" ... Ada banyak film yang memiliki premis di mana suatu eksistensi asing melakukan eksperimen pada manusia. Di beberapa mitos dan legenda yang terekam sejarah manusia, juga tercatat di Sumeria dan beberapa peradaban lainnya. Apa kira-kira itu relevan?"

Sore itu Sona datang seperti biasa dengan buku-buku se-abrek yang entah bagaimana dia bisa membacanya dengan waktu yang singkat. Naruto tak membaca, dia curi-curi kesempatan mencari apakah Sona membawa juga Majalah Playboy : The Loli powers. Namun, dia malah menemukan Buku Kamasutra. Err ...

"Dikatakan, Annunaki adalah Dewa pertama dan pencipta. Dia datang dengan sebuah logam ajaib dan melakukan eksperimen pada manusia. Rumornya, dia berhasil membuat evolusi pada bangsa Sumeria. Raja Babilonia seperti King of Heroes Gilgamesh itulah anak keturunan Annunaki."

Naruto mengangguk. Sebenarnya hari ini dia sedang memiliki beban pikiran tentang sahabatnya Ise . Namun, si iblis betina di hadapannya memaksa bahwa pencarian tak boleh libur. Sejak mereka bekerja sama, Sona sepertinya lebih berambisi melebihi Naruto.

"Apa kira-kira sama ... antara yang dilakukan Annunaki dalam legenda dengan kejadianku?"

Sona membenarkan letak kaca matanya, "Tergantung,"

"Apaaan? Bisa tidaknya mimpi basah?"

Sona langsung saja memberikan Edge Spear pada selangkangan Naruto. Dia membenarkan letak kaca matanya, "Tergantung perspektif-mu memandangnya. Jika menurutmu menjadi cyborg sempurna adalah sebuah evolusi, maka itulah evolusi. Berlaku juga jika kau menjadi seekor Babon mesum berbulu pirang atau menjadi Seme Hyoudou Issei-kun."

Naruto Ayan di tempat. Perkataan Sona yang terakhir adalah fakta semuanya–Tunggu aku bukan Seme-nya Ise!

"Tapi," 3, Sona membenarkan lagi kaca matanya. Naruto yakin Kaca mata Sona itu sejenis Perangkat Pornografi yang adiktif atau NAPZA.

"Ada suatu hipotesis yang menurutku menarik dan relevan. Apa kau tau ... Post-Human?"

Naruto menggeleng. Dan sudah ke-4 kali Sona lagi-lagi membenarkan letak kaca matanya. Aku tak ada kerjaan sekali, batin Naruto. "Post-Human adalah zaman teoritis di mana manusia, takdir, tuhan dan semua hal yang di anggap eksis hari ini tersingkir oleh teknologi. Kelahiran bisa dimanipulasi oleh kloning. Kematian bisa dicegah dengan teknologi cyborg dan soul computerization. Semua hal."

"Jika benar begitu. Untuk apa?" Naruto mengelus tengkuknya. Entah sore ini dingin atau dialog-nya dengan Sona terasa merangsang banget?!

"Entah," Gadis Sitri itu menggeleng. Dia memandang penuh perhitungan pada buku bersampul coklat yang ada di tangannya. Di sana tertulus judul Post-Human : Evolution or Armageddon?. "Namun ada satu hal yang pasti. Menurut para Filsuf dan Cendikiawan, era Post-Human adalah fase akhir menuju hari akhir."

Naruto meneguk ludahnya yang terasa kering, dia baru mendengar ada teori seperti ini, "Jadi ... apa mungkin–sesuai teori post-human, manusia sepertiku dibuat berevolusi seperti kondisi post-human untuk," Naruto membayangkan kalau sesuatu yang membangkitkannya tengah tersenyum mupeng.

Naruto merasa kini udara sangat dingin. Dia terkejut melihat Sona sengaja melorotkan kaca matanya dan memandang dirinya tajam.

"Mungkin ... Armageddon sudah di depan mata,"

.

.

.

.

I Don't own Naruto and Highschool DxD. Both belong to Masashi Kishimoto and Ichie Ishibumi. There is no personal benefit from making this fanfiction

.

Inuyashiki

.

Presented by The Bogeng

.

.

.

Date : 28 May. 19

.

Chapter 2

[Bagian 1 ... ]

Sore hari itu Naruto berjalan pulang bersama sahabat-sahabatnya. Matsuda dan Motohama. Mereka bertiga tak seperti Ise yang sibuk kegiatan klub. Klub mereka eksklusif di kamar Motohama yang remang-remang. Sedangkan Ise – seperti biasa, katanya ada kegiatan klub di klub milik Rias Gremory. Sejak dia dibangkitkan, memang sudah jarang mereka berempat pulang bersama dan ngobrol pintar soal khazanah per-bokepan.

Lagipula, tidak adanya Ise membuat ghibah antara makhluk-makhluk itu mudah dilakukan.

"Cih! Si Ise itu ... dia pasti menjebak Rias-Senpai dengan obat perangsang terus me-Rapenya sembari merekam biar bisa ngancem terus, 'kan Motohama?" Si botak penuh pikiran blue film dari HD sampai 3gp itu dengkinya memang luar biasa.

"Khem, aku memikirkan alternate-story justru." Motohama menyilangkan tangannya di dada. Naruto yang diam saja, memandang sekilas tertarik. Motohama kelihatan seperti Albert Einstein echi version.

"Apa?"

"Bagaimana kalau ternyata kegiatan klub itu sedari awal adalah club sex! Dan si Cassanova itu tak kuat melayani nafsu 3 wanita dan mengajak si Ise untuk membantunya! Sialan kenapa bukan aku!"

"Arggggh! Naruto kau tau link dukun-online?"

Naruto hanya diam dengan menghela napas. Sahabat-sahabatnya memang susah banget lihat orang seneng, seneng banget lihat orang susah.

