Baekhyun merasakan bahwa semua badannya terasa sakit, terutama kepalanya. Dia mendudukan dirinya, bola mata sabit itu berpendar ke setiap sudut ruangan yang mana tengah ditempatinya sekarang. Dia beralih ke ranjang besar yang menjadi tempatnya duduk ini. Kamar ini begitu asing di ingatannya, tentu saja karena ini untuk pertama kalinya dia berada di sini.

Dia beralih melihat ke dinding yang terbuat dari kaca seluruhnya dengan kerutan di dahinya, dia dapat melihat cahaya mentari berusaha menerobos tirai gelap transparan yang sama besar dengan kaca itu. Baekhyun mulai memutar kembali ingatannya sebelumnya, menyusunnya sebaik mungkin hingga akhirnya dia menyadari semua kejanggalannya sekarang.

Dia diculik.

Demi Tuhan, dia sedang diculik sekarang.

Napas Baekhyun mendadak terputus-putus ketika inner-nya berteriak demikian, dia panik dan takut setengah mati. Belum pernah dia merasakan ketakutan yang begitu kuat seperti ini seumur hidupnya.

Astaga, dia hanya seorang pria sebatang kara biasa yang bekerja seharian di cafe hanya untuk mencukupi kehidupannya dan membayar sewa apartment. Sungguh, jika penculik itu adalah seorang mafia yang mencari organ-organ manusia untuk dijual ke pasar gelap, dia bukanlah seorang pria sehat, dia juga suka sakit-sakitan.

CEKLEK

Knop pintu itu berbunyi yang langsung saja sukses mengejutkan seorang Byun Baekhyun, jantungnya berdegup cepat dari biasanya tatkala pintu bercat putih itu terbuka dan memperlihatkan seorang pria tinggi nan tampan yang sedang membawa meja kecil beserta makanan di atasnya.

Baekhyun mengernyitkan dahinya untuk kesekian kalinya di awal hari ini saat melihat wajah pria yang baru saja masuk ke dalam kamar ini dengan senyuman yang tampan dan hangat, membuat siapapun yang melihatnya akan terhipnotis, begitupun Baekhyun yang notabennya adalah seorang Gay.

"Kau?!" Baekhyun baru menyadari sesuatu ketika potongan-potongan kejadian sebelum dia diculik itu kembali menyatu dengan ingatannya. Pria itu tidak menggubris suara Baekhyun yang sudah melemparkan suara tidak bersahabat kepadanya.

"Sekarang makanlah!" kata pria tampan itu lembut dan penuh perhatian sambil menaruh meja kecil itu di depan Baekhyun yang malah terlihat menghindarinya. Baekhyun tidak melepas tatapan takutnya dari wajah tampan pria itu yang sebenarnya membuatnya terpesona itu. Dan, ketika kedua mata mereka berjumpa pandang, Baekhyun merasakan seluruh dunianya tertarik ke dalam mata teduh pria tampan itu.

Baekhyun yang tadinya bersumpah akan menghajar siapapun penculiknya kini terdiam tak berdaya hanya karena seseorang menatapnya seperti itu dengan mata yang begitu hangat dan teduh. Dia merasa seperti Gay murahan yang jatuh kepada siapapun yang berparas tampan. Oh Tuhan, dia benar-benar gila sekarang.

Pria tampan itu tersenyum tipis, tetapi masih bisa dilihat oleh Baekhyun, lalu mengangkat tangannya untuk mengelus surai kecokelatan milik Baekhyun.

Meskipun begitu, ketakutan Baekhyun masih mendominasi diri pria cantik itu dan secara refleks tangannya menahan pergerakan tangan besar pria yang memiliki mata bulat besar itu.

"Kau yang tidak sengaja berpas-pasan denganku itu, 'kan?" tanya Baekhyun penuh keraguan, dia sebenarnya takut untuk menanyakannya. Tetapi, dia tidak pernah salah mengenali seseorang. Bahkan ingatan Baekhyun masih mengingat bagaimana paras pria yang sudah tiga kali bertemu secara 'kebetulan' itu dengan sangat jelas.

