Ketika pintu di sampingnya terbuka, Baekhyun menoleh dengan tatapan malasnya. Helaan nafas pelan terdengar darinya, ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Lima belas menit," ucapnya. Baekhyun menyamankan posisi duduknya kemudian menyalakan mesin mobil.

"Maaf, Baek. Banyak yang harus aku bawa," wanita yang suka duduk manis di sampingnya menunjuk kursi belakang dengan jempolnya.

"Tidak masalah kalau aku menunggu lama," Baekhyun menoleh kemudian menjulurkan tangannya untuk merapikan rambut si wanita yang terlihat berantakan. "Tapi itu masalah untukmu. Kau panitia tapi telat," Baekhyun terkekeh setelah menyentil kening si wanita.

Taeyeon memegang keningnya dan menatap Baekhyun dengan tatapan marah. Tangannya sibuk merapikan rambutnya, menguncirkan karena merasa gerah setelah berlarian menuruni tangga flatnya. "Cepat jalan. Jangan membuatku semakin telat!"

"Siap kapten."

Tanpa menunggu waktu lama, Baekhyun menjalankan mobilnya menuju kampusnya dan Taeyeon. Keduanya hanyut dalam diam selama perjalanan. Meskipun sesekali akan terdengar suara merdu keduanya yang mengikuti lagu dari radio.

"Aku penasaran," suara Taeyeon membuat Baekhyun melirik wanita di sampingnya. "Apakah aka nada mahasiswa baru yang tampan nantinya?"

"Tsk," Baekhyun merotasikan bola matanya malas. "Serius, Tae. Kau bicara seperti itu didepan kekasihmu?"

"Apa salah?" dengan senyumannya, Taeyeon menatap Baekhyun jahil. Menurutnya sangat lucu menggoda Baekhyun seperti ini. "Jurusanku sangat jarang mahasiswa laki-laki. Aku 'kan bosan."

"Diam atau ku turunkan disini?"

"Uuu~" Taeyeon menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Baik tuan muda yang pencemburu~"

Manik sipit Baekhyun melirik kearah Taeyeon kemudian terkekeh pelan. Tanpa perasaan, Baekhyun mengacak rambut Taeyeon. Tidak peduli dengan teriakan wanita tersebut. Bahkan ocehan kesalnya kepada dirinya tetap berlanjut hingga mobilnya berhenti di depan gedung fakultas keperawatan.

Taeyeon langsung keluar dari mobil begitu mobil berhenti, dengan cepat ia mengambil barang-barangnya dari kursi belakang dan langsung berlari menuju gedung fakultas. Namun baru beberapa langkah, ia harus berhenti karena suara Baekhyun.

"Mau pergi begitu saja?" Baekhyun membuka kaca mobilnya, menatap malas kearah Taeyeon yang tengah kesulitan memegang barang-barangnya. "Mana bayaran untukku?"

Helaan nafas malas dikeluarkan Taeyeon. Disertai dengan decakan kesal, Taeyeon kembali mendekat kearah Baekhyun kemudian menundukkan tubuhnya sedikit untuk memberikan kecupan singkat pada pipi Baekhyun. "Kau benar-benar membuatku semakin terlambat," dengus Taeyeon. Ia menatap sebal kearah Baekhyun, namun dirinya juga tidak dapat menyembunyikan senyumannya. "Dah, aku pergi!" wanita cantik itu memberikan senyuman lebarnya sebelum dirinya meninggalkan Baekhyun.

Langkah Taeyeon kembali berhenti, ia membalikkan tubuhnya dan kembali menatap Baekhyun. "Baekhyun! Semangat!" setelahnya ia benar-benar pergi dengan cepat memasuki gedung fakultasnya. Meninggalkan Baekhyun yang terkekeh di tempatnya.

Kepala Baekhyun menggeleng-geleng sepeninggalnya Taeyeon. Ia kembali menutup kaca mobilnya dan memilih menuju gedung fakultasnya. "Dasar nenek cerewet."

.

Is This Love Wrong?

ChanBaek

BaekYeon

Happy Reading

.

Baekhyun POV

Namaku Byun Baekhyun. Mahasiswa Jurusan Teknik tahun ketiga. Tidak ada yang special dari diriku. Aku tidak tampan, aku hanya lelaki pendek dengan mata yang sipit, banyak yang bilang kalau penampilanku tertolong oleh kulitku yang putih. Meskipun begitu, aku tetap memenangkan juara Favorite dipertandingan Face University dua tahun yang lalu. Sebenarnya aku tidak yakin, kenapa aku bisa menang. Tapi dari komentar yang ku baca di situs resmi universitas, orang-orang menyebutku… imut? Sejujurnya aku merasa aneh dan bingung. Bahkan kalau memikirkan hal itu, rasanya ingin tertawa.

