Chapter 1
Ino nampak sangat cantik dalam balutan midi dress warna ungunya. Gaun tersebut nampak sangat elegan di tubuh tinggi semampai Ino. Ah, jangan lupakan hari ini adalah hari resminya menyandang marga uchiha. Hari ini adalah hari bahagia Ino dengan Sasuke, suaminya.
"Ino, ayo turun, para tamu sudah menunggu." Sakura, teman sekaligus mantan rivalnya dulu, menjemput Ino untuk segera turun menemui para tamu.
"Ah ya Sakura." Ino membalas.
Pesta yang diadakan setelah upacara pemberkatan pernikahannya dengan Sasuke, nampak sudah ramai dihadiri para tamu undangan. Para tamu yang notabene adalah teman-teman Sasuke dan Ino nampak bersemangat memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
"Selamat ya kalian berdua, Ino Sasuke. Segera beri aku keponakan ya hehe." Ujar naruto semangat sembari memeluk Sasuke dan Ino bergantian.
"Selamat ya Ino-chan, Sasuke-kun." ucap Hinata kalem sambil menyalami kedua mempelai.
"Arigatou Naruto, Hinata. Terima kasih sudah datang. Segeralah menyusul kami. Aku sudah tidak sabar menantinya." Balas Ino dengan raut bahagianya. Sedangkan Sasuke hanya memberikan senyum tipis -seperti dirinya yang biasa-
"Berbahagialah pig, jaga Sasuke-kun baik-baik ne? Kau tahu kan betapa populernya dia? Lengah sedikit saja, bisa bahaya." Canda Sakura sembari mengelus punggung tangan Ino.
"Pasti Sakura. Terima kasih karena sudah mengalah padaku." balas Ino sambil melirik Sasuke. Yang dibicarakan sedang sibuk menyalami tamu yang lain.
Ino mendudukkan diri lelah. Ia menghela nafas lega setelah melewati serentetan acara yang sangat melelahkan, juga membahagiakan. Ino menatap jemarinya senang, tempat melingkarnya cincin pernikahannya dengan Sasuke. Ino tak pernah menyangka akan berakhir menjadi nyonya Uchiha, mengingat hubungannya dengan Sasuke begitu ia rahasiakan, sebab ia tahu betul Sakura sangat menyukai Sasuke. Sempat ia akan menolak lamaran Sasuke pada hari itu, karena tidak ingin kehilangan sahabatnya. Namun, Sasuke berhasil menyakinkan Ino untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Sakura. Marah, tentu saja Sakura sangat marah mengetahui hubungan Ino dan Sasuke sebenarnya. Akan tetapi, Sakura masih memiliki hati nurani, mendengar pernyataan Ino yang rela mengakhiri hubungannya dengan Sasuke apabila Sakura tak merestuinya. Ia tak sanggup juga mengakhiri persahabatannya dengan Ino. Sakura akan berusaha melupakan Sasuke, mengubur perasaannya dalam-dalam demi kebahagiaan sahabatnya. Meski ia tahu, melupakan Sasuke bukanlah perkara yang mudah.
"Ino, kau belum mandi?" Suara bariton Sasuke membuyarkan lamunannya. Ino menoleh ke sumber suara. Nampak Sasuke yang bertelanjang dada memperlihatkan tubuh atletis dan oh jangan lupakan otot-otot perutnya yang terpahat sempurna. Dengan rambutnya yang masih basah membuat buliran-buliran air menetes menuruni dada bidang Sasuke, membuat Ino menjadi salah tingkah.
"Etto, a.. aku tidak bisa membuka resleting gaunku, Sasuke. Bisakah kau membantunya?" Gagap Ino dengan mukanya yang memerah. Entahlah, memikirkan ini merupakan malam pertama pernikahannya membuat jantungnya begitu berdebar-debar.
Tanpa menjawab, Sasuke melangkah mendekati Ino. Menarik tangan Ino berdiri dan meraih resleting gaunnya. Sasuke nampak mencium sekilas punggung telanjang Ino yang mulus, membuat pipi Ino merona.