"Ingatanmu tidak buruk juga, ya?" Chanyeol–nama pria tampan itu—kembali mengukir sebuah senyuman tampan yang juga bercampur menyeramkan itu. Dia beralih ke meja yang terdapat dua roti persegi yang saling bertimpaan dengan selai strawberry di antaranya dan segelas susu.

"Sekarang, kau harus makan, ya?" Meskipun lembut, Baekhyun masih bisa merasakan nada memerintah dari permintaan tersebut.

Hal itu sedikit membuat nyalinya ciut, apa lagi perutnya juga tidak sabaran untuk segera diisi makanan. Tetapi, demi seluruh pasien sakit jiwa Kyungsoo, dia saat ini sedang diculik oleh pria yang bahkan tidak jauh gilanya dengan pasien-pasien Kyungsoo. Dan, sialnya semua itu membuat ketakutannya sekarang mengalahkan rasa laparnya.

Chanyeol tahu sekali bahwa pria cantik di depannya itu tengah ketakutan akan keberadaannya sekarang ini, lihat saja dari sorot dari mata sabit yang selalu mengalihkan seluruh atensinya dari dunia ini. Dia mendekati wajahnya ke wajah Baekhyun, membiarkan jarak lima sentimeter terbentuk di antara wahag mereka.

Baekhyun? Dia berani bersumpah, ingin sekali dia mendorong, menampar, atau apapun yang bisa menyakitkan pria di depannya itu, tetapi otak dan tubuhnya tidak sinkron sekarang, bahkan dia tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang.

Blank.

"Sekedar informasi untukmu, aku tidak suka dibantah, ditolak, dan tidak dipedulikan oleh siapapun itu. Jika kau berani melakukannya, kau akan mendapat hukumanmu, Sayang." Chanyeol meniupkan napasnya ke bibir Baekhyun yang sedikit terbuka, membiarkan napas bearoma mintnya menyergap di penciuman Baekhyun.

Chanyeol menyeringai tipis tatkala melihat ekspresi Baekhyun yang merupakan respon dari apa yang baru saja dilakukan olehnya itu. Baekhyun tidak melawannya, pria cantik itu malah semakin memperlebar celah di kedua bibirnya itu, matanya yang sayu dan sendu membuatnya bertambah menggoda dari sebelumnya. Chanyeol menjilati bibir bawahnya saat matanya tak sengaja terfokus ke bibir merah muda nan tipis milik Baekhyun itu.

"Shit! Berhenti berekspresi seperti itu jika tidak ingin kucabuli, Sialan!" Chanyeol mengumpat, jika saja dia tidak ingat bahwa Baekhyun belum mengisi perutnya dari tadi malam, maka sudah dipastikan dia akan menyerang Baekhyun saat itu juga dan membuat pria cantik itu menyerah di bawahnya.

Baekhyun yang tersadar perubahan dari sosok malaikat Chanyeol ke sosok iblis Chanyeol dengan nada suara dan penggunakan kata itu pun berjengit ketakutan lagi dan sukses membuat Chanyeol mendesah kesal.

"Cepat habiskan roti dan susu ini!" Daripada mencari masalah kepada Chanyeol yang sepertinya bersiap mengganti kepribadiannya itu, Baekhyun mengambil roti persegi panjang itu dengan tangan yang bergetar sempurna, antara ketakutan dan gugup.

Di setiap kunyahan, Chanyeol tidak menyingkirkan mata teduh namun tajamnya itu dari Baekhyun sedikitpun, menciptakan rasa aneh pada Baekhyun. Karena, Baekhyun memang tidak bisa dipandangi ketika makan, apa lagi ditatapan begitu dalam oleh si pemilik mata teduh yang selalu bisa menjatuhkan niat Baekhyun.