Aku memang memenangkan kategori tersebut, tapi jika hanya karena memenangkan kategori tersebut, aku tidak akan menjadi sepopuler ini di fakultas maupun di universitas. Banyak yang mengenalku karena Taeyeon. Ya, semuanya karena wanita tersebut. kekasihku. Aku berhubungan dengannya selama lima tahun. Dan hubungan kami hingga saat ini baik-baik saja.

Jika harus menceritakan kehidupan percintaanku, sebenarnya akupun bingung. Hubungan kami selama lima tahun ini selalu baik-baik saja. Meskipun tidak banyak hal-hal romantis diantara aku dan Taeyeon, kami tetap nyaman satu sama lain. Aku selalu mengerti tentangnya, begitu juga sebaliknya. Meskipun Taeyeon wanita yang terlihat cuek, dia tetap seseorang yang sudah banyak membantuku, membuatku menjadi sosok yang lebih kuat. Dan aku merasa sangat bersyukur bertemu dengannya.

Hm... dua tahun yang lalu, Taeyeon juga terpilih menjadi perwakilan Face University dari fakultasnya. Dan sialnya, dia menang dan mendapatkan gelar Queen University, ratunya Universitas, idola universitas. Aku tidak cemburu jika banyak orang yang menyukainya, aku tidak peduli toh wanita itu juga tidak meladeni orang-orang yang mendekatinya. Tapi yang membuatku kesal adalah ketika wajah menyebalkan Taeyeon yang tersenyum di hadapanku. Bukan senyuman manis, tapi senyuman puas karena dia dapat mengalahkanku. Kalau mengingat kejadian itu benar-benar membuat harga diriku rasanya terinjak-injak. Ingin rasanya aku meremas-remas wajahnya yang menatapku sombong saat itu.

KRIK KRIK KRIK

Aku baru keluar dari mobil yang sudah terparkir, tapi telingaku sudah mendengar suara kamera. Aku menoleh kearah sumber suara. Dan perkiraanku benar, itu Seulgi. Temanku sejak semester pertama. Si photographer yang selalu mengalungkan kamera kemanapun ia pergi.

"Foto pertama Baekhyun di semester baru," ucapnya sambil menatap layar kameranya puas. "Kau terlihat seperti idol yang berada di bandara Baek. hanya saja kurang tinggi."

"Sialan," tendangan pelanku di kaki Seulgi membuat wanita itu mengerucutkan bibirnya. "Bantu aku membawa kertas name tag ini," ucapku sambil membuka pintu bagasi mobil.

Untungnya, Seulgi tipe teman yang penurut. Jika temannya membutuhkan bantuan, dia tidak segan untuk menolong. "Dimana kembaranmu?" aku memulai perbincangan saat kami berjalan menuju aula.

"Irene?" aku mengangguk. "Dia sudah di aula dengan Yunhyeong dan yang lainnya," aku kembali mengangguk untuk menanggapi ucapan Seulgi.

Ahya, tahun ini aku bertugas menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru. Maka dari itu, aku harus repot-repot datang pagi hari dan membawa tumpukan kertas nametag. So… aku harus pergi untuk mempersiapkan acaranya dulu!

.

.

AUTHOR POV

Baekhyun meletakkan kertas nametag di atas meja yang telah di letakkan di depan pintu aula. Dengan rapi ia menyusun kertas-kertas tersebut. dirinya cukup senang karena tugasnya tidak begitu berat. Dia hanya harus menyambut mahasiswa baru kemudian memberikan absen dan menuliskan nama mereka pada kertas nametag yang sudah dipersiapkan. Apalagi dia mengerjakan tugas ini dibantu oleh temannya yang lain. Dia tidak harus berurusan dengan barisan mahasiswa yang membuatnya pusing.

"Hey, Baek."

Baekhyun menoleh lalu tersenyum saat mendapati Jaehyun dan Chaeyeon yang berjalan kearahnya. "Eum," Baekhyun mengangkat alisnya sambil menyapa keduanya.

"Nih, ku bawakan minum."

Senyuman Baekhyun semakin lebar saat melihat botol berisikan teh yang diberikan Chaeyeon. Dengan cepat ia mengambil botol tersebut kemudian membukanya. "Thanks Chae," ucapnya sebelum minum. Ketiganya mengambil tempat duduk di balik meja dan duduk disana. sedikit berbincang sambil menghabiskan minuman mereka.

"Apa harapan kalian pada mahasiswa baru tahun ini?"

"Aku harap ada yang tampan!"

"Ew…" Baekhyun menyipitkan matanya menatap wajah berseri Chaeyeon. "Dasar perempuan, pikirannya hanya lelaki tampan saja," ucapan Baekhyun mendapatkan anggukan setuju dan decihan kesal Chaeyeon.

Wanita satu-satunya disana melipat kedua tangannya di depan dada. "Lalu harapanmu?" ucap Chaeyeon dengan nada yang jutek.

