Pahlawan yang di lupakan
Crossovers: Naruto,. Vocaloid
Pair: Naruto Uzumaki,. Hatsune Miku.
Genre:Drama,. Romance,. Adventure.
Episode 3:
"Uzumaki Naruto-kah, nama yang bagus" gumam Miku lalu ia pun meletakan lilin penerang itu di meja dekat kasur dan memilih langsung berbaring dan tidur, sambil tersenyum.
Tak lama kemudian pintu kamar kembali terbuka memperlihatkan seorang lelaki berambut pirang dengan gaya jabrik dan wajahnya tertutup topeng rubah, berjalan ke arah kasurnya dan ia kaget melihat ada perempuan di kamarnya dan perempuan itu adalah gadis yang ia tolong sewaktu di hutan kematian sedang tertidur lelap.
'Kenapa dia ada di kamarku? Apa dia melihat nama di kasurku atau gawat' batin Naruto yang mulai sadar kesalahannya di mana teringat secara tidak sengaja menunjuk kamarnya untuk di tiduri gadis itu.
'Sial, kenapa aku menunjuk kamar ini' batin Naruto, ia benar benar lupa kalau kamar itu adalah kamarnya waktu tadi dan menunjuk kamar itu untuk tempat tidur Miku.
Tapi melihat Miku bisa tidur dengan tenang, Naruto jadi berpikir, kalau gadis itu tidak melihat nama yang terukir di ranjangnya dan langsung tidur saat masuk kamar.
'Sebelum jadi masalah besok, sebaiknya aku membunuhnya' batin Naruto sambil mengambil kunai di kantong senjatanya, namun saat Naruto sudah siap menusukan pisaunya ke leher gadis itu, Naruto tidak jadi melakukannya, ia diam dan matanya menatap ekspresi polos dari gadis yang di tolong nya waktu itu.
Perasaan tak tega muncul di benaknya dan akhirnya Naruto memilih keluar dari kamar yang seharusnya menjadi tempatnya untuk beristirahat dan akhirnya Naruto memilih untuk tidur di kamar sebelah yang mana sebenarnya itu dirancang untuk menjadi kamar tamu sementara dan kamar yang seharusnya ia pinjamkan.
Di kamar itu terlihat begitu polos dan sederhana, hanya ada lemari baju dan juga kasur, Naruto pun tidur disana dengan topeng yang masih terpasang di wajahnya.
Ke esokan harinya.
Miku pun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ayam yang berkokok, ia mulai bangun dan keluar dari kamar lalu melihat lihat seluruh isi ruangan atau rumah pohon Naruto, ia pun melihat ada sebuah kompor gas dan juga lemari es, disana gadis bermarga Hatsune menemukan berbagai bahan makanan, berupa sayur dan lainnya, salah satunya daging ayam. yang masih segar.
Oh iya rumah pohon Naruto juga diberikan fasilitas tambahan berupa tenaga listrik, dengan kemampuan dari Uchiha Sasuke, ia mampu menciptakan kekai Ilusi yang membuat kabel listrik dari desa yang mengarah ke arah rumah Naruto tidak terlihat dan tidak tersentuh, agar tidak ada yang tau rumah Naruto ada dimana.
Miku pun tersenyum melihat bahan bahan makanan yang ada di rumah pohon tersebut.
"Meski terlihat sederhana, rumah Menma-san ternyata memiliki peralatan yang cukup bagus" gumam Miku sambil tersenyum, ia juga bingung dimana rumah Menma bisa mendapatkan listrik, bukan hanya itu, ia juga bingung kenapa hanya kamar tidur itu saja yang tidak memiliki listrik.
Miku pun mengambil beberapa bahan makanan yang ada dan mulai memasaknya, dengan terampil Miku mencuci dan memotong-motong sayuran dan juga danging ayam yang ada, sambil bersenandung ria, ia terlihat menikmati pekerjaannya.
"Na na, nananana~~~~~"
Di kamar tamu dimana Naruto tidur.
Naruto yang asik tidur tiba-tiba mendengar suara senandung yang terdengar begitu merdu di telinganya, langsung membuka matanya secara perlahan.
"Suara yang indah siapa yang bersenandung pagi-pagi begini?" gumam tanya Naruto dengan keadaan tubuh yang benar-benar kacau, ia bangun dan keluar dari kamar dalam ke adaan yang masih mengenakan topeng.
