Lala-chan ssu and val pururin proudly present
It's Like Beauty and the Beast
Pair: AoAka
Rated: T (uhuk untuk sekarang uhuk)
Disclaimer: Mau saya nangis darah dan jadi demon slayer juga Kurobas hanya milik om Fujitada
Warning: AU, OMEGAVERSE, TWIN!BOKUSHI ORESHI, BAHASA CAMPUR ADUK BAKU-GAUL, GAJE, ABAL, OOC, NISTA, DLL DKK
Note: Disini Shiori masih hidup dan Masaomi sayang sama oreshi
DLDR
~~oo00oo~~
Chapter 1: What?! Really?!
~~oo00oo~~
Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata Akademi Teikou?
Sebuah sekolah bertaraf internasional, dengan segudang prestasi mulai akademik dan non-akademik. Murid-murid yang bersekolah di sini pun kebanyakan berasal dari kalangan keluarga bangsawan, memiliki relasi dengan pemerintah, atau sekedar keluarga kaya.
Bicara soal akademi Teikou, tak lengkap rasanya bila tak membicarakan prestasi tim basket mereka.
Tim basket akademi Teikou dikenal sangat kuat bahkan sejak generasi pertama dibentuk hingga sekarang mencapai angkatan ke-504. Dengan prinsip 'Kemenangan adalah Segalanya', mereka menyabet semua piala baik kejuaraan nasional Jepang maupun internasional. Membuat tim mereka begitu dikenal dan disegani.
Ada cerita menarik semenjak dua tahun lalu. Dikabarkan tim basket akademi Teikou semakin kuat, dengan adanya tim spesial yang disebut sebagai 'Generasi Keajaiban'. Dan kini di SMA, mereka makin diperkuat hingga diberi nama tim Vorpal Swords.
~~oo00oo~~
"MINNAAAA! OHAYOOUU SSUU!"
"KISE, BERISIK!"
"HIDOII!"
Ya, inilah kebiasaan sehari-hari para Vorpal Swords yang terkenal itu. Begitu berisik. Padahal dengan kemampuan basket dan ketampanan mereka semua, ditambah mereka semua adalah alpha, mereka terbilang cukup populer.
"Kalian ini, kita sudah kelas satu SMA, bersemangat sedikit dong!" keluh Kise Ryouta sambil duduk di kursinya.
"Bersemangat dan berisik itu berbeda, nodayo." Ujar Midorima Shintarou yang duduk di hadapannya sambil menaikkan kacamatanya. Di sebelahnya, sosok tinggi bernama Murasakibara Atsushi hanya duduk sambil memakan cemilannya.
"Kise-kun, lain kali pikirkan bahwa orang-orang menganggapmu menyebalkan." Ujar sosok yang duduk di sebelah Kise, Kuroko Tetsuya.
"Hido—aku memang semenyebalkan itu?!" tanya Kise.
"Ngomong-ngomong, kalian lihat si Ahomine?" tanya Kagami Taiga yang duduk di ujung meja. Tempat di sebelahnya kosong.
"JANGAN MENGABAIKANKU SSU!"
"Yo, semua."
Panjang umur, sosok berambut navy degan seragam acak-acakan menghampiri meja kantin yang penuh makhluk berwarna-warni itu. Ialah ace Generasi Keajaiban dan Vorpal Swords, Aomine Daiki. Tanpa basa-basi, ia langsung duduk di sebelah Kagami.
"Kau itu darimana saja hah?" Kagami bersungut sedangkan Aomine hanya menguap.
"Aku mengerjakan PR semalaman." Ujar Aomine.
"Bohong. Aomine-kun pasti semalaman menonton film porno." Tukas Kuroko datar.
"Oi Tetsu jangan bilang begitu—"
"Mana mungkin Aominecchi belajar, kan?" tanya Kise sambil menahan tawa.
"Kise sialan—"
"Mine-chin belajar? Nanti akan hujan." Gumam Murasakibara yang sedaritadi diam.
"Sialan kalian semua!" keluh Aomine. Kise dan Kagami sontak tertawa terbahak-bahak
"Oy, Ahomine. Kalau sikapmu begitu terus para omega akan lari ketakutan." Ujar Kagami
"Betul! Nanti Aominecchi akan hidup sendirian ssu!" tambah Kise.
"Kalian berdua jangan bicara begitu Kise-kun, Kagami-kun." Tegur Kuroko.
