Disclaimer: Naruto milik Masashi Kisimoto

Main Genre: Romance, Drama

Warning: A Bit Innocent Naruto, Typo(s), Bahasa Tidak Baku, Weird, Totally Weird, The weirdest fanfic you've ever read.

Pair: Naruto X One/Harem (which one?)

Respon(?)

Chapter: 00 – Prolog (NARUTO's POV)


H-7 (3 OKTOBER 20XX)

Aku membalikan tubuh telentangku ke tengkurap. Mataku tak bisa berhenti menatap layar Smartphone Orange kesayanganku. Begitu pun jemariku yang begitu semangat mengetik kata per kata dalam sebuah chat. Kurasa sudah cukup melabeli diriku 'sedang' bahagia dari kaki yang berayun-ayun dan senyum pada bibirku yang tak kunjung pudar.

Beberapa hari lagi aku dan Hinata-chan akan anniversary ke 3! Kami sudah berpacaran sejak duduk di bangku 2 SMP pertengahan. Ia menerimaku dengan terbuka saat aku menembaknya. Oh tuhan! Aku sangat bersyukur dipertemukan pada saat itu.

"Hmm... Hina-chan kenapa tidak mau menjawab barang kesukaannya ya?"

Kurasa dilanjut besok juga tak apa, aku sudah terlalu berlebihan menanyainya pada larut malam ini, hehe. Toh, masih libur sekolah! Libur SMA pun masih lama, masih ada waktu untuk mencari barang dan persiapan mengejutkan lainnya.

Aku berdiri mematikan lampu kamar Orangeku lalu kembali ke kasur untuk tidur memasuki alam mimpi.

H-4 (6 OKTOBER 20XX)

Berlebihankah aku mengkhawatirkan Hinata-chan? Aku ingin bertemu dengannya untuk jalan-jalan sekaligus menanyakan apa yang ia suka, namun Ia tak ingin bertemu denganku. Alasannya sih dia sibuk mengerjakan tugas SMAnya.

Hey! Guru apa yang tega memberikan tugas berat pada saat liburan? Ini sudah seminggu lebih aku belum bertemu dengannya karena alasan tugas sialan itu!

Huft... Yasudahlah.

Aku sudah memiliki rencana. Bila memang kami tak bertemu hingga waktunya, aku akan tetap melakukannya dengan cara apapun! Ya walaupun barangnya entah tepat sasaran atau tidak dengan keinginannya. Setidaknya aku berusaha, hehe.

Saat ini aku berada di sebuah taman, menulis daftar barang yang ia pernah ceritakan padaku sebatas ingatanku.

Oh iya... kira-kira nanti merayakannya di mana ya?

H-1 (9 OKTOBER 20XX)

"Terima kasih paman! Maaf merepotkanmu hehe"

Tak masalah, anak muda. Paman tahu rasanya saat di umurmu. Kau pantas mendapatkan yang terbaik"

"Hahaha, Paman berlebihan... Aku jadi malu"

"Beruntunglah pacarmu mendapatkanmu, kau lelaki yang baik. Baiklah, aku pergi dulu mengurus pesanan lain. Semoga lancar besok ya"

"Siap paman!"

Aku melihat meja bundar yang begitu rapih tertutupi kain putih dan beberapa hiasan, membuatnya terlihat elegan. Terdapat dua bangku berhadapan yang akan diisi Hinata-chan dan aku nantinya. Ini sebenarnya belum benar-benar 'matang', karena tempat ini baru akan dipakai pada esok Malam hari.

Oh ya! Paman tadi adalah bos dari tempat ini, Aku tak menyangka Paman itu baik sekali. Besok ia akan membantuku mempersiapkan kejutan. Kau tahu? Aku diberi harga Cuma-Cuma untuk hal seperti ini. Katanya sih...

"Kau masih muda. Kau kelas berapa? 2 SMA? Begitu rupanya. Aku akan membantumu dengan senang hati dan harga yang... hmm... tak perlu dipikirkan! Tak ada harga untukmu! Gratis! HAHAHA! Hidup anak muda!"

Kalau tak salah namanya Gay, eh... Guy? Ah, Aku buruk sekali dalam mengingat nama.

Aku tak tahu rencananya akan seperti apa. Semoga saja tidak menjebak anak SMA sepertiku ini, haha. Tempat ini pantas mendapatkan bintang 5 dengan pelayanan seperti tadi, bahkan kalau bisa 100 bintang.

Kepalaku beralih ke jendela di depanku. Malam ini penuh akan bintang-bintang. Aku berdoa kepada tuhan agar besok diberikan malam yang indah seperti ini juga. Yang pasti yang terbaik untuk kami berdua.

Drrttt!

