku menghabiskan banyak. Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal ini, tapi karena banyaknya masalah yang aku hadapi saat ini membuatku sangat depresi. Dadaku terasa sangat sesak seolah-olah aku sedang tenggelam di lautan luas. Aku melihat ke arah jendela ternyata rintik hujan mulai berderai.

"Rasanya langit bisa juga mengungkapkan perasaanku saat ini" ujarku tersenyum getir.

Dulu rasanya aku memiliki segalanya, namun perlahan-lahan semuanya menipis dan meninggalkanku. Ayahku yang meninggal karena penyakit kanker yang sudah memegang kendali tubuhnya, bahkan beliau mempercayaiku untuk melanjutkan semua usahanya membuat nama 'Namikaze' terkenal. Istriku yang meninggalkanku karena kesalahanku yang egois sehingga membuat kami bercerai. Kami dibuahi dua anak kembar yang cantik yang kami beri nama 'Naruto dan Naruko', namun karena perceraian dan utusan pengadilan masing-masing dari kami hanya boleh mengambil satu. Masih kuingat saat dimana istriku Kushina menangis karena harus meninggalkan Naruko, jujur dalam hati terdalamku aku sangat tidak menginginkan hal ini. Lalu seiring berjalannya waktu, Naruko pun mulai menjauhiku karena didikanku yang terlalu keras terhadapnya. Senyuman tulus anakku Naruko perlahan-lahan menghilang, tatapannya seakan mengatakan kalau aku ini adalah musuh.

Setelah mengingat semua kilasan penyesalan yang telah ku alami, aku hanya bisa tertawa kencang dengan air mata yang membasahi wajahku. Andai saja mesin waktu itu memang bisa dibuat dan nyata di dunia ini, aku akan membelinya dan mengulang semua ini dari awal. Kurasa menyayat nadi mungkin adalah hal terbaik saat ini.

Plakk ...

Kurasakan panas di pipiku, yah seseorang telah menampar pipiku. Tunggu, bagaimana bisa dia masuk ke dalam apartemenku ini? kualihkan pandanganku menuju sosok tersebut. Aku hanya bisa melihat gadis yang sedang terengah-engah sembari menatapku sendu, rambut merah panjang yang basah serta acak-acakan, mata berwarna violet, serta wajahnya yang selalu bisa membuatku luluh.

"Kushina" ujarku lemah.

"APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Kushina

"KAU INI BODOH APA! HANYA KARENA MASALAH SEPELE KAU MENYERAH SECEPAT INI! JANGAN JADI PENGECUT NAMIKAZE MINATO!" teriaknya dan aku bisa liat tangannya yang mengepal keras sembari memandangku tajam.

Seketika tubuhku kehilangan semua tenaga, perlahan-lahan air mataku membanjiri. Ternyata disaat seperti ini, sosok yang kusangka telah menghilang ternyata datang menemuiku.

"Jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi. Kumohon ..." ucap Kushina lirih dengan air mata yang perlahan-lahan menetes lalu mendekatiku dan memelukku.

Hangat

Harum ini

Apa ini?

Sudah lama aku tidak merasakan ini

"Maaf" ucapku tenggelam dalam nyamannya pelukan ini, hingga tidak tersadar perlahan-lahan pandanganku memudar.

END FLASHBACK ...


LOVE DATA


Naruto kini tengah berada di kantin sekolah bersama Hinata disampingnya sembari memakan Ramen yang dipesannya, namun tidak dengan Naruto yang hanya memandang kosong ramen di depannya. Hinata yang melihat perubahan pada temannya itu sedikit jengkel dengan sifatnya yang aneh sejak pagi.

"Kau itu kenapa sih? apa gegara yang tadi pagi? kalau memang iya maaf saja aku bercanda"

"Nee Hinata, apa yang kan kau lakukan kalau seseorang merebut ciuman pertamamu?"

"Aku yang tanya, tapi kenapa dia malah balik tanya" ujar hinata dalam hati.

"Yah, kalau itu orang yang aku suka. Mungkin aku akan senang, karena orang yang menciumku itu kan orang yang aku suka"

"Lalu, bagaimana kalau orang yang mencium itu bukan laki-laki tapi seorang gadis cantik" Tanya Naruto kembali

"Yah, kurasa itu bukan masalah kan? mungkin itu hanya ungkapan rasa sayang. Seperti ini" jawab Hinata yang lalu mendekat ke arah pipi Naruko lalu menciumnya singkat. Naruto yang pada awalnya fokus pada pikirannya sendiri sadar akan perlakuan temannya itu.

"A-apa yang kau lakukan Hinata!" ujar Naruto yang tersentak atas perlakuan temannya itu.