Saat berjalan ke arah suara betapa kagetnya dirinya, melihat gadis manis yang katanya belum terbiasa hidup sederhana sedang memasak di rumah pohonnya yang sederhana, Miku yang asik memainkan pisaunya untuk memotong bawang merah dan putih, harus di kagetkan dengan kemunculan Naruto.
"Me, Menma-san."
"Hem, suaramu bagus juga" puji Naruto.
Miku yang mendengar pujian itu hanya bisa tersenyum ke arah Naruto.
Kali ini Miku terlihat begitu sederhana dengan Kimono yang Naruto berikan dan gaya rambutnya juga nampak berubah menjadi di biarkan terurai.
"Kau sedang apa ?" tanya Naruto.
"Kau tidak lihat aku sedang memasak." Jawab Miku sambil menatap wajah Naruto yang tertutup oleh topeng.
"Oh, mau aku bantu?" tanya Naruto.
"Tak usah, aku tidak ingin merepotkanmu, aku sudah di ijinkan menumpang disini saja sudah sangat bagus, aku tidak ingin terus bergantung padamu, setidaknya ijinkan aku untuk bisa berguna di rumahmu ini." Tolak Miku pada keinginan Naruto.
"Apa yang kau katakan? Nanti kau akan tinggal sendiri di apartemen, di desa Konoha." ucap Naruto pada saat itu.
"Maaf, Menma-san bisakah kau ijinkan aku untuk tinggal di rumah ini, aku akan melakukan apa saja, asalkan kau mengijinkanku untuk tinggal disini." Pinta Miku pada saat itu.
"Kenapa? Kenapa kau ingin tinggal disini? Bukankah tempat ini terlalu berbahaya untuk orang sepertimu?" tanya Naruto kebingungan sambil mendekati Miku dan membantunya untuk menyiapkan bumbu bumbu makanan.
"Entahlah aku tidak tau, aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya hidup di tempat seperti ini, setidaknya sampai aku tau arah jalan kembali."
"Kenapa kau tidak ingin tinggal di apartemen, yang ada di desa Konoha?" tanya Naruto pada Miku lagi.
"Bagaimana kalau aku bertanya padamu, kenapa kau juga begitu?" tanya balik Miku.
"Hem?" gumam Naruto mulai bingung.
"Haaah, Menma-san, kalau memang ada desa kenapa kau lebih memilih tinggal di hutan seperti ini?" tanya Miku pada Naruto, yah Miku memanggil Naruto dengan sebutan Menma karena Naruto memperkenalkan diri sebagai Menma
Naruto terdiam mendengar pertanyaan itu, jujur ia tidak bisa menjawabnya begitu saja.
"Kenapa kau menanyakan alasanku?" tanya Naruto.
"Karena aku ingin tau dan jika kau tidak mau memberitahukan alasanmu dengan benar, aku juga tidak akan menjawab kenapa aku ingin tinggal disini." Jawab Miku.
"Oh, hm, baiklah, aku merasa kurang nyaman berada di desa itu." Jawab Menma pada saat itu.
"So, hem, mungkin aku sudah cukup senang tinggal di rumah ini." jawab Miku.
"Eh, tapi bagaimana kau bisa, ah, dengar aku tidak selamanya berada di rumah ini, hal itu membuatku tak bisa menjamin keselamatanmu!" protes Naruto dengan nada keras ia memprotes keinginan Miku untuk hidup bersamanya.
"Aku tidak peduli!" seru Miku pada saat itu juga.
"Eh? Apa maksudmu?"
"Hidup atau matinya aku, kurasa hasilnya akan sama saja." jawab Miku pada saat itu.
"Apa maksudmu Miku?" tanya Naruto kebingungan
Miku mengalihkan pandangannya dari Naruto dan mulai menjawab.
"Jika aku hidup, dan bertemu dengan teman temanku lalu kembali ke tempat kerjaku, maka aku tidak akan bisa hidup bebas, aku akan terus di berikan pekerjaan hingga tengah malam, bahkan setiap hari aku terus terusan berdiri di depan panggung ... aku iri dengan semua orang yang punya banyak waktu luang, aku tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk beristirahat, semua demi penggemar demi konser, saat tampil berjalan di kota orang-orang akan datang bergerombong ke tempatku dan meminta tanda tangan, padahal aku ingin istirahat, setiap hari aku jalani dengan senyum palsu, kau tau ini adalah hari pertama aku bisa liburan, aku ingin melakukan semua yang belum pernah aku lakukan, termasuk tinggal di rumah pohon ini, aku juga ingin memiliki seorang yang bisa mengerti diriku." ungkap Miku pada saat itu, tanpa sadar air matanya berjatuhan, yah dia hanya wanita lemah, ia tidak terbiasa dengan kerasnya kehidupan.
