Read My Music By GoodMornaing

.

.

.

Happy Reading

Chapter 35 : Broken to Heal

.

.

.

Meski memiliki cara berpikir yang unik, serta berbeda dari kebanyakan orang. Sesungguhnya, Baekhyun taklah berbeda dari kita semua. Dia tetaplah manusia yang dapat merasakan sedih dan patah hati.

Bagaimanakah seorang Byun Baekhyunn menghadapi kesedihan dan patah hatinya...

.

.

.

Baekhyun with the Sadness

Jika kita membahas topik Baekhyun dan sikap tenangnya, mungkin kita akan mengira bahwa Tuan Muda ini adalah pribadi yang tenang dan pintar dalam mengatur emosionalnya, terutama kesedihannya. Karena... selain kepada Chanyeol, Baekhyun hampir tak pernah menangis.

Namun sebenarnya, Baekhyun bukan tak pernah sedih, namun dirinya hanya telah terbiasa akan sebuah kesedihan.

Mengabaikan segala nasib malang yang telah dialaminya, karena Baekhyun sendiri telah terlalu malas untuk menyedihi masa lalu.

Baekhyun punya cara lain untuk terbiasa akan sebuah kesedihan.

Baekhyun bahkan tak dapat lagi menghitung berapa banyak dirinya telah membaca buku yang penuh akan penggambaran sakit dan hancurnya hati seseorang. Baik itu karena kehidupan, keluarga, teman, ataupun karena cinta.

Baekhyun menyukai cerita sedih, buku sedih, lagu sedih, puisi sedih, dan bahkan Baekhyun dengan pianonya selalu memainkan lagu Liebeslied, masterpiece dari Keatzer yang bila kita artikan secara harfiah, lagu itu berjudul Kesedihan Cinta.

Sebenarnya, awalnya terasa wajar saja. Seperti sebuah hobi dan bukanlah hal yang perlu memiliki alasan mendalam. Hal yang dapat dikatakan bahwa hal ini... tak ada alasan khusus untuk Baekhyun menyukainya.

Baekhyun hanya sekedar menyukainya saja.

Menikmati perasaan nyilu disukma saat membaca cerita sedih, menikmati perasaan sesak didada saat mendengar lagu sedih, dan perlu menghela napas berat dibagian termenyakitkan dari segala karya seni indah itu. Menikmati dengan amat sangat akan keheningan yang tercipta disela helaan napas beratnya dan mata yang memerah sebab menahan airmata.

Rasanya konyol untuk menangis karena sebuah karya seni. Namun... itulah rasa puasnya.

Kekonyolan itulah yang Baekhyun sukai dari hobinya. Perasaan mengaduk hati yang dirasakannya setiap membaca buku sedih, mendengarkan lagu sedih, ataupun memainkan lagu sedih. Membuat Baekhyun merasakan aman dan nyaman, dengan cara yang Baekhyun sendiri tak paham.

Dan lama semakin lama, hal ini menjadi kebiasaan. Lalu lebih parahnya lagi, menjadi kebutuhan.

.

.

Baekhyun bahkan sampai membicarakan hal ini dengan cukup serius bersama Chen disela diskusi mereka, dulu sekali. Dan mereka berdua akhirnya mendapatkan kesimpulan, bahwa Baekhyun mendapatkan rasa nyaman itu bukanlah karena Baekhyun menyukai hal- hal sedih dan sakit. Bukan juga karena Baekhyun adalah seorang masocist yang suka saat dirinya disiksa secara mental dengan hobinya sendiri.

Alasan akan rasa nyaman dari karya- karya sedih yang Baekhyun nikmati itu adalah... karena sebenarnya Baekhyun membencinya. Seperti Pembenci yang suka memperhatikan Idola yang paling dibencinya. Begitu pula perasaan Tuan Muda kita.

.

.

B Y U N

Nama keluarga tersohor yang Baekhyun sandang didepan namanya ini. Memiliki sifat aneh yang lucunya justru ampuh dalam membuat mereka menjadi lebih sukses.

Menurut pepatah yang hanya rumput bergoyang lah tahu siapa penciptanya, mengatakan... darah tak pernah berbohong.

Sekali Byun tetap Byun.

Apapun yang sudah terjadi pada Baekhyun, entah dirinya masih berpanca indra lengkap atau tidak. Baekhyun tetap akan selalu menjadi seorang Byun yang dihormati seluruh pengabdi setianya.

Dan Tuan Muda sekaligus Tuan Besar Byun kita, Byun Baekhyun, pastinya tak hanya mewarisi harta tak terlalu banyaknya. Namun juga mewarisi sifat- sifat dari para pendahulunya.

Salah satunya ialah; menyimpan dan mendekatkan musuh- musuhnya hingga selalu berada dalam jarak pandang terdekat dari matanya.

Yahh... bisa dimengerti bukan?

Mengawasi musuh dari dekat terasa lebih aman daripada hanya dapat was- was dan mengamati dari jauh.

Daripada ketakutan akan musuh yang bertopeng sebagai teman, mengapa tak sekalian berteman dengan semua musuhmu.

Itu adalah salah satu sifat Byun yang justru membuat keluarga Byun terasa mengerikan.

Bila kau sudah mendeklarasikan diri bahwa dirimu membenci BYUN, maka bersiaplah, seorang Byun akan mendekatimu, mengawasimu, namun bukannya menghancurkanmu, seorang Byun justru akan memberikan madu nektar termanis beserta bunga- bunga yang dapat mempesona siapa saja.

Lalu, membuatmu kecanduan dan terus menerus mengikuti mereka kemanapun berada, hingga tanpa sadar, kau telah menjadi pengikutnya. Bukan lagi pembencinya.

Saat itulah, kau... telah ditaklukkan oleh seorang Byun.

Byun adalah keluarga yang seperti peluru berlapis madu.

.

.

Lalu...

Kembali lagi kepada hobi Baekhyun akan sebuah karya yang menyajikan sebuah kesedihan. Kita telah menyambungkan benang merahnya sekarang. Hasil diskusi Chen dan Baekhyun yang terjadi dulu sekali, mendapatkan... bahwa Baekhyun menyukai kesedihan KARENA membenci kesedihan itu sendiri.

Baekhyun benci sedih.

Baekhyun takut sedih.

Baekhyun tak ingin sedih.

Begitulah adanya..

Namun ini menjadi paradoks yang memusingkan, sebab disaat yang sama.

Baekhyun ingin terbiasa dengan sedih.

Baekhyun ingin berdamai dengan sedih.

Baekhyun... ingin sedih menjadi temannya.

Baekhyun tak sungguh- sungguh menyukai hobinya. Namun dirinya juga tak sepenuhnya membencinya.

Baekhyun memang terlalu kompleks, hingga bahkan si Baekhyunnya sendiripun terkadang merasa lelah.

Namun ayo kita sederhanakan, menjadi, sang Tuan Muda ini, lebih tepatnya alam bawah sadar si Tuan Muda Keturunan Terakhir BYUN yang kita sayangi ini, menganggap kesedihan adalah musuh yang selalu berusaha dirinya taklukkan. Itulah intinya.

Musuh transparan yang tak terlihat namun terus ada dan mengawasi dalam diam. Menunggu untuk mangacau di saat yang tepat.

Semakin bahagianya Baekhyun, maka kesedihan akan lebih sering mengintipnya dari balik pilar- pilar megah nan dingin Mansion milik Baekhyun sendiri. Baekhyun ketakutan, bila suatu saat nanti kesedihan akan datang padanya. Lalu memerintahkan tangis dan putus asa untuk memakannya bulat- bulat dalam satu tegukan puas.

Gambaran akan jiwanya yang sekarat karena kesedihan ataupun mati bersama kesedihan, sama mengerikannya bagi Baekhyun. Terasa menakutkan.

Oleh sebab itu...