"Terima kasih Sasuke." tanpa menatap lawannya bicara, Ino melangkah menuju kamar mandi. Sasuke hanya tersenyum paham akan gerak gerik Ino yang salah tingkah.
Sasuke dan Ino hanya berbaring canggung. Suasana kamar terasa sangat aneh bagi mereka. Selama menjalin hubungan pun mereka hanya sebatas berbagi ciuman sayang, tidak pernah lebih. Tentu karena Sasuke sangat menyayangi gadisnya. Mengingat Sasuke bukanlah orang yang awam dalam perihal asmara. Dengan wajahnya yang rupawan dan bergelimang harta, tak kan ada wanita yang mampu menolaknya, meskipun mereka hanya dijadikan pemuasnya di ranjang semata.
"Besok kita akan ke rumahku sebentar, mengambil beberapa barangku yang masih disana." ucap Sasuke memecah suasana hening antara dirinya dan Ino.
"Akupun tak keberatan jika harus berlama-lama di sana, Sasuke." jawab Ino sambil menoleh Sasuke yang saat ini berbaring menghadap Ino. Saat ini Sasuke dan Ino menempati rumah baru mereka selepas menikah. Tentu rumah mewah tersebut dipersiapkan Sasuke sesuai dengan kebutuhan sang istri, mengingat Ino suka sekali berkebun. Sasuke menepuk kepala Ino sayang. Tatapan mereka beradu. Namun ada satu hal yang masih terngiang di pikiran Ino. Ketiadaan Itachi pada pesta pernikahannya. Mengerti apa yang di pikiran Ino, Sasuke lalu berkata lagi.
"Besok kita juga akan menemui Itachi, aku juga penasaran kenapa dia tidak datang di acara kita." ucapan Sasuke hanya dianggap anggukan lemah oleh Ino.
Sementara itu...
"Hei hei Itachi, apa kau sefrustasi itu eh ditinggal menikah oleh gadis barbiemu itu?" ucap Suigetsu yang melihat Itachi dengan barbar menenggak wine nya.
"Entahlah, rasanya aku belum bisa menerima gadis itu menikah dan sialannya dengan adikku sendiri." balas Itachi dengan tatapan sendunya.
"Haruskah aku memesankan hotaru? Dia primadona di club ini. Kau takkan menyesal ditemani olehnya." tawar Suigetsu pada sahabatnya itu.
"Terserah kau saja."
Tak bisa dipungkiri, Ino adalah gadis yang mencuri perhatiannya selama ini. Itachi mengenal Ino karena Ino adalah teman seangkatan adiknya. Sialnya, dia bagai orang pengecut yang hanya memendam perasaannya. Sampai Itachi tahu bahwa Sasuke menjalin hubungan dengan Ino. Hatinya semakin gundah. Itachi sangat peduli dengan Sasuke, namun juga sangat menginginkan Ino. Manakah yang harus dia dahulukan? Gadis yang dicintainya atau adiknya yang juga sangat berharga baginya? Jika boleh berharap, ia memilih tidak pernah mengenal Ino jika akhirnya dia harus terjebak dalam situasi yang sangat payah seperti ini.
Wanita itu tak berhenti mendesah nikmat di bawah kungkungan Itachi tatkala laki-laki itu terus menghentak-hentakkan kemaluannya yang berada di dalam wanita itu. Itachi tidak bisa menahannya lagi, Itachi meneriakkan nama Ino ketika mencapai klimaksnya. Itachi ambuk begitu saja di atas tubuh pelacur itu. Bibirnya masih menciumi dada wanita di bawahnya.