"Are? Hinata-chan mengirim pesan? Tumben"

From: Hina-chan

Naruto-kun, Kau sedang apa hari ini? Sudah makan malamkah? Oh iya, besok nanti kau akan kemana?

Hatiku berbunga-bunga. Sudah lama aku tak ditanyai seperti ini. Tanpa ba-bi-bu aku langsung menjawabnya. Tentu saja aku tak akan menjawab jujur aku sedang apa dan di mana.

Karena aku akan menjawabnya esok hari.

THE DAY (10 OKTOBER 20XX)

10.15 AM

Sial! Aku kesiangan!

Beranjak ke kamar mandi dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul membuatku ingin pingsan. Tapi rasa itu kalah dengan rasa senangku karena hari ini adalah hari spesial!

Puncaknya adalah malam ini, namun aku sudah janjian untuk jalan-jalan seharian dengan Hinata-chan. Kata Paman Guy, ajak jalan-jalan terlebih dahulu seorang Wanita sebelum menuju puncak kejutan. Pompa adrenalinnya agar saat sudah sampai dipuncak ia akan bahagia.

From: Hina-chan

Naruto-kun, maaf hari ini aku tak bisa menemanimu seharian. Aku sedang berada di luar kota dadakan. Tugas ini benar-benar menyiksaku! Huft... Aku perlu riset sana-sini. Bagaimana kita ganti hari lain?

Rahangku mengeras membaca pesan ini. Tugas sialan itu masih membuat Hinata-chan kualahan. Tak bisakah ia libur? Maksudku benar-benar libur karena ini memang masanya liburan.

Aku sengaja tidak memberi tahu bahwa ini adalah hari anniversary kita berdua yang ke 3. Takutnya ia akan mencurigai aku sedang membuat sesuatu seperti tahun lalu. Ah! Aku tak mau mengingat kejutan tahun kedua kami.. memalukan!

Terlepas dari itu, aku sangat kecewa dengan keputusan yang Hinata-chan ambil. Tak bisakah hanya satu hari ini? Aku mengirim pesan berisi "Bisakah untuk hari ini saja?" berulang kali. Awalnya menjawab, dimulai dari "Maaf, tak bisa" hingga tak dibalas sama sekali.

Oh tuhan. Doaku malam kemarin sepertinya tidak terdengar.

03.40 PM

Setelah mengurung diri di dalam kamar, aku memutuskan untuk keluar rumah menuju taman, sekedar menghibur diriku yang murung ini.

Aku duduk di kursi yang terletak di bawah pohon. Ditemani hembusan angin yang santai, membuat diriku lebih rileks.

Di taman ini banyak sekali pasangan lewat berlalu lalang. Kurasa aku sedikit menyesal memilih taman ini-.

Drrttt!

"E-eh? Hinata-chan kah?"

Aku cepat-cepat mengambil smartphoneku di kantong celana.

1 Message(s) haven't read. From: Kakak Nyebelin no. 2

"Lho? Dari Kurama-niichan?"

Di luar ekspektasi, kurasa memang terlalu banyak berharap juga tak bagus. Tapi ada apa Kurama-niichan mengirimi aku pesan? Setahuku keluarga baik-baik saja. Hmm... Oh mungkin masalah itu.

From: Kakak Nyebelin no. 2

NARU-CHAAAAAAAAAAN! SELAMAT ULANG TAHUN! UMURMU SUDAH 17 TAHUN! KAMU TUA HAHAHAHA! KALAU KAMU BERADA DISAMPINGKU, SUDAH KUCIUM KAMU SAMPAI JADI BAYI LAGI HEHEHEHE!

Maaf Capslockku jebol, teehee. Oh iya, kamu mau hadiah apa? Cepat ya! Mumpung aku sedang baik hati nih.

:*

Aku serasa ingin membanting smartphoneku pada saat itu juga. Orang-orang di sekitarku lansung menjauhiku karena aura yang kukeluarkan tak begitu nyaman bagi mereka. Bodoamat! Persetan dengan Kakak bodohku ini. Menghancurkan ekspektasi adiknya saja.

Ah ya. Aku sampai lupa bila hari ini adalah ulang tahunku yang ke-17. Aku menyandarkan lagi punggung badanku yang sempat tegang sehabis mendapatkan pesan dadakan ini.

Hadiah ya...

07.20 PM

Aku memutuskan datang ke restoran Paman Guy. Aku menceritakan kejadianku hari ini. Dengan santainya, Paman Guy tetap memperbolehkanku di sini secara cuma-cuma . Aku tak bisa ukur seberapa banyak kebaikan yang sudah ia lakukan kepada para pengunjung di restorannya. Toh, kebaikan ngapain diukur ya? Ada-ada saja.