"Mempraktekan ungkapan rasa sayang" jawab Hinata santai.

Hinata yang melihat perubahan raut wajah Naruto yang memerah dan gelisah hanya tersenyum jahil.

"Dia kalau malu-malu gitu ternyata manis juga" ucap Hinata dalam hati.

Sejak tadi Hinata pusing karena temannya ini hanya diam. Bukan diam dalam artian tidak bergerak, melainkan membisu seakan-akan memiliki banyak masalah.

"Kurasa aku mau pergi dulu mencari Naruko"

"Loh kenapa tiba-tiba?"

"Tadi ayahku kirim pesan kalau nanti malam dia dan ibu pulang telat" Naruto mengambil smartphone di saku roknya dan melihatkan pesan singkat dari Minato.

"Astaga aku baru ingat! Naruto kalau kau itu kakak dari Kaichou berarti kau anak dari pemilik Namikaze Corp.?"

"Menurutmu Hinata?"

Hinata mengangguk mendengar jawaban dari temannya itu. Naruto memasukan kembali smartphonenya karena takut nanti pihak osis melihat dan menyita benda persegi panjang tersebut.

"Aku duluan yah Hinata"

Hinata terdiam sebentar "Okee..."

Naruto melenggang pergi meninggalkan Hinata serta makanan yang belum tersentuh.


LOVE DATA


Naruto kini berjalan di koridor menuju ruangan Osis. Ia masih mengingat kejadian tadi malam ketika adiknya melakukan hal yang tidak senonoh tehadapnya, namun sebenarnya yang membuatnya selalu terpikirkan adalah 'kenapa dia malah menikmatinya, dan seakan-akan dia ingin lagi dengan sentuhannya'. Apa tuhan sengaja membuat pikirannya berkecamuk seperti ini, kalaupun ia tau jawabannya mungkin ia tidak akan galau seperti ini.

"Aku lupa untuk minta kontak Naruko, kalau sekarang aku minta dari ayah atau ibu mungkin dibalasnya nanti sore. Hahhh ..." lirih Naruto dalam hati.

"Hei kamu! Namikaze Naruto!"

Naruto yang sedang berjalan berhenti melangkah karena mendengar namanya di panggil. Ia membalikan badan dengan maksud mencari tahu siapa yang memanggilnya, ia bisa melihat gadis berambut peach pendek mendekatinya.

"Anu, kau memanggilku?" tanya Naruto ke arah perempuan yang mendatanginya, dan Naruto langsung menyadari kalau dia adalah orang yang menghalanginya ketika pertama kali datang saat di pintu masuk sekolah.

"Iya aku memanggilmu, apa hubunganmu dengan Kaichou?!"

"Etto, bukankah lebih baik kamu perkenalkan diri dulu"

"Namaku Haruno Sakura, Seito-kai fuku kaicho"

"Ahh begitu, salam kenal fuku kaicho aku Namikaze Naruto"

"Jangan bertele-tele, apa hubunganmu dengan Kaichou?" tanya Sakura dengan wajah tegasnya.

"Kalau dengar margaku tadi mungkin kau sudah paham bukan. Aku kembaran dari Naruko, tepatnya aku kakak dia" kata Naruto dengan tenangnya

"Bagaimana mungkin, Ruko tidak pernah bilang padaku kalau dia punya kakak" introgasi Sakura yang membuat Naruto sedikit membulatkan mata, karena ia tahu kalau ini bukan seharusnya harus ia jawab.

"Ini masalah keluarga, jadi aku tidak bisa jawab. kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi aku duluan Fuku Kaichou" kata Naruto yang kembali berjalan meninggalkan Sakura yang terdiam.

"Hey, aku belum selesai!" ucap Sakura dengan nada sedikit agak tinggi.

"Ada apa lagi fuku kaichou? aku sibuk ini, lebih baik kau bantu aku mencari keberadaan Naruko"

"Buat apa mencari Kaichou?" heran sakura.
"Aku mau tanya nanti makan malam mau aku buatkan apa, karena ibu dan ayah pulang telat" jelas Naruto singkat.

"Ohh...kalau kau mencari kaichou, dia ada di atap sekolah biasanya di-"

"Terima kasih untuk informasinya fuku kaichou, kalau begitu aku duluan ... Jaa ..." potong Naruto yang langsung berlari menuju tempat yang tadi disebutkan.

"Hahh..! hey tunggu Namikaze Naruto!" teriak Sakura yang melihat Naruto meninggalkannya begitu saja.