Sasuke dan Ino berbaring saling berhadapan. Sasuke bukanlah seorang amatiran namun, rasanya sungguh berbeda di atas ranjang yang sama dengan orang yang sangat dicintainya. Tanganya mengelus tangan Ino perlahan. Ino hanya tersenyum lembut. Tidak tahu harus berkata apa. Suasana ini terasa sangat canggung dan membuatnya sangat tidak nyaman. Ino merasa excited dan gugup di saat yang bersamaan. Tangan Sasuke terangkat, membelai pipi Ino sayang. Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya. Ino reflek menutup mata. Namun beberapa saat, Ino tidak merasakan apapun. Ketika ia membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah Sasuke yang menahan tawa! Apa Sasuke mengerjainya sekarang? Ino mengerucutkan bibirnya sebal.
"Apa yang kau pikirkan eh, Ino?" ujar Sasuke kemudian diiringi tawanya yang tak bisa ditahan lagi.
"Sudahlah Sasuke, aku ngantuk!" Ino berbaring membelakangi Sasuke.
"Hei hei.. Kau marah Ino?" Sasuke memeluk Ino dan mencium pipi Ino gemas. Sangat menyenangkan melihat Ino sebal seperti ini, menurut Sasuke adalah ekspresi Ino yang imut. Ino tak menyahut, membuat Sasuke mengulingkan Ino paksa untuk menghadap kepadanya. Ino yang malu hendak menutupi wajahnya dengan selimut, namun ditahan oleh Sasuke. Tanpa mengatakan apapun lagi, Sasuke mencium bibir Ino sekilas. Ino hanya membulatkan matanya. Terkejut dengan perbuatan Sasuke yang tiba-tiba. Hanya kecupan singkat, namun terasa manis dan cukup membuat jantung Ino semakin berdebar-debar. Sasuke mempertemukan bibirnya dengan bibir Ino yang menjadi favoritnya. Bagai candu yang membuatnya selalu ingin dan ingin. Mereka terhanyut dalam ciuman panjang yang semakin lama terasa semakin bergairah. Sasuke menggigit bibir bawah Ino meminta akses untuk berjelajah lebih jauh. Tanpa berpikir panjang, Ino membuka mulutnya. Lidah mereka bergulat, saling membelit, saliva mereka menetes lewat celah-celah ciuman mereka. Sasuke melepaskan tautannya saat dikiranya Ino kehabisan nafas.
Dengan perlahan, Sasuke membuka kancing-kancing dress tidur Ino. Ino hanya diam menurut dengan tindakan suaminya. Sasuke kembali melumat bibir Ino yang merah dan sudah membengkak akibar ulahnya tadi. Gairah dalam dirinya semakin bertambah dan menjadi-jadi. Setelah selesai dengan perkancingan(?) Sasuke menurunkan ciumannya ke leher Ino yang jenjang, membuat tanda bahwa Ino adalah miliknya. Ino hanya bisa meleguh akibat perbuatan Sasuke. Sembari sibuk membuat tanda merah keunguan di leher Ino, tangan kiri Sasuke tak tinggal diam. Dengan perlahan, diremas lembut payudara Ino yang sintal sementara tangan kanannya menopang berat tubuhnya.
"Sas... suke ah.." Ino mendesah ketika bibir Sasuke mengeksplorasi dadanya. Dikulum dan digigit gigit kecil puting payudara Ino yang mengundang untuk dinikmati. Tangan Ino menelusup di helaian rambut suaminya, melampiaskan rasa aneh yang baru pertama kali dirasakan dalam hidupnya.
"Ino.. bolehkah aku?" Sasuke meminta izin kepada Ino ketika akan membuka kain terakhir yang melekat pada tubuh bagian bawah Ino. Hanya anggukan yang Ino berikan sebagai jawaban. Dengan perlahan Sasuke membuka celana dalam Ino dan melemparnya asal. Ino hanya menggigit bibirnya malu dan mengaitkan pahanya bermaksud menutupi bagian kewanitaannya yang terekspos.
"Kau malu Ino?" tanya Sasuke dengan senyum kecil di wajahnya.
"Maafkan aku Sasuke, ini pertama kalinya aku telanjang di hadapan laki-laki." ujar Ino polos dengan wajahnya yang semakin merona. Sasuke semakin gemas dibuatnya.