"Selamatkan masa mudamu. Itu lebih penting. Jangan sampai stress hingga depresi, kau paham?"

Ya begitulah kira-kira nasihat Paman Guy.

Sekarang aku sedang mekirkan ulang barang apa yang bagus untuk kuhadiahkan ke Hinata-chan. Berkat ide Kakakku, mungkin aku bisa memperbaiki kejadian hari ini.

"Yo Gaki! Kau sedang apa?"

"Ah Paman. Aku sedang mencari barang yang cocok untuknya nanti sebagai Hadiah. Mungkin ketika ia pulang dari luar kota aku akan beri"

"Hmm... Ide yang cukup bagus..."

"Paman sendiri sedang apa di sini? Kau tidak melayani pengunjung?"

"Aku sedang beristirahat. Aku meminta ke anak buahku untuk menggantikanku sementara. Hari ini ramai sekali karena Malam Minggu, banyak pasangan yang berkunjung..."

"Oh begitu. Kalau begitu bisakah aku membantu Pama-"

"Naruto, maaf aku memotong percakapanmu. Bolehkah aku bertanya?"

"Eh? Tentu saja"

Entah mengapa... mimik wajah yang dikeluarkan Paman Guy tidak begitu nyaman. Ia terlihat takut sekaligus khawatir akan sesuatu. Perasaanku tidak enak.

"Bisakah kau ceritakan kembali ciri-ciri pacarmu?"

"Hah?"

-=== x ===-

"Huh... Ternyata benar. Kuharap kau harus kuat menemui pacarmu sehabis ini"

"Apa yang paman bicarakan? Tentu saja aku akan kuat! Aku rindu sekali dengannya"

"Terserah kau nak, aku menyarankanmu agar kau tetap kuat"

Aku tak paham dengan perkataan Paman Guy. Sudah berkata seperti itu, ia langsung pergi begitu saja. Apa maksudnya?

07.58 PM

Jam restoran sudah menunjukan pukul 8 kurang 2 menit. Harusnya bila Hinata-chan di sini, pukul 8 adalah waktu kejutan di mulai.

Huft... Aku hanya bisa berandai-andai saja.

"Paman, di manakah meja yang sudah kami pesan?-"

"!"

Sekilas, suara ini seperti kukenal. Kuubah pandanganku ke meja kasir, terdapat seorang pelayan yang sedang menuntun jalan seorang wanita. Aku tak bisa melihat dengan jelas karena wanita itu langsung tenggelam kedalam keramaian.

Entah mengapa Wanita itu menarik perhatianku

Aku langsung berdiri meninggalkan mejaku dan melewati keramaian.

Ada apa dengan diriku?

"Ne, kau mau memesan apa?"

Aku masih menyembunyikan diriku di pintu masuk lantai 2 restoran ini. Kenapa aku melakukan ini? Hanya karena suara yang kukenal, hal ini membuatku penasaran.

Aku takut, bila yang apa kupikirkan adalah kenyataan.

"Kurasa aku memesan Teh hangat saja...

...Hinata-chan"

Mataku melebar melihat Hinata-chan pada bangku VIP di pojok sana. Apa maksudnya ini? Bukankah ia berada di luar kota? Benarkah ini Hinata-chan? Lalu... siapa suara Lelaki itu? Aku tak dapat melihatnya karena posisiku yang sedang berjaga-jaga agar tak terlihat oleh mereka.

Aku mencoba memastikan bahwa orang yang ada di pandanganku benar-benar Hinata-chan. Dengan nafas tak teratur, Aku membuka handphoneku mencoba menelfonnya, sekedar menanyai kabarnya.

Yang benar saja...

"Hinata-chan, hapemu berdering. Kau tak menjawabnya?"

"Tak perlu dipikirkan. Paling-paling hanya pembantuku saja menanyai biaya bahan makanan bulanan, Toneri-kun"

Toneri, huh? Inikah yang dimaksud Paman Guy tadi? Inikah 'Pengkhianatan'? Keluar kota ya? Tugas ya? Kuat? Kuatkah aku? Cih.

Akan kutunjukan kuat yang Paman Guy harapkan.

"Paman. Kau punya sisa kostum pelayan di sinikah?"

"Oh hey Gaki. Ada apa?"

"Biarkan aku melayani meja VIP nomor 2 di lantai 2"

"Hah? Sebentar... lantai nomor 2... nomor 2... Vip... Ah...

...Jadi kau sudah bertemu dengannya ya"

"Aku sudah mengerti apa yang Paman maksud. Biarkan aku yang menyelesaikan masalah ini"

"Huh... Baiklah. Hayate! Tolong beri anak ini baju pelayan sementara, ada?"