"Tetsu..." Aomine tersentuh. Memang Kuroko alias bayangannya sejak SMP itu memang sahabat terbaiknya. Yang lain buang aja ke laut.
"Daripada hidup sendirian, lebih tepat bahwa dia akan sendirian sampai mati."
Coret itu. Rupanya Kuroko sama setannya.
"Tetsu, sialan kau!" gerutu Aomine.
"Tapi ucapan mereka ada benarnya, Aomine. Sikapmu itu kurang pantas. Apa kau akan bersikap begitu pada calon omegamu nanti?" Midorima kembali membetulkan kacamatanya.
"Hah?! Harusnya aku yang tanya begitu! Kau tidak kasihan pada Takao itu kalau kau masih membawa barang-barang aneh, Midorima?" tanya Kagami.
"Ini lucky item. Bukan barang aneh, nodayo!"
"Mido-chin, kau yakin tuh Mine-chin akan dapat omega?" tanya Murasakibara.
Teman bangsat, bukannya jodohin ke orang kek malah ngatain.
"Hah. Kalian ngomong begitu tapi semua masih jomblo kan?!" sungut Aomine.
"YA ELU JUGA JOMBLO, BAMBANK! UDAH JOMBLO, BUTEK, BURIK, MESUM, IDUP LAGI!"
"Kata siapa?" Aomine mendengus sambil mengorek kupingnya. "Aku punya mate."
"Hah? Makhluk butek kayak kau? Punya mate? Dunia kiamat, tolol!" sembur Kagami.
"Betul itu! Omega waras mana yang mau sama Aominecchi?" tanya Kise sambil menahan tawa.
"Aomine-kun, tolong halunya dikontrol." Ujar Kuroko.
"Kau harus ke dokter, Aomine." Tambah Midorima.
"Mine-chin, nih Sn*cker. Situ rese kalo laper." Murasakibara malah iklan.
"Dih gak percaya." Aomine mendengus. "Liat aja nanti."
Kemudian, bel tanda pelajaran pun di mulai. Aomine memasuki kelasnya bersama dengan Kise.
"Dai-chan! Ki-chan! Selamat pagi!" sapa seorang perempuan omega dengan rambut panjang berwarna pink. Momoi Satsuki namanya
"Ohayou Momochi!" sapa Kise. Aomine hanya berlalu menuju tempat duduknya.
Tak lama, wali kelas mereka pun masuk. Setelah ketua kelas memberi aba-aba, semua murid duduk di tempat masing-masing.
"Kali ini kelas kita kedatangan murid baru." Ujar wali kelas mereka sambil mengecek catatan. Sontak semua murid berbisik-bisik. Siapa gerangan murid baru itu? Kise nampak bersemangat sedangkan Aomine hanya menatap langit biru dari jendela.
Setelah dipersilahkan, seseorang bertubuh mungil dan berambut merah memasuki ruang kelas. Wajahnya yang manis dan parasnya yang menawan menyita perhatian seluruh kelas, terutama para alpha. Tentu saja karena murid baru yang datang adalah seorang omega.
"Perkenalkan semua, nama saya Akashi Seijuurou. Saya merupakan pindahan dari Seirin Elite Omega School. Saya harap saya bisa berteman baik dengan kalian semua."
~~oo00oo~~
Saat istirahat, terlihat Akashi dikerumuni oleh murid-murid lain. Si omega berambut merah itupun tersenyum dan menjawab semua pertanyaan teman-temannya dengan ramah.
"Hebaaat kau putra pemilik Akashi corp. itu kan?"
"Iya, benar."
"Ne, ne, boleh kupanggil Akashi-kun?"
"Tentu saja boleh."
"Naa, Akashi. Sekolah omega itu seperti apa?"
"Sepertinya sama seperti sekolah pada umumnya. Hanya saja muridnya dan kebanyakan staffnya omega."
Dan pertanyaan demi pertanyaan terus muncul.
"Aominecchi, kau tidak mau ikut bertanya?" tanya Kise. Tubuhnya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan.
"Hah? Nggak, ah. Malas." Ujar Aomine.
"Oh iya, Aominecchi. Soal kau punya mate itu bohong, kan?" tanya Kise sambil bersandar ke kusen jendela.
"Hah? Kau pikir aku bohong?"
"Ayolah, kita kan sobat sejak SMP. Kalau kau punya mate, kau pasti memberitahuku. Lagian omega macam apa yang mau denganmu?"