"Aku belum siap untuk hidup mandiri, karena di tempatku semua kebutuhanku selalu dipenuhi, setidaknya ijinkan aku tinggal di rumahmu sampai aku benar-benar bisa hidup mandiri." Sambung Miku dengan tubuh bergetar ia tidak ingin di tolak karena dulu di kehidupannya yang dulu ia tidak pernah di tolak, apapun yang ia inginkan para fansnya akan memberikannya, para staf ke artisan juga menganak emaskan dia.
Naruto yang mendengar cerita dari gadis cantik di hadapannya hanya bisa terdiam, karena ia juga sangat ingin menemukan seseorang yang bisa mengerti dirinya dan juga orang yang bisa menjadi teman hidupnya.
"Baiklah aku mengerti, kau boleh tinggal disini." Naruto merasa kasihan, pada gadis berambut Cyan di hadapannya itu, Hatsune Miku gadis yang tadi bersedih karena takut Naruto mengusirnya, langsung tersenyum kembali dan memeluk Naruto sembari mengucapkan terimakasih.
Grep
"Terimakasih Menma-san, aku harap aku tidak akan merepotkanmu," ungkap Miku kepada Naruto, ia memanggil Naruto dengan nama Menma, karena waktu pertama kali bertemu Naruto tidak memberitahukan namanya yang sebenarnya pada gadis itu dan mengatakan kalau namanya adalah Menma.
Naruto yang selalu mengenakan topeng rubahnya itu, membalas pelukan Miku, entah kenapa ia merasa nyaman saat Miku memeluk tubuhnya.
"Ya, sama-sama aku juga tidak tau kenapa kau mau tinggal bersama denganku, tapi ya sudahlah, lanjutkan apa yang ingin kau lakukan, lagi pula aku juga ingin merasakan masakanmu," ungkap Naruto sembari tersenyum dan melepaskan pelukannya dari Miku sembari mengelus kepalanya
"Kalau begitu tunggulah beberapa menit, aku akan membuatkanmu sup special buatanku," pinta Miku pada Naruto atau orang yang ia anggap Menma sembari tersenyum manis.
Naruto hanya tersenyum saja dan menunggu di meja makan, tak lama setelahnya Miku pun datang ke hadapan Naruto sembari membawa seporsi sup.
Sembari tersenyum, ia membuka topengnya sampai mulutnya, lalu memakan sup yang diberikan oleh Miku kepadanya, terlihat Miku agak kecewa melihat Naruto tidak melepas topengnya sama sekali, setelah selesai makan Naruto lalu, berdiri dan pamit kepada Miku.
"Baiklah, tolong jaga rumah ini, aku akan pergi ke desa, karena aku harus kerja," pinta Naruto pada Miku untuk menjaga rumahnya.
"Ano!"
Naruto langsung menatap ke arah Miku ketika gadis itu memanggilnya.
"Kalau boleh tau, kamu kerja apa dan kapan kamu kembali?" tanya Miku secara tiba-tiba.
"Kau tidak lihat dari seragam yang aku gunakan?" tanya Naruto pada gadis yang ada di hadapannya.
Gadis bermarga Hatsune itu hanya menggelengkan kepalanya saja, ia memang tidak tau pekerjaan macam apa yang Naruto kerjakan, bahkan jika melihat seragamnya Miku juga tidak akan mengerti.
"Aku adalah Anbu, mata-mata desa... aku bertugas untuk melindungi desa dari balik kegelapan dan membunuh penyusup dan menghancurkan musuh desa dari balik gelap," jawab Naruto sembari melanjutkan jalannya, "Kapan aku pulang itu tergantung dengan misi seperti apa yang aku kerjakan," tambah Naruto sembari menatap ke arah Miku.
"So... jadi begitu, ku harap kau bisa cepat pulang," ungkap Miku sembari tersenyum ke arah Naruto.
"Ah, aku harap juga begitu." Naruto lalu mengambil sesuatu dari balik kimononya dan seketika dilemparkan ke arah Miku.
Sreet, whus, tap!
Miku yang melihat sebuah gulungan dilemparkan ke arahnya langsung ia tangkap dengan tangannya.
"Apa ini?" tanya Miku.