Tuan Muda kita bersiap- siap. Dengan darah kental Byun miliknya serta sifat ajaib yang sudah tumbuh alami dalam rajutan gen miliknya. Baekhyun tanpa sadar mengakrabkan diri dengan musuhnya. Dengan ketakutannya. Dengan hal yang sebenarnya paling tak ingin di temui olehnya.

Sang Kesedihan

Baekhyun mempelajari tentang musuhnya dengan sungguh rajin. Baekhyun bertemu dengan musuhnya lebih sering. Baekhyun mencoba akrab dengan musuhnya secara perlahan dan mendalam. Melalui apa saja dan darimana saja.

Seperti; mendengarkan curhatan kisah sedih seluruh pegawainya, membaca buku sedih, menganalisis puisi sedih, memainkan ataupun mendengarkan lagu sedih.

Baekhyun... berusaha terbiasa, dengan sebuah kesedihan. Si musuh terbesarnya.

Baekhyun ingin... disaat dirinya dan kesedihan bertemu nanti. Baekhyun dapat menerimanya dengan pelukan ikhlas tersuci, tangisan hangat terceria, dan isakan imut terlucu untuk di tertawakan.

Baekhyun hanya berharap, keputusasaan tak ikut bergabung dalam pesta minum teh bersama musuh- musuh yang sudah dirinya tarik keluar dari selimut ini. Karena, bila si teman kesedihan yaitu keputusasaan juga datang, Baekhyun akan menjadi sulit mengatur janji temu bersama harapan pada keesokan harinya.

.

.

And Gee!

.

.

Hallo keputusasaan!

Kau juga datang?

Si teman dekat dari kesedihan. Bagaimana bisa kalian sungguh akrab sekali dan suka saling mengikuti.

Dasar tamu tak diundang.

Tamu tak diundang yang datang dengan menendang pintu hati Baekhyun menggunakan sepatu bergerigi kebanggaannya.

Ups, sialan menyakitkan.

.

.

Demi ribuan buku sedih yang telah Baekhyun telan masuk ke dalam otaknya.

Selama ini Baekhyun hanya mempelajari tentang kesedihan saja. Hanya kesedihan saja.

Baekhyunpun hanya siap bila bertemu akan kesedihan itu sendiri.

Dirinya tak tahu.

Dirinya tak siap.

Dirinya benar- benar tak sanggup untuk mempertahankan kewarasannya, jika-

Jika..

Kesepian

Keputusasaan

Kerinduan

Kekecewaan

Dan masih banyak lagi daftar tamu tak di undang yang datang hanya karena tahu bahwa dirinya sekarang sedang bergelung akrab dengan kesedihan.

Kenapa kesedihan mengundang banyak sekali teman akrabnya untuk ikut bertemu Baekhyun?

Lagipula kenapa pula Baekhyun berjanji temu dengan Kesedihan sejak awal?

Oh ya...

Dirinya sendiri yang mengundang Sedih itu untuk datang.

Dirinya sendiri mengundang sebuah kesedihan. Dengan undangan paling lusuh dan jelek yang pernah dibuatnya, beramplop biru dan bertinta merah yang menuliskan sebuah pemberitahuan bahwa... Chanyeol telah pergi.

.

.

.

.

Baekhyun with the Broken Heart

- Step 1 : Anger -

Mansion Byun adalah salah satu tempat paling damai yang bisa kau datangi setiap mencari ketenangan. Dengan dipimpin oleh seorang majikan yang sangat ramah serta tak berperangai macam- macam, jauh dari kata sombong dan angkuh apalagi kejam dan tiran, membuat suasana Mansion Byun selalu diisi dengan kedamaian.

Tak dapat dipungkiri, perkataan salah satu mantan Maid dari Mansion Byun yang bernama Do Kyungsoon ada benarnya juga, yaitu ; memasuki Mansion Byun, rasanya persis seperti masuk dalam cerita dongeng princess Disney.

Namun sayangnya, tidak dengan malam ini.

Karena pusat dari kedamaian Mansion ini, sang Tuan Muda, datang dengan ekspresi jauh dari gambaran nyata sebuah kedamaian hati.

Semua merasakan bagaimana dingin dan mencekamnya aura Tuan Muda Byun Baekhyun yang berjalan cepat melewati mereka semua. Jam menunjukkan hampir tengah malam, dan seingat mereka, sang Tuan Muda sebelumnya berangkat ke Jeju siang tadi untuk menjemput kekasihnya, dan kenapa pula Baekhyun telah kembali sekarang, dan lebih anehnya lagi, sang Tuan Muda Byun Baekhyun, kembali seorang diri.

.

.

Ini adalah jam malam, kembalinya Tuan Muda Byun Baekhyun ditengah malam seperti ini mengejutkan semua orang. Mulai dari penjaga gerbang, penjaga pintu masuk, dan bahkan maid- maid yang bershift malam.

Dengan tergesa salah satu Butler membukakan pintu belakang mobil yang mengantar Tuan Muda Byun Baekhyun itu. Dan Maid- maid yang ada disitu dengan tergesa- gesa mengambil barisan pada dua sisi jalan masuk Baekhyun, kemudian menduduk 90 derajat sekaligus mengucapkan kalimat 'Selamat Datang Tuan Muda' kepada Baekhyun.

Bukan pertama kalinya Baekhyun pulang dan pergi dari berpergian jauh. Bukan pertama kalinya mereka memberikan semacam acara penyambutan seperti ini, namun... ini pertama kalinya Baekhyun tak menerima itu semua dengan senyuman cantik. Serta ucapan terima kasih yang sungguh lembut mendamaikan hati.

Semua Maid telah kembali berdiri tegak, memandang wajah Tuan Muda mereka yang tampak berdiri mematung dengan wajah putih pucat. Baekhyun tampak seperti patung pahatan indah saat berdiam diri tanpa bergerak ataupun berkedip seperti itu.

Baekhyun melamun, menciptakan ekspresi bingung lagi bertanya- tanya diwajah semua orang disekitarnya. Namun tak ada satupun yang berani mengacau sang Tuan Muda yang tengah larut dalam pikirannya itu.

Dan detik selanjutnya, wajah Baekhyun berubah, menjadi lebih merah, ah tidak.. sangat merah. Semuanya terkejut akan perubahan ekspresi Baekhyun sekarang, pria 20 tahun itu tampak sangat... bengis?

Baekhyun memulai langkahnya masuk kedalam Mansion megah Byun, melewati begitu saja semua maid yang berdiri disamping kanan dan kiri jalannya. Serta betapa terkejutnya semua maid dan butler yang Baekhyun lewati, merasakan aura mengerikan menguar dari majikan mereka. Terasa seperti amarah, sakit, dan... kecewa yang mendalam.

Semua orang memandang Baekhyun yang melangkah dengan keras dan cepat menuju kamarnya sendiri. Tak ada yang berani menegur atau mengganggu Tuan Muda yang sedang dalam suasana hati sangat tak baik itu.

BLAM!

Semua orang terperanjat saat pintu kamar Baekhyun menciptakan suara bantingan keras sebab sang Tuan Muda menutupnya dengan telah membuang tata kramanya entah kemana.

.

.

.

- Baekhyun POV -

Aku sedang di lobi sekarang...

Baik..

Melangkah ke depan sebanyak 105 langkah, lalu berbelok ke kiri, lalu melangkah sebanyak 50 langkah, dan menoleh ke kiri, aku sampai di kamarku.

Dan BLAM!

Aku berada dikamarku sekarang.

Sepi

Sunyi

Dan Gelap

Ah bodohnya aku, memang selalu gelap. Aku harus berada dalam kegelapan ini agar semua orang tahu bagaimana kuatnya keinginanku untuk bersama dengan Chanyeol.

Ha-

Napasku tertahan mengingat nama itu.

Sesak

Sesak

Sesak

SesakSesak

SesakSesakSesakSesak

SesakSesakSesakSesakSesakSesak

SESAK!

Aku mohon hentikan sakit ini..

Rasanya sesak.

