puluhan tahun telah berlalu, atau mungkin ratusan tahun telah berlalu semenjak perang dunia Shinobi keempat, perang yang melibatkan berbagai tokoh-tokoh penting masa lalu baik itu sudah mati ataupun tokoh-tokoh penting lainnya.

perang yang sangat besar hingga melibatkan 5 desa besar Shinobi beraliansi memusnahkan berbagai tokoh berkekuatan tuhan yang membangkitkan seekor monster berekor yang memiliki banyak sekali julukan, dan setiap kali kebangkitan monster ini, akan terjadi malapetaka yang dahsyat. monster ini dikenal dengan [Juubi No Ookami]

tapi berkat perjuangan team 7 beserta dengan bantuan teman-temannya, kini mereka sudah meraih kejayaan yang sebenarnya, namun tetap sebuah hasil yang besar memerlukan sebuah pengorbanan yang besar pula, dimana sang tokoh utama yang menyegel semua chakra biju dalam dirinya, mengakibatkan energi senjutsu nya kacau dan mengubah sang Jinchuriki no Kyuubi harus rela menjadi patung batu(sungguh alasan yang tak wajar:v)

zaman telah berganti dari tahun dan abad ke abad, dimana semuanya sudah serba modern, dan munculnya sebuah energi baru yang menggantikan energi chakra, yang 'Katanya' lebih kuat dari Chakra.

mulai dari dibangun nya sekolah sihir, diasingkan nya pengguna chakra, derajat, dan juga penganiayaan terhadap orang tertentu yang pasti yg kuat berkuasa, dan yang lemah ditindas.

Disclaimer Naruto dan Anime lainnya bukan punya saya yah, ingat itu

Rated : T-M

Genre : Adventure Supernatural

Warning : langsung intinya saja, "DON'T LIKE DON'T READ, gitu aja yah, jika anda baik saya pun demikian.

Chapter 01

disebuah gua tak berpenghuni (yaiyyalah, zaman modern mana ada yg masih menghuni gua, orang kismin saja blm tentu mau, karena adanya ego dalam diri mereka), di atas batu yang cukup besar kira kira berdiameter 1 meter berbentuk kotak secara menyeluruh, terdapat sebuah patung yang seperti pemuda yang bertapa, namun tiba-tiba patung itu bersinar terang, sangat terang hingga seluruh gua yang tadinya gelap langsung terang-menderang seperti cahaya matahari.

perlahan cahaya mulai redup, menampilkan sesosok pemuda yang sedang berdiri memakai jubah biru berlengan pendek, dengan aksen jilatan api hitam dibeberapa bagian. dia memiliki wajah seperti pemuda pada umumnya, namun memiliki ciri-ciri bersurai pirang cerah jabrik yang agak panjang, memiliki kulit putih walaupun agak kecoklatan sedikit, terdapat ikat kepala berwarna hitam di dahinya yang tengah nya terdapat plat logam bergambar daun dan pusaran.

dibelakang punggung nya terdapat sebuah gulungan besar berwarna biru hitam(biar lebih jelasnya, Bayangin aja jubah Sage Naruto tapi diganti berwarna biru, lalu bagi yang pernah main PS Naruto storm ultimate ninja 3 pasti tau).

perlahan sesosok itu membuka matanya menampilkan mata yang sangat mengerikan, yaitu mata beriris riak air berwarna merah dengan aksen koma di setiap riaknya.

"Dimana ini?" katanya dengan wajah konyol nya, membuat image mengerikan tadi langsung sirna.

"Oii!! Kurama?! kau masih didalam tubuhku bukan?! cepat beritahu aku tentang hal ini?!" teriak nya menggema di seluruh gua dengan suara yang cempreng menyakiti telinga.

"[Urusai yo! Bakayarodomo!]" teriak sebuah suara yang sangat berat dan mengerikan dalam tubuh Naruto.

"hehehe... jangan marah-marah begitu lah, nanti kau cepat muda kayak saya." kata Naruto dengan konyol sembari cengengesan gaje, "daripada marah-marah begitu, lebih baik kau berikan aku sedikit informasi, karena aku merasa seperti saat kita dipindahkan kemasa lalu dulu." lanjutnya tiba-tiba mata mengerikan itu langsung tergantikan dengan mata biru laut yang menenangkan.

"[hmmm... sebenarnya aku sedikit bingung dengan tempat ini, Karena dari kejauhan aku bisa merasakan banyak sekali energi, namun ini bukan chakra, aku perkirakan kita sedang berada di ratusan tahun setelah perang dunia Shinobi keempat.]"

"Oh begitu yah Hmm..." Naruto kemudian memasang pose berpikir, mencubit dagunya pelan, sok-sokan berpikir keras.