"Itu peta untuk menuju desa, gunakan itu untuk pergi membeli beberapa barang yang kau butuhkan, jika aku berada dalam misi jangka panjang dan kau bisa mengambil uang simpananku yang ada di balik boneka katak yang tersimpan di kamar yang kau diami," jawab Naruto lalu dengan cepat menghilang dari hadapan Miku.
Miku yang mendengar hal itu hanya diam saja, lalu sedikit menyunggingkan senyumnya, ia tidak menyangka kalau Naruto atau orang yang ia kenal dengan nama Menma begitu perhatian kepadanya.
"Arigato, Menma-kun," gumam pelan Miku lalu pergi ke dapur dan mengaut nasi lalu memakannya dengan kuah sup yang ia buat barusan, ia tersenyum karena bisa membuat Naruto tersenyum dengan masakannya.
Di desa Konoha kemudian.
Terlihat Naruto berjalan di tengah desa, mengawasi perkembangan desa, ia melihat banyak orang tersenyum dan tak ada yang bersedih, Naruto yang melihat hal itu hanya tersenyum dari balik topengnya lalu berjalan melewati kecuhan desa.
Naruto juga melihat hubungan teman-temannya dengan ninja lainnya, atau bisa dikatakan hubungan romansa teman-teman seangkatannya dulu, Naruto melihat Sakura sangat sering mengunjungi Sasuke di kantor Hokage, Ino mulai move on dari Sasuke dan mengejar Sai, lalu Chouji yang menjalin hubungan dengan gadis dari Kumogakure, Nara Shikamaru yang menjalin hubungan dengan gadis dari desa Sunagakure, lebih tepatnya ninja dari Sunagakure adik dari Kazekage Gaara.
Masih banyak lagi hubungan romansa yang ia amati sembari membayangkan, kalau dia tidak di anggap musuh oleh orang-orang Konoha maka siapa yang akan menjadi jodohnya.
"Taichou!" panggil seseorang dari belakang, Naruto yang mendengar panggilan itu hanya diam saja, karena baginya bukan hanya dia yang dipanggil dengan sebutan Taichou di desa Konoha.
"Cik, Menma Taichou!" panggil seorang perempuan dengan nada marah dari arah belakang, ketika mendengar nama samarannya dipanggil, Naruto pun berpaling menatap mereka.
"Ya ada apa? Apa ada misi dari Sasuke-sama?"tanya Naruto pada Karin, Jougo dan Suigetsu.
"Belum sih, hanya saja kami melihat ketua merenung di sini jadinya kami ingin menyapa, oh iya mumpung belum ada misi, bagaimana kalau kita berlibur di pantai," ajak Suigetsu sembari memberikan selembar tiket liburan ke pantai ke arah Naruto.
"Hem boleh juga, tapi aku ingin mengajak seseorang, apa boleh?" tanya Naruto pada mereka.
"Mengajak seseorang? Berapa orang yang ingin ketua bawa?" tanya Suigetsu.
"Satu saja," jawab singkat Naruto
"Kalau begitu, ambilah,"ujar Jugou sembari memberikan dua lembar tiket pada Naruto.
"Kami akan menunggumu Ketua!" seru Karin lalu mereka bertiga pergi meninggalkan Naruto.
Naruto sedikit tersenyum manis, lalu melesat dengan kemampuan gerak cepatnya dan dalam sekejap Naruto sudah berada di dalam rumahnya.
Saat di dalam rumah, Naruto terlihat tercengang dan kaget, karena rumahnya tiba-tiba menjadi rapi, begitu indah dan enak dipandang, Naruto mengedarkan pandangan matanya, hingga akhirnya ia melihat ke dalam kamar, terlihat seorang gadis berambut cyan dengan gaya twintail, sedang membuka album poto dengan sangat asik dan seperti tidak menyadari kehadiran Naruto.
Naruto pun berjalan pelan dan memperhatikan wajah dari gadis itu ketika memperhatikan foto-foto masa kecil miliknya.
"Bagaimana menurutmu wajah dari orang yang kau lihat?" tanya Naruto pada gadis yang sedang asik memperhatikan album foto Naruto.
"Hemmm imut aku rasa, yah anak kecil berambut pirang ini sangat imut dan tampan, ia mengingatkanku dengan Kagamine bersaudara, apalagi saat ia remaja wajahnya sangat tampan," puji gadis itu sambil tersenyum.
"Apa kau tau siapa dia?" tanya Naruto pada Hatsune Miku gadis yang menginap di rumah pohonnya.
