Disclaimer : Tentu saja bukan milik saya

Rating : M (Dengan bahasa kasar dan tidak baku)

Pairing : Naruto x

Genre : Fantasy, Sport, Adventure, Family

Warning : Segala kekurangan baik bahasa, alur yang bersifat menjiblak anime, cerita atau film mungkin bisa salahkan Author yang penuh akan kekurangan ini.

Inspirasi : Basketball and Romance by Jellal-kun

A/N : Untuk mengingatkan kembali. Bagi kalian yang tidak menyukai fanfic dengan genre seperti ini silahkan tekan tombol back pada Handphone kalian dan jangan memaksakan diri dan berakhir mengkritik dengan kata kata tidak enak di baca, saya bukan bermaksud melarang, hanya saja memberikan flame tanpa memberikan titik titik kesalahan terlihat sangat menggelikan ok, terakhir Happy Reading Senpai :)

Chapter 1 : Kembalinya Last Card Generation of Miracle, Yellow Flash Uzumaki Naruto.

Teikou Academy. Sekolah dengan fasilitas umum terbaik dari segala Academy berada di kota Tokyo. Namun di balik fasilitas kelas tinggi itu, terdapat pula Club Club dari bidang olah raga termasuk olah raga basket paling banyak di gemari.

Kiseki no Sedai. Golongan bagi pemain tingkat SMP memiliki bakat tidak biasa dan hanya muncul sepuluh tahun sekali menurut pandangan orang orang. Kumpulan pemain berkemampuan ajaib di kumpulkan lalu menjadi tim tak terkalahkan di bidangnya.

Tiga tahun dari berbagai kejuaraan tingkat SMP Tekou tidak pernah absen untuk mengukir nama SMP mereka di nomer puncak papan kemenangan tidak peduli siapapun lawannya dan sekuat apa musuh yang di hadapi kelompok dengan julukan generasi keajaiban ini.

7 pemain dengan kemampuan tingkat tinggi yang mempu meraih gelar Generation of Miracle. Akashi Seujuro, Aomine Daiki, Midorima Shintaro, Kise Ryota, Murasakibara Atsushi, Kuroko Tetsuya dan The Last Card Uzumaki Naruto. Tujuh pemain paling di agungkan di Jepang, terlalu berlebihan memang, namun bakat merekalah yang berbicara.

Namun tak ada yang tahu jika pemain ketujuh Kiseki no Sedai bukan hanya sekedar rumor, rumor yang mengatakan kartu terakhir kekuatan Generasi keajaiban hanya mitos jika tidak langsung melihatnya sendiri. Kirroi Senkou.

.

New York, USA.

Dug dug dug

Terlihat remaja 15 tahun memiliki tinggi 170 cm memantulkan beberapa kali bola basket di wilayah lapangan basket jalanan di Amerika. Dengan gerakan halus, remaja memiliki nama lengkap Uzumaki Naruto itu melakukan tembakan di luar garis free throw atau lebih singkatnya tembakan tiga angka.

Blush!

"Fyuhhh!" Bola tanpa membentur apapun melewati ring dengan fake sempurna. Naruto menghembuskan nafas sesaat lalu berjalan ke pinggiran lapangan tepat terdapat wanita memiliki warna rambut tidak berbeda jauh dari Naruto sedang menonton dirinya berlatih.

"Menggunakan tanktop tipis di suhu yang dingin, kebiasaan yang buruk, Alex. Rubah kebiasaan itu!" Ucap Naruto di balas tatapan kesal wanita bernama Alex itu. "Untuk seorang remaja sudah mengenalku lebih dari satu setengah tahun, kau sangat kejam, Naruto-chan." Balas Alex cemberut.

"Lagipula sudah beberapa kali aku mengatakan kau harus memanggilku Onee-chan, aku beberapa tahun di atas mu, ingat!" Dengan itu, Alex mengambil minuman kaleng memang sedari tadi ia bawa untuk teman menonton Naruto berlatih.

Naruto tersenyum tipis. "Aku akan memanggilmu Onee-chan jika kau berhasil mengalahkan ku dalam duel one on one, Alex. Dan terakhir ku ingat aku menang dengan selisih angka hampir mendekati 2 digit. Ingat itu." Naruto menangkap minuman kaleng yang Alex lemparkan untuknya. Lumayan untuk menghilangkan haus.

"Tidak sopan mengungkit masa lalu jelek seperti itu, Naru-chan. Lagipula, di pertemuan awal kita, kau tidak seperti sekarang." Ujar Alex, Naruto terdiam beberapa saat lalu tertawa pelan dan duduk bersebelahan dengan mantan WNBA itu. "Kau benar, seharusnya aku berterima kasih untuk satu setengah tahun ini, semua berkatmu."

Alex hanya bisa tersenyum. Awal pertemuan dirinya dengan Naruto memang bukan pertemuan yang baik baik, namun dari itu semua, lihatlah, semua berakhir indah. "Aku sudah mewariskan apa yang ku punya untukmu di sini. Jujur perkembanganmu sangatlah menakutkan, Naru-chan." Ucap Alex sedikit merinding. Ia bertemu Naruto sekitar satu setengah tahun yang lalu, ia masih ingat ketika ia menemukan Naruto seperti anak yang kehilangan arah namun dengan balutan pakaian sebagaimana anak orang kaya kenakan.

Selain itu, pertama Alex bertanding one on one dengan Naruto, ia tidak bisa untuk tidak terkejut bagaimana Skill Naruto yang seharusnya tidak di miliki oleh anak seusianya di pertontonkan. Dari situlah awal bagaimana Naruto bisa akrab dengan pelatih sekaligus sosok sudah Naruto anggap sebagai kakak ini.