Tanpa bisa aku sadari, aku telah berlutut di lantai kamarku, didepan pintu, sambil meremat baju bagian dadaku, mencoba untuk menarik napas yang terasa sungguh berat bahkan hanya untuk mengais satu tarikan napas saja, rasanya sulit.

Rasanya aku telah terbatuk tanpa udara. Paru- paruku telah mengerut merengek untuk meminta oksigen. Namun seakan napas tertahan ditenggorokan, aku tak ubahnya seekor ikan yang menggelepar di pasir pantai.

BYUN BAEKHYUN BERNAPASLAH!

H-

Ha-

Hah..

Ha-

Hahhhh..

HA..

HAH...

Napasku telah kembali.

Lalu diikuti dengan tarikan dan keluarnya napas yang memburu. Paru- paruku menarik oksigen dengan rakus setelah bermenit- menit tersiksa. Aku terebah dilantai dingin kamarku. Disertai jantung bertalu yang bahkan telingaku dapat mendengar detakan jantungku sendiri, serta keringat dingin yang membahasi seluruh tubuhku.

Sesungghnya aku bingung, apakah aku sungguh boleh marah sampai seperti ini?

Aku marah akan apa?

Kami berpisah dengan baik- baik, dan aku tahu bahwa dia tetap mencintaiku, lalu apa yang membuatku marah?

Akupun tak tahu, aku payah dalam menganalisa hal seperti ini.

Setelah merasakan napasku mulai normal, aku bangkit berdiri, ingin menuju kamar mandi kamarku, dari tempatku berdiri sekarang, aku hanya perlu mengambil 20 langkah kedepan lalu berbelok ke kanan, melewati walking closetku yang sepanjang 4 meter, lalu diujung ruangan aku telah memasuki kamar mandi.

Dan disinilah aku sekarang.

Berdiam diri didepan wastafel.

Aku percaya didepanku sekarang terdapat cermin yang sungguh besar dan menampilkan bayanganku. Namun sayang, bahkan bayanganku sendiripun aku tak dapat melihatnya. Hafhh.. Aku mulai merasakan emosi kembali berkumpul didadaku. Dengan pikiran kacau aku menghidupkan keran di wastafel, tanpa membuka lubang pembuangan airnya, sengaja membuat air itu memenuhi bak wastafel ini. Dan aku mulai membasuh wajahku dengan tergesa. Memberikan kesegaran dan kesejukan pada wajahku yang rasanya terus memanas.

"Baek, ayo kita akhiri, hubungan kita."

Gerakan tanganku berhenti.

Dengan sialannya otakku memutar ulang semua yang Chanyeol ucapkan.

Ha-

Hahh...

Bernapas Baekhyun.. bernapas...

Sugestiku pada diriku sendiri.

Aku mengingatnya.

Dengan sialannya aku mengingat setiap patah kata yang pernah Chanyeol ucapkan padaku. Semuanya. Tanpa kurang satu patah katapun.

Aku mengingatnya, setiap momen kami bersama dari 10 tahun lalu hingga sekarang. Setiap detiknya.

Aku mengingatnya, detik demi detik penantianku menunggunya. Hingga akhirnya dia datang padaku.

Otak sialanku menampung semua itu tanpa mau repot-repot membuang memori apapun. Bahkan bahkan bila itu hanya satu bagian terkecil.

AKU INGAT!

AKU INGAT DIA YANG LEBIH DULU MENGAJAKKU UNTUK BERSAMA! DIA YANG MENGATAKAN AKAN TERUS BERSAMAKU SELAMA CINTA INI MASIH MENJADI ALASAN KAMI MENCINTAI. DIA MENGATAKAN DIA TAK PERNAH MENINGGALKANKU. DIA MENGATAKAN BAHWA SELAIN BERSAMAKU TAK ADA LAGI ORANG YANG DIRINYA BAYANGKAN UNTUK MENIKAH DENGANNYA.

DIA BILANG..

DIA-

Bernapas Baekhyun..

Bisikan hatiku mengingatkan diriku yang ternyata telah kembali lupa bernapas. Aku kembali mengatur napasku agar kembali normal. Berusaha agar serangan panik itu tak kembali menyerangku.

Menangis saja Baekhyun.. kau boleh melakukannya.. jangan ditahan..

Seperti magic, aku merasakan lelehan air hangat itu mulai menuruni pipiku satu persatu tanpa dapat dihentikan. Sedikit demi sedikit sesak didadaku berkurang dengan semakin banyaknya air mata yang keluar.

Hiks...

Dan isakan itu mulai muncul. Gerakan tanganku terhenti diudara, awalnya aku ingin menutup mulutku untuk menghentikan isakanku, untuk meredam agar para pegawaiku tak menyadari bahwa tuan mereka tengah menangis sekarang.

Baiklah, persetan akan segalanya, aku sudah muak.

.

.

"AAAAAAAAAAARRRRRGGGGGGG!!!!!!!!!"

Seperti ada iblis penghancur yang merasuki tubuhku. Aku mulai menghancurkan segalanya, melempar semua kosmetik di depanku, meninju cermin besar di depanku hingga pecah, meninggalkan kamar mandi dengan langkah menghentak dan tangan berdarah, tanpa perduli keran air yang belum aku matikan dan pastinya dalam waktu kurang dari 10 menit akan membuat kamar mandi itu banjir.

"AAARRRGGGG!" Aku menarik lalu melempar semua baju- baju yang ada di walking closetku. Merobek beberapa dari mereka tanpa perduli bahwa harga satu lembarnya bahkan lebih mahal daripada mobil seorang pejabat negara.

Aku melempar dan memecahkan semua koleksi jam tangan, kaca mata, dan semua aksesoris tak berguna ini. Percuma... mereka semua percuma untuk dimiliki, tak memberikan kebahagiaan apapun padaku.

Dan seakan belum cukup saja, aku keluar dari walking closet milikku.

Dengan wajah bersimbah air mata, tubuh bergetar emosi, dan tangan yang masih meneteskan banyak darah. Aku menyeringai.

Bersiap untuk menghancurkan kamar yang katanya paling indah di Mansion Byun ini.

.

.

- Baekhyun POV END -

.

.

"AAAAAAAAAAAAAARRRRRRGGGGGGGGGGGGGGG"

Sontak semua orang langsung berlarian menuju kamar Tuan Muda mereka setelah mendengar teriakan Baekhyun dari dalamnya. Namun, setelah berpuluh- puluh pegawai Mansion Byun yang sampai didepan kamar majikan mereka itu. Tak ada satupun yang berani membuka pintu apalagi masuk ke dalamnya.

Dengan tatapan horor dan jantung yang bertalu, semua orang menjadi bisu, sungguh sunyi dan mencekam, mendengarkan suara- suara bantingan, patahan, sobekan, pecahan, dan diiringi dengan teriakan sakit dan serta isakan pilu Tuan Muda Byun Baekhyun yang selama ini mereka kenal bahkan tak hampir tak pernah meninggikan suaranya.

Setelah berpuluh menit yang mencekam, seluruh suara itu menghilang, digantikan dengan isakan samar yang terdengar dari dalam kamar. Tak lain dan tak bukan, sang Tuan Muda yang selalu mereka sayangi, kini tengah menangis dengan suara isakan paling menyayat hati yang pernah mereka dengar.

Bagaikan ada belati yang menyayat satu- satu jantung mereka, seluruh pegawai Mansion Byun dengan kompak mengalihkan pandangan seraya menghela napas berat. Beberapa dari mereka bahkan sudah ikut menangis dan berjongkok di lantai, tak sanggup mendengarkan dan menyaksikan kesakitan dari Tuan Muda yang disayanginya. Mereka ikut sakit bersama Tuan mereka.

Mereka semua tak tahu apa yang terjadi, namun satu yang mereka tahu... Tuan Muda mereka baru saja mengalami kejadian paling menyakitkan dalam hidupnya.

.

.

.