"Aku tahu Ino. Tak perlu malu, aku bukanlah orang lain." Sasuke membuka atasan yang dikenakannya. Mempertontonkan badan atletis yang sangat seksi di mata Ino. Ino memalingkan wajahnya, tatkala Sasuke mulai membuka celananya.
"Ah.." pekik Ino kaget, ketika merasakan elusan tangan Sasuke di tubuhnya.
"Malam ini aku akan melakukannya Ino. Kau terlihat sangat menggoda." Ino hanya mampu membekap mulutnya menahan desahannya merasakan ciuman-ciuman Sasuke di sekujur tubuhnya. Sasuke membuka paha Ino perlahan, yang sukses disuguhi hidangan utama yang sebentar lagi akan dinikmatinya itu. Tanpa aba-aba, Sasuke menurunkan wajahnya dan mulai menjilati daerah kewanitaan Ino.
Ino tak dapat menahan erangannya. Rasa nikmat dan geli yang menjadi satu. Lidah Sasuke dengan terampilnya keluar masuk vagina Ino yang membuat gadis itu bergerak-gerak frustasi merasakan gelombang orgasme yang sebentar lagi dia raih.
Mengerti Ino akan mencapai pelepasannya, Sasuke semakin memperdalam jilatannya diselingi gigitan-gigitan kecil pada klitoris Ino yang sudah menonjol.
"Sasukeee... Ohh.." Sasuke menjilati sisa-sisa cairan orgasme gadisnya. Ino dapat melihat kejantanan Sasuke yang sudah tegak dan terlihat begitu besar, tatkala pria itu duduk bersimpuh diantara kedua kakinya. Seketika Ino berpikir ngeri, apakah akan baik-baik saja jika penis itu masuk ke dalam tubuhnya?
"Sasuke.. em i-itu.. apakah tidak apa-apa jika masuk ke dalamku? Apakah akan cukup?" Sasuke tertawa mendengar pertanyaan Ino. Gadisnya ini benar-benar polos.
"Kau tak perlu takut Ino. Memang akan sakit di awal, tapi setelah itu kau akan terus-terusan mendesahkan namaku. Aku mulai." Sasuke mencium kening Ino. Berusaha membuat Ino senyaman mungkin di pengalaman pertamanya ini. Dapat Ino rasakan benda tumpul yang menggesek vaginanya. Desahannya lolos. Sasuke mulai memasukkan penisnya perlahan.
"Akh... Hiks.." sebulir air mata menetes. Sasuke yang paham Ino kesakitan, membungkam gadis itu dengan ciumannya berusaha sedikit mengurangi rasa sakit pada bagian bawah gadis itu yang coba ia masuki.
"Emmmm..." Ino memejamkan mata. Menggigit bibir sasuke sebagai pelampiasan dari rasa sakit yang dia rasakan setelah Sasuke berhasil memasukinya. Ino melepaskan pagutannya ketika merasakan sensasi asin dalam mulutnya. Bibir Sasuke berdarah.
"Sasuke bibirmu berdarah." Ino menyentuh bibir Sasuke yang lecet akibar perbuatannya. Sasuke mengelus punggung tangan Ino yang bertengger di wajahnya. Berusaha mengatakan dirinya baik-baik saja. . Sasuke mencium bibir Ino sekilas.
"Ino aku tak tahan." Sasuke mulai menggerakkan tubuhnya. Memperdalam penetrasi yang dia lakukan. Kali ini biarkan dia mengejar kebutuhannya yang seakan membuatnya meledak. Suara desahan yang bersautan, mendominasi kamar mereka. Vagina Ino yang sempit membuatnya hampir gila. Dinding-dinding vagina yang mengetat seakan memeras penisnya. Sasuke bergerak tak terkendali, ketika dirasa dia akan klimaks dan Ino pun juga demikian.
"Oh... Ah.." Ino sampai, disusul Sasuke.
