SAHABUTT

Bilangnya sih, sahabat, tapi ... rasa pacar.

"Gandengan terosss, kek nenek-nenek mau nyebrang. Cuih, sahabat my butt!" – Sehun.

'ㅅ'

Park Chanyeol X Byun Baekhyun

Boy's Love

Romance, Fluffy, Comedy

Iya, kali ini aku bawain BL soalnya kangen, dan lebih cocok aja juga. Tolong jangan protes, ya.

Dan ini salah satu plot ter-mainstream dalam banyak cerita. Bacaan ringan tanpa plot dan konflik berarti.

Untuk menebus karakter Chanyeol yang ngeselin di Baby Scandal dan Paper Hearts, wkwk.

.

.

.

Dear readers, plagiat itu jahat. Dan memberi bintang nggak akan bikin jari kamu patah. Selamat membaca!

.

1. Nyu

.

Chanyeollie! Bangun Chanyeollie! Aku siram, nih! Ayo, bangun! Nanti Hyunee maraaahhh... Chanyeollie!

Gumaman. Sedikit gerakan. Dan jemari-jemari panjang lentik menemukan tujuan; tombol 'tunda' di ponsel android hitam yang bukan miliknya. Minimal ia bisa kembali tidur selama lima menit ke depan. Tapi ...

Woy! Baekhyunee bangun! Hayo loh, nanti telat! Suara bass itu terdengar. Nyaring. Menyebalkan. Baekhyunee! Baekhyunee ayo bangun! Kalo enggak bangun digigit Chanyeol.

Jemari Baekhyun bergerak-gerak lagi di luar selimut yang membungkusnya kaki hingga kepala. Namun kali ini, ia tidak berhasil menemukan mangsa. Membuat kesadarannya lebih cepat kembali dari yang ia harapkan.

"Chanyeol ...," gumamnya serak. Dengan mata yang masih terpejam, ia menggesek-gesekkan hidungnya ke objek hangat yang sedari tadi mengungkungnya. Ia yakin itu dada Chanyeol. "Chanyeol matiin alarmnya."

Lalu ia kembali menenggelamkan wajah di dada—atau mungkin ketek pria itu. Suara Chanyeol yang mirip konser itu segera terputus. Tapi tentu saja, harapan Baekhyun untuk kembali tidur tidak dapat terwujud semudah itu. Menit berikutnya ia merasakan pundaknya diguncang-guncang.

"Nyu, ayo bangun!" Bahkan dalam keadaan setengah sadar pun ia tahu itu suara Chanyeol. "Udah telah nih, sekolah."

"5 menit lagi, Yeol... Masih ngantuk."

"Kita udah telat, Nyu!"

"Hmm Chanyeol aja yang sekolah. Hyunee mau bobo..."

Chanyeol, yang sudah duduk di atas kasur setelah (dengan hati-hati) menyingkirkan Baekhyun yang gelendotan di badannya, menggeleng. Salahnya, sih. Sudah tahu Baekhyun itu kalau main game susah diajak udahan. Hasilnya? Mereka main sampai jam tiga pagi. Benar-benar tidak kerasa. Waktu memang selalu terasa kayak berlari kalau lagi sama Baekhyun.

Kenapa mereka tidur berdua? Satu kasur di atas tempat tidur Baekhyun yang agak mungil seperti orangnya? Itu kebiasaan. Semacam tradisi mingguan. Tiap jum'at malam, mereka bakal gantian menginap di rumah satu sama lain, atau malam-malam lain kalau sedang mood. Seringnya sih, Chanyeol yang menginap, karena Baekhyun sering malas (takut juga) untuk keluar-keluar. Anak rumahan dia, walaupun di luar pecicilan kayak cabe.

"Hyunee nggak boleh gitu. Kamu 'kan udah 7 hari nggak masuk semester ini, nanti nggak naik kelas, lagi."

"Chanyeol ..."

Mulai, deh. Nada manjanya. Jurus andalannya. Jurus yang lebih mempan dari oboru bunshin no jitsu untuk membuat Chanyeol tidak bisa bilang tidak.

"Nggak, Baekhyun," Chanyeol menggeleng tegas. Dan jika ia sudah menggunakan nama asli, berarti ucapannya tidak bisa dibantah-bantah.

"Tapi-"

"Nggak ada tapi-tapi. Kamu harus mandi sekarang, ayo!"

Perlahan, Baekhyun mengeluarkan sebagian kepalanya dari selimut, mengintip. Lalu, matanya yang mungil mengerjap-ngerjap. "Mandiin~"

'ㅅ'

"Baekhyuuuun! Masih belum siap juga?"

Seorang wanita melongokkan kepala ke dalam kamar bernuansa pink milik Baekhyun. Entah bagaimana ia tidak terlalu terkejut mendapati Chanyeol yang tengah dalam usaha mengeringkan rambut Baekhyun serta mengancingkan kemeja seragam untuknya. Sementara Baekhyun hanya duduk dengan mata terpejam, mencoba tidur kembali, mungkin.

Dasar. Padahal sudah mandi.

"Bentar lagi, Mama Byun!" Chanyeol yang menjawab dengan senyum lebarnya. Ia mengambil sisir lalu dengan telaten menyisiri cokelat karamel rambut Baekhyun.

Baekhyunnya sendiri masih mencoba tidur.

Byun Yoona geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan anak bungsunya itu. Baekhyun itu tipe anak yang suka bermanja-manja, tapi hanya pada orang-orang terdekat. Dalam kasus ini, dia manja sekali pada Chanyeol. Sejak pertama kali Chanyeol mengantar Baekhyun pulang waktu mereka masih SMP, mereka sudah tampak seakrab itu meski belum lama kenal. Tahun-tahun berlalu dan mereka semakin menempel. Layaknya sepasang sendal jepit.

Rumah Baekhyun adalah rumah kedua Chanyeol dan sebaliknya. Mama Baekhyun adalah mama kedua Chanyeol. Dan seterusnya dan seterusnya.

"Udah, Chanyeol. Nggak usah dimanja Baekhyunnya. Kebiasaan. Kamu cepet turun buat sarapan, ya. Mama masak nasi goreng banyak. Jangan nggak diabisin!" Di saat-saat seperti ini, saat Mama Byun bicara dengan kecepatan cahaya, Chanyeol tahu darimana kecerewetan Baekhyun diturunkan.

Iya, Baekhyun itu aslinya cerewet, hiperaktif. Lihat saja kalau fase bangun tidurnya sudah menghilang.

"Iya, Ma. Bentar lagi kita turun."

Sepeninggal Mama Byun, Chanyeol bergegas mengambil tas Baekhyun, memasukkan buku-buku sesuai jadwal, lalu menyandangkannya pada Baekhyun yang diam kayak batu.

Chanyeol berjongkok di sisi kasur, menyejajarkan pandangannya dengan Baekhyun, dengan wajah bayinya, bibir tipisnya yang merah muda, yang sekarang mengerucut lucu.

"Nyu, bangun! Ayo sarapan," bujuknya seraya mengunyel-unyel pipi gembul itu. Suka saja. Kadang Baekhyun suka protes karena merasa Chanyeol telah menjadikannya squishy pribadi, tapi sekarang ia kayaknya terlalu mengantuk untuk protes.

"Mager, Yeol," rengeknya. "Ngantuk~"

Chanyeol menghela napas. Tidak ada pilihan lain lagi.

Yasudah. Gendong saja.

'ㅅ'

A/N: Hiyaaa maafkan aku yang suka bikin cerita baru. Aku tuh gelisah kalo ide nggak ditulis. Sumpah ini bakal pendek aja.