'[nih orang penjelasan nya udah jelas kok masih berpikir keras, nggak beres nih otaknya.]' pikir Kurama dalam diri Naruto, bahkan dia sudah tau apa yang akan terjadi jika otak Naruto sudah merespon 100% membayangkan nya sudah membuat Kurama memasang wajah malas plus mengantuk nya.

"Eeeeehh...???!!!!!!!!" tiba-tiba Naruto terlonjak kaget seperti mendengar kabar kematian nya sudah dekat.

"jadi maksudmu kita ada di masa depan gitu?!!! jangan bercanda bola bulu!!!!" teriak Naruto dengan wajah antara kesal dan marah, mungkin partner nya ini sedang bercanda, tapi jangan sekarang bercanda nya.

tapi Naruto mungkin lupa kalau Kurama selam hidup tidak bercanda.

"[percaya atau tidak, itu urusanmu, dan berhenti memanggilku bola bulu! bakayarodomo!]" teriak balas Kurama dengan sengit.

dan terjadi lah cek-cok panjang kali lebar didalam gua...=

skip saja bagian yang ini, soalnya merepotkan kalau dilanjutkan.

untuk Shinobi sekaliber Naruto, tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai sebuah negara atau kota yang terdapat banyak energi asing yang dirasakannya, dan energi ini sangat familiar dan asing secara bersamaan menurutnya, dan itu sangat menggangu nya.

dilihat dari gerbang sebuah kota yang bertuliskan "Konohagakure" tapi Naruto tidak memusingkan hal itu sebab ini adalah masa depan, yang terpenting adalah mengumpulkan informasi.

berjalan-jalan ditengah kota, sembari melihat-lihat puluhan bangunan yang menjulang tinggi, kota ini seperti gabungan antara Kota dan Kekaisaran, jadinya Naruto Beberapa kali berdecak kagum melihat bangunan-bangunan tinggi serta sebuah gedung besar ditengah kota yang bertuliskan "High School Magic Of Konohagakure" nama yang ribet, dan Naruto malas mengingatnya.

ada beberapa orang yang memandang nya aneh karena gaya berpakaiannya seperti murid di (HSMOK) namun kenapa dia malah keluyuran bukannya bersekolah? tapi ada pula remaja-remaja maupun ibu ibu yang berteriak histeris karena ketampanannya yang nauzubillah.

Naruto mendengar nya namun tidak peduli, soalnya...

"[cobalah kau pergi ke akademi itu, siapa tau kau bisa mengumpulkan informasi di sana.]"

"hah?!! bagaimana jika aku ditarik dan dijadikan murid di sana?! kau tau aku benci belajar."

"[tapi apa salahnya? kalau tidak dicoba, kita akan jadi tumpul Karena terlalu lama tidak bertarung, mungkin saja di sana banyak orang kuat.]"

"hah... terserahmulah, tapi kalau terjadi sesuatu yang merepotkan, kucukur semua bulumu."

"[bukankah bagian merepotkan itu sangat menarik?]"

"yayayayaya." Naruto memutuskan linknya dengan sang partner dan kemudian melompat keatas gedung tinggi dari berlari secara pertical, dan dimulai lah melompat-lompat dari gedung ke gedung lainnya seperti cara ninja pada umumnya, tujuannya? Konoha High School.

-skip-

Karena kebetulan masih pagi jadi masih banyak murid yang berkeliaran, entah dikantin, mengganggu orang, membully, atau bertarung serta beberapa latihan memenuhi seluruh wilayah sekolah Konoha High School Magic.

tap! tap!

Naruto dengan pelan menapak di puncak gerbang Konoha High School Magic, dan melihat pemandangan sekitar dengan pandangan kagum dengan mata berbintang-bintang, dan itu terlihat sangat...

"[Norak dan kampungan.]" cerca Kurama dengan pedasnya membuat didahului Naruto timbul sebuah perempatan kekesalan.

"[yah tidak heran sih, soalnya kau kan memang mantan anak kampung, dan sekarang pun masih tetap anak kampung, walau zaman sudah berganti modern.]" tambahnya membuat Naruto pundung di sudut puncak gerbang, dengan mata yang berlinang air mata, dan ingus yang menjijikkan, sontak membuat Kurama tertawa terbahak-bahak.

sudahi bagian yang ini, kita lanjut Naruto menghirup nafas pelan dan membuangnya, dan kemudian melompat dari gerbang yang tinggi nya sekitar 5 meter dan menapak di tanah dengan mulus, sontak kedatangannya menjadi sorotan dari berbagai kalangan.

ada pandangan kagum, jijik, love-love, dan lain-lain.

tapi sorotan mata yang mengganggu itu tak Naruto peduli kan, walaupun samar-samar Naruto mendengar bisik-bisik mereka yang kebanyakan mengejek dan mencelanya, tapi Naruto tidak ambil pusing, yang terpenting sekarang adalah mengumpulkan informasi.