"Ah, itu Ise!" Naruto menunjuk Ise yang berjalan terburu-buru. Alisnya terangkat heran.

"Eh?" ucap keduanya bingung. Ise terlihat keluar dari gerbang sekolah dengan terburu-buru, sedangkan di belakangnya ada Yuuto Kiba mengejarnya.

"Issei-kun tunggu! Dengarkan apa kata Buchou," di belakangnya Kiba terus mencegah Ise dan membujuknya. Entah apa.

"Diamlah! Kau kembali saja pada Buchou," Ise kembali berjalan dengan cepat menuju Naruto dan teman-temannya. Naruto bisa melihat wajah Ise yang penuh beban pikiran dan khawatir. Sementara Kiba sepertinya sedang melakukan tugas dari Rias dan mencoba mencegah Ise.

Sesampainya Ise di dekat dengan sahabat-sahabatnya, dia memandang Naruto memohon. Sedangkan Naruto justru menatap Kiba dengan tajam yang sukses membuat pria tampan itu berhenti. Bagaimanapun, Kiba mungkin masih ingat bagaimana rasanya tubuh remuk karena satu serangan dari manusia ajaib di sana. Setelah insiden itu, Kiba dirawat dengan kondisi kritis karena tulang-tulang patah dan organ-organ hancur.

Kiba berhenti menjaga jarak dengan Naruto. Dia sadar posisinya sekarang dan tersenyum miris.

"Issei-kun, aku kembali pada Buchou. Kuharap kau mendengarkan nasihat tadi," Kiba kemudian pergi. Dia sadar bahwa kehadirannya tidak diinginkan manusia itu.

Motohama kemudian menatap Ise yang datang-datang menatap pada Naruto dengan memohon. Di imajinasinya, Ise sedang meminta pada Naruto untuk main seme-uke, hanya saja Kiba datang karena cemburu dan jadinya mereka bertiga main secara Threesome.

"Ada apa, Ise?" Naruto menanyakan hal itu setelah memberikan Chokeslam-nya Great Khalipada Motohama dengan imajinasi menjijikannya.

"Naruto, ini soal malam lusa!" Ise tak biasanya berkata tegas dan dengan wajah serius. Matsuda dan Motohama justru bingung dengan suasana ini. Mereka menaikan alisnya menatap Naruto. "Aku ... aku butuh bantuanmu menyelamatkan Asia."

"Siapa Asia?" Mereka berdua yang tak mengetahui kejadian lusa malam di mana Naruto membunuh pertama kali, bertanya bingung. Soal Asia Argento yang sampai hari ini entah bagaimana nasibnya pun Ise tak pernah cerita. Mungkin sekarang dia masih jadi tahanan para Da-tenshi.

"Ise, kita sudah membicarakan ini. Aku memang ingin membalas pada wanita BDSM itu. Tapi, kita tak tau seperti apa kelompoknya. Apalagi bisa saja manusia sepertiku diincar oleh golongan besar. Aku tak ingin tujuan utamaku terganggu,"

"Tapi Naruto, Asia tak bersalah dan dia bisa saja tewas. Sacred Gear miliknya ... Amano Yuum–maksudku Raynare, dia mau merampasnya," Sore bersenja dengan sinar oranye itu menyinari wajah Ise yang memohon. Tadi dia sempat berdebat dengan Buchou-nya karena larangan ikut campur. Dan dia juga sepakat perkataan Rias bahwa dia masih lemah. Karena itulah Ise akan meminta Naruto menolong. Setidaknya dia bisa jadi umpan dan Naruto bisa membawa Asia agar selamat.

Naruto sedikit terkejut. Dia memandang sahabatnya iba dan juga teringat kematiannya. Naruto pikir Biarawati itu hanya dijadikan pasukan pembantu Da-tenshi itu dan dia tak menyangka wanita yang sama telah membunuhnya berencana juga membunuh manusia lain. Naruto tau konsekuensi jika Sacred Gear diekstrak. Dia gusar.

"Pertimbangkan nyawamu, Ise. Kau lebih lemah dariku," meskipun kejam, Naruto berusaha membentur mental sahabatnya agar dia berhenti. Dia mungkin mau membantu Ise, namun Naruto harus membahas ini dengan Sona. Sekuat apapun dia, rencana Naruto bukanlah berurusan dengan makhluk supranatural.

Ise kini menunduk dan mengepalkan tangannya. Dia pikir semua orang sama saja. Tak Rajanya dengan alasan Ras dan Naruto yang mengasihani nyawanya. Wajah pria itu penuh akan emosi kecewa. Ise kecewa dengan dirinya yang lemah. Setelah ini, jika diberi kesempatan hidup, Ise akan berubah menjadi kuat. Ya! Ise akan bertaruh untuk itu.

"Baik. Aku akan melakukannya sendiri!" Naruto terbelalak melihat semangat tak takut mati di wajah sahabatnya. Dia terkejut dan merasa khawatir. Tak pernah ada keinginan melihat sahabatnya mati lagi. Dan Naruto pikir dia harus mencegahnya. Seorang Biarawati tak harus jadi alasan sahabat dekatnya mati.

"Kau tak boleh melakukan itu. Kau masih memiliki mimpi Ise,"

"Maaf Naruto. Dan kupikir, jika berhasil aku tak akan lagi menyusahkanmu," Ise pun pergi berlari. Dia benar-benar serius untuk mati. Sepanjang langkah sahabatnya itu, Naruto memandang dalam. Setelah pulang, dia akan membahas ini dengan Sona.

"Anooo?"

Naruto memandang kedua sahabatnya bingung. Ah dia lupa mereka tak paham dan pasti merasa jadi Kambing conge, "Ada apa?"

"Kalian bicara apaan sih?"

Naruto menghela napasnya kemudian mengambil sesuatu di tas dan menyodorkannya pada Motohama. Itu sebuah kaset, "Nih, tonton ini,"

"Eh, ini?"

