DISKLAIMER: MASHASHI KISHIMOTO
WARNING: TYPO DLL
ini bukan fic lemon jadi anak kecil boleh baca, Haha!.
.
.
.
.
.
.
Sekarang adalah hari minggu, hari dimana kebanyakan orang libur dari segala rutinitasnya. Tapi tidak bagi para pembantu di keluaga Namikaze. Mereka tengah sibuk mengurus pekerjaan masing-masing. ada yang sibuk di halaman, dan ada juga yang tengah sibuk di dapur.
Kusus untuk para pembantu yang bekerja di dapur, mereka tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk majikan mereka. Bekerja di keluarga Namikaze sangat menyenangkan, selain karena gaji yang di berikan sangat besar, perlakuan dari sang majikan yang menganggap mereka layak nya keluarga sendiri membuat para pembantu betah. Selain itu, Kushina selaku majikan mereka juga bukan tipe orang yang akan bersantai menunggu semua nya siap. wanita dengan dua anak itu bahkan juga sering ikut membantu membuat sarapan. Seperti saat ini, sang nyonya Namikaze tengah sibuk mengiris sayuran yang akan mereka masak. Bahkan Naruko juga ikut membantu.
"Kushina-sama, biar aku saja yang memotong sayuran, anda istirahat saja." Ujar salah satu pembantu pada Kushina. Dia meresa tidak enak karena gaji yang dia terima sangat besar. Kushina itu bekerja di kantor tapi setiap hari selalu membantu membuat sarapan.
Tipikal ibu yang sangat peduli dengan keluarganya.
"Tidak usah, kau gantikan saja Naruko. dan untukmu Naruko, tolong bangunkan kakak mu. katakan sarapan hampir siap."
"Haik! Okaa-san." Jawap Naruko semangat. Dan gadis berusia lima belas tahun itu berjalan pergi meninggalkan dapur untuk membangunkan sang kakak..
"Ah! Kalau kakak mu susah di bangunkan, siram saja dengan air." Ujar Kushina sebelum Naruko benar-benar pergi. Wajah nya tersenyum jahil yang di balas dengan senyum lebar Naruko.
"Hehe... Siap Okaa-san!..." Jawab Naruko sambil mengacungkan jempol nya. Jarang-jarang dia bisa menjahili sang kakak karena memang hanya di hari Minggu saja Naruto ada di rumah. sesampai nya Naruko di kamar kakak nya, Naruto masih tidur pulas di atas ranjang. Naruko berjalan mendekati ranjang lalu menggoyangkan tubuh kakak nya.
"Onii-chan, bangun... Sarapan sudah hampir siap."
Naruto menggeliat lalu membuka matanya, tapi kemudian Naruto membungkus kepalanya dengan selimut.
"Supuluh menit lagi Ruko-chan.." Jawab nya dari balik selimut.
"Okaa-san bilang kalau Onii-chan tidak mau bangun aku boleh menyiram Onii-chan dengan air."
Mendengar ancaman itu Naruto bergegas bangun. Dia menatap Naruko dengan wajah setengah mengantuk sambil menguap.
"Iya ini aku bangun!." Ujar Naruto. Tapi tiba-tiba saja sebuah ide melintas di fikiran nya untuk menjahili sang adik. Naruto tersenyum jahil yang membuat Naruko heran. lalu dengan cepat Naruto menarik Naruko ke atas ranjang dan langsung membungkusnya dengan selimut.
"KYAAA!..."
"Gyahahaha... Rasakan ini.. Rasakan!." Ujar Naruto senang setelah membungkus Naruko dengan selimut sampai menyerupai kepompong. Hanya kepala Naruko saja yang terlihat sementara seluruh tubuh nya terbungkus dengan selimut. Dia tidak bisa bergerak, dan jika sudah begini hanya satu yang bisa Naruko lakukan, yaitu...
"OKAA-SAN!... ONII-CHAN MENJAHILIKU!..." Teriak nya membahana. Niat nya ingin menjahili sang kakak gagal dan malah berbalik menjadi dirinya yang di jahili.
"Jadi, hari ini kita akan kemana?."