Gadis itu menatap ke arah belakang dan mendadak agak kaget ketika menatap ke arah Naruto yang ia kenal dengan nama Menma.
"M-Menma-san!" kaget Miku pada saat itu.
"Nama nya Uzumaki Naruto," ujar Naruto memperkenalkan orang yang ada di poto itu kepada Miku dan menatap ke arah Miku untuk melihat reaksi gadis itu.
"Naruto kah, hem nama yang bagus," puji Miku sembari tersenyum, Naruto nampak kaget ketika mendengar gadis itu memuji namanya.
"K-kau memuji namanya?" tanya Naruto pada gadis itu.
"Em, Menma-kun... oh iya, rambut Menma-kun dan Naruto-san sama-sama pirang, apa kalian berdua bersaudara?" bertanya ke arah Naruto atau pria bertopeng yang ia kenal dengan nama Menma.
Menma tersenyum dari balik topengnya, baru kali ini ada orang yang mengatakan hal itu kepadanya selain Sasuke.
"Dari pada dibilang Saudara, aku dan Naruto lebih dari kata itu, kami adalah satu orang yang sama," ujar Naruto sembari melepaskan topengnya, ia tersenyum ke arah Miku.
Miku yang melihat hal itu hanya bisa mangap-mangap wajahnya memerah.
"J-jadi k-kamu adalah Naruto, kenapa kau mengatakan namamu adalah Menma di hari pertama pertemuan?"
"Itu adalah hal yang tak bisa aku beritahu kepadamu, tapi kau boleh memanggilku Naruto, akan tetapi itu hanya berlaku saat kita hanya berdua, jika ada orang lain di sekitar kita kau hanya boleh memanggilku Menma, apa kau mengerti?" tanya Naruto pada gadis itu.
Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Naruto, meskipun sebenarnya ia tidak tau alasan kenapa ia tidak boleh memanggil nama Naruto dindepan semua orang.
Naruto menampakan senyumannya kembali dan dengan cepat ia kembali menutup wajahnya dengan topeng.
"Temanku kemarin memberikan tiket kepadaku, karena belum ada pekerjaan yang penting, aku rasa mengambil tiketnya bukan masalah, bagaimana apa kau mau menemaniku di pantai?" tanya Naruto pada Miku.
"Pantai? Kelihatannya boleh juga, t-tapi Naruto a-aku s-sama sekali t-tidak punya baju renang," ujar Miku sembari memalingkan wajahnya.
"Baju renang soal mudah, kau hanya perlu mengikutiku ayo," ajak santai Naruto.
Miku pun akhirnya mengikuti Naruto sembari tersenyum.
Karena tidak punya baju renang atau baju lain selain apa yang ia pakai sekarang, Naruto langsung mengajak Miku ke toko baju dan pakaian dalam perempuan, tentu saja Naruto terus menggunakan topengnya kemanapun ia pergi.
Saat sampai di desa Konoha, banyak pemuda terpana akan kecantikan gadis berambut Cyan mengenakan baju Sailor itu, Miku yang merasa kurang nyaman dipandangi banyak orang langsung bersembunyi di punggung Naruto.
"Ada apa Miku-chan?" tanya Naruto pada Miku.
"M-maaf a-aku, tatapan mereka, membuatku takut," gumam Miku.
Naruto sedikit bingung, karena tatapan mereka itu bukan tatapan menusuk melainkan tatapan kagum dan terpana.
"Hmm, baiklah aku mengerti," gumam Naruto sembari menggendong Miku tanpa seijinnya.
"Kyaa, Menma-kun!" kaget Miku pada saat itu, yah meskipun ia sudah tau nama aslinya adalah Naruto, namun ia sudah terbiasa Menyebut Naruto dengan nama Menma, makanya saat kaget, kata yang keluar adalah Menma bukan Naruto.
Naruto langsung dengan cepat membawa Miku melesat dalam gendongannya.
"Kyaaa apa yang kau lakukan!" teriak Miku ketakutan, karena kecepatan lari Naruto setara dengan mobil Ferary yang sedang dalam gas full.
"Tenanglah kita hampir sampai," ujar Naruto dengan nada lembut, Miku langsung terpana mendengarnya, ia menatap ke arah wajah Naruto yang ditutupi topeng Anbu dengan baju Kimononya.
"Naruto-kun keren," gumam pelan Miku sembari tersenyum dan menempelkannwajahnya di dada Naruto.
Sementara Naruto yang mendengarnya hanya bisa tersenyum kecil dibalik topengnya.
Bersambung