"Itu video mesum Rias Gremory dengan Sona-Kaichou colmek,"

"SERIUSAN LO?!" Naruto hanya mengangguk dan memandang datar mereka berdua yang berlari menuju rumah untuk menonton DVD itu. Dia menggaruk kepalanya dan tertawa bersalah.

Apa sebenarnya isi DVD itu?

"Kupikir itu video Ultramen milik Papa, tapi ternyata DVD Boku no Pico ... "

WTF?!

~ daDadaDada ~

Sona sedang dalam mood yang kurang baik sore itu. Dia sedang dalam fase PMS dan emosinya sedang tak stabil. Ditambah ketika Naruto yang dia datangi seperti sore hari lainnya mengutarakan bahan diskusi untuk membantu Hyoudou Issei menyerang Da-tenshi. Sungguh, entah kenapa Sona merasa semua laki-laki itu berbatang bengkok semua. Lha ... ?

Sona menyilangkan kakinya di sofa itu, "Ditambah ini, aku mungkin akan pura-pura tak tau bahwa kau memberikan video-ku dan Rias colmek pada kedua temanmu."

"B-BAGAIMANA KAU TAU?!" Melihat wajah Sona yang badmood Naruto merasa ngeri sendiri. Padahal kemarin-kemarin dia tak peduli pada gadis Sitri itu.

"Menurut Mama Lauren, wanita PMS bisa tau segala hal,"

"MANA ADA?! LAGIAN KALAU KAU SEGALA TAU, VIDEO ITU BUKAN VIDEOMU COLMEK!" Oke, Naruto menjadi OOC sekarang. Dia menggeleng-geleng mengembalikan karakternya. Dan siapa pula Mama Lauren itu?!

"Aku tau. Aku hanya kesal saja dengan kondisi PMS ini," Sona sok tersenyum menawan yang membuat Naruto ingin membantingnya gaya doggystyle–Eh?

"Oke, maafkan aku. Tapi aku masih kesal denganmu yang mau membantingku gaya doggystyle," Naruto kini hanya membalas dengan tatapan datar. "Soal Hyoudou Issei dan Biarawati bernama Asia Argento itu, dari informasi yang kudapatkan, Da-tenshi yang ada di balik ini, mereka adalah pembelot."

Naruto tak bingung lagi bagaimana Sona mendapatkan info itu. PMS memang berguna. Dia mengangguk, "Jadi jika bertindak menentang mereka, tak akan jadi tindakan kolektif pada Da-tenshi, begitu?"

Sona mengangguk, "Raynare. Da-tenshi yang sama yang membunuhmu dan Hyoudou-kun, dia dan komplotannya yang berupa beberapa Da-tenshi kelas bawah juga beberapa Exorcist liar pimpinan Freed Sellzen tidak bertindak dibawah komando Gubernur Da-tenshi Azazel sepertinya. Karena menurut informasi, Azazel adalah orang cinta damai."

"Koreksi Sona. Da-tenshi bukan orang,"

Sona mengangguk dan menatap Naruto yang tersenyum kejam dibuat-buat. "Jangan tersenyum seperti Burhan," Sona mengatakan itu kemudian berdiri dan berjalan pergi. Sore ini sepertinya tak ada riset lagi karena sebelumnya mereka sudah memutuskan akan meneliti Sumeria dengan legenda Annunaki-nya di Irak. Di sana adalah pusat Babilonia dahulunya.

Dia melihat lagi Naruto yang kejang-kejangkarena ucapannya, "Aku cuman mau mengingatkan sebelum kau melakukannya. Rias pasti akan datang juga. Hyoudou-kun adalah pion berharga setelah dia tau bahwa Sacred Gear-nya adalah Boosted Gear, salah satu Longinus. Dan lagi ... PMS ku tak bisa memprediksi apa yang akan kau lakukan seandainya Biarawati itu hendak diurus oleh Rias."

Naruto bangun selepas terjengkang dan epilepsi mendadak. Dia tersenyum menyeramkan dan mata safirnya bersinar, "PMS wanita memang mengerikan. Tapi,"

Naruto memandang Sona tajam. Itu tatapan yang menyiratkan kebulatan tekad akan apa yang harus dilakukan. Sona dibuat merinding melihatnya.

"Terima kasih." Naruto menghilang sebelum kedipan mata selesai saat Sona menatapnya. Mata ungu itu berkilauan penuh kekaguman.

~ daDadaDada ~

Naruto tiba-tiba saja mendarat di dekat sebuah pohon. Ia menengok sekitarnya dan tak menemukan siapapun.

Dia sudah tau dari Ise bahwa markas di mana Raynare menahan Biarawati itu adalah Gereja tua Kuoh yang terbengkalai. Naruto dulu pernah kemari. Dia memang bukan seorang pure-atheist dan masih percaya akan theistme. Tapi, dia tetap geleng-geleng ketika tau tempat suci bisa terbengkalai dan dimanfaatkan makhluk-makhluk jijik bersarang. Inilah pentingnya merawat majalah Playboy dari jangkauan Orang tua. Lho?

"Ada beberapa orang–tidak tapi makhluk yang bertarung di hutan ini. Kemudian di aula gereja, di tangga menuju bawah tanah, dan di bawah tanah itu sendiri. Ah, Ise sedang menuju bawah tanah bersama Yuuto Kiba." Ketika itu mata Naruto bersinar canggih. Dia memiliki kemampuan mirip echolocation yang dimiliki Paus dan Lumba-lumba namun lebih canggih karena se-paket dengan sensor lainnya. Mudah baginya melacak siapapun dalam radius beberapa Km.

Sreeeet ...

Mata safir itu menengok ke atas dahan pohon dan melihat seorang gadis kecil tergelincir dari sana. Dia baru saja menginjak di sana dengan gadis dewasa lainnya. Rambut pirangnya berkibar dan Naruto hanya blank dengan wajah bodoh. 3 detik kemudian gadis kecil itu menimpa dirinya dan membuatnya terjatuh.