"Aku tahu dan terima kasih untuk segalanya, Alex. Kau memang yang terbaik." Naruto tersenyum lebar seraya mengacungkan jempolnya. Ia bahkan mengabaikan Alex yang sudah berkaca kaca namun dengan cepat perempuan itu menghapus air mata menggunakan punggung tangannya.

Alex berkaca kaca bukan tanpa sebab.

"Ngomong ngomong, kapan kau akan kembali ke kampung halaman? Maksudku, bukankah kau harus kembali ke Jepang?" Tanya Alex memecah suasana sendu ini. "Oh mengenai itu, aku sudah memesan tiket untuk penerbangan besok pagi, kau jangan lupa mengantarku, Alex." Ucap Naruto tampak sangat bersemangat.

"Begitu." Ujar Alex lirih, namun tak beberapa lama kemudian ia tersenyum simpul dan berkata, "Aku akan menjadi budak sex mu seumur hidup jika aku tidak menepati janjiku, Naru-chan."

"Ya seharusnya memang begitu." Naruto berlahan berdiri dari duduknya kemudian meraih bola basket yang kebetulan berada di sisi perempuan dengan nama lengkap Alexander Garcia itu lalu mendribble ke tengah lapangan dengan langkah santai.

"Mau bermain satu Quarter untuk terakhir kalinya aku di sini?" Tawar Naruto dengan seringai kecil, itu ciri khas bagaimana Naruto bisa mengajak seseorang untuk one on one.

Alex membalas dengan seringai kecil pula. "Satu Quarter cukup untuk mengalahkanmu bocah!" Dan waktu 10 menit berisi penuh dengan kegaduhan di lapangan untuk mengisi waktu terakhir sebelum berakhir dengan masa masa penuh rindu antara mereka keduanya.

.

New York, USA

07 : 15 AM

Keesokan harinya. Di bandara internasional New York, surai pirang, pirang berhadapan satu sama lain dengan Naruto tampak memegang koper berukuran besar sedangkan tangan satunya memegang bola basket di antara tangan dan pinggulnya.

"Aku akan mengirim E-mail setelah aku sampai di Jepang, Alex. Aku akan segera kembali setelah urusanku selesai." Ujar Naruto berpamitan. Saat ini, ia menggunakan setelan celana pencil hitam, sepatu sport putih, kaos putih yang di tutupi oleh jaket putih hanya di resleting sampai setengah. Kalung dengan bandul seperti berlian kecil berwarna hijau tampak begitu menarik tersemat di leher jenjang remaja itu.

"Jangan memasang wajah seperti itu seakan aku akan pergi selamanya, kau membuatku takut, Alex." Ujar Naruto sedikit bercanda melihat wajah Alex tampak tidak biasa. Ya Naruto akui dirinya pun memiliki perasaan yang sama saat ini, namun mau bagaimana lagi, mimpinya yang tertunda dulu harus ia selesaikan sekarang.

"Aku tahu, aku tahu. Pergilah, pesawatmu akan lepas landas beberapa menit lagi, kan?" Alex berusaha tersenyum, ia tidak ingin merasa lemah di hadapan adiknya ini. "Aku pergi Alex, sampai Jumpa."

"Ya, sampai jumpa." Percakapan singkat berakhir dengan Naruto mulai berjalan menjauhi Alex untuk segera melakukan persiapan barang barangnya sebelum lepas landas. Naruto menatap langit langit bandara Internasional New York mengingat seluruh kenangannya selama berada di Amerika, dari latihan bersama dengan Alex, bermain street basket bersama teman temannya, bahkan mungkin berkat Alex, Naruto mampu memaksimalkan seluruh kemampuannya hingga mencapai titik di mana perkembangan Naruto sangatlah menakutkan, berkembang 120%, dengan kata lain, kemampuan Naruto sudah melebihi batasnya sendiri.

'Kiseki no Sedai. Aku yakin kita akan bertemu namun bukan menjadi kawan, melainkan lawan, ku hancurkan kalian.' Naruto menyeringai kecil tanpa di sadari oleh siapapun. Naruto yakin, mengenai Seventh Player Kiseki no Sedai tidak akan yang mengingat lagi dirinya mengingat Naruto keluar sebagai pemain Generasi keajaiban tepat setelah kejuaran tingkat SMP selesai dengan kemenangan Kiseki no Sedai, ia menghilang tanpa di ketahui oleh siapapun, bahkan untuk sahabat kecilnya, Aomine Daiki.

Mata Naruto menunjukan ambisi yang begitu besar. Menjadi pemain Basket terbaik di Jepang, menghancurkan Kiseki no Sedai sampai ke akar akarnya termasuk jalan untuk mewujudkan impiannya ini. Oh jangan salah, meskipun Naruto adalah pemain paling berbakat di Kiseki no Sedai, tapi ia tetap menatap seluruh lawannya setara, maka dari itu, ia tidak akan meremehkan lawanya selemah apapun itu.

Menghilang satu setengah tahun yang lalu merupakan pukulan telak bagi Kiseki no Sedai. Naruto juga tahu tak ada satu anggota Kiseki no Sedai pun mengetahui keberadaan Naruto seakan Naruto tertelan oleh zaman.

'Aku kembali, Jepang'

.

Sementara itu di Jepang. Tepat di sebuah Mansion berada di pusat kota Tokyo milik keluarga Konglomerat Namikaze dan Uzumaki tampak wanita memiliki surai rambut merah panjang menatap satu bingkai foto berukuran tidak terlalu besar terdapat foto anak berusia 12 tahun tersenyum bahagia menghadap kamera dengan mendali emas anak tersebut pegang.

