"Baekhyun."

Lelaki berparas cantik itu menoleh dan seketika tersenyum lebar ketika kedua atensinya melihat sesosok pria yang sudah lama tidak ia temui. Tangan lentiknya melambai secara spontan dengan kedua kaki yang bergerak menghampiri.

"Chanyeol Hyung."

Tanpa aba-aba pemuda berusia 18 tahun itu memeluk pria satunya dengan erat, hal itu sontak saja membuat pria yang lebih dewasa terlonjak kaget terlebih pemuda mungil itu juga menggesek-gesekan wajahnya di dada bidang yang lebih tua.

"Aku sangat merindukanmu Hyung."

Pemuda yang dipanggil Chanyeol itu tersenyum simpul sembari mengusak rambut yang lebih muda. "Hyung juga merindukanmu, kajja.. appa dan yang lainnya sudah menunggu dirumah."

Baekhyun mengangguk antusias.

..

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik."

"Aku tidak menyangka kau masih mengingat kami."

"Hyung ini bicara apa? Tentu aku tidak pernah lupa."

Chanyeol tersenyum, saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang.

"Mobil siapa ini Hyung?"

"Mobil tetangga, aku sengaja meminjamnya."

"Bukankah ini mobil untuk ternak sapi?"

"Begitulah."

"Pantas saja aku mencium sesuatu yang tidak sedap sedaritadi." Ucap Baekhyun sembari menutup hidungnya.

Chanyeol hanya tersenyum sebagai balasan, sesekali ia melirik pantulan sosok Baekhyun melalui kaca spion. Tidak terasa 8 tahun telah berlalu semenjak ia berpisah dengan pemuda berparas ayu ini. Saat itu Baekhyun masih berusia 10 tahun, namun karena suatu hal, Baekhyun yang sejak kecil sudah tinggal bersama keluarganya harus pindah ke ibukota.

Chahyeol masih ingat, Baekhyun dimasa lalu adalah adik yang sangat ia sayangi. Adik lelaki yang sering menangis hanya karena melihat seekor cicak yang jatuh dari dinding, adik lelaki yang sering mengompol ketika malam menjelang dan adik lelaki yang tidak pernah berani ke kamar mandi seorang diri.

Sekarang sepertinya sosok itu telah berubah, sosok yang dulu terlihat menggemaskan telah bertransformasi menjadi seorang pemuda yang begitu cantik. Baekhyun masih tetap terlihat menggemaskan, namun lebih daripada itu, ia terlihat jauh lebih 'menggoda.'

Rambutnya berwarna pirang, eyeliner tebal yang ia gunakan pun tampak membuat matanya terlihat lebih tajam namun terkesan sensual. Pakaian yang ia kenakan juga terlihat cukup ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Rasanya Chanyeol masih sulit untuk percaya, benarkah sosok yang duduk disampingnya ini adalah Baekhyun yang dulu ia kenal?

"Hyung sudah menikah?" Baekhyun bertanya tiba-tiba.

Chanyeol menggeleng. "Belum."

"Kenapa? Bukankah tahun ini kau sudah berusia 28 tahun?"

Chanyeol mengangguk. "Sulit mencari perempuan ataupun carrier yang mau diajak hidup susah."

Baekhyun lantas menoleh. "Maksud Hyung?"

"Kakakmu ini hanya seorang pekerja di pabrik genteng dengan penghasilan yang tidak seberapa. Kau pikir, dengan kondisi seperti ini apakah masih ada wanita ataupun carrier yang mau menikah denganku?"

"Hyung bekerja di pabrik genteng?"

Chanyeol mengangguk. "Hyung bekerja dari pukul 07.00 pagi sampai 12.00 siang. Lalu setelah itu hyung pergi mencari rumput untuk ternak tetangga."

Baekhyun tampak terkejut. "Hyung pasti banyak melalui hari yang sulit."