"I-ittei pantatku," mata Naruto mengerjap-ngerjap melihat gadis tadi berada di atasnya dan dalam posisi vulgar. Mereka terbalik. Wajah gadis pirang itu di selangkangannya dan rok gadis itu berada di bawah dagu Naruto. T-tunggu itu artinya ... ?

'INI POSISI ENA ENA 69 VERSION DENGAN LOLI! UVUVEVWEVWE ONYETENYEVWE UGWEMUBWEM OSAS!'

"Mittlet! Bangun, pria itu tengah sange," wanita dewasa yang satunya memperingati dan membuat Loli pirang bernama Mittlet yang masih mengaduh itu melompat. Lompatannya tinggi sampai bisa kembali ke dahan pohon itu. Wajah Loli itu terlihat imut dengan pipi mengembung dan mata berair.

"Huwaaaaa Kalawarner! A-aku telah dinodai! D-dia Uvuvevbevwe Onyekenyevwe Ugwemugwem Ocas," Mittlet histeris gaje dan memeluk wanita bernama Kalawarner itu. Naruto memandang mupeng ketika wajah Loli itu tenggelam di Oppai -nya Kalawarner.

"Uvuvevwevwe Onyetenyevwe Ugwemubwem Osas yang bener ... " gumam Naruto tak penting. Dia kemudian waspada melihat sepasang sayap gagak di punggung kedua perempuan itu. Mereka Da-tenshi!

"Namikaze Naruto," suara penekanan dan penuh kebencian hadir dari arah kedua Da-tenshi itu datang tadi.

Naruto melihat Rias Gremory dan Akeno Himejima berjalan perlahan. Kemudian Naruto juga sadar bahwa Kalawarner dan Mittlet bersiaga penuh. Sepertinya, kedua pihak itu baru saja konflik tadi. Dia menyikapinya tenang di situasi itu.

"Namikaze Naruto, apa yang diinginkan manusia berbahaya sepertimu di sini?" Rias Gremory mengepalkan tangannya erat ketika menyebutkan Naruto. Dia sepertinya masih mengingat insiden dahulu dan membenci itu. Akeno hanya bersiaga menatap Da-tenshi di atas pohon.

"D-dia mesumin aku!" sahut Mittlet tak tau tempat. Naruto langsung Ayan dan mimisan.

Mittlet geleng-geleng kepala memeluk tubuhnya sendiri, "P-pokoknya kau harus tanggung jawab!" Untuk ini Naruto langsung menggali kuburannya karena shock.

"Sudahlah Mittlet," Kalawarner yang merasa situasi menjadi gaje melerainya, dia menciptakan sepasang tombak cahaya yang diikuti Mittlet yang sudah sadar. "Dan kau manusia sange-an ... siapa dan kenapa kau di sini?" Kalawarner dan Mittlet terbang menuju pohon lainnya di antara Rias dan Naruto.

Nista sekali panggilan-ku, begitulah batin Naruto sweatdropped. Dia bergantian melirik Rias dan Da-tenshi. Bagus! Musuhnya ada 4 dan Naruto akan terlambat menolong sahabatnya. Rencananya adalah dia menumbangkan Raynare dan ini selesai. Sudah. Menurutnya, mengalahkan pimpinan lebih baik dibanding repot-repot melawan bawahan sekuat apapun dirimu.

Naruto diam saja cukup lama. Dia berwajah serius dan mencoba tak berurusan.

"Jawab Namikaze Naruto," Rias berkata dingin. Dia baru saja menyiapkan lingkaran sihir menuju Naruto.

'Cih melawan cewek ber-oppai dan loli memang harus dengan kekerasan,' Naruto tiba-tiba membayangkan Sona yang selalu kooperatif. Mungkin karena dadanya.

"Aku menjawab atau tidak. Itu bukan urusan kalian," tak kalah dinginnya. Rias menggelemutukan giginya keras-keras. Manna-nya dia fokuskan untuk membungkam mulut bajingan itu.

"Maka ... matilah," sebercak cahaya kemudian, sambaran serangan hitam ber-outline merah bergerak menuju Naruto. Kata Sona itulah Power of Destruction. Sekali kena, apapun akan hilang eksistensinya.

Di sisi Rias malah menyeringit heran. Naruto tak bergeming dan tenang-tenang saja saat diserang. Mungkinkah serangannya tak cukup kuat ... ?

Blaaaaaar!

Tanah berbatu itu terlahap serangan Rias dan musnah tak tersisa. Namun penyerangnya tak tampak senang. Dia melihat Naruto jelas-jelas berpindah dengan cepat dan kini sedang duduk diantara dua Da-tenshi itu. Akeno mangap-mangap melihat kecepatannya.

"B-bagaimana bisa ... ?" Kalawarner terbang bersama Mittlet menjauh dari Naruto dan bersamaan melemparkan 4 sekaligus tombak cahaya. Atas, kanan, kiri dan bawah. Kecepatan serangannya pun lebih cepat dari Rias tadi.

Stab! Stab! Stab!

Suara 3 tombak cahaya yang menancap pohon dan melubanginya. T-tunggu 3?! Keempatnya meneguk ludah terkejut melihat satu tombak cahaya ada di tangan Naruto. Dia tersenyum sok keji dan membuat Mittlet teringat Om Burhan. Kemudian saja Naruto hilang lagi dari pandangan.

"Uwwaaa~ ... Kau tak pernah menyangka ditusuk dari belakang olehku, 'kan?" Naruto menggenggam tombak cahaya itu–yang membuat Kalawarner terkejut karena mustahil, dan diacungkan dekat leher Rias. Dipangkas jarak 5 cm itu dan akan ada cupang Light Spear.

Rias berkeringat panik dan merona pipinya. Dia pasti berpikiran lain soal ditusuk itu. Akeno di samping Naruto mengancam juga dengan tangan berbalut atribut petir.