Baekhyun with the Broken Heart

- Step 2 : Denial -

Setelah membuat sebuah scene brutal dan menghasilkan kamar Baekhyun tak dapat di tempati dalam beberapa waktu, sebab Baekhyun bahkan telah memecahkan seluruh kaca jendela dan membuat engsel pintu kamarnya sendiri bergeser, membuat pintu kamar itu menjadi sulit untuk dibuka maupun di tutup, serta jangan lupakan akan berapa banyak pecahan kaca dan patahan kayu didalamnya.

Hal itu membuat Baekhyun harus tidur disalah satu kamar lantai 2 beberapa hari ini. Cukup memakan waktu lama untuk merenovasi kamar Baekhyun agar sebagus sedia kala, sebab kamar sang Tuan Muda mansion Byun ini selalu di desain dengan barang- barang dan perabotan khusus, dan Baekhyun tak masalah dengan itu. Lagipula, dirinya sedang tak sanggup untuk tidur dikamar itu sekarang. Terlalu banyak kenangan bersama Chanyeol didalamnya.

"Nana! Sudah aku bilang, bahasa Inggris dari platipus itu platypuses." Seruan Jeno membuat Baekhyun tersentak bangun dari lamunannya, langsung menyadari dirinya yang sekarang tengah berada di ruang santai lantai dua, duduk dilantai berkarpet sambil memberikan beberapa soal pelajaran kepada Jeno dan Jaemin yang hari ini merengek ingin Baekhyun menjadi guru mereka.

Terdengar seruan tak terima dari Jaemin, lalu Jeemin tampak melemparkan kamus ke Jeno, Baekhyun mendengar bagaimana suara Jeno yang mengaduh saat kamus tebal itu bertabrakan dengan wajahnya.

"Bacalah sendiri, bahasa Inggris Platipus itu Platipy!" Seru Jaemin yang tak mau kalah.

Baekhyun menghela napas maklum, lalu tersenyum kecil, merasa lucu akan perdebatan kedua anak remaja didepannya.

"Kalau begitu ayo kita tanya ke Tuan Muda, aku akan memberikan dessertku saat makan siang nanti bila aku salah, tapi bila kau yang salah, kau harus memberikan dessertmu untukku." Tantang Jeno.

Dan Jaemin mengangguk mantap, setuju, dan sama- sama percaya diri bahwa dirinyalah yang benar.

Keduanya dengan kompak menoleh kepada Baekhyun yang sedari tadi hanya diam mendengarkan. Baekhyun merasakan bagaimana kedua anak itu berpindah duduk menjadi sungguh dekat dengannya.

"Excuse me Mr. Byun, can we ask you something?" Baekhyun tersenyum gemas akan bagaimana imutnya pengucapan bahasa Inggris milik Jeno.

"Sure." Balas Baekhyun singkat.

"Which one is correct Sir? Platypuses or Platypi?" Kali ini Jeemin yang bertanya, dengan suara yang kentara sekali bahwa mereka sungguh mengantisipasi apapun jawaban Baekhyun.

Baekhyun pun menampilkan raut wajah berpikir, sengaja tak langsung menjawab pertanyaan kedua anak remaja itu. Lalu tersenyum saat merasakan Jeno yang sudah menggerakkan tubuhnya gelisah, namun langsung diam kembali saat Baekhyun mulai bersuara.

"Emm.. actually-

Rasanya Baekhyun ingin tertawa saat keduanya menahan napas.

- both are correct." Sambung Baekhyun dan menciptakan erangan tak terima yang sungguh heboh dari kedua remaja itu.

"Bagaimana bisa seperti itu?!" Seru Jeno tak terima.

"Ya ya tak bisa seperti itu!" Jaemin menimpali.

Baekhyun hanya dapat tertawa lalu mengusak gemas rambut kedua anak itu dengan kedua tangannya.

"Saya akan memberi kalian buku yang berhubungan dengan hal itu bila kalian ingin bukti yang akurat. Dan kalian tahu saja bahwa kalian bebas ke perpustakaan dibawah untuk mendapatkan lebih banyak referensi tugas kalian bukan? Baiklah, saya tunggu esai kalian minimal 1000 kata dalam bahasa Inggris tentang hewan endemik Australia, dan kumpulkan dimeja kerja saya paling lambat sore ini. Emm.. tentu saja Sekretaris Kim yang akan memeriksa tugas kalian nanti, jadi kalian bisa juga langsung memberikan esai kalian padanya. Saya harus kembali bekerja sekarang agar bisa terus memberi kalian makan. Tuan Muda kalian ini pergi dulu ya, sekian." Ujar Baekhyun sekali lagi mengingatkan tugas Jeno dan Jaemin hari ini.

Baekhyun pun bangkit berdiri, bersamaan dengan kedua remaja itu yang menjawab dengan kata Iya yang sungguh kompak.

Baekhyun melangkah menjauh, dan baru saja Baekhyun berbelok untuk memasuki koridor yang menuju tangga, langkah Baekhyun berhenti. Mendengar bisik- bisik suara Jaemin dan Jeno yang tak sadar bahwa Baekhyun masih dapat mendengar mereka berdua.

"Tuan Muda sepertinya telah membaik ya." Ujar Jeamin bersuara pelan.

"Sstttt pelankan lagi suaramu." Ujar Jeno mengingatkan.

"Tuan Muda sudah berjalan jauh, dan mana bisa suaraku lebih pelan lagi daripada ini, dan lagi, aku hanya mengatakan apa yang aku lihat, Tuan Muda telah dapat tersenyum dan telah mulai bekerja dan beraktifitas seperti biasanya. Padahal kita berdua sengaja memintanya mengajari kita hari ini agar dirinya tak terus melamun sendirian lalu kemudian menghancurkan banyak benda." Baekhyun menunduk sambil menghela napas, kemudian memilih untuk bersandar ke dinding, menguping pembicaraan kedua remaja itu.

Baekhyun melipat tangannya didepan dada dengan wajah yang menatap kosong kedepan.

"Entahlah Nana, namun aku rasa Tuan Muda belum pulih, aku mengobrol dengan maid- maid yang berjaga malam di depan kamar Tuan Muda, katanya Tuan Muda terus tak bisa tidur semalaman dia terkadang menangis, dan saat paginya Tuan Muda sering bertanya, 'Menurutmu dia akan kembalikan? Tak mungkin dia meninggalkanku pergi seperti ini? Kami akan kembali bersamakan? Dia sangat mencintaikukan? Tak mungkin dia tak kembali.' Seulgi Noona bahkan sampai kebingungan harus menjawab apa, dan saat tidak dijawab Tuan Muda justru kembali mencoba tidur sambil mendengarkan rekorder miliknya." Jeno mengakhiri ceritanya dengan menghela napas berat.

"Aku benci saat kita bingung dan tak berdaya seperti ini, apakah ada cara yang bisa membuat Tuan Muda kita kembali bahagia?" Jaemin berseru kesal dengan pelan.

Jeno mengelus rambut Jeamin dengan maklum.

"Hanya satu cara Nana, Park Chanyeol kembali. Itulah caranya, satu- satunya. Tuan Muda kita tak menginginkan hal lain didunia ini selain si bajingan beruntung itu. Auhhh.. memikirkannya lagi aku menjadi ikut emosi, memang apa hebatnya Park Chanyeol itu sampai berani memutuskan Tuan Muda kita!"

Baekhyun tak lagi mendengarkan percakapan kedua remaja itu, melangkah pergi menuju arah tangga, ingin pergi ke ruang kantornya yang berada dilantai 1.

"Ah benar, bila dibandingkan dengan Chanyeol bukankah aku lebih akan segala- galanya? Kenapa dia dapat membuatku sepatah hati ini?"

"Kenapa aku bersikap seakan dunia akan runtuh hanya karena dia pergi dari hidupku?"

"Ah benar, aku pasti tetap bisa hidup baik walau tanpa dirinya. Toh aku sudah pernah melakukannya dan aku baik-baik saja sampai umurku 20 tahun ini."