"lihat itu, cara berpakaiannya aneh sekali."

"Iyya tapi, dia tampan kyaaaa!"

"hah?!! kalian tau, aku merasakan aliran chakra dalam tubuhnya."

"benarkah? hah~ bertambah lagi sampah di sekolah ini."

masih banyak sih sebenarnya yang melontarkan kalimat yang pedas kearah Naruto, entah itu terang-terangan maupun berbisik-bisik, jadi Naruto mempercepat langkahnya. mungkin dia lupa, kalau dia sebenarnya tidak tau menahu soal struktur bangunan ini, maupun posisi guru disini, jadi pastinya...

"konoyaro! kenapa dari tadi kita seperti hanya berputar-putar saja ditempat ini?!" umpat Naruto dengan kekesalan yang tak dapat dibendung.

"[salah sendiri, masuk tanpa informasi sedikitpun mengenai sekolah ini.]"

"dari pada mengejek ku, lebih baik beri aku saran." kata Naruto dengan malas, karena kalau berdebat dia selalu kalah, jadinya dia mengalah saja, yah walaupun dilanjutkan tetap tidak akan menang.

"[mana aku tau, pikir saja sendiri.]" ketus Kurama dalam pikiran Naruto.

"hahh?!! kau ini yah?! kenapa tidak berguna sekali disaat penting begini kusoyaro!"

"[sebaiknya kau katakan itu pada dirimu sendiri kusochibi!]"

akhirnya Naruto memutuskan linknya dengan sang partner, karena kalau diladeni sirubah menyebalkan itu, maka bukannya memberi solusi, malah Naruto akan stress.

dengan malas Naruto melangkah pelan melalui lorong-lorong sekolah sembari melipat kedua tangannya di tengkuk, kemudian menghela nafas bosan.

"hahh~ kapan situasi menyebalkan ini akan segera berakhir?" kata Naruto dengan malas nya.

terlalu melangkah tak tentu arah membuat Naruto tiba-tiba masuk kedalam WC perempuan, dan masabodo dengan Naruto yang tak memiliki secuil pun informasi mengenai sekolah ini.

samar-samar Naruto mendengar sebuah suara seperti disumbat, tapi yang lebih penting adalah suara itu seperti meminta pertolongan, sontak insting hati kepahlawanan Naruto langsung aktif, terbukti dengan mata Naruto tiba-tiba berkilat tajam.

"pphhtt~ lepas! mphh!"

Naruto yang menemukan asal suara itu langsung berjalan pelan kearah pintu toilet kemudian mendobraknya dengan kasar hingga pintu yang tak bersalah itu langsung hancur berkeping-keping.

didalam toilet itu terdapat dua pemuda seumuran Naruto menghimpit seorang perempuan bersurai perak panjang dan bermata biru redup,

brakkhhh!!!!

kegiatan dua pemuda yang hendak melecehkan gadis ini langsung terhenti ketika mendengar pintu didobrak paksa hingga hancur,

"sial! siapa-" sebelum sempat mengumpat tiba-tiba dia langsung jatuh pingsan.

"konoyaro! berani-beraninya kau menyakiti temanku sialan! cepat tunjukkan dimana dirimu?! dasar pecundang yang beraninya hanya dibelakang!" umpatnya kasar mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang memukul temannya hingga pingsan.

"lebih pecundang mana, menyerang dari belakang, atau melecehkan seorang perempuan bahkan menggangbangnya?" kata seseorang dengan konyol, membuat orang yang melecehkan perempuan tadi menoleh keatas langit-langit toilet, tapi bogem mentah sudah siap didepan wajahnya sebelum sempat melihat wajah sang "pengganggu".

"ucapkan halo pada tinjuku pecundang." kata Naruto.

duakkhh!!

tinju Naruto memang tak main main, karena lantai langsung retak ketika tubuh yang ditinju Naruto langsung menghantam lantai hingga retak, yahh pukulan itu cukup untuk membuat nya tidak bangun beberapa jam.

Naruto menatap lekat dua pemuda yang di jotosnya tadi, sembari menggaruk tengkuknya dengan malas, kemudian menghela nafas pelan.

"hadehh~ sepertinya aku terlalu berlebihan, setidaknya pukulan itu cukup untuk membuat nya tidak bangun beberapa jam kedepannya."

kemudian menghadap kebelakang melihat seorang gadis yang sepertinya masih trauma, terduduk disudut toilet.

tap! tap! tap!