Itu adalah ucapan Kushina kepada semua nya yang tengah menikmati sarapan. Sudah menjadi kebiasaan jika di hari minggu mereka akan keluar untuk jalan-jalan. Karena hanya di hari minggu lah mereka semua bisa berkumpul.
"Bagamana kalau ke Konohaland? Ku dengar di sana ada wahana baru." Jawab Naruko. Dia adalah orang yang paling antusias kalau masalah jalan-jalan.
"Terserah mau kemana, aku ikut saja." Sahut Minato. Tsunade mengangguk pertanda dia juga tidak masalah mau kemanapun.
"Ne.. Onii-chan, bagamana?."
"Emm... Hehehe... Sebenarnya aku tidak bisa ikut. Aku sudah ada janji." Ujar nya sambil menggaruk kepala. Mana mungkin kan dia membatalkan kencan dengan Kaguya. Terlebih, belum ada dua puluh empat jam dirinya berpacaran dengan Kaguya, masa sudah mau membatalkan janji.
"Janji? Dengan siapa?, kemana?, dan ngapain?." Kau tidak bergaul dengan orang jahat kan?"
Kushina langsung bertanya banyak hal saat putranya bilang ada janji. Bukan apa, tapi tidak biasanya Naruto menolak pergi bersama. Biasanya putranya itu tidak kalah semangat dengan Naruko kalau soal jalan-jalan di hari minggu dengan keluarga.
"Kushina!, tanya satu-satu." Tegur Minato. Tapi Kushina mengabaikan suami nya dan menatap Naruto dengan serius menunggu jawaban.
Naruto agak gugub saat sang Ibu menatap nya. Apa dia jujur saja kalau mau pergi kencan dengan Kaguya? Tapi kalau dia bilang, Naruto takut kalau ibunya akan membuntuti nya. Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi melihat bagamana ibunya itu.
"Ya-yah... Aku ada janji dengan Kaguya."
Hanya dengan jawaban itu, raut wajah Kushina yang tadinya serius berubah menjadi sebuah senyum lebar, sangat lebar sampai Naruto sendiri takut melihat nya.
"KAU MAU KENCAN DENGAN KAGUYA?!..." Teriak Kushina heboh. Bahkan dia sampai berdiri dari duduk nya membuat semua orang terkejut.
"Ya-yah... Be-begitulah... Hehehe..."
"Kau dengar itu Minato! Anak kita mau kencan!."
"Iya Kushina, aku lega. Aku sempat perfikir yang tidak-tidak, hahaha..." Ujar Minato dengan tawa. Dan Naruto yang mendengar itu cemberut karena tau apa maksut ayah nya.
Sarapan menjadi lebih ramai berkat kehebohan Kushina yang terus bertanya soal kemana Naruto akan pergi kencan, Tapi lelaki pirang itu enggan memberi tau. Dia takut kalau sampai ibunya membuntuti nya. Bukan tidak mungkin ibunya akan melakukan hal seperti itu, jadi untuk Jaga-jaga, Naruto memilih untuk tidak memberitau kemana dirinya dan Kaguya akan pergi kencan.
.
.
.
.
.
Kaguya Otsutsuki, gadis yang baru kemarin telah resmi menjadi kekasih dari Naruto itu terlihat tengah menuruni tangga. Dia terlihat sangat cantik dengan memakai rok selutut warna hijau muda dan kaos putih yang di lapisi dengan sebuah jaket dengan bahan levis warna biru gelap. Di bahunya tersampir sebuah tas kecil yang isi nya entah apa. Dia berjalan turun dengan wajah malu saat seorang lelaki yang tengah duduk di ruang tamu menatap dirinya tanpa berkedip. Dia adalah Naruto, lelaki yang mengajak nya kencan hari ini.
"Wow!, kau terlihat sangat cantik." Ujar Naruto saat Kagura sudah ada di dekat nya. Dia merasa menjadi lelaki yang sangat beruntung bisa menjadi kekasih dari gadis cantik seperti Kaguya.
"Kau juga tampan." Balas Kaguya memuji.
"Kalau aku memang udah tampan sejak masih di dalam kandungan, hehehe..."
Kaguya tersenyum, merasa lucu mendengar candaan Naruto. Yah.. Begitulah Naruto dia memang suka bercanda untuk membuat suasana menjadi tidak kaku.
"Jadi, apa kita berangkat sekarang?."