"Park Chanyeol tak lebih dari seorang musisi miskin yatim piatu tanpa saudara dan teman yang aku bawa tinggal bersamaku, walau dia pergi, aku tak rugi apapun. Apapun."

Dan sekarang pikiran Baekhyun terus dipenuhi akan kalimat- kalimat akan seberapa tidak berharganya Chanyeol bagi hidupnya. Akan seberapa tak penting Chanyeol bagi hidup Baekhyun. Akan Baekhyun yang sudah memiliki segalanya walau tanpa Chanyeol mengisi harinya.

Salah satu cara sang Tuan Muda kita dalam menerima kenyataan menyakitkan yang telah terjadi, yaitu dengan cara, otaknya menolak jeritan hatinya sendiri yang berteriak pilu ingin Chanyeol kembali.

.

.

.

Baekhyun with the Broken Heart

- Step 3 : Bargaining -

Beberapa hari lagi telah berlalu, kamar Baekhyun telah selesai diperbaiki dan Tuan Muda itu kembali dapat tidur di kamar miliknya. Insomnia Baekhyun juga semakin membaik, setidaknya Baekhyun dapat tidur sebanyak 4-5 jam permalamnya, dan Baekhyun rasa itu sudah lebih dari cukup daripada tidak sama sekali.

Dirinya mulai tawar- menawar akan keadaan.

Mulai dapat berpikir jernih dan menyeimbangkan antara hati dan logikanya.

"Ya benar kami saling mencintai, tapi bila salah satu dari kami malah merasa tersiksa saat bersama, ya kami bisa apa selain berpisah?"

"Chanyeol pasti akan sangat tersiksa bila dia tahu alasan aku tak menerima donor mata itu untuk melindunginya dari orang- orang Mansion Byun yang dendam pada Park. Chen dan Xiumin adalah sahabatku, tapi merekalah yang paling pantas dendam kepada keluarga Park, jadi, Chen dan Xiumin adalah ancaman nyata yang bisa saja menyakiti Chanyeol untuk membalas dendam kepada Ayah Chanyeol. Karena itulah aku harus membuat tanda, peringatan, bentuk bukti nyata bahwa Chanyeol adalah orang yang penting bagiku dan jangan macam- macam padanya, IYA! Kebutaan ini adalah senjataku dalam melindungi Chanyeol."

"Namun sekarang telah menjadi senjata makan tuan, Chanyeol justru sakit mengetahui aku buta untuk dirinya."

"Baiklah.. aku rasa aku mengerti perasaan Chanyeol sekarang."

Tuan Muda kita sibuk dengan bernegosiasi bersama dirinya sendiri di dalam kantornya. Sedangkan di lantai 2, disaat yang sama, Kyungsoo dan Kyungsoon tengah menangis sambil berpelukan. Tanpa mempedulikan bagaimana bumi tengah berputar dan bagaimana kejadian di sekitarnya, Baekhyun terlalu sibuk untuk mengobati hatinya sendiri yang baru saja cidera parah.

.

.

.

Baekhyun with the Broken Heart

- Step 4 : Depression

Hari sungguh cerah diluar, angin musim gugur mulai berhembus kencang lagi sering menerbangkan daun- daun yang mulai menguning. Menciptakan suasa sejuk dipenghujung musim panas tahun ini.

Sesekali hujan turun menandai bahwa musim sebentar lagi akan berpindah menjadi musim gugur. Musim kesukaan seluruh orang di Mansion Byun, karena Baekhyun menyukai musim gugur meski dirinya sendiri lahir dimusim semi.

Dan suasana pagi di Mansion Byun hari ini tampak sungguh meriah. Semuanya sarapan dengan sungguh bahagia, semuanya tertawa dan bercanda ria.

Hari ini semua orang tengah ikut merayakan hubungan Chen dan Xiumin yang ternyata telah naik tingkat ke jenjang yang lebih serius, keduanya datang pagi ini ke Mansion sambil bergandengan tangan lalu memamerkan cincin di jari Xiumin kepada semua orang.

Baekhyun ikut bahagia, dirinya langsung memeluk Xiumin dan Chen, mengucapkan kata selamat paling tulus yang dirinya bisa berikan. Dan sekarang, mereka bertiga tengah sarapan bersama beberapa maid dan butler yang Baekhyun sendiri suruh makan bersama mereka, untuk memeriahkan suasana katanya.

Namun semua obrolan seru dan canda tawa itu berhenti dalam sekejab saat semua orang mendengar suara tak biasa dari kursi utama diujung meja makan.

"Hump.." Baekhyun menutup mulutnya dengan telapak tangan kiri, menahan diri sendiri dari perasaan mual yang sungguh mengerikan.

Semua orang terbelalak memandang itu, tak ada yg berani bersuara. Hingga akhirnya Xiumin memecah keheningan.

"A-Anda.. tak ap-" Belum selesai Xiumin bertanya Baekhyun telah bangkit dari kursinya, dan berjalan tergesa bahkan hampir berlari menuju kamar mandi pegawai yang berada dibelakang bagian dapur Mansion.

Dan selanjutnya, berterima kasihlah pada ketidak-kedapan suara dinding Mansion Byun, tak ada satupun yang dapat melanjutkan makannya lagi. Yahh.. siapa yang sanggup makan bila suara Baekhyun yang sepertinya sangat menderita disana, sedang memuntahkan semua isi perutnya menjadi backsound menjijikan namun juga sekaligus menyedihkan untuk didengarkan semua orang. Membuat siapaun tak ingin lagi melanjutkan sarapan mereka. Party is Over.

"Apakah Tuan Muda hamil?" Dengan polosnya Jaemin bertanya pada Jeno yang ada disebelahnya.

Jeno justru tertawa. "Astaga jangan bercanda, Tuan Muda kita itu meski sangat cantik, masihlah seorang pria Nana, mana bisa hamil." Dan sukses membuat Jaemin menggaruk bagian belakang telinganya memalu.

"Lalu kenapa dia.."

"Sstt.. dia dapat mendengar kalian." Itu Xiumin yang bersuara, dengan suara dingin dan nada rendahnya, sukses membuat kedua remaja itu bungkam.

"Ahaha.. tenanglah sayang. Baekhyun baik- baik saja, dia hanya masuk angin." Chen tertawa palsu sambil memijat pelan kedua bahu Xiumin yang tampak sungguh tegang dengan kedua tangannya.

Xiumin menyingkirkan tangan Chen dari bahu miliknya. Menatap tajam pada wajah santai pria yang baru saja resmi menjadi tunangannya itu.

"Minggir kau, setelah tahu apa saja yang sudah Baekhyun lalui selama ini bagaimana bisa kau menanggapinya sesantai itu." Ujar Xiumin yang kesal akan sikap santai Chen, lalu pemuda itu beranjak dari kursinya, pergi menyusul Baekhyun, berniat ingin membantu sang Tuan Muda.

Semua orang menyaksikan, bagaimana raut wajah santai Chen langsungberganti menjadi redup dan sedikit terlalu gelap tepat setelah Xiumin tak lagi berada dalam ruangan ini. Pria Kim ini selalu berusaha menyembunyikan emosi aslinya dalam sebuah senyuman santai lagi jenaka.

Kemudian Chen menoleh kepada semua orang disitu, lalu kembali menampilkan senyum menenangkan. "Tenang saja, dia hanya masuk angin." Ujar Chen, sebelum ikut beranjak pergi menyusul Xiumin dan Baekhyun.

Walaupun semua orang mengangguk, tampak setuju akan yang Chen katakan, namun didalam hati, diam- diam semuanya tahu..

"Bukan... itu bukan masuk angin. Itu karena stress berat. Baekhyun sangat sangat stress hingga akhirnya fisiknya menjadi sakit sebab psikisnya sudah terlampau sakit."

.

.

Depression pt.2

BRAK!!