LOVE DATA


Dengan langkah kaki yang bisa dibilang di atas rata-rata Naruto dengan cepat menuju atap sekolah. Banyak murid yang menatap Naruto heran karena cara jalan kaki yang bisa dibilang abnormal yang namun akhirnya dihiraukan layaknya angin lalu. Sesampai di pintu atap Naruto menatap lurus pandangannya ke depan sembari menghela nafas.

"Tunggu, buat apa juga aku susul dia cuma untuk tanya nanti malam makan apa. Nanti juga dia ada di kelas bukan? ahh bodohnya aku!waktu istirahatku jadi terbuang sia-sia hahhh..." Gumamnya tidak jelas sembari mengacak-ngacak rambutnya.

Naruto kini berhadapan dengan pintu atap yang niat awalnya akan membuka pintu dengan medadak mengurungkan niatnya.

"Engh...ahhhh~"

"Eh?"

"Se-sensei h-hentikan ahhh...memainkankan itu ahhh.."

"Desahanmu terlalu keras Naruko..." seru seseorang dengan suara yang berat, bukankah ia sering mendengar suara ini.

"Eh EHHHHH! Apaan nih? khayalan?, tunggu tadi suara tadi menyebut nama Naruko? Apa jangan-jangan! Ti-tidak tidak tidak, kau berpikiran aneh Naruto tidak mungkin kan hahahahaha..." Ujar Naruto dalam hati karena mendengar suar- ah tidak mungkin erangan di balik pintu yang tidak terlalu keras, namun ia yakin kalau itu bukan suara yang di hasilkan dari imajinasi liarnya.

Naruto kini memfokuskan pandangannya ke pintu di depannya, dengan maksud meyakinkan kalau itu bukan imajinasi liarnya Naruto memutuskan untuk membuka pintu tersebut.

"Aku buka yah" ujarnya dalam hati meyakinkan diri.

Ceklekk

"Ahh~ ini sudah mn... mencapai ahh.. batasku sensei ahhhnn...AHHHHHH..!" desahan perempuan itu terdengar melengking.

"Eh? Tunggu sebentar i-itu kan!"

Mata Naruto melebar saat melihat kedua pasangan ah bukan murid dan guru sedang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh mereka. Terlihat Naruko wajahnya yang memerah dan posisinya yang menghadap tembok dengan posisi menungging dan Kakashi yang terlihat sedang memainkan daerah bawah milik Naruko. Pakaian yang dikenakan Naruko bagian atasnya sudah terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang berukuran C, sedangkan pakaian bawah masih dikenakan namun celana dalam yang terlihat di kebawahkan. Naruto masih terdiam dengan pandangan yang sulit di artikan karena terlalu syok, mungkin karena jarak yang memang sedikit agak jauh mereka tidak menyadari akan kedatangan Naruto.

"Kamu keluar terlalu banyak Naruko, namun sayangnya milikku masih berdiri" Ujar kakashi berdiri menunjuk celananya yang terlihat ada tonjolan dibaliknya.

Naruko yang paham maksud dari kakasih lalu memutar tubuhnya lalu dengan pelan menurunkan rel sleting kebawah, memperlihatkan kejantanan milik kakashi yang menengang keras. Naruko dengan pelan mencium batang penis milik kakashi di bawah merambat ke atas hingga ke ujung kepala, dengan perlahan membuka mulutnya hingga batang penis milik kakashi tertanam sepenuhnya di dalam mulut Naruko. Perlahan namun pasti ia menggerakan secara perlahan dengan gerakan in-out.

Suara becek yang bisa dibilang mesum adalah suara pengiring saat ini. Terlihat dari raut wajah kakashi yang menikmati akan service yang dilakukan oleh Naruko, bahkan ia memegang kepala Naruko lalu menekannya dengan keras dengan maksud agar memasukan seluruh batang keras miliknya ke dalam mulut Naruko.

Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya Naruto perlahan-lahan mundur lalu berlari meninggalkan mereka berdua yang sedang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan murid dan guru di sekolah. Ia tidak tau harus berpikir apa lagi, dibalik topeng tampang datar yang selalu ia tampilkan ternyata ada tampang lain yang ia layangkan.

Lagi-lagi banyak murid yang menatapnya aneh, namun tidak dihiraukan. Tapi Naruto sadar kalau adiknya dan sensei-nya itu sudah memiliki ikatan resmi, jadi bukankah itu wajar saja kalau mereka melakukan hal itu?

Entahlah.

TO BE CONTINUED


Pojok Author :

Udah lama gak update nih fic, karena capek sama kerjaan hehehehe...

Kok gini yah? aku pun tidak percaya ada apa dengan pikiranku yang absurd ini, kok bisa kepikiran kayak gini :v

Gak bisa banyak omong deh dan seadanya yah awokawokawok

Mind to review?