Baekhyun berusaha meneriaki dirinya sendiri bahwa sekarang dia sedang diculik orang yang bahkan baru ditemuinya sebanyak tiga kali, itu pun hanya sekilas dan mengetahui nama masing-masing saja. Tetapi, sesuatu di dalam Baekhyun mengacaukan segalanya sekarang, dia juga tidak yakin dengan apa yang terjadi padanya untuk saat ini. Bahkan, Gay radarnya tidak mampu membaca seluruh bahasa tubuhnya.

Setelah menghabiskan seluruh roti dan susunya, Baekhyun berencana untuk keluar dari apartment mewah ini secepat mungkin. Dan, benar saja, ketika Chanyeol keluar dari kamar untuk meletakkan meja kecil itu ke dapur, Baekhyun keluar dari kamar dengan seluruh cat dan pernak-pernik berwarna putih tersebut dengan langkah yang perlahan. Dia mencoba untuk mencari pintu utama dari apartment itu, dan berhasil. Tetapi, sepertinya si jenius Park itu sudah mengatur pintunya sedemikian rupa dan juga mengharuskan membuka pintu itu dengan sandi dari dalam apartment.

"Woah, ternyata ada yang ingin kabur dari sini, huh?" Suara bass yang bernada sakartis itu menyambangi pendengaran Baekhyun yang berusaha memasukan sandi apapun itu, tangannya yang semula memencet monitor di dinding itu untuk memasukan sandi pun langsung membeku di tempatnya. Perlahan, kepala Baekhyun berputar ke arah sebaliknya dan diikuti oleh tubuh kecilnya itu.

Baekhyun bisa melihat perubahan air muka Chanyeol yang signifikan dari sebelumnya. Pria tampan itu bersedekap dada, sementara kedua tangannya terlipat di depan dadanya, dan menyeringai jelas di depannya. Wajah tampan itu bahkan lebih seperti monster sekarang, Baekhyun tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk menjauh dari pria tampan itu.

Jangankan bergerak, mengeluarkan suara saja rasanya dia tidak mampu.

Kedua kakinya mendadak terasa melemas tatkala Chanyeol mendekat ke arahnya; menyatukan hidung dan kening mereka, tidak melepas tatapan dingin dan mengerikannya itu darinya. Tidak hanya itu, kedua tangan Chanyeol ternyata bergerak lebih cepat dan sekarang malah dengan seenaknya meremas kedua belah bongkahan padat bokongnya.

Seumur-umur Baekhyun hidup dan berpacaran dengan beberapa jenis laki-laki, dia sama sekali belum pernah mau melakukan hal seintim ini dengan mantan-mantan kekasihnya dan hanya membatasinya dengan berciuman bibir saja, selepas itu maka haram hukumnya menyentuh bagian tubuh lainnya.

Namun, lagi-lagi Chanyeol memantrainya dan membuatnya tak bisa berkata apapun lagi untuk kesekian kalinya. Namun, sebelum kesadarannya menghilang sempurna, dia menolak dada bidang Chanyeol sekuat tenaganya hingga akhirnya pelukan intim itu terlepas dari tubuhnya.

Baekhyun berusaha menghindari pria tampan bermarga Park itu, berjalan mundur dengan hati-hati, takut kapan saja Chanyeol bisa menariknya lagi dan lebih melecehkannya. Sedangkan, Chanyeol hanya berjalan santai sambil bersedekap dada, kakinya akan melangkah maju bersamaaan dengan kaki Baekhyun yang akan mundur untuk menghindarinya.

"Bisakah kau jauh-jauh dariku?!" Suara parau Baekhyun yang terdengar antara seperti orang yang baru saja bangun tidur dan ingin menangis itu membentak Chanyeol yang lagi-lagi tidak merespon apapun dan tetap mendekat ke arah Baekhyun.