Uzumaki Kushina. Nama wanita itu.

Ia menatap foto anaknya yang telah lama menghilang bahkan setelah usaha keras dan banyaknya uang yang mereka keluarkan untuk menemukan anak mereka, Uzumaki Naruto. Tanpa adanya angin atau badai, setelah kemenangan Kiseki no Sedai 1 setengah tahun yang lalu bahkan Kushina sendiri menyaksikan waktu itu, waktu di mana Naruto mengangkat mendali emas untuk sekian kalinya sekaligus waktu Naruto menghilang dari pandangannya.

Bangga, tentu saja ia merasa bangga dengan anak semata wayangnya ini. Namun rasa bangga harus di gantikan dengan perasaan khawatir.

Kushina berserta suaminya, Namikaze Minato sudah mencari ke seluruh penjuru Jepang atau bahkan beberapa negara tetangga untuk mencari anak mereka yang hilang namun sampai saat ini, hingga jutaan Yen keluar tidak menemukan titik terang keberadaan putra mereka.

Rindu? Tentu saja itu perasaan tak terbantahkan. Ia sangat merindukan Naruto, ingin rasanya ia memeluk Naruto dan memberikan kasih sayangnya kembali. Ia tidak peduli dengan apapun, seluruh hidupnya hanya untuk Naruto saja.

Ia mengerjapkan beberapa kali mata lentiknya ketika pandangan mulai mengabur akibat air mata yang menumpuk. Sungguh, ia tidak pernah bosan memandang setiap foto foto Naruto terpampang rapi di kamar Narutonya selama berjam-jam lamanya.

"Sudah ku duga kau berada di sini, Kushina." Wanita itu menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar Naruto. Ia melihat Minato tampak menatap dirinya khawatir walaupun di tutupi dengan wajah tenang dari laki laki itu.

"Minato?" Minato tersenyum dengan menyenderkan tubuhnya di pintu masuk. Ia sangat mengerti perasaan Kushina karena bagaimanapun juga Kushina adalah ibu kandungnya.

"Kau tenang saja. Aku tidak akan pernah berhenti untuk mencari anak kita bahkan jika aku harus melenyapkan seluruh kekayaan kita, semua untuk Naruto." Ucap Minato, ia juga memiliki perasaan tidak jauh berbeda dari Kushina. "Aku tahu, Minato. Tapi Naruto..."

"Dia baik baik saja. Aku yakin karena dia adalah puteraku. Dia anak yang kuat, kau ingat! Kita boleh mengkhawatirkan Naruto, tapi setelah kita menemukan Naruto dan dia melihat keadaan mu yang menghawatirkan ini, Naruto tidak akan senang." Kushina akhirnya menyadari sesuatu. "Aku tahu, Maaf." Menyesal.

"Aku tak menyalahkanmu dirimu. Itu wajar. Keluarlah, makanan tidak akan pernah mau untuk menunggu lama." Minato tersenyum hangat seperti biasa walaupun jauh di dalam lubuk hatinya mengatakan hal lain.

"Aku akan segera keluar. Tunggulah." Dengan nasihat kecil, akhirnya Kushina mau untuk kembali menjalani kehidupan normal seraya menunggu hari hari penuh kebahagiaan setelah Naruto pulang, pulang ke pelukannya.

.

Treeettttt

Uwwwoooooooooo

Te-Telak, ini pertandingan sepihak!

Seperti yang di harapkan oleh Touou Gakuen! mereka hebat!

Mata blue sapphire Naruto dengan jelas melihat pertandingan berat sebelah antara Touou vs Seirin dengan kemenangan telak 112 untuk Touou dan 55 untuk Seirin. Naruto menatap satu persatu dua sahabatnya yang bertanding di arena Interhigh. Kuroko Tetsuya vs Aomine Daiki, walaupun Naruto akui hingga sejauh ini Seirin sudah bermain dengan sangat baik meski cuman berisikan anak kelas dua dan satu.

Seirin benar benar di hancurkan.

Naruto yang berdiri di bagian atas Studion menaikan hoddie jaketnya hingga menutupi seluruh wajah dan menyisahkan bagian mulutnya saja. Dua temannya sudah berkembang pesat, seharusnya ia tahu hal itu harus terjadi.

"Ini akan semakin menarik." Ujar Naruto lirih. Ia sengaja menggunakan pakaian yang sedikit tertutup supaya keberadaannya tidak terlalu mencolok. Naruto yakin, meskipun ia sudah menghilang selama ini, sebagai kartu Truff Club basket Tekou Academy, wajahnya tidak akan di lupakan begitu saja.

Namun tanpa di sadari Naruto, ada satu remaja menatap Naruto dengan pandangan menyelidik seakan ia mengenalinya. Dia adalah Kise Ryota, berdiri di samping Midorima sedari sosok Naruto datang yang kebetulan kedua nya berhadapan, namun dengan cepat dia membuang pikirannya dan fokus ke arena melihat mental pemain Seirin yang jatuh.

"Baru kali ini aku melihat pemain sepertinya. Seharusnya dari banyak banyak pertandingan dengan kemenangan sepihak, seharusnya pemain menunjukan rasa putus asa, tapi dia—" Naruto menghentikan ucapannya, ia masih fokus ke salah satu pemain Seirin sedang menunduk dengan handuk di kepalanya"—jelas menunjukan kemarahan, hoi hoi."