"Tidak juga, Hyung tetap bersyukur dengan kehidupan seperti ini." Chanyeol tersenyum sembari menatap Baekhyun.

Baekhyun ikut tersenyum. "Lalu bagaimana dengan yang lain?"

"Appa sudah berusia 48 tahun, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia bekerja sebagai kuli bangunan."

"Kuli bangunan?"

Chanyeol mengangguk. "Sehun bekerja sebagai tukang kayu sekaligus tukang las di bengkel las listrik milik sahabatnya. Paman Jongin juga tinggal bersama dengan kami sekarang."

"Paman Jongin? Kenapa? Bukankah ia punya rumah sendiri?"

"Rumah itu milik mantan istrinya, ia sudah tidak punya hak apapun lagi semenjak mereka bercerai."

"Paman Jongin sudah bercerai?"

Chanyeol mengangguk lagi. "Ne, sudah 3 tahun ini ia tinggal bersama kami."

Baekhyun lantas terdiam, banyak hal yang sudah terjadi selama ia pergi.

"Bagaimana dengan kehidupanmu di Seoul? Suho memperlakukanmu dengan baik?"

Baekhyun tersenyum. "Sangat menyenangkan tinggal di kota besar seperti Seoul, tapi tidak ada yang lebih baik dari kampung halaman sendiri."

Chanyeol ikut tersenyum. "Syukurlah kalau begitu."

.

.

.

"APPA."

Sesampainya dirumah, Baekhyun langsung memeluk Yifan (ayah Chanyeol) dengan erat. Pemuda mungil itu juga menggesek-gesekan wajahnya di dada bidang sang ayah dengan begitu seduktif hingga membuat Yifan sedikit terkejut.

"Appa sangat merindukanmu Baekhyuniee.." Yifan balas memeluk Baekhyun dengan erat.

Baekhyun melepas pelukan mereka, ia tersenyum dengan sangat cantik sembari menatap wajah sang ayah.

"Aku juga sangat merindukan Appa."

Yifan tersenyum, jujur ia merasa cukup terkejut melihat penampilan Baekhyun yang banyak berubah.

"SEHUN HYUNG, AKU PULANG."

Baekhyun berteriak nyaring sembari berlari kecil masuk kedalam rumah. Sehun yang sedang menonton televisi diruang tengah pun sampai terlonjak kaget ketika pemuda berusia 18 tahun itu memeluk sembari menggesekan kepalanya di dada Sehun.

"Baekhyun? Ini benar kau?" Sehun melepas pelukan adik kecilnya itu.

Baekhyun mengangguk lucu. "Tentu, memangnya Hyung pikir siapa?"

Sehun tersenyum canggung, ia tidak menyangka jika Baekhyun telah banyak berubah seperti ini.

"Senang melihatmu kembali."

"Aku juga sangat senang melihatmu lagi Hyung." Baekhyun tersenyum sembari menggesekan kepalanya lagi di dada bidang Sehun.

Yifan dan Chanyeol berjalan masuk kedalam rumah.

"Paman Jongin kemana Appa?" Baekhyun menoleh menatap sang kepala keluarga.

"Dia belum pulang kerja, mungkin beberapa jam lagi dia baru pulang."

Baekhyun mengangguk mengerti.

"Kau sedang libur?" Tanya Yifan sembari mendudukan bokongnya di kursi depan Baekhyun.

Baekhyun mengangguk lagi. "Ne, aku sedang libur. 2 minggu, 2 minggu aku akan menetap disini. Boleh kan Appa?"

"Kau ini bicara apa? Tentu saja boleh."

Baekhyun tersenyum sumringah mendengarnya, Chanyeol yang tak sengaja melihat itu pun ikut tersenyum secara otomatis.

.

.

.

"Yang tadi itu Baekhyun?" Sehun menatap Chanyeol dengan serius.

Chanyeol mengangguk mantap. "Memangnya kau pikir siapa?"

"Aku merasa.. dia banyak berubah."