"hei nona, kau tidak apa-apa?" kata Naruto mengulurkan tangannya kearah gadis tadi.

sang gadis yang menyadari seseorang yang menyelamatkan nya tadi mengulurkan tangannya langsung mendongak menatap langsung wajah penolongnya.

rona tipis langsung hinggap dipipinya, menyadari kalau penolongnya mirip sekali dengan dongeng sang pangeran berkuda putih yang sering dibacakan orang tua nya, 'dia sangat tampan.' ucap sang gadis dalam hati menggenggam uluran tangan Naruto kemudian berdiri sembari menepuk-nepuk roknya yang sedikit berdebu.

"anoo... terima kasih sudah menolong ku." ucap gadis itu sembari membungkuk pelan.

"A-ahahah... tidak apa-apa, malah aku senang menolong seseorang yang membutuhkan bantuan." kata Naruto cengengesan gaje, "ngomong-ngomong namamu siapa nona?" tanya Naruto kemudian.

"emm.. Tobiichi Origami, yoroshiku." kata perempuan tadi alias Origami.

"oohh nama yang lucu, perkenalkan Namaku Naruto Uzumaki, kau boleh memanggil ku Naruto karena aku tak menyukai keformalan, yoroshiku onegaishimasu." ucap Naruto kemudian memperkenalkan dirinya juga.

"[dasar aneh, masa ada yang berkenalan di dalam toilet? itu konyol sekali.]"

"toilet?" pikir Naruto penuh tanda tanya.

"[jangan bilang kalau kau tidak membaca tulisan dipintu masuk toilet? dasar bodoh.]"

Naruto yang mendengar ucapan Kurama langsung lari kedepan pintu masuk toilet, dan disitu tertulis "toilet perempuan" menyadari hal itu, Naruto menepuk jidatnya pelan.

"Ada apa Naruto-san?" tanya Origami ketika sudah berada disampingnya Naruto.

Naruto yang menyadari Origami sudah ada disampingnya tersentak pelan,

"A-ah tidak apa-apa."

"oohh."

"boleh aku meminta sedikit pertolongan?" pinta Naruto putus asa

"pertolongan?" beo Origami memiringkan sedikit kepalanya.

"Iyya pertolongan, biasakan kau menunjukkan letak pemimpin sekolah ini?"

"maksud mu ruang kepala sekolah?"

"Iyya itu maksud ku."

"untuk apa?"

"ada sedikit urusan."

"oohh, biar aku yang antar, hitung-hitung karena kau sudah menolong ku tadi." kata Origami sembari tersenyum, membuat Naruto terhenyak kemudian ikut tersenyum juga.

"kalau begitu pimpin jalan." kata Naruto mempersilahkan.

Origami mengangguk pelan, berjalan disamping Naruto, walau sesekali Origami menoleh kearah Naruto yang hanya memandang lurus kedepan, dalam hati Origami mengagumi betapa tampannya mahakarya tuhan ini.

"kau sudah lama di sekolah ini?" tanya Naruto tanpa menoleh, membuat Origami yang sedari tadi melirik-lirik gelagapanggak dan salting.

"a-ah Iyya, begitulah."

"jadi tadi kenapa kau dilecehkan seperti itu?"

mata Origami langsung meredup ketika mendengar pertanyaan Naruto tadi, "mereka memalak ku tiap hari, tapi untuk hari ini aku tak memiliki uang jadinya mereka melakukan hal tadi padaku." kata Origami pelan, tidak menyadari Naruto meliriknya sekilas.

"oohh baguslah, kurasa pukulan tadi tidak sia-sia terbuang, mungkin jika lain kali kau di palak lagi atau dilecehkan lagi, emm... ahh ini dia, ini adalah kunci khusus buatan ayahku, jadi jika kau dalam masalah lempar kan saja lunak itu, nanti akan terjadi keajaiban." kata Naruto merongoh jubahnya mengambil sebuah kunci bercabang tiga, dan menyerahkan nya pada Origami.

Origami memandang Kunai itu dengan penuh tanda tanya, tapi Origami tetap mengambil nya, "terima kasih."

"sama-sama."

tiba-tiba Origami berhenti disebuah pintu yang bertuliskan "Ruang kepala sekolah".

"nah sudah sampai, jadi aku akan kembali ke kelas dulu yah, sampai Nanti Naruto." kata Origami sembari berlari-lari kecil melambaikan tangan keNaruto,

"Iyya sampai nanti, Origami!" balas Naruto sembari melambai juga.

TBC itu penyakit