"Hm… aku berharap…" Baekhyun menatap keatas dengan telunjuk yang mengetuk dagunya, seakan-akan sedang berpikir. Kemudian manik sipitnya melirik Jaehyun lalu tersenyum miring. "Aku berharap ada yang cantik dan seksi," setelahnya ia tertawa bersama Jaehyun yang setuju dengan jawabannya.

"Heh!" dengus Chaeyeon kesal. Wanita cantik itu berdiri dari tempat duduknya. "Aku sebaiknya pergi, daripada harus duduk bersama lelaki mesum."

Sepeninggalnya Chaeyeon, tawa Baekhyun dan Jaehyun semakin menjadi. Keduanya malah semakin dekat, membisikkan sesuatu. "Yang seksi ukurannnya berapa?"

"Menurutmu?"

"Aku harus lihat langsung dulu."

"Tidak pegang?"

Baekhyun memukul kepala Jaehyun cukup keras, menatap temannya itu dengan senyuman miring. "Minta izin dulu."

"Siap bro."

.

.

Senyuman lebar tidak hilang dari wajah Baekhyun semenjak para mahasiswa baru telah berbaris di depan aula. Menyambut para juniornya dengan sapaan yang ramah dan memberikan nametag dengan senyuman manisnya. Manik sipitnya memperhatikan setiap junior yang datang kepadanya.

"019 089…" gumam Baekhyun pelan. "Kang Minah," Baekhyun menjulurkan tangannya, memberikan nametag pada seorang wanita yang menunjukkan senyumannya. Saat tangan Minah sudah memegang kertas, Baekhyun menahannya sebentar sambil mendekatkan wajahnya. "Jaga baik-baik nametag ini, jangan sampai hilang. Kalau kau membutuhkan bantuan, aku akan bantu menjaga hatimu," Baekhyun tersenyum puas saat melihat Minah pergi dengan senyuman malu-malu.

"Cih, darimana kau belajar kata-kata seperti itu?"

Sipit Baekhyun melirik orang yang duduk disampingnya, Jackson. "Mulutku sering nakal jika melihat wanita cantik," guraunya dengan tawa pelan.

Baekhyun kembali fokus pada pekerjaannya, kini manik sipitnya mendapati sosok lelaki tinggi yang telah berdiri di depannya. Jemarinya memberikan kertas absen para mahasiswa baru tersebut. "Cari namamu kemudian tanda tangan disana," ucapnya dengan senyuman tipis. Ia dengan seksama memperhatikan lelaki tersebut. Kepalanya mengangguk saat melihat dimana lelaki tersebut absen.

"019 116… Park Chanyeol…" gumamnya sambil menulis pada kertas nametag. "ID mahasiswamu sama denganku," Baekhyun menyerahkan nametag kepada Chanyeol dengan senyuman lebar. "Jangan dihilangkan, ya…"

"Terima kasih, sunbae."

Baekhyun mengangguk, menyuruh Chanyeol agar segera masuk ke dalam aula agar mahasiswa yang mengantri dapat segera absen.

"Kau tidak mau menjaga hatinya, Baek?"

Lirikan sinis diberikan Baekhyun kepada Jackson. "Kau mau mati?" setelahnya Baekhyun tidak mengindahkan setiap ocehan Jackson, dia hanya fokus dengan pekerjaannya.

Sebenarnya tidak…

Mulutnya selalu nakal jika matanya melihat wanita yang cantik.

.

.

oOo

.

.

a/n:

Halooo udah lama ya… mood aku buat nulis baru balik, jadi mohon maaf kalau tulisannya terkesan maksa u,u aku mau cerita tentang cerita ini hehe, sebenernya cerita ini gak mau aku buat versi ChanBaekYeon kayak begini. Bahkan gamau dibuat jadi fanfiction. Ide awalnya bukan laki-laki (baekhyun) yang jadi main character, tapi seharusnya perempuan. Terus tadinya mau school-life bukan anak kuliahan gini. Jadi cerita ini aku rombak lagi u,u

Sebelumnya, mungkin akan ada beberapa yang kecewa kenapa aku pakai Taeyeon disini. Setelah aku pikir-pikir, karakter pacar Baekhyun disini cocok sama Taeyeon yang cuek bebek. Mungkin disini belum kelihatan, tapi semoga kedepannya kalian ngerti kenapa aku milih Taeyeon jadi karakter disini.

Dicerita ini aku juga mau bikin karakter Baekhyun beda dari setiap ff yang aku buat. Aku berusaha semaksimal mungkin buat bikin karakter Baekhyun disini senatural mungkin, jadi mohon bantuannya kalau ada yang aneh-aneh ya u,u semoga gak tiba-tiba aku nulis Baekhyun manja-manja wkwk.

Dan cerita ini juga gak akan panjang-panjang. Rencananya Cuma sampe 5 atau 6 Chapter. Tapi bisa jadi lebih singkat lagi hehe…

Jangan lupa reviewnya yaa~ makasiiih~