Ketika Naruto bermain basket di Amerika, sebagian dari mereka, musuh yang sudah Naruto jatuhkan sudah pasti menunjukan ekspresi putus asa seolah olah mengatakan 'aku tidak akan bermain lagi' namun Pemain Seirin dengan nomer punggung 10 itu berbeda. Naruto tersenyum,

"Mungkin untuk hari ini cukup. Aku harus mengurus surat kepindahanku segera mengingat besok harus berangkat di hari pertama sekolah di Jepang." Naruto mengambil Smartphone nya lalu menulis beberapa kata untuk Alex via Email bahwa ia sudah sampai dengan keadaan utuh di Jepang, ia tidak ingin membuat Alex khawatir.

.

Tokyo, Jepang

10 : 05

Seirin Academy

Kuroko Tetsuya atau biasa di kenal sebagai Kuroko berjalan di lorong Academy dengan buku di tangannya. Memang jika di lihat sekilas, ia sedang membaca tulisan tulisan sudah di bukukan di tangannya, namun pada kenyataan, Kuroko memikirkan hal lain.

Ia memikirkan pertandingan kemarin dengan kekalahan telak bagi Seirin. Namun bukan hasil dari pertandingan membuat Kuroko khawatirkan, tapi lebih mengarah ke mental para senpai nya yang jelas kemarin Kuroko lihat hancur.

Tanpa di sadari Kuroko. Langkahnya sudah berhenti di atap sekolah memang ini tujuannya, menenangkan diri. Dari sekian banyaknya tempat tempat di sekolah, hanya ataplah tempat paling cocok untuk itu.

Ngomong ngomong. Kuroko menjadi merasa dejavu melihat pembatas di atas sekolah ini. Yah seharusnya mereka menepati janji dengan menembak cewek sambil telanjang, bukan?

"Acara ramalan Oh-yasa mengatakan bintang gemini mu memang sedang apes ya, Aquarius kemarin berada di posisi dua, tapi siapa yang menyangka, kau akan benar benar kalah, Tetsuya." Sontak mendengar seseorang menyebut namanya. Tetsuya yang sedang menatap langsung halaman sekolah dengan berpegangan pada pembatas langsung menoleh cepat ke belakang.

"Yo! hisahiburi danna!" Terkejut hingga tak ada satu katapun keluar dari mulut pemain bayangan Kiseki no Sedai itu. Sedangkan orang di depannya, Naruto menunjukan senyum hangat yang sudah lama tidak Kuroko lihat, sungguh di depannya ini adalah sahabat masa SMP sekaligus salah satu orang sudah mengajari Kuroko bermain basket.

Naruto SMP dan Naruto sekarang tidak memiliki banyak perbedaan kecuali tinggi badan. Selain itu, ada perbedaan dari rambut Naruto dari pirang jabrik menjadi pirang kalem dengan poni yang menutupi sebagian jidatnya. (A/N : Rambut Naruto berdasarkan gaya rambut dari Usui Takumi 'Kaicho wa Maid-sama')

"Na-Naruto-kun. Kau Naruto-kun." Ucap Kuroko tidak lancar. Jujur, ia masih terkejut dengan kedatangan Naruto yang secara tiba tiba. Wajah yang biasanya menunjukan ketenangan di gantikan wajah penuh keterkejutan seperti sekarang ini.

"Ha? Nani? Ada apa denganku?" Balas Naruto dengan menunjuk wajahnya sendiri seperti orang bego. Kuroko menggeleng untuk mengembalikan wajah datarnya. "Uhm Tidak. Lama menghilang dari Jepang bahkan keluargamu sendiri tidak mengetahui keberadaanmu, kau buruk, Naruto-kun." Meskipun berbicara seperti itu, namun wajah Kuroko menunjukan kebahagiaan tersendiri.

Naruto menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Hehe begitulah. Ngomong ngomong, selamat atas kekalahan mu Tetsuya." Naruto berucap dengan senyum canggung.

"Kejam, padahal sahabatmu baru saja mengalami masa masa buruk." Aura ungu garis garis ungu menjadi background Kuroko. "Gomen gomen, lagian aku tidak memiliki topik untuk pembicaraan, hahaha." Walau begitu, tapi Kuroko tidak akan pernah marah karena itulah kenyataannya. Ia kalah.

"Ya seekor monyetpun masih bisa menilai siapa yang akan menang, bukan begitu, Tetsuya? Luar biasa kalian masih bisa bermain seimbang ketika Daiki tidak bisa di hentikan." Kritikan sekaligus pujian Naruto lontarkan, namun Kuroko membalas itu dengan senyuman kecil.

"Itulah yang membuatku ingin terus menjadi bayangan tim basket Seirin. Mereka berbeda dari kebanyakan sifat Kiseki no Sedai, kau tahulah sendiri, bukan?" Balas Kuroko. Naruto menyenderkan tubuhnya di tembok dekat pintu, "Kiseki no Sedai. Maa sudah cukup lama aku tidak melihat mereka, namun siapa yang menyangka kau masih memiliki sifat yang sama, Tetsuya." Naruto tersenyum kecil.

"Sejak kejuaran SMP 1 ½ tahun yang lalu setelah kau menghilang banyak sekali kejadian tak terduga, kau tahu. Kepribadian dari masing masing anggota Kiseki no Sedai mungkin salah satunya, ngomong ngomong, bagaimana kabarmu?" Tanya Kuroko. "Seperti yang kau lihat sekarang, aku sehat. Banyak hal yang sudah terjadi padaku bahkan hingga mencapai titik hingga aku tidak bisa bercerita banyak." Balas Naruto tersenyum.