"Jauhkan tombak itu maka tak ada setrum-setruman Namikaze-kun," Miko itu berkata dingin. Dan Naruto cuman melempar senyum pada Kalawarner dan Mittlet. Akeno mengikuti tatapan Naruto pada musuhnya.

"Yakin nih mau kaget terus? Ini kesempatan lho," mata Akeno melebar terkejut! Ini tujuan Namikaze Naruto!

Sedari gerakan awal, Naruto berpindah ke posisi Da-tenshi itu agar Rias menyerang mereka dan syukur kalau kalah. Namun, gagal. Naruto tak sempat menahan pergerakan mereka dan mereka menjauh sampai menyerang balik. Karenanya di gerakan kedua, Naruto lebih serius pada Rias. Dia mengancam gadis itu dan menahan pergerakannya. Kini, dia tak harus mengeluarkan kekuatan untuk menumbangkan salah satu pihak. Jenius itu tersenyum mengerikan dan meniup tengkuk Rias penuh penghayatan.

"Akeno buat sihir pertahanan!" intruksi Rias bergetar khawatir. Dia dipermalukan lagi oleh Naruto dan rasanya perutnya mulas mengetahuinya. Lehernya sudah terasa lega karena ketika dua tombak cahaya sebesar kayu glondongan itu berjarak 3 meter, Naruto sudah hilang lagi. Dia benar-benar menghilang dalam artian sebenarnya.

'Namikaze Naruto. Ini kedua kalinya kau mempermalukan harga diri-ku. Tak pernah dalam hidupku aku membenci seseorang begini. Aku berjanji. Dengan cara busuk sekalipun, aku akan membunuhmu!'

Dan ledakan cahaya menelan Rias dan Akeno yang agak telat membuat sihir pertahanan.

~ daDadaDada ~

Di aula gereja Naruto mendapati Freed Sellzen yang mengakang kayang salto belakang dengan mulut menganga berbusa. Posisi macam apa itu! batin Naruto. Matanya memicing dengan cahaya safir futuristik. Seorang Loli tak jauh dari posisi Freed dan memandangnya waspada.

"Tojou Koneko ... " Gadis loli berkekuatan monster itu memasang kuda-kudanya. Dia pikir Naruto kesini untuk mengacak-ngacak kelompoknya karena mereka sedang terpisah. Mata bulatnya dingin namun lucu.

"Apa yang mau kau lakukan, Namikaze-senpai?"

Naruto berdehem meringankan situasi, "Aku tak berniat buruk Koneko-kouhai. Tujuan kita sama. Membantu Ise dan mengalahkan sampah-sampah di gereja tua ini,"

"Masa?"

Naruto mengangguk mantap.

"Ciyus?"

Anggukannya patah-patah.

"Mi apa?"

"KENAPA KAU OOC ALAY?!" Dada Naruto bergemuruh menghadapi Loli alay itu. Dia tak menyangka dibalik datarnya wajah dan dadanya, ada sikap begini. "Sudahlah! Biarkan aku pergi. Jika kau masih mau berurusan dengan Pedo di sana, maka jangan mengganggu."

"Aku belum percaya. Keberadaanmu berbahaya sekali Namikaze-senpai," kali ini Tojou Koneko dalam mode serius benar-benar bersiap bertarung. Mata Naruto mengamati lonjakan energy murni alam di tubuh loli itu.

"Hooh~ ... jadi kita mau bertarung?" Naruto sebenarnya tak mau, ia tak punya dendam sama sekali pada Koneko dan prinsipnya mencoba menghindari konflik dengan siapapun. "Beneran nih? Si gigolo teman kalian kemarin gak lihat jadi apa dihajar olehku?"

"W gak peduli," Loli kelas satu itu pun melesat menuju Naruto dengan kekuatan penuh. Naruto masih tak bergeming dan memandang santai perbuatan kouhai-nya. Ia tak panik sama sekali.

Haaaaa–Tap!

Tinju lurus Koneko ditahan satu tangan. Naruto tersenyum melihat ekspresi keterkejutan Koneko meskipun terasa metal-metal dalam tubuhnya bergesekan lumayan kuat. "Dalam pertandingan tangan kosong. Sebenarnya aku mutlak menang Koneko-kouhai. Aku bisa me-masteri semua seni bela diri dalam waktu sekian menit jika mau. Setiap gerakanmu bisa kutiru jika kau memiliki seni bela diri original."

Soul Computerization. Jiwa Naruto bisa masuk dalam dunia digital online dan mempelajari apapun disana dengan cepat. Perbedaan waktu dan kecepatan otak Naruto faktor penentunya. Jadi, bukan hal aneh jika dia bisa mempelajari seni bela diri tersulit sekalipun jika data itu ada di data digital.

Selain itu, kemampuan lainnya ia bisa mempelajari semua gerakan seni bela diri dan kemudian menemukan kelemahan; mempelajari dan mengembangkannya. Dalam hal ini Naurto benar, ia adalah yang terunggul dalam seni pertarungan tangan kosong.

"Mustahil ... " respon gadis itu masih dengan wajah datar. Padahal serangannya ditahan cuk!

Mungkin inilah evolusi menurut post-human. Tangan satunya yang bebas kemudian Naruto kepalkan kuat-kuat, "Jadi percayalah, kau tak mungkin menang sejauh appaun kau berusaha!"

Bugh! Suara saat Naruto memukul ulu hati Koneko dengan kuat dan hempasan angin kencang membikin merinding Freed yang masih setengah sadar. Wajah Koneko sendiri terlihat kesakitan dan memuntahkan darah. Ia terdorong jauh jika tangannya tak dicengkram oleh Naruto. Kemudian lehernya! Leher gadis itu dicekik oleh Naruto dengan kekuatan penuh.