"Berubah bagaimana? Ia tetap menggemaskan seperti dulu."

"Aku tau, Baekhyun memang menggemaskan. Tapi sekarang ia bukan Baekhyun kecil yang masih berusia 6 atau 10 tahun. Ia sudah berusia 18 tahun. Rasanya aneh sekali ketika ia masih suka menggesek-gesekan kepalanya di dada kita seperti dulu."

"Usianya memang 18 tahun, tapi sikapnya masih seperti anak kecil."

"Apapun itu, appa juga merasa jika Baekhyun banyak berubah. Terutama soal penampilan. Pakaian yang ia gunakan terlalu ketat dan terbuka. Biar bagaimanapun ia itu seorang carrier, ia bukan pria dominan seperti kita. Jika ia keluar dengan pakaian seperti itu, appa khawatir ia akan diperkosa oleh pemuda desa." Ucap Yifan yang ikut menimpali.

Chanyeol menghela nafas. "Aku juga cukup terkejut ketika menjemputnya di terminal tadi. Penampilan Baekhyun terlihat sangat 'mengundang.' bahkan tak sedikit aku melihat pemuda dan pria dewasa di sana menatap bokong Baekhyun tanpa berkedip."

"Aku pikir itu pengaruh karena ia tinggal di Seoul, biar bagaimapun pergaulan dan gaya hidup di sana pasti sangat berbeda dengan kehidupan disini." Sehun kembali bersuara.

BRAAKKK

Ketiga pria dewasa itu terlonjak kaget ketika pintu rumah tiba-tiba saja di dobrak dari luar. Jongin yang mendobrak pintu pun langsung berlari masuk kedalam rumah.

"Ya! Kau mau kemana Paman?"

"KAMAR MANDI." Teriak Jongin sambil berusaha membuka resleting celananya.

BRAAKKK

Jongin mendobrak pintu kamar mandi dengan keras sembari mengeluarkan batang penisnya dari dalam celana.

"AAAAAHHHHH."

DEG

Jongin terkejut luar biasa ketika melihat laki-laki cantik yang sedang duduk diatas toilet tanpa menggunakan celana. Paha mulus dan sesuatu yang terlihat begitu mungil tertangkap dengan sangat jelas oleh penglihatan Jongin.

"AAAAAHHHHH."

Baekhyun kembali berteriak sembari menutup wajahnya dengan menggunakan tangan. Hal itu tentu saja membuat Jongin tersadar dari keterkejutannya, lelaki berusia 45 tahun itu kembali memasukan penis kebanggaannya kedalam celana kemudian membungkuk dengan dalam.

"Mianhamnida, aku sungguh tidak tau ada orang lain di kamar mandi." Jongin langsung berbalik dan menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

BRAKKK

.

.

.

"Kenapa tidak memberitahuku jika dikamar mandi ada orang?"

Jongin mendudukan bokongnya di ruang tengah setelah melepas air seninya dibelakang pohon tauge yang ada dibelakang rumah.

"Bukankah kau memang sudah biasa masuk ke kamar mandi tanpa ijin?"

"Itu tidak berlaku untuk orang yang tidak aku kenal."

"Kau mengenalnya Paman, dia Baekhyun. Keponanakanmu."

Jongin terkejut luar biasa. "Baekhyun? Baekhyuniee?"

Sehun dan Chanyeol mengangguk.

"Wah.. aku sampai tidak mengenalinya, dia cantik sekali."

"Baekhyun memang sudah cantik sejak kecil."

"Aku tau, tapi kali ini beda. Dia terlihat jauh lebih mempesona."

"Biar bagaimanapun kau harus meminta maaf padanya Jongin ah, kau sudah masuk kamar mandi tanpa ijin." Yifan menatap adiknya dengan intens.

Jongin mengangguk. "Nanti aku akan minta maaf."

"Appa."