"Yokatta, aku senang mendengarnya." Kuroko tersenyum. Setidaknya dengan ini ia bisa kembali bermain basket dengan hati yang bahagia, jika itu ada Naruto karena bagaimanapun juga, Naruto adalah cahaya Tetsuya.

Braakkk!

"KUROKOO!"

Pintu dengan paksa di dobrak oleh seseorang dari luar membuat kedua mantan pemain Kiseki no Sedai itu menatap pintu bingung. Setelah pintu terbuka, tampak remaja dengan tinggi di atas rata rata anak SMA memiliki warna rambut merah dan mata tajam menusuk, ia terengah-engah seperti setelah berlari maraton.

"Huhhh sudah ku duga kau ada disini. Kau di panggil pelatih baka! Aku sudah mencari di kelas lalu ke seluruh penjuru sekolah dan berakhir di—" ucapan Kagami berhenti ketika tatapannya tak sengaja melihat Naruto dua meter di sampingnya. "—KAU" acara ngomel ngomel Kagami berhenti, ia langsung menunjuk Naruto terkejut.

"UZUMAKI NARUTO, BAGAIMANA KAU ADA DISINI?" Teriak Kagami dengan Big Head no Jutsu sedangkan Naruto yang mendapatkan teriakan itu tampak kebingungan harus merespon apa.

"Hn Nani? Ano apa aku pernah mengenalmu?" Balas Naruto innocent membuat Kagami semakin heran. "Kagami-kun, tidak baik berteriak kepada seseorang baru saja kau temui." Kali ini Kuroko memberikan nasihat seperti biasa dengan wajah datar membuat Kagami ingin sekali memukulnya.

"Enggak kenal, bokong mu. Tak ada satu orangpun tidak mengenal Uzumaki bodoh! Di Amerika, Uzumaki Naruto, satu satunya pemain kelas Junior sudah di akui oleh Amerika sebagai pemain terbaik di basket junior Amerika. Bukan hanya itu saja, Uzumaki adalah pemain yang menentukan kemenangan bagi Club basket nya dulu ketika dia masih bergabung di New York dan bakat basket di percayai mampu mendekati legenda NBA Michael Jordan namun secara mengejutkan setelah kemenanganya di Turnamen tingkat SMP se-Amerika, di depan paparazi ketika wawancara, Uzumaki mengatakan ia akan pensiun dari Clubnya dan pulang ke kampung halaman tak seorang pun tahu."

"Eh?" Kuroko mengeluarkan nada aneh. "Hehehe Gomen, sepertinya itu terlalu berlebihan atau gimana ya, atto baru kali ini aku mendengar itu, tapi sankyu fans!" Naruto tertawa Nervous tidak percaya ada yang mengenali dirinya padahal ini bukan lagi di Amerika.

"Woaaa kau tahu, aku sangat mengidolakan permainanmu di lapangan. Aku menantangmu Uzumaki!" Teriak Kagami bersemangat kembali menunjuk Naruto. Lagian, kapan lagi bisa berhadapan dengan lawan yang kuat kecuali Kiseki no Sedai, Kagami menikmati permainan basket dengan melawan musuh yang kuat dan mengalahkannya.

"Waa benarkah?" Ucap Naruto tidak kalah bersemangat dari orang yang membuat Naruto tidak bisa tidur hanya dengan sekali lihat ini. "Habisnya baru kali ini aku mendapatkan tantangan secara langsung jadi umm aku jadi gak enak hehehe tapi jujur, kau orang yang menarik, aku menerimanya." Naruto menurunkan senyum bersemangat di gantikan seringai tipis yang hanya bisa di sadari oleh Kuroko.

Tentu sebagai sahabat lama sejak Naruto masih berada di Kiseki no Sedai, Kuroko sudah sangat hafal bagaimana sifat Naruto ketika ada seseorang menantangnya dalam duel one on one. 'Sudah lama aku tidak melihat ekspresi Naruto-kun yang itu' batin Kuroko tidak tenang.

Kuroko masih dalam keadaan jawdrobe mengikuti kedua temannya ini dari belakang untuk melihat pertandingan sudah jelas siapa pemenangnya. Mungkin jika Kuroko benar, mendengar dari cerita singkat Kagami saja, Kuroko berasumsi kan Naruto sudah berkembang sangat pesat dari sebelum Naruto menghilang.

.

"Itu dia!"

Tunjuk kapten basket Seirin, Hyuuga Junpei kesal kepada dua orang yang ia kenal baru memasukan gym latihan. Bahkan ia mengabaikan keberadaan Naruto di samping Kagami.

"Aku menyuruhmu mencari Kuroko-kun bukan untuk lari berkeliling sekolah, Bakagami!" Kesal pelatih Club Basket Seirin, Riko Aida. Mereka sudah menunggu di sini hampir 20 menit padahal jarak antara kelas dan gym cuman membutuhkan waktu tidak lebih dari 5 menit.

"Maa maa sudah lah Riko. Yang penting mereka kan udah datang." Ucap senpai duduk menggunakan bola basket di pinggir lapangan dengan wajah kalem. "DIAM KAU TEPPEI!" Teriak Riko kesal menunjuk pendiri Club Basket Seirin bernama lengkap Kiyoshi Teppei namun seolah olah teriakan Riko lucu, Kiyoshi hanya membalas itu dengan tawa kecil.

"Ngomong ngomong, siapa di sampingmu itu, Kagami? Aku baru melihatnya sekali." Ucap salah satu senpai Kagami memiliki wajah paling tampan di antara yang lain sekaligus senpai yang menempati posisi Point Guard dengan kemampuan mata, Eagle Eye. Shun Izuki.