"Ini gerakan Undertaker sadis version." Ketika Naruto mengangkat Koneko tinggi-tinggi, cengkraman lehernya tak kendor. Ia tersenyum minta maaf. Sebenarnya tak tega juga pada gadis loli. "Maafkan senpai-mu ini Koneko-kouhai."

Braaaaaak! Suara tubuh Koneko yang dibanting oleh Naruto dengan kepala yang terbenam dalam lantai gereja. Debu mengepul dan safir Naruto bersinar menyadari Koneko sudah tak sadarkan diri. Sekuat apapun fisik gadis ini, kepalanya masih bisa jadi tiitk lemah. Di sisi Freed, pria itu sudah ngompol nyembah-nyembah goyang zumba mohon diampuni.

"Aku tak minat membunuh pedofil." Freed langsung saja monyong-monyong mencoba mencium leher Naruto yang langsung ditendang dan melesat keluar gereja. Ini kejadian yang merusak sensasi kerennya tadi.

"Yosh. Saatnya membantu Ise." Naruto bergegas pergi menuju bawah tanah.

~ daDadaDada ~

Dalam perjalanan ke bawah tanah – yang Naruto tau adalah tempat utama acara malam ini, tak sedikit penghalang yang menghalangi dia. Ada beberapa Exorcist liar yang masih banyak di sana dan sedang dilawan oleh Yuuto Kiba. Dia gigolo pendekar pedang yang kuat, Naruto mengakuinya. Hanya saja, kuantitas juga bermain.

Mata safir futuristik itu bersinar menganalisis mengamati pertarungan. 'Si Gigolo itu memang kuat. Dia berhasil membantai banyak Exorcist dan kuyakin Ise tak ambil peran banyak.'

Tiba-tiba ada satu Exorcist yang melewati Kiba dan menerjang menuju Naruto dengan kedua pedang cahaya. Sepuluh lebih kawannya masih berkutat dengan Kiba. Dia sepertinya berpikir bantuan telah datang dan harus dieliminasi segera sebelum merepotkan. Naruto mendengus sombong.

'Aku akan coba variasi dari bang kali ini,'

Naruto kemudian memasang posisi menembak seperti biasa. Musuhnya tak mengetahui apa yang akan terjadi dari pose aneh itu. Jarak semakin dekat sampai Naruto menyerang.

"Dadadadadada ... " Sekitaran 30 detik Naruto mengatakan itu dan semua hal yang terjadi tiba-tiba hening. Kiba dan musuh-musuhnya diam memandang apa yang terjadi. Sementara Naruto masih dalam posisi sama dengan ujung jari yang berpose menembak itu mengeluarkan asap.

"S-sadis sekali," gumam Kiba pelan. Dia jelas melihat serangan dari Namikaze Naruto yang tiba-tiba datang dan sempat membuat dia menegang dan waspada penuh, berhasil melubangi seorang Exorcist. Serangan tadi seperti gattling gun tanpa henti dan ganas. Keringat dinginnya menetes memandang tubuh Exorcist itu penuh lubang dimana-mana sampai tak ada celah satu jengkalpun yang tanpa lubang.

"Kenapa Gigolo-kun? Kau bersyukur dahulu tidak diserang begini, eh?" ejek Naruto. Mata safirnya memandang Kiba tengah takut akan kesadisannya, pun begitu Exorcist lain yang tersisa.

Ini salah satu dari variasi serangan bang miliknya. Mekanisme kerjanya masih sama. Hanya saja intensitas, kuantitas, kontinuitas serangannya berada pada titik gila. Benar seperti pikiran Kiba kalau ini versi Gattling gun-nya. Naruto mengembangkan ini hasil dari diskusinya dengan Sona yang telah banyak membantunya. Dia tersenyum tak menyesal telah membunuh yang kedua kalinya.

'Sejak kematian itu, kupikir aku meremehkan arti kehidupan dan kematian makhluk lain,'

"K-kau monster,"

Naruto tersenyum dingin memandang semua Exorcist itu ketakutan dan melangkah mundur, Kiba pun bersama mereka. "Ouh jadi kau memilih berpihak pada mereka Gigolo-kun? Bukankah, secara tak langsung, kita satu pihak yang mau membantu Ise? Hmmm."

Kiba tersentak. Dia sadar berada di komplotan Exorcist liar itu dan kemudian mengenggam pedang cahaya iblis-nya kuat-kuat. Suara organ yang terpotong kemudian adalah yang dia tunjukan. Musuh lengah, dan 2 Exorcist tewas. Kiba mengambil jarak dan berada di dekat Naruto.

"Bagus." Komentar Naruto. Safirnya meneliti sesuatu pada 15 Exorcist liar yang tersisa. Mendapati sesuatu, Naruto tersenyum misterius.

"A-apa yang membuatmu tersenyum?" Disamping monster dan melihatnya tersenyum aneh, siapapun akan berpikiran negatif dan khawatir. Kiba antara musuh dengan musuh sekarang.

"Ini bukan senyuman mesum yang pasti."

Aku tak bilang. Batin Kiba sweatdropped.

"Gigolo-kun, karena kau pendekar pedang, maka akan kutunjukan padamu kemampuan berpedang yang berevolusi." Naruto kemudian memejamkan safirnya sejenak dan mengakses kekuatannya.

"Stop manggil gitu dengan italic segala napa!" Kiba melihat lekat-lekat apa yang dilakukan manusia itu. Ia penasaran apakah manusia itu juga pendekar pedang atau bukan?

"Drive Sword." Tiba-tiba saja tangan kanan Naruto terbuka menjadi mesin futuristik dengan bermacam-macam moncong laser yang bercahaya, dan seberkas percikan listrik selanjutnya, mesin-mesin itu terlepas dan membentuk senjata baru berwarna metalic. Wujudnya teramat canggih dan mengerikan.

Itu Pedang ... ? Kiba tidak tau apa sebenarnya yang Naruto lakukan dan kekuatan apa itu, dia terlihat seperti cyborg dengan pedang bermata ganda canggih di tangan kanannya. Auranya teramat mengintimidasi.