"Ah.. Ino... Ini benar-benar nikmat." desah Sasuke, menanamkan benihnya dalam rahim Ino.
Ino memeluk Sasuke, menikmati hangatnya sperma Sasuke yang mengalir menuju rahimnya. Berharap kelak akan tumbuh kehidupan di dalam tubuhnya. Ino mencium kening Sasuke yang saat ini ambruk di atasnya. Sasuke bangkit, mencium bibir Ino mesra.
"Sas..suke." Ino merasakan kejantanan Sasuke yang saat ini masih di dalam dirinya tegang. Tanpa memperdulikan Ino, Sasuke menjilati cuping telinga Ino, memberikan rangsangan lagi kepada wanita itu. Ino mendesah hebat ketika Sasuke mulai melakukan gerakan in out dalam dirinya. Penis Sasuke yang panas dan keras seakan membuatnya meledak.
"Sasuke... Ah.. lebih cepath." Ino tak kuasa menahan hasratnya. Dia ingin Sasuke bergerak lebih cepat dan kasar. Sasuke semakin liar, mencoba memberikan kepuasan kepada istrinya. Mereka terus 'bergulat' hingga gairah mereka benar-benar tersalurkan.
Ino mengerjapkan matanya merasakan silau cahaya matahari membias lewat gorden warna anggurnya. Dilihat Sasuke masih memejamkan mata sembari memeluknya erat. Ino blushing ketika teringat kegiatan panas mereka tadi malam atau bahkan tadi pagi. Entah jam berapa mereka benar-benar berhenti. Digesernya perlahan tangan Sasuke yang memeluk perutnya. Ino tak ingin membangunkan Sasuke. Toh, mereka tidak bekerja hari ini. Dengan hati-hati ino menyibakkan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya dan membenahi selimut sang suami. Masih dirasakan Ino nyeri di bagian bawahnya. Ino tersenyum tipis melihat wajah damai Sasuke saat sedang tertidur, namun sangat seksi saat menyetubuhinya semalam. Ino menggeleng sadar akan lamunannya. Dengan sedikit tertatih, dia berjalan ke kamar mandi.
Dengan sibuk, Ino menyajikan menu sarapannya di meja makan. Ino bergegas membangunkan Sasuke, ketika dirasa belum ada tanda-tanda pria itu bangun. Sasuke masih bergelung nyaman dalam selimut tebalnya. Ino duduk di tepi ranjang, mengelus surai biru suaminya yang masih terlelap.
"Sasuke.. bangun.. Mandilah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu." Sasuke menggeliat dan mengerjapkan matanya sedikit terusik.
"Jam berapa ini, Ino? tanyanya setengah kantuk seraya mengucek-ngucek (?) matanya.
"Jam 11 siang. Cepat mandi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua." Sasuke medudukkan diri dengan rambut yang berantakan dan memeluk Ino.
"Aku masih ngantuk, Ino. Mandikan aku kalau begitu." Mendengarnya Ino mencubit gemas pipi Sasuke yang sedang merengek manja.
"Tidak ada acara dimandikan. Ayo cepat bangun." Ino melepaskan tangan Sasuke yang memeluknya. Sasuke mantap Ino. "Aku mau morning kiss." ucapnya sambil memonyongkan bibirnya. Ino mencium Sasuke singkat.
"Sudah... Mari berdiri dan silahkan mandi tuan Uchiha." Ino bangkat dan berusaha menarik tangan kiri Sasuke. Namun karena tenaganya yang lemah jauh dibandingkan Sasuke, alhasil Ino yang ditarik paksa oleh Sasuke dan berakhir duduk di pangkuan pria itu. Sasuke menjilat bibir Ino dan memagut liar bibir sang istri. Ino mengalah dan mengalungkan tangannya di leher Sasuke. Mempersempit jarak tubuh mereka. Lidah mereka membelit satu sama lain, tak ada satupun dari mereka yang ingin berhenti. Dirasa mulai kehabisan nafas, Ino menarik diri menyudahi ciuman erotis di siang hari itu. Benang saliva panjang membentang, tatkala pagutan bibir mereka lepas.