"Dia—"

"Uzumaki Naruto, murid pindahan dari Amerika, Yorushiku." Ujar Naruto sopan dengan membungkukan badannya. "Kau bisa bahasa Jepang?" Tanya Hyuuga kaget, pasalnya selain Kagami, tak ada murid asing lagi dari kebangsaan manapun mampu berbicara bahasa Jepang dengan fasih.

"Sebenarnya Naruto-kun adalah masyarakat Jepang asli, Senpai. Tapi entah alasan apa Naruto-kun memilih masa masa SMP di Amerika." Jelas Kuroko membantu. Ia tidak akan memberitahu jika Naruto menghilang seakan tertelan bumi 1 ½ tahun yang lalu, selain bukan hak nya memberi tahu, Kuroko juga ingin melihat reaksi Kiseki no Sedai jika Naruto mau bergabung di Club Basket Seirin.

"Kau mengetahuinya?" Tanya senpai Kuroko berwajah kucing, Shinji Kogane. Selain karena Kuroko pemain yang misterius, semua anggota tim basket Seirin masih belum terlalu mengenal masa lalu pemain bayangan Kiseki no Sedai itu. "Naruto-kun adalah sahabat lamaku." Dengan itu akhirnya anggota Basket Seirin mengetahui sesuatu tentang masa lalu Kuroko.

Kagami buka suara, "Pelatih, aku meminta izin untuk mengizinkan ku— tidak maksudku kami menggunakan Gym untuk duel one on one sekarang." Riko tersentak, sejujurnya baru kali ini Kagami meminta izin yang seperti ini.

"Uh sebenarnya tidak masalah, tapi dengan siapa?" Tanya Riko bingung. Kagame dengan cepat langsung menjawab, "Dengan dia!" Tunjuk Kagami ke Naruto di sampingnya membuat para Senpai bingung, apa anak baru ini mampu mengendalikan bola berwarna oranye itu?

"Tenang saja ini tidak akan lama, Riko-senpai. One on one siapa paling cepat mendapatkan point' 2 dia pemenangnya." Ucap Naruto tenang, ia sudah mengetahui pelatih basket Seirin sedari awal pertama ia masuk ke sekolah ini.

"Hum baiklah— aku ingin melihat bakat dan skill mu!" Meskipun mereka berhasil masuk ke perebutan tiket perempat final Interhigh, tapi belum cukup untuk bekal memasuki Turnamen musim dingin nanti, Winter cup yang akan di adakan satu bulan lagi.

.

Di tengah lapangan. Kagami dalam keadaan mindribble bola kemudian melemparkannya ke arah Naruto dan di tangkap sempurna oleh pemuda pirang itu. Naruto memejamkan matanya sesaat lalu membukanya ketika sesuatu mengenai dirinya sudah terkumpul sempurna.

Tap!

Dug!

Naruto memantulkan bolanya keras membuat bola melayang bebas dua meter di depan Kagami. Melihat itu, Kagami pikir Naruto tanpa di sengaja melakukan itu untuk menguji Kagami, namun bukan hanya Kagami, tapi juga seluruh anggota Club Basket Seirin kecuali Kuroko menatap lapangan terkejut.

Sebelum Kagami meraih bola untuk dirinya. Tangan Naruto secara mengejutkan sudah meraih bola lalu melakukan Behind the back dribble dari sisi kiri ke kanan dengan kecepatan tidak bisa di ikuti oleh mata Kagami atau kelompok basket Seirin. Terlalu cepat lalu melewati Kagami dengan kecepatan tidak di turunkan.

.

"Ke-Kecepatan sempurna!" Ucap Hyuuga kurang percaya. Namun sesaat ia kembali di ingatkan oleh salah satu monster Kiseki no Sedai yang membantai mereka beberapa hari yang lalu, Aomine Daiki, Hyuuga masih ingat bagaimana kecepatan Aomine ketika melewati dirinya, tak terhentikan.

"Di banding dengan Aomine-kun melakukan Drive dengan acak, tapi Uzumaki-kun sebaliknya, Drive yang ku lihat ini jauh lebih lembut." Komentar Riko menatap serius pertandingan. Sebagai salah satu pelatih yang baru saja di hancurkan oleh Aomine, Riko sudah lebih dari hafal dengan Drive atau Skill dari Aomine.

.

Dug

"Aku tidak akan membiarkanmu lewat Uzumaki!" Teriak Kagami berlari mengejar Naruto yang sedang mendribble menuju ring musuhnya. 'Orang ini lebih lambat dari Aomine.' Batin Kagami yang mulai merasa kecepatan Naruto dalam melakukan dribble mulai melambat.

"Dan siapa yang bilang aku akan terus melewatimu, Kagami-san?" Tepat ketika Kagami ingin melakukan back Tip, Naruto terlebih dahulu menghantamkan telapak tangannya ke bagian depan bola sehingga dengan bebas bola memantul ke belakang Kagami.

"Dia penuh akan celah!" Komentar Hyuuga di pinggir lapangan.

Tap

Entah dari kapan, Naruto sudah mendapatkan bolanya kembali ketika Kagami bergerak untuk meraih bola. Tentu hal itu membuat para Senpai bahkan anggota Seirin anak kelas satu kembali shock dengan kecepatan yang di miliki oleh Naruto.

Oii hoii sejak kapan dia berputar?

Tidak hanya cepat, orang ini juga licin!

Mengagumkan!

Komentar berbeda beda keluar dari orang di pinggir lapangan mengenai aksi Naruto barusan. Kuroko yakin, melihatnya satu kali bermain saja Kuroko sudah menduga Naruto berkembang sangat cepat tidak kalah dengan mantan anggota Kiseki no Sedai lainya.