"Nah, kalian cecunguk-cecunguk. Karena baru saja aku mempelajari seni aliran berpedang, maka maafkan jika masih amateur." Sosok Naruto sudah menghilang di pandangan mata.

"S-semuanya waspada!" Seorang Exorcist yang memberikan peringatan. Dia tau manusia di hadapan mereka adalah sesuatu yang berbahaya dan patut diwaspadai.

Wajah semuanya tegang menyaksikan pria itu sudah ada 1 meter di hadapan mereka dengan kuda-kuda menebas. Pedang bermata ganda itu dialiri percikan-percikan listrik menyeramkan.

"Say good bye to mama, Honey." Maka saat Naruto menebaskan pedang abnormal-nya dan muncul tebasan sabit yang hampir memenuhi ruangan itu, semua Exorcist mati semua. Mereka terbelah dan musnah oleh satu serangan. Kiba melongo saja menyaksikan singkatnya pertarungan itu. Tanpa dia sadari perspektif soal Naruto menjurus lebih dari sekadar monster.

'Siapa sebenarnya–tidak tapi apa? Apa yang dia pertontonkan jelas-jelas menandakan ia bukanlah manusia? Sacred Gear? Kupikir Buchou harus tau setelah ini.'

"Namikaze Naruto," Kiba menggenggam erat pedang suci iblisnya, "Siapa dan apa sebenarnya dirimu?

"Aku malas menjawab." Naruto tersenyum mengejek melihat gigolo itu mendecih. Dia menebaskan pedang itu ke lantai. "Tapi aku sarankan padamu untuk kembali ke atas. Tentu saja ada opsi ikut ke bawah dengan catatan kau kuhajar. Bagaimana?"

"Kenapa? Bukankah kita sama-sama ingin membantu Issei-kun?"

"Tidak. Kalian tak benar-benar murni ingin membantunya. King-mu itu, dia kemari karena tak mau Ise yang ternyata memegang Longinus tewas. Dan kupikir, dia juga menginginkan Biarawati itu."

Naruto menunjuk Kiba dengan ujung pedang Drive Sword-nya, "Dan kalian! Jika tanpa kehendak Rias, maka kalian akan bersantai minum teh di ruangan klub kalian."

"Siapa kau menuduh kami begitu?!" Kiba jelas saja murka. Baginya, Rias tidaklah seperti yang manusia itu sebutkan. Dia adalah gadis yang baik dan memiliki figur ibu penyayang. Ucapan Naruto sama sekali tak logis.

"Sudahlah! Aku kembali menawarkanmu Yuuto Kiba."

Kiba kemudian memasang kuda-kuda dengan pedang suci iblis-nya itu. "Opsiku mengalahkan manusia jahanam sepertimu!" Kemudian pemuda itu melesat dengan pedangnya. Dibanding musuh-musuh yang pernah Naruto kenal, Kiba adalah yang tercepat. Dia secepat suara.

Percikan listrik kembali muncul pada mata pedang futuristik itu. Bilah tajamnya yang teraliri listrik seperti menunjukan keganasanya. Inilah penemuan terbaru Naruto dan Sona. Tubuh cyborg Naruto ternyata bisa dimanipulasi sedemikian rupa dan sangat fleksibel. Tangan yang pada awalnya hanya bersenjatakan laras-laras laser, Naruto bisa memanipulasinya menjadi berbagai bentuk senjata mematikan tergantung kreatifitasnya.

Naruto bergerak secepat kilat.

Traaaaaank! Suara pedang yang beradu dan selanjutnya pecah hanya meninggalkan keterkejutan pada Kiba. Ia baru saja beradu pedang dan pedangnya hancur oleh pedang Naruto. Tangannya bergetar efek adu serangan tadi ditambah ada tebasan di pipinya yang terasa membakar. B-bagaimana bisa?

"Sepertinya mempelajari seni berpedang sebentar lumayan bisa mengimbangi ahli sepertimu Gigolo-kun." Naruto berjalan menuju Kiba yang kembali sadar namun mulai ketakutan dan mundur itu. Naruto me-reset kembali tangan kanannya dan ia mengepalkan tinju. Lagian Naruto ingin meninjunya langsung. "Dan Yuuto Kiba, aku menyayangkan pilihanmu ini."

"A-apa?" Kiba yang melihat senyuman dingin Naruto terkejut merasakan ulu hatinya seperti digilas. Dia terbatuk darah dan kakinya mulai lemas. Sensasi itu dia pahami ketika melihat Naruto yang berpindah posisi tanpa ia sadari berada di hadapannya dengan tinju terkepal. "Brengsek."

Naruto memandang Kiba yang memegang perutnya itu dan tersungkur. Ia masih sadar meski ditinju dengan kuat, "Maaf Yuuto Kiba. Aku tak ada urusan lagi di sini."

Kiba berusaha berjalan menuju atas. Ia akan melapor pada Rias.

~ daDadaDada ~

Sesampainya Naruto di altar bawah tanah. Dia mendapati Ise yang menangis memeluk seorang biarawati kemarin. Dia berpakaian compang-camping dan Naruto dengan sekali lihat tau nyawa gadis itu telah hilang di raganya.

Safirnya menajam menemukan sosok perempuan yang jadi pembunuhnya sedang tertawa dengan cahaya hijau di jari-jarinya. Naruto duga proses ekstrak Sacred Gear sudah berhasil dan Raynare kini memiliki barang itu.

"Ise ... " Naruto menatap non-ekspresif mendapati Ise mengabaikannya dan masih meratapi kematian gadis itu.

"Naruto?" Ise memandang sahabat yang menghampirinya. Senyumnya kecut meskipun pada sahabatnya dan ia kembali memeluk biarawati itu. "Andai kau datang lebih cepat. Mungkin Asia-chan tak begini."