Yifan, Chanyeol, Sehun dan Jongin secara serempak menoleh kebelakang ketika mendengar suara Baekhyun. Detik itu juga, nafas keempat pria dewasa itu seolah terhenti ketika melihat Baekhyun yang keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk putih yang melilit ditubuh mungilnya. Lekukan tubuhnya terlihat sangat jelas, handuk kecil itu terlihat sangat pendek hingga membuat paha mulusnya terekspose dengan jelas.

"Apakah ada kamar kosong yang bisa aku gunakan?"

Yifan menelan ludahnya kelu. "Gunakan kamar appa dulu, disini hanya ada 3 kamar dan semuanya sudah terisi."

Baekhyun mengangguk mengerti. "Yang mana kamar Appa?"

"Di dekat dapur."

Baekhyun mengangguk lagi. "Arraseo, aku ganti baju dulu."

Pemuda mungil itu berbalik, namun entah bagaimana, handuk putih yang ia gunakan tiba-tiba saja melorot hingga menyentuh lantai. Hal itu tentu saja membuat keempat pria dewasa yang tengah menatapnya terkejut luar biasa.

"Aigoo, handukku terlepas."

Baekhyun terlihat panik, ia langsung membungkuk untuk mengambil handuk yang terjatuh tadi. Namun hal itu lagi-lagi sukses membuat laki-laki dibelakangnya semakin membelalakan mata mereka kaget. Dengan posisi membungkuk seperti itu, pantat sintal nan bulat milik Baekhyun seolah diperlihatkan secara cuma-cuma dihadapan mereka.

Baekhyun langsung berlari ke dalam kamar sang ayah dengan wajah yang memerah malu. Hal yang sama juga terjadi pada keempat lelaki dominan yang kini hanya mampu terdiam dengan wajah yang semerah tomat. Entah apa yang mereka pikirkan, namun yang pasti, naluri mereka sebagai lelaki dominan seolah terusik dengan hadirnya seorang carrier binal di kediaman mereka.

.

.

.

TOK TOK TOK TOK

"Baek, kau sudah selesai? Appa sudah siapkan makan malam."

CKLEK

DEG

Yifan kembali termangu, Baekhyun keluar kamar dengan pakaian yang terlihat cukup seksi. Hotpants merah muda diatas paha ia padupadankan dengan tank top ketat berwarna senada. Lagi, Yifan harus menelan ludahnya dengan susah payah.

"Kau.. pakai tanktop?"

Baekhyun mengangguk. "Tanktop seperti ini sedang ngetren dikalangan para carrier di ibukota. Zaman sekarang tanktop seperti ini tidak hanya dipakai oleh perempuan saja Appa."

Yifan menggaruk tengkuknya pelan. "Yasudah, ayo kita ke meja makan."

Baekhyun mengangguk lagi. "Ne."

..

"Ikan asin?"

Yifan mengangguk. "Persediaan makanan dirumah ini sudah hampir habis, hanya tinggal tersisa ikan asin. Appa minta maaf, seharusnya appa bisa menyiapkan makanan yang lebih layak di hari pertamamu kembali kerumah."

Baekhyun tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, aku akan tetap memakannya."

Chanyeol, Sehun dan Jongin hanya bisa terdiam ditempat duduk mereka. Sesekali, Jongin dan Sehun melirik kearah puting Baekhyun yang terjiplak jelas dari balik tanktop yang ia gunakan. Lain halnya dengan Chanyeol yang bahkan tidak berani menatap kearah Baekhyun.

Baekhyun menatap sepiring ikan asin yang tersaji dihadapannya, alisnya kemudian bertaut ketika melihat ikan asin yang terlihat gelap.

"Ikan asinnya gosong ya?"

Yifan terdiam. "Gosong?"

"Terlihat jelas Appa, warnanya saja gelap begini. Api untuk menggoreng ikan asin tidak boleh terlalu besar, jika terlalu besar, hasilnya akan seperti ini."

"Ah, begitu? Appa tidak terlalu pandai memasak."