Xiumin membuka pintu kamar Baekhyun dengan dobrakan paksa. Sebab sang pemilik kamar telah menolak untuk keluar kamar selama seminggu, selain waktu makan, Baekhyun hanya akan tidur dikamarnya sambil mendengarkan seluruh lagu Chanyeol dari rekorder yang tak pernah lepas dari telinganya itu.

Dengan tanpa basa basi Xiumin menarik selimut yang awalnya menutupi seluruh tubuh Baekhyun bahkan sampai ujung kepala.

"BANGUN PEMALAS!! KAU MEMILIKI PULUHAN PERUSAHAAN YANG HARUS KAU PIKIRKAN NASIBNYA!!" Bentak Xiumin tanpa takut kepada sahabat sekaligus atasannya itu.

Disisi lain, tampak Baekhyun yang tengah meringkuk di atas tempat tidur hanya dengan memakai boxer dan kaus kebesaran yang bila Xiumin tak salah ingat kaus itu milik Chanyeol.

Xiumin menghela napas putus asa, dirinya sungguh tak tahu harus bagaimana lagi untuk menaikkan semangat hidup Baekhyun. Pria cantik rupawan itu seperti kehilangan alasan untuk hidup. Dia seperti cangkang kosong!

"BANGUN BYUN BAEKHYUN!!" Akhirnya pria mungil bermata kucing itu kembali meneriaki sahabatnya.

"Berisik Xiu Hyung, aku bahkan telah mendengar suara langkah kakimu bahkan dari 10 meter jaraknya kau dari kamarku. Aku telah terbangun sejak itu..." Dengan lemah dan suara serak bangun tidur Baekhyun mengatakan semua kalimat itu.

Xiumin terdiam. Menunggu apa lagi yang akan Baekhyun katakan. Karena... demi Tuhan, Baekhyun sepertinya perlu curhat, pria Byun itu akan terus sakit seperti ini bila dirinya terus menyimpan segala perasaan dan sakitnya sendirian seperti ini.

Tampak Baekhyun bangkit dari posisi tidur meringkuknya, menjadi duduk diatas kasur luas itu sambil memeluk lututnya. Dengan perlahan pemuda itu melepaskan kedua earphone dari telinganya.

"Xiu.." Panggil Baekhyun pelan dan Xiumin berdehem menjawabnya.

"Aku bermimpi, aku bertemu kedua orangtuaku. Aku sangat merindukan mereka lalu memeluk mereka Xiu. Menurutmu apakah waktu kami bertemu sudah dekat?"

DEG

Mata Xiumin terbelalak mendengarnya.

"Omong kosong macam apa yang sedang kau bicarakan ini..." Jawab Xiumin dengan tajamnya, suara kucing kecil ini terdengar berdesis tak suka.

Baekhyun justru tersenyum tipis, lalu menggeleng singkat, "Maafkan aku, aku rasa aku sedang mengigau. Biarkan aku tidur satu jam lagi, aku baru bisa tidur jam 3 dini hari tadi, insomnia sialan ini kembali datang mengunjungiku." Ujar Baekhyun seraya kembali menarik selimut miliknya, membuat dirinya tertutupi kain tebal lagi hangat itu dari ujung rambut hingga kaki.

Xiumin hanya dapat menghela napas melihat itu, menjadi tak tega untuk memaksa Baekhyun bangun dan bekerja sekarang.

Kehilangan semangat hidup dan terus memikirkan kematian. Bukankah itu sudah cukup membuat kesimpulan bahwa Tuan Muda kesayangan semua orang ini mulai memasuki fase depresi yang lebih parah.

.

.

Depression pt.3

"HUAHAHHAHAHAA... Apa tadi? ceritakan lagi! Astaga lucu sekali!! HAHAHAHHAAA.." Xiumin memperhatikan dari jauh Baekhyun yang sekarang duduk berkumpul dengan banyak pegawai disekitarnya. Saru persatu para pekerja Mansion Byun menceritakan kejadian atau lelucon yang mereka tahu. Dan Baekhyun...

Hufh, Xiumin menghela napas berat seraya menggelengkan kepalanya lemah.

...Baekhyun bahkan tertawa kencang pada lelucon paling tak lucu sekalipun.

Semakin kencang dia berusaha tertawa, sakit yang di sembunyikan semakin menusuk ke dalam jiwanya.

Baekhyun mulai menyakiti diri sendiri dengan tawa dan bahagia palsu.

.

.

Depression pt.4

"Tuan Muda... Tuan Muda.. bangunlah, bisakah anda pindah tidur ke kamar? Bila anda tidur disini badan anda akan sakit nanti." Baekhyun terbangun karena seseorang terus memanggilnya, si sensitif Baekhyun tentu akan terbangun walau hanya dengan suara berbisik seperti itu.

Seulgi mengigit bibirnya gemas saat melihat Baekhyun yang terbangun sambil mengucek matanya dengan sebelah tangan. Meski wajahnya menampakkan kelelahan, Baekhyun masih tetap akan sukses membuat orang lain menjerit gemas pada wajah baby facenya itu.

"Tuan Muda, tubuh anda akan sakit bila anda tidur dikursi dan meja. Maafkan kelancangan saya, namun dilain waktu saya membersihkan kantor Tuan Muda lagi, saya harap saya tak lagi mendapati Tuan Muda tidur di meja kerja." Ujar Seulgi berterus terang memberikan peringatan untuk Baekhyun.

Tanpa Seulgi duga Baekhyun justru tertawa kecil.

"Memangnya hukuman apa yang akan kau berikan padaku bila aku tidur dimeja lagi?" Tanya Baekhyun dan sukses membuat Seulgi membelalak terkejut, bukann.. bukan karena pertanyaannya, namun karena BAEKHYUN MELUNTURKAN BAHASA FORMAL PADANYA!!!

"Sa- Saya... M- MAAFKAN SAYA TUAN MUDA..." Seulgi membungkuk 90 derajat, dirinya sungguh takut Baekhyun marah padanya.

"Tegakkan badanmu." Secara otomatis Seulgi langsung menaikkan lagi tubuhnya dan hampir saja terjengkang ke belakang karena terkejut sebab tiba-tiba saja Baekhyun sudah ada didepannya.

Terlihat Baekhyun menaikkan tangannya, dan Seulgi sudah menutup matanya ketakutan, mengira dirinya akan dipukul.

"Terima Kasih yaaa.." Mata Seulgi terbuka lebar, menatap terpesona akan wajah Baekhyun yang sangat dekat untuk dipandang dan jangan lupakan tangan Baekhyun yang sekarang mengelus rambutnya.

Seulgi tersenyum manis. Ah.. Baekhyun tak marah, dia hanya sedang bercanda.

"Sama- sama Tuan Muda. Oh ya, setelah dipecatnya... Kyungsoon... anda tahu apa yang maid- maid gosipkan tentang anda?" Seulgi bertanya dan melihat bagaimana ekspresi Baekhyun yang sedikit berubah saat mendengar nama Kyungsoon.

"Apa?" Tanya Baekhyun singkat.

"Bila anda memuji kami sambil mengelus rambut kami seperti ini, biar bagaimanapun anda mempesona kami dan membuat kami berdebar, kami tak boleh jatuh hati kepada anda. Karenaaa.. itu artinya kami sudah kalah dari awal, anda hanya memuji dan mengelus rambut seseorang bila anda berpikir dia tampak sungguh lucu seperti anak kecil. Istilahnya, anda menganggap kami anak kecil." Jelas Seulgi dan Baekhyun tersenyum lebar dibuatnya.

"Hummm.. sepertinya kau benar."

Wajah Seulgi sedikit berubah air wajahnya.

"Namun bagaimana ini, saya pernah melihat anda mengelus rambut sambil memuji Tuan Park Chanyeol, apa artinya itu?" Tanya Seulgi tanpa takut sama sekali membawa nama Chanyeol yang selama berminggu-minggu ini seolah tabu diucapkan di Mansion Byun.

Ekspresi Baekhyun sama sekali tak berubah. Tenang dan lembut.