"Ino.. aku ingin." pinta Sasuke dengan bibir yang dikerucutkan lucu. Seperti inilah Uchiha Sasuke saat bersamanya. Sisi dari pria itu yang hanya diperlihatkan kepada Ino.
"Tidak tuan muda. Anda sudah cukup mendapatkannya tadi malam. Silahkan mandi dan kita sarapan." Sasuke tidak memaksa. Dengan malas Sasuke beranjak dari ranjang. Wajah Ino merona melihat Sasuke berjalan dengan tubuh telanjangnya. Sembari terkikik Ino melepas bedcover yang terdapat noda darahnya dan cairan-cairan lainnya. Menggantinya dengan yang baru dan mempersiapkan baju sang suami di atasnya.
Sasuke menghampiri Ino yang sudah menunggunya di meja makan. Mata Sasuke melebar menatap hidangan di meja makan.
"Kau yang membuatnya sendiri Ino?" Ino menganggukan kepalanya bangga. Acara sarapan atau bisa disebut makan siang itu, menjadi momen yang sangat berharga bagi keduanya.
Itachi memijit kepalanya merasakan pening yang amat sangat. Diliriknya wanita yang tadi malam dia gauli itu sudah berdandan rapi dan duduk di tepi ranjang. Itachi meraih dompetnya dan mengambil sejumlah uang dan melemparkannya pada wanita itu.
"Terima kasih tuan Uchiha." Wanita itu mengambil uang bayarannya dan memasukkannya ke dalam tas selempangnya. Itachi hanya bergumam membalas.
"Sepertinya anda sedang ada masalah. Siapa tahu kita bisa menjadi teman? Oh ya, namaku Hotaru." Itachi hanya memandang uluran tangan wanita itu tanpa ada niat membalasnya. Sang wanita hanya tersenyum dan menarik uluran tangannya. Hotaru hendak pergi, namun ucapan Itachi menghentikannya. "Makan siang bersamaku jika tidak keberatan." Hotaru tersenyum simpul.
Bugatti Veyron merah Itachi berhenti di salah satu restoran mewah di tokyo. Itachi memasuki restoran tersebut bersama Hotaru. Wanita itu memang wanita jalang, namun tidak begitu memalukan bersamanya dengan gaya wanita itu yang modis dan terlihat mahal, mengingat dia adalah primadona di salah satu club langganannya. Mereka menyantap makanan dalam diam. Hotaru yang notabene tidak betah dengan suasana hening mulai membuka suara.
"Tidak menyangka, pria tampan dan mapan sepertimu punya masalah juga ya." Mendengar pernyataan Hotaru, Itachi hanya terdiam.
"Jika kau ingin membaginya denganku aku tidak keberatan. Aku tidak memaksa ya tapi." Itachi tetap diam. Hotaru sekarang sadar, hanya sikap membosankan yang dimiliki ltachi di samping penampilan dan kekuasaan yang dimilikinya, itulah mengapa sampai saat ini, pria itu masih sendiri.
"Aku tidak tahu harus bagaimana." Tiba-tiba Itachi buka suara. Hotaru melebarkan matanya penasaran. "Untuk?"
To be continue...
Halooooo Minna-san.
Lavender adalah fanfic pertama yang kutulis. Mohon dukungan dan kritik serta saran yang membangun yaaaa... TT
Jujur saja aku bukan orang yang kreatif, aku sangat suka Ino, daaaan menjadi tambah suka jika Ino pairingnya Sasuke :') Jadi aku ingin merealisasikan imajinasiku ini, sebab dalam karangan om Masashi, mereka tak bisa bersatu. Huhu.
Untuk ff pertamaku, aku mengusung tema mature. Maaf jika kurang ngena dan hottt \O/ Masukan dari kalian sangat berarti bagiku. Thanku ''-' *pelukciumdariauthor * {}