Baekhyun terdiam selama beberapa detik. "Apa selama ini kalian terbiasa makan masakan seperti ini?"

"Kami biasanya membeli masakan yang sudah jadi di ujung jalan sana. Tapi jika kami sedang tidak punya uang, biasanya kami hanya akan membeli telur atuapun ramyeon untuk kami masak sendiri dirumah." Ucap Chanyeol yang akhirnya menimpali.

"Lalu ikan asin ini kalian dapat darimana?"

"Pemberian dari tetangga." Ucap Sehun kemudian.

Baekhyun mengetukan jari-jemarinya diatas meja makan.

"Ah iya, aku baru ingat. Aku membawa beberapa bungkus kentang dari Seoul. Untuk malam ini kita makan kentang goreng saja, besok aku akan belanja bahan makanan di pasar dan membuatkan makanan yang lebih layak untuk kalian."

Yifan tersenyum. "Terimakasih banyak Baekhyun ah."

"Sama-sama. Aigoo, beginilah jadinya jika 4 laki-laki dominan seperti kalian tinggal dibawah satu atap. Tidak ada yang bisa memasak, tidak ada yang mengurus rumah dan tidak ada yang melahirkan keturunan ckckck. Kalian sungguh menyedihkan, carilah pasangan dan segeralah menikah." Baekhyun tersenyum sembari beranjak ke arah dapur.

Keempat pria dominan itu akhirnya bisa kembali bernafas dengan normal setelah sebelumnya pernafasan mereka seolah terhambat karena puting yang menjiplak dibalik tanktop yang Baekhyun kenakan.

"Aku bisa terkena serangan jantung jika terus seperti ini." Sehun berucap sembari mengusap dadanya yang masih berdetak tak karuan.

"Entah kenapa aku merasa Baekhyun seperti sengaja menggoda kita." Jongin akhirnya bersuara.

Yifan tidak merespon, pria berusia 48 tahun menghela nafasnya pelan. Sama seperti Sehun, saat ini ia juga sedang berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat.

"Chanyeol ah, apa yang kau lihat?"

Chanyeol tersentak, ia menatap kearah Jongin yang baru saja bertanya.

"Kenapa kau terus melihat kearah dapur?"

Chanyeol menggeleng. "Aniyo, aku tidak melihat apapun."

.

.

.

TOK TOK TOK TOK

"Baekhyun, appa boleh masuk?"

Baekhyun yang tengah mengusapkan krim malam diwajahnya berteriak dari dalam kamar.

"Masuk saja Appa, pintunya tidak dikunci."

CKLEK

Yifan masuk kedalam kamar dan tersenyum kecil melihat Baekhyun yang tengah duduk di meja nakas sembari merapihkan krim diwajah cantiknya.

"Appa mau kemana?" Baekhyun bertanya ketika ayahnya hendak beranjak sembari membawa bantal.

"Tidur diluar, wae?"

"Kenapa harus tidur diluar? Appa bisa tidur disini, ini kan kamar Appa."

Yifan mengernyit bingung. "Bukankah Baekhyuniee akan tidur disini?"

Baekhyun mengangguk. "Ne, kita bisa tidur bersama."

Yifan cukup terkejut mendengarnya. "Tidur bersama? Itu tidak mungkin Baek."

"Kenapa tidak? Saat aku masih kecil kita sering tidur bersama."

"Sekarang kau sudah besar Baek, tidak mungkin kita tidur bersama."

"Tapi aku tetap anak Appa kan?"

"Kau tetap anak appa-"

"Jadi, apa masalahnya? Tidak ada salahnya jika ayah dan anak tidur bersama."

"Tapi-"

"Appa, kita sudah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukan moment-moment yang sering kita lalui bersama seperti dulu."

Yifan terdiam.

"Appa ingat dulu Appa sering menceritakan dongeng putri Nam Jung dari Gunung Junggigo sebelum aku tidur? Aku sangat merindukannya Appa, aku ingin Appa menceritakan dongeng itu lagi seperti dulu." Baekhyun terlihat begitu antusias.