"Sesungguhnya kami pernah bertemu sebelumnya Seulgi. Dipertemuan pertama kami 11 tahun lalu, Chanyeol masih berumur 9 tahunan, dan terkadang image versi kecil dirinya tertanam dikepalaku sebab kau tahu sendiri aku tak bisa melupakan apapun yang sudah terjadi padaku. Dan juga sebenarnya, Chanyeol kecil dimasa lalu lah yang membuatku jatuh cinta." Seulgi berdebar dan merasa tersanjung dapat mendengarkan langsung cerita ini dari Baekhyun, ditambah lagi sepertinya mulai hari ini Baekhyun akan melunturkan keformalan diantara mereka berdua, wah... Seulgi merasa dirinya mati sekarangpun rela karena sudah terlampau bahagia.

"Apa yang Chanyeol lakukan pada Tuan Muda hingga akhirnya hati anda terbuka?" Tanya Seulgi yang sekarang sudah terlampau penasaran.

Baekhyun menurunkan tangannya dari kepala Seulgi. Lalu tersenyum kecil seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Puisi. Puisi yang Chanyeol ciptakan dan tampilkan padaku waktu itu sangat indah. Terlampau indah bahkan sampai aku takut bila ada orang lain yang juga akan jatuh cinta padanya bila tahu isi puisi itu, karena itulah aku selalu merahasiakan tentang bagaimana awal mula perasaanku pada Chanyeol. Karena bila kalian tahu, kalian pasti juga akan jatuh cinta padanya. Cukup aku saja yang tahu, aku terlalu egois untuk berbagi." Jelas Baekhyun.

Seulgi tertegun menatap Baekhyun.

"Tu-Tuan Muda... A-Anda..."

"Apa?" Tanya Baekhyun bingung.

"Anda menangis!" Seru Seulgi sambil gelagapan mencari tisu disekitar mereka.

Dan Baekhyunnya sendiri bahkan menampilkan wajah shock seraya mengusapkan tangannya ke wajah, dan kembali terkejut merasakan cairan hangat itu sekarang berada ditangannya.

Baekhyun sendiri bahkan tak tahu sejak kapan air matanya jatuh.

Keduanya menjadi terdiam sunyi.

Kenyataan bahwa Baekhyun menangis tidaklah mengejutkan, namun kenyataan Baekhyun sendiri tak sadar dirinya menangis itu baru yang harus dikhawatirkan.

Baekhyun sekarang berada ditingkat stress dimana seakan dia dapat menangis kapan saja. Air mata itu seolah tertampung penuh didalam dirinya, siap untuk dikeluarkan.

.

.

Depression pt.5

Xiumin dan Chen duduk disofa panjang itu dengan bersandar malas, seraya sesekali bersulang beer masing- masing ditangan mereka, sepasang calon suami itu menatap Baekhyun yang sekarang sudah setengah sadar setelah meneguk hanya dengan beberapa teguk beer. Bila kita mencari kekurangan seorang sesempurna Baekhyun, maka toleransinya yang lemah pada alkohol adalah salah satunya.

Chen dan Xiumin menghela napas melihat keadaan Baekhyun didepan mereka berdua sekarang.

Kebiasaan Baekhyun saat dirinya mabuk adalah, Baekhyun akan mulai bernyanyi. Dan paling parah adalah, dia mulai membuat masalah diluar sana. Jadi, kedua Kim ini lebih memilih menemani Baekhyun menyanyi daripada mengurusi masalah yang Baekhyun buat secara tak sadar saat mabuk.

Dengan pencahayaan remang dan kerlap kerlip lampu disko, ruangan karaoke lantai 2 Mansion Byun yang biasanya tak ada siapapun yang menggunakan ini, kali ini mulai dipenuhi dengan intro dari lagu yang akan Baekhyun nyanyikan.

Oh Shit!

Adalah apa yang Xiumin dan Chen gumamkan dalam hati mereka karena keduanya dengan sangat hapal lagu apakah itu.

Demi jutaan jenis lagu sedih yang ada didunia, bagaimana bisa Baekhyun memilih yang ini?

Nemurenai riyuu ni kizukanai furi wo shita

(The reason why I can't sleep, I pretended not to know)

Bokura wa kono te de ashita wo kirihiraku tame

(To slice open tomorrow with this hand,)

Mune ni mienai naifu wo shimatteru

(We keep invisible knife in our heart)

Ai no nai sekai de utsumuita hi wa

(On the day I am shaken in the world without love)

Chen menghela napas sedangkan Xiumin memilih mengambil beberapa tegakan dari beer yang ada ditangannya.

Paper Cuts

Lagu yang diciptakan dan diaransemen oleh Chen dengan lirik bahasa Korea. Kemudian ditulis kembali oleh Xiumin dalam bahasa Jepang.

"Dia sejak kapan lancar Bahasa Jepang?" Tanya Chen yang seingat dirinya Baekhyun selalu membawa penerjemah setiap ke Jepang. Atau membiarkan Xiumin yang mengurus segalanya disana.

Xiumin menoleh ke arah Chen dengan kerlingan jenaka, "Mau tahu berapa lama dia mempelajari bahasa itu?" Tanyanya

Chen mengangguk begitu saja.

Tanpa Chen duga Xiumin justru memajukan wajah padanya, "Beri aku satu kecupan maka akan aku jawab.."

Dan itu sukses menciptakan kekehan keluar dari bibir keriting milik Chen. Kepalanya menggeleng kecil, tak habis pikir akan bagaimana Xiumin selalu tahu cara membuatnya tertawa bahagia.

Baru saja Chen merangkul bahu Xiumin untuk menariknya mendekat, baru saja sepasang tunangan itu ingin menyatukan bibir mereka, teriakan dari Baekhyun yang masih memegang microfon menghentikan keduanya.

"HEY!! JANGAN BERMESRAAN DIDEPANKU. HIKS.. AKU JUGA INGINN.."

Dengan refleks Chen dan Xiumin menjauhkan diri dari satu sama lain.

"Dia mabuk." Komentar Chen.

"Sangat mabuk." Xiumin menimpali.

"Ayo kita lihat saja, apa hal memalukan yang dirinya lakukan saat mabuk dan bagaimana dia tersiksa paginya karena malu setengah mati sebab otak kelewat jeniusnya itu akan memutar ulang setiap detail hal bodoh yang dirinya lakukan bahkan saat sedang dalam pengaruh alkohol." Ujar Chen seraya dengan santai meneguk bir ditangannya.

Xiumun mengangguk setuju.

"Aku hanya berharap hal apapun yang dia lakukan, tak terlalu membuatnya malu besok paginya. Dan juga, semoga kali ini dia melakukan semua hal bodoh itu di Mansion, jangan sampai dia berhasil keluar lagi. Aku sangat stress saat dia dulu mabuk dan menyewa satu taman hiburan dan mulai menaiki semua wahana seorang diri. Astaga... bayangkan saja berapa banyak cctv yang harus di urus dan berapa banyak pegawai disana yang harus aku beri perjanjian dan uang tutup mulut." Xiumin ikut menanggapi.

Chen terkekeh seraya menoleh ke arah Xiumin yang ternyata juga menatapnya, "Aku rasa semuanya tak apa saat ini asalkan dia tak menelpon ataupun mendatangi mantan pacarnya, itu yang terburuk. Baekhyun akan mati sekarat karena malu keesokan paginya, menelpon mantan pacar saat tak sadar adalah hal yang paling memalukan." Xiumin mengangguk menyetujui ucapan Chen.

Chen tersenyum menatap Xiumin, lalu..

Chu

Xiumin membuka matanya yang tadi tertutup dengan refleks karena Chen tiba-tiba menciumnya.

"Jadi, berapa lama Baekhyun mempelajari bahasa jepang?" Tanya Chen seraya mengangkat alisnya main- main.

Xiumin tersenyum geli, Chen masih saja mengungkit hal itu rupanya.