'Shimata!'Batin Kagami tidak bisa mengikuti pergerakan Naruto. Walaupun badan Kagami sudah berputar ke sisi kanan, tapi pergerakan Naruto yang berputar di sisi sebaliknya tidak bisa di hentikan olehnya.

Wuss

Di luar dugaan Kagami ataupun tim Seirin. Dalam keadaan masih berputar ke sisi kanan, Naruto langsung melempar bolanya ke ring Kagami tanpa ragu sedikitpun, 'Tembakan asal tidak akan masuk kan?' Batin Kagami namun ia tidak menyadari Naruto sudah berada di belakang dirinya dan berlari ke arah ring.

Dan seperti dugaan Kagami, Naruto menembak asal tentu saja presentasi masuk di bawah 30% apalagi dengan beban di sebelah kaki Naruto yang baru saja berputar dan akurasi tembakan di tentukan sebagai mana kuatnya shoot dan otot tangan untuk menembak, mustahil untuk masuk.

Drang

Bola dengan keras mengenai ring dan memantul bebas menghasilkan rebound bagi Naruto. "Ya maaf saja, satu point ku ambil, Kagami-san." Lay up dari Naruto berhasil merubah angka di antara keduanya.

.

"Mustahil bagi Kagami-kun kalah dalam one on one seperti tadi. Tapi Ally-oop sendiri, itu tidak jauh berbeda dari biasa Kagami-kun lakukan tapi ini, selain membutuhkan akurasi dengan persentase di atas 80%, kecepatan sempurna seharusnya di butuhkan, dia hanya memiliki tinggi 170 cm kan?" Guman Riko kurang percaya dengan apa yang barusan dia lihat.

'Aku tidak tau apa yang di lakukan Naruto-kun di luar sana. Namun baru kali ini aku melihat permainan Naruto-kun seperti Aomine-kun, Street Basket.' Batin Kuroko. Karena setahu Kuroko, permainan Naruto dalam bermain basket sangatlah anggun, bahkan Naruto tidak pernah bermain seperti Street Basket seperti tadi ketika berada di Teikou dulu.

.

"Hahaha Menarik, menarik Uzumaki. Kau tahu, hanya dengan melihat mu melakukan Drive sudah membuat darahku mendidih, aku takan kalah darimu." Kata Kagami bersemangat memberikan tinjuan udara ke arah Naruto. "Aku senang mendengarnya, Kagami-san. Tapi perlu kau tahu saja, kemenangannku adalah hal mutlak!" Balas Naruto dengan seringai kecil.

.

Kagami melesat rebound!

Ingin membalas point' dengan cara yang sama. Kagami lalu melakukan combo kesukaan yaitu Alley-oop seorang diri, biasanya Kagami tidak bisa terhentikan di Combo ini.

Drang

Bola yang sebelumnya Kagami shoot dari luar daerah free throw membentur ring dengan keras menghasilkan rebound seperti Kagami rencanakan sejak awal. 'Dia tidak akan melompat dari batas garis Free Throw kan?' Batin Naruto di belakang Kagami ketika ia melihat Kagami bersiap melakukan dunk atau lay up dari batas garis Free Throw seharusnya mustahil bagi anak baru lulus SMP. 'Bercanda' Lanjut Naruto membatin.

Brak!

Kali ini Kagami atau bahkan seluruh orang menonton duel one on one di gym kecuali Kuroko tidak bisa lagi untuk tidak membuka mulut mereka lebar lebar. Beberapa cm sebelum bola masuk dari hasil Slam dunk spesial Kagami, dunk Kagami dengan keras di Block oleh Naruto bahkan tanpa di sadari siapapun Naruto sudah merasa di bawah ring.

.

Aku tidak melihatnya berlari lho tadi.

Astaga dia manusia kan?

"Aku tidak percaya Kagami mampu melewati Uzumaki-kun sebelumnya, namun aku lebih tidak percaya Dunk Kagami dapat di Block dengan mudah oleh Uzumaki-kun dengan tinggi hanya 170cm." Bukan hanya kecepatan yang mengerikan, namun lompatan dan otot tangan dapat menahan Dunk Kagami terkenal sangat sulit baru kali ini Riko lihat dari anak kelas satu SMA. 'Masaka!' Batin Riko mengingat sesuatu.

"Uzumaki-san sengaja membiarkan Kagami melewati dirinya karena dia percaya kecepatan antara Uzumaki-san dan Kagami bagaikan neraka dan surga. Lalu dengan kecepatan itu Uzumaki menyusul Kagami di bawah ring ketika Kagami bersiap melakukan dunk nya. Selain adu skill, di pertandingan ini juga adu perasaan di antara keduanya, Uzumaki yakin Kagami merasa akan memasukan bolanya bahkan dengan tanpa kekuatan maksimal, Uzumaki Naruto, aku seperti mengenalmu di suatu tempat!" Kiyoshi bergumam lirih.

"Kuroko, apa temanmu itu manusia?" Tanya teman satu angkatanya, Furihata. "Jika bertanya apa Naruto-kun manusia? Bisa kita lihat bagaimana Aomine-kun atau mantan Kiseki no Sedai ketika di lapangan, Furihata-kun." Balas Kuroko.

"Apa hubungannya dengan Kiseki no Sedai?" Tanya Izuki ikut nimbrung. "Kalian akan segera mengetahuinya, senpai." Jawab Kuroko monoton.

.