Yifan semakin terdiam, ia dilema. Apa ia harus menuruti permintaan putranya ini? Ia memang biasa membacakan dongeng itu ketika Baekhyun masih kecil, tapi sekarang? Keadaannya sudah berbeda. Baekhyun bukan anak kecil berusia 7 tahun lagi. Sekarang ia sudah berusia 18 tahun dan Yifan takut kehilangan akal jika harus menidurkan Baekhyun lagi seperti dulu.

"Appa, ayo kita tidur."

Tidur? Entah kenapa Yifan berpikir jika tidur yang dimaksud Baekhyun adalah tidur dengan maksud yang berbeda.

.

.

.

"Dahulu kala, ada seorang putri cantik jelita bernama Nam Jung yang dibuang oleh ibu tirinya di Gunung Junggigo. Suatu hari, ia tanpa sengaja bertemu dengan seekor harimau gunung yang mampu berbicara. Harimau itu bisa mengabulkan semua permintaan sang putri dengan syarat ia harus mencium si harimau itu. Sang putri tidak punya pilihan, ia terpaksa mencium harimau itu agar ia bisa membalaskan dendamnya pada sang ibu tiri. Namun diluar dugaan, harimau itu langsung berubah menjadi pangeran tampan yang telah dikutuk menjadi harimau selama 10 tahun. Singkat cerita, mereka kemudian menikah dan menjadi keluarga bahagia selamanya. Selesai."

Baekhyun tersenyum kecil. Singkat, padat, dan jelas. Itulah ayahnya ketika ia sedang menceritakan dongeng. Ayahnya memang benar-benar payah untuk urusan mendongeng. Tapi entah kenapa Baekhyun menyukainya, ia sangat menyukai cerita dongeng ayahnya yang terdengar membosankan itu.

"Lalu bagaiman dengan ibu tiri putri Nam Jung?"

"Ia menyesal telah membuang putrinya ke Gunung Junggigo."

"Hanya seperti itu? Membosankan sekali."

Yifan tersenyum tipis.

Baekhyun menyenderkan kepalanya di dada bidang sang ayah. Posisinya saat ini mereka sedang tidur diatas ranjang yang sama dengan posisi terlentang. Yifan terlihat cukup kaget karena Baekhyun yang secara tiba-tiba menyandarkan kepalanya diatas dada.

"Dulu aku selalu tidur dengan nyenyak jika menyandarkan kepalaku di dada Appa. 8 tahun sudah berlalu tapi dada Appa tetap terasa kuat dan kokoh, sekarang bahkan terasa lebih keras dan kuat. Appa rajin olahraga?"

Yifan menggeleng. "Appa sering melakukan pekerjaan berat, itu yang membuat badan Appa tetap terlihat kekar diusia yang hampir menginjak 50 tahun."

"Auuchh, Appa memang keren. Aku suka pria maskulin, aku suka pria yang jantan."

Entah sengaja atau tidak, jari jemari Baekhyun bergerak memutar di dada sang ayah. Hal itu tanpa sadar membuat Yifan memejamkan matanya.

"Baek.. kau harus tidur diatas bantal."

"Kenapa? Aku suka tidur diatas dada Appa."

Nafas Yifan mulai memberat, detak jantungnya pun kembali berdetak dengan cepat.

"Appa.. tidak bisa menahannya lagi."

Baekhyun mengernyit bingung, ia mendongak dan menatap sang ayah dengan ekspresi polos yang terlihat sangat menggemaskan.

"Keluarkan saja jika Appa sudah tidak bisa menahannya." Baekhyun tersenyum dengan sangat cantik.

Yifan menelan ludahnya dalam.

.

.

.

Pukul 00.00 tepat, Chanyeol dan Sehun tidur dengan posisi saling membelakangi. Dirumah ini hanya ada 3 kamar. Satu dipakai Yifan, satu lagi dipakai Jongin dan yang terakhir dipakai oleh mereka berdua.