"Ada bos. Memangnya ada apa?"

"Lihat saja sendiri bilang kau penasaran"

"Uh? Baiklah"

"Gaki, jangan sampai mengganggu pelanggan lain, mengerti?"

"Serahkan padaku"

Aku hanya muak pada mereka berdua. Tidak pada pelanggan, kuharap ini berjalan lancar sesuai dengan bayanganku.

20.10 PM

"Pelayan!"

Aku yang mendengar panggilan dari arah bangku VIP langsung lekas berdiri.

Pakaian pelayan ini terlihat cukup unik dan gaul menurutku, dengan kaos hitam yang dimasuki ke dalam celana panjang selaras warna kaos dan kemeja putih lengan panjang yang hanya tercantol satu kancing.

Tapi ugh...

Pakaian pelayan ini mengapa harus memakai pakaian ketat berwarna hijau di dalamnya? Seperti ada yang menekan paksa tubuhku. Kata Paman sih biar menjaga terjadinya kejahatan pada tubuh-tubuh tiap pelayan. Hah?

Terlepas dari itu, aku mengangkat rambutku yang cukup tebal dan memasukannya ke dalam topi hitam dan menutupi mataku dengan kacamata hitam. Kurasa tujuanku ini sudah cukup dipahami.

"Saya di sini. Anda ingin memesan apa?"

"Berikan kami makanan yang paling direkomendasikan di sini, 1 porsi saja untuk dirinya"

Uh sial! Aku tak tahu makanan apa yang paling direkomendasikan di sini, tak disangka bila akan sesingkat ini.

"Oh iya, dan juga... hey! Kau mendengarku?!"

"Ya. Aku mendengarkannya"

"Ano... Sayang, kau tak perlu kasar-kasar padanya"

"Ck. Sepertinya kau pelayan yang baru bekerja ya? Kau tahu? Memakai topi dan kacamata adalah hal yang tak sopan pada situasi ini"

Kuakui, apa yang ia ucapkan benar. Namun lebih tidak sopan siapa dengan orang yang habis mengkhianati?

Tanpa kusadari, Toneri menarik Topi dan Kacamataku. Menampilkan rambutku yang langsung turun sehabis dipaksa masuk kedalam topi. Toneri terkejut dengan keberadaan teman sebangkunya ini.

Namun aku tak peduli. Kulihat, Hinata-chan melebarkan matanya dalam diam.

"Maafkan aku. Aku pekerja baru di sini...

...Pesanan akan datang dalam beberapa menit. Tunggulah sebentar. Terima kasih"

Aku tak menyangka masih bisa berkutik. Sehabis itu aku menundukan badanku lalu beranjak pergi. Baru saja melangkahkan kaki satu langkah, tanganku ditahan oleh Toneri.

"Na-Naruto, mengapa kau bisa di sini?!"

"Hmm? Entahlah. Aku bekerja di sini sementara. Mengisi waktu menunggu Pacarku pulang dari luar kota"

Hinata-chan menutup mulutnya. Ia terlihat ingin menangis. Oh tuhan, setega inikah diriku?

"Bu-bukan itu maksudku... Kau-"

"Bisakah tuan duduk kembali? Tuan mengganggu pelanggan lain. Aku harus melayani yang lainnya juga. Pesanan akan datang dalam beberapa menit lagi, oke?"

Aku membiarkan iblis menguasai diriku. Berperilakulah egois. Aku tak peduli. Pengkhianatan dari kedua orang ini membuatku benar-benar muak.

Aku kembali ke kasir dan memberi tahu kepada kasir pesanan yang diminta. Untungnya ia mengerti apa yang dimaksud.

"Aku terkejut kau tidak mengamuk melihat dirinya"

"Aku sudah memiliki rencana, Paman Guy. Terima kasih atas pakaiannya, aku sudah melipatnya dan menaruhnya di ruang ganti. Maaf aku tak sempat menyucinya"

"Tak masalah. Oh ya, kau mau apa setelah ini?"

Langkahku terhenti di pintu keluar restoran ini. Aku memilih icon telepon pada nama 'Kakak Nyebelin no. 2' lalu menempelkannya pada telingaku. Aku berbalik badan sebentar untuk merespon pertanyaan Paman Guy.

"...Pergi ke Konoha"

TO BE CONTINUED


-=== x ===-

Prolog yang cukup panjang ya wkwk. Ini fanfic permulaan agar aku dapet feel ngelanjutin tulisanku satu lagi. Sehabis lebaran, hilang semua ide dan feel ngelanjutin fanfic itu. Jadi sebagai bentuk pelarian, aku membentuk ini :D

Hopefully, ini tetep bisa berjalan.

Ditunggu reviewnya!

Peace!