HALOHA...!

Sebelumnya aku minta maaf atas ketidaknyamanannya #bungkukalakoriyah

Atas segala pertimbangan, dibarengi mood yang mendukung, aku bakal PINDAHIN TWO IN ONE KE AKUN WATTPADKU.

AKUN WATTPAD : Ai2403

AKU BAKAL HAPUS CHAP TWO IN ONE (TIO) DARI CHAP 01-07 PADA TANGGAL 19 JUNI 2020.

KUHAPUS, karena kalau kalian baca ff dari tanpa login, ternyata segala ff dari ffn bakalan mudah banget dicopast. JADILAH AKU HAPUS UNTUK KEAMANAN.

Alasan lain, agar readers wattpad gak lari ke sini kalau mau baca TIO. Tolong hargai keputusanku selaku penulis ff TIO ini.

BISMILLAH, AKU MAU TAMATIN TIO DI WATTPAD. Kalian yang gak punya dan gak mau install aplikasi wattpad, sans aja, kalian bisa baca lewat web tanpa login.

Untuk ff selain MJW dan TIO, masih kulanjutin di ffn.

Moga kalian sehat selalu ya, makasih atas segala dukungan yang diberikan...

Berikut spoiler untuk 08 : Shixun

"Sudah lama kita tidak bicara berdua seperti ini ya, Hun-ah..."

"Jadi... kalian sepasang kekasih?"

"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Kau boleh datang padaku jika dia benar-benar membutuhkan bantuanmu." Aku berbisik di telinganya, menancapkan segala kelicikan di tiap saraf gadis bodoh ini, "ini demi Sehun. Demi kebahagiaannya."

"Kau benar-benar brengsek! kau iblis mengerikan, Shixun-ge!" si mata panda di depanku ini tak ada habis-habisnya menunjuk kedua mataku seolah ingin mencoloknya, "Bagaimana bisa kau memperalat anakmu untuk egomu?!"

"Aku tidak menjalani affair apapun dengan istrimu. Sebaliknya, aku sudah terbiasa bermain kucing-kucingan dengan bawahanmu sehingga aku bisa berbalik mengawasi gerak-gerikmu, hyung." Sehun menghela nafas. Bisa kurasakan dia berubah terlalu banyak. Dia bukan lagi Sehun-ku yang manis.

"Syukurlah, aku mengerti satu hal tentang dirimu. Kau adalah kakak kembar paling mengerikan dari kakakku! Kau merancang semuanya, belaga seperti Pengendali Hidup Oh Sehun dan Wu Luhan. Kau anggap mereka adalah boneka dengan tali kekang yang kau kendalikan sesuka hati." cercaannya tak cukup sampai di sana. Dengan lemah, dia mencakari betisku. Aku hanya menunduk, menatap datar sekaratnya seorang wanita lemah tak berguna. Tawa sinisnya pun terdengar sendu. "ada yang salah dengan kejiwaanmu, Wu Shixun!"

"Jangan bilang kalau... anda ini... Wu Sehun?"