Kedua lelaki tampan berbeda usia tiga tahun itu tidur diatas sebuah kasur lipat panjang yang digelar diatas lantai. Keduanya sama-sama belum tertidur, lebih tepatnya mereka sama sekali tidak bisa tidur karena satu alasan yang sama.

Baekhyun..

Sehun menghela nafas, lelaki berusia 25 tahun itu berbalik terlentang sembari mengusap wajahnya kasar. Sesuatu dibalik kolor hitam pendek yang ia gunakan tampak mengembung akibat hasrat yang mungkin belum tersalurkan.

"Aku tau kau belum tidur Hyung."

Chanyeol tidak menjawab, ia tutup kedua matanya dan berusaha untuk berpetualang ke alam mimpi.

"Aku memang pria brengsek Hyung, harus aku akui aku cukup terangsang karena kemolekan tubuh Baekhyun. Aku memang bukan kakak yang baik, seharusnya aku tidak merasa begini pada adikku sendiri."

Chanyeol kembali membuka mata, ia ikut terlentang dan melirik kearah selangkangan Sehun yang sudah mengembung.

Sehun melirik kearah celana kakaknya dan berdecih pelan kemudian. "Bukan aku saja ternyata."

Chanyeol tidak menjawab, ia tak memungkiri jika ia juga terangsang akan kemolekan tubuh adiknya sendiri. Itu semua terlihat jelas dari celananya yang juga mengembung.

"Menurutmu apa yang membuat Baekhyun menjadi seperti itu? Baekhyuniee ku yang dulu adalah bocah mungil yang begitu polos dan suci, bukan carrier binal seperti yang kita temui hari ini."

Chanyeol terdiam selama beberapa detik. "Aku juga tidak tau, tapi mungkin karena pengaruh pergaulan di kota besar yang membuatnya menjadi seperti itu."

"Apa menurutmu dia masih perawan?"

"Apa yang kau katakan? Tentu saja adik kita masih perawan, Baekhyun adik kita. Dia bukan carrier murahan yang bisa dengan mudah menyerahkan kesuciannya pada orang lain."

Sehun tersenyum kecil. "Aku tau, Baekhyuniee kita adalah carrier baik-baik yang tak mungkin menyerahkan keperawanannya kepada sembarangan orang."

"Tentu, Baekhyuniee kita adalah carrier baik-baik."

"Tapi.. jika Baekhyun masih perawan, itu berarti.. lubangnya masih sangat ketat dan juga hangat."

DEG

Dada Chanyeol kembali bergemuruh hebat ketika Sehun mengucapkan itu.

"Aku bisa membayangkannya, lubang sempit nan hangat itu akan berdarah ketika sebuah penis besar menorobos masuk kedalamnya. Lubang itu pasti akan meremas dan menghisap kejantanan siapapun yang berhasil memasukinya. Siapapun lelaki yang beruntung itu pasti akan memejamkan matanya karena kenikmatan."

PLETAKK

Chanyeol memukul kepala adiknya itu. "Bisa-bisanya kau berbicara kotor tentang adikmu sendiri."

Chanyeol langsung berdiri dan segera berjalan keluar kamar.

"Kau mau kemana Hyung?"

"Mencari timun."

.

.

.

Yifan meneguk air dingin dari dalam kulkas, dadanya masih saja bergemuruh akibat Baekhyun yang tanpa sadar terus menggodanya. Beruntung Yifan masih bisa menguasai diri, jika tidak, mungkin ia sudah memperkosa anaknya sendiri.

Pria berusia 48 tahun itu lantas mengambil sebuah timun dari dalam bungkusan yang ia simpan di dalam kulkas.

"Appa."

Yifan menoleh. "Chanyeol, Sehun. Kalian belum tidur?"