Dug

Naruto mendapatkan bola. Bukankah sejak awal dia bilang Naruto tidak akan bermain main. Walau begitu, "Aku terkejut lho kau mampu melakukan dunk dari garis Free Throw di saat kita masih seusia, harus ku akui aku tidak bisa melakukan apa yang kau lakukan." Ujar Naruto membuat Kagami mengerutkan dahi bingung.

"Mheh pertandingan belum selesai, tahu!" Balas Kagami memasang posisi bertahan tidak membiarkan Naruto melewatinya lagi. Naruto yang berdiri dengan mendribble bola tak lebih dari satu meter di belakang garis tengah menyeringai kecil tanpa di sadari siapapun.

"Tapi maafkan aku Kagami-san. Pertandingan sudah berakhir!" Ujar Naruto dengan seringai bertambah lebar. Ia memasang posisi menembak Three Point' dari garis tengah membuat semua seluruh orang menonton di buat melebarkan mata kecuali Kuroko yang memang sudah tahu kemampuan Naruto.

"Bolanya belum masuk, Uzumaki!" Ujar Kagami bingung. Ia melihat Naruto sudah berjalan ke pinggiran lapangan bahkan bola masih berada di ketinggian tidak masuk akal. Sungguh, melihat shoot tadi mengingatkan Kagami dengan mantan Shooter Kiseki no Sedai, Midorima.

"Acara ramalan Oh-yasa hari ini mengatakan bintang gemini Libra berada di posisi satu dengan Cancer di posisi ke dua!" Ujar Naruto melirik melirik Kagami dari pundaknya. "Dengan kata lain, Tembakan ku tak akan meleset!"

Blush!

Benar seperti prediksi Naruto berdasarkan ramalan Horoskonnya. Bola masuk dari ketinggian anti mainstream dari ring. Tembakan seperti Midorima Shintaro tak hanyal membuat lapangan hening.

'Dia mirip sekali dengan Aomine-kun namun di saat bersama dia juga mirip dengan Midorima-kun, siapa kau sebenarnya, Uzumaki-kun?' Mata coklat Riko berkedip beberapa kali menyesuaikan pemandangan shoot menabjubkan dari Naruto untuk pertama kalinya. Entah berapa kali ia mengalami shock di hari ini, namun semua itu karena Sahabat Kuroko yang misterius ini.

Sugoiii!

Tembakan yang menabjubkan!

Komentar anak kelas satu terpukau. Bahkan para Senpai sudah beberapa kali melihat Shoot yang serupa masih harus bisa menelan itu baik baik. Apa yang harus di percayai? Tentu saja tidak, ini hanya mini game one on one kan?

Kagami tertawa misterius, "Hehehehe hahaha! Aku sudah menduga aku tidak bisa mencetak skor darimu, Uzumaki. Namun aku cukup senang kau mau bertanding denganku meskipun jujur cukup mengecewakan." Kagami mengambil bola baru saja di gunakan untuk bertanding.

Dengan keras, Kagami melemparkan bola dengan lemparan seperti peluru ke arah Naruto namun berhasil di tangkap menggunakan satu tangan tanpa kesulitan sedikitpun. "Tapi lain kali, aku tak kan kalah!" Ucap Kagami penuh ambisi.

"Apa mereka sebelumnya saling mengenal?" Tanya Izuki entah kepada siapa.

Naruto melemparkan bolanya menggunakan passing chest pass kembali ke Kagami. "Aku menantikan itu, Kagami-san." Naruto tersenyum lebar, mungkin ini pertama kali di Jepang Naruto bisa bermain basket dengan senyum bahagia.

"Permainan hebat, Naruto-kun." Naruto mengalihkan perhatiannya ke arah Kuroko berada di pinggir lapangan. "Kau memiliki cahaya yang menarik, Tetsuya. Seperti dugaan ku, Pemain ke6 Kiseki no Sedai memang hebat." Balas Naruto berjalan ke arah kelompok Basket Seirin, ia harus menyiapkan jawaban karena pasti pelatih Seirin gampang penasaran ini pasti mengintrogasi nya dengan pertanyaan membuat Naruto repot.

"Siapa kau sebenarnya, Uzumaki-kun?" Tanya Riko. Jujur, ia juga merasa penasaran dengan pelajar baru lulus SMP di depannya dengan skill dan shoot hampir menyamai pemain liga profesional NBA. Selain karena penasaran, Riko juga ingin tahu ada hubungan apa antara Naruto dan salah satu Ace Seirin, Kuroko.

"Aku sudah menduganya kau akan menanyakan ini, Riko-senpai. Lagipula, sifat umum manusia ingin mengetahui sesuatu yang belum mereka tahu." Balas Naruto ramah. "Kalau begitu, jelaskan kepada kami, siapa sebenarnya dirimu." Tambah Hyuuga tidak sabar.

"Namun sepertinya waktu tidak memperbolehkan aku mengenalkan diri." Balas Naruto melirik arlojinya. Waktu sudah menunjukan jam istirahat telah berakhir. Naruto membalikan tubuhnya ke pintu keluar. "Jaa nee Riko-senpai, Tetsuya dan yang lain, jika kalian menginginkan informasi dariku, tanyakan saja pada Kagami atau Tetsuya, mereka tahu banyak mengenai diriku." Berlahan punggung Naruto menghilang dari tatapan pemain dan pelatih basket Seirin sebelum menghilang sempurna setelah berbelok dari pintu keluar gym.

.

Maaf kalau banyak kesalahan, maklum ini fanfic cuman pelampiasan kekesalan saya karena fanfic Fandom Kuroko no Basuke yang mati. Sampai jumpa di chapter depan. Review nya :v