"Aku tidak akan bisa menjauh darimu, Sayang." Baekhyun semakin ketakutan saat kaki Chanyeol melangkah begitu lebar ke arahnya dengan seringai yang tak kalah lebarnya. Dia tidak menyangka bahwa orang yang disangkanya malaikat di hari yang lalu adalah sosok yang mengerikan, mungkin juga pencinta seks.

"Kau ingat apa yang kukatakan tadi?" Baekhyun tidak menjawab, tetapi pikirannya sedang mencari apa yang sempat Chanyeol katakan tadi kepadanya. Dan, dia mengingatnya sekarang; Perintah Chanyeol itu tidak bisa dibantah, ditolak, dan tidak diacuhkan oleh siapapun itu.

Sejenak, rasa takut menyelubungi dirinya. Tetapi, dia terus menyemangati dirinya sendiri untuk dapat bebas dari tempat asing yang bahkan sudah dicapnya sebagai neraka ini.

"Aku tidak bermain-main dengan kata-kataku, Baekhyun. Jika aku mengatakan hukuman, maka kau akan menyesal nantinya." Entah kemana pria pemilik mata teduh yang menenangkan hati tadi, kini mata itu berubah setajam musang dan begitu menyeramkan.

Baekhyun berkata dengan kalimat yang terputus-putus. "T-Tidak akan pernah!"

Chanyeol mencoba untuk bersabar untuk terakhir kalinya. Oh ayolah, dia ingin memberikan kesan yang baik kepada Baekhyun, tetapi sepertinya pria cantik pemilik mata sabit itu tidak bisa diajak bekerja sama olehnya.

"Aku memperingatimu untuk kali ini, Byun Baekhyun. Kemarilah, datang ke pelukanku atau kau akan menyesalinya."

Hei, Baekhyun tidak cukup bodoh dengan mendatangi monster semacam Chanyeol. Bisa-bisa jika dia menuruti pria itu, dia akan dicabuli oleh Chanyeol. Dan, maaf saja, dia tidak ingin itu terjadi.

Dengan sekali gerakkan Chanyeol berhasil meraih tubuh mungil Baekhyun.

Sebenarnya, tubuh Baekhyun tidak terlalu mungil, tinggi dan ukuran badannya sebenarnya normal malah tingginya bisa dibilang cukup untuk membuat wanita merasa pendek, tetapi entah mengapa ketika bersama Chanyeol mendadak tubuhnya terlihat kecil dan mungil, bahkan tinggi mereka terpaut cukup jauh, terbukti dari Baekhyun yang harus mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah pria yang punya Golden Ratio Face atau wajah yang memiliki rasio sempurna itu.

Chanyeol memegang kedua sisi pinggang ramping itu, dia menunduk untuk dapat melihat wajah cantik Baekhyun yang menatapnya takut seperti minta dikasihani, bukannya merasa kasihan, Chanyeol malah semakin gemas melihat wajah pria itu tampak beribu kali lipat lebih cantik dan imut dari sebelumnya.

Ingin sekali Chanyeol segera membawanya ke kamar dan meniduri bocah di dalam dekapannya ini hingga pingsan, namun sedikit membuat Baekhyun ketakutan sepertinya bukanlah ide yang buruk.

"Berhenti membuat ekspresi seperti itu, Sayang! Kau membuatku tidak sabaran untuk menghentakkan 'milikku' ini ke lubang hangatmu itu."

Baekhyun merona, wajahnya sukses dibuat merah padam seperti itu oleh sederet kalimat milik Chanyeol. Entahlah, Baekhyun belum pernah dilempari dirty talk seperti ini, bahkan oleh mantan yang paling disayanginya sekali pun.

"Ini pengalaman pertamamu, bukan?"

Dengan sengaja, Chanyeol mengecup ujung bibir Baekhyun yang langsung menciptakan perasaan horor di hati Baekhyun, sampai-sampai bulu kuduknya terasa berdiri semua.

"Mari kita lakukan!"

"M-maksudmu?"

"Sebuah malam yang erotis dan panas!"

TBC

JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK. YAA!