Chanyeol dan Sehun saling berpandangan dalam diam, atensi mareka lantas teralih pada sang ayah yang berdiri kaku di depan lemari es. Terutama kearah celana sang ayah yang tampak mengembung.

Yifan menunduk lalu kemudian menghela nafas, ia kembali melirik kearah anak-anaknya yang lalu kemudian ia sadar jika celana mereka juga sama-sama mengembung.

CKLEK

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Pintu kamar mandi tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan sosok Jongin yang hanya menggunakan sebuah celana kolor tipis diatas lutut.

"Apa yang kau pegang paman?" Tanya Chanyeol yang melihat sesuatu ditangan pamannya.

Jongin melihat kearah tangannya sendiri lalu kemudian ia menggaruk tengkuknya pelan. "I-ini.."

Yifan hanya menatap dalam diam, jelas itu timun bekas pakai. Timun yang tengahnya dilubangi lalu kemudian isinya dikeluarkan. Setiap laki-laki dominan pasti sangat paham untuk apa timun itu digunakan.

"Jadi kita punya masalah yang sama?" Ucap Sehun kemudian.

Mereka berempat tampak menghela nafas dengan panjang.

"Baekhyun.. ia memintaku untuk tidur dengannya dan membacakan dongeng untuknya."

"Kau melakukannya?" Jongin menatap sang kakak.

"Aku tidak sampai hati untuk menolaknya, sialnya ia seperti sengaja menggodaku. Aku hampir saja lepas kendali tadi."

"Appa memperkosa Baekhyun?" Tanya Chanyeol kemudian.

"Aniya! Dia putraku, appa tidak mungkin melakukannya."

"Sekarang Baekhyun sudah tidur?"

Yifan mengangguk. "Appa memaksanya tidur agar ia tidak terus-terusan menggoda appa. Sekarang malah giliran appa yang tidak bisa memejamkan mata sama sekali."

"Jadi.. ada berapa sisa timun yang tersisa?" Tanya Sehun kemudian.

Yifan menghitung sisa timun yang tersisa di dalam kulkas. "Ada lima."

"Bagus, kita masih bisa menggunakannya. Besok aku akan membeli 1 kilo lagi untuk persediaan."

"Kalian akan melakukan itu? Itu tindakan asusila!"

"Appa juga akan melakukan itu kan? Timun lebih baik daripada para pelacur diluaran sana. Appa pasti tau rasanya, pria akan sulit tidur jika spermanya tidak dikeluarkan."

Yifan berdecak frustasi, bagaimana mungkin ia membiarkan anak-anaknya melakukan masturbasi? Tapi ia juga tidak punya pilihan karena ia sendiri pun harus mengeluarkan spermanya sendiri agar ia bisa terlelap.

"Arasseo, tapi hanya kali ini saja aku ijinkan kalian melakukan masturbasi."

Sehun dan Chanyeol mengangguk pelan.

"Berikan timunnya Appa, biar kami yang lubangi." Ucap Chanyeol kemudian.

Yifan memberikan timun itu kepada Chanyeol, lelaki berusia 48 tahun itu kembali menghela nafas. Baru satu hari Baekhyun kembali, tapi seluruh penghuni rumah sudah dibuat kelabakan seperti ini. Yifan tidak tau apakah ia bisa bertahan atau tidak, tapi jika Baekhyun terus menggodanya, Yifan tidak bisa menjamin jika ia tidak akan menyentuh Baekhyun. Ia juga tidak yakin apakah adik dan anak-anaknya bisa bertahan tinggal satu atap dengan carrier binal seperti Baekhyun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

FF baru lagi, FF ini udah diketik dari satu tahun yang lalu dan udah tamat. Cuma waktu itu author ragu buat up di ffn karena temanya begini. Tapi akhirnya author beraniin buat up sekarang.

Lebih dari 10 review, next chapter 2 yaaa..

Dan buat yang nungguin ff author yang lain, ditunggu aja. Author masih perlu waktu buat nyelesain yang belum selesai hehehe