Melihat sahabatnya yang menyesal jelas membuat Naruto empati. Dia sudah bersahabat dengan Ise sejak di kecil. Mereka adalah kawan baik dan sudah saling memahami perasaan hati. Terakhir Naruto melihat Ise menyesal seperti itu adalah ketika SD Ise kesiangan dan tak kebagian stok game Mobile Khalifa : Beng Beng. Lha?

"Maafkan aku. Tapi kupikir, ikhlaskan saja dia Ise. Seorang Pelayan Tuhan akan tenang bertemu Tuhan-nya ketika mati." Naruto menepuk pundak sahabatnya yang bergetar. Ia paham ini pasti lebih dari sekadar game Mobile Khalifa analog itu. "Kita akan menguburnya dengan layak."

"A-aku akan mencoba meminta tolong menghidupkan Asia-chan pada Buchou. A-asia akan jadi peerage Buchou." Ucap Ise putus asa. Getaran matanya menunjukan keputusasaan dan sekaligus tekad yang bulat. Keteguhan hatinya luar biasa di mata Naruto.

"Ise ja–"

"Hahahaha siapa di sana, manusia? Ahh kau sepertinya tak asing," Raynare yang keluar dari delusionalnya akan apresiasi dan segala hal dari tuan-nya itu menatap sosok baru dekat mantan pacarnya itu. Dia bersikap sok imut dengan menyentuh dagunya dengan jari, "Oh, kau manusia yang kubunuh bersama Issei-kun sayang ternyata. Kok masih hidup sih?"

Normalnya siapapun akan marah mendengar ejekan orang yang menyakiti bahkan membunuhmu seperti tadi. Dan ketahuilah Naruto itu normal. Ia marah dan muak melihat Raynare bersikap congkak. Padahal kekuatannya itu kini tak ada apa-apanya dengan dirinya – meskipun Naruto tak tau kekuatan Sacred Gear Biarawati itu. Namun Cyborg itu yakin Raynare hanya omong kosong berdaging dan memiliki susu gede belaka.

"Raynare ... hal nomor dua yang ingin kutuntaskan malam ini ialah membunuhmu." Naruto mengarahkan bang miliknya menuju Raynare dengan full power. Ia akan membunuh lacur itu malam ini. "Dan ketahuilah, aku hidup lagi salah satunya untuk itu."

"Hoo seperti bisa saja. Dan, oh ya, apa yang pertama itu, oh Tampan?" senyum Da-tenshi itu meremehkan. Ia bahkan tak waspada sama sekali.

Naruto melirik Ise yang memandang benci Raynare, kemudian Biarawati berwajah senyum itu. Seperti kematian yang tenang dan Tuhan menyambutmu. Naruto juga mengingat kata-kata Ise sebelumnya dan sikap licik musuhnya yang lain.

Ia mengepalkan tinjunya kuat-kuat sampai suara mesin bergesekan ngeri.

"Menyelamatkan kodrat Tuhan dari tangan Tomat berpentil."

To Be Continued ...

Author Note Side :

Selamat Menunaikan Ibadah Shaum Ramadhan bagi para Muslim semuanya.

Semoga kalian tak terkena hipnotis mini Mugen Tsukoyomi yang berbentuk warteg-warteg siang hari itu. XD

Ahaha halo? 20 hari selisih waktu saya update. Sedang author lain update cepat 3-5 hari. Brengsek sekali saya, wkwkw. Maaf oke. Ini bukan karena teknis; I'm very bussy with so many scedhules. No! Setelah lulus dan selesai seleksi PTN, saya nganggur, XD. Tapi ya gini ... orang perpeksionis cem saya ini suka muluk-muluk kalo nulis. Paham deh yang senasib huhuhu.

Sebentar saya akan balas review guest dimari.

Gaya tulisan mantap dan penggemar bokep? Dimana hubungannya Bogeng! Dan lagi, semesum-mesumnya kalian para pemburu ranjang goyang; Tidak baik nonton gituan tuh!

Cyborg Zenos? Aye Pak. Kebetulan kemarin juga baru nonton visual Drive Knight yang lumayan inspired.

Makasih buat yang ngedukung. Kalian semua luar biasa.

Chapter ini, seperti biasa, semoga menghibur dan lebih baik dari chapter kemarin. Semoga juga gaya saya tetap konsisten dari awal. Humor yang belum variatif dan berkutat di hal-hal terkait mesum. Tapi ya kedepannya dengan meng-OOC-kan karakter, humor-nya saya harap segar dan jadi something that sells uniqueness. Ditengah banyaknya Fanfiksi keren lainnya.

Oh ya, boleh research Age of Post-Human. Itu premis penting di fic ini sebenarnya. Pun Celestial.

Seperti biasa; singkat dan padat. Hal yang sudah kalian tau gak perlu saya ulas terlalu jauh kecuali hal-hal yang berperan men-developing alur. Sama dengan peristiwa Asia ini. Saya bahkan tak menunjukan interaksi Asia-Isei bahkan Asia gak pernah ngomong disini. Kenapa? Karena kalian sudah tau! Mau saya buat dengan sedikit diubah sekalipun, kalau ujung-ujungnya ya gitu, ya do something nonsense.

Abillity Naruto perlahan saja kita pelajarinya. Tau Neo from Trilogi The Matrix? Nah premis ketika dia dilatih Morpheus secara digital dengan waktu singkat ada di Naruto. Atau mudahnya dia Ultron versi ini deh. Pedang-nya bayangin kaya Drive Knight. Dan silahkan tanya atau tunggu saja secara mengalir cerita ini berjalan–meskipun lama bet.

Sekian aja lah ... Gak ada yang perlu dijelasin lagi. Saya harap dukungan dari semua orang untuk fic ini, apalagi yang baca. Bayar dong pake review! Becanda. Tapi sangat diapresiasi mereka yang menyempatkan diri untuk baca terus review.

Sekian dari saya para Bogeng