"Tentu!. Ayo, kita akan bersenang seharian ini." Ujar Naruto semangat. Mereka berjalan keluar dengan saling berpegangan tangan membuat beberapa pembantu yang mengintip dari pintu dapur merasa iri.
"Mereka mesra ya."
"Iya. Andai saja aku masih muda, aku mau deh jadi pacar si Naruto itu." Ujar si pembantu menjawap ucapan teman nya.
"Aku juga mau."
"Meski kalian kembali muda, dia tidak akan mau dengan kalian." Sahut orang ke tiga yang ikut mengintip. Dan tentu saja ucapan nya membuat kedua teman nya kesal.
KonohaLand, Tempat dimana orang-orang pergi bersenang-senang. Tempat ini menyediakan berbagai wahana dari yang biasa sampai yang ekstrim. Hari minggu seperti ini sudah menjadi hal biasa jika KonohaLand sangat ramai. Selain karena kebanyakan orang libur, tempat ini memang sering di kunjungi untuk mereka yang ingin bersenang-senang.
"Em?... Jadi, mau coba wahana yang mana dulu?." Naruto bertanya kepada kekasih nya, berharap jika Kaguya punya pilihan yang bagus.
"Aku mau naik itu." Tanpa berfikir lama, Kaguya menunjuk salah satu wahana yang tidak terlalu jauh. Itu adalah Rolerkoster yang hanya dengan melihat lintasanya saja sudah membuat perut merasa mual.
"Kau yakin? Kita baru sampai, dan kau sudah mau naik itu?."
"Kenapa? Kau takut?."
"Takut?, Apa itu takut?. Aku tidak tau arti kata itu." Ujar Naruto sok berani. Padahal dia belum pernah menaiki wahana itu.
"Baguslah. Kalau begitu, ayo kita naik." Tanpa menunggu jawaban Naruto, Kaguya menarik tangan kekasih nya. Butuh beberapa waktu sampai akhir nya mereka bisa naik. Dan seperti kebanyakan orang, mereka berdua berteriak keras saat wahana melaju dengan kecepatan penuh sambil meliuk dan berputar di jalur nya. Kaguya berteriak dengah wajah senang, tapi Naruto?.
"GYAAA... OKAA-SAN!..."
lelaki itu berteriak ketakutan saat Rolerkoster melaju dengan kecepatan penuh. Sialnya, dia dan Kaguya duduk paling depan membuat nya bisa melihat dengan jelas setiap jalur yang di lewati. dan itu membuat Naruto merasa semakin pusing dan mual.
"AKU MAU TURUNN!..." Teriak Naruto lagi.
Kaguya hanya tertawa melihat naruto ketakutan. Tadi bilang nya berani, tapi sekarang malah berteriak ketakutan seperti itu.
"Ini, minum dulu." Kaguya memberikan sebotol air pada kekasih nya yang duduk lemas di sebuah bangku. Jika diperhatikan wajah Naruto sedikit pucat, tapi jika mengingat Naruto berteriak ketakutan sambil memanggil ibunya Kaguya kembali ingin tertawa. Lucu saja mendengar seorang Naruto berteriak seperti tadi.
"Hah.. Terimakasih." Naruto mengabil botor air yang di sodorkan Kaguya lalu meminum nya. Di kepalanya masih terbayang setiap jalur yang dia lewati saat menaiki wahana tadi. Dan jujur, mengingat nya membuat Naruto merasa pusing.
"Katanya tidak takut tapi, sekarang malah begini."
"Hey! Itu karena aku baru pertama kali naik wahana itu." Ujar Naruto beralasan. Dia merasa sedikit lebih baik setelah meminum air yang di berikan kekasih nya.
"Iya, iya!." Ujar Kaguya mengalah. Dia tidak mau berdebat soal ini. terlebih, sebenar nya dia juga merasa kasihan saat mengingat Naruto berteriak ketakutan saat menaiki Rolerkoster tadi.
"Mungkin sekarang kita sebaiknya menaiki wahana yang ringan dulu." Ujar kaguya mengusulkan.
"Itu ide bagus. Aku tidak mau mual lagi gara-gara menaiki wahana yang ektrim." Jawab Naruto setuju. Dia lega karena kekasihnya mengusulkan ide itu.
Dan pada ahirnya mereka kembali menaiki wahana. Kali ini mereka memilih yang tidak terlalu ekstrim. Mereka tertawa bersama setiap menaiki wahana yang ada. rasanya sangat menyenangkan sampai Naruto sendiri melupakan ketakutanya tadi. Tidak hanya itu, mereka juga mencoba permainan yang menawarkan hadiah pada pemenang nya. Dan sebagai hasil dari permainan mereka, satu buah boneka rubah putih yang cukup besar berada di dalam pelukan Kaguya.
Entah sudah berapa banyak wahana dan permainan yang mereka coba yang jelas, saat ini waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Mereka sudah lama bersenang-senang sampai lupa waktu. Tapi meski sudah banyak wahana yang mereka coba, ada satu lagi yang ingin sekali Kaguya kunjungi. maka dari itu, wanita cantik itu menarik Naruto menuju salah satu tempat yang membuat Naruto merasa ketakutan.
"Ka-kau yakin mau kesana?." Ujar Naruto pada kekasih nya. Dia menatap horor sebuah pintu yang di atas nya tertulis, RUMAH HANTU!.
"Tentu. Rasanya tidak lengkap kalau datang kesini tanpa masuk kesana." Ujar Kaguya. Tidak ada ketakutan sama sekali yang terlihat pada Kaguya, itu karena dia berfikir jika hantu yang berada di sana adalah manusia yang memakai riasan saja.
"A-aku menunggu di sini saja yah, hehehe..." Jelas sekali kalau Naruto takut masuk ke rumah hantu. ya kekasih Kaguya ini memang terkenal akan ketakutan nya pada hantu.
"Mana bisa begitu! Kita datang kesini berdua, jadi kita harus mencoba setiap wahana berdua juga!."
"Tapi di dalam sana menakutkan. Ada hantu loh, kau tidak takut?." Ujar Naruto. Dia mencoba membujuk kekasih nya agar membatalkan niat untuk masuk ke rumah hantu.
"Mereka hanya manusia yang memakai riasan, jadi mereka bukan hantu."
"Tetap aja serem!. Kalau ada hantu sungguhan gimana?!."
Kaguya menghelai nafas mendengar setiap alasan kekasih nya. Dia tau jika kekasih nya ini memang takut pada hal-hal yang berbau horor, tapi karena itu jugalah Kaguya ngotot ingin mengajak Naruto untuk masuk ke rumah hantu. Dia ingin melihat kekasih nya berteriak ketakutan. Kejam memang, tapi sangat menarik untuk di lakukan. Anggap saja sebagai balasan karena dulu Naruto sering membuat nya kesal.
Setelah berbagai bujukan yang Kaguya katakan, pada akhirnya Naruto dengan terpaksa ikut masuk kedalam rumah hantu. Lelaki itu berjalan di belakang sambil memegang dengan erat lengan kekasih nya. Jalan yang mereka lewati adalah sebuah lorong panjang dengan pencahayaan minim, dan di depan sana ada sebuah tikungan ke kiri. Tapi, di depan sana jugalah Naruto melihat nya! Sesosok wanita dengan pakaian putih yang berdiri di ujun lorong seakan menunggu mereka. Sosok itu berdiri dengan wajah menunduk membuat naruto dan Kaguya tidak bisa melihar seperti apa wajah nya.
"I-itu hantu kaguya-chan!, itu hantu!." Ujar Naruto ketakutan. Dia memegang lengan kekasih nya semakin erat seakan tidak mau jika sampai terpisah atau sampai tertinggal sendirian di tempat seperti ini.
"Dia hanya manusia Naruto-kun, lihat!, Kaki nya menapak tanah." Memang benar apa kata Kaguya. sosok itu hanyalah seseorang yang berdandan seperti hantu. Tapi bagi Naruto tetap saja sosok itu sangat menakutkan.
Dengan terpaksa Naruto harus melangkah maju saat Kaguya yang dia pegang melangkahkan kakinya kedepan. Jika tadi Naruto hanya memegang lengan Kaguya, sekarang lelaki itu sudah menempel pada tubuh Kaguya. Bahkan, Naruto seperti memeluk Kaguya dari belakang dengan wajah yang terbenam di punggung Kaguya.
Sosok yang menyamar menjadi hantu itu agak Suwedrop saat melihat hal yang tidak biasa. Sejauh yang dia ingat, setiap pasangan yang berkunjung kemari pasti si wanita lah yang akan bersembunyi di belakang si lelaki. tapi pasangan di depannya ini malah sebalik nya, Si lelaki yang bersembunyi di belakang tubuh si wanita.
'Dasar penakut!.' ujar sosok itu dalam hati. Sosok itu menjadi bersemangat untuk menakuti si lelaki.
Saat Kaguya dan Naruto sampai di tikungan ujung koridor, sosok itu masih berdiam tanpa melakukan apa-apa. tapi baru dua langkah mereka berbelok sekaligus melewati sosok itu, Naruto terpaksa berhenti karena merasakan sebuah tangan menahan pundak nya dari belakang.
Kaguya heran saat Naruto tiba-tiba berhenti, dia berbalik kebelakang dan mengetahui alasan kenapa kekasih nya berhenti berjalan. Di belakang Naruto, kaguya melihat sosok berbaju putih itu memegang pundak kekasih nya. Kaguya hampir tertawa saat melihat Naruto hampir mewek karena takut, lucu untuk di lihat tapi Kaguya juga merasa kasian. Dan karena rasa kasihan itulah, Kaguya memegang tangan Naruto lalu...
"Lari!." Ujar nya yang langsung di turuti Naruto.
Mereka berlari bersama dengan tangan saling berpegangan. Jika Kaguya lari dengan senang di sentai sebuah tawa, maka berbeda dengan Naruto yang wajah nya menampakan ketakutan sampai hampir mau menangis.
"HUWAAAAA... AKU BERSUMPAH TIDAK AKAN PERNAH LAGI MASUK KE TEMPAT INI!..." Teriak Naruto masih sambil berlari. Kaguya cekikikan mendengar teriakan kekasih nya. Mau kasihan, tapi lucu.
Sayang nya berjalanan mereka belumlah berakhir. Masih ada jalan yang harus mereka tempuh agar bisa keluar dari rumah hantu. Dan setiap kali Naruto bertemu dengan sosok yang menyamar menjadi hantu, maka dia akan berteriak ketakutan.
"AKU MENGUTUK SIAPAPUN KAU YANG MEMILIKI IDE MEMBUAT WAHANA RUMAH HANTU!..." Teriak Naruto selagi berlari bersama Kaguya.
Setelah Naruto berhasil keluar, dia langsung berbaring di lantai. nafas nya memburu dan wajah nya penuh keringat dingin.
"Kau tidak apa Naruto-kun?." Tanya Kaguya. dia merasa khawatir melihat kekasih nya sampai berbaring di lantai dengan nafas memburu seperti itu.
"tenang saja. Aku baik-baik saja kok."
Kaguya mengulurkan tangan untuk membantu Naruto berdiri. Dia jadi merasa bersalah.
"Seharusnya aku tidak memaksamu untuk masuk ke rumah hantu. Padahal aku tau kalau kau takut dengan hal-hal seperti itu."
"Tidak apa. asal itu bersamamu, melakukan apapun aku mau, hehe..."
Kaguya tersenyum mendengar ucapan kekasih nya. Karena Naruto bilang begitu, dia jadi merasa lega.
"Terimakasih." Ujar Kaguya tulus.
"Apa sih yang tidak untuk kekasihku yang cantik ini." Jawab Naruto sambil mengacak rambut Kaguya. Tindakkan nya tentu saja membuat Kaguya tersenyum. dia merasa nyaman saat Naruto melakukan itu.
"Baiklah. karena sudah hampir malam, kita ke tempat selanjutnya. Kau tau?, Kencan yang sesungguh nya di mulai saat malam tiba." Dia menggandeng tangan Kaguya dan mulai berjalan menuju tempat parkir.
"Memang kita mau kemana?."
" Rahasia!. Anggap saja ini kejutan, oke?. Aku sudah menyewa tempatnya khusus untuk kita berdua."
Meski penasaran, Kaguya memilih untuk tidak bertanya lagi, toh nanti dia juga akan tau.
Tidak membutuhkan waktu lama sampai mobil yang Naruto kendarai sampai di tempat tujuan. Hanya saja Kaguya memandang tempat atau gedung yang Naruto maksut dengan terkejut sekaligus gugup. Ya, kaguya terkejut sekaligus tidak gugup karena tempat yang Naruto maksut itu ternyata sebuah... HOTEL?!.
"Tu-tunggu, ke-kenapa kau membawaku kemari?." Kaguya merasa sangat gugup melihat gedung di depan nya. Dia jadi merasa ragu untuk keluar dari mobil.
"Bukankah sudah jelas?, tentu saja untuk kencan kita."
"Ta-tapi, a-aku belum siap!." Wajah Kaguya memerah saat otak nya mulai memikirkan maksut Naruto membawa nya kemari. Bukankah ini terlalu cepat untuk orang yang baru saja jadian?.
"tunggu!, apa maksutmu belum siap?."
"Ki-kita masih sekolah Naruto. Ki-kita tidak seharusnya melakukan ini."
"HAaahh?..."
Naruto di buat bingung dengan tingkah dan ucapan Kaguya. Bilum siap?, Masih sekolah?. Maksut nya apa?. Dia membawa Kaguya kemari untuk makan malam romantis. Naruto sudah menyewa atap gedung untuk makan malam mereka. di tambah sebua tivi layar lebar juga sudah Naruto pesan untuk nonton berdua. tapi kenapa kaguya malah bertingkah seperti itu, dan apa maksutnya dengan belum siap?.
"A-aku mencintaimu, tapi tolong mengertilah kalau aku belum siap dengan hal dewasa seperti ini."
"Tunggu!. Apa?. Hal dewasa?, Pfftt.. BWAAHAHAHA..." Tawa Naruto meledak setelah tau apa maksut dari ucapan Kaguya. Dia tidak menyangka jika Kaguya akan berfikir seperti itu.
"Dengar Kaguya-chan. Kita kemari bukan untuk melakukan seperti apa yang kau pikirkan. Gedung ini memang hotel tapi Lantai dua dari gedung ini adalah restoran sementara atap nya di buat kusus untuk pasangan yang ingin berkencan. Kita beruntung karena meski mendadak, aku bisa menyawa atap kedung hotel ini untuk kencan kita Karena pemilik nya hanya menyediakan tempat untuk satu pasangan. Lagipula, masa kau tidak tau kalau atap gedung ini sudah terkenal di media sosial sebagai tempat romantis untuk kencan."
Penjelasan panjang Naruto langsung di mengerti oleh Kaguya, tapi wajah nya malah semakin merona karena sadar telah salah paham dengan maksut Naruto membawanya kemari. Tapi Naruto juga salah dalam hal ini. jika saja dia bilang lebih dulu, maka Kaguya tidak akan salah paham. Lagipula siapa yang tidak salah paham saat kau di ajak ke sebuah hotel oleh kekasihmu dan dia bilang sudah menyewa tempat?.
"Se-seharusnya kau jelaskan dulu semuanya padaku agar aku tidak salam paham!."
"Hahaha... Iya maaf. Ya sudah, ayo kita pergi, aku sudah lapar." akhirnya mereka berdua turun dari mobil dan berjalan menuju tempat yang sudah Naruto pesan. Yaitu atap gedung, bukan kamar hotel.
Sesampai nya di atap gedung, Kaguya kagum dengan tempat ini. Berbeda dengan atap gedung yang lain, tempat ini di buat seindah mungkin. Banyak bunga cantik di sini dan juga, lampu-lampu yang membuat tempat ini sangat cocok untuk kencan. ada sebuah meja dengan dua kursi yang sepertinya meja itu untuk di gunakan makan malam oleh pasangan kencan. di samping nya ada sebuah sofa panjang dan meja rendah, Dan di depan nya ada tivi layar lebar yang biasa di gunakan pasangan kencan untok nonton layak nya di bioskop.
"Apa ini tidak berlebihan?."
"Tidak ada yang berlebihan jika itu untukmu Kaguya-chan. Jangankan tempat seperti ini, bulanpun kalau kau mau akan ku ambilkan, hehe..."
Kaguya tersenyum mendengar ucapan Naruto. Jujur, dia sangat senang dengan semua usaha Naruto untuk kencan mereka.
"Ayo duduk agar kita bisa memesan makanan."
Kaguya mengangguk lalu berjalan menunu meja makan. Mereka duduk berhadapan, terpisah oleh meja makan. Tapi kalau hanya untuk berpegangan tangan mereka masih bisa karena meja tidak terlalu luas.
Setelah menekan bel di sudut meja, tidak lama kemudian seorang pelayan datang membawa buku menu. dan setelah memilih makanan, pelayan itu pergi untuk menyiapkan apa yang Naruto dan Kaguya pesan.
Tidak butuh waktu lama sampai akhir nya makanan yang Naruto dan Kaguya pesan datang. Seteleh mengucapkan terimakasih pada pelayan, mereka mulai menyantap makanan masing-masing.
"Ne.. Kaguya-chan, setelah ini kau mau nonton apa?" Tanya Naruto setelah menyuap makanan kedalam mulutnya.
"Eemmm... Bagamana kalai film horor?."
"Etoo.. Bisa hindari yang berbau hantu?, rasanya aku masih trauma."
"Hihihi... Baiklah. bagamana kalau film romantis?."
"Itu lebih baik dari pada film horor." Ujar naruto setuju. Setidak nya tidak akan ada lagi wajah menyeramkan dari sosok hantu yang akan dia lihat.
"Cobalah ini, rasanya enak."
Kaguya melihat Naruto yang tengah menyodorkan makanan menggunakan sendok kepada dirinya. Kagura ingin melahap makanan itu hanya saja, sebelum makanan itu masuk kedalam mulut nya Naruto menbelokan ke samping.
"Hehe..." Tawa Naruto saat melihat Kaguya cemberut. Jika sedang seperti itu, Kaguya terlihat sangat imut.
"Maaf. Ini, buka mulutmu. Aakk!..." Dan akhirnya Naruto menyuapkan makanan itu pada Kaguya.
"Emm... Enak!. Mau coba punyaku?."
Sama seperti yang Naruto lakukan, Kaguya menyodorkan makanan kepada kekasih nya. Dan dengat niat membalas kejahilan Naruto, Kaguya menarik kembali sendok yang dia sodorkan sehingga Naruto mengikutinya dengan mulut terbuka.
"Hihihi... Kau terlihat lucu." Ujar Kaguya sambik terkikik. Rasanya menyenangkan bisa membalas kejahilan Naruto.
"Huh!. Ternyata kekasihku ini bisa jahil juga."
"Hihihi... Aku hanya membalasmu. Ini!, buka mulutmu." Kaguya menyodorkan lagi makanan nya kepada Naruto. Kali ini dia sungguh-sungguh menyuapi kekasih nya.
"Rasanya lebih enak kalau di suapi olehmu, hehe..."
Dan Kaguya hanya tersenyum menanggapi ucapan kekasih nya.
seperti apa yang telah mereka rencanakan. setelah selesai makan, mereka pindah ke samping. Sebuah sofa dengan meja yang di atas nya ada cemilan dan minuman sebagai teman nonton. Dan selagi menunggu film yang mereka pesan di putar, mereka menikmati cemilan dan minuman dulu.
Setelah film mulai di putar, mereka berdua menatap kedepan. Pandangan mereka fokus ke arah layar yang menampilkan film romantis. Ada adegan dimana saat makan, ada sisa makanan di bibir sang tokoh wanita. lalu si tokoh lelaki membersihkan nya. Bukan dengan tangan, melainkan menggunakan mulut nya.
Kaguya agak malu menonton adegan itu. Terlebih karena saat ini dia hanya berdua saja dengan Naruto. Kaguya menoleh untuk melihat reaksi Naruto, hanya saja dia terkejut karena saat dia menoleh wajah Naruto sudah sangat dekat dengan nya.
Mereka saling berpandangan dalam jarak sepuluh senti, Cukup untuk membuat wajah Kaguya merona. Dan entah siapa yang memulai, wajah mereka semakin dekat. Kaguya menutup matanya saat jarak antara dirinya dan Naruto semakin terpangkas, lalu...
CUP!.
mereka berciuman.
Ciuman itu semakin dalam dengan tangan Kaguya memegang belakang kepala Naruto. Lalu saat ciuaman itu terlepas, yang tersisa hanyalah wajah Kaguya yang semerah tomat.
Naruto tersenyum lembut memandang wajah kekasih nya. Dengan wajah semerah tomat, kaguya terlihat semakin cantik.
"Lagi?." Ujar Naruto dalam keheningan itu. Dia memegang dagu Kaguya. mengangkatnya keatas, dan sekali lagi, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman. Kali ini lebih berani dengan Naruto mendorong Kaguya kebelakang sehingga Kaguya berbaring di sofa.
Seberapa lama Naruto mencium Kaguya, dia tidak akan bernah bosan. Selain karena bibir Kaguya sangat lembut, itu juga terasa manis. Tapi dengan terpaksa Naruto harus melepaskan ciuman nya saat Kaguya terlihat seperti kehabisan nafas. Dan benar saja, setelah ciuman mereka terlepas Kaguya menghirup oksigen dengan rakus.
"Kau sangat cantik." Puji Naruto sambil membelai rambut Kaguya. Meski sudah sering mendengar kalimat itu keluar dari mulut Naruto, tapi tetap saja, Kaguya merasa senang. Dia tidak akan pernah bosan dengan kalimat itu meski ribuan kali Naruto mengatakan nya.
" Terimakasih, Kau juga sangat tampan." Jawab Kaguya sambil tersenyum manis.
Mungkin karena sudah cukup menghirup oksigen kedalam paru-paru nya, Kaguya menarik kepala Naruto ke bawah. dan seperti yang sebelum nya, mereka kembali mempertemukan bibir dalam sebuah ciuman lembut. Ciuman yang membuat mereka lupa pada film yang seharusnya mereka tonton.
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, dan sebuah mobil mewah baru saja berhenti di sebuah halaman milik keluarga Otsutsuki. Pemilik dari mobil itu adalah Naruto, dan alasan dia di sini adalah karena mengantar Kaguya.
Di dalam mobil, Naruto menoleh pada kekasih nya yang terlihat tengah tertidur pulas. Mungkin karena kelelahan setelah melakukan semua aktifitas hari ini dia jadi tertidur. Tentu saja Naruto tidak akan tega untuk membangunkan Kaguya. Jadi, dia berniat untuk menggendong nya kedalam rumah.
Naruto turun dari mobil lalu berjalan menuju pintu sebelah. Dia membukanya dan dengan mudah mengangkat Kaguya kedalam kendongan nya. Naruto tersenyum saat Kaguya yang tengah dia gendong dengan gaya bridal style melenguh dam tidur nya. tapi sesaat kemudian gadis cantik itu menyamankan kepalanya pada dada Naruto.
"Hehehe... Ternyata meski tertidur pacarku ini masih tetap cantik. Hahhh... Beruntungnya aku." Ujar Naruto sambil tersenyum lebar.
Naruto membawa Kaguya yang tertidur menuju pintu masuk. Agak susah saat Naruto harus mengetuk pintu dengan Kaguya di dalam gendongan nya. Naruto menunggu pintu di buka dari dalam. dia yakin jika para pembantu belum tidur karena tau jika Kaguya belum pulang.
Kalau orang tua Kaguya, Naruto yakin jika saat ini mereka tengah lembur. Kagura sudah pernah mengatakan jika orang tuanya selalu pulang larut malam. Tapi ada satu hal yang Naruto lupakan. yaitu ini sudah larut malam!. Jadi, dia tidak memiliki persiapan apapun saat pintu di buka dan yang muncul adalah seorang wanita dengan rambut putih mirip dengan Kaguya. Wanita itu memandang dirinya dan Kaguya sebentar, lalu...
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU!."
Oh... Tampaknya ada yang akan di Interogasi malam ini.
TBC.
serem juga ternyata kalau terus di tanya kapan updete. Yah... Mau gimana lagi, buat fic romansa dengan bumbu humor itu gak segampang buat fic lemon yang tinggal ngetik. Ahhh!, uhhh!, ohhh!, dan kyaaahhhh... Tapi terimaksih buat semua yang masih setia menunggu fic abal ini updete. Padahal masih banyak fic di luar sana yang lebih bagus dari ini.
Chap depan akan ku usahakan untuk update cepat. tapi ini bukan janji, oke?...