Setelah menghirup satu dua tegukan dari beer miliknya Xiumin pun menjawab, "Kurang dari dua bulan, dia bahkan tak mempelajarinya dengan terlalu serius, namun setelah itu dia dapat berbicara seakan Jepang adalah kampung halamannya." Chen berdecak kagum mendengar perkataan Xiumin.

"Yang artinya sekarang Baekhyun lancar berbicara 20 bahasa?" Tanya Chen, dan Xiumin mengangguk.

"Sungguh lucu bagaimana setiap dia bertambah usia maka bertambah pula satu bahasa yang dia kuasai." Komentar Chen setelahnya, Xiumin hanya tersenyum kecil.

"Kau tak tahu saja, Baekhyun tergugah mempelajari bahasa Jepang itu karena Chanyeol mengatakan-

Perkataan Xiumin menyangkut ditengah jalan.

"-Tunggu, apa kau tak merasa sekarang sedikit terlalu sunyi?" Xiumin melanjutkan pertanyaannya dengan bertanya akan suasana ruang karaoke yang awalnya diisi dengan suara Baekhyun yang menyanyi sambil menangis.

Namun sekarang tak ada lagi.

Dengan kompak keduanya menghadap kedepan. Dan nihil, Baekhyun tak ada disana. BAEKHYUN MENGHILANG!

Ralat,

BAEKHYUN MENGHILANG SAAT MABUK!! Dan itu lebih buruk!!

Sontak Xiumin dan Chen berdiri dari posisi duduk mereka. Meletakkan beer ditangan mereka ke meja dengan sungguh berantakan.

Keduanya dengan gelagapan mengumpulkan telepon genggam dan dompet mereka serta memakai kembali jaket musim gugur yang awalnya mereka pakai.

"Menurutmu dia belum keluar dari Mansion bukan?" Tanya Xiumin sedikit panik.

Chen menghela napas, "Semoga saja, andaikan tidak, semoga saja dia tidak melakukan hal-hal gila seperti setengah sadar membeli satu buah hotel atau tertidur di dalam taxi setelah memberikan alamat tujuan palsu ke supirnya, lagi. Demi Tuhan aku tak sanggup mencari dia disalah satu diantara jutaan taksi di Korea lagi."

Dan malam itu, Mansion Byun heboh mencari Tuan Muda mereka yang menghilang, dan kemudian, dari CCTV yang merekam, terlihat Baekhyun terakhir terekam keluar dari gerbang depan Mansion bersama supir Kwon yang menyetir mobilnya.

"Hallo, Pak Kwon, anda sedang mengantar Tuan Muda sekarang bukan? Kemanakah tujuan kalian sekarang Pak? A- Ahhh.. iya... baik, tolong jaga Tuan Muda kita ya Pak. Baik baik... Selamat malam Pak." Chen menatap dengan mata penasaran akan Xiumin yang sekarang sedang menelpon salah supir yang bekerja untuk Mansion Byun.

"Mereka kemana? Syukurlah Baekhyun tak memesan taksi sendirian saat mabuk lagi." Chen bertanya tepat setelah Xiumin menyelesaikan teleponnya.

Dan jawaban Xiumin selanjutnya menciptakan bisu bagi Chen serta seluruh pegawai yang ikut menyimak pembicaraan kedua orang ini.

"Baekhyun pergi ke, Kediaman Keluarga Park."

Baekhyun berada ditingkat depresi dimana dia mulai meminum alkohol, dan melakukan tindakan- tindakan implusif tanpa berpikir panjang. Saat mabuk, adalah satu- satunya saat dimana otak Baekhyun menjadi tumpul untuk sementara. Dan hatinya akan lebih banyak bertindak.

.

.

.

"Baekhy-

BUK!

Baekhyun sama sekali tak membiarkan Chanyeol sempat berkata- kata.

Tubuh pria tinggi itu terdorong ke belakang dengan kuat serta dirinya yang masih terkejut sebab malam- malam seperti ini Baekhyun tiba- tiba saja sudah ada didepan rumah-Keluarga Park-miliknya, semakin terkejut saat menerima pelukan dari sang mantan kekasih seperti ini. Dan semakin terkejut LAGI saat dirinya mencium aroma familiar dari Baekhyun.

"Kau mabuk?! Hei, berapa banyak kamu min-

Sayangnya Chanyeol kembali tak sempat menyelesaikan perkataannya, sebab Baekhyun telah lebih dahulu mengunci bibir pria tinggi itu dalam ciuman menuntut yang setengah sinting sebenarnya juga Chanyeol rindukan rasanya.

.

.

.

Baekhyun with The Broken Heart

- Step 5 : Acceptance -

(Soon)

.

.

.

TBC

.

.

.

AN :

:)

:D

:"D

Kangen aku gak?

:(

Enggak ya?

Ehehe.. I miss you guys. So much huaaaa T-T

Akhirnya bisa update lagi astagaaa..

Miss you miss you miss youuuu pokoknyaaa. Kangen kalian banyak banyak T-T

Gimana menurut kalian chapter pertama setelah hiatus ini? Tulisan aku berubah ya? Jadi kaku banget? Feel kurang? Udahh.. bilang aja sejujurnya, karena aku sendiri juga ngerasa kok. Maaf ya :) , selanjutnya aku akan berusaha lebih baik lagi.

TERIMA KASIH SUDAH BACA, SUDAH FOLLOW, SUDAH FAVORITE. SUDAH SHARE. SUDAH PROMOIN KE YANG LAIN. LOVE LOVE LOVE DAH POKOKNYA.

DAN TERIMA KASIH PADA YANG SUDAH KOMENTAR :

CHAP 34 :

realchaan, SehunSapiens, ChanBaek09, dearestpaperhud, aybeechan, fifakna, Snowbaekkie, BaekFlo, Ryu Cho, liaabyun61, skyofbbh, Byunie-Kyung614, parkyla, YourOnlyMoon, Kenzoevaa, Kabybaek, Anita tok, cbvtcb, Hety Nurhayati, reall any, Crunchy Choco, danactebh, yshin, Human Gak Jelas.

CANON :

Ryu Cho, ChanBaek09, fifakna, maya0411, Chanbeepark, danactebh, dooremi, Kenzoevaa, Byunie-Kyung614, SehunSapiens, syafitrilusi2608, Anita Tok, Hellowwangel, IceNuru Hidayaa, BaekFlo (Sesuai request kalian, canonnya gak dihapus)

Oh ya, kemarin ada komen.. nanyain apa cerita ini gak dibukuin aja? Astaga, mana pede aku tuh kekeke.. secara ini nih ff pertama aku dan banyak banget kekurangannya. Ihh.. gak ih.. kasihan yang beli nanti kalo beneran dibukuin mah(lagian siapa juga yg mau beli nih cerita wkwk). Aku gak mau nerima uang kalian disaat aku rasa uang itu bakalan gak sesuai nanti dengan apa yang kalian dapatkan. Di FFN aja gak papa kan yah? Kan jadinya kalian juga bacanya gratis ehehe.

Dan juga ada beberapa komentar yang bilang kok updetannya gak bisa dibuka dikalian. Sumpah aku gak tau juga musti gimana T-T, bagi readers yg lain yg pernah ngalamin itu dan udah tau cara mengatasinya bisa tolong komentar dan kasih tau caranya gimana? Tolong beri kami pencerahan T-T

I LOVE ALL OF YOU GUYS

MESKI TERLAMBAT...

Happy Anniv EXO ke 8 Eri...

#8InternityWithEXO

Selamat Ulang Tahun yang ke 27 Uri Maknae Sehunnie #HappyGoldenSehunDay

JANGAN LUPA STREAMING LETS LOVENYA SUHO, LOVE YOU MORENYA LAY BARENG STEVE AOKI, TRUS SUPPORT CHANNEL NNG!!! POKOKNYA GUE KAGAK IKHLAS BAGI SIAPAPUN YANG BACA FF INI TAPI KAGAK LAKUIN ITU SEMUA HUMP!!!

OKAY.. LETS LOVE ERI!! /Bow