"Kise bangsat, gua sumpahin jatoh lo dari lantai tiga!"
"Ya santuy sih bambank!"
Akhirnya, Aomine dan Kise kembali mencuri dengar ribut-ribut dari meja Akashi. Tak lama, salah seorang alpha bertanya pada Akashi.
"Hey, apa kau sudah punya mate?"
Akashi mendongak menatap alpha yang menanyakan hal itu. Terlihat, para alpha lain langsung mendengarkan dengan antusias. Akashi mengerjap lalu mengulas senyum.
"Aku sudah memiliki mate." Jawab Akashi. Hal itu membuat murid perempuan bergumam kagum dan para alpha menghela napas. Mereka tak punya kesempatan.
"Hei, hei. Seperti apa alphamu?" tanya seorang murid perempuan.
"Ia orang yang baik. Malahan, ia bersekolah di sini." Ujar Akashi, masih tersenyum.
"EEEEHH?!" seluruh murid gempar, bahkan Kise. Hanya Aomine yang masih terdiam.
"Siapa? Siapa matemu?" tanya para alpha. Akashi mengetuk dagunya lalu menunjukkan jarinya.
Jarinya mengarah pada...
Kise terbelalak. Semua murid pun terbelalak.
Akashi tersenyum manis.
Karena jarinya mengarah pada
Aomine
"Aomine Daiki adalah mateku."
"EEEEHHH?!"
~~oo00oo~~
"Ayah, ibu, kakak, aku ingin masuk SMA biasa."
Sang ayah meremas koran yang dibaca, sang ibu tanpa sengaja menjatuhkan rajutannya, dan sang kakak menggebrak mejanya.
"TIDAK BOLEH!"
"Kenapa?"
Sang kakak, Akashi Seijirou, langsung memegang kencang bahu sang adik hingga membuatnya mengaduh.
"Pokoknya tidak boleh. Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu? Siapa tahu alpha brengsek macam apa yang mendekatimu di sana?"
"Seijirou, tenangkan dirimu." Ujar sang ibu, Akashi Shiori. Wanita itu menghela napas dan mengusap rambut putra bungsunya.
"Seijuurou, apa kau yakin?" tanya sang ibu. Akashi bungsu itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya sang ayah. Akashi menggumam.
"Aku berpikir, aku selalu masuk sekolah omega sejak aku SD. Aku ingin mendapatkan pengalaman baru. Jadi, kupikir aku ingin masuk sekolah biasa." Jelas Akashi. Mendengar itu, sang ayah menggumam.
"Baiklah, kau boleh masuk sekolah biasa."
"Ayah!" protes putra sulungnya terdengar, sementara si bungsu langsung berbinar senang.
"Tapi ada syaratnya." Lanjut sang ayah,
"Dan apakah itu?"
"Kau harus masuk Akademi Teikou."
~~oo00oo~~
"Jadi begitu. Maksudmu aku diminta melindungimu?" tanya Aomine saat ia dan Akashi berjalan di taman sekolah yang asri.
Keluarga Aomine memiliki hubungan dengan keluarga Akashi sejak dulu sekali. Ia dan Akashi pun berteman akrab, ditambah kesukaan mereka yang sama terhadap olahraga basket membuat mereka semakin dekat.
Perlahan, perasaan cinta mulai tumbuh. Melihat kedekatan mereka pun membuat kedua pihak keluarga mereka tak keberatan mereka menjalin hubungan di masa depan. Hal itu tentu saja membuat Aomine dan Akashi senang.
"Kau tak perlu melindungiku, Daiki. Aku mampu menjaga diriku sendiri, jadi nikmati saja masa sekolahmu." Ujar Akashi. Aomine menyeringai. Ia duduk di sebelah Akashi dan merangkulnya.
"Masa sekolahku akan jadi yang terbaik bersamamu." Ujar Aomine, mengundang tawa kecil keluar dari bibir Akashi.
Dan dengan itulah, kisah mereka berdua pun di mulai.
~~~TO BE CONTINUED~~~
*terjun pake roket challenger* *ditabok*
HALO SEMUAAA KETEMU LAGI NIIHH hehehe kali ini idenya punya val pururin (lagi) untuk bikin A/B/O AoAka
Dan kali ini multichap yang berisi slice of life. Gak ada aneh-aneh kok
...mungkin *slap*
Jadi bagaimana? Ada keluhan? Rikues? Atau lainnya?
